- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 19 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Demam Tipes dan DBD Berdasarkan Penyebab dan Gejalanya<\/a><\/h3>
Demam pada penyakit tipes dan DBD sebagaian masyarakat menganggap sama, namun keduanya sebenarnya memiliki gejala lain yang berbeda. Penyakit tipes dan demam dengue/demam berdarah dengue (DB/DBD) memiliki gejala yang mirip satu sama lain, yaitu munculnya demam dan badan terasa lemas. Sehingga beberapa orang menganggap demam tipes adalah DB/DBD, begitu juga sebaliknya. Padahal jika Sahabat Hermina salah menduga jenis penyakit yang diderita, nantinya dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penanganan. Lantas bagaimana cara memahami beda gejala tipes dan DB/DBD? Simak ulasan lengkapnya pada artikel berikut! \n\n \n\n Perbedaan DB/DBD dan tifus berdasarkan penyebab \n\n Tipes atau bahasa medisnya biasa disebut dengan demam tifoid merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh atau tepatnya ke saluran pencernaan melalui makanan, minuman, atau air yang sudah terkontaminasi. Tidak menjaga kebersihan makanan dan minuman, sanitasi yang buruk, serta terbatasnya akses air bersih diduga menjadi penyebab utama penyakit tipes. Perkiraan WHO pada 2022 terjadi tifoid global 11-20 juta kasus pertahun dan menyebabkan 128.000-161.00 kematian, dan dari Kemenkes di Indonesia mencapai 41.081 kasus selama setahun terakhir dan masih meningkat. \n\n Sementara demam dengue/demam berdarah dengue (DB/DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes aegypti paling banyak ditemui selama musim hujan dan setelah musim hujan di area tropis dan subtropis. Menurut Kemenkes pada tahun 2022 tercatat 143.176 kasus dan 1.236 jiwa meninggal, serta pada 2023 turun menjadi 98.071 kasus, 764 jiwa tercatat meninggal. Sebenarnya baik penyakit tipes dan DBD merupakan dua penyakit yang paling banyak menyerang masyarakat Indonesia, karena kondisi lingkungan yang mendukung yaitu tempat yang lembab dan hangat. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja tanpa pandang usia dan jenis kelamin. Baik tipes maupun DBD mempunyai kesamaan utama, yakni keduanya perlu diobati dan dicegah. Yuk kenali dan pahami apa saja gejala tipes dan DBD beserta cara pencegahannya yang perlu diketahui. \n\n \n\n Gejala tipes dan DBD \n\n Tipes dan DBD memang memiliki gejala khas yang sama, yaitu demam tinggi. Namun, ternyata keduanya memiliki pola kemunculan yang berbeda. Pada DBD, demam tinggi dengan suhu 39-40 derajat Celsius. Kemunculan demam biasanya bersifat mendadak. Selain itu, demam pada gejala DBD akan berlangsung sepanjang hari dan bisa bertahan sampai 7 hari. Demam pada kasus tipes, sebagian besar terjadi pada anak usia 3- 18 tahun, muncul secara perlahan. Di awal kemunculan gejala, suhu tubuh tidak terlalu tinggi atau bahkan normal. Kemudian, demam akan naik secara bertahap tiap hari, dan bisa mencapai hingga 40,5 derajat Celsius. Demam tipes juga bisa saja naik turun, misalnya muncul di malam hari dan menurun di pagi hari. \n\n Berikut ini adalah berbagai beda ciri-ciri tipes dan DBD yang perlu Sahabat Hermina ketahui dan pahami. \n\n \n Bintik atau ruam merah \n \n\n Pada DBD, akan muncul bintik merah khas DBD di bagian bawah kulit yang terjadi akibat pendarahan dan bila ditekan, bintik merahnya tidak pudar. Selain bintik merah, orang yang terkena DBD juga sering mengalami mimisan dan perdarahan ringan pada gusi. Sedangkan pada tipes, bintik merah yang muncul bukan bintik pendarahan, melainkan akibat infeksi dari bakteri Salmonella. \n\n \n Waktu kejadian \n \n\n Perbedaan lain yang cukup jelas dari gejala tipes dan DBD adalah waktu kejadian penyakitnya. Penyakit DBD terjadi musiman, terutama saat musim penghujan di mana lingkungan yang lembap jadi tempat paling tepat untuk nyamuk bisa berkembang biak. Sedangkan tipes bukan merupakan penyakit musiman dan bisa terjadi sepanjang tahun jika tidak menjaga kebersihan lingkungan dengan baik. \n\n \n Rasa nyeri yang muncul \n \n\n Gejala DB/ DBD menyebabkan lemas, nyeri kepala, otot, sendi, dan tulang. Nyeri ini biasanya mulai terasa setelah demam muncul. Selain itu, DBD juga akan memunculkan gejala nyeri perut, mual, hingga muntah, serta muncul ruam kemerahan pada tubuh. Sedangkan penyakit tipes adalah penyakit yang berkaitan dengan saluran pencernaan, sehingga gejala demam pasti disertai dengan gejala sakit di saluran cerna, seperti sakit perut, diare, bahkan sembelit, bila infeksi memberat dapat diikuti dengan penurunan kesadaran. \n\n \n Kemunculan syok \n \n\n Pada DB/DBD, dapat muncul warning sign seperti nyeri tekan perut, muntah terus menerus, bengkak karena akumulasi cairan, perdarahan mukosa dan gelisah. Dapat terjadi kegawatan selanjutnya adalah sesak nafas dan syok karena kegagalan distribusi cairan pada organ vital. Sedangkan pada tipes, umumnya terjadi syok setelah munculnya gejala yang tidak ditangani, seperti penurunan kesadaran. \n\n \n Komplikasi penyakit \n \n\n Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah kerusakan pembuluh darah, yang dapat menyebabkan perdarahan. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini akan menyebabkan kegagalan sistem organ yang ditandai dengan peningkatan fungsi hati, penurunan kesadaran dan jantung serta organ lainnya yang berujung kematian. Sedangkan komplikasi tipes dapat menyebabkan usus berlubang (perforasi usus) yang bisa mengakibatkan isi usus bocor ke rongga perut dan menimbulkan infeksi. Jika rongga perut sudah terinfeksi, hal tersebut akan menyebabkan peritonitis, yaitu infeksi pada jaringan yang melapisi bagian dalam perut. Infeksi ini dapat mengakibatkan berbagai organ berhenti berfungsi. \n\n \n\n Satu-satunya cara untuk dapat memastikan demam yang Sahabat Hermina alami merupakan gejala tipes atau DB/DBD adalah dengan periksa ke dokter dan melakukan tes darah. Jadi, jika mengalami demam tinggi yang sudah berlangsung selama lebih dari tiga hari, segeralah kedokter untuk mendapat rekomendasi pemeriksaan darah di laboratorium terdekat. Dengan melakukan pemeriksaan darah nantinya akan diketahui secara pasti penyakit yang dialami. \n\n Pada penyakit DB/DBD, pemeriksaan biasanya dilakukan dengan memeriksa darah rutin yang dapat menilai jumlah hematokrit dan trombosit. Seseorang terkena penyakit DB/DBD dapat terjadi peningkatan jumlah hematokrit dengan penurunan . Sementara untuk memastikan penyakit tipes nantinya dokter akan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan IgM Salmonela (sensitifitas 88 %) atau Widal (sensitifitas 77%) setelah mengalami demam paling tidak selama 5 hari. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada darah Adik mengandung protein / antibodi terhadap bakteri penyebab tipes tersebut. \n\n Konsultasikan kesehatan Sahabat Hermina di RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran melalui mobile aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500488 dan Website www.herminahospitals.com \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 16 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Bemam Berdarah Saat Musim Hujan<\/a><\/h3>
\n\n Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah bentuk demam berdarah (DB) yang dapat mengancam jiwa. DBD adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. \n\n Negara beriklim tropis dan subtropis beresiko tinggi terhadap penularan virus tersebut. Hal ini dikaitkan dengan kenaikan temperatur yang tinggi dan perubahan musim hujan dan kemarau disinyalir menjadi faktor resiko penularan virus dengue. \n\n \n\n Tanda-tanda dan gejala \n\n Apa saja tanda-tanda dan gejala demam berdarah? \n\n Tanda-tanda dan gejala demam berdarah mungkin akan bervariasi pada setiap pasien, tergantung pada tingkat keparahan serta fase DBD yang dilewati. \n\n \n\n Berikut adalah tanda-tanda dan gejala umum dari demam berdarah: \n\n \n \n Demam hingga 40 derajat Celsius \n \n \n Sakit kepala \n \n \n Nyeri otot, tulang, dan sendi \n \n \n Mual dan muntah \n \n \n Sakit di belakang mata \n \n \n Pembengkakan kelenjar getah bening \n \n \n Ruam kulit \n \n \n\n Gejala-gejala di atas biasanya akan membaik dalam waktu satu minggu. Namun, ada pula kemungkinan gejala berkembang menjadi semakin parah dan berisiko mengancam nyawa. Kondisi tersebut dinamakan dengan DBD parah dan sindrom syok dengue. \n\n \n\n Kapan saya harus periksa ke dokter? \n\n Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda. \n\n \n\n Fase demam berdarah sering juga disebut “Siklus Pelana Kuda”. \n\n Berikut adalah fase-fase DBD yang perlu Anda ketahui: \n\n \n \n Fase demam: muncul demam tinggi yang berlangsung selama 2-7, dibarengi dengan gejala lain seperti nyeri otot dan sakit kepala. \n \n \n Fase kritis: setelah 1 minggu, demam akan turun. Namun, pasien DBD justru berisiko mengalami perdarahan parah di fase ini. Kondisi ini biasanya memerlukan perawatan intensif. \n \n \n Fase penyembuhan: seusai fase kritis, pasien akan mengalami demam kembali. Namun, fase ini merupakan masa penyembuhan DBD di mana trombosit perlahan kembali naik. \n \n \n\n \n\n Faktor-faktor risiko \n\n Apa yang meningkatkan risiko saya untuk terkena penyakit ini? \n\n Ada banyak faktor risiko untuk terkena penyakit demam berdarah atau DBD, yaitu: \n\n \n \n Tinggal atau bepergian ke daerah dengan iklim tropis \n \n \n Berada di daerah tropis dan subtropis meningkatkan risiko kena demam berdarah. Daerah yang berisiko tinggi adalah Asia Tenggara, bagian barat Kepulauan Pasifik, Amerika Latin, dan Karibia. \n \n \n Punya riwayat terkena demam berdarah \n \n \n Jika sebelumnya pernah sakit demam berdarah, Anda berpeluang tinggi mengalami gejala yang lebih serius jika terinfeksi lagi. \n \n \n\n \n\n Komplikasi \n\n Komplikasi apa yang bisa terjadi dari penyakit ini? \n\n Jika tidak tertangani dengan baik, komplikasi demam berdarah yang fatal bisa terjadi. Salah satunya adalah sindrom syok dengue atau dengue shock syndrome (DSS). \n\n DSS tidak hanya menimbulkan gejala demam berdarah biasa, namun disertai juga dengan gejala-gejala syok seperti: \n\n \n \n Hipotensi (tekanan darah turun) \n \n \n Kesulitan bernapas \n \n \n Denyut nadi melemah \n \n \n Berkeringat dingin \n \n \n Pupil mata melebar \n \n \n Kondisi ini tidak bisa sembuh hanya dengan dibiarkan. Pasalnya, DSS bisa menyebabkan kegagalan fungsi organ, sehingga mungkin bisa berujung pada kematian. \n \n \n\n \n\n Bagaimana cara mengobati demam berdarah? \n\n Tidak ada penanganan spesifik untuk penyakit, kebanyakan pasien biasanya akan pulih dalam 2 minggu. Namun, penting untuk menangani gejala-gejala dengan tepat untuk menghindari komplikasi. \n\n Dokter biasanya merekomendasikan pilihan pengobatan untuk DBD sebagai berikut: \n\n 1. Obat penurun demam \n\n Paracetamol adalah obat pereda nyeri yang dapat meringankan rasa sakit dan menurunkan demam. Hindari penghilang rasa sakit yang dapat meningkatkan komplikasi perdarahan, seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen sodium. \n\n Untuk kasus yang lebih serius, demam berdarah dapat menyebabkan shock atau hemorrhagic fever yang memerlukan perhatian medis lebih. \n\n 2. Istirahat yang banyak di tempat tidur \n\n Orang yang sedang mengalami demam berdarah disarankan untuk beristirahat. Dengan istirahat, pasien akan lebih cepat untuk pulih. Istirahat dapat membantu pemulihan jaringan tubuh yang rusak saat terkena kondisi ini. \n\n Dokter akan memberikan pasien beberapa obat agar cepat mengantuk sehingga bisa beristirahat sepenuhnya. \n\n 3. Minum banyak cairan \n\n Perawatan di rumah sakit dengan menggunakan infus akan membantu kebutuhan cairan pasien DBD terpenuhi. Meski begitu, Tidak selamanya seorang pasien DBD harus menjalani opname di rumah sakit. Selama mengikuti panduan, Anda bisa merawat pasien DBD di rumah. \n\n Dokter akan menyarankan pasien diopname atau dirawat jalan di rumah untuk mengonsumsi banyak cairan. Tidak hanya air mineral atau infus saja, cairan bisa berupa dari makanan berkuah, buah, atau jus. \n\n Pasien DBD wajib konsumsi cairan untuk menurunkan demam dan mencegah tubuh dehidrasi. Gejala demam berdarah karena virus dengue yang ditandai dengan kram otot dan sakit kepala karena dehidrasi juga dapat ditangani dengan minum banyak cairan. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 15 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Harus Tahu, Bedanya Demam Berdarah dan Demam Biasa<\/a><\/h3>
Demam adalah kondisi umum yang dialami oleh banyak orang. Namun demam bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius, terutama jika terjadi peningkatan suhu tubuh yang signifikan. Dalam hal ini, penting untuk membedakan antara demam biasa dan demam berdarah, karena kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang penting. \n \nDemam biasa adalah kondisi di mana suhu tubuh seseorang naik di atas batas normal, yaitu di atas 37 derajat Celcius. Biasanya, demam biasa disebabkan oleh infeksi ringan hingga berat . Gejala yang biasa terjadi pada demam biasa termasuk sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan keringat dingin. D emam biasanya sering membaik dalam waktu kurang dari 3 hari dan dapat diatasi dengan istirahat yang cukup , minum banyak air, dan mengonsumsi obat penurun panas seperti parasetamol. \n \nDi sisi lain, demam berdarah adalah kondisi yang dapat menjadi serius dan fatal bila tidak ditangani dengan cepat dan baik dan berpotensi mengancam nyawa. Demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus demam berdarah yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejala awal demam berdarah mirip dengan demam biasa, seperti demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri otot. Namun demam berdarah juga dapat menyebabkan munculnya tanda-tanda pendarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, dan petechiae (bintik-bintik merah pada kulit). penyakit DBD juga dikenal fase demam naik turun atau istilahnya siklus pelana kuda. Siklus ini menggambarkan kondisi demam pada penderita DBD yang memiliki pola naik-turun-naik, layaknya bentuk pelana kuda. Jika tidak segera ditangani, demam berdarah dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk syok dan kegagalan organ. \n \nPenting untuk segera mencari perawatan medis jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala demam berdarah. Dokter akan melakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan memberikan perawatan yang sesuai. Sayangnya, tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah, tetapi perawatan medis dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah komplikasi yang lebih serius. \n \nSelain perbedaan dalam penyebab dan gejala, demam biasa dan demam berdarah juga memiliki perbedaan dalam penanganan dan pencegahannya. Untuk demam biasa, perawatan umumnya meliputi istirahat yang cukup, minum banyak air, dan mengonsumsi obat penurun panas. Namun, untuk mencegah demam berdarah, langkah-langkah pencegahan yang lebih serius diperlukan. Ini termasuk menghilangkan tempat perkembangbiakan nyamuk, seperti membersihkan dan membersihkan tempat-tempat yang mengandung udara, menggunakan kelambu saat tidur, dan mengenakan pakaian yang melindungi tubuh dari gigitan nyamuk. \n \nKesimpulannya, demam biasa dan demam berdarah adalah dua kondisi yang berbeda. Meskipun keduanya dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh, demam berdarah merupakan kondisi yang lebih serius dan berpotensi mengancam nyawa. Penting untuk dapat membedakan antara kedua kondisi ini dan mencari perawatan medis yang tepat jika diperlukan. Selalu ingat untuk menjaga kebersihan dan mengikuti langkah-langkah pencegahan untuk mencegah penyebaran demam berdarah. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 04 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Demam Berdarah pada Anak-Anak: Panduan Lengkap untuk Bunda<\/a><\/h3>
Musim hujan identik dengan peningkatan kasus demam berdarah (DBD), termasuk pada anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. \n\n Gejala DBD pada anak dapat menyerupai penyakit lain, seperti flu atau tifoid, sehingga penting bagi bunda untuk mengetahui apa yang harus dilakukan. \n\n Berikut beberapa tanda dan gejala DBD pada anak: \n\n \n Demam tinggi hingga 39°C selama 2-7 hari \n Nyeri kepala \n Nyeri otot dan sendi \n Ruam kulit \n Mual dan muntah \n Pendarahan ringan, seperti mimisan atau gusi berdarah \n Pada kasus yang parah, anak dapat mengalami syok dan perdarahan internal \n \n\n Jika anak Anda menunjukkan gejala-gejala di atas, segera lakukan langkah-langkah berikut: \n\n 1. Bawa anak ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. \n\n Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk memastikan diagnosis DBD. Dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk membantu meredakan gejala dan mencegah komplikasi. \n\n 2. Pastikan anak minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. \n\n Berikan air putih, jus buah, atau oralit. Hindari minuman bersoda dan kafein. \n\n 3. Istirahatkan anak di tempat yang nyaman dan sejuk. \n\n Biarkan anak tidur dengan cukup untuk membantu pemulihannya. \n\n 4. Pantau kondisi anak dengan seksama. \n\n Segera hubungi dokter jika anak mengalami demam tinggi yang tidak kunjung turun, muntah terus-menerus, atau tanda-tanda perdarahan. \n\n Berikut beberapa langkah pencegahan DBD pada anak: \n\n 1. 3M Plus: \n\n \n Menguras bak mandi, toren, dan tempat penampungan air lainnya minimal 1 minggu sekali. \n Menutup rapat tempat penampungan air. \n Mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan. \n Meletakkan abate (larvasida) di tempat penampungan air. \n \n\n 2. Gunakan kelambu saat tidur. \n\n 3. Gunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh saat bepergian ke tempat yang banyak nyamuk. \n\n 4. Oleskan obat anti nyamuk yang aman untuk anak. \n\n 5. Bersihkan lingkungan rumah dari genangan air. \n\n 6. Lakukan fogging secara rutin. \n\n Tips tambahan: \n\n \n Konsultasikan dengan dokter anak Anda tentang vaksinasi DBD. Vaksinasi DBD dapat membantu melindungi anak Anda dari penyakit ini. \n Berikan makanan bergizi kepada anak untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. \n Ajarkan anak untuk selalu menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas. \n \n\n Dengan kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang tepat, bunda dapat membantu menjaga kesehatan anak Anda selama musim hujan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 26 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Demam Berdarah Dengue, Kenali Gejala dan Pencegahannya <\/a><\/h3>
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular melalui gigitan nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti dan tingkat penyebarannya di Indonesia termasuk dalam kategori kasus yang tinggi diantara negara-negara Asia Tenggara lainnya. \n\n Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) \n\n Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui nyamuk aedes aegypti umumnya berukuran kecil dengan tubuh berwarna hitam pekat, memiliki dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal pada bagian kaki. Nyamuk ini aktif terutama pada pagi hari hingga sore hari. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan kadang-kadang nyamuk ini dapat menggigit di malam hari. Faktor risiko seseorang dapat terkena demam berdarah antara lain tinggal atau pasca bepergian ke daerah tropis. \n\n Diagnosis Demam Berdarah Dengue (DBD) \n\n Diagnosis DBD melibatkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium darah. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda-tanda seperti demam dan adanya tanda kebocoran plasma. Adapun tes tourniquet juga dapat dilakukan untuk melihat adanya bintik-bintik merah kecil di bagian dalam lengan. Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat jumlah sel darah putih dan sel darah merah serta untuk mendeteksi antigen virus dengue dan antibodi. \n\n Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) \n\n Untuk mencegah terjadinya penyakit demam berdarah dengue, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain : \n\n \n Menguras tempat penampungan air \n Menutup wadah-wadah penampungan air \n Mengubur barang-barang bekas \n Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan \n Melakukan penyemprotan nyamuk atau fogging \n Menggunakan kawat nyamuk pada ventilasi rumah \n Mengenakan pakaian tertutup serta pakaian yang berwarna terang \n Melakukan vaksinasi dengue pada anak-anak usia 9-16 tahun. \n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Terapkan Tips ini Agar Terhindar Dari Demam Berdarah Dengue (DBD)<\/a><\/h3>
Sahabat hermina saat ini kita sudah mulai masuk pada musim hujan, biasa pada saat musim hujan terjadi peningkatan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) hal ini disebabkan karena di lingkungan kita terdapat banyak genangan air. Sahabat Hermina tentunya sudah tahu bahwa Demam Berdarah Dengue (DBD) menular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan kemudian menginfeksi kita. Dalam banyak kasus setelah 3-7 hari setelah kita mendapat gigitan nyamuk, gejala awal yang dirasakan adalah panas tinggi. \n\n Durasi panas tinggi dari gejala awal DBD adalah 5-6 hari dan bisa turun. Setelah itu, demam akan kembali naik. Selain timbul gejala panas, seseorang yang terkena DBD akan muncul bintik merah dikulit yang muncul secara tiba-tiba setelah terinfeksi. \n\n Nyamuk Aedes Aegypti adalah penyebab DBD yang harus dicegah mulai dari lingkungan rumah. Sehingga, dengan melakukan pencegahan bisa mengurangi penyakit bahkan kematian dari DBD yang berbahaya. \n\n \n\n Pencegahan DBD yang Perlu Diketahui \n\n Gejala awal dari DBD adalah bintik merah dan demam. Selain itu, terdapat tiga fase seseorang setelah terinfeksi virus tersebut yaitu fase awal, kritis, dan penyembuhan. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian hanya karena gigitan nyamuk yang berbahaya. \n\n Selain itu, DBD bisa menyebabkan sulit buang air kecil, mulut kering, letih dan nyeri otot. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan kematian karena komplikasi perdarahan yang berbahaya, berikut pencegahan DBD untuk melindungi keluarga sejak awal. \n\n \n Jangan ada genangan \n \n\n Penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk yang bersarang di genangan. Semakin banyak genangan bisa membuat sarang nyamuk karena telur yang menetas pada lokasi tersebut. Rutin bersihkan genangan atau tutup rapat agar mencegah nyamuk bertelur. \n\n Nyamuk sangat menyukai genangan karena bisa menetaskan telur dengan mudah. Pastikan jangan ada barang yang bisa membuat genangan pada air dan bersihkan dengan rajin agar tidak ada telur nyamuk yang menetas. \n\n \n Jangan menumpuk barang \n \n\n Jangan menumpuk barang yang cukup banyak didalam rumah. Hal ini bisa memberikan nyamuk ruang tersembunyi untuk berkembang biak. Usahakan agar membuat rumah lebih bersih dan sehat dengan rajin menjaga kebersihannya. \n\n \n Gunakan lotion anti nyamuk \n \n\n Lotion anti nyamuk juga membantu dalam mencegah gigitan. Biasanya, aroma lotion tidak disukai oleh nyamuk. Tujuannya, agar binatang tersebut pergi dan menjauh agar tidak menggigit. \n\n Penggunaan lotion disarankan untuk anak-anak yang memiliki aktivitas banyak diluar rumah atau di sekolah. Sehingga bisa tetap terlindungi dari DBD walaupun tidak di rumah. \n\n \n Menggunakan obat anti nyamuk \n \n\n Obat anti nyamuk bisa digunakan untuk mencegah DBD di ruangan tertentu. Ada dua jenis obat nyamuk yaitu disemprot dan dibakar. \n\n \n Jaga kesehatan tubuh \n \n\n Menjaga kesehatan tubuh bisa membantu dalam mencegah DBD karena infeksi bisa mudah menyebar jika tidak fit. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan istirahat cukup agar tubuh tetap dalam keadaan yang prima. \n\n Gejala dan pencegahan DBD harus diketahui agar orang tersayang selalu dalam keadaan sehat. Pastikan lingkungan rumah harus selalu bersih dan menjaga tubuh dalam kondisi sehat agar penyakit tidak mudah datang dan menginfeksi. \n\n Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar DBD kepada dokter spesialis di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 18 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Wajib Tahu! Fakta di Balik Demam Berdarah<\/a><\/h3>
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang mengandung virus dengue. Penularannya tidak dapat terjadi secara langsung antar manusia tanpa melalui perantaraan gigitan nyamuk Aedes tersebut. \n\n Yang perlu kita ketahui, tidak semua orang yang terinfeksi virus ini menunjukkan gejala yang berat, ada yang hanya bermanifestasi sebagai demam ringan dan bahkan tanpa gejala sama sekali. \n\n \n\n Berikut ini merupakan beberapa gejala dari demam dengue antara lain : \n\n \n Demam mendadak tinggi \n Nyeri kepala yang biasanya disertai dengan nyeri pada bagia belakang mata \n Yeri otot dan sendi \n Lemas \n Muntah \n Perdarahan spontan \n \n\n \n\n Karakteristik gejala dan tanda utama pada DBD sebagai berikut : \n\n \n Demam tinggi yang mendadak, terus menerus, \n \n\n Berlangsung 2-7 hari. Umumnya, pada akhir fase demam (setelah hari ke-3), demam mulai menurun dan pasien merasa lebih membaik, akan tetapi periode ini merupakan periode kritis karena dapat terjadi syok bila tidak dilakukan pengawasan dan pemantauan \n\n \n Tanda - tanda perdarahan. \n \n\n Beberapa jenis perdarahan yang sering ditemukan pada pasien dbd adalah bintik-bintik merah pada kulit (petechie), mimisan, gusi berdarah, dan perdarahan saluran cerna. \n\n Untuk membedakan gigitan nyamuk dan petechie dapat dilakukan penekanan pada bintik merah dengan penggaris plastik transparan, jika menghilang dengan penekanan berarti bukan petechie. \n\n \n Syok. \n \n\n Beberapa tanda bahaya (warning sign) untuk mencegah terjadinya syok yang perlu diperhatikan seperti demam turun akan tetapi kondisi memburuk, muntah terus menerus, nyeri perut dan nyeri tekan perut, gelisah, pembesaran hati, perdarahan spontan, dan jumlah urin yang berkurang. \n\n \n\n Penderita yang terinfeksi oleh virus dengue akan mengalami tiga fase perjalanan penyakit. \n\n \n Fase pertama \n \n\n Dimulai dari hari ke-1 hingga hari ke-4 adalah fase demam, dimana pada fase ini penderita akan mengeluhkan demam dan keluhan penyerta lainnya yang mengganggu pasien. \n\n \n Fase kedua \n \n\n Dimulai pada sekitar hari ke 5 sampai hari ke 7 yang disebut fase kritis, pada fase ini keluhan yang sebelumnya dirasakan mengganggu akan relatif berkurang dan membaik. Akan tetapi, pada fase ini trombosit pasien justru dapat turun dengan cepat dan risiko gangguan pada pembuluh darah di seluruh tubuh akan meningkat. Sehingga pada fase kritis ini, kejadian syok (turunnya tekanan darah) dan risiko perdarahan akan meningkat apabila tidak dipantau dan ditangani dengan ketat \n\n \n Fase ketiga \n \n\n fase penyembuhan yang ditandai dengan meningkatnya kembali trombosit dan kondisi tubuh yang kian membaik \n\n \n\n Bila dokter mencurigai adanya demam berdarah, akan dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan penunjang, seperti : \n\n \n Pemeriksaan hematologi untuk dilakukan pemeriksaan terhadap hemoglobin, hematokrit, leukosit, dan trombosit \n Pemeriksaan serologi (antibodi terhadap infeksi virus dengue) \n Pemeriksaan antigen virus dengue \n Radiologi seperti rontgen paru atau USG perut. Hal ini untuk mencari kemungkinan terjadinya kebocoran cairan ke rongga dada dan rongga perut. \n \n\n \n\n Pada dasarnya, pengobatan infeksi dengue bersifat suportif dan simptomatis dengan cara mengatasi kehilangan cairan sebagai akibat kebocoran pembuluh darah dan adanya perdarahan. pasien dengan infeksi dengue dapat berobat jalan atau dilakukan perawatan di ruang intensif tergantung dari beratnya gejala. penegakan diagnosis secara dini dan mengetahui gejala-gejala bahaya (warning sign) merupakan hal penting untuk mengurangi angka kematian. \n\n Pertolongan pertama yang dapat dilakukan oleh keluarga atau masyarakat yang menemukan gejala dan tanda infeksi dengue : \n\n \n Istirahat selama demam \n Pemberian obat penurun panas \n Kompres hangat \n Minum banyak (1-2 liter/hari) \n Bila terjadi kejang, longgarkan pakaian, tidak memasukkan apapun lewat mulut selama kejang, dan jaga agar lidah tidak tergigit). \n \n\n Jika dalam 2-3 hari demam tidak turun disertai dengan adanya tanda seperti perdarahan pada kulit, muntah, gelisah, mimisan maka harus segera dibawa berobat ke dokter untuk segera mendapat pemeriksaan dan pertolongan \n\n \n\n Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terkena infeksi dengue : \n\n \n Menguras Bak Mandi \n Menutup Tempat Penampungan Air \n Mendaur Ulang Barang Bekas \n Membersihkan Rumah dan Lingkungan Sekitar \n Menggunakan Obat Anti Nyamuk \n Menaburkan Bubuk Larvasida di Tempat Penampungan Air \n Tidak Menggantung Pakaian di Dalam Kamar \n Memasang Kawat Kasa pada Jendela dan Ventilasi \n Memelihara Ikan Pemakan Jentik Nyamuk \n Menggunakan Pakaian Tertutup untuk Aktivitas di Luar \n Menggunakan Losion Anti Nyamuk \n Menanam Tanaman Anti Nyamuk Alami \n Fogging \n Vaksin DBD \n \n\n Vaksin demam berdarah dengue atau yang dikenal sebagai Travalent Dengue Vaccine (TDV), telah disetujui edarnya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sejak 2022. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 30 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Perlu Waspada Demam Berdarah Saat Hujan Datang<\/a><\/h3>
Penyebab demam berdarah dengue perlu diwaspadai oleh masyarakat luas. Mengingat kasus penyakit demam berdarah dengue masih marah di sejumlah daerah di Indonesia. Menyusul dengan masuknya musim penghujan di sejumlah wilayah. \n\n Kasus demam berdarah dengue sebagian besar terjadi di daerah tropis dan sub-tropis. Khususnya di kawasan Asia Tenggara, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. \n\n Demam berdarah dengue merupakan sebuah infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti. Beberapa faktor dapat menjadi pemicu meningkatkan infeksi virus ini, seperti curah hujan tinggi dan lemahnya daya tahan tubuh. \n\n \n\n \n\n \n\n Definisi \n\n Apa itu demam berdarah dengue (DBD) ? \n\n Demam berdarah dengue (DBD) atau yang disebut dengan dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit menular akibat virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. \n\n \n\n Tanda-tanda dan gejala \n\n Apa saja tanda-tanda dan gejala demam berdarah? \n\n Tanda-tanda dan gejala demam berdarah mungkin akan bervariasi pada setiap pasien, tergantung pada tingkat keparahan serta fase DBD yang dilewati. \n\n \n\n Berikut adalah tanda-tanda dan gejala umum dari demam berdarah: \n\n \n \n Demam hingga 40 derajat Celsius \n \n \n Sakit kepala \n \n \n Nyeri otot, tulang, dan sendi \n \n \n Mual dan muntah \n \n \n Sakit di belakang mata \n \n \n Pembengkakan kelenjar getah bening \n \n \n Ruam kulit \n \n \n\n Gejala-gejala di atas biasanya akan membaik dalam waktu satu minggu. Namun, ada pula kemungkinan gejala berkembang menjadi semakin parah dan berisiko mengancam nyawa. Kondisi tersebut dinamakan dengan DBD parah dan sindrom syok dengue. \n\n \n\n Kapan saya harus periksa ke dokter? \n\n Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda. \n\n \n\n Fase demam berdarah sering juga disebut “Siklus Pelana Kuda”. \n\n Berikut adalah fase-fase DBD yang perlu Anda ketahui: \n\n \n \n Fase demam: muncul demam tinggi yang berlangsung selama 2-7, dibarengi dengan gejala lain seperti nyeri otot dan sakit kepala. \n \n \n Fase kritis: setelah 1 minggu, demam akan turun. Namun, pasien DBD justru berisiko mengalami perdarahan parah di fase ini. Kondisi ini biasanya memerlukan perawatan intensif. \n \n \n Fase penyembuhan: seusai fase kritis, pasien akan mengalami demam kembali. Namun, fase ini merupakan masa penyembuhan DBD di mana trombosit perlahan kembali naik. \n \n \n\n \n\n Faktor-faktor risiko \n\n Apa yang meningkatkan risiko saya untuk terkena penyakit ini? \n\n Ada banyak faktor risiko untuk terkena penyakit demam berdarah atau DBD, yaitu: \n\n \n \n Tinggal atau bepergian ke daerah dengan iklim tropis \n \n \n Berada di daerah tropis dan subtropis meningkatkan risiko kena demam berdarah. Daerah yang berisiko tinggi adalah Asia Tenggara, bagian barat Kepulauan Pasifik, Amerika Latin, dan Karibia. \n \n \n Punya riwayat terkena demam berdarah \n \n \n Jika sebelumnya pernah sakit demam berdarah, Anda berpeluang tinggi mengalami gejala yang lebih serius jika terinfeksi lagi. \n \n \n\n \n\n Komplikasi \n\n Komplikasi apa yang bisa terjadi dari penyakit ini? \n\n Jika tidak tertangani dengan baik, komplikasi demam berdarah yang fatal bisa terjadi. Salah satunya adalah sindrom syok dengue atau dengue shock syndrome (DSS). \n\n DSS tidak hanya menimbulkan gejala demam berdarah biasa, namun disertai juga dengan gejala-gejala syok seperti: \n\n \n \n Hipotensi (tekanan darah turun) \n \n \n Kesulitan bernapas \n \n \n Denyut nadi melemah \n \n \n Berkeringat dingin \n \n \n Pupil mata melebar \n \n \n Kondisi ini tidak bisa sembuh hanya dengan dibiarkan. Pasalnya, DSS bisa menyebabkan kegagalan fungsi organ, sehingga mungkin bisa berujung pada kematian. \n \n \n\n \n\n Bagaimana cara mengobati demam berdarah? \n\n Tidak ada penanganan spesifik untuk penyakit, kebanyakan pasien biasanya akan pulih dalam 2 minggu. Namun, penting untuk menangani gejala-gejala dengan tepat untuk menghindari komplikasi. \n\n Dokter biasanya merekomendasikan pilihan pengobatan untuk DBD sebagai berikut: \n\n 1. Obat penurun demam \n\n Paracetamol adalah obat pereda nyeri yang dapat meringankan rasa sakit dan menurunkan demam. Hindari penghilang rasa sakit yang dapat meningkatkan komplikasi perdarahan, seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen sodium. \n\n Untuk kasus yang lebih serius, demam berdarah dapat menyebabkan shock atau hemorrhagic fever yang memerlukan perhatian medis lebih. \n\n 2. Istirahat yang banyak di tempat tidur \n\n Orang yang sedang mengalami demam berdarah disarankan untuk beristirahat. Dengan istirahat, pasien akan lebih cepat untuk pulih. Istirahat dapat membantu pemulihan jaringan tubuh yang rusak saat terkena kondisi ini. \n\n Dokter akan memberikan pasien beberapa obat agar cepat mengantuk sehingga bisa beristirahat sepenuhnya. \n\n 3. Minum banyak cairan \n\n Perawatan di rumah sakit dengan menggunakan infus akan membantu kebutuhan cairan pasien DBD terpenuhi. Meski begitu, Tidak selamanya seorang pasien DBD harus menjalani opname di rumah sakit. Selama mengikuti panduan, Anda bisa merawat pasien DBD di rumah. \n\n Dokter akan menyarankan pasien diopname atau dirawat jalan di rumah untuk mengonsumsi banyak cairan. Tidak hanya air mineral atau infus saja, cairan bisa berupa dari makanan berkuah, buah, atau jus. \n\n Pasien DBD wajib konsumsi cairan untuk menurunkan demam dan mencegah tubuh dehidrasi. Gejala demam berdarah karena virus dengue yang ditandai dengan kram otot dan sakit kepala karena dehidrasi juga dapat ditangani dengan minum banyak cairan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 11 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Penyakit yang Sering Terjadi Pada Musim Penghujan!<\/a><\/h3>
Beberapa penyakit tidak mengenal musim atau waktu atau dapat menyerang kapan saja. Namun, ada pula beberapa penyakit yang angka kejadiannya atau penularannya meningkat di musim tertentu, contohnya musim penghujan. Musim penghujan bisa dibilang sebagai musim rawan penyakit karena berbagai jenis mikroba serta virus lebih mudah berkembang biak di musim ini. Apalagi jika daya tahan tubuh Sahabat Hermina sedang menurun. Hal tersebut akan semakin membuat rentan diserang penyakit. Mengenali berbagai penyakit umum yang biasa terjadi di musim hujan akan membuat Sahabat Hermina lebih waspada untuk mencegah penularannya. Lantas apa saja penyakit musim hujan yang sering muncul? \n\n \n \n Influenza \n \n \n\n Influenza adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus influenza yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat. Gejalanya yaitu rasa tidak enak badan, demam, rasa pegal linu, lemas, lesu, bersin-bersin dan terasa nyeri di otot-otot dan sendi. Virus ini menyebar melalui cairan tubuh seperti ingus ataupun air liur yang dapat ditularkan melalui mulut, hidung ataupun tangan yang menyentuh benda terkontaminasi. Cara mencegahnya dengan berolahraga dan istirahat yang cukup, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, mencuci tangan dan memakai masker saat flu. \n\n \n \n Demam Berdarah \n \n \n\n Demam berdarah adalah penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menyebabkan gejala demam tinggi. Jika tidak ditangani dengan tepat, demam berdarah berisiko mengancam nyawa. Penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sering terjadi di musim penghujan saat perkembangbiakan nyamuk meningkat. Cara mencegah penyakit Demam Berdarah yakni melakukan 3M plus : menguras bak mandi, menutup tempat air dan memanfaatkan barang bekas serta melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). \n\n \n \n Demam Tifoid \n \n \n\n Demam tifoid, atau lebih dikenal dengan penyakit tipes adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thyphi atau Salmonella paratyphi. Bakteri tersebut menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Jika tidak segera ditangani, pengidapnya dapat mengalami komplikasi seperti pneumonia, pleuritis, miokarditis (peradangan otot jantung), gagal jantung akut, bahkan kematian. \n\n \n Diare \n \n\n Penyakit diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar encer 3 (tiga) kali atau lebih dalam sehari. Penyebab diare adalah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, virus atau parasit. Diare disebabkan oleh Bakteri E. Coli, Salmonella, Shigella dan lain- lain. Cara mencegah dare dengan mencuci tangan pakai sabun di bawah air mengalir, buang air besar pada tempatnya dan menjaga kebersihan dan kesehatan makanan. \n\n \n \n Leptospirosis \n \n \n\n Leptospirosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral yang disebut Leptospira interrogans. Penyakit musim hujan ini “cukup populer” terjadi di Indonesia, biasanya dikenal sebagai penyakit kencing tikus. Anda bisa terkena penyakit penyakit ini karena menyentuh tanah atau air, tanah basah, atau tanaman yang terkontaminasi oleh urine binatang yang terinfeksi. Selain tikus, hewan yang paling sering menularkan leptospirosis adalah sapi, babi, anjing, reptil dan hewan amfibi, serta hewan pengerat lainnya. Demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, mata merah, menggigil, otot betis sakit, dan sakit perut adalah gejala yang menandai penyakit ini. Pada kasus tertentu, penyakit ini dapat menyebabkan gangguan hati, gagal ginjal, meningitis, hingga kegagalan pernapasan. \n\n Tips Mencegah Penyakit yang Terjadi Pada Musim Penghujan \n\n \n Meningkatkan sistem imun tubuh dengan beristirahat teratur, makan makanan yang bergizi (seperti protein, vitamin, tinggi serat dan anti oksidan), konsumsi buah dan sayur yang banyak mengandung vitamin dan anti oksidan, serta minum air putih 2 liter per hari. \n Olahraga teratur. Musim hujan tidak boleh membuat kita tidak melakukan olah raga. Kita bisa melakukan olah raga di dalam rumah seperti senam, lompat tali, push up, sit up, sepeda statis, atau treadmill. \n Menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Saat keluar rumah, pakai boot jika memasuki daerah yang banyak genangan air, cuci tangan sebelum makan, lakukan gerakan 3M (menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat genangan air), serta bersihan kamar dari gantungan-gantungan baju yang bisa jadi tempat bersembunyi nyamuk demam berdarah. \n Hindari gigitan nyamuk dengan membersihkan lingkungan kita yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Kenali berbagai penyakit yang muncul saat musim hujan dan banjir sehingga kita dapat menjadi lebih waspada terhadap berbagai penyakit. \n \n\n Bagi Sahabat Hermina yang mengalami gejala penyakit diatas dapat berkonsultasi dengan dokter di RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran dokter melalui Mobile Aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500488, website www.herminahospitals.com dan Mobile JKN. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 27 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Berasal dari Nyamuk, Kenali Perbedaan Malaria dan DBD <\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Walaupun sama-sama disebabkan oleh gigitan nyamuk, malaria dan demam berdarah adalah penyakit yang berbeda. Perbedaan yang paling terlihat adalah jenis nyamuk penyebabnya. \n\n Malaria ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina, sedangkan DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Karakteristik, tempat hidup dan cara penularannya juga berbeda. \n\n Nyamuk Aedes Aegypti biasanya berkembang di air bersih, sedangkan nyamuk Anopheles yang lebih suka menempati air kotor. Nyamuk penyebab DBD membawa virus dengue yang ditularkan melalui gigitannya, sementara nyamuk Anopheles membawa parasit yang masuk ke peredaran berdarah menuju sel-sel hati dan kemudian menyerang sistem tubuh. Berikut ini perbedaan demam berdarah dengan malaria lainnya. \n\n 1. Masa Inkubasi \n\n Perbedaan lain dari kedua penyakit ini adalah lamanya masa inkubasi. Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan virus atau parasit untuk menginfeksi tubuh sampai menimbulkan gejala. Melansir dari Stanford Health Care, malaria memiliki masa inkubasi 7-30 hari sampai gejalanya muncul. Sedangkan DBD, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), demam ini memiliki masa inkubasi 4-10 hari setelah gigitan nyamuk. \n\n Alasan mengapa malaria memiliki masa inkubasi lebih lama karena plasmodium yang ditularkan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berkembang atau menginfeksi saraf-saraf dalam tubuh. Itulah alasan gejala pada pengidap malaria dan DBD juga berbeda. Perbedaan lainnya, DBD umumnya menyerang secara mendadak, sedangkan malaria memerlukan waktu yang lebih lama dari awal digigit nyamuk hingga muncul gejala. \n\n 2. Gejala yang Ditimbulkan \n\n Baik malaria maupun DBD memiliki gejala yang serupa, yaitu demam. Namun, demam yang terjadi pun berbeda. Pada DBD, demam yang terjadi biasanya merupakan demam tinggi yang berlangsung selama 2-7 hari, dan disertai gejala lainnya seperti nyeri otot, bintik-bintik pada kulit, mimisan, hingga gusi berdarah. \n\n Sementara pada malaria, demam yang terjadi biasanya tergantung pada jenis parasit yang menyebabkannya. Ada malaria tertiana yang ditandai dengan gejala demam periodik 3 hari sekali, malaria kuartana selama 4 hari sekali, dan tropikana yang ditandai dengan demam yang terus-menerus. Demam pada malaria diawali dengan fase menggigil, kemudian demam berkeringat, yang diiringi dengan nyeri otot, mual, dan muntah. \n\n Dalam mendiagnosis malaria dan DBD, dokter biasanya mengecek riwayat pengidap terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan malaria biasanya terjadi di daerah-daerah endemis. \n\n Ketika pengidap kebetulan baru saja datang dari daerah endemis, dokter biasanya akan mendiagnosisnya mengidap malaria. Namun, pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk melakukan diagnosis secara pasti, apakah pengidap terserang malaria atau DBD. \n\n Bagaimana Mencegah Malaria dan DBD? \n\n CDC merekomendasikan langkah pencegahan agar terhindar dari gigitan nyamuk. Berikut sejumlah hal yang perlu dilakukan untuk mencegah malaria dan DBD, yaitu: \n \n\n \n Oleskan obat nyamuk pada kulit yang terpapar. Contoh obat yang disarankan mengandung 20-35% persen N, N-Diethyl-meta-toluamide (DEET). \n Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang saat berada di luar ruangan dan di malam hari. \n Gunakan kelambu di atas tempat tidur jika kamar tidak ber-AC. Untuk perlindungan tambahan, rawat kelambu dengan insektisida permetrin. \n Semprotkan insektisida atau jenis penolak lainnya pada pakaian, karena nyamuk dapat menggigit pakaian tipis. \n Semprotkan piretrin atau insektisida serupa di kamar sebelum tidur. \n \n\n Kalau kamu, keluarga atau kerabat dekatmu mengalami sejumlah gejala di atas, segera periksakan ke dokter untuk diidentifikasi lebih lanjut. Kalau kamu berencana memeriksakan diri, kamu bisa membuat janji dengan dokter sebelum mengunjungi rumah sakit RS Hermina Mekarsari melalui aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500488 dan bisa melalui Website herminahospitals.com. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 18 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD)<\/a><\/h3>
Musim hujan seperti sekarang ini sangatlah rentan dengan penyakit Demam berdarah. Demam berdarah dengue (DBD) atau biasa juga dikenal sebagai dengue fever disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang berkembang di daerah tropis dan subtropis. \n\n Demam berdarah dengue (DBD) atau biasa juga dikenal sebagai dengue fever disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang berkembang di daerah tropis dan subtropis. DBD ringan dapat menyebabkan demam tinggi, ruam merah pada kulit dan nyeri pada otot. DBD yang parah biasa disebut demam hemoragik dapat menyebabkan pendarahan yang parah, tekanan darah menurun drastis, dan kematian. \n\n Penyebab Demam Berdarah \n\n Nyamuk Aedes aegypti akan menularkan virus saat menggigit dan menghisap darah korbannya. Jenis nyamuk ini biasanya menyerang di pagi dan sore hari. Secara tampilan, nyamuk ini cukup mudah dikenali dengan warnanya yang belang hitam-putih dengan ciri fisiknya yang kecil. Mereka tidak suka mendiami tempat yang kotor, melainkan menyasar tempat-tempat bersih, seperti bak mandi. \n\n Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang membuat Sahabat Hermina lebih rentan terkena penyakit demam berdarah, antara lain: \n\n \n Tinggal atau sedang bepergian ke daerah tropis. \n Memiliki riwayat infeksi virus dengue. \n Anak-anak, lansia, dan orang yang kekurangan sistem kekebalan tubuh. \n \n\n Maka dari itu, sebagai upaya pencegahan, Sahabat Hermina disarankan untuk menjaga kebersihan lingkungan, menimbun barang bekas yang tidak terpakai, menghilangkan genangan air dan menaburkan bubuk abate. Selain itu, Anda juga disarankan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat, istirahat yang cukup, kendalikan stres, olahraga secara teratur, dan jangan lupa memasang obat nyamuk di ruangan yang terindikasi tempat persembunyian nyamuk. \n\n Gejala Demam Berdarah \n\n Banyak orang tidak mengalami tanda atau gejala infeksi demam berdarah dengue. Ketika gejala benar-benar terjadi, mereka disalah artikan sebagai penyakit lain, seperti flu. Biasanya gejala akan muncul mulai empat hingga 10 hari setelah digigit nyamuk. Penyakit ini bisa menyebabkan demam tinggi hingga 40 derajat Celsius. Selain itu, beberapa gejala lainnya, antara lain: \n\n \n Sakit Kepala. \n Nyeri otot, tulang atau sendi. \n Mual dan muntah. \n Sakit di belakang mata \n Kelenjar bengkak. \n Ruam. \n \n\n Kebanyakan orang bisa pulih dalam waktu seminggu atau lebih. Dalam beberapa kasus, gejalanya memburuk dan dapat mengancam jiwa. Ini disebut demam berdarah parah, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue. Demam berdarah yang parah terjadi ketika pembuluh darah menjadi rusak dan bocor. Kondisi ini akan menyebabkan jumlah sel pembentuk gumpalan (trombosit) dalam aliran darah turun. Hal ini dapat menyebabkan syok, perdarahan internal, kegagalan organ dan bahkan kematian. \n\n Tanda-tanda peringatan demam berdarah yang parah dan merupakan keadaan darurat dapat berkembang dengan cepat. Tanda-tanda peringatan biasanya dimulai satu atau dua hari pertama setelah demam hilang, termasuk: \n\n \n Sakit perut parah. \n Muntah terus-menerus. \n Perdarahan dari gusi atau hidung. \n Darah dalam urin, tinja, atau muntahan. \n Pendarahan di bawah kulit, yang terlihat seperti memar. \n Pernapasan yang sulit atau cepat. \n Kelelahan. \n Iritabilitas atau kegelisahan. \n \n\n Pencegahan Demam Berdarah \n\n Organisasi Kesehatan Dunia menekankan bahwa vaksin itu sendiri bukanlah alat yang efektif untuk mengurangi demam berdarah di daerah-daerah di mana penyakit ini sering mewabah. Pencegahan gigitan nyamuk dan pengendalian populasi nyamuk masih menjadi metode utama untuk mencegah penyebaran demam berdarah. \n\n Jika Sahabat Hermina tinggal atau bepergian ke daerah yang sering terkena penyakit ini, tips berikut dapat membantu mengurangi risiko gigitan nyamuk: \n\n \n Gunakan AC atau kelambu yang dipasang diventilasi dan tempat tidur. Selain itu, nyamuk yang membawa virus dengue paling aktif dari fajar hingga senja, tetapi mereka juga dapat menggigit pada malam hari. \n Kenakan pakaian pelindung saat kamu pergi ke daerah yang dipenuhi nyamuk, kenakan baju lengan panjang, celana panjang, kaus kaki, dan sepatu. \n Gunakan obat nyamuk seperti permetrin karena mereka dapat diaplikasikan pada pakaian, sepatu, perlengkapan berkemah, dan kelambu. Sahabat Hermina juga dapat membeli pakaian yang dibuat dengan permetrin yang sudah ada di dalamnya. \n Mengurangi habitat nyamuk dengan menutup genangan air. Nyamuk yang membawa virus dengue biasanya hidup di dalam dan di sekitar rumah, berkembang biak di genangan air yang dapat berkumpul di ban mobil bekas. Menurunkan populasi nyamuk dengan menghilangkan habitat tempat mereka bertelur. Setidaknya seminggu sekali, wadah kosong dan bersih yang menampung genangan air, seperti wadah tanam, piring hewan, dan vas bunga. Jaga agar wadah air tetap tertutup di antara pembersihan \n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n Demam berdarah yang parah adalah keadaan darurat medis yang mengancam jiwa. Cari pertolongan medis segera jika Sahabat Hermina mengalami demam dan mengembangkan salah satu dari tanda-tanda peringatan yang sebelumnya disebutkan. Tanda-tanda peringatan termasuk sakit perut yang parah, muntah, kesulitan bernapas, atau darah di hidung, gusi, muntah atau tinja. Jika Sahabat Hermina mengalami gejala tersebut diatas dapat konsultasi dengan dokter di RS Hermina Pandanaran. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 26 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Demam Berdarah Dengue (DBD)<\/a><\/h3>
\n\n Pengertian Demam Berdarah \n\n Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit mudah menular yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue. \n\n \n\n Penyebab dan Faktor Risiko Demam Berdarah \n\n Penularan terjadi saat nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menggigit dan menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue, ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain, maka virus akan tersebar. Nyamuk menngigit dan menginfeksi seseorang di pagi sampai sore hari menjelang petang. \n\n Nyamuk tersebut berperan sebagai medium pembawa (carrier) virus dengue tersebut. Selain gigitan nyamuk, demam berdarah dipicu oleh beberapa faktor risiko, di antaranya : \n\n Pernah mengalami infeksi virus dengue sebelumnya \n\n Tinggal atau bepergian ke daerah tropis dan \n\n Bayi, anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan kekebalan tubuh yang lemah. \n\n \n\n Gejala Demam Berdarah \n\n Umumnya gejala demam berdarah bersifat ringan, dan muncul 4–7 hari sejak gigitan nyamuk dan dapat berlangsung selama 10 hari. Gejala bisa saja berkembang menjadi semakin parah jika terlambat ditangani. \n\n Gejala demam berdarah meliputi : \n\n \n Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius \n Nyeri kepala berat \n Nyeri pada sendi, otot, dan tulang \n Nyeri pada bagian belakang mata \n Nafsu makan menurun \n Mual dan muntah \n Pembengkakan kelenjar getah bening \n Ruam kemerahan sekitar 2–5 hari setelah demam \n Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening \n Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit. \n \n\n \n\n Diagnosis Demam Berdarah \n\n Jika sejumlah gejala yang telah disebutkan muncul, langkah diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan wawancara medis, yang diikuti dengan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan memeriksa sampel darah di laboratorium. \n\n \n\n \n\n Komplikasi Demam Berdarah \n\n Berikut ini beberapa komplikasi demam berdarah : \n\n \n Tanda perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, perdarahan di bawah kulit, muntah hitam, batuk darah, maupun buang air besar dengan feses kehitaman \n Tekanan darah menurun \n Kulit basah dan terasa dingin \n Denyut nadi melemah \n Frekuensi buang air kecil menurun dan jumlah urine yang keluar sedikit \n Mulut kering; dan \n Sesak nafas atau pola napas tidak beraturan. \n \n\n Sejumlah gejala tersebut menandakan kondisi DSS atau Dengue Shock Syndrome yang merupakan komplikasi demam berdarah. Jika tidak segera dilakukan penanganan, maka gangguan fungsi organ tubuh yang berujung pada kematian. \n\n \n\n Pengobatan Demam Berdarah \n\n Hingga kini belum ada pengobatan spesifik untuk mengatasi demam berdarah. Langkah pengobatan dilakukan untuk mengatasi gejala yang muncul, serta mencegah infeksi virus semakin parah. \n\n Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan : \n\n \n Cegah dehidrasi dengan minum air putih cukup. \n Cukup istirahat. \n Konsumsi obat penurun panas yang dianjurkan dokter; \n Menghindari konsumsi obat-obatan pereda nyeri. Hal ini dikarenakan obat-obatan tersebut dapat menimbulkan komplikasi perdarahan. \n Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar. \n \n\n \n\n Pencegahan Demam Berdarah \n\n Terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah demam berdarah, yaitu : \n\n \n Memberantas sarang nyamuk yang dilakukan dalam dua kali pengasapan insektisida atau fogging dengan jarak 1 minggu \n Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, minimal setiap minggu \n Menutup rapat tempat penampungan air \n Melakukan daur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti \n Mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah \n Memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah \n Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit dikuras \n Menggunakan kelambu saat tidur \n Menanam tumbuhan pengusir nyamuk \n Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian \n Menghindari wilayah daerah yang rentan terjadi infeksi \n menggunakan krim anti-nyamuk yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET), tetapi jangan gunakan DEET pada anak di bawah 2 tahun. \n \n\n \n\n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n Jika sudah melakukan pencegahan, tetapi demam berdarah masih menyerang dan mengganggu aktivitas sehari-hari, segera kunjungi dokter di rumah sakit untuk memeriksakan diri. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 26 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>