- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 24 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Bukan Sekadar Diet, Cek Komposisi Tubuh untuk Sukses Menurunkan Berat Badan<\/a><\/h3>
Saat ini impian untuk memiliki body goals tidak hanya terjadi pada wanita saja, namun juga diimpikan oleh kaum pria baik remaja hingga dewasa. Seringkali cara yang dilakukan untuk memiliki body goals adalah dengan pola diet yang salah, seperti rela menahan lapar berjam-jam dan bahkan mengonsumsi suplemen diet. \n\n Untuk mendapatkan berat badan ideal dan tubuh yang proporsional, Sahabat Hermina perlu mengetahui komposisi tubuh agar tidak terjadi efek samping buruk dalam jangka panjang. Menurunkan berat badan dengan cara yang tepat akan membuat tubuh lebih sehat. Penurunan berat badan hanya berdasarkan angka timbangan saja dapat menyesatkan, karena timbangan tidak dapat membedakan berat dari lemak tubuh dan berat dari otot. Dengan melakukan analisis komposisi tubuh saat melakukan program penurunan berat badan, dapat dilihat perubahan penting dari komposisi tubuh yang tidak bisa dilakukan oleh timbangan biasa. Tubuh kita terdiri dari lima hal yang berbeda yaitu sebagai berikut : \n\n 1. Air \n\n Hampir 60% tubuh kita terdiri dari air. Total air di dalam tubuh terbagi menjadi dua, yaitu Extracellular Water (ECW) atau kandungan air di luar sel dan Intracellular Water (ICW) atau kandungan air di dalam sel tubuh. Air merupakan bahan utama untuk sel tubuh yang membantu mengatur suhu internal tubuh, memperkuat otot, dll. Kadar air di dalam tubuh secara alami akan berfluktuasi saat siang dan malam hari. Makan dalam porsi yang besar, minum alkohol, menstruasi, sakit, berolahraga dapat memengaruhingkat hidrasi seseorang. \n\n 2. Tulang \n\n Kepadatan tulang memiliki bobot tersendiri. Namun, perkembangan bobot serta kepadatannya akan \n\n terhenti di usia 30 dan setelah itu bobot maupun kepadatan tulang akan berkurang secara perlahan. Olahraga dan peningkatan massa otot diketahui berhubungan dengan tulang yang lebih kuat dan sehat. Walaupun struktur tulang tidak mungkin berubah dalam waktu singkat namun penting untuk menjaga kesehatan tulang dengan pola diet seimbang dan banyak berolahraga. \n\n 3. Organ Tubuh \n\n Organ tubuh seperti otak, usus, paru-paru, jantung, ginjal, pembuluh darah, dan empedu sebaiknya memiliki berat yang tetap sebagai tanda kondisi tubuh sehat. Jadi jika ingin mendapatkan tubuh proporsional, berat dari organ tubuh bukanlah sasaran yang tepat untuk dikurangi. \n\n 4. Otot \n\n Otot berfungsi sebagai penentu kekuatan fungsional tubuh. Massa otot yang lebih tinggi akan meningkatkan laju metabolisme dan dapat mencegah terjadinya penyakit dan kondisi mudah terjatuh. Seseorang yang memiliki jumlah massa otot yang lebih tinggi akan membakar lebih banyak kalori saat istirahat dibandingkan dengan seseorang dengan massa otot lebih rendah. Oleh karena itu, masa otot disarankan untuk tetap terjaga dan perlu diusahakan agar meningkat. Seiring bertambahnya usia, kita akan kehilangan massa otot dan lebih rentan terjatuh, sehingga penurunan massa otot sebaiknya dicegah atau diperlambat dengan meningkatkan aktivitas fisik. \n\n 5. Lemak \n\n Terdapat dua jenis lemak tubuh, yaitu lemak subkutan (lapisan lemak dibawah kulit) dan lemak visceral (lemak yang mengelilingi dan melindungi organ perut). Lemak berfungsi sebagai pelindung tubuh, sumber cadangan energi, membawa vitamin larut lemak, membuat hormon tertentu, dan berfungsi sebagai bahan pembangun membran sel. Persentase lemak tubuh yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Jika ingin mendapatkan bentuk tubuh proporsional, maka persentase lemak tubuh harus dapat dikurangi. \n\n \n\n Dalam menjalani program diet untuk mencapai bodygoals yang perlu diturunkan adalah mengurangi massa lemak, bukan total berat badan agar mendapatkan tubuh yang sehat serta proporsional. \n\n Bagaimana Cara Menilai Komposisi Tubuh? \n\n Cara penilaian komposisi tubuh adalah dengan menggunakan alat yang disebut Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) yang cara kerjanya menggunakan elektroda. Signal elektroda akan menjalar dalam tubuh. Pemeriksaan dengan menggunakan alat ini merupakanpemeriksaan sederhana dan mudah. Sahabat Hermina hanya perlu berdiri diatas timbangan yang sudah memiliki elektroda dan hasilnya akan segera diketahui saat itu juga. \n\n BIA tidak hanya menilai kandungan lemak tubuh namun juga dapat menganalisis kebutuhan metabolisme dasar tubuh. Nilai komposisi tubuh yang diperoleh dapat menentukan besarnya energi dan jumlah makanan yang boleh dikonsumsi dalam satu hari. \n\n Manfaat Medical Body Composition Analyzer \n\n 1. Menentukan Perencanaan yang Tepat dalam Mengurangi Massa Lemak dan Meningkatkan Massa Otot \n\n 2. Memahami Risiko Munculnya Osteoporosis \n\n 3. Mengidentifikasi Risiko Kesehatan Tubuh untuk Jangka Panjang \n\n \n\n Konsultasikan ke dokter spesialis gizi klinik untuk petunjuk diet sehat. Menurunkan berat badan yang sehat berdampak pada tubuh yang bugar, dengan pola makan sehat dan aktivitas fisik yang teratur. \n\n Apabila Sahabat Hermina mengalami kesulitan untuk mengatur pola makan yang sesuai kondisi tubuh, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit Hermina Bekasi. \n\n Unduh aplikasi Halo Hermina untuk membuat janji temu dengan dokter-dokter spesialis di Rumah Sakit Hermina Bekasi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 02 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Berikut Cara Mengatasi Hipertensi dengan Diet DASH, Apasih Diet DASH itu?<\/a><\/h3>
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah sistolik meningkat lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik meningkat lebih dari 90 mmHg pada 2 kali pengukuran berbeda di klinik atau rumah sakit, dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Hipertensi mengakibatkan seseorang lebih berisiko terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Republik Indonesia tahun 2018, angka kejadian hipertensi di Indonesia mencapai 34,1%. Salah satu terapi hipertensi yaitu perubahan pola hidup termasuk pola makan dan aktivitas fisik. Pola makan yang dapat diterapkan pada pasien hipertensi adalah dengan diet DASH. \n\n \n\n Diet DASH, diet yang seperti apa? \n\n \n\n Diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) pertama kali dikembangkan pada tahun 1990-an. Penelitian oleh National Institute of Health (NIH) mendapatkan intervensi diet saja dapat menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 6-11 mmHg. Efek ini terlihat pada pasien dengan hipertensi maupun tekanan darah normal. \n\n \n\n Diet DASH mengutamakan konsumsi sayur dan buah, daging tanpa lemak (lean meat) dan produk dairy/susu, serta mikronutrien dalam menu makan sehari-hari. Diet DASH juga menganjurkan mengurangi asupan natrium menjadi 1500 mg/hari atau setara ¾ sendok teh garam. Terdapat bukti kuat hubungan antara asupan tinggi garam/natrium dengan peningkatan tekanan darah. Hindari konsumsi makanan tinggi garam, seperti kecap, makanan siap saji, dan makanan olahan, seperti roti dan sereal tinggi garam, serta kurangi penambahan garam ketika mempersiapkan makanan atau saat makan. Diet DASH menekankan konsumsi makanan yang segar dan diproses minimal. \n\n \n\n Mari lihat lebih dekat rekomendasi nutrien berdasarkan diet DASH: \n\n \n\n Karbohidrat dalam diet DASH meliputi sayur-sayuran berdaun hijau (kale, brokoli, bayam, sawi), biji-bijian utuh (oat, gandum), buah dengan indeks glikemik rendah, dan kacang-kacangan. Lemak dibagi menjadi lemak baik dan lemak jahat. Lemak baik berperan mencegah inflamasi, sumber asam lemak esensial, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Lemak baik dapat meningkatkan HDL dan menurunkan LDL jika dikonsumsi dalam jumlah sedang. Sumber lemak baik meliputi minyak zaitun (olive oil), alpukat, kacang, flax seeds, ikan kaya asam lemak omega-3 (contoh: ikan kembung, ikan salmon). Sumber lemak jahat meliputi margarin, mentega nabati, minyak nabati terhidrogenasi parsial, yang umum ditemukan dalam ultra-processed food (biskuit, es krim, makanan kemasan), yang dapat meningkatkan kadar LDL yang memicu pembentukan plak dalam pembuluh darah arteri. Lemak yang dianjurkan dalam diet DASH adalah lemak baik. Protein dalam diet DASH meliputi protein nabati seperti kacang-kacangan, produk kedelai, dan biji-bijian, dan protein hewani meliputi daging tanpa lemak, produk susu rendah lemak, telur, dan ikan. Daging olahan atau yang diawetkan tidak direkomendasikan karena dapat menyebabkan hipertensi dan juga mengandung zat karsinogen. \n\n \n\n Diet DASH juga mengikutsertakan makanan tertentu yang kaya kalium, kalsium, dan magnesium karena nutrien tersebut mencegah disfungsi endotel, dan meningkatkan relaksasi otot polos pembuluh darah. Makanan sumber kalium meliputi pisang, jeruk, alpukat, dan bayam. Kalsium dapat ditemukan dalam produk susu dan sayuran berdaun hijau. Magnesium didapatkan dari gandum utuh, sayuran berdaun, kacang dan biji-bijian. \n\n \n\n Panduan penyajian/porsi makan pada diet DASH sebagai berikut: \n\n 1. Sayuran: sekitar 5 saji per hari \n\n 2. Buah: sekitar 5 saji per hari \n\n 3. Karbohidrat: sekitar 7 saji per hari \n\n 4. Produk susu rendah lemak: sekitar 2 saji per hari \n\n 5. Produk daging tanpa lemak: sekitar 2 saji atau kurang per hari \n\n 6. Kacang-kacangan dan biji-bijian 2-3 kali per minggu \n\n \n\n Diet DASH merupakan pendekatan berbasis nutrisi untuk mencegah dan kontrol hipertensi. Namun, tidak terbatas hanya untuk penderita hipertensi, diet DASH juga sudah diteliti memiliki manfaat dalam membantu menurunkan kadar gula darah, trigliserida, LDL, dan resistensi insulin. Diet DASH juga berhubungan dengan pencegahan dan penanganan gagal jantung kronis. Hal terpenting dari diet DASH adalah memerlukan perubahan gaya hidup dan menerapkan pola makan sehat. Penerapan diet DASH perlu dipantau oleh tenaga kesehatan untuk mengoptimalkan manfaat dari pola makan ini. \n\n \n\n Sumber: \n\n 1. Challa HJ, Ameer MA, Uppaluri KR. DASH diet to stop hypertension. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482514/ \n\n 2. Kemenkes RI. Tekanan darah tinggi (Hipertensi). [internet]. [diakses 16 September 2023]. Tersedia pada: https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Tekanan-Darah-Tinggi-Hipertensi.pdf \n\n 3. Unger T, Borghi C, Charchar F, Khan NA, Poulter NR, Prabhakaran D, et al. 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines. Hypertension. 2020;75:1334-57. \n\n 4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta. 2020. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 16 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tips Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus Tipe 2<\/a><\/h3>
Diabetes merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Berikut ini tips diet untuk penderita diabetes \n\n \n\n Tujuan Diet : \n\n \n Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan diabetes melitus, memperbaiki kualitas hidup, mengurangi komplikasi akut \n Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas komplikasi mikroangiopati dan makroangiopati \n Tujuan akhir: menurunkan morbiditas dan mortalitas diabetes melitus \n \n\n \n\n Prinsip Diet : \n\n \n Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, BB, TB, aktivitas sehari–hari dan kondisi tubuh. \n Membatasi gula tambahan, seperti: gula pasir, gula merah, gula batu, dan madu \n Konsumsi cukup protein sesuai kebutuhan \n Membatasi konsumsi lemak jenuh dan lemak trans \n Konsumsi cukup serat \n \n\n \n\n Bahan Makanan Yang Dianjurkan : \n\n \n Sumber protein :\n\n \n Hewani : daging kurus, ayam tanpa kulit, ikan, telur. \n Nabati : tempe, tahu, oncom dan kacang – kacangan (kacang hijau, kacang merah, kedelai). \n \n \n Telur rendah kolesterol atau putih telur. \n Sayuran kangkung, daun kacang, oyong, timun, tomat, labu air, kembang kol, lobak, sawi, selada, seledri, terong. \n Buah – buahan atau sari buah : jeruk siam, apel, pepaya, melon, jambu air, salak, semangka, belimbing. \n Susu rendah lemak \n \n\n \n\n Bahan Makanan Yang Dibatasi : \n\n \n Semua sumber hidrat arang : nasi, nasi tim, bubur, roti gandum/putih, pasta, jagung, kentang, ubi dan talas, havermut, sereal, mie, ketan, makaroni. \n Membatasi gula tambahan, seperti: gula pasir, gula merah, gula batu, madu \n Sumber protein hewani tinggi lemak jenuh (kornet, sosis, sarden, otak, jeroan) \n Buah – buahan : nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, sawo. \n Susu penuh (full cream), keju, mayonaise. \n \n\n \n\n Bahan Makanan Yang Dihindari : \n\n \n Gula pasir, gula merah, gula batu, madu. \n Makanan / minuman yang manis : abon, dendeng, cake, kue – kue manis, dodol, tarcis, sirup, selai manis, coklat, permen, susu kental manis, softdrink, es krim. \n Buah–buahan diawetkan seperti manisan buah atau buah dalam kaleng \n Minuman yang mengandung alkohol \n \n\n \n\n Cara Mengatur Diet : \n\n \n Makanlah sesuai dengan jumlah dan pembagian makanan yang telah ditentukan dalam daftar diet, terutama bagi penderita yang menggunakan insulin atau obat – obatan anti diabetes \n Untuk mendapatkan variasi menu, gunakanlah daftar penukar. \n Perbanyak konsumsi sayur dan buah \n Laksanakan diet dengan disiplin untuk mencapai BB normal. \n \n\n \n\n Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan : \n\n \n Disamping berdiet lakukan olahraga secara teratur. \n Waspada kemungkinan terjadinya hipoglikemia\n \n Hipoglikemia : adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah di bawah normal. Hipoglikemia yang terlambat ditangani dapat berakibat penurunan kesadaran, kejang hingga kerusakan otak permanen. \n \n \n \n\n \n\n Gejala Dari Hipoglikemia : \n\n \n Mudah lapar \n Sulit konsentrasi \n Keringat dingin \n Jantung berdebar \n Pusing \n Lemas \n Mata berkunang – kunang \n \n\n \n\n Imbangi dengan olahraga \n\n Latihan fisik merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan diabetes melitus tipe 2. Program latihan fisik secara teratur 3-5 hari seminggu selama 30-45 menit atau dengan total 150 menit per minggu. Latihan fisik selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan BB dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. \n\n Bagi penderita diabetes bisa melakukan olahraga yang ringan, seperti jalan kaki, berjalan cepat, berenang atau bersepeda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 10 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Diet pada Diabetes Melitus<\/a><\/h3>
Insiden dan prevalensi diabetes melitus (DM) telah mengalami peningkatan secara signifikan di seluruh dunia. Saat ini, ada 200 juta orang di seluruh dunia yang menderita diabetes dan diprediksi akan meningkat menjadi 333 juta pada akhir tahun 2025. Diabetes melitus merupakan kelompok penyakit metabolik yang menunjukkan gejala peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal. Diabetes melitus dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori, tetapi yang paling sering ditemukan di masyarakat adalah diabetes tipe 2. Obesitas sentral dan viseral merupakan salah satu risiko terjadinya DM tipe 2 karena dapat menurunkan sensitivitas sel tubuh terhadap hormon insulin. Hormon insulin dihasilkan oleh organ pankreas untuk mengatur kadar gula darah dalam tubuh. Diagnosis keadaan DM tipe 2 dapat dilihat berdasarkan gejala klinis, adanya komplikasi terkait DM, dan hasil laboratorium berupa kadar gula darah dan kriteria HbA1c. \n\n Salah satu strategi dalam mencegah dan menangani kondisi DM tipe 2 adalah dengan terapi nutrisi, yaitu pemberian gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan individu. Konsumsi karbohidrat yang berasal dari gandum utuh, buah, sayur, dan produk susu merupakan sumber energi, vitamin, mineral, dan serat yang baik. Konsumsi serat disarankan sebanyak 20-35 gram/hari yang berasal dari sumber bahan makanan. Hindari asupan karbohidrat yang mengandung penambahan gula, lemak, dan garam. Untuk pemilihan sumber protein dan lemak, dapat dipilih ikan, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan tempe. Konsumsi lemak tetap direkomendasikan sebesar 20-35% dari total kebutuhan energi harian dengan meminimalkan sumber lemak trans dan kolesterol. \n\n Di samping menjaga asupan gizi yang optimal, tetap disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur. Bila perlu, jangan segan untuk berkonsultasi mengenai kesehatan anda dan keluarga dengan tenaga kesehatan yang akan selalu siap membantu. \n \n\n Daftar sekarang \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 17 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Menurunkan Kolesterol dengan Konsumsi Makanan Ini<\/a><\/h3>
Kolesterol merupakan lemak yang berguna bagi tubuh. Namun bila kadarnya di dalam tubuh terlalu tinggi, kolesterol akan menumpuk di pembuluh darah dan mengganggu aliran darah. Kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala. \n\n \n\n Kolesterol dibagi menjadi dua yaitu Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL), Normalnya, kadar kolesterol total yang dianjurkan adalah di bawah 200mg/dl. Kolesterol jahat (LDL) yang menumpuk akan mengeras dan membuat dinding arteri menyempit. Seiring berjalannya waktu, penumpukan plak yang menyumbat pembuluh darah ini akan memicu penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke. \n\n \n\n Perlu diperhatikan, kadar LDL sebaiknya di bawah 100 mg/dl. Sahabat Hermina harus waspada jika kadar LDL melebihi dari 130 mg/dl. \n\n \n\n \n\n Bagaimana Pola Makan yang Baik bagi Penderita Kolesterol Tinggi? \n\n \n\n Makanan yang baik dikonsumsi bagi penderita kolesterol adalah makanan yang tinggi serat dan mengandung omega-3, serta mengandung kadar lemak tak jenuh. Adapun jenis makanannya adalah: \n\n \n\n - Cokelat Hitam \n\n Mengonsumsi kakao dua kali sehari selama sebulan dapat mengalami penurunan kolesterol jahat dan tekanan darah, serta meningkatkan kolesterol baik. \n\n \n\n - Sayur–sayuran \n\n Sayur-sayuran juga merupakan makanan yang sangat baik untuk kesehatan jantung. Mereka kaya akan serat dan antioksidan, serta rendah kalori yang sangat diperlukan untuk menjaga berat badan tetap ideal. Beberapa sayuran, seperti sayuran hijau, wortel dan kentang, kaya akan pektin atau serat larut yang dapat menurunkan kolesterol. \n\n \n\n - Makanan yang Kaya Serat Larut \n\n Adapun jenis makanan yang kaya akan serat larut adalah sereal gandum utuh, seperti oatmeal, buah-buahan seperti apel, pisang, jeruk, pir, dan kacang–kacangan seperti kacang kedelai dan kacang merah. \n\n \n\n - Makanan yang Tinggi Asam Lemak Omega-3 \n\n Asam lemak omega-3 dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik. Selain itu, asam lemak omega-3 melindungi jantung Anda dari risiko penyakit jantung bahkan serangan jantung. Ikan yang mengandung asam lemak omega-3 yang baik antara lain, salmon, tuna, makarel, ikan kembung. Selain jenis ikan, makanan lainnya yang tinggi akan asam lemak omega-3 yaitu chia seed, biji rami, dan kedelai. \n\n \n\n - Bawang Putih \n\n Di dalam 100 gram bawang putih mengandung nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, serat, zat besi, kalsium, fosfor, dan kalium. Beberapa manfaatnya yaitu antioksidan, antiradang, dan antikanker. \n\n \n\n - Ragam Buah–Buahan \n\n Ragam buah–buahan yang dianjurkan konsumsi yatiu alpukat, beri, apel, pir, stroberi, dan tomat. Tomat mengandung antioksidan likopen yang dapat menurunkan kolesterol jahat (LDL). \n\n \n\n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n \n\n Sahabat Hermina, jika Anda bingung mengatur pola makan yang baik bagi penderita penyakit tertentu dapat langsung menanyakan pada Dokter Spesialis Gizi Klinik di RS Hermina Medan. Konsultasi dapat dilakukan secara langsung maupun secara online. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 10 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Jaga Berat Badan, Kunci Mengontrol Diabetes<\/a><\/h3>
Menjaga berat badan sangatlah penting, terutama bagi penderita diabetes. Lemak tubuh yang berlebihan dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap insulin, sehingga membuat kontrol glukosa darah lebih sulit. \n\n \n\n Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebesar 90 % penderita diabetes tipe 2 mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Beberapa penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Diabetologia menunjukkan bahwa indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi meningkatkan risiko diabetes. \n\n \n\n Menurunkan berat badan memang tidak mudah. Namun, bukannya tidak mungkin. Manfaatnya bagi penderita diabetes sangatlah besar. Berikut adalah cara menurunkan berat badan terbaik yang dapat Sahabat Hermina lakukan: \n\n \n\n 1. Mulai dari target yang rendah dan realistis \n\n Cobalah fokus pada perubahan yang bisa dipertahankan untuk jangka panjang. Tetapkan target sederhana dan realistis, misalnya jalan kaki keliling komplek selama setengah jam, atau makan dan minum manis hanya pada akhir pekan. \n\n \n\n Setelah target tersebut mulai jadi kebiasaan, mungkin selama 1-2 bulan, lanjutkan ke target lain, begitu juga seterusnya. Target bisa berkaitan dengan pola makan, olahraga, bahkan kualitas tidur. \n\n \n\n 2. Bergerak aktif \n\n Penelitian menunjukkan bahwa orang yang meningkatkan aktivitas fisik diikuti dengan pengurangan asupan kalori akan kehilangan lebih banyak lemak tubuh daripada yang hanya berdiet. Perlu diingat bahwa bergerak aktif bukan berarti Sahabat Hermina harus melakukan olahraga dengan intensitas berat berjam-jam. Sahabat Hermina hanya perlu berolahraga selama 150 menit per minggu, atau 30 menit setiap 5 hari seminggu. Carilah jenis olahraga yang paling disukai agar terasa ringan saat menjalaninya. \n\n \n\n 3. Jadwalkan waktu makan \n\n Apakah Sahabat Hermina suka melewatkan sarapan? Kebiasaan tersebut bisa memicu untuk makan berlebihan pada siang hari. Hal tersebut bisa menggagalkan usaha untuk menurunkan berat badan, sekaligus menyebabkan lonjakan gula darah. \n\n \n\n Sarapan penderita diabetes harus mencakup sumber karbohidrat sehat yang kaya serat seperti biji-bijian, buah, sayur, dan produk susu rendah lemak, untuk membantu menjaga kadar gula darah tetap terkendali. Jangan lupa untuk selalu teliti melihat label pada kemasan makanan atau minuman sebelum membeli. Hindari sereal atau makanan lain yang mengandung gula tambahan. \n\n \n\n 4. Kurangi asupan kalori \n\n Mengonsumsi kalori dan lemak berlebihan dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Diskusikan dengan dokter spesialis gizi untuk mengetahui pola makan yang sesuai dengan gaya hidup, tujuan, serta selera selera Sahabat Hermina. Dokter dapat membantu Sahabat Hermina untuk menemukan jumlah kalori yang tepat untuk dikonsumsi, berdasarkan usia, jenis kelamin, berat badan saat ini, tingkat aktivitas, dan tipe tubuh. \n\n \n\n 5. Perbanyak serat \n\n Sahabat Hermina perlu mengonsumsi makanan tinggi serat. Serat diproses dengan lambat di dalam pencernaan sehingga turut membantu untuk kenyang lebih lama. Makanan tinggi serat cenderung lebih rendah kalori, sehingga Sahabat Hermina bisa makan dengan porsi lebih besar daripada jenis makanan lain, tetapi dengan jumlah kalori yang sama. \n\n \n\n Sahabat Hermina bisa bereksperimen untuk menambahkan lebih banyak bahan kaya serat ke menu makan seperti biji-bijian, buah, sayur, dan kacang-kacangan. Bahan tersebut bisa diolah menjadi menu utama ataupun camilan. \n\n \n\n 6. Pantau usaha Anda \n\n Cobalah untuk mencatat semua makanan yang masuk ke tubuh, termasuk ukuran porsinya, jenis dan durasi olahraga. Sahabat Hermina bisa menuliskannya di buku ataupun ponsel dengan bantuan aplikasi. Saat diet, disarankan untuk menimbang berat badan minimal seminggu sekali, dan mencatatnya untuk mengetahui kemajuannya. \n\n \n\n 7. Cari teman \n\n Usaha menurunkan berat badan sering kali terasa berat dan mudah membuat Sahabat Hermina menyerah karena melakukannya sendirian. Untuk menghindari hal tersebut, carilah teman untuk sama-sama berjuang, atau setidaknya dapat memberikan dukungan. \n\n \n\n Dukungan bisa dalam berbagai bentuk berolahraga bersama atau membantu mengingatkan untuk mengontrol makanan yang dikonsumsi. \n\n \n\n Apabila Sahabat Hermina ingin berdiskusi lebih lanjut terkait diet, Sahabat Hermina dapat menghubungi Rumah Sakit Hermina Purwokerto dan berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Gizi Klinik kami. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 10 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
Mencegah Komplikasi COVID-19 bagi Penderita Diabetes<\/a><\/h3>
Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah penyakit ketika kadar gula didalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin. \n\n \n\n Insulin adalah hormon yang yang dibuat oleh penkreas, merupakan zat utama yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah. Insulin menyebabkan gula berpindah ke dalam sel tubuh sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. \n\n \n\n Jenis-jenis Diabetes \n\n Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. \n\n \n\n Diabetes tipe 1 \n\n Terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. \n\n \n\n Diabetes tipe 2 \n\n Merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95% persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini. \n\n \n\n Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan. \n\n \n\n Gejala Diabetes \n\n Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi: \n\n \n Sering merasa haus. \n Sering buang air kecil, terutama di malam hari. \n Sering merasa sangat lapar. \n Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas. \n Berkurangnya massa otot. \n Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi. \n Lemas. \n Pandangan kabur. \n Luka yang sulit sembuh. \n Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih. \n \n\n \n\n Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang mengalami diabetes, antara lain: \n\n \n Mulut kering. \n Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki. \n Gatal-gatal. \n Disfungsi ereksi atau impotensi. \n Mudah tersinggung. \n Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan. \n Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin. \n \n\n \n\n \n\n Risiko Komplikasi COVID-19 pada Penderita Diabetes \n\n \n\n Orang yang memiliki diabetes memang tidak akan meningkatkan risiko untuk terkena COVID-19. Namun, jika terinfeksi COVID-19, akan berisiko mengalami gejala berat dan membutuhkan perawatan khusus di rumah sakit. \n\n \n\n Penderita diabetes harus lebih waspada terhadap infeksi COVID-19. Berikut cara yang dapat dilakukan penderita agar terhindar dari infeksi virus corona serta komplikasinya. \n\n \n\n \n\n Cara Mencegah Komplikasi COVID-19 pada Penderita Diabetes \n\n \n\n Diabetes termasuk penyakit komorbid. Jika Anda memiliki penyakit ini dan terinfeksi COVID-19, Anda akan berisiko untuk mengalami gejala berat. Oleh karena itu, lakukanlah strategi pencegahan sedini mungkin. \n\n \n\n Ada dua hal penting yang dapat dilakukan, yaitu: \n\n \n Sebisa mungkin menghindarkan diri dari infeksi COVID-19. \n Mengontrol gula darah. \n Untuk mencegah diri agar tidak terpapar COVID-19, cobalah untuk tidak keluar rumah kecuali untuk hal-hal yang sangat penting dan menjalankan berbagai protokol kesehatan. Misalnya, jika terpaksa harus keluar rumah, gunakanlah masker, cuci tangan secara rutin, dan jaga jarak. \n \n\n \n\n Sedangkan untuk mengontrol gula darah, ada empat hal yang dapat Anda lakukan. Empat hal ini biasa dikenal dengan empat pilar penatalaksanaan diabetes melitus, yaitu: \n\n \n\n 1. Edukasi \n\n Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan mempelajari berbagai hal terkait diabetes. Makanan apa yang dapat meningkatkan gula darah dan apa yang tidak, olahraga apa yang harus Anda lakukan dan berapa durasi kebutuhan olahraga Anda, dan lain-lain. \n\n \n\n 2. Diet \n\n Penyesuaian diet ditujukan untuk membantu menjaga kadar gula darah agar tidak meningkat. \n\n \n\n Pada dasarnya, kebutuhan makanan bagi penderita diabetes hampir sama dengan kebutuhan masyarakat umum, yaitu gizi seimbang dan sesuai zat gizi. Anda hanya harus terus disiplin dalam menjaga makanan dan menghitung kualitas dan kuantitas kalori yang telah dikonsumsi. \n\n \n\n Kurangi makanan-makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi, seperti roti, nasi, kentang, dan utamanya minuman-minuman soda dan manis karena asupan tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah secara drastis dan mempercepat munculnya rasa lapar. \n\n \n\n Pastikan juga Anda mengonsumsi cukup sayur, buah, dan berbagai sumber protein setiap harinya. Untuk minuman, Anda juga harus lebih memperhatikannya. \n\n \n\n 3. Olahraga \n\n Lakukan olahraga rutin setiap harinya, minimal 30 menit setiap hari. Rutin berolahraga dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan meningkatkan kekebalan tubuh Anda. \n\n \n\n 4. Terapi \n\n Jika Anda telah mendapatkan terapi diabetes dari dokter, maka lanjutkan konsumsi obat tersebut. Jangan lupa untuk memeriksa gula darah Anda untuk memastikan bahwa terapi yang Anda lakukan sudah sesuai. \n\n \n\n Jika anda punya keluhan dengan kesehatan Anda, rutinlah periksakan kesehatan Anda ke rumah sakit karena mencegah lebih baik daripada mengobati. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 10 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 10 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 17 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 10 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 16 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 02 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>