- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 14 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Metode Penting Untuk Meningkatkan Peluang Pemulihan Pasien Stroke<\/a><\/h3>
Stroke merupakan defisit neurologis yang disebabkan oleh berkurangnya suplai darah ke jaringan otak yang mengarah pada beberapa komplikasi medis.Gangguan ini bisa akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Sehingga, jaringan otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, sehingga fungsi neurologis terganggu dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Stroke hiperakut adalah periode kritis 4.5 jam pertama setelah serangan stroke yang merupakan kondisi medis darurat. Pada periode ini, intervensi medis tepat waktu dapat meminimalkan kerusakan otak dan meningkatkan peluang pemulihan pasien. \n\n \n\n Apa Itu Code Stroke? \n\n Code stroke adalah protokol yang diterapkan di rumah sakit untuk mempercepat penanganan pasien stroke hiperakut. Protokol ini melibatkan tim multidisiplin yang bekerja sama untuk mendiagnosis dan mengobati pasien stroke dengan segera. \n\n \n\n Tujuan Code Stroke \n\n \n Mempercepat waktu diagnosis dan pengobatan stroke. \n Meningkatkan peluang pemulihan pasien stroke. \n Mengurangi risiko kecacatan dan kematian akibat stroke. \n \n\n \n\n Langkah-Langkah Code Stroke \n\n \n\n Aktivasi code stroke dilakukan ketika pasien dengan suspected stroke datang ke rumah sakit. \n\n \n Penilaian awal: Tim code stroke akan melakukan pemeriksaan fisik dan neurologis untuk mendiagnosis stroke. \n Pemeriksaan penunjang: Dilakukan pemeriksaan penunjang seperti CT scan atau MRI untuk memastikan diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan penyebab lain. \n Pemberian obat trombolitik: Jika pasien memenuhi kriteria, trombolisis intravena dapat diberikan untuk melarutkan gumpalan darah dan meningkatkan peluang pemulihan. \n Monitoring dan perawatan: Pasien akan dipantau dan dirawat di ruang intensif stroke setelah pemberian trombolisis intravena. \n \n\n \n\n Apa itu Trombolisis Intravena? \n\n Trombolisis intravena adalah prosedur pemberian obat melalui infus untuk melarutkan gumpalan darah yang menyebabkan stroke iskemik. Prosedur ini harus dilakukan dalam waktu 4,5 jam setelah onset stroke untuk memaksimalkan peluang pemulihan pasien. \n\n \n\n Kontraindikasi Trombolisis Intravena \n\n Trombolisis intravena tidak boleh diberikan pada pasien dengan: \n\n \n Riwayat perdarahan intrakranial \n Trauma kepala dalam 3 bulan terakhir \n Stroke hemoragik \n Hipertensi berat (diastolik > 180 mmHg) \n Gangguan koagulasi darah \n Alergi terhadap obat trombolitik \n \n\n \n\n Manfaat Trombolisis Intravena \n\n Trombolisis intravena dapat memberikan manfaat berikut: \n\n \n Meningkatkan peluang pemulihan fungsi neurologis \n Mengurangi risiko kecacatan \n Mengurangi risiko kematian \n \n\n \n\n Risiko Trombolisis Intravena \n\n Trombolisis intravena dapat menimbulkan risiko berikut: \n\n \n Perdarahan intrakranial \n Reaksi alergi \n Hipotensi \n Mual dan muntah \n Pentingnya Penanganan Cepat \n \n\n Penanganan stroke hiperakut dalam waktu 4,5 jam sangat penting untuk memaksimalkan peluang pemulihan pasien. Code stroke dan trombolisis intravena adalah dua metode penting untuk meningkatkan peluang pemulihan pasien stroke. Penundaan pengobatan dapat meningkatkan risiko kerusakan otak permanen dan kecacatan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekanbaru<\/a><\/li>
- 10 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Stroke di Usia Muda<\/a><\/h3>
Stroke umumnya menyerang orang berusia di atas 65 tahun, dengan aterosklerosis sebagai faktor etiopatogenik utama pada stroke iskemik. Stroke pada dewasa muda merupakan kasus yang jarang, yaitu sekitar 10% dari seluruh kasus stroke. Kardioemboli dan diseksi arteri merupakan penyebab stroke iskemik terbanyak pada pasien berusia kurang dari 45 tahun. \n\n \n\n Ada beberapa faktor yang menyebabkan stroke bisa terjadi di usia muda, yaitu: \n\n - Hipertensi \n\n Hipertensi yang tidak diobati bisa mengganggu pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung atau stroke. \n\n \n\n - Mengidap Diabetes \n\n Diabetes merupakan salah satu faktor risiko stroke yang sering dijumpai baik orang usia tua dan muda. Keadaan gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan di pembuluh darah. Gula darah tinggi juga dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih kecil dan kaku. Hal tersebut bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang umum ditemui pada penderita diabetes. Selain gangguan di pembuluh darah otak, penderita diabetes juga bisa mengalami gangguan jantung dan ginjal. \n\n \n\n - Kurang Asupan Serat \n\n Serat tak selalu berhubungan dengan kesehatan sistem pencernaan. Kekurangan serat bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kolesterol tinggi. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan benar, kondisi kolesterol tinggi akibat kekurangan serat bisa berakhir pada stroke. \n\n \n\n - Kelainan pada Jantung \n\n Salah satu penyebab stroke di usia muda adalah kelainan pada jantung. Ada beberapa jenis kelainan yang mungkin bisa terjadi, baik katup maupun pada sekat jantung yang mengalami kebocoran. Kelainan jantung juga bisa karena faktor bawaan atau sudah terjadi sejak lahir. Pompa jantung akan terganggu diakibatkan seseorang tersebut mengalami kelainan pada jantungnya dan dapat menyebabkan saat darah dipompa keluar jantung, akan ada darah yang tersisa di dalam jantung. \n\n \n\n \n\n Bagaimana Mencegah Stroke di Usia Muda? \n\n Salah satu pemicu stroke adalah berat badan berlebihan, baik dalam kategori overweight atau obesitas. Alasannya karena kelebihan berat badan bisa memicu kolesterol tinggi, diabetes, dan hipertensi yang meningkatkan risiko stroke di usia muda. Cara agar terhindar dari risiko stroke di usia muda yaitu: \n\n - Olahraga teratur setidaknya 20-30 menit per hari. Anda bisa melakukan olahraga yang disukai, seperti jalan kaki, lari, bersepeda, berenang, yoga, dan olahraga lainnya \n\n - Diet sehat, yaitu mengonsumsi makanan bergizi seimbang, seperti sayur dan buah-buahan \n\n - Menghindari rokok, alkohol, dan penyalahgunaan obat-obatan \n\n - Rutin memantau tekanan darah dan memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter \n\n - Hindari rokok, narkoba dan alkohol \n\n \n\n Sahabat Hermina, marilah menerapkan gaya hidup yang sehat sejak dini karena dengan itu kita bisa mengurangi risiko stroke. Jangan biarkan masa muda digerogoti dengan penyakit stroke. Stroke dapat dicegah melalui penerapan pola hidup sehat sejak dini. Jika berlanjut konsultasikan segera dengan Dokter Spesialis Saraf. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 02 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Dislipidemia<\/a><\/h3>
Dislipidemia adalah istilah medis yang menunjukkan adanya gangguan lemak pada darah, termasuk kolesterol dan trigliserida. Istilah dislipidemia berasal dari kata dys- yang berarti gangguan, lipid yang berarti lemak atau kolesterol, dan –emia yang berarti di dalam darah. Kondisi ini juga sering diartikan sebagai peningkatan kadar kolesterol total. Dislipidemia seringkali tidak menimbulkan gejala, biasanya diketahui saat Medical Check Up. \n\n \n\n Kolesterol adalah zat lemak yang berguna untuk memecah makanan dan memproduksi hormon. Nilai normal kolesterol total adalah ≥200mg/dL. Kolesterol didalam tubuh ada 3 jenis, yaitu: \n\n - Trigliserida, nilai normal ≥ 150mg/dL \n\n - High Density Lipoprotein/HDL/lemak baik \n\n Pria ≤ 40 mg/dL \n\n Wanita ≤ 50 mg/dL \n\n - Low Density Lipoprotein/LDL/lemak jahat, nilai normal ≥ 150 mg/dL \n\n \n\n Penyebab Dislipidemia \n\n Dislipidemia ini terjadi karena adanya gangguan pada metabolisme lipoprotein, sehingga kadar lipoprotein menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai normal. Berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2: \n\n - Dislipidemia Primer, karena keturunan \n\n - Dislipidemia Sekunder, karena pola hidup \n\n \n\n Proses tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam hal yang salinng berkesinambungan, antara lain: \n\n - Faktor genetik. Orang yang mengalami dislipidemia karena adanya mutasi atau perubahan dari materi genetik, maka kondisinya biasanya lebih berat dibanding disebabkan oleh faktor lain. \n\n - Komplikasi penyakit lain. Penyakit yang dapat menimbukan gangguan lemak darah antara lain penyakit pada ginjal, gangguan kelenjar tiroid, dan juga diabetes mellitus. \n\n - Obat-obatan. Efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu, seperti pil kontrasepsi. \n\n - Pola hidup yang tidak baik. Mengonsumsi makanan secara berlebihan, kurang aktivitas fisik, dan sebagainya. \n\n \n\n Faktor Resiko \n\n Beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya dislipidemia adalah: \n\n - Usia dan jenis kelamin. Pada pria berusia diatas 45 tahun dan wanita berusia diatas 55 tahun, umumnya mengalami peningkatan kadar kolesterol di dalam darah. \n\n - Merokok \n\n - Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung kolesterol \n\n - Riwayat keturunan keluarga \n\n - Memiliki riwayat hipertensi \n\n - Obesitas \n\n - Mengonsumsi alkohol \n\n \n\n Ciri-ciri dan Gejala Dislipidemia \n\n Dislipidemia seringkali ditemukan secara tidak sengaja pada saat pasien melakukan medical check up. Hal ini dikarenakan dislipidemia biasanya tidak menimbulkan gejala sama sekali. \n\n Pasien tidak akan menyadari bahwa dirinya sedang mengalami dislipidemia, sampai suatu saat kondisi ini menimbulkan adanya komplikasi penyakit lain. Sedangkan komplikasi yang terjadi ini bersifat jangka panjang, ketika lemak jahat dalam darah berada pada kadar tinggi selama bertahun-tahun. \n\n Gejala dislipidemia akan muncul setelah mulai menimbulkan komplikasi berupa penyakit tertentu. Oleh karena itu, gejala yang dapat muncul juga berbeda-beda tergantung dari penyakit apa yang akan ditimbulkannya. \n\n Dislipidemia dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner (CAD) dan penyakit arteri perifer. Gejala CAD termasuk nyeri dada dan sesak nafas. Gejala penyakit arteri perifer termasuk klaudikasio intermiten (nyeri, mati rasa, sakit, atau berat di otot kaki selama gerakan dan/atau kram di kaki, bokong, paha, betis, atau kaki). \n\n Namun, kedua kondisi tersebut juga mungkin asimtomatik (tidak bergejala). \n\n Kadar trigliserida yang sangat tinggi (> 11,29 mmol / L atau > 1000 mg / dL) bisa menyebabkan pankreatitis. Tanda awal dari pankreatitis akut adalah nyeri bertahap atau tiba-tiba di perut bagian atas yang kadang-kadang meluas melalui ke belakang. Gejala lain mungkin termasuk perut kembung dan nyeri, mual dan muntah, demam, dan takikardia. \n\n Apabila sudah didiagnosis mengalami dislipidemia, maka pasien harus rutin memeriksakan kadar kolesterol di dalam darahnya, walaupun tidak mengalami gejala apapun. \n\n \n\n Penanganan dan Pengobatan Dislipidemia \n\n Hal terutama yang harus dilakukan untuk mengatasi dislipidemia adalah modifikasi pola hidup, termasuk diantaranya mengubah pola diet dan aktivitas fisik, sebagai contoh: \n\n - Membatasi asupan kolesterol tidak melebihi 300 mg/dL per hari \n\n - Mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, gandum, makanan rendah lemak, dan daging ikan \n\n - Mengurangi makanan yang mengandung pemanis buatan dan produk olahan lainnya \n\n - Meningkatkan konsumsi serat pada makanan \n\n - Tidak menggunakan minyak goreng untuk menggoreng makanan berulang-ulang \n\n - Menurunkan berat badan dengan cara yang tepat \n\n - Berhenti merokok \n\n - Berolahraga 60 menit dalam sehari \n\n Modifikasi pola hidup masih cukup efektif apabila kadar kolesterol total masih dibawah 250 mg/dL. Namun, apabila setelah melakukan modifikasi pola hidup dan kadar kolesterol total masih tinggi atau sudah melebihi 250 mg/dL, maka dapat dibantu dengan menggunakan obat-obatan. \n\n Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengatasi dislipidemia adalah golongan statin (simvastatin), asam nikotinat dan sebagainya. Penggunaan obat-obatan tersebut harus sesuai anjuran dan pengawasan dokter, dan sebaiknya konsultasikan dahulu kondisi Anda dengan dokter. \n\n \n\n Nah Sahabat Hermina, mari kita mulai terapkan pola hidup sehat agar kadar kolesterol dalam darah selalu terjaga sehingga tubuh tetap sehat. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 26 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
Stroke<\/a><\/h3>
Pada 2018, WHO mengeluarkan hasil survey yang menunjukkan bahwa stroke menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian terbanyak di dunia, yakni mencapai sekitar 6 juta kematian sepanjang 2010-2016. Setiap tahunnya kasus baru terhadap stroke selalu bertambah dengan rata–rata dilaporkan ada 13 juta kasus baru dan 5,5 juta kasus lainnya berkahir dengan meninggal dunia. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat akan stroke itu sendiri yang meliputi tanda gejala dan bahaya stroke. \n\n \n\n Stroke sebagai bagian dari penyakit kardioserebrovaskular yang digolongkan ke dalam penyakit katastropik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan sosial. Stroke menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia setiap tahunnya. Data menunjukkan 1 dari 4 orang mengalami stroke, jangan sampai kita menjadi salah satu diantaranya. karena sesungguhnya stroke dapat dicegah. Berbagai upaya promosi kesehatan telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan ancaman atau bahaya terhadap kesehatan ini serta upaya pengenalan dan penanganan diri. \n\n \n\n Stroke didefinisikan sebagai suatu penurunan fungsi sistem saraf pusat yang diakibatkan terjadinya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah pada otak. Berdasarkan penyebabnya, stroke kemudian dikategorikan menjadi dua jenis, stroke hemmoragik/perdarahan dan stroke nonhemoragik/sumbatan. Lalu, apa perbedaan antara kedua hal tersebut? \n\n \n\n Stroke iskemik atau sumbatan merupakan jenis stroke yang paling banyak ditemui. Sekitar 87% kasus stroke di dunia tergolong dalam jenis ini. Stroke iskemi terjadi ketika aliran darah pada pembuluh darah di otak mengalami penyumbatan sehingga pasokan oksigen dan nutrisi bagi otak terhalang lalu menyebabkan kondisi hipoksia (kekurangan suplai) dan akan berujung hingga kematian jaringan atau sel-sel otak sehingga dapat menyebabkan penurunan fungsi sel otak. Hal ini, yang menyebabkan timbulnya gejala kelainan sistem saraf pusat. \n\n \n\n Stroke memiliki beragam tanda gejala yaitu meliputi adanya gangguan fungsi kesadaran, gangguan motorik atau anggota gerak, gangguan sensorik atau perabaan, gangguan pada pusat biacara, mual, muntah, nyeri kepala hebat, penurunan fungsi sistem saraf pusat (bibir mencong, tidak bisa menutup atau membuka mata, tidak bisa menelan dan cendrung mudah tersedak). \n\n \n\n Pada umumnya gejala stroke dapat cepat dikenali dan ditolong dengan metode FAST. Metode FAST yaitu merupakan suatu singkatan dari F (Face/wajah), A (Kelemahan anggota gerak), S (Speech-difficulty/sulit berbicara), T (Time). Metode ini akan sangat membantu kita untuk lebih peka terhadap tanda gejala umum stroke. \n\n \n\n Jenis stroke yang kedua adalah stroke hemoragik/perdarahan. Stroke jenis ini terjadi ketika pecahnya pembuluh darah otak mengakibatkan darah menggenangi sel-sel otak sehingga terjadi ketidakseimbangan tekanan cairan pada lingkungan sel otak dan berujung pada kerusakan sel otak. Pecahnya pembuluh darah ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingginya tekanan darah, adanya kelainan pada dinding pembuluh darah, serta adanya sumbatan pada pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya tekanan yang melebihi kapasitas daya tahan dinding pembuluh darah. Pada stroke hemoragik, harapan sembuh yang dimiliki tergolong rendah karena kerusakan sel otak yang ditimbulkan bersifat permanen dan tidak bisa dikoreksi dengan oksigenasi seperti pada stroke iskemik. Diperlukan penanganan spesialistik tersendiri dalam kasus stroke ini. \n\n \n\n Komplikasi pada umumnya penyakit stroke tergantung pada cepat, lokasi, dan pengananan awalnya. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap seberapa besar atau luasnya jaringan yang mati yang akan memberikan dampak luas sehingga munculnya beberapa komplikasi seperti gangguan sementara atau menetap dari fungsi tubuh sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup, menurunnya massa otot akibat berkurangnya aktivitas, gangguan asupan nutrisi dan yang terakhir kematian \n\n \n\n Oleh karena itu , pencegahan merupakan poin penting yang harus kita lakukan agar kita tidak terkena stroke yaitu menjaga pola makan, pola aktivitas, serta rutin minum obat–obatan dan kontrol ke pelayanan kesehatan jika kita memiliki riwayat penyakit yang bisa menyebabkan terjadinya stroke. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 20 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
Stroke<\/a><\/h3>
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. \n\n \n\n Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi. \n\n \n\n Faktor Risiko Stroke \n\n Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko stroke. Selain stroke, faktor risiko ini juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Faktor-faktor tersebut meliputi: \n\n Faktor kesehatan, yang meliputi: \n\n \n Hipertensi. \n Diabetes. \n Kolesterol tinggi. \n Obesitas. \n Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia. \n Sleep apnea. \n Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya. \n \n\n \n\n Faktor gaya hidup, yang meliputi: \n\n \n Merokok. \n Kurang olahraga atau aktivitas fisik. \n Konsumsi obat-obatan terlarang. \n Kecanduan alkohol. \n \n\n \n\n Faktor lainnya: \n\n Faktor keturunan. Orang yang memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami stroke, berisiko tinggi mengalami penyakit yang sama juga. Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih muda. \n\n \n\n Penyebab Stroke \n\n Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu: \n\n 1. Stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis, stroke trombotik dan stroke embolik. \n\n 2. Stroke hemoragik. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi yang memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah, dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terdiri dari dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral dan subarachnoid. \n\n \n\n Gejala Stroke \n\n Tiap bagian otak mengendalikan bagian tubuh yang berbeda-beda, sehingga gejala stroke tergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Itulah mengapa gejala atau tanda stroke bisa bervariasi pada tiap pengidap. Namun, umumnya stroke muncul secara tiba-tiba. Ada tiga gejala utama stroke yang mudah untuk dikenali, yaitu: \n\n 1. Salah satu sisi wajah akan terlihat menurun dan tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata terkulai. \n\n 2. Tidak mampu mengangkat salah satu lengannya karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak hanya lengan, tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut juga mengalami kelemahan. \n\n 3. Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meskipun penderita terlihat sadar. \n\n \n\n Beberapa gejala dan tanda stroke lainnya, yaitu: \n\n \n Mual dan muntah. \n Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher dan pusing berputar (vertigo). \n Penurunan kesadaran. \n Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak. \n Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi. \n Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda. \n \n\n \n\n Diagnosis Stroke \n\n Bila mengalami gejala seperti di atas, segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan. Agar bisa menentukan jenis penanganan yang paling tepat bagi pengidap stroke, dokter akan mengevaluasi terlebih dahulu jenis stroke dan area otak yang mengalami stroke. \n\n \n\n Sebagai langkah awal diagnosis, dokter bertanya kepada pasien atau anggota keluarga pasien tentang beberapa hal, yang meliputi: \n\n \n Gejala yang dialami, awal munculnya gejala, dan apa yang sedang pasien lakukan ketika gejala tersebut muncul. \n Jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi. \n Apakah pasien pernah mengalami cedera di bagian kepala. \n Memeriksa riwayat kesehatan pengidap dan keluarga pengidap terkait penyakit jantung, stroke ringan (TIA), dan stroke. \n \n\n \n\n Kemudian, dokter melakukan pemeriksaan fisik pasien secara keseluruhan, yang biasanya diawali dengan memeriksa tekanan darah, detak jantung, dan bunyi bising abnormal di pembuluh darah leher dengan menggunakan stetoskop. \n\n \n\n Dokter juga bisa merekomendasikan pemeriksaan lanjutan, seperti tes darah, CT scan, MRI, elektrokardiografi, USG doppler karotis, dan ekokardiografi. \n\n \n\n Komplikasi Stroke \n\n Stroke dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi, dan sebagian besar komplikasi tersebut berakibat fatal. Beberapa jenis komplikasi yang mungkin muncul, antara lain: \n\n 1. Deep vein thrombosis. Sebagian orang akan mengalami penggumpalan darah di tungkai yang mengalami kelumpuhan. Kondisi tersebut dikenal sebagai deep vein thrombosis. Kondisi ini terjadi akibat terhentinya gerakan otot tungkai, sehingga aliran di dalam pembuluh darah vena tungkai terganggu. Hal ini meningkatkan risiko untuk terjadinya penggumpalan darah. Deep vein thrombosis dapat diobati dengan obat antikoagulan. \n\n 2. Sebagian pengidap stroke hemoragik dapat mengalami hidrosefalus, yaitu menumpuknya cairan otak di dalam rongga jauh di dalam otak (ventrikel). Dokter bedah saraf akan memasang sebuah selang ke dalam otak untuk membuang cairan yang menumpuk tersebut. \n\n 3. Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks menelan, akibatnya makanan dan minuman berisiko masuk ke dalam saluran pernapasan. Masalah dalam menelan tersebut dikenal sebagai disfagia. Disfagia dapat menyebabkan pneumonia aspirasi. \n\n \n\n Pengobatan Stroke \n\n Pengobatan khusus yang diberikan pada pengidap stroke tergantung pada jenis stroke yang dialaminya, stroke iskemik atau stroke hemoragik. \n\n \n\n Pengobatan stroke iskemik. Penanganan awal akan berfokus untuk menjaga jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah. \n\n \n\n Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik, pengobatan awal bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Ada beberapa bentuk pengobatan terhadap stroke hemoragik, antara lain dengan mengonsumsi obat-obatan dan operasi. \n\n \n\n Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack). Pengobatan TIA bertujuan untuk menurunkan faktor risiko yang dapat memicu timbulnya stroke, sehingga penyakit jantung tersebut dapat dicegah. Obat-obatan akan diberikan oleh dokter untuk mengatasinya. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi endarterektomi karotis diperlukan jika terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis. \n\n \n\n Pencegahan Stroke \n\n Cara mencegah stroke yang utama adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran dokter. Berbagai tindakan pencegahan stroke, antara lain: \n\n 1. Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke. Hindari konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi garam yang ideal adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari. Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit. \n\n 2. Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang sehat. \n\n 3. Berhenti merokok. Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena stroke, karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung. \n\n 4. Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur. \n\n 5. Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA dapat menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah. \n\n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami tanda dan gejala stroke di atas. Jangan menunda pemeriksaan karena penanganan cepat dapat menyelamatkan nyawa. Salam sehat. \n\n \n\n Referensi: \n\n Medical News Today. Diakses pada 2019. Stroke: Causes, symptoms, diagnosis, and treatment. \n\n NHS. Diakses pada 2019. Stroke \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 06 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
Apa itu Stroke?<\/a><\/h3>
Stroke adalah gangguan fungsi otak yang timbul mendadak dan berlangsung selama 24 jam atau lebih akibat dari gangguan peredaran darah otak \n\n \n\n Berdasarkan penyebab gangguan peredaran darah otak, stroke dibagi menjadi 2 jenis yaitu: \n\n 1. Stroke sumbatan/infark \n\n Disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah otak akibat adanya gumpalan darah yang menyumbat jalannya darah atau penyempitan pembuluh darah. \n\n 2. Stroke perdarahan \n\n Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak, yang biasanya disebabkan karena hipertensi atau kelainan pembuluh darah otak. \n\n \n\n Gejala awal dari stroke dapat dinilai dengan suatu penilaian sederhana dari CINNINATI yaitu FAST (Face, Arm drive, Speech, and Time), yaitu: \n\n F = Face (Wajah) = Wajah tampak mencong sebelah, tidak simetris \n\n A = Arm drive (Gerakan lengan) = Terdapat kelemahan/lumpuh pada salah satu lengan tangan \n\n S = Speech (Bicara) = Bicara menjadi pelo atau sulit \n\n T = Time = Bila menemui ketiga tanda dan gejala diatas secepatnya melakukan panggilan darurat untuk dibawa ke IGD RS \n\n \n\n Untuk gejala lain yang dapat kita temukan pada pasien stroke yaitu: \n\n \n kesemutan/mati rasa separuh badan \n gangguan kesadaran, nyeri kepala/pusing berputar \n kejang \n gangguan menelan \n gangguan penglihatan tiba–tiba \n gangguan perilaku tiba-tiba \n \n\n \n\n Faktor risiko stroke terbagi dalam 2 hal: \n\n A. Faktor risiko yang dapat dikendalikan \n\n Hipertensi, Diabetes Mellitus, penyakit gangguan irama jantung, kadar kolesterol tinggi, kadar asam urat tinggi, kegemukan, stress, merokok, alkohol \n\n \n\n B. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan \n\n Usia tua, jenis kelamin laki-laki, ras \n\n \n\n Untuk pencegahan stroke dapat dilakukan dengan: \n\n A. Pencegahan Primer \n\n Merupakan upaya pencegahan yang sangat dianjurkan sebelum terkena stroke, yaitu dengan mempertahankan GAYA HIDUP SEHAT: \n\n \n Berhenti merokok \n Mempertahankan berat badan ideal \n Mengonsumsi makanan sehat \n Olahraga yang cukup dan teratur, minimal 3 x per minggu selama 30 menit \n Kadar kolesterol darah <200 mg/dl \n Kadar gula darah puasa <100 mg/dl \n Tekanan darah dipertahankan 120/80 mmHg \n \n\n \n\n B. Pencegahan Sekunder \n\n Merupakan upaya pencegahan agar tidak terkena stroke berulang, yaitu dengan: \n\n \n Mengendalikan faktor risiko yang telah ada, seperti mengontrol tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah dan asam urat \n Mengubah gaya hidup \n Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter spesialis neurologi (saraf) \n Kontrol ke dokter spesialis neurologi (saraf) secara teratur \n \n\n \n\n Terapi stroke meliputi : \n\n \n Medikamentosa (obat-obatan) \n Nonmedikamentosa, seperti latihan pemulihan/fisioterapi \n Tindakan intervensi/bedah \n \n\n \n\n Pada pasien dengan penyakit stroke dapat menyebabkan beberapa gangguan fungsi, yang akan kami jelaskan lebih lanjut mengenai DEMENSIA di artikel berikutnya. \n\n \n\n Bila ada orang dengan gejala awal stroke segeralah dibawa ke RS terdekat dan diutamakan mempunyai dokter spesialis neurologi (saraf). Pertolongan yang cepat dan akurat harus segera dilakukan untuk menghindari kematian dan kecacatan menetap pada pasien stroke. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 12 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Stroke Perdarahan<\/a><\/h3>
Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian dengan tingkat tertinggi di seluruh dunia. Di Indonesia, stroke menduduki peringkat tertinggi setelah penyakit jantung. Stroke adalah penyakit yang dapat dicegah dengan cara mengenal faktor-faktor resikonya serta mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi. \n\n Stroke perdarahan disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah yang terdapat di otak dan bukan merupakan dampak akibat kecelakaan atau faktor traumatik. Pembuluh darah yang pecah menyebabkan penekanan di dalam otak sehingga menimbulkan peningkatan tekanan otak. Hal ini dapat menyebabkan dampak kematian sel-sel otak bahkan kematian pada orang tersebut jika tidak segera diberikan penanganan darurat. \n\n Penyebab tersering stroke perdarahan adalah rapuhnya pembuluh darah otak dan dipicu oleh keadaan hipertensi yang tidak terkontrol. Hal ini sering terjadi pada orang-orang berusia >60tahun dan biasanya dialami oleh pria. \n\n \n\n Tanda dan gejala stroke perdarahan yang paling mudah dikenali adalah: \n\n 1. Sakit kepala hebat dan mendadak terutama saat beraktifitas \n\n 2. Muntah terus-menerus dan menyembur (dikenal dengan muntah proyektil) \n\n 3. Penurunan kesadaran \n\n Jika sudah terjadi hal-hal tersebut, segera lakukan beberapa hal dibawah ini untuk mengurangi progresifitas perburukan : \n\n 1. Segera hubungi pertolongan rumah sakit terdekat \n\n 2. Berikan oksigen dengan cara menghindari kerumunan \n\n 3. Naikkan kepala 30-45 derajat untuk mengurangi tekanan otak \n\n 4. Miringkan posisi badan jika muntah untuk mencegah muntahan masuk ke paru-paru \n\n \n\n Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke: \n\n 1. Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin berkala \n\n 2. Berhenti atau tidak merokok \n\n 3. Rajin beraktifitas fisik \n\n 4. Pola makan yang sehat \n\n 5. Istirahat cukup \n\n 6. Kelola stress \n\n Tingkatkan kewaspadaan diri dengan cara melakukan pemeriksaan rutin tekanan darah dan kolestrol darah. Jika sudah memiliki faktor resiko stroke, sebaiknya pemeriksaan kesehatan dilakukan minimal 1 kali dalam sebulan. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik maupun rumah sakit. \n\n Stroke perdarahan merupakan keadaan gawat darurat dan membutuhkan penanganan segera. Semakin menunda keadaan maka progresifitas penyakit semakin memburuk sehingga kecacatan yang ditimbulkan semakin luas bahkan berdampak kematian. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 08 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
Stroke, Penyebab dan Penanganannya<\/a><\/h3>
Stroke adalah keadaan adanya gangguan aliran darah di otak secara tiba-tiba dan biasanya menetap selama lebih dari 24 jam yang memberikan banyak gejala seperti sulit berbicara, bicara pelo, lumpuh satu sisi badan, lumpuh daerah wajah, kebas pada separuh badan, dan bahkan sampai penurunan kesadaran atau tidak sadar. Pada dasarnya stroke dapat dibagi menjadi 2 jenis secara umum yaitu gangguan aliran darah akibat sumbatan pada pembuluh darah otak atau ada pembuluh darah di otak yang pecah sehingga darah keluar dari pembuluh darah tersebut. Kedua kondisi tersebut menyebabkan hilangnya suplai darah ke area otak sehingga oksigen dan hal-hal lain yang diangkut oleh darah tidak sampai ke target dan menyebabkan kematian jaringan otak pada area tersebut. \n\n Berdasarkan beberapa penelitian didalam maupun diluar negeri, stroke merupakan penyakit dengan tingkat kematian diurutan 5 besar, dengan tingkat kecacatan yang tertinggi saat ini. Sebagian besar stroke yang gejalanya ringan atau tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari seringkali dianggap remeh oleh sebagian masyarakat kita, sehingga saat datang ke dokter sudah dalam tahap kritis. Serangan stroke kedua biasanya cenderung lebih berbahaya dibandingkan serangan pertama dan begitupula serangan-serangan berikutnya. \n\n \n\n Gejala Stroke \n\n Dalam menentukan suatu gejala stroke yang terpenting adalah kejadian itu terjadi secara tiba-tiba, karena gejala stroke itu sangat bervariasi. Gejala yang umumnya muncul antara lain bibir atau mulut mencong/miring, kaki dan tangan lemah sesisi, kesemutan atau mati rasa tubuh sesisi, sulit bicara atau pelo, pandangan berbayang, tiba-tiba tidak bisa melihat baik satu ataupun kedua mata, hilang kesadaran, perilaku berubah mendadak, dan lainnya. Yang terpenting dari gejala tersebut adalah terjadi secara tiba-tiba. \n\n Untuk lebih memudahkan masyarakat awam, dapat digunakan kata kunci “SEGERA KE RS” yaitu, SEnyuman yang miring atau tidak simetris atau tersedak atau sulit minum air tiba-tiba, GErakan separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, bicaRA yang menjadi pelo atau sulit bicara atau tidak mengerti kata-kata atau bicara tidak nyambung, KEbas atau baal atau kesemutan separuh tubuh, Rabun atau pandangan satu mata kabur tiba-tiba, dan Sakit kepala hebat tiba-tiba dan belum pernah dirasakan sebelumnya atau gangguan keseimbangan atau gangguan koordinasi. \n\n Apabila anda menemukan gejala-gejala seperti di atas jangan lupa SEGERA KE RS. \n\n \n\n Penyebab Stroke \n\n Banyak hal yang menjadi penyebab maupun factor resiko terjadinya stroke, antara lain faktor keturunan, faktor lingkungan, penyakit kronis, penyebab stres, dan lainnya. Secara garis besar faktor resikonya dibagi menjadi dua bagian utama yaitu faktor dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain usia, jenis kelamin, suku, dan genetik. Faktor yang dapat dimodifikasi antara lain hipertensi, diabetes, merokok, kolesterol tinggi, obesitas, penyakit jantung, penggunaan obat, dan lainnya. \n\n \n\n Mencegah Stroke \n\n Tentunya dengan merubah pola hidup yang tadinya penuh dengan resiko menjadi pola hidup yang sehat dan rajin berolahraga. Yang pasti apabila ada penyakit penyerta dan beberapa keadaan yang termasuk didalam faktor resiko, harus dilakukan konsultasi dan bila perlu dilakukan penanganan oleh dokter yang berkompeten. \n\n \n\n Sahabat Hermina, selain menjalani pola hidup sehat, yuk mulai rutin untuk memeriksakan kesehatan Anda dan keluarga agar jika menemukan gejala penyakit, dapat segera ditangani oleh ahlinya. Jangan lupa juga dengan SEGERA KE RS jika menemukan tanda dan gejala stroke pada orang-orang di lingkungan sekitar Anda. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 08 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 06 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 20 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 26 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 02 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 10 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>