- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 31 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mitos dan Fakta Diabetes dan Penanganannya <\/a><\/h3>
\n\n Diabetes disebut sebagai “Ibu” dari semua penyakit. Jika dilihat dari kondisi diabetes dengan segala gejala, komplikasi, tatalaksananya memang diabetes termasuk salah satu komorbid terbanyak selain hipertensi. Meskipun sering terdengar, ternyata masih ada masyarakat yang masih belum mengenal diabetes, bahkan salah satu penyebab diabetes meningkat dikarenakan ketidaktahuan penderita bahwa dirinya sudah menderita diabetes. \n\n \n\n Diabetes melitus berasal dari bahasa yunani yang mana diabetes artinya pancuran air dan melitus artinya manis. Definisinya diabetes adalah suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan gula di dalam darah. \n\n \n\n \n\n Banyak yang mengkategorikan penyakit diabetes menjadi gula basah dan gula kering, faktanya dalam istilah kedokteran tidak ada penggolongan gula basah dan gula kering. Diabetes dibedakan menjadi diabetes tipe satu, tipe dua, dan diabetes gestasional. Mungkin masyarakat menggolongkan gula basah karena ada luka pada penderita DM yang sulit sembuh. \n\n \n\n \n\n Diabetes dibagi menjadi 4 kategori \n\n \n\n \n \n Diabetes Tipe 1 (DM Tipe 1) \n \n \n\n Diabetes tipe 1 terjadi akibat tubuh kurang atau bahkan tidak dapat menghasilkan insulin sama sekali. Padahal insulin berfungsi untuk mengontrol gula darah. Diabetes tipe 1 bisa ditemukan pada kalangan semua usia, bahkan dapat terjadi pada usia muda bahkan anak-anak. \n\n \n \n Diabetes Tipe 2 (DM Tipe 2) \n \n \n\n Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada orang dewasa dan lansia karena faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurangnya berolahraga, tidak mengontrol pola makan yang mengakibatkan kelebihan berat badan. Gaya hidup tak sehat tersebut mengakibatkan resistensi insulin yaitu kondisi tubuh kebal atau tidak sensitif merespon imun insulin. Diabetes tipe 2 merupakan diabetes terbanyak ditemui dibanding diabetes tipe lainnya. \n\n \n \n Diabetes Gestasional (Diabetes Kehamilan) \n \n \n\n Diabetes Gestasional merupakan diabetes yang terjadi pada masa kehamilan. Ini bisa terjadi meskipun tidak memiliki riwayat diabetes sebelum hamil. Apabila dikendalikan, kadar gula darah akan kembali normal setelah melahirkan. \n\n \n \n Diabetes kategori lain-lain (tidak termasuk dalam ke tiga kategori) \n \n \n\n \n\n Selain diet dan mengatur pola makan, olahraga sangat direkomendasikan bagi penderita diabetes dalam pengendalian gula darah. Untuk jenis olahraganya dapat disesuaikan dengan kondisi penderita diabetes tersebut. \n\n \n\n \n\n Apakah diabetes dapat disembuhkan? \n\n \n\n Apabila sudah jatuh ke dalam diabetes, maka sudah tidak dapat disembuhkan lagi. Namun, gula darah sangat bisa dikendalikan. Ada target-target yang harus dicapai oleh pasien agar gula darah terkendali sehingga penyakitnya akan terkendali. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 21 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
KENALI PENYAKIT DIABETES MELITUS DI USIA MUDA<\/a><\/h3>
Diabetes bukan hanya dialami orang yang sudah berusia lanjut. Remaja ataupun anak muda juga bisa terkena diabetes. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa diabetes yang menyerang anak mudah justru lebih berbahaya. Hal inilah yang menjadi peringatan penting bahwa diabetes yang dialami di usia muda lebih sangat berbahaya serta sulit untuk ditangani. \n\n Diabetes yang diderita remaja terjadi kemungkinan disebabkan oleh gaya hidup dan masalah kesehatan. Faktor seperti genetik dapat meningkatkan risiko remaja mengidap diabetes, tetapi banyak gaya hidup tidak sehat yang menjadi masalah utama penyebab anak muda akhirnya memiliki diabetes. \n\n Faktor yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada remaja antara lain: \n\n \n Obesitas (kelebihan berat badan) \n Pola hidup tidak sehat seperti merokok dan suka mengonsumi minuman beralkohol \n Gemar mengonsumsi asupan manis dan makanan siap saji \n Memiliki anggota keluarga dengan diabetes \n Memiliki riwayat diabetes gestasional \n Memiliki kadar kolesterol tinggi \n Didiagnosis pradiabetes \n \n\n Memiliki diagnosis pradiabetes bukan berarti Sahabat telah mengidap diabetes tipe. Ini artinya gula darah Sahabat sudah tergolong tinggi dan di atas nilai batas normal, namun belum terlalu tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes. Jika dibiarkan terus, Sahabat bisa terkena diabetes tipe 2. Perkembangan diabetes tipe 2 di usia muda memang cenderung berbahaya, sehingga dapat menjadi komplikasi penyakit yang lebih serius. Contohnya termasuk retinopati, nefropati, neuropati, dan penyakit kardiovaskular. \n\n Bagaimana Pencegahan Diabetes Melitus di Usia Muda ? \n\n \n\n \n Menjaga berat badan ideal \n \n\n Obesitas adalah salah satu faktor utama remaja berisiko terkena diabetes tipe 2. Ketika Sahabat merasa berat badan Sahabat berlebih, Sahabat bisa mengurangi sekitar 5-10% dari berat Sahabat untuk mengurangi resiko terkena diabetes. Diet kalori dan rendah lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik untuk menurunkan berat badan dan mencegah dari penyakit Diabetes \n\n 2. Makan buah - buahan dan sayuran \n\n Dengan makan berbagai buah-buahan dan sayuran setiap hari, Sahabat bisa mengurangi resiko penyakit diabetes sampai 22%. Fakta ini diambil menurut hasil dari sebuah penelitian tentang diet selama 12 tahun dari 21.831 orang dewasa. Penurunan resiko secara langsung berhubungan dengan berapa banyak buah-buahan dan sayuran yang Sahabat konsumsi. \n\n 3. Ganti gula dengan pemanis yang rendah kalori \n\n Sebuah data kesehatan yang meneliti dari 43.960 wanita menunjukkan bahwa perempuan yang minum 2 gelas atau lebih minuman manis sehari (misal soda atau jus buah) memiliki resiko 25-30% lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan orang lain yang tidak. Bila perlu, Sahabat bisa menggunakan pemanis rendah kalori dan mengandung kromium untuk dapat meningkatkan fungsi insulin dalam tubuh, sehingga membantu diabetesi dalam mengontrol gula darah. \n\n 4. Rutin berolahraga \n\n Untuk mencegah diabetes pada usia remaja, usahakan untuk berolahraga setidaknya 30 menit sehari. Ini bertujuan untuk memaksimalkan pencapaian target penurunan berat badan dan untuk mengurangi resiko terkena diabetes. Selain itu, berolahraga juga dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kadar insulin dalam tubuh. \n\n Kapan sebaiknya konsultasi ke Dokter ? \n\n Sahabat dapat konsultasi ke dokter atau bahkan melakukan medical check up jika mempunyai keluhan atau riwayat keluarga yang memiliki Diabetes Melitus \n\n \n\n Info Dokter : https://herminahospitals.com/id/doctors/dr-nova-sri-m-br-sipahutar-sp-p-d \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 22 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tips Perawatan Luka Pada Pasien Diabetes<\/a><\/h3>
Tahukah sahabat hermina ? \n\n Luka pada penderita diabetes memiliki masa penyembuhan yang lebih lama dibanding dengan luka pada orang yang tidak memiliki diabetes, hal ini disebabkan karena kadar gula darah pada penderita diabetes terlalu tinggi, sehingga hal tersebut dapat merusak saraf, menyebabkan sirkulasi darah memburuk sehingga menghambat proses perbaikan jaringan tubuh yang mengalami kerusakan sehingga luka akan tetap terbuka, basah dan sulit untuk sembuh. Oleh karena itu pada penderita diabetes luka yang tidak kunjung sembuh menyebabkan penderita diabetes akan lebih rentan terinfeksi jamur dan bakteri serta gangrene. Tingginya kadar gula darah juga dapat menjadi pemicu menurunnya sistem kekebalan tubuh. Sehingga jika tidak ditangani dengan benar luka akan terus menyebar dan bisa menimbulkan resiko amputasi pada bagian tubuh yang sudah mengalami luka yang lama. \n\n Bagaimana Perawatan Luka diabetes yang tepat ? \n\n \n\n Cepat dan tepatnya penanganan pada luka yang terjadi pada penderita diabetes akan memperkecil resiko amputasi. Berikut beberapa hal yang dapat sahabat hermina lakukan selama merawat luka pada pasien diabetes : \n\n \n Kontrol kadar gula darah \n \n\n Gula darah yang tidak terkontrol menjadi salah satu faktor penyulit proses penyembuhan pada luka diabetes. Karena itu sahabat hermina penting sekali untuk mengontrol gula darah dengan rutin. Menjaga pola makan yang baik dan sehat, teratur dalam mengkonsumsi obat atau insulin, serta melakukan konsultasi dengan dokter spesialis untuk mengontrol kadar gula darah. \n\n \n\n \n Bersihkan luka setiap hari \n \n\n Memelihara kebersihan luka adalah hal yang paling penting dilakukan, langkah pertama yang dapat sahabat hermina lakukan adalah dengan membersihkan luka setiap hari. Gunakan air yang mengalir dan sabun lalu keringkan dengan benar. Sahabat hermina dapat mengoleskan salep pada daerah sekitar luka yang sudah diresepkan oleh dokter. Sahabat hermina tidak disarankan untuk merendam bagian yang luka karena akan meningkatkan resiko infeksi. \n\n \n Hindari melakukan tekanan pada luka \n \n\n Tekanan yang terlalu keras pada area yang luka akan menambah parah pada luka, oleh karena itu Sahabat Hermina disarankan untuk menghindari tekanan pada daerah luka, jangan gunakan pakaian yang terlalu ketat. Jika luka terjadi diarea sekitar kaki sebaiknya gunakan alas kaki yang memang dirancang untuk pasien diabetes. \n\n \n Tutup luka diabetes dengan perban \n \n\n Untuk mencegah terjadinya resiko infeksi maka disarankan untuk menutup luka diabetes dengan baik, konsultasikan terlebih dahulu untuk pemilihan perban dengan tenaga medis agar sahabat hermina dapat memilih perban yang sesuai dengan kebutuhan. \n\n \n Cek tanda terjadinya infeksi pada luka \n \n\n Gejala infeksi biasanya dapat kita kenali dengan beberapa ciri khas, diantaranya : hangat disekitar area luka, muncul rasa sakit, kemerahan, bengkak, luka yang berair, bernanah dan disertai dengan bau tidak sedap. \n\n Jika sahabat hermina mengalami kondisi seperti diatas, pastikan sahabat hermina membersihkan luka dengan benar. Jangan sungkan untuk melakukan konsultasi dengan dokter jika sahabat hermina mengalami kesulitan dalam menangani kondisi ini. \n\n \n\n Dalam proses penyembuhan luka sahabat hermina disarankan untuk tetap memperhatikan asupan nutrisi yang cukup. Salah satu nutrisi yang harus terpenuhi adalah protein. Oleh karena itu selain saran dari dokter sahabat hermina juga disarankan untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter gizi atau ahli gizi di RS. Hermina terdekat. \n\n Jika ternyata cara yang sudah dilakukan tidak membantu sahabat hermina dalam perawatan luka diabetes, segeralah melakukan konsultasi dengan dokter di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 18 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Diabetes - Jenis, Penyebab, dan Pencegahan<\/a><\/h3>
Diabetes adalah penyakit yang berlangsung jangka panjang atau penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya Glukosa (kadar gula darah) hingga melebihi batas nilai normal. Glukosa adalah sumber energi utama untuk sel pada tubuh manusia. Diabetes juga mempunyai dua jenis utama, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. \n\n Glukosa yang terakumulasi dalam darah dapat menyebabkannya tidak dapat diserap oleh sel manusia secara normal, yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit pada organ tubuh penderita. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik dan benar, dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat mengancam jiwa pasien. \n\n \n\n Jenis - Jenis Diabetes \n\n Jenis utama yaitu diabetes tipe 1 dan 2. diabetes tipe 1 terjadi karena adanya sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini dapat menyebabkan kadar glukosa darah mengalami peningkatan sehingga terjadinya kerusakan pada organ tubuh penderita. Diabetes tipe 1 disebut juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum dapat diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Tetapi saat ini penyebabnya adalah oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. \n\n Diabetes Tipe 2 adalah jenis diabetes yang sangat banyak terjadi pada tubuh manusia. Diabetes jenis ini disebabkan oleh faktor sel - sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan dengan baik. Sekitar 90 sampai 95 persen penderita ini di dunia menderita diabetes tipe 2 \n\n Selain 2 jenis tersebut, terdapat jenis diabetes lainnya yang terjadi pada khusus ibu hamil yang dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan. \n\n \n\n Penyebab Penyakit Diabetes \n\n Diabetes disebabkan karena adanya gangguan pada dalam tubuh, sehingga tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel sehingga menumpuk dalam darah tubuh. \n\n Pada diabetes tipe 1, penyebab diabetes disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh, yang biasanya menyerang bakteri atau virus berbahaya daripada sel yang memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh bahkan tidak dapat memproduksi insulin, sehingga gula yang seharusnya diubah menjadi energi oleh insulin dapat menyebabkan gula menumpuk di dalam darah. Pada tipe 2, tubuh dapat memproduksi insulin secara normal, tetapi tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara normal. Kondisi ini biasa disebut dengan resistensi insulin. \n\n \n\n Risiko Diabetes Tipe 1, yaitu \n\n \n Faktor keturunan keluarga, yaitu seseorang akan lebih mudah memiliki risiko terkena diabetes tipe 1 jika keluarga yang mengidap penyakit yang sama, karena memiliki gen tertentu. \n Usia. Penyakit diabetes paling banyak terdeteksi pada anak-anak usia dari 4 hingga 7 tahun, kemudian pada anak usia 10 sampai 14 tahun. \n Pemicu lainnya, mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, air susu sapi mengandung natrium nitrat, gluten dan sereal sebelum usia 4 bulan / setelah 7 bulan, sang ibu memiliki riwayaat preeklampsia, serta menderita penyakit kuning disaat lahir. \n \n\n Risiko Diabetes Tipe 2, yaitu \n\n \n Obesitas atau berat badan yang berlebih. \n Gaya hidup yang tidak sehat dan jarang beraktivitas dan berolahraga. \n Riwayat dari keturunan keluarga. \n Usia lebih dari 45 tahun, walaupun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi sebelum di usia 45 tahun. \n Kondisi kadar gula darah lebih tinggi dari normalnya. \n Sindrom ovarium polikstik, yang ditandai dengan mentruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut secara berlebihan \n \n\n \n\n Pengobatan Diabetes \n\n Pengobatan diabetes akan disesuaikan dengan jenis penyakit diabetes yang dialami oleh pengidap. Yang menjadi salah satu pengobatan adalah terapi insulin yang bisa dilakukan oleh pengidap diabetes tipe 1 maupun tipe 2. pada pengidap diabetes tipe 1 yang cukup berat, bisa melakukan tranplantasi pankreas untuk mengatasi kerusakan pada pankreas. Sedangkan pengidap diabetes tipe 2 akan diberikan beberapa jenis obat untuk menangani diabetes tipe 2 ini. \n\n Namun, pada umumnya ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk menurunkan irisiko terkena diabetes, antara lain: \n\n \n Menerapkan pola makan sehat \n \n\n Fokus mengonsumsi buah-buahan, sayur, protein tanpa lemak dan biji-bijian. Tidak hanya itu anda juga perlu mengonsumsi serat dan mengurangi beberapa jenis makanan, seperti makanan yang mengandung banyak lemak jenuh, karbihidrat olahan, hingga pada pemanis buatan. \n\n \n Rutin beraktivitas fisk \n \n\n Olahraga merupakan suatu kegiatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah dengan mengubahnya menjadi energi. Anda juga dapat memilih olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, dan bersepeda. Rutin melakukan kegiatan tersebut dapat membantu untuk menghindari kondisi diabetes menjadi lebih buruk atau parah. \n\n \n\n Pencegahan Diabetes \n\n Beberapa gaya hidup sehat ini bisa kita terapkan untuk mencegah penyakit diabetes: \n\n \n Mengontrol berat badan ideal dengan cara mengonsumsi makanan rendah lemak. \n Memakan makanan berserat tinggi sperti sayur dan buah-buahan \n Mengurangi konsumsi minuman dan makanan manis. \n Melakukan olahraga secara rutin dan banyak melakukan aktivitas fisik. \n Menghindari / berhenti merokok. \n \n\n \n\n Oleh karena itu, mari kita jaga pola hidup kita dengan sehat sahabat hermina dengan melakukan banyak aktivitas fisik dan berolahraga agar dapat terhindari diabetes, menerapkan juga pola makan sehat seperti makanan tinggi serat, mengurangi makanan manis dan minuman manis. Dan jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dan mengecek gula darah dengan dokter. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 12 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Diabetes<\/a><\/h3>
Diabetes adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka panjang yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga di atas nilai normal. Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. \n\n \n\n Faktor risiko diabetes tipe 1, antara lain: \n\n - Faktor riwayat keluarga atau keturunan, yaitu ketika seseorang akan lebih memiliki risiko terkena diabetes tipe 1 jika ada anggota keluarga yang mengidap penyakit yang sama, karena berhubungan dengan gen tertentu. \n\n - Faktor geografi, orang yang tinggal di daerah yang jauh dari garis khatulistiwa, seperti di Finlandia dan Sardinia, berisiko terkena diabetes tipe 1. Hal ini disebabkan karena kurangnya vitamin D yang bisa didapatkan dari sinar matahari, sehingga akhirnya memicu penyakit autoimun. \n\n - Faktor usia. Penyakit ini paling banyak terdeteksi pada anak-anak usia 4-7 tahun, kemudian pada anak-anak usia 10-14 tahun. \n\n - Faktor pemicu lainnya, seperti mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, air yang mengandung natrium nitrat, sereal dan gluten sebelum usia 4 bulan atau setelah 7 bulan, memiliki ibu dengan riwayat preeklamsia, serta menderita penyakit kuning saat lahir. \n\n \n\n Faktor risiko diabetes tipe 2, antara lain: \n\n - Berat badan berlebih atau obesitas. \n\n - Distribusi lemak perut yang tinggi. \n\n - Gaya hidup tidak aktif dan jarang beraktivitas atau berolahraga. \n\n - Riwayat penyakit diabetes tipe 2 dalam keluarga. \n\n - Ras kulit hitam, hispanik, Native American, dan Asia-Amerika, memiliki angka pengidap lebih tinggi dibandingkan dengan ras kulit putih. \n\n - Usia di atas 45 tahun, walaupun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi sebelum usia 45 tahun. \n\n - Kondisi prediabetes, yaitu ketika kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tapi tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes. \n\n - Riwayat diabetes saat hamil. \n\n - Wanita dengan sindrom ovarium polikistik, yang ditandai dengan menstruasi tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebihan, dan obesitas. \n\n \n\n \n\n Penyebab Diabetes \n\n Diabetes disebabkan karena adanya gangguan dalam tubuh, sehingga tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel, sehingga glukosa menumpuk dalam darah. Pada diabetes tipe 1, gangguan ini disebabkan karena pankreas tidak dapat memproduksi hormon tertentu. Sedangkan pada diabetes tipe 2, gangguan ini terjadi akibat tubuh tidak efektif menggunakan hormon tertentu atau kekurangan hormon tertentu yang relatif dibandingkan kadar glukosa darah. Kadar glukosa yang tinggi ini dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, jantung, mata, dan sistem saraf, sehingga mengakibatkan berbagai macam komplikasi. \n\n \n\n \n\n Gejala Diabetes \n\n \n Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2, antara lain: \n Sering merasa haus \n Frekuensi buang air kecil meningkat, terutama pada malam hari \n Rasa lapar yang terus-menerus \n Berat badan turun tanpa sebab yang jelas \n Lemas dan merasa lelah \n Pandangan yang kabur \n Luka yang lama sembu. \n Sering mengalami infeksi pada kulit, saluran kemih, gusi, atau vagina \n \n\n \n\n \n\n Diagnosis Diabetes \n\n Dokter akan mendiagnosis diabetes pada seseorang dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah dan urine. \n\n \n\n Komplikasi Diabetes \n\n Baik diabetes tipe 1 maupun 2 dapat menyebabkan komplikasi berupa kerusakan retina mata, kerusakan saraf, penyakit stroke dan jantung koroner, kerusakan ginjal, disfungsi seksual, keguguran, atau bayi lahir mati dari ibu yang mengidap diabetes. \n\n \n\n Pengobatan Diabetes \n\n Pengobatan diabetes tipe 1, antara lain: \n\n - Hormon tertentu untuk mengontrol glukosa darah. Pemberian hormon ini dengan cara disuntikkan pada lapisan di bawah kulit sekitar 3-4 kali sehari sesuai dosis yang dianjurkan dokter. \n\n - Pola makan sehat dan olahraga teratur untuk membantu mengontrol tingkat glukosa darah. \n\n - Merawat kaki dan memeriksakan mata secara berkala untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. \n\n \n\n Pengobatan diabetes tipe 2, antara lain: \n\n - Menghindari makanan berkadar glukosa tinggi atau berlemak tinggi \n\n - Meningkatkan makanan tinggi serat \n\n - Melakukan olahraga secara teratur, minimal 3 jam setiap minggu \n\n - Menurunkan dan menjaga berat badan tetap ideal \n\n - Menghindari atau berhenti merokok \n\n - Menghindari atau berhenti mengonsumsi minuman beralkohol \n\n - Menjaga kesehatan kaki dan mencegah kaki terluka \n\n - Memeriksa kondisi kesehatan mata secara rutin \n\n - Pemberian obat-obatan diabetes di bawah pengawasan dokter \n\n \n\n \n\n Pencegahan Diabetes \n\n Pada diabetes tipe 1, cara pencegahannya antara lain: \n\n - Menjalani pengobatan intensif jika terdapat anggota keluarga yang mengidap diabetes tipe 1 \n\n - Menjalami tes DNA untuk mengetahui adanya gen pembawa atau penyakit diabetes tipe 1 \n\n \n\n Pada diabetes tipe 2, antara lain: \n\n - Mempertahankan berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan rendah lemak \n\n - Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayur \n\n - Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis \n\n - Berolahraga secara rutin dan banyak melakukan aktivitas fisik \n\n - Mengurangi waktu duduk diam terlalu lama, seperti ketika menonton televisi \n\n - Menghindari atau berhenti merokok \n\n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami gejala-gejela yang disebutkan di atas, itu saatnya Sahabat Hermina untuk segera ke rumah sakit untuk memeriksakan diri dan konsultasi dengan doktor untuk mendapatkan solusi terbaik. Tetap jalani pola hidup sehat agar senantiasa terhindar dari penyakit berbahaya. Salam sehat. \n\n \n\n \n\n Referensi: \n\n \n\n Medical News Today. Diakses pada 2019. Diabetes: Symptoms, Treatment, and Early Diagnosis. \n\n WebMD. Diakses pada 2019.Diabetes Center: Types, Cause, Symptoms, Test, and Treatments. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 12 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 18 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>