- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 19 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Demam Tipes dan DBD Berdasarkan Penyebab dan Gejalanya<\/a><\/h3>
Demam pada penyakit tipes dan DBD sebagaian masyarakat menganggap sama, namun keduanya sebenarnya memiliki gejala lain yang berbeda. Penyakit tipes dan demam dengue/demam berdarah dengue (DB/DBD) memiliki gejala yang mirip satu sama lain, yaitu munculnya demam dan badan terasa lemas. Sehingga beberapa orang menganggap demam tipes adalah DB/DBD, begitu juga sebaliknya. Padahal jika Sahabat Hermina salah menduga jenis penyakit yang diderita, nantinya dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penanganan. Lantas bagaimana cara memahami beda gejala tipes dan DB/DBD? Simak ulasan lengkapnya pada artikel berikut! \n\n \n\n Perbedaan DB/DBD dan tifus berdasarkan penyebab \n\n Tipes atau bahasa medisnya biasa disebut dengan demam tifoid merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh atau tepatnya ke saluran pencernaan melalui makanan, minuman, atau air yang sudah terkontaminasi. Tidak menjaga kebersihan makanan dan minuman, sanitasi yang buruk, serta terbatasnya akses air bersih diduga menjadi penyebab utama penyakit tipes. Perkiraan WHO pada 2022 terjadi tifoid global 11-20 juta kasus pertahun dan menyebabkan 128.000-161.00 kematian, dan dari Kemenkes di Indonesia mencapai 41.081 kasus selama setahun terakhir dan masih meningkat. \n\n Sementara demam dengue/demam berdarah dengue (DB/DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes aegypti paling banyak ditemui selama musim hujan dan setelah musim hujan di area tropis dan subtropis. Menurut Kemenkes pada tahun 2022 tercatat 143.176 kasus dan 1.236 jiwa meninggal, serta pada 2023 turun menjadi 98.071 kasus, 764 jiwa tercatat meninggal. Sebenarnya baik penyakit tipes dan DBD merupakan dua penyakit yang paling banyak menyerang masyarakat Indonesia, karena kondisi lingkungan yang mendukung yaitu tempat yang lembab dan hangat. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja tanpa pandang usia dan jenis kelamin. Baik tipes maupun DBD mempunyai kesamaan utama, yakni keduanya perlu diobati dan dicegah. Yuk kenali dan pahami apa saja gejala tipes dan DBD beserta cara pencegahannya yang perlu diketahui. \n\n \n\n Gejala tipes dan DBD \n\n Tipes dan DBD memang memiliki gejala khas yang sama, yaitu demam tinggi. Namun, ternyata keduanya memiliki pola kemunculan yang berbeda. Pada DBD, demam tinggi dengan suhu 39-40 derajat Celsius. Kemunculan demam biasanya bersifat mendadak. Selain itu, demam pada gejala DBD akan berlangsung sepanjang hari dan bisa bertahan sampai 7 hari. Demam pada kasus tipes, sebagian besar terjadi pada anak usia 3- 18 tahun, muncul secara perlahan. Di awal kemunculan gejala, suhu tubuh tidak terlalu tinggi atau bahkan normal. Kemudian, demam akan naik secara bertahap tiap hari, dan bisa mencapai hingga 40,5 derajat Celsius. Demam tipes juga bisa saja naik turun, misalnya muncul di malam hari dan menurun di pagi hari. \n\n Berikut ini adalah berbagai beda ciri-ciri tipes dan DBD yang perlu Sahabat Hermina ketahui dan pahami. \n\n \n Bintik atau ruam merah \n \n\n Pada DBD, akan muncul bintik merah khas DBD di bagian bawah kulit yang terjadi akibat pendarahan dan bila ditekan, bintik merahnya tidak pudar. Selain bintik merah, orang yang terkena DBD juga sering mengalami mimisan dan perdarahan ringan pada gusi. Sedangkan pada tipes, bintik merah yang muncul bukan bintik pendarahan, melainkan akibat infeksi dari bakteri Salmonella. \n\n \n Waktu kejadian \n \n\n Perbedaan lain yang cukup jelas dari gejala tipes dan DBD adalah waktu kejadian penyakitnya. Penyakit DBD terjadi musiman, terutama saat musim penghujan di mana lingkungan yang lembap jadi tempat paling tepat untuk nyamuk bisa berkembang biak. Sedangkan tipes bukan merupakan penyakit musiman dan bisa terjadi sepanjang tahun jika tidak menjaga kebersihan lingkungan dengan baik. \n\n \n Rasa nyeri yang muncul \n \n\n Gejala DB/ DBD menyebabkan lemas, nyeri kepala, otot, sendi, dan tulang. Nyeri ini biasanya mulai terasa setelah demam muncul. Selain itu, DBD juga akan memunculkan gejala nyeri perut, mual, hingga muntah, serta muncul ruam kemerahan pada tubuh. Sedangkan penyakit tipes adalah penyakit yang berkaitan dengan saluran pencernaan, sehingga gejala demam pasti disertai dengan gejala sakit di saluran cerna, seperti sakit perut, diare, bahkan sembelit, bila infeksi memberat dapat diikuti dengan penurunan kesadaran. \n\n \n Kemunculan syok \n \n\n Pada DB/DBD, dapat muncul warning sign seperti nyeri tekan perut, muntah terus menerus, bengkak karena akumulasi cairan, perdarahan mukosa dan gelisah. Dapat terjadi kegawatan selanjutnya adalah sesak nafas dan syok karena kegagalan distribusi cairan pada organ vital. Sedangkan pada tipes, umumnya terjadi syok setelah munculnya gejala yang tidak ditangani, seperti penurunan kesadaran. \n\n \n Komplikasi penyakit \n \n\n Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah kerusakan pembuluh darah, yang dapat menyebabkan perdarahan. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini akan menyebabkan kegagalan sistem organ yang ditandai dengan peningkatan fungsi hati, penurunan kesadaran dan jantung serta organ lainnya yang berujung kematian. Sedangkan komplikasi tipes dapat menyebabkan usus berlubang (perforasi usus) yang bisa mengakibatkan isi usus bocor ke rongga perut dan menimbulkan infeksi. Jika rongga perut sudah terinfeksi, hal tersebut akan menyebabkan peritonitis, yaitu infeksi pada jaringan yang melapisi bagian dalam perut. Infeksi ini dapat mengakibatkan berbagai organ berhenti berfungsi. \n\n \n\n Satu-satunya cara untuk dapat memastikan demam yang Sahabat Hermina alami merupakan gejala tipes atau DB/DBD adalah dengan periksa ke dokter dan melakukan tes darah. Jadi, jika mengalami demam tinggi yang sudah berlangsung selama lebih dari tiga hari, segeralah kedokter untuk mendapat rekomendasi pemeriksaan darah di laboratorium terdekat. Dengan melakukan pemeriksaan darah nantinya akan diketahui secara pasti penyakit yang dialami. \n\n Pada penyakit DB/DBD, pemeriksaan biasanya dilakukan dengan memeriksa darah rutin yang dapat menilai jumlah hematokrit dan trombosit. Seseorang terkena penyakit DB/DBD dapat terjadi peningkatan jumlah hematokrit dengan penurunan . Sementara untuk memastikan penyakit tipes nantinya dokter akan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan IgM Salmonela (sensitifitas 88 %) atau Widal (sensitifitas 77%) setelah mengalami demam paling tidak selama 5 hari. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada darah Adik mengandung protein / antibodi terhadap bakteri penyebab tipes tersebut. \n\n Konsultasikan kesehatan Sahabat Hermina di RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran melalui mobile aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500488 dan Website www.herminahospitals.com \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 15 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Harus Tahu, Bedanya Demam Berdarah dan Demam Biasa<\/a><\/h3>
Demam adalah kondisi umum yang dialami oleh banyak orang. Namun demam bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius, terutama jika terjadi peningkatan suhu tubuh yang signifikan. Dalam hal ini, penting untuk membedakan antara demam biasa dan demam berdarah, karena kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang penting. \n \nDemam biasa adalah kondisi di mana suhu tubuh seseorang naik di atas batas normal, yaitu di atas 37 derajat Celcius. Biasanya, demam biasa disebabkan oleh infeksi ringan hingga berat . Gejala yang biasa terjadi pada demam biasa termasuk sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan keringat dingin. D emam biasanya sering membaik dalam waktu kurang dari 3 hari dan dapat diatasi dengan istirahat yang cukup , minum banyak air, dan mengonsumsi obat penurun panas seperti parasetamol. \n \nDi sisi lain, demam berdarah adalah kondisi yang dapat menjadi serius dan fatal bila tidak ditangani dengan cepat dan baik dan berpotensi mengancam nyawa. Demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus demam berdarah yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejala awal demam berdarah mirip dengan demam biasa, seperti demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri otot. Namun demam berdarah juga dapat menyebabkan munculnya tanda-tanda pendarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, dan petechiae (bintik-bintik merah pada kulit). penyakit DBD juga dikenal fase demam naik turun atau istilahnya siklus pelana kuda. Siklus ini menggambarkan kondisi demam pada penderita DBD yang memiliki pola naik-turun-naik, layaknya bentuk pelana kuda. Jika tidak segera ditangani, demam berdarah dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk syok dan kegagalan organ. \n \nPenting untuk segera mencari perawatan medis jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala demam berdarah. Dokter akan melakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan memberikan perawatan yang sesuai. Sayangnya, tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah, tetapi perawatan medis dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah komplikasi yang lebih serius. \n \nSelain perbedaan dalam penyebab dan gejala, demam biasa dan demam berdarah juga memiliki perbedaan dalam penanganan dan pencegahannya. Untuk demam biasa, perawatan umumnya meliputi istirahat yang cukup, minum banyak air, dan mengonsumsi obat penurun panas. Namun, untuk mencegah demam berdarah, langkah-langkah pencegahan yang lebih serius diperlukan. Ini termasuk menghilangkan tempat perkembangbiakan nyamuk, seperti membersihkan dan membersihkan tempat-tempat yang mengandung udara, menggunakan kelambu saat tidur, dan mengenakan pakaian yang melindungi tubuh dari gigitan nyamuk. \n \nKesimpulannya, demam biasa dan demam berdarah adalah dua kondisi yang berbeda. Meskipun keduanya dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh, demam berdarah merupakan kondisi yang lebih serius dan berpotensi mengancam nyawa. Penting untuk dapat membedakan antara kedua kondisi ini dan mencari perawatan medis yang tepat jika diperlukan. Selalu ingat untuk menjaga kebersihan dan mengikuti langkah-langkah pencegahan untuk mencegah penyebaran demam berdarah. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 15 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Sering Terabaikan, Waspada Difteri !<\/a><\/h3>
Difteri merupakan suatu penyakit akut yang menular, disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteria. Kelompok risiko yang terserang difteri adalah anak - anak dan orang lanjut usia, tetapi saat ini karena perkembangan zaman orang dewasa bisa terinfeksi. Faktor risiko yang mendasari terjadinya infeksi Difteri adalah imunitas yang tidak adekuat disebabkan imunisasi pada waktu bayi tidak lengkap, pembeian imunisasi sebelum waktunya, dan penurunan potensi vaksin. Gejala klinis dari difteri bervariasi mulai dari tak bergejala hingga menjadi fatal. Gejala yang umunya terjadi adalah \n\n 1.Demam kurang lebih 380 C \n\n 2.Sakit waktu menelan \n\n 3.Leher membengkak seperi leher sapi (bullneck) \n\n 4.Sesak nafas disertai stridor \n\n 5.Perasaan tidak enak, mual dan muntah \n\n 6.Sakit kepala \n\n Masa inkubasi Difteri umumnya berlangsung selama 2-5 hari. Pada difteri kutis, inkubasi terjadi 7 hari sesudah infeksi primer pada kulit. Pasien kemudian akan memperlihatkan keluhan - keluhan yang tidak spesifik seperti demam dan terkadang menggigil. Difteri pada umumnya menyerang saluran nafas atas (laring, faring, tonsil) berupa kerongkongan sakit dan suara parau, rinorea berlendir dan kadang bercampur darah, serta teraba adanya benjolan dan sembab pada daerah leher. Dapat juga menyerang organ lain seperti kulit dan mukosa serta mata. Penularan Difteri terjadi akibat kontak langsung dan kontak tidak langsung. Kontak langsung dapat terjadi melalui batuk, bersin, berbicara serta adekuat dari kulit yang terinfeksi. Sedangkan kotak tidak langsung terjadi melalui debu, baju, buku ataupun mainan yang terkontaminasi. Penularan melalui droplet saluran napas pada penderita dapat tidak bergejala dan merupakan faktor penting dalam penyebaran penyakit. Difteri dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut: \n\n 1.Vaksin Vaksin ini digunakan untuk mencegah bahaya dari Difteri. Vaksin yang umum di Indonesia adalah Imunisasi DPT. Imunisasi ini merupakan wajib diberikan ketika anak usia 2,3,4, dan 18 bulan serta usia 5 tahun. \n\n 2.Antibiotik Antibiotik diberikan untuk membunuh bakteir, mencegah transmisi dan menghentikan produksi toksin. Bagi Sahabat Hermina, apabila menemukan gejala - gejala diatas segera dibawa ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat. RS Hermina Samarinda siap membantu mengobati hingga pulih kembali. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 08 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Anak Flu, Bagaimana Penanganannya?<\/a><\/h3>
Sistem kekebalan tubuh yang ada pada balita yang masih kurang optimal bisa menjadikan balita rentan terserang berbagai penyakit termasuk flu. Beberapa gejala klinis yang muncul adalah demam, nyeri pada tubuh, batuk, pilek, dan beberapa gejala penyerta lainnya. Umumnya, anak atau balita yang terserang flu bisa sembuh dalam kurun waktu kurang dari satu minggu, namun ada beberapa anak, flu bisa berlanjut menjadi infeksi yang lebih serius dan memerlukan perawatan di rumah sakit. \n\n Flu pada anak dapat diatasi dengan memberikan cukup cairan dan istirahat dan sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter jika anak tampak tidak nyaman untuk diberikan obat yang dapat mengurangi gejala flu. \n\n Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meringankan gejala flu pada balita: \n\n \n Pastikan agar anak selalu merasa nyaman dengan menyesuaikan suhu ruangan agar tidak terlalu dingin ataupun pengap untuk memudahkan pernapasannya. \n Pastikan anak bisa mendapat cukup cairan dan terhidrasi dengan baik. Jika usianya masih di bawah 6 bulan berikan ASI secara rutin, apabila di atas 6 bulan dapat diberikan air minum atau jus buah alami home made. \n Biarkan anak untuk beristirahat lebih banyak. \n Baringkan anak dalam posisi tengkurap, lalu tepuk punggungnya dengan lembut. Tentunya hal ini bisa dilakukan dalam pengawasan penuh dari orangtua. Pastikan kepalanya sudah bisa tegak dan menopang lehernya sendiri. Hal ini dapat meringankan kondisi hidung tersumbat serta memberikan kenyamanan pada anak. \n Meninggikan posisi kepala anak. Pada anak usia 1 tahun ke atas, meninggikan posisi kepala saat sedang tidur atau beristirahat di kasur bisa membantunya bernapas dengan lebih nyaman. \n Memandikan anak dengan air hangat agar ia dapat tidur lebih nyenyak dan membantu lendir lebih mudah keluar. \n \n\n Walaupun flu adalah salah satu penyakit yang umum dialami anak, namun ada beberapa kondisi yang perlu diwaspadai dan segera dikonsultasikan dengan dokter spesialis anak, yaitu: \n\n \n Pilek yang disertai batuk, demam melebihi 39 derajat celcius pada anak dibawah usia 3 bulan, dan demam melebihi 40 derajat celcius pada anak di atas 3 bulan. \n Demam yang bisa berlangsung selama lebih dari 2 hari. \n Batuk semakin parah atau diiringi napas yang cepat, terdengar bunyi mengi saat bayi bernapas. \n Perubahan yang signifikan pada pola makan, pola tidur dan sering mengantuk disertai rewel. \n Bayi menangis saat menyusu sambil menggosok atau menarik telinga, dan menangis ketika diletakkan di tempat tidur. \n Pilek tidak membaik setelah 7-10 hari. \n \n\n Selain hal-hal yang telah disebutkan, untuk menghindari diri agar tidak tertular dari penyakit flu, kita dapat mengoptimalkan usaha dengan melakukan vaksin. Vaksin Influenza dapat diberikan sejak dini pada anak, yang bisa dimulai dari usia 6 bulan. Dosis pertama diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian 1 bulan. Setelah itu vaksinasi dilanjutkan satu tahun sekali, sebab virus Influenza sendiri berpotensi untuk bermutasi. Maka, dibutuhkan vaksin tertentu sesuai dengan keadaan mengenai mutasi tersebut agar mencapai keefektifan. Harapannya yaitu agar tubuh dapat memproduksi antibodi untuk melawan virus Influenza di kemudian hari. Untuk Vaksin Influenza tersedia di RSU Hermina Medan tersedia, untuk itu yuk lakukan vaksin influenza pada anak agar daya tahan tubuh semakin meningkat dan kuat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekanbaru<\/a><\/li>
- 10 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Cuaca Extream, Berikut 6 Tips Sehat Menghadapi Musim Hujan<\/a><\/h3>
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika telah mengeluarkan peringatan dini terhadap cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia akibata adanya pergeseran iklim. Hujan yang merata di beberapa daerah di indonesia, membuat kita harus waspada dengan berbagai potensi penyakit penyerta yang terjadi saat musim hujan berlangsung. \n\n Penyakit Penyerta Musim Hujan. \n\n Berikut ini adalah beberapa penyakit penyerta musim hujan yang harus diwaspadai oleh masyarakat, diantaranya adalah \n\n 1. Diare \n\n 2. Demam Berdarah Dengue \n\n 3. Leptospirosis \n\n 4. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) \n\n 5. Penyakit Kulit \n\n 6. Penyakit Pencernaan \n\n Tips Agar Selalu Sehat Selama Musim Hujan \n\n Setelah mengetahui berbagai penyakit penyerta musim hujan yang berpotensi menjangkit masyarakat, pencegahan bagi diri sendiri perlu dilakukan dengan melakukan beberapa hal seperti berikut: \n\n 1. Selalu gunakan pakaian hangat \n\n 2. Sedia payung atau jas hujan ketika hendak beraktivitas di luar ruangan. \n\n 3. Menjaga kebersihan rumah dan berbagai tempat lainnya yang dimungkinkan menjadi sarang perkembangan nyamuk \n\n 4. Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan rutin mengkonsumsi vitamin \n\n 5. Mandi setelah kehujanan, sebaiknya menggunakan air hangat \n\n Dengan menerapkan beberapa tips sehat selama musim hujan, masyarakat lebih sehat dan siap dalam menjalani aktivitas di tengah musim hujan seperti saat ini. \n\n Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta bersegera untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit dari penyakit penyerta musim hujan yang telah disebutkan diatas, agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat dari petugas kesehatan. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 30 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Perlu Waspada Demam Berdarah Saat Hujan Datang<\/a><\/h3>
Penyebab demam berdarah dengue perlu diwaspadai oleh masyarakat luas. Mengingat kasus penyakit demam berdarah dengue masih marah di sejumlah daerah di Indonesia. Menyusul dengan masuknya musim penghujan di sejumlah wilayah. \n\n Kasus demam berdarah dengue sebagian besar terjadi di daerah tropis dan sub-tropis. Khususnya di kawasan Asia Tenggara, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. \n\n Demam berdarah dengue merupakan sebuah infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti. Beberapa faktor dapat menjadi pemicu meningkatkan infeksi virus ini, seperti curah hujan tinggi dan lemahnya daya tahan tubuh. \n\n \n\n \n\n \n\n Definisi \n\n Apa itu demam berdarah dengue (DBD) ? \n\n Demam berdarah dengue (DBD) atau yang disebut dengan dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit menular akibat virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. \n\n \n\n Tanda-tanda dan gejala \n\n Apa saja tanda-tanda dan gejala demam berdarah? \n\n Tanda-tanda dan gejala demam berdarah mungkin akan bervariasi pada setiap pasien, tergantung pada tingkat keparahan serta fase DBD yang dilewati. \n\n \n\n Berikut adalah tanda-tanda dan gejala umum dari demam berdarah: \n\n \n \n Demam hingga 40 derajat Celsius \n \n \n Sakit kepala \n \n \n Nyeri otot, tulang, dan sendi \n \n \n Mual dan muntah \n \n \n Sakit di belakang mata \n \n \n Pembengkakan kelenjar getah bening \n \n \n Ruam kulit \n \n \n\n Gejala-gejala di atas biasanya akan membaik dalam waktu satu minggu. Namun, ada pula kemungkinan gejala berkembang menjadi semakin parah dan berisiko mengancam nyawa. Kondisi tersebut dinamakan dengan DBD parah dan sindrom syok dengue. \n\n \n\n Kapan saya harus periksa ke dokter? \n\n Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda. \n\n \n\n Fase demam berdarah sering juga disebut “Siklus Pelana Kuda”. \n\n Berikut adalah fase-fase DBD yang perlu Anda ketahui: \n\n \n \n Fase demam: muncul demam tinggi yang berlangsung selama 2-7, dibarengi dengan gejala lain seperti nyeri otot dan sakit kepala. \n \n \n Fase kritis: setelah 1 minggu, demam akan turun. Namun, pasien DBD justru berisiko mengalami perdarahan parah di fase ini. Kondisi ini biasanya memerlukan perawatan intensif. \n \n \n Fase penyembuhan: seusai fase kritis, pasien akan mengalami demam kembali. Namun, fase ini merupakan masa penyembuhan DBD di mana trombosit perlahan kembali naik. \n \n \n\n \n\n Faktor-faktor risiko \n\n Apa yang meningkatkan risiko saya untuk terkena penyakit ini? \n\n Ada banyak faktor risiko untuk terkena penyakit demam berdarah atau DBD, yaitu: \n\n \n \n Tinggal atau bepergian ke daerah dengan iklim tropis \n \n \n Berada di daerah tropis dan subtropis meningkatkan risiko kena demam berdarah. Daerah yang berisiko tinggi adalah Asia Tenggara, bagian barat Kepulauan Pasifik, Amerika Latin, dan Karibia. \n \n \n Punya riwayat terkena demam berdarah \n \n \n Jika sebelumnya pernah sakit demam berdarah, Anda berpeluang tinggi mengalami gejala yang lebih serius jika terinfeksi lagi. \n \n \n\n \n\n Komplikasi \n\n Komplikasi apa yang bisa terjadi dari penyakit ini? \n\n Jika tidak tertangani dengan baik, komplikasi demam berdarah yang fatal bisa terjadi. Salah satunya adalah sindrom syok dengue atau dengue shock syndrome (DSS). \n\n DSS tidak hanya menimbulkan gejala demam berdarah biasa, namun disertai juga dengan gejala-gejala syok seperti: \n\n \n \n Hipotensi (tekanan darah turun) \n \n \n Kesulitan bernapas \n \n \n Denyut nadi melemah \n \n \n Berkeringat dingin \n \n \n Pupil mata melebar \n \n \n Kondisi ini tidak bisa sembuh hanya dengan dibiarkan. Pasalnya, DSS bisa menyebabkan kegagalan fungsi organ, sehingga mungkin bisa berujung pada kematian. \n \n \n\n \n\n Bagaimana cara mengobati demam berdarah? \n\n Tidak ada penanganan spesifik untuk penyakit, kebanyakan pasien biasanya akan pulih dalam 2 minggu. Namun, penting untuk menangani gejala-gejala dengan tepat untuk menghindari komplikasi. \n\n Dokter biasanya merekomendasikan pilihan pengobatan untuk DBD sebagai berikut: \n\n 1. Obat penurun demam \n\n Paracetamol adalah obat pereda nyeri yang dapat meringankan rasa sakit dan menurunkan demam. Hindari penghilang rasa sakit yang dapat meningkatkan komplikasi perdarahan, seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen sodium. \n\n Untuk kasus yang lebih serius, demam berdarah dapat menyebabkan shock atau hemorrhagic fever yang memerlukan perhatian medis lebih. \n\n 2. Istirahat yang banyak di tempat tidur \n\n Orang yang sedang mengalami demam berdarah disarankan untuk beristirahat. Dengan istirahat, pasien akan lebih cepat untuk pulih. Istirahat dapat membantu pemulihan jaringan tubuh yang rusak saat terkena kondisi ini. \n\n Dokter akan memberikan pasien beberapa obat agar cepat mengantuk sehingga bisa beristirahat sepenuhnya. \n\n 3. Minum banyak cairan \n\n Perawatan di rumah sakit dengan menggunakan infus akan membantu kebutuhan cairan pasien DBD terpenuhi. Meski begitu, Tidak selamanya seorang pasien DBD harus menjalani opname di rumah sakit. Selama mengikuti panduan, Anda bisa merawat pasien DBD di rumah. \n\n Dokter akan menyarankan pasien diopname atau dirawat jalan di rumah untuk mengonsumsi banyak cairan. Tidak hanya air mineral atau infus saja, cairan bisa berupa dari makanan berkuah, buah, atau jus. \n\n Pasien DBD wajib konsumsi cairan untuk menurunkan demam dan mencegah tubuh dehidrasi. Gejala demam berdarah karena virus dengue yang ditandai dengan kram otot dan sakit kepala karena dehidrasi juga dapat ditangani dengan minum banyak cairan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 27 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Penyebab dan Penanganan Tepat Saat Anak Kejang Demam<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, saat anak mengalami kejang disertai demam, tentunya orangtua akan merasa panik dan melakukan berbagai cara sebagai penanganan awal, seperti memasukkan sendok ke dalam mulut anak. Secara tidak sadar hal tersebut dapat menyebabkan anak mengalami cidera rahang, kerusakan gusi bahkan berisiko gigi patah. Kejang demam merupakan kondisi dimana anak mengalami kejang saat sedang demam, ketika suhu tubuh si kecil mencapai 38°C bahkan lebih. Setiap anak memiliki faktor genetik dan ambang kejang yang berbeda-beda, seperti halnya anak dengan demam 40°C bisa saja tidak mengalami kejang, namun ada pula anak dengan demam 39°C sudah kejang. Biasanya kejang demam pada anak terjadi di usia 6 bulan sampai 5 tahun. \n\n Kejang demam bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti adanya infeksi pada saluran pernapasan, bakteri, virus, jamur dan lain sebagainya. Selain itu, terdapat faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam pada anak, yakni faktor usia dan faktor keturunan/ genetik. Jika dalam keluarga memiliki riwayat kejang demam, maka risiko seorang anak mengalami kejang saat sedang demam akan semakin besar. \n\n Penanganan yang bisa dilakukan ketika anak mengalami kejang demam: \n\n \n Usahakan untuk tetap tenang dan tidak panik \n Letakan anak pada permukaan datar atau tempat tidur \n Longgarkan pakaian si kecil terutama di sekitar leher \n Jauhkan semua benda berbahaya yang ada disekitar anak \n Letakkan anak dalam posisi miring untuk mencegah anak tidak tersedak oleh air liur atau muntahan si kecil. \n Jangan memasukkan benda atau obat apapun ke dalam mulut si kecil yang sedang kejang, karena dapat menyumbat saluran pernapasan dan menimbulkan cedera pada rahang dan gigi. \n Jangan menahan gerakan anak yang sedang kejang \n Lakukan observasi, ukur suhu tubuh anak, dan catat berapa lama kejang terjadi \n Selalu dampingi anak selama masih kejang dan setelah kejang berlangsung \n \n\n Ketika anak mengalami kejang, usahakan agar panik untuk menghindari hal-hal yang bisa membahayakan anak tanpa disadari. Untuk pencegahannya Sahabat Hermina dapat menyediakan obat demam di rumah agar sewaktu-waktu saat si kecil mengalami demam bisa langsung diberikan sebagai penanganan awal agar anak tidak sampai kejang. Selain itu, sediakan thermometer dirumah agar dapat mengetahui suhu tubuh si kecil saat sedang demam, lakukan observasi atau rekam saat anak mengalami kejang untuk dikonsultasikan dengan dokter. Segera bawa anak ke Rumah Sakit jika anak mengalami kondisi sebagai berikut: \n\n \n Anak mengalami kejang selama lebih dari 5 menit \n Anak kesulitan bernapas dan wajahnya mulai membiru \n Kejang berulang dalam jangka waktu 24 jam. \n Terjadinya penurunan kesadaran atau tidak sadarkan diri \n Setelah megalami kejang anak mempunyai perubahan perilaku atau menjadi halusinasi \n \n\n Sahabat Hermina, jangan ragu untuk konsultasikan kesehatan si kecil bersama dokter spesialis Anak kami di RS Hermina Galaxy. Saat ini buat janji dokter jadi lebih mudah dan cepat melalui aplikasi Halo Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 24 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kehujanan Kenapa Bisa Bikin Kepala Pusing?<\/a><\/h3>
Banyak orang percaya kalau hujan bikin sakit. Musim yang biasa terjadi pada bulan Oktober sampai Maret ini memang identik dengan musimnya orang sakit. Pandangan ini memang sangat wajar, sebab tak sedikit orang yang sakit setelah kehujanan. Penyakit yang mungkin muncul akibat kehujanan adalah demam, influenza, atau diare. \n\n Penyebab Kepala Pusing Setelah Kehujanan \n\n Efek langsung yang mungkin kamu alami setelah kehujanan adalah kepala pusing. Apa sebabnya? \n\n \n \n \n \n Daya tahan tubuh rendah. Suhu dingin akibat kehujanan memengaruhi daya tahan tubuh. Perubahan suhu yang mendadak memaksa tubuh mengeluarkan energi lebih besar. Kondisi ini melemahkan sistem imun, sehingga kamu rentan sakit dan mengalami sakit kepala (pusing). \n \n \n Perubahan suhu ekstrem. Pada saat terjadinya hujan, suhu udara menjadi lebih dingin. Perubahan suhu yang awalnya normal menjadi dingin memaksa tubuh beradaptasi lebih cepat. Perbedaan suhu ekstrem inilah yang memengaruhi daya tahan tubuh. Air hujan yang menyirami kepala membuat suhu tubuh menjadi lebih dingin, terutama di bagian kepala. Akibatnya, kamu mengalami pusing setelah kehujanan. \n \n \n \n \n\n Pusing yang kamu alami setelah kehujanan dapat sembuh tanpa tanpa perlu diobati. Caranya dengan mengonsumsi semangkuk sup panas dan membalurkan minyak kayu putih ke seluruh badan. Jadi, sebenarnya kehujanan tidak akan menimbulkan masalah kesehatan serius apabila daya tahan tubuh cukup baik. \n\n Cegah Sakit Setelah Kehujanan \n\n Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan setelah kehujanan untuk menghindari demam, flu atau diare. Berikut di antaranya: \n\n \n \n \n \n Mandi dan Keramas \n \n \n \n \n\n Beberapa orang mungkin menyuruh mandi setelah kamu kehujanan. Hal itu bukan tanpa alasan, lho. Pasalnya, air hujan mengandung senyawa bersifat asam sehingga kamu harus mandi dan keramas untuk menghilangkan senyawa asam yang dibawa oleh air hujan. Mandi dan keramas juga bertujuan membersihkan kotoran dan virus penyebab penyakit di tubuh. Mengganti baju yang basah dengan baju kering juga penting agar suhu tubuh tidak semakin dingin yang membuat daya tahan tubuh menurun. \n\n \n \n \n \n Mengonsumsi Makanan dan Minuman Sehat \n \n \n \n \n\n Untuk menjaga daya tahan tubuh, kamu harus mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat. Hindari makanan yang memiliki rasa asam dan pedas serta minuman dingin pada musim hujan. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang mengandung banyak vitamin maupun mineral untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Jika telanjur kehujanan, disarankan agar mengonsumsi makanan atau minuman yang hangat seperti sup, susu hangat, wedang ronde, atau sekoteng. Ini bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh saat kehujanan. Air jahe juga cocok diminum setelah kehujanan karena berfungsi menghangatkan tubuh, sehingga mencegah kamu terkena flu dan pilek. \n\n \n \n \n \n Minum Air Putih \n \n \n \n \n\n Sudah bukan rahasia lagi jika air putih memiliki banyak manfaat untuk tubuh. Air putih berfungsi melancarkan peredaran darah dan mengeluarkan virus atau bakteri melalui urine dan keringat. Maka itu, air putih bisa menjaga daya tahan tubuh dan mencegah flu setelah kehujanan. \n\n \n \n \n \n Istirahat yang Cukup \n \n \n \n \n\n Setelah mandi dan mengonsumsi makanan hangat, segera istirahat. Sebisa mungkin hindari tidur terlalu larut atau begadang. Istirahat yang cukup membantu memulihkan stamina dan mengembalikan daya tahan tubuh setelah kehujanan. \n\n Kalau kamu mengalami demam atau terserang flu akibat kehujanan, segera bicara untuk mendapatkan saran penanganan yang tepat. Gunakan fitur Halo Hermina untuk berdiskusi langsung dengan dokter Halo Hermina kapan saja dan dimana saja. Yuk, segera download aplikasi Halo Hermina di App Store atau Google Play! \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 21 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Demam Si Kecil Tak Kunjung Turun, Cari tau Penyebabnya<\/a><\/h3>
Demam adalah salah satu gejala yang sering dialami anak-anak. Demam merupakan tanda bahwa tubuh sedang terserang infeksi atau mengalami peradangan. Demam merupakan gejala awal dari berbagai penyakit, biasanya bisa pulih dengan sendirinya setelah 3-5 hari setelah obat penurun panas. Namun, bila demam tidak kunjung sembuh hingga seminggu berturut-turut, ini bisa menandakan masalah yang lebih serius. \n\n Berikut kemungkinan penyebab demam pada anak tidak kunjung turun. \n\n 1. Penggunaan obat yang tidak tepat \n\n Penggunaan obat penurun panas bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh dan membuat anak merasa lebih nyaman, namun tidak efektif untuk mencegah kejang demam. Parasetamol merupakan pilihan lini pertama untuk menurunkan demam dan menghilangkan nyeri. Kombinasi dua antipiretik parasetamol dan ibuprofen secara selang seling setiap 4 jam tidak terbukti secara ilmiah memiliki efek antipiretik/analgesik yang lebih kuat dibanding penggunaan satu macam antipiretik. \n\n Indikasi pemberian obat penurun panas: \n\n Indikasi utama pemberian obat penurun panas adalah membuat anak merasa nyaman dan mengurangi kecemasan orangtua, bukan menurunkan suhu tubuh. Pemberian obat penurun panas diindikasikan untuk anak demam dengan suhu 38oC (pengukuran dari lipat ketiak). \n\n Dengan menurunkan suhu tubuh maka aktivitas dan kesiagaan anak membaik, dan perbaikan suasana hati (mood) dan nafsu makan juga semakin membaik. \n\n \n Dosis paracetamol yang direkomendasikan untuk anak usia 1 bulan sampai 12 tahun adalah 15 mg/kg berat badan. Diminum sebanyak 3 – 4 kali sehari atau setiap 4 – 6 jam. \n Dosis ibuprofen untuk anak usia 3 bulan sampai 12 tahun adalah 5 mg sampai 10 mg/kg berat badan. Diminum maksimal 3 kali sehari atau sekitar 6 – 8 jam. \n \n\n Aturan pakai yang tidak tepat dapat menyebabkan kinerja obat tidak efektif. Mungkin hal inilah yang menyebabkan demam pada anak tidak kunjung turun. \n\n 2. Penyebab utama tidak diatasi \n\n Seperti yang disampaikan sebelumnya, demam bukanlah penyakit, melainkan gejala adanya peradangan atau infeksi pada tubuh. Oleh karena itu, sambil minum obat penurun panas, Anda juga perlu memberikan pengobatan untuk infeksi yang si kecil alami agar demam anak segera turun. Sebaiknya periksakan penyebab demam anak ke dokter jika sudah 3 hari berturut-turut tidak mengalami penurunan walaupun sudah diberi penurun panas. \n\n Selain diberikan pengobatan secara medis, beberapa pengobatan secara fisik yang dapat menunjang yang dapat dilakukan di rumah antara lain: \n\n \n Tirah baring: \n \n\n Aktifitas fisik yang tinggi dapat meningkatkan suhu tubuh anak dengan demam dan tanpa demam. Walaupun demikian, pergerakan anak yang demam selama aktivitas normal tidak cukup menyebabkan demam. Memaksakan anak demam untuk tirah baring tidak efektif, tidak disenangi dan mengganggu secara psikologis. Suatu penelitian kontrol-kasus dari 1082 anak dengan demam, ditemukan bahwa tirah baring tidak menurunkan suhu secara signifikan. \n\n \n Kompres air hangat (tepid sponging): \n \n\n Tepid merupakan suatu kompres/sponging dengan air hangat. Penggunaan kompres air hangat di lipat ketiak dan lipat selangkangan (inguinal) selama 10-15 menit akan membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan. Jika dokter dan orang tua merasa kompres diperlukan (misalnya suhu tubuh meningkat lebih dari 40 derajat Celcius, yang tidak respon obat penurun panas, maka penting untuk memberikan obat penurun panas terlebih dahulu untuk menurunkan pusat pengatur suhu di susunan saraf otak bagian hipotalamus, kemudian dilanjutkan kompres air hangat. \n\n Sebagai tambahan informasi, Kompres dingin tidak direkomendasikan untuk mengatasi demam karena dapat meningkatkan pusat pengatur suhu (set point) hipotalamus, mengakibatkan badan menggigil sehingga terjadi kenaikan suhu tubuh. Kompres dingin mengakibatkan pembuluh darah mengecil (vasokonstriksi), yang meningkatkan suhu tubuh. Selain itu, kompres dingin mengakibatkan anak merasa tidak nyaman. Kompres alkohol. Kompres dengan menggunakan etil alkohol 70% / isopropil alkohol dalam air juga tidak efektif menurunkan suhu, dan lebih superior dengan mengompres dengan air. Inhalasi alkohol selama kompres berbahaya menimbulkan hipoglikemia dan koma. \n\n Kapan harus ke dokter bila demam anak tidak turun? \n\n Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bila demam pada anak tidak kunjung turun selama 3 hari, sebaiknya segeralah berkonsultasi ke dokter guna mencari solusi yang terbaik. \n\n Selain itu, Anda juga bisa melakukan upaya-upaya berikut. \n\n \n Memperbaiki dosis obat dan aturan pakainya. Usahakan ia minum sesuai jadwal dengan teratur. \n Mencoba mengganti obat misalnya dari paracetamol ke ibuprofen. Namun, pastikan si kecil makan lebih dahulu sebelum minum ibuprofen. \n Jangan mencampur ibuprofen dan paracetamol untuk mengatasi demam pada anak. Jangan pula berikan aspirin pada bayi atau balita. \n Kompres kepala atau mandi air hangat agar menurunkan suhu tubuh dengan lebih cepat. \n Pastikan si kecil banyak minum air putih dan makan makanan bergizi terutama buah dan sayur. \n \n\n Membawa bayi dan anak yang sedang demam ke dokter akan membantu mengoptimalkan penanganan sesegera mungkin sekaligus mencegah kondisinya bertambah parah. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 25 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Awas!! Kenali Polio<\/a><\/h3>
Polio adalah penyakit yang sangat berbahaya karena bisa menimbulkan terjadinya lumpuh dan cacat seumur hidup. Penyebab penyakit ini karena adanya infeksi virus yang menyerang sistem saraf. \n\n \n\n Gejala yang dialami adalah lumpuh layuh. \n\n \n\n Apa itu lumpuh layuh? Lumpuh layuh adalah semua kelumpuhan yang terjadi secara mendadak dan bersifat layuh dan lemas pada seluruh tubuh secara mendadak pada anak dibawah usia 15 tahun. \n\n \n\n Cara penularan polio adalah melalui air atau makanan yang tercemar oleh tinja yang mengandung virus polio. Virus ini dapat ditularkan dari orang ke orang melalui Fekal-Oral tersebut masuk melalui rongga mulut atau hidung, kemudian menyebar di dalam tubuh melalui aliran darah. \n\n \n\n Selain belum mendapatkan vaksin polio, beberapa kondisi ini juga memperberat resiko tertularnya polio \n\n \n\n - tinggal di daerah sanitasi yang buruk \n\n \n\n - akses air bersih terbatas \n\n \n\n - bekerja sebagai petugas kesehatan yang menangani pasien polio \n\n \n\n - melakukan perjalan perjalanan ke daerah yang pernah mengalami wabah polio \n\n \n\n Virus ini biasa menyerang anak dibawah usia 5 tahun dan belum mendapatkan imunisasi polio. Gejala lain yang bisa ditemukan adalah gangguan pada saraf pernapasan sehingga terjadi kesulitan bernapas. \n\n \n\n Gejala polio dapat dibagi menjadi dua jenis \n\n \n\n Polio non paralisis \n\n Jenis polio ini tidak menyebabkan kelumpuhan. Muncul 6-20 hari setelah terkena virus dan bersifat ringan \n\n \n\n Gejala yang dialami diantaranya \n\n \n\n - demam \n\n \n\n - sakit kepala \n\n \n\n - lemas \n\n \n\n - nyeri tenggorokan \n\n \n\n - otot lemah \n\n \n\n - muntah \n\n \n\n Polio paralysis \n\n Jenis polio yang menyebabkan terjadinya kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen. Kondisi ini adalah jenis polio yang paling berbahaya. \n\n \n\n Dalam waktu 1 minggu, gejala yang bisa muncul diantaranya hilang refleks tubuh, ketegangan otot yang terasa nyeri, dan tungkai dan lengan terasa lemah. \n\n \n\n Imunisasi adalah pencegahan efektif pada penyakit polio. Pencegahan penularan ke orang lain melalui kontak langsung (droplet) dengan menggunakan masker bagi yang sakit maupun yang sehat. Selain itu mencegah pencemaran lingkungan (fecal-oral) dan pengendalian infeksi dengan menerapkan buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank. \n\n \n\n Segera melakukan pemeriksaan ke dokter jika buah hati mengalami gejala serupa. Karena polio dapat dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan dalam beberapa waktu setelah terinfeksi \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 28 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Untuk Anak Dengan Penyakit Ginjal, Apa penyebab penyakit ginjal kronis pada anak?<\/a><\/h3>
Ketika berfokus pada kesehatan anak, banyak dari kita, orang tua, ahli gizi, dokter anak, memiliki kecenderungan terhadap obesitas dan penyakit yang berhubungan dengan jantung. Fungsi ginjal juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan penting bagi orang tua untuk mengawasi fungsi ginjal anak-anak mereka saat memberi makan dan membesarkan. Sehingga menjadi penting untuk menciptakan kesadaran tentang penyakit ginjal yang rentan diderita anak, yang dapat mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, termasuk anak kecil, yang mungkin berada di bawah risiko gangguan/penyakit ginjal pada usia dini. \n\n Ketika orang tua pertama kali mendengar anak mereka menderita penyakit ginjal, mereka mungkin bertanya-tanya apa yang bisa mereka lakukan untuk mencegahnya. Perasaan ini biasa terjadi. Namun, dalam kebanyakan kasus, tidak mungkin ada orang yang tahu bahwa anak mereka akan terkena penyakit ginjal dan biasanya tidak ada yang bisa dilakukan untuk menghentikannya. Berfokus pada apa yang dapat dilakukan sekarang, seperti mendapatkan perawatan yang tepat, mengikuti saran dokter, bekerja dengan tim kesehatan anak dan mempelajari semua yang bisa tentang penyakit ini, adalah cara terbaik untuk membantu anak setelah diagnosis. \n\n Ginjal terdiri dari jutaan unit penyaringan kecil yang disebut nefron dan terletak tepat di bawah tulang rusuk di kedua sisi tulang belakang. Tugas ginjal adalah membersihkan darah, menjaga keseimbangan garam dan air, dan membantu mengatur tekanan darah dan sel darah merah. Cairan ekstra dan limbah yang dikeluarkan ginjal dari darah diteruskan ke kandung kemih dan kemudian keluar dari tubuh sebagai urin. \n\n Ada banyak jenis penyakit ginjal yang menyerang anak-anak. Beberapa bersifat sementara dan dapat diobati. Bentuk lain dari penyakit ginjal bersifat jangka panjang dan dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan pencapaian psikososial/pendidikan anak. \n\n Berbagai penyakit ginjal meliputi: \n\n \n Kelainan bawaan atau cacat lahir, seperti memiliki ginjal yang tidak terbentuk dengan baik, satu ginjal, ginjal dengan fungsi berkurang, atau ginjal yang tidak mengalir dengan baik ke kandung kemih \n Penyakit ginjal polikistik dan sindrom Alport, contoh penyakit ginjal herediter, yang berarti diturunkan dalam keluarga Lupus, vaskulitis (radang pembuluh darah), hipertensi yang tidak terkontrol, dan diabetes, yang dianggap sebagai penyakit ginjal sistemik \n Gangguan penyaringan ginjal dan sindrom nefrotik, kondisi yang menyebabkan protein bocor ke dalam urin \n \n\n Penyakit ginjal akut dapat disebabkan oleh: \n\n Kurangnya aliran darah ke ginjal untuk jangka waktu tertentu, seperti karena kehilangan darah, pembedahan, atau syok \n\n \n Penyumbatan di saluran kemih \n Mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan masalah ginjal \n Setiap kondisi yang dapat memperlambat atau menghalangi oksigen dan darah ke ginjal, seperti henti jantung \n Sindrom uremik hemolitik. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi E.coli. Gagal ginjal berkembang karena struktur kecil dan pembuluh darah di ginjal tersumbat. \n Glomerulonefritis. Ini adalah jenis penyakit ginjal yang terjadi di bagian ginjal yang disebut glomeruli. Glomeruli menjadi meradang dan merusak cara ginjal menyaring urin. \n \n\n Jika Anak mengalami gejala ringan langsung konsultasikan dengan dokter dan dapatkan saran yang relevan mengenai kemungkinan perawatan pencegahan dini. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 30 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
5 Langkah Mudah Cegahan DBD<\/a><\/h3>
Sahabat hermina, DBD adalah penyakit yang banyak dialami masyarakat, terutama jika pada musim penghujan karena di lingkungan kita terdapat banyak genangan air. Tentu sahabat hermina sudah tahu bahwa penyakit ini menular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan kemudian menginfeksi kita. Dalam banyak kasus setelah 3-7 hari setelah kita mendapat gigitan nyamuk, gejala awal yang dirasakan adalah panas tinggi. \n\n Durasi panas tinggi dari gejala awal DBD adalah 5-6 hari dan bisa turun. Setelah itu, demam akan kembali naik. Selain panas, seseorang yang terkena DBD akan muncul bintik merah dikulit yang muncul secara tiba-tiba setelah terinfeksi. \n\n Nyamuk Aedes Aegypti adalah penyebab DBD yang harus dicegah mulai dari lingkungan rumah. Sehingga, dengan melakukan pencegahan bisa mengurangi penyakit bahkan kematian dari DBD yang berbahaya. \n\n Pencegahan DBD yang Perlu Diketahui \n\n Gejala awal dari DBD adalah bintik merah dan demam. Selain itu, terdapat tiga fase seseorang setelah terinfeksi virus tersebut yaitu fase awal, kritis, dan penyembuhan. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian hanya karena gigitan nyamuk yang berbahaya. \n\n Selain itu, DBD bisa menyebabkan sulit buang air kecil, mulut kering, letih dan nyeri otot. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan kematian karena komplikasi pendarahan yang berbahaya, berikut pencegahan DBD untuk melindungi keluarga sejak awal. \n\n \n \n Jangan ada genangan \n \n \n\n Penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk yang bersarang di genangan. Semakin banyak genangan bisa membuat sarang nyamuk karena telur yang menetas pada lokasi tersebut. Rutin bersihkan genangan atau tutup rapat agar mencegah nyamuk bertelur. \n\n Nyamuk sangat menyukai genangan karena bisa menetaskan telur dengan mudah. Pastikan jangan ada barang yang bisa membuat genangan pada air dan bersihkan dengan rajin agar tidak ada telur nyamuk yang menetas. \n\n \n\n \n \n Jangan menumpuk barang \n \n \n\n Jangan menumpuk barang yang cukup banyak didalam rumah. Hal ini bisa memberikan nyamuk ruang tersembunyi untuk berkembang biak. Usakan agar membuat rumah lebih bersih dan sehat dengan rajin menjaga kebersihannya. \n\n \n\n \n \n Gunakan lotion anti nyamuk \n \n \n\n Lotion anti nyamuk juga membantu dalam mencegah gigitan. Biasanya, aroma lotion tidak disukai oleh nyamuk. Tujuannya, agar binatang tersebut pergi dan menjauh agar tidak menggigit. \n\n Penggunaan lotion disarankan untuk anak-anak yang memiliki aktivitas banyak diluar rumah atau di sekolah. Sehingga bisa tetap terlindungi dari DBD walaupun tidak di rumah. \n\n \n\n \n \n Menggunakan obat anti nyamuk \n \n \n\n Obat anti nyamuk bisa digunakan untuk mencegah DBD di ruangan tertentu. Ada dua jenis obat nyamuk yaitu disemprot dan dibakar. \n\n \n\n \n \n Jaga kesehatan tubuh \n \n \n\n Menjaga kesehatan tubuh bisa membantu dalam mencegah DBD karena infeksi bisa mudah menyebar jika tidak fit. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan istirahat cukup agar tubuh tetap dalam keadaan yang prima. \n\n Gejala dan pencegahan DBD harus diketahui agar orang tersayang selalu dalam keadaan sehat. Pastikan lingkungan rumah harus selalu bersih dan menjaga tubuh dalam kondisi sehat agar penyakit tidak mudah datang dan menginfeksi. \n\n Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar DBD kepada dokter spesialis di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 30 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 25 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 08 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>