- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 11 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Demam Tifoid Sering Terjadi pada Anak, Yuk Cari Tahu Penyebabnya !<\/a><\/h3>
Demam tifoid adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Meskipun dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak, demam tifoid sering kali lebih serius pada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum sepenuhnya berkembang. Kali ini akan membahas mengenai demam tifoid pada anak. \n\n Penyakit ini umumnya disebabkan oleh konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella typhi. Anak-anak yang tinggal di daerah dengan sanitasi yang buruk atau akses air bersih yang terbatas memiliki risiko yang lebih tinggi untuk tertular demam tifoid. Selain itu, kurangnya kebersihan pribadi juga dapat meningkatkan risiko infeksi. \n\n Gejala demam tifoid pada anak bisa bervariasi, tetapi yang umum meliputi: \n\n \n Demam Tinggi, suhu tubuh anak dapat mencapai 39-40°C atau bahkan lebih tinggi. \n Sakit Kepala, anak mungkin mengalami sakit kepala yang parah. \n Nyeri Perut, sakit perut, terutama di sekitar pusar, dapat terjadi. \n Nyeri Sendi dan Otot, anak-anak dapat merasakan nyeri sendi dan otot. \n Kehilangan Nafsu Makan, anak mungkin kehilangan selera makan dan mengalami penurunan berat badan. \n Diare atau Konstipasi, gangguan pencernaan seperti diare atau konstipasi bisa terjadi. \n Mual dan Muntah, anak dapat merasakan mual dan muntah, terkadang disertai warna kuning (bilious vomiting). \n \n\n Pengobatan demam tifoid pada anak biasanya melibatkan pemberian antibiotik, seperti ciprofloxacin atau azithromycin. Penting untuk mengikuti petunjuk dokter dengan tepat dan menyelesaikan seluruh siklus antibiotik, bahkan jika gejala telah membaik. Selain antibiotik, penting juga untuk memastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup, hidrasi yang adekuat, dan nutrisi yang baik. \n\n Tindakan pencegahan sangat penting untuk mengurangi risiko demam tifoid pada anak-anak. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi: \n\n \n Vaksinasi, vaksin demam tifoid dapat memberikan perlindungan signifikan. Konsultasikan dengan dokter untuk jadwal vaksinasi yang sesuai. \n Kebersihan Pribadi, ajarkan anak untuk mencuci tangan secara teratur, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. \n Pengolahan Makanan, pastikan makanan dimasak dengan baik, dan hindari mengonsumsi makanan mentah atau setengah matang. \n Akses Air Bersih, pastikan anak memiliki akses yang memadai ke air bersih untuk minum dan mencuci. \n \n\n Demam tifoid pada anak dapat menjadi kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, serta langkah-langkah pencegahan yang diterapkan, risiko infeksi dapat dikurangi. Sahabat Hermina perlu memahami gejala demam tifoid dan berkonsultasi dengan dokter jika ada kekhawatiran mengenai kesehatan anak. Untuk konsultasi mengenai kesehatan anak, RS Hermina Purwokerto tersedia dokter spesialis anak. \n\n Akses pendaftaran bisa melalui 4 cara berikut ini: \n1. Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n2. Hubungi Call Center 1500488 \n3. Melalui website -> www.herminahospitals.com \n4. Melalui aplikasi Halodoc \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 11 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Penyakit yang Sering Terjadi Pada Musim Penghujan!<\/a><\/h3>
Beberapa penyakit tidak mengenal musim atau waktu atau dapat menyerang kapan saja. Namun, ada pula beberapa penyakit yang angka kejadiannya atau penularannya meningkat di musim tertentu, contohnya musim penghujan. Musim penghujan bisa dibilang sebagai musim rawan penyakit karena berbagai jenis mikroba serta virus lebih mudah berkembang biak di musim ini. Apalagi jika daya tahan tubuh Sahabat Hermina sedang menurun. Hal tersebut akan semakin membuat rentan diserang penyakit. Mengenali berbagai penyakit umum yang biasa terjadi di musim hujan akan membuat Sahabat Hermina lebih waspada untuk mencegah penularannya. Lantas apa saja penyakit musim hujan yang sering muncul? \n\n \n \n Influenza \n \n \n\n Influenza adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus influenza yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat. Gejalanya yaitu rasa tidak enak badan, demam, rasa pegal linu, lemas, lesu, bersin-bersin dan terasa nyeri di otot-otot dan sendi. Virus ini menyebar melalui cairan tubuh seperti ingus ataupun air liur yang dapat ditularkan melalui mulut, hidung ataupun tangan yang menyentuh benda terkontaminasi. Cara mencegahnya dengan berolahraga dan istirahat yang cukup, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, mencuci tangan dan memakai masker saat flu. \n\n \n \n Demam Berdarah \n \n \n\n Demam berdarah adalah penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menyebabkan gejala demam tinggi. Jika tidak ditangani dengan tepat, demam berdarah berisiko mengancam nyawa. Penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sering terjadi di musim penghujan saat perkembangbiakan nyamuk meningkat. Cara mencegah penyakit Demam Berdarah yakni melakukan 3M plus : menguras bak mandi, menutup tempat air dan memanfaatkan barang bekas serta melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). \n\n \n \n Demam Tifoid \n \n \n\n Demam tifoid, atau lebih dikenal dengan penyakit tipes adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thyphi atau Salmonella paratyphi. Bakteri tersebut menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Jika tidak segera ditangani, pengidapnya dapat mengalami komplikasi seperti pneumonia, pleuritis, miokarditis (peradangan otot jantung), gagal jantung akut, bahkan kematian. \n\n \n Diare \n \n\n Penyakit diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar encer 3 (tiga) kali atau lebih dalam sehari. Penyebab diare adalah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, virus atau parasit. Diare disebabkan oleh Bakteri E. Coli, Salmonella, Shigella dan lain- lain. Cara mencegah dare dengan mencuci tangan pakai sabun di bawah air mengalir, buang air besar pada tempatnya dan menjaga kebersihan dan kesehatan makanan. \n\n \n \n Leptospirosis \n \n \n\n Leptospirosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral yang disebut Leptospira interrogans. Penyakit musim hujan ini “cukup populer” terjadi di Indonesia, biasanya dikenal sebagai penyakit kencing tikus. Anda bisa terkena penyakit penyakit ini karena menyentuh tanah atau air, tanah basah, atau tanaman yang terkontaminasi oleh urine binatang yang terinfeksi. Selain tikus, hewan yang paling sering menularkan leptospirosis adalah sapi, babi, anjing, reptil dan hewan amfibi, serta hewan pengerat lainnya. Demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, mata merah, menggigil, otot betis sakit, dan sakit perut adalah gejala yang menandai penyakit ini. Pada kasus tertentu, penyakit ini dapat menyebabkan gangguan hati, gagal ginjal, meningitis, hingga kegagalan pernapasan. \n\n Tips Mencegah Penyakit yang Terjadi Pada Musim Penghujan \n\n \n Meningkatkan sistem imun tubuh dengan beristirahat teratur, makan makanan yang bergizi (seperti protein, vitamin, tinggi serat dan anti oksidan), konsumsi buah dan sayur yang banyak mengandung vitamin dan anti oksidan, serta minum air putih 2 liter per hari. \n Olahraga teratur. Musim hujan tidak boleh membuat kita tidak melakukan olah raga. Kita bisa melakukan olah raga di dalam rumah seperti senam, lompat tali, push up, sit up, sepeda statis, atau treadmill. \n Menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Saat keluar rumah, pakai boot jika memasuki daerah yang banyak genangan air, cuci tangan sebelum makan, lakukan gerakan 3M (menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat genangan air), serta bersihan kamar dari gantungan-gantungan baju yang bisa jadi tempat bersembunyi nyamuk demam berdarah. \n Hindari gigitan nyamuk dengan membersihkan lingkungan kita yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Kenali berbagai penyakit yang muncul saat musim hujan dan banjir sehingga kita dapat menjadi lebih waspada terhadap berbagai penyakit. \n \n\n Bagi Sahabat Hermina yang mengalami gejala penyakit diatas dapat berkonsultasi dengan dokter di RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran dokter melalui Mobile Aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500488, website www.herminahospitals.com dan Mobile JKN. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 08 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Demam Thypoid pada Anak <\/a><\/h3>
Demam typhoid (tifoid) atau yang biasa kita kenal dengan tipes adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhii. Tifoid ini bisa ditularkan lewat kotoran dan sangat berhubungan erat dengan kebersihan. \n\n \n\n Anak-anak lebih rentan terkena demam tifoid daripada orang dewasa karena mereka masih sulit dalam menjaga kebersihan. Tifoid masih banyak terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Pasalnya, bakteri penyebab tipes lebih mudah berkembang biak di wilayah dengan sanitasi yang buruk. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), terdapat sekitar 11 hingga 20 juta kasus demam tifoid per tahunnya di seluruh dunia. \n\n \n\n Orangtua harus mewaspadai gejala tifoid pada anak sebelum terlambat. Berikut gejala tifoid yang perlu diketahui orangtua yang sering terjadi pada anak: \n\n \n\n 1. Demam tak kunjung reda hingga lebih dari 1 minggu \n\n Gejala tipes pada anak yang pertama adalah demam tinggi dengan suhu tubuh sampai 40 derajat celcius. Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak yang mengalami tipes umumnya mengalami demam tinggi selama 1 minggu. \n\n \n\n 2. Sakit perut \n\n Selain demam tinggi, gangguan saluran cerna seperti diare dan sembelit juga tanda gejala tifoid pada anak. Gejala ini muncul bila anak-anak memiliki kebiasaan suka jajan sembarangan di pinggir jalan. Selain dari makanan atau minuman yang kurang bersih, penyakit ini bisa disebabkan oleh sanitasi yang buruk. Anak kecil sangat suka memasukkan tangan dan benda-benda lainnya ke dalam mulut. Jika tangannya atau benda tersebut terkontaminasi feses, bakteri akan mudah masuk ke dalam tubuh anak lewat mulut dan membuat anak mengalami sembelit atau diare. \n\n \n\n 3. Sakit kepala \n\n Meski bakteri salmonella typhii bermula dari feses, tetapi gejala tifoid pada anak tidak hanya gangguan saluran cerna. Sakit kepala menjadi gejala tipes lain yang sering dialami Si Kecil. \n\n \n\n Bahkan tidak berhenti di sakit kepala, anak-anak juga bisa mengalami mual dan muntah. Tipes dapat menular lewat kontak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi. Anak kecil lebih rentan terserang tipes daripada orang dewasa karena daya tubuh mereka memang belum sekuat orang dewasa. \n\n \n\n 4. Kehilangan nafsu makan \n\n Anak-anak yang kehilangan nafsu makan sering membuat orangtua khawatir. Nafsu makan hilang adalah salah satu gejala tifoid pada anak yang perlu diwaspadai. Kehilangan nafsu makan disebabkan oleh kondisi tubuh yang kurang nyaman karena sakit kepala dan lidah yang tidak bisa merasakan makanan. \n\n \n\n Selain gejala diatas, gejala lain yang biasa terjadi pada seseorang yang terkena demam tifoid yaitu: badan terasa lemas dan pegal-pegal, mual dan muntah, nyeri tenggorokan, serta munculnya lapisan berwarna keputihan di lidah, \n\n \n\n Konsultasikan lebih lanjut jika Anda atau Si Kecil mengalami gejala diatas ke dokter spesialis anak Rumah Sakit Hermina Makassar. Kami menyediakan fasilitas konsultasi ke dokter spesialis anak yang profesional dan berpengalaman dibidangnya yang siap menerima pertanyaan dari seluruh Sahabat Hermina. Sehat selalu. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 08 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 11 November 2023<\/li><\/ul><\/div>