- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 25 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Demam Berdarah Pada Anak<\/a><\/h3>
Hallo sahabat Hermina Bitung, Bulan juni ini adalah salah satu musim hujan yang cukup sering dan sering kita lihat disekitar Jabodtabek tergenang Banjir. Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan curah hujan dan aliran air. Namun kadangkala banjir dapat datang tiba-tiba dari kiriman air Hujan yang meluap. Air tergenang salah satu faktor munculnya nyamuk demam berdarah bersarang. \n\n Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran tercepat. Apalagi disaat musim hujan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) umumnya akan menyerukan tindakan untuk meminimalkan penyakit dan kematian akibat demam berdarah. \n\n Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sebenarnya fluktuatif, tetapi saat musim hujan, kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) umumnya akan meningkat. Pada musim hujan populasi Aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan. Alhasil, ini bisa meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit demam berdarah dengue. \n\n Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyebab kematian anak yang cukup tinggi di sebagian negara Asia, termasuk Indonesia. Penyakit ini dibawa oleh virus melalui perantara nyamuk betina dari jenis Aedes aegypti. DBD yang tergolong ringan pada anak seringkali berupa demam tanpa diikuti gejala tertentu. Jika muncul gejala, umumnya terjadi sekitar 4-7 hari setelah digigit nyamuk penyebab demam berdarah. \n\n Nah Sahabat Hermina Bitung, kita juga harus tau ciri-ciri demam berdarah, agar Sahabat Hermina Bitung selalu waspada, berikut ciri-ciri demam berdarah yang harus diketahui oleh Sahabat Hermina Bitung : \n\n \n Demam tinggi \n \n\n Ciri-ciri demam berdarah yang paling umum terjadi adalah perubahan suhu secara tiba-tiba yang bisa mencapai 40°C. Demam dapat berlangsung hingga 3–7 hari, tetapi suhu tubuh biasanya akan turun pada hari ke-4 atau ke-5, lalu akan naik kembali di hari berikutnya. \n\n \n Ruam pada kulit \n \n\n Selain demam tinggi, ruam merah di kulit juga dapat muncul di bagian wajah, leher, hingga dada. Umumnya, ruam tersebut timbul setelah demam dan berlangsung selama 1–5 hari. Biasanya bintik-bintik merah. \n\n \n Sakit kepala \n \n\n Ciri-ciri demam berdarah lainnya yang muncul adalah sakit kepala, terutama di sekitar dahi hingga bagian belakang mata. Sakit kepala biasanya terasa sangat berat hingga membuat penderitanya sulit beraktivitas. \n\n \n Nyeri otot \n \n\n Selain sakit kepala, penderita demam berdarah juga sering kali merasakan nyeri pada otot, tulang, dan sendi sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. \n\n \n Mual dan muntah \n \n\n Ciri demam berdarah lainnya adalah mual atau muntah. Keluhan ini sering kali membuat penderitanya tidak kuasa untuk makan dan minum, sehingga rentan mengalami kekurangan nutrisi, bahkan berisiko mengalami komplikasi berupa dehidrasi. \n\n Bila sudah tau gejalanya, berikut yang dilakukan oleh Sahabat Hermina Bitung untuk pertolongan pertama dalam pencegahanya : \n\n \n Istirahat (bedrest) \n Perbanyak minum air minimal 2 liter per hari \n Kompres hangat \n Berikan obat pereda demam, jika demam tinggi \n \n\n Jika dalam 3-4 hari gejala semakin memburuk seperti tampak lemas, muntah-muntah, mimisan, pendarahan gusi, dan sebagainya segeralah dibawa ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk ditangani lebih lanjut. \n\n Lihat jadwal praktek dr. Ketut Indriani, SpA MH.kes lebih lanjut. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 28 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Demam Berdarah<\/a><\/h3>
\n\n Hallo sahabat Hermina Bitung, Bulan Mei ini adalah salah satu musim hujan yang cukup sering dan sering kita lihat disekitar Jabodtabek tergenang Banjir. Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan curah hujan dan aliran air. Namun kadangkala banjir dapat datang tiba-tiba dari kiriman air Hujan yang meluap. Air tergenang salah satu faktor munculnya nyamuk demam berdarah bersarang. \n\n Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran tercepat. Apalagi disaat musim hujan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) umumnya akan menyerukan tindakan untuk meminimalkan penyakit dan kematian akibat demam berdarah. \n\n Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sebenarnya fluktuatif, tetapi saat musim hujan, kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) umumnya akan meningkat. Pada musim hujan populasi Aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan. Alhasil, ini bisa meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit demam berdarah dengue. \n\n Nah Sahabat Hermina Bitung, kita juga harus tau ciri-ciri demam berdarah, agar Sahabat Hermina Bitung selalu waspada, berikut ciri-ciri demam berdarah yang harus diketahui oleh Sahabat Hermina Bitung : \n\n \n Demam tinggi \n \n\n Ciri-ciri demam berdarah yang paling umum terjadi adalah perubahan suhu secara tiba-tiba yang bisa mencapai 40°C. Demam dapat berlangsung hingga 3–7 hari, tetapi suhu tubuh biasanya akan turun pada hari ke-4 atau ke-5, lalu akan naik kembali di hari berikutnya. \n\n \n Ruam pada kulit \n \n\n Selain demam tinggi, ruam merah di kulit juga dapat muncul di bagian wajah, leher, hingga dada. Umumnya, ruam tersebut timbul setelah demam dan berlangsung selama 1–5 hari. Biasanya bintik-bintik merah. \n\n \n Sakit kepala \n \n\n Ciri-ciri demam berdarah lainnya yang muncul adalah sakit kepala, terutama di sekitar dahi hingga bagian belakang mata. Sakit kepala biasanya terasa sangat berat hingga membuat penderitanya sulit beraktivitas. \n\n \n Nyeri otot \n \n\n Selain sakit kepala, penderita demam berdarah juga sering kali merasakan nyeri pada otot, tulang, dan sendi sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. \n\n \n Mual dan muntah \n \n\n Ciri demam berdarah lainnya adalah mual atau muntah. Keluhan ini sering kali membuat penderitanya tidak kuasa untuk makan dan minum, sehingga rentan mengalami kekurangan nutrisi, bahkan berisiko mengalami komplikasi berupa dehidrasi. \n\n \n\n Bila sudah tau gejalanya, berikut yang dilakukan oleh Sahabat Hermina Bitung untuk pertolongan pertama dalam pencegahanya : \n\n \n Istirahat (bedrest) \n Perbanyak minum air minimal 2 liter per hari \n Kompres hangat \n Berikan obat pereda demam, jika demam tinggi \n \n\n Jika dalam 3-4 hari gejala semakin memburuk seperti tampak lemas, muntah-muntah, mimisan, pendarahan gusi, dan sebagainya segeralah dibawa ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk ditangani lebih lanjut. Lihat jadwal praktek dr. Mellisa,SpPD lebih lanjut. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 30 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
5 Langkah Mudah Cegahan DBD<\/a><\/h3>
Sahabat hermina, DBD adalah penyakit yang banyak dialami masyarakat, terutama jika pada musim penghujan karena di lingkungan kita terdapat banyak genangan air. Tentu sahabat hermina sudah tahu bahwa penyakit ini menular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan kemudian menginfeksi kita. Dalam banyak kasus setelah 3-7 hari setelah kita mendapat gigitan nyamuk, gejala awal yang dirasakan adalah panas tinggi. \n\n Durasi panas tinggi dari gejala awal DBD adalah 5-6 hari dan bisa turun. Setelah itu, demam akan kembali naik. Selain panas, seseorang yang terkena DBD akan muncul bintik merah dikulit yang muncul secara tiba-tiba setelah terinfeksi. \n\n Nyamuk Aedes Aegypti adalah penyebab DBD yang harus dicegah mulai dari lingkungan rumah. Sehingga, dengan melakukan pencegahan bisa mengurangi penyakit bahkan kematian dari DBD yang berbahaya. \n\n Pencegahan DBD yang Perlu Diketahui \n\n Gejala awal dari DBD adalah bintik merah dan demam. Selain itu, terdapat tiga fase seseorang setelah terinfeksi virus tersebut yaitu fase awal, kritis, dan penyembuhan. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian hanya karena gigitan nyamuk yang berbahaya. \n\n Selain itu, DBD bisa menyebabkan sulit buang air kecil, mulut kering, letih dan nyeri otot. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan kematian karena komplikasi pendarahan yang berbahaya, berikut pencegahan DBD untuk melindungi keluarga sejak awal. \n\n \n \n Jangan ada genangan \n \n \n\n Penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk yang bersarang di genangan. Semakin banyak genangan bisa membuat sarang nyamuk karena telur yang menetas pada lokasi tersebut. Rutin bersihkan genangan atau tutup rapat agar mencegah nyamuk bertelur. \n\n Nyamuk sangat menyukai genangan karena bisa menetaskan telur dengan mudah. Pastikan jangan ada barang yang bisa membuat genangan pada air dan bersihkan dengan rajin agar tidak ada telur nyamuk yang menetas. \n\n \n\n \n \n Jangan menumpuk barang \n \n \n\n Jangan menumpuk barang yang cukup banyak didalam rumah. Hal ini bisa memberikan nyamuk ruang tersembunyi untuk berkembang biak. Usakan agar membuat rumah lebih bersih dan sehat dengan rajin menjaga kebersihannya. \n\n \n\n \n \n Gunakan lotion anti nyamuk \n \n \n\n Lotion anti nyamuk juga membantu dalam mencegah gigitan. Biasanya, aroma lotion tidak disukai oleh nyamuk. Tujuannya, agar binatang tersebut pergi dan menjauh agar tidak menggigit. \n\n Penggunaan lotion disarankan untuk anak-anak yang memiliki aktivitas banyak diluar rumah atau di sekolah. Sehingga bisa tetap terlindungi dari DBD walaupun tidak di rumah. \n\n \n\n \n \n Menggunakan obat anti nyamuk \n \n \n\n Obat anti nyamuk bisa digunakan untuk mencegah DBD di ruangan tertentu. Ada dua jenis obat nyamuk yaitu disemprot dan dibakar. \n\n \n\n \n \n Jaga kesehatan tubuh \n \n \n\n Menjaga kesehatan tubuh bisa membantu dalam mencegah DBD karena infeksi bisa mudah menyebar jika tidak fit. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan istirahat cukup agar tubuh tetap dalam keadaan yang prima. \n\n Gejala dan pencegahan DBD harus diketahui agar orang tersayang selalu dalam keadaan sehat. Pastikan lingkungan rumah harus selalu bersih dan menjaga tubuh dalam kondisi sehat agar penyakit tidak mudah datang dan menginfeksi. \n\n Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar DBD kepada dokter spesialis di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 14 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai Demam Berdarah Dengue pada Anak Anda<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Infeksi virus dengue sudah dikenal sejak 992 SM di Cina, dan epidemik terjadi sejak abad ke 18 hingga saat ini. Sebaran kasus terutama di daerah tropis dan subtropis yang bersuhu hangat. \n\n Penyebab penyakit DBD \n\n Infeksi dengue disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dengue, yaitu DENV-1, 2, 3, dan 4 yang merupakan virus RNA single-stranded dari famili Flaviviridae dan genus Flavivirus. Vektor penyebar virus dengue yaitu nyamuk Aedes (Stegomya) agypti atau Ae. albopictus. Spesies tersebut merupakan nyamuk pemukiman, stadium pradewasanya mempunyai habitat perkembangbiakan di tempat penampungan air/wadah dengan air yang relatif jernih. Nyamuk Aedes agypti lebih banyak ditemukan berkembang biak di tempat-tempat penampungan air buatan antara lain: bak mandi, vas bunga, tempat minum burung, kaleng bekas, ban bekas dan sejenisnya. \n\n Gejala penyakit DBD \n\n Perjalanan penyakit DBD dibagi menjadi 3 fase, yaitu: \n\n 1. Fase Demam \n\n Terjadi pada hari pertama sampai ketiga. Fase demam ditandai dengan demam yang timbul mendadak tinggi (bisa mencapai 40° C), terus-menerus, kadang bifasik. Demam biasanya disertai gejala lain seperti nyeri kepala, muka kemerahan (facial flushing), menolak makan/minum, nyeri pada sendi, otot dan tulang, serta mual dan muntah. Pada fase ini juga didapatkan manifetasi perdarahan diantaranya didapatkan ruam kemerahan di tangan, kaki, muka. Mimisan, gusi berdarah, dan kadang disertai perdarahan ringan saluran cerna. \n\n 2. Fase Kritis \n\n Terjadi pada hari keempat sampai ketujuh (bisa terjadi lebih awal pada hari ketiga ataupun lebih lambat pada hari ketujuh dan kedelapan) sejak mulai demam. Fase kritis terjadi pada saat demam turun. Ditandai dengan terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh darah, perembesan plasma (plasma leakage), peningkatan kekentalan darah, bahkan bisa terjadi syok hingga kematian. Pada fase kritis terjadi kemunculan warning sign yang merupakan tanda perburukan yang perlu diwaspadai. \n\n 3. Fase Pemulihan \n\n Dimulai saat perembesan plasma selesai. Pada fase ini keadaan umum anak membaik, tampak lebih tenang, nafsu makan pulih kembali, hemodinamik stabil dan diuresis membaik.Tanda bahaya (Warning Signs) \n\n • Demam turun tetapi keadaan anak memburuk, \n\n • Anak tampak lemas dan gelisah, \n\n • Nyeri perut hebat, \n\n • Muntah terus-menerus, \n\n • Perdarahan mukosa, \n\n • Pembesaran hati >2 cm, \n\n • Akumulasi cairan, \n\n • Penurunan buang air kecil/berkemih, \n\n • Laboratorium: Peningkatan kadar hematokrit bersamaan penurunan jumlah trombosit yang cepat. \n\n Pengobatan Demam Berdarah Dengue \n\n Sampai saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk mengobati DBD. Pengobatan utama yaitu mempertahankan keseimbangan cairan dengan pemberian cairan yang cukup. Beberapa upaya yang dianjurkan, yaitu: \n\n • Asupan peroral cukup, dengan banyak minum cairan agar terhindar dari dehidrasi \n\n • Cukup istirahat \n\n • Tatalaksana demam: parasetamol, kompres hangat. Dilarang memberikan ibuprofen, aspirin. \n\n • Pantau frekuensi berkemih setiap 4-6 jam dan jumlah urine yang keluar \n\n Segera ke RS bila kondisi anak tidak ada perbaikan, tidak bisa minum, buang air kecil/berkemih sedikit, didapatkan tanda-tanda perdarahan dan anak teraba anyep. \n\n Pencegahan penyakit DBD pada anak \n\n Pencegahan infeksi dengue terdiri dari pengendalian vektor, penyuluhan dan peran serta masyarakat, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB, serta pemberian vaksinasi. Pengendalian vektor adalah upaya menurunkan faktor risiko penularan vektor dengan cara memusnahkan perkembangbiakan vektor, menurunkan kepadatan dan umur vektor, mengurangi kontak antara vektor dengan manusia, serta memutuskan rantai penularan penyakit. \n\n `1. Dehidrasi \n\n 2. Reabsorbsi \n\n 3. Kelebihan cairan \n\n 4. Trombosit \n\n 5. Hematokrit \n\n 6. Viremia \n\n 7. NS-1 \n\n 8. Syok Perdarahan \n\n Adapun berbagai cara pengendalian, diantaranya: \n\n 1. Pengendalian secara fisik, merupakan pilihan utama melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN-3M plus) yaitu menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas. \n\n 2. Pengendalian secara biologis, menggunakan predator dan insektisida biologis sebagai insect growth regulator yang mampu menghalangi pertumbuhan nyamuk dewasa. \n\n 3. Pengendalian secara kimiawi, menggunakan insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa. \n\n 4. Metode terpadu (integrated vector management) yaitu kegiatan pengendalian vector dengan memadukan ketiga cara tersebut Bersama-sama. \n\n Nah, Sahabat Hermina, bila si kecil menunjukkan gejala-gejala diatas, segera bawa ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan sebelum menjadi kondisi yang lebih serius. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan lingungan sekitar. Salam sehat. \n\n \n\n \n\n Referensi: \n\n - Buku Ajar Infeksi & Penyakit Tropis edisi keempat, Ikatan Dokter Anak Indonesia \n\n - KMK PNPK Tatalaksana Infeksi Dengue Anak dan Remaja \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 28 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bahaya Dengue shock syndrome (DSS)<\/a><\/h3>
Hallo sahabat Hermina, Pernah mengalami DBD (Demam Berdarah) atau belum pernah mengalami DBD sahabat Hermina juga harus mengethaui bahwa DBD bila tidak segera ditindak akan mengakibatkan komplikasi dengue shock syndrome (DSS). Dengue Shock Syndrome (DSS) adalah suatu infeksi dengue yang ditandai dengan gangguan sirkulasi. Proses terjadinya dengue shock syndrome Demam pada DBD umumnya terjadi selama 2 sampai 7 hari dan menurun setelahnya. Namun, hati-hati, justru komplikasi biasanya terjadi pada fase ini. \n\n Komplikasi paling banyak terjadi pada hari ke 3 dan 4 sejak hari pertama sakit. Jika tidak segera ditangani, maka komplikasi ini akan mengakibatkan syok yang berisiko kematian. Nah Sahabat Hermina Bitung sebelum menju DDS perlu diketahui juga gejala DBD yang sering terjadi, yaitu : \n\n \n Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari, 38 – 40 derajat celcius. \n Terdapat bintik-bintik merah pada kulit. \n Pemeriksaan laboratorium ditandai dengan penurunan kadar trombosit dalam darah. \n Terjadi mimisan, dan gejala klinis lainnya. \n \n\n \n Fase Demam Berdarah Dengue : \n \n\n \n Fase demam tinggi hari 1-3, demam mendadak tinggi dan disertai sakit kepala hebat, sakit di belakang mata, badan terasa ngilu dan nyeri kadang disertai bercak merah pada kulit. \n Fase kritis hari ke 4 -5, fase demam turun drastis, seolah terjadi kesembuhan. Namun perlu diketahu bahwa inilah fase kritis kemungkinan terjadinya Dengue Shock Syndrome. \n Fase masa penyembuhan hari ke 6-7, fase demam kembali tinggi sebagai bagian dari reaksi tahap penyembuhan. \n \n\n Temuan utama yang menunjukkan DBD menuju DSS adalah trombosit yang diikuti dengan meningkatnya hematokrit. menurunnya trombosit hingga di bawah 100.000 per milimeter. Kondisi tersebut akan memicu kebocoran plasma yang mengakibatkan syok hipovolemik yang berujung DSS. Gejala yang sering terjadi DDS adalah : \n\n \n Tekanan darah menurun \n Kulit basah dan terasa dingin \n Napas tidak beraturan \n Mulut kering \n Denyut nadi lemah \n Jumlah urin menurun \n \n\n Cara pencegahannya Sahabat Hermina Bitung harus pahami dengan menggunakan cara Metode lain adalah dengan rutin menjalankan 3M-Plus, terutama pada musim hujan. Langkah 3M yang dimaksud adalah: \n\n \n Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi atau toren, minimal 1 minggu sekali \n Menutup rapat tempat penampungan air \n Mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, seperti ban bekas yang dapat menampung air hujan \n \n\n DDS atau sering disebut (Dengue Shock Syndrome) Pada kondisi ini, aliran darah ke seluruh jaringan tubuh akan menurun sehingga terjadi kekurangan oksigen (hipoksia). Hal ini dapat menyebabkan kejang, kerusakan pada hati, jantung, otak, dan paru-paru, penggumpalan darah, hingga kematian. \n\n https://www.herminahospitals.com/id/doctors/dr-mellisa-sppd \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 31 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Orang Tua Wajib Waspadai Anak Terkena Demam Berdarah<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyebab kematian anak yang cukup tinggi di negara Asia, termasuk Indonesia. Pada tahun 2020 kasus demam berdarah di indonesia mencapai angka 95.000. 600 KASUS diantaranya mengalami kematian. Oleh karena itu sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui dan memahami agar cepat tangggap dalam mengatasi demam berdarah \n\n \n\n Apa itu demam berdarah? \n\n \n\n Demam berdarah dengue atau lebih sering disebut dengan DBD merupakan penyakit ini dibawa oleh virus Dengue melalui perantara nyamuk betina dari jenis Aedes aegepti. Di Indonesia ada 4 jenis virus (dikenal dengan 4 serotipe) yaitu DENV1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4 dan yang paling sering ditemui di Indonesia adalah DENV-3 yang merupakan jenis virus yang menyebabkan gejala yang cukup berat. \n\n \n\n Ciri-ciri dan gejala demam berdarah \n\n \n\n \n Didahului dengan demam tinggi yang mendadak, demam biasanya naik turun dengan suhu diatas 38 derajat \n Jika diberikan obat penurun panas maka demam biasanya akan turun namun tidak lebih dari satu derajad \n Disertai dengan nyeri otot, nyeri sendi, anak merasa pusing dan nyri dibelakang mata \n Nyeri oerut, sampai mual dan muntah \n Muncul ruam kemerahan \n \n\n \n\n Menurut teori, pada hari ke empat demam biasanya akan turun. Namun, orang tua perlu waspada karena itu merupakan fase kristisnya. Jika memang orang tua mencurigai anak mengarah ke demam berdarah, maka sebaiknya pada hari ke 3 segera ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan darah. Jika terjadi penurunan trombosit, biasanya dokter akan menyarankan untuk segara rawat inap. \n\n \n\n Untuk anak yang telah di diagnosa positif demam berdarah, biasanya harus dirawat di Rumah Sakit. Namun, ada beberapa kondisi anak yang dapat dilakukan perawatan di Rumah namun tetap dengan pemantauan Dokter dan dilakukannya pemeriksaan darah secara berkala. Jika pada saat di Rumah anak menunjukkan gejala seperti mual muntah, tidak bisa makan dan minum, kaki dan tangannya dingin sebaiknya segera ke Rumah Sakit. \n\n \n\n Benarkah, jika sudah pernah terkena demam berdarah tidak akan terkena lagi kedepannya? \n\n \n\n Jawabannya bisa saja, karena demam berdarah memiliki 4 jenis virus atau 4 serotipe. Jadi, ada kemungkinan jika kita pernah positif DBD bisa terinfeksi kembali dengan serotipe yang berbeda \n\n \n\n Benarkah madu kurma atau jus jamu biji dapat menyembuhkan demam berdarah? \n\n \n\n Sering terdengar bahwa madu kurma dan jus jambu biji dapat meningkatkan trombosit. Namun ternyata, belum banyak penelitian terkait hal tersebut.Namun, boleh saja jika orang tua memberikan madu kurma atau jus jambu biji ketika anak terkena demam berdarah. Karena pada prisnsipnya, jika anak terkena demam berdarah, anak harus banyak minum banyak \n\n \n\n Apa yang harus Orang Tua lalukan untuk mencegah Anak terkena Demam Berdarah? \n\n \n\n Nah, para orang tua jangan lupa yang paling sering digaungkan adalah 3M yaitu : \n\n 1. Menguras. Hal ini dilakukan dengan membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. \n\n 2. Menutup. Langkah ini dilakukan dengan menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sejenisnya. \n\n 3. Mengubur. Mengubur atau memanfaatkan kembali barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah. \n \n\n \n\n Sahabat Hermina juga dapat memberikan lotion anti nyamuk kepada anak dan juga mengenakan pakaian yang panjang dan menggunakan kelambu pada saat tidur. Jangan lupa, segera ke Rumah sakit jika Si Kecil demam dan dicurigai terkena demam berdarah. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 23 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Cara Cerdas Cegah Infeksi Virus Dengue<\/a><\/h3>
Di Indonesia. infeksi dengue telah dikenal sejak abad 18 dan baru pada tahun 1960-an dikenal sebagai demam berdarah dengue (Dengue Hemorharrgic Fever). Virus dengue mampu berkembang biak di dalam tubuh manusia, monyet, simpanse, kelinc, tikus, marmut, hamster, serta serangga khususnya nyamuk, seperti nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. \n\n \n\n \n\n Mencegah Infeksi Virus Dengue \n\n \n\n Langkah utama mencegah terjadinya wabah DBD adalah menjaga kebersihan lingkungan. Selama bertahun-tahun, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mendorong masyarakat melakukan pencegahan DBD 3M. Saat ini, langkah pencegahan DBD 3M telah berkembang menjadi pencegahan DBD 5M. Berikut berbagai langkah pencegahan DBD yang dapat Anda lakukan untuk melindungi keluarga dari risiko DBD: \n\n 1. Menguras tempat penampungan air \n\n 2. Menutup rapat tempat penampungan air \n\n 3. Mengubur barang bekas \n\n 4. Menggunakan obat antinyamuk \n\n 5. Mengenakan pakaian tertutup saat ke luar rumah \n\n 6. Menggunakan kelambu \n\n 7. Meletakkan tanaman pengusir nyamuk di dalam rumah \n\n 8. Menghentikan Kebiasaan Menggantung Pakaian \n\n 9. Pelaksanaan fogging \n\n \n\n Biasanya petugas RT atau RW akan berkoordinasi dengan petugas kelurahan dan kecamatan untuk melakukan fogging atau pengasapan. Fogging adalah proses penyemprotan pestisida atau insektisida kimia dalam bentuk aerosol untuk membunuh nyamuk. \n\n \n\n Pelaksanaan fogging tidak bisa sembarangan dan harus mengikuti peraturan yang berlaku. Pelaksanaan fogging yang tidak sesuai aturan bisa jadi berbahaya dan sia-sia. Fogging harus dilakukan pada waktu nyamuk Aedes aegypti sedang aktif mencari mangsa, yaitu antara pukul 8–11 pagi dan 2–5 sore. \n\n \n\n \n\n Lindungi Keluarga dari DBD \n\n \n\n Wabah DBD juga banyak menyerang anak. Maka itu, orang tua perlu mewaspadai penyakit ini dan melakukan langkah-langkah pencegahan DBD pada anak. Umumnya, pencegahan DBD pada anak serupa dengan pencegahan pada orang dewasa. Berikut panduan bagi orang tua: \n\n \n Jaga kebersihan lingkungan, rumah, dan kamar anak. \n Ingatkan anak agar tidak menumpuk pakaian atau barang-barangnya karena tumpukan itu dapat menjadi tempat bersarangnya nyamuk. \n Ingatkan anak untuk mengenakan pakaian tertutup saat ia keluar rumah. \n Saat menggunakan losion antinyamuk pada anak, ikuti panduan yang tertera di kemasannya. \n Losion anti-nyamuk tidak boleh dioleskan pada bayi berusia di bawah 2 bulan. \n Hindari mengoleskan losion ke bagian tubuh anak yang sedang terluka. \n Hindari menggunakan produk antinyamuk yang mengandung minyak lemon eucalyptus (OLE) atau para-menthane-diol (PMD) untuk anak yang berusia di bawah 3 tahun. \n Untuk produk antinyamuk semprot (spray), orang tua perlu menyemprotkannya ke tangan mereka lebih dulu, baru dioleskan ke wajah anak. \n Berikan vaksinasi Dengue. Vaksin ini masih belum tersedia secara luas, tetapi sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Perlindungan dari vaksin Dengue paling efektif bila diberikan kepada anak berusia 9–16 tahun. Vaksin ini belum dapat diberikan kepada anak yang berusia di bawah 9 tahun. \n Berikan anak makanan kaya vitamin C yang dapat meningkatkan imunitasnya, seperti buah jambu biji. \n \n\n \n\n Gejala DBD pada anak bukan hanya berupa munculnya bintik merah di beberapa bagian tubuh. DBD ringan pada anak seringkali hanya berupa demam tanpa diikuti gejala tertentu. Gejala-gejala lain umumnya baru muncul sekitar 4-7 hari setelah Si Kecil digigit nyamuk penyebab Aedes aegypti. \n\n \n\n Sahabat Hermina perlu segera membawa buah hati ke rumah sakit bila melihat Si Kecil mengalami gejala-gejala berikut: \n\n \n Demam tinggi hingga mencapai 40 derajat Celsius \n Nyeri di bagian belakang mata \n Nyeri pada tulang, otot, dan sendi \n Sakit kepala \n Mual dan muntah \n Pembengkakan pada kelenjar \n \n\n \n\n Masyarakat perlu waspada karena berbagai masalah kesehatan selalu mengintai dan membahayakan nyawa. Karena itu, Anda harus terus aktif melakukan langkah-langkah pencegahan maupun perlindungan. Jalani pola hidup sehat dan jaga selalu kebersihan lingkungan. \n\n \n\n Jika Keluarga sahabat Hermina mengalami gejala Demam Berdarah Dengue (DBD), segera periksa dan konsultasikan dengan dokter spesialis di Rumah Sakit Hermina Padang. \n\n \n\n Klik link untuk melakukan janji konsultasi: https://herminahospitals.com/id/doctors/dr-rohayat-bilmahdi-sp-pd/appointments/new \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 28 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Demam Berdarah Dengue<\/a><\/h3>
Demam berdarah adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan penyakit ini banyak ditemukan di kawasan beriklim tropis dan subtropis. Virus dengue ini ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus, dapat tersebar melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Penderita yang terkena gigitan nyamuk demam berdarah tidak langsung mengalami sakit, perlu waktu sekitar 4-7 hari sampai ciri-ciri demam berdarah yang sesungguhnya muncul. \n\n \n\n Demam berdarah masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang tingkat terjangkitnya tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. Sepanjang tahun 2016, Kemkes RI mencatat terdapat 204.171 penderita demam berdarah dan dengan angka kematian mencapai 1.598 jiwa. \n\n \n\n Komplikasi pada gigitan nyamuk demam berdarah dapat menyebabkan kerusakan sejumlah organ tubuh seperti hati, jantung, dan paru-paru. Tekanan darah juga menurun secara drastis, hingga level yang sangat berbahaya yang mengakibatkan kematian. \n\n \n\n \n\n Gejala Demam Berdarah Dengue \n\n \n\n Gejala umum pertama yang sering muncul biasanya demam tinggi hingga mencapai 39 derajat celcius, selama 2 hari sampai 7 hari secara terus menerus. Selain demam tinggi, ada beberapa ciri-ciri gejala demam berdarah yang harus Anda cermati jika ini terjadi pada tubuh. Berikut gejala demam berdarah yang harus perlu diketahui: \n\n \n Kepala terasa sakit nyeri dan berat \n Nyeri otot, nyeri dibelakang mata, dan tulang \n Merasa mual dan muntah \n Muncul ruam kulit hingga kemerahan \n Pendarahan di gusi atau area lain \n \n\n \n\n Gejala di atas dapat mengarah pada ciri-ciri demam berdarah. \n\n \n\n \n\n Penyebab Demam Berdarah Dengue \n\n \n\n Penyebab demam berdarah adalah berasal dari virus dengue yang ditularkan kepada penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. \n\n \n\n Nyamuk Aedes aegypti berukuran lebih kecil, badannya berwarna hitam pekat dengan garis putih di pungung dan pada kakinya. \n\n \n\n Nyamuk ini biasanya muncul dari pagi hingga sore hari, meskipun terkadang juga menggigit saat malam hari. Nyamuk Aedes aegypti menyukai tempat gelap dan sejuk, sehingga banyak di temukan di dalam rumah dibandingkan di luar rumah. \n\n \n\n \n\n Pencegahan Demam Berdarah Dengue \n\n \n\n Upaya pencegahan demam berdarah dengue dapat melakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan di sekitar dan juga menjaga kebersihan rumah Anda. Beberapa pencegahan lainnya di antaranya: \n\n \n Gunakan lotion anti nyamuk, ini berguna untuk melindungi tubuh Anda dari serangan dan gigitan nyamuk \n Rajin menguras penampungan air di rumah \n Melakukan penyemprotan obat nyamuk Fogging, bertujuan untuk memberantas bibit sarang nyamuk \n Gunakan pakaian tertutup, pakaian terbuka dapat memberikan akses nyamuk untuk mengigit dan menyebarkan virus ke tubuh Anda \n Melakukan Vaksin DBD, perlindungan yang wajib dilakukan jika ingin terbebas dari virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti \n \n\n \n\n \n\n Pengobatan Demam Berdarah \n\n \n\n Obat untuk mengobati demam berdarah untuk saat ini belum ada. Pengobatan untuk mengatasi gejala dan mencegah infeksi virus Aedes aegypti semakin berat. Berikut upaya yang bisa dilakukan, yaitu: \n\n \n Istirahat yang cukup \n Menghindari konsumsi obat pereda nyeri, karena obat-obatan tersebut dapat menimbulkan komplikasi perdarahan \n Banyak minum cairan agar dapat terhindar dari dehindras. \n Konsumsi obat penurun demam yang aman dan yang di saran dari dokter \n \n\n \n\n \n\n Sahabat Hermina, penting untuk rutin melakukan pembersihan lingkungan sekitar kita guna membasmi sarang-sarang nyamuk agar terhindar dari demam berdarah. Jangan lupa untuk menerapkan pola hidup sehat agar sistem kekebalan tubuh tetap terjaga. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 22 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
5 Minuman yang Dapat Atasi Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)<\/a><\/h3>
Demam berdarah dengue (DBD) menjadi salah satu penyakit yang menjadi momok menakutkan ditengah masyarakat, karena obat DBD belum ditemukan. \n\n \n\n Namun, Sahabat Hermina tidak perlu kawatir. Ketika terjangkit DBD, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan terapi yang bertujuan membantu mengurangi gejala dari DBD tersebut, misalnya dengan pemberian cairan. \n\n \n\n Karena adanya kebocoran plasma darah, penting bagi pasien DBD untuk terus mencukupi kebutuhan cairan tubuh agar tidak jatuh ke dalam keadaan hipotensi atau syok. Perlu diketahui bahwa pemberian air putih saja tidak dianjurkan oleh WHO. \n\n \n\n Berikut adalah sejumlah minuman yang bisa membantu untuk meringankan gejala demam berdarah dengue: \n\n 1. Cairan isotonik \n\n Minuman pertama yang disarankan oleh WHO untuk penderita demam berdarah dengue (DD) atau DBD adalah cairan isotonik. Minuman isotonik pada umumnya mengandung natrium atau sodium kurang lebih sebesar 200 mg/250 ml air. \n\n \n\n Cairan isotonik merupakan cairan yang baik dikonsumsi oleh orang yang dehidrasi. Namun demikian, cairan isotonik ini kurang baik jika terlalu banyak dikonsumsi oleh orang yang tidak dalam keadaan dehidrasi oleh karena kadar gulanya yang tinggi. \n\n \n\n 2. Oralit \n\n Selain cairan isotonik, pemberian cairan berelektrolit pada penderita DD atau DBD dapat diberikan melalui oralit. Ada 2 macam cairan oralit dengan komposisi yang berbeda menurut WHO dan UNICEF. Oralit lama mengandung osmolaritas yang lebih tinggi yakni 331 mmol/L, jika dibandingkan dengan oralit baru dengan osmolaritas 245 mmol/L. \n\n \n\n Untuk perbedaan kandungan elektrolit antara oralit lama dan baru adalah natrium oralit baru lebih rendah yakni 75 mEq/L, dibandingkan oralit lama 90 mEq/L. Untuk kandungan kalium masih sama antara oralit lama dan baru. \n\n \n\n Susunan oralit yang baru memiliki efek untuk mengurangi mual muntah hingga 30% jika dibandingkan oralit baru. Sehingga lebih disarankan untuk diberikan oralit yang baru dibandingkan dengan oralit yang lama. \n\n \n\n Selain oralit, pada toko-toko obat dapat pula dibeli cairan minuman pengganti elektrolit bermerk lain yang bisa diandalkan untuk bantu atasi gejala demam beradarah. Namun, sebelum membelinya, Anda bisa membaca dulu apa saja kandungan elektrolit di dalamnya. \n\n \n\n 3. Susu \n\n Selain minuman berelektrolit pada umumnya, WHO juga menyatakan bahwa susu bisa diminum untuk meringankan gejala demam berdarah dengue (DBD), daripada pemberian air putih biasa. \n\n \n\n Susu mengandung elektrolit natrium 42 mg/100 gram, kalium 156 mg/100 gram, dan juga mengandung elektrolit lain seperti kalsium, magnesium, fosfor, dan zinc yang juga dibutuhkan untuk menjalankan semua fungsi tubuh. \n\n \n\n 4. Jus buah \n\n Jus buah merupakan sumber elektrolit yang baik untuk tubuh. Beberapa buah yang mengandung tinggi kalium atau potasium; misalnya pisang, jeruk, kiwi, dan alpukat. Sedangkan buah yang mengandung tinggi natrium atau sodium adalah tomat. Dan masih banyak lagi buah-buahan yang mengandung banyak elektrolit, yang lebih baik untuk diberikan kepada penderita DBD daripada hanya sekedar air putih biasa. \n\n \n\n 5. Air beras atau air barley \n\n Pemberian cairan dengan air beras atau air barley untuk mengatasi gejala demam berdarah dengue (DD atau DBD) dapat dilakukan pada 3 hari pertama demam. Pada fase kritis, kebocoran plasma hanya berlangsung selama 2-3 hari. Setelah fase kritis tersebut, cairan plasma yang keluar ke kompartemen ketiga akan kembali masuk ke pembuluh darah. \n\n \n\n \n\n Namun, hati-hati dalam memberikan cairan untuk penderita demam berdarah. Perlu diperhatikan adanya kemungkinan kelebihan cairan pada penderita DBD. Hal tersebut dapat terjadi baik karena terapi pemberian cairan yang berlebih, atau juga karena kembalinya cairan dari kompartemen ketiga ke pembuluh darah setelah fase kritis. \n\n \n\n Tanda–tanda kelebihan cairan yang perlu diperhatikan adalah kelopak mata bengkak, perut bengkak, pernapasan cepat, dan/atau mungkin juga sulit bernapas. Pada kondisi ini, pemberian cairan perlu dihentikan sementara. Pasien perlu diawasi secara ketat dan mendapatkan penanganan oleh tenaga medis. \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n ….…………………………………………………………………………………………… \n\n \n\n Sumber artikel : \n\n \n\n Dengue WHO Guideline 2011. \n\n \n\n Buku Saku Petugas Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. \n\n \n\n Food Composition Data Base : Milk, Non Fat, Fluid (Fat Free Skim) https://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/134?qlookup=01151&fg=&format=&man=&lfacet=&max=25&new=1. Accessed January 19, 2017 \n\n \n\n University of Otago and Ministry of Health (2011). A Focus on Nutrition. Wellington, Ministry of Health. \n\n \n\n https://hellosehat.com/ \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 18 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Bahaya Penyakit yang Sering Muncul Saat Musim Hujan<\/a><\/h3>
Memasuki musim hujan dan banjir melanda, daya tahan tubuh biasanya menurun akibat peralihan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan, sehingga berbagai penyakit menular sering menjangkit dan semakin mudah menyebar. Berikut penyakit-penyakit yang biasa muncul di musim hujan beserta pembahasannya: \n\n \n\n 1. Influenza \n\n Flu disebabkan akibat adanya infeksi virus influenza. Virus ini menyebar melalui tetesan cairan tubuh seperti ingus ataupun air liur pengidap yang dapat ditularkan melalui mulut, hidung, ataupun tangan yang menyentuh benda terkontaminasi. \n\n \n\n Penularan flu dapat dicegah dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan yang bergizi secara teratur dan menggunakan masker saat bepergian atau berada di tempat keramaian. Namun, jika Anda telah mengalami influenza, penanganan yang harus dilakukan adalah rutin meminum air putih untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, istirahat yang cukup dan segera konsultasi ke dokter jika gejala bertambah berat. \n\n \n\n 2. Demam Berdarah Dengue (DBD) \n\n Penyakit akibat virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti kerap terjadi di musim hujan saat perkembangbiakan nyamuk meningkat. Ketika musim hujan dating, akan semakin banyak genangan air dan sampah yang dapat memicu berkembang baiknya nyamuk pembawa virus dengue ini. Penyakit ini ditandai dengan gejala sakit pada sekujur tubuh dan demam tinggi ini dapat berakibat komplikasi. \n\n \n\n 3. Diare \n\n Diare adalah kondisi yang ditandai dengan gejala frekuensi buang air besar yang meningkat dibandingkan kondisi biasanya dan tekstur tinja yang dikeluarkan berbentuk encer. Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada saat musim hujan dengan curah hujan yang tinggi, maka potensi terjadinya banjir juga akan meningkat. Oleh karena itu, ketersediaan air bersih menjadi terbatas dan potensial menimbulkan penyakit diare dengan disertai penularan yang cepat. \n\n \n\n Dilansir dalam laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), untuk menanggulangi penyakit diare, masyarakat disarankan untuk tetap waspada dengan melakukan beberapa hal berikut, yaitu membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan dan setelah buang air besar (BAB), merebus air minum hingga mendidih menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal dan segera hubungi petugas kesehatan terdekat bila mengalami gejala diare. \n\n \n\n 4. Leptospirosis \n\n Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) banjir juga berpotensi menimbulkan penyakit menular lainnya seperti leptospirosis. Penyakit leptospirosis adalah salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira. Dalam kebanyakan kasus, leptospirosis sering disebarkan oleh hewan mulai dari tikus, sapi, anjinh dan babi. Bakterinya bisa disebarkan lewat urine atau darah dari hewan yang telah terinfeksi. \n\n \n\n Di Indonesia, hewan yang kebanyakan dapat menularkan penyakit tersebut adalah tikus, melalui kotoran air kencingnya. Jika seseorang berada di sekitar tanah atau air tempat hewan yang terinfeksi buang air, kuman dapat menyerang tubuh mereka melalui luka di kulit, seperti goresan, luka terbuka, termasuk luka yang sudah mulai kering. \n\n \n\n 5. Demam Typhoid \n\n Demam Typhoid dalah penyakit yang perlu juga diwaspadai oleh masyarakat saat memasuki musim hujan. Faktor kebersihan makanan memegang peranan penting dalam terjangkitnya seseorang terhadapt penyakit ini akibat infeksi bakteri Salmonella typhi. Gejala demam typhoid yaitu berupa sakit kepala, mual, demam, diare dan berkurangnya nafsu makan. \n\n \n\n \n\n Selain beberapa penyakit menular yang telah dijabarkan di atas, dapat terjadi perburukan penyakit kronik yang memang sudah diderita sebelumnya karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan yang menimbulkan banjir. Oleh karena itu, mari kita jaga bersama kebersihan lingkungan dan juga kebersihan diri sendiri, dan jangan lupa untuk menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 16 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Demam pada Anak dan Penanganannya <\/a><\/h3>
Mengapa Bisa Terjadi demam? \n\n Demam sebenarnya bukan merupakan penyakit. Demam adalah reaksi fisiologis dari sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Untuk itu, saat demam, penting mencari faktor penyakit yang menyebabkan demam tersebut. \n\n Demam biasanya terjadi ketika: \n\n \n Influenza \n Infeksi saluran pernafasan \n Infeksi saluran cerna \n Infeksi telinga \n Infeksi saluran kencing \n Penyakit virus lainnya seperti demam berdarah \n Tumbuh Gigi \n Setelah Imunisasi \n \n\n \n\n POLA DEMAM \n\n Demam bisa jadi tanda suatu penyakit. Kenali fase dan gejala demam setiap penyakit agar tidak salah penanganan. Berikut fase dan gejalanya: \n\n \n\n 1. DEMAM BERDARAH \n\n Fase demam berdarah di kenal dengan istilah demam pelana kuda. Demam berdarah merupakan penyakit infeksi virus melalui gigitan nyamuk aides aegypti. Tandanya seperti: \n\n \n Demam tinggi yang bisa mencapai 40ºC dan muncul secara tiba tiba \n Muncul ruam kecil di beberapa bagian tubuh \n Mengalami mual, muntah, batuk dan pilek \n Nyeri dibagian otot, tulang sendi dan belakang mata \n \n\n Saat berbahaya adalah biasanya pada saat 4-5 hari ketika demam tiba tiba menurun. \n\n \n\n 2. DEMAM THYPOID \n\n Penularannya thypoid atau tipes biasanya karena infeksi salmonella. Fase demam ini dikenal demam anak tangga. Biasanya demam naik pelan pelan dan meninggi dari sore hingga malam hari dan sulit turun walaupun walaupun sudah diberikan obat demam. Biasanya berlangsung selama lebih dari sepekan. Biasanya diikuti dengan adanya keluhan pada saluran cerna seperti mual, muntah, diare, dan kram perut. \n\n \n\n 3. DEMAM FLU \n\n Demam ini merupakan kumpulan gejala saluran pernafasan akut yang biasanya disebabkan oleh virus. Common Cold sering kali salahdiartikan sebagai flu atau influenza karena kedua sindrom tersebut memiliki gejala serupa seperti pilek, batuk, nyeri tenggorokan dan sering kali bersin, sedangkan pada influenza biasanya disertai sakit kepala, dan demam hingga kelelahan. \n\n \n\n 4. DEMAM COVID \n\n Demam yang disebabkan oleh virus COVID-19 memiliki gejala sistematik, seperti: \n\n \n Demam \n Lelah, lemas, tidak bersemangat \n Sakit kepala \n Nyeri otot \n Gejala penyakit saluran pernafasan \n Hidung tersumbat, batuk, pilek, nyeri tenggorokan \n Sesak nafas \n \n\n Gejala lainnya meliputi: \n\n \n Diare \n Mual dan muntah \n \n\n Faktor resiko lainnya adalah: kontak erat dengan probable atau konfirmasi COVID-19, atau pergi ke daerah yang rawan COVID-19. \n\n \n\n Penanganan Demam \n\n Jika Si Kecil mulai demam, lakukan penilaian terhadap gejala anak: \n\n \n Gunakan thermometer untuk mengetahui seberapa tinggi suhu demamnya \n Bila demam mencapai 38ºC, berikan parasetamol dengan dosis 10 mg perkilogram berat badan, berikan tiap 4 jam sekali \n Pastikan anak mendapat cairan yang cukup yaitu hingga 1-2 liter/hari \n Kompres dengan menggunakan air suam-suam kuku \n Jangan berikan pakaian yang menyebabkan anak berkeringat \n \n\n \n\n Tanda Bahaya dan Kegawatan Bila Anak Demam \n\n Anak harus segera dibawa ke rumah sakit apabila memiliki gejala: \n\n \n Tidak merespon atau susah dibangunkan \n Kesulitan bernafas \n Bibir, lidah dan kuku nampak biru \n Ubun-ubun terlihat menonjol atau mencekung \n Ada kekakuan di leher \n Nyeri kepala hebat \n Nyeri perut hebat dan muntah \n Terdapat ruam bintik bintik berwarna keunguan seperti memar \n Tidak mau makan, minum dan terllihat lemah untuk minum \n Menangis terus menerus \n Anak gelisah \n Buang air kecil menjadi sering dan jarang. \n \n\n \n\n Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak \n\n Agar Si Kecil tidak mudah sakit, Sahabat Hermina bisa mengikuti cara berikut: \n\n \n Berikan ASI Ekslusif pada bayi hingga usia 2 tahun \n Berikan makanan yang dibuat sendiri: konsumsi buah, sayuran, dan susu \n Perhatikan konsumsi lemak dan protein \n Konsumsi cairan yang cukup \n Imunisasi diberikan untuk mencegah terjadinya wabah penyakit yang dapat menyebabkan hingga kematian \n Dalam situasi pandemi, maka penundaan imunisasi hingga 2 minggu sampai 1 bulan \n \n\n \n\n Jaga selalu kesehatan Si Kecil. Jika demam tidak turun dan berlangsung selama lebih dari tiga hari, segera bawa ke rumah sakit untuk diperiksa dan bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat sebelum gejala semakin parah. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 30 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Typhoid dan DBD dari Gejalanya<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, banyak orang yang kesulitan membedakan tipes (typhoid) dan DBD karena keduanya sama-sama diawali dengan gejala berupa demam. Meski gejala awalnya sama, typhoid dan DBD merupakan penyakit yang berbeda, baik penyebab, pengobatan, maupun pencegahannya. \n\n \n\n Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Sedangkan demam typhoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, yang ditularkan melalui makanan. \n\n \n\n Walaupun sama-sama penyakit infeksi, typhoid dan DBD perlu ditangani dan dicegah dengan cara yang berbeda. Agar bisa membedakan typhoid dan DBD, Anda perlu memahami dulu apa saja perbedaan gejala kedua penyakit ini. \n\n \n\n Perbedaan Demam pada Typhoid dan DBD \n\n \n\n Demam merupakan gejala awal yang timbul pada DBD maupun typhoid. Bukan hanya karena infeksi, demam atau peningkatan suhu tubuh juga bisa disebabkan oleh peradangan, penyakit autoimun, bahkan dehidrasi. Oleh karena itu, demam juga perlu dibedakan berdasarkan sifatnya. \n\n \n\n Ada sedikit perbedaan pola demam pada penyakit typhoid dengan demam berdarah (DBD). \n\n \n\n DBD ditandai dengan demam tinggi (suhu antara 39-40 derajat Celcius) yang muncul secara mendadak, demam bisa berlangsung sampai tujuh hari dan terjadi secara terus menerus. \n\n Pada typhoid, demam akan muncul secara bertahap. Saat gejala awal muncul, suhu tubuh bisa normal atau rendah, lalu akan naik secara perlahan setiap hari, dan bisa mencapai 40 derajat Celcius. \n\n \n\n \n\n Perbedaan Gejala Khas Typhoid dan DBD \n\n \n\n Ada gejala khas yang muncul pada masing-masing penyakit. Gejala khas pada DBD adalah perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, menstruasi yang lebih panjang atau lebih banyak, BAB berdarah, atau muntah darah. \n\n \n\n Tanda perdarahan pada DBD bisa juga tidak terlihat, sehingga dokter atau perawat perlu melakukan uji banding menggunakan alat pengukur tekanan darah (tensimeter), untuk memicu perdarahan pada kulit berupa bintik-bintik merah. \n\n \n\n Sementara itu, penyakit typhoid ditandai dengan gejala awal berupa gangguan saluran pencernaan, seperti sembelit atau diare, rasa tidak nyaman di perut, hingga nyeri perut. \n\n \n\n \n\n Pemeriksaan Tambahan untuk Typhoid dan DBD \n\n \n\n Bila mengalami gejala typhoid atau DBD, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan menanyakan gejala yang Anda rasakan, melakukan pemeriksaan fisik, serta melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, untuk mengetahui penyebab gejala tersebut. \n\n \n\n Pemeriksaan hitung darah lengkap pada penderita demam berdarah dilakukan untuk menilai kekentalan darah, jumlah sel pembekuan darah (trombosit atau keping darah), serta jumlah sel darah merah atau hemoglobin. Pemeriksaan darah dapat dilakukan secara berkala setiap hari. \n\n \n\n Berbeda dengan demam berdarah, pemeriksaan darah bagi penderita typhoid bertujuan untuk melihat antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi. \n\n \n\n Pengobatan kedua penyakit ini juga berbeda. Pengobatan utama DBD dilakukan dengan memenuhi kebutuhan cairan tubuh, sedangkan penyakit typhoid memerlukan antibiotik untuk menghilangkan infeksi. \n\n \n\n \n\n Langkah Pencegahan Typhoid dan DBD \n\n \n\n Cara pencegahan typhoid dan DBD juga berbeda. Untuk mencegah DBD, Anda dapat memasang kelambu, menggunakan lotion anti nyamuk, rajin membersihkan lingkungan, menguras bak mandi, serta menutup tempat penampungan air. \n\n \n\n Sementara upaya pencegahan typhoid dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan asupan makanan atau minuman, yaitu dengan mencuci tangan sebelum makan, mencuci bahan makanan hingga bersih, serta mengonsumsi air matang atau air kemasan yang terjamin kebersihannya. \n\n \n\n Dengan mengetahui perbedaan typhoid dan DBD, Anda diharapkan dapat lebih waspada terhadap kedua penyakit ini, serta melakukan penanganan awal dan perawatan yang tepat. \n\n \n\n Namun untuk memastikannya, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai untuk mengatasi penyakit yang Anda derita dan mencegah komplikasi yang dapat berakibat fatal, salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 30 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 22 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 28 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 14 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>