- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengenali Penyakit Paru-Paru Basah dan Penyebabnya<\/a><\/h3>
Menurut Pneumonia. National Heart, Lung, and Blood Institute, Paru-paru basah atau pneumonia adalah kondisi peradangan yang terjadi pada paru-paru sehingga menimbulkan penumpukan cairan pada jaringan paru. Biasanya, kondisi ini terjadi pada penyakit seperti pneumonia karena infeksi bakteri atau virus. Akibatnya, kantung udara pada paru-paru dipenuhi cairan atau nanah. \n\n Siapa saja bisa mengalami masalah ini, baik bayi, anak-anak, orang dewasa hingga lansia. Dalam beberapa kasus tertentu, penyakit ini tidaklah berat dan dapat sembuh dengan segera. Tapi, kondisi ini terkadang juga bisa membahayakan dan berakibat serius bagi para penderitanya terutama jika tidak segera dilakukan pengobatan oleh dokter spesialis paru. \n\n Penyebab Paru-Paru Basah \nAda beberapa hal yang bisa menyebabkan paru-paru basah. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan jamur. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri umumnya terjadi karena penularan orang lain, namun juga bisa karena penggunaan ventilator yang berkepanjangan. \n\n Infeksi yang disebabkan oleh virus umumnya terjadi pada balita dan biasanya lebih ringan serta dapat sembuh sendiri meski tanpa pengobatan. Namun, dalam beberapa kasus khusus, ada juga yang justru berkembang semakin berat. \n\n Infeksi yang disebabkan oleh jamur umumnya terjadi pada orang yang memang memiliki masalah sistem imun yang lemah. Selain itu bisa juga terjadi karena menghirup jamur dari tanah atau kotoran burung. \n\n Gejala Paru-Paru Basah \nSemakin cepat dikenali, maka semakin cepat pula penderita paru-paru basah mendapatkan penanganan sehingga mengurangi risiko penyakit tersebut semakin parah. Oleh karena itu, penting mengenali ciri-ciri paru-paru basah. Berikut ini beberapa diantaranya: \n\n \n Batuk kering ataupun berdahak dengan dahak yang berwarna kuning, coklat, hijau, atau kemerahan. \n Dada terasa nyeri dan semakin sakit saat batuk \n Napas terasa sesak dan berat, kadang napas menjadi cepat dan berbunyi \n Demam, menggigil dan berkeringat \n Nafsu makan hilang \n Lemas \n Mual, muntah, diare \n Jantung berdebar-debar \n \n\n Mengobati Paru-Paru Basah \nPenyakit paru-paru basah membutuhkan penanganan dari dokter spesialis paru. Jika terlambat ditangani, penyakit ini dapat semakin parah. Bahkan efek paru-paru basah berupa rusaknya paru-paru juga dapat terjadi pada penderitanya. \n\n Obat untuk penyakit paru-paru basah umumnya tergantung pada tingkat keparahan. Jika masih pada tahap awal, dokter mungkin hanya akan memberikan antibiotik saja. Namun jika hasil rontgen paru-paru basah sudah sangat berat dan terjadi gagal napas, maka pasien akan membutuhkan alat bantu napas dan diperlukan perawatan di ICU. \n\n Beberapa tanaman dipercaya sebagai obat paru-paru basah alami. Memang tidak bisa menyembuhkan secara total, namun setidaknya dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Beberapa tanaman tersebut antara lain adalah jahe, cabai rawit, daun peppermint, thyme, kunyit, hingga lemon. \n\n Pencegahan Paru-Paru basah \nPenyakit paru-paru basah dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat. Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan, diri, dan selalu menggunakan masker saat bepergian. Langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah dengan vaksinasi pneumonia (PCV) dan influenza. \n\n Jika anda atau orang terdekat menunjukkan beberapa gejala seperti di atas, segeralah menghubungi dokter RSIA HERMINA Mutiara bunda salatiga. Jangan menundanya karena jika dibiarkan, masalah ini dapat berkembang menjadi lebih berat, bahkan membahayakan nyawa. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Apa Itu Dispepsia?<\/a><\/h3>
Apa Itu Dispepsia? \n\n Dispepsia merupakan kondisi yang disebabkan oleh rasa tidak nyaman dalam perut bagian atas karena penyakit asam lambung atau maag. Biasanya yang dirasakan adalah mual, nyeri pada ulu hati, muntah dan banyak bersendawa. \n\n Dispepsia bukanlah sebuah penyakit. Akan tetapi, itu adalah tanda awal atau gelaja awal dari suatu penyakit pencernaan. Hal tersebut harus di waspadai, karena apabila di biarkan, akan menjadi penyakit yang serius. \n\n Penyebab Dispepsia \n\n Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai hal. Biasanya sering dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak sehat. Contohnya: \n\n \n Makan terlalu cepat dan terlalu banyak \n Mengkonsumsi makan yang berminyak, berlemak, dan pedas. \n Mengkonsumsi kafein, alkohol, coklat, dan minuman bersoda dalam jumlah banyak \n Mengkonsumsi antibiotik dan obat penghilang rasa nyeri \n Merokok \n \n\n Terkadang dispepsia juga dapat menjadi suatu indikator adanya penyakit pencernaan lain, seperti: \n\n \n Keganasan lambung \n Batu Empedu \n Gastritis \n Ulkus Peptikum \n Penyakit Celiac \n Pankreatitis \n \n\n Gejala Dispepsia \n\n Berikut ini adalah beberapa gejala yang dirasakan oleh pengidap dispepsia, contohnya: \n\n \n Cepat kenyang pada saat makan \n Kembung dan begah setelah makan \n Rasa tidak nyaman yang timbul pada bagian ulu hati, disertai rasa sakit dan perih \n Mual dan muntah \n \n\n Pencegahan Dispepsia \n\n Merubah gaya hidup merupakan pencegahan yang dapat dilakukan. Perubahan tersebut dapat berupa: \n\n \n Makan dengan porsi kecil, dan tidak terburu-buru \n Berhenti atau tidak merokok \n Menjaga berat badan agar tetap ideal \n Olahraga yang teratur, bisa juga melakukan yoga \n Mengurangi stress \n Mengganti obat-obatan yang bisa mengiritasi lambung. Dan tidak meminum obat dalam keadaan perut kosong. \n \n\n Sahabat Hermina, jika mulai merasakan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter kami di RSIA HERMINA Mutiara Bunda Salatiga secepatnya, agar dapat segera ditangani dan tidak menjadi semakin parah. Selain itu, mari kita mulai terapkan pola hidup sehat agar tubuh senantiasa terhindar dari penyakit. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>