- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 19 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Penting Menjaga Gigi Untuk Cegah Karang Gigi<\/a><\/h3>
Karang gigi, juga dikenal sebagai plak gigi, adalah lapisan lunak dan lengket yang terbentuk di sekitar gigi akibat dari penumpukan sisa makanan, bakteri, dan saliva. Meskipun terlihat sebagai masalah kecil, karang gigi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mulai dari kerusakan gigi hingga gangguan periodontal serius. \n\n Penyebab Karang Gigi \n\n \n Kebiasaan Kurang Menyikat Gigi: Menyikat gigi secara teratur dan dengan benar adalah cara utama untuk mencegah karang gigi. Kebiasaan kurang menyikat gigi atau menyikat gigi dengan buruk dapat meningkatkan risiko terbentuknya karang gigi. \n Kurangnya Flossing: Selain menyikat gigi, penggunaan benang gigi atau flossing juga penting untuk membersihkan sisa makanan di antara gigi yang sulit dijangkau oleh sikat gigi. \n Konsumsi Makanan Manis dan Berserat Rendah: Makanan dan minuman yang tinggi gula, terutama yang dikonsumsi secara berlebihan tanpa diikuti dengan membersihkan gigi secara menyeluruh, dapat menjadi faktor utama dalam pembentukan karang gigi. \n Kebiasaan Merokok: Merokok bukan hanya berdampak buruk pada kesehatan mulut secara umum, tetapi juga dapat menyebabkan penumpukan plak dan karang gigi. \n \n\n Dampak Karang Gigi \n\n \n Kerusakan Gigi: Karang gigi dapat mengakibatkan pembusukan gigi (karies), yang jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan infeksi dan kerusakan yang lebih parah. \n Penyakit Gusi: Plak yang mengeras menjadi karang gigi juga dapat menyebabkan peradangan pada gusi (gingivitis) dan bahkan bisa berkembang menjadi penyakit periodontal yang lebih serius. \n Bau Mulut: Bakteri dalam karang gigi dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap, yang juga bisa menjadi masalah sosial yang mengganggu. \n \n\n Cara mencegah Karang Gigi \n\n \n Menyikat Gigi Dua Kali Sehari: Pastikan untuk menyikat gigi secara teratur setidaknya dua kali sehari, terutama setelah makan. \n Flossing Setiap Hari: Gunakan benang gigi atau flossing setiap hari untuk membersihkan sisa makanan di antara gigi. \n Batasi Konsumsi Makanan Manis: Hindari mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula secara berlebihan. \n Rutin ke Dokter Gigi: Melakukan pemeriksaan gigi rutin ke dokter gigi setidaknya setahun sekali dapat membantu mendeteksi dan mencegah masalah gigi dan mulut yang lebih serius. \n Hindari Merokok: Jika Anda merokok, pertimbangkan untuk berhenti karena merokok dapat meningkatkan risiko terbentuknya karang gigi dan masalah kesehatan mulut lainnya. \n \n\n Dengan memahami penyebab, dampak, dan cara mencegah karang gigi, diharapkan kita dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan lebih baik. Selalu ingat untuk menjaga kebersihan gigi dan kunjungi dokter gigi secara teratur untuk pemeriksaan dan perawatan yang lebih baik. Untuk pemeriksaan rutin bisa di RSU Hermina Purwokerto. \n\n Akses pendaftaran bisa melalui 4 cara berikut ini: \n1. Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n2. Hubungi Call Center 1500488 \n3. Melalui website -> www.herminahospitals.com \n4. Melalui aplikasi Halodoc \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 18 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pemasangan Behel atau kawat gigi ke Dokter Gigi Apa ?<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Memiliki gigi yang rapi merupakan impian bagi banyak orang. Tingginya demand untuk perawatan merapikan gigi ini memunculkan berbagai pilihan perawatan yang sering ditemui di masyarakat. \n\n Mulai dari perawatan merapikan gigi atau pemasangan behel oleh dokter gigi spesialis, dokter gigi umum biasa, hingga tukang gigi abal-abal. Nah jadi seharusnya kita pasang behel ke dokter gigi mana sih ? \n\n Jawabanya adalah ke dokter gigi spesialis Orthodonti, Spesialis ortodonsia adalah dokter yang memiliki spesialisasi khusus di bidang kedokteran gigi. Spesialisasinya difokuskan secara khusus untuk perawatan ketidakteraturan gigi (keselarasan dan oklusi) dan masalah rahang. Tindakan penanganannya umumnya melibatkan penerapan kawat gigi. \n\n Selain memperbaiki kondisi yang sudah ada/terjadi, spesialis ortodonsia juga dilatih untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin berkembang di masa depan. Dokter ini dapat melakukan pemeriksaan bagi semua orang tanpa terpaut usia. \n\n Behel bukan sekedar fashion ya, Sahabat Hermina . Behel tetap saja perawatan medis yang harus ditangani oleh dokter gigi yang memiliki kompetensi yaitu dokter spesialis orthodonti . Apabila tidak dilakukan dengan benar, perawatan behel bisa menjadi sia-sia atau bahkan merusak kondisi gigi. \n\n Apa Saja Kondisi Gigi Yang Harus di Behel ? \n\n \n\n Perawatan gigi dengan behel atau kawat gigi kini sudah sangat umum dilakukan. Penggunaan behel bertujuan untuk merapikan susunan gigi. \n\n Meski begitu, tidak semua kasus kelainan gigitan atau kelainan hubungan rahang bisa diatasi dengan behel. Beberapa di antaranya memerlukan tindakan yang lebih besar, seperti operasi bedah rahang. \n\n Kondisi lainnya yang sebaiknya tidak menggunakan behel adalah gigi berlubang dan peradangan gusi. Penggunaan kawat gigi justru dapat memperparah kondisi tersebut. \n\n \n\n Apa Saja Kondisi Gigi Yang Harus di Behel ? \n\n \n\n Perawatan gigi dengan behel atau kawat gigi kini sudah sangat umum dilakukan. Penggunaan behel bertujuan untuk merapikan susunan gigi. \n\n Meski begitu, tidak semua kasus kelainan gigitan atau kelainan hubungan rahang bisa diatasi dengan behel. Beberapa di antaranya memerlukan tindakan yang lebih besar, seperti operasi bedah rahang. \n\n Kondisi lainnya yang sebaiknya tidak menggunakan behel adalah gigi berlubang dan peradangan gusi. Penggunaan kawat gigi justru dapat memperparah kondisi tersebut. \n\n Lalu, apa saja kondisi gigi yang harus dibehel? \n\n \n Gigi Terlalu Maju \n Gigi Bercelah \n Gigi Berjejal \n Gigi Gingsul \n Rotasi Gigi \n ukuran gigi dan rahang tidak sesuai \n Gigi Tertanam \n Gigitan Terbaik \n Gigitan Terbuka \n \n\n \n\n Kenapa Pasang Behel Harus ke Dokter Spesialis Orthodonti ? \n\n Pemasangan Behel dan perawatannya sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi yang kompeten, yaitu dokter gigi spesialis ortodonsia. Memang sampai saat ini, banyak sekali dokter gigi umum yang melakukan pemasangan kawat gigi. \n\n Apabila Anda perlu membenahi posisi gigi, sebaiknya konsultasi dengan ortodontis. Contohnya, bila mengalami masalah saat menggigit atau posisi gigi yang berantakan. \n\n Patut diingat bahwa ada jenis gigi yang tidak bisa dibehel, seperti gigi atas terlalu maju (tonggos), gigi bawah terlalu maju, gigi berjejal, gigi tidak rapat, gigitan terbuka, dan impaksi gigi. \n\n \n\n Sebelum memilih dan melakukan perawatan di atas, dokter akan melakukan prosedur rontgen gigi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi gigi dan tulang rahang di bawahnya. \n\n Kemudian, dokter ortodonti akan menangani gangguan dengan pemasangan kawat gigi, behel transparan atau Invisalign, hingga operasi. \n\n Sebenarnya, tidak masalah bila Anda merapikan gigi dengan datang ke dokter gigi atau dentist. \n\n Namun, mungkin penanganannya akan berbeda bila Anda berkunjung ke ortodontis. Entah itu teknik perawatan dan pilihan pengobatannya yang lebih terbatas. \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Penyakit Lubang Gigi atau disebut Karies Proximal<\/a><\/h3>
Apa itu karies proximal? Karies proximal adalah karies (lubang gigi) yang terjadi pada bagian sela-sela gigi. Biasanya sulit dilihat oleh awam dikarenakan letaknya yang berada tepat di sela-sela gigi, bahkan melibatkan dua atau beberapa gigi. Biasanya baru disadari masyarakat awam ketika karies ini telah membesar atau berubah warna menjadi kehitaman, atau berada pada gigi depan, atau ketika disertai rasa sakit. Tidak heran ketika ditemukan karies tersebut biasanya dalam atau sudah melibatkan dua atau beberapa gigi. \n\n Pada keadaan seperti apa karies proximal sering terjadi? Biasanya pada orang orang dimulai dari anak atau ataupun dewasa baik wanita maupun pria bahkan lansia yang memiliki gigi terlalu rapat, atau menumpuk, yang pembersihan gigi nya kurang maksimal atau mungkin pada bagian gigi yang renggang tetapi pembersihannya tidak maksimal \n\n Bagaimana cara mencegahnya? Kuncinya adalah pembersihan yang maksimal di sela sela gigi. Sahabat Hermina setidaknya bisa melakukan kumur kumur air mineral setiap selesai makan atau minum manis, kemudian sikat gigi dua kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Kemudian setelah sikat gigi sebaiknya dilakukan flossing atau pembersihan sela sela gigi menggunakan dental floss (benang gigi) terutama pada malam hari sebelum tidur. Dan tidak lupa untuk kontrol rutin ke dokter gigi kesayangan Anda untuk pemeriksaan serta konsultasi lebih lanjut mengenai karies gigi. \n\n Bagaimana jika sudah terlanjur terdapat karies proximal? Jika sudah terlanjur terjadi, datang lah ke dokter gigi untuk perawatan lebih lanjut. Biasanya dokter gigi akan memeriksa terlebih dahulu, kemudian akan disesuaikan perawatannya seperti apakah penambalan, apakah perawatan saluran akar atau apakah pencabutan gigi tergantung keparahan dari karies proximal tersebut dan tidak lupa pula Sahabat Hermina diharapkan dapat terus melakukan tindakan pencegahan sehingga diharapkan kebersihan gigi dan mulut tetap terjaga \n \nJadi kapan harus ke Dokter? \n\n Jika Sahabat Hermina memiliki masalah atau mengalami beberapa gejala seperti yang disebutkan diatas, segeralah memeriksakan diri ke Dokter Gigi Umum di Rumah Sakit Hermina Periuk Tangerang, semakin cepat masalah ini terdeteksi dan tertangani, risiko komplikasi juga akan berkurang. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 29 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Jangan Sampai Telat Periksa Sariawan Anda<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina pasti sudah ada yang pernah mengalami sariawan. Sariawan ini sering sekali dipandang sebelah mata, padahal sariawan yang berbentuk kecil pun dapat mengganggu kualitas kehidupan sehari sehari, seperti ketika makan, minum, berbicara bahkan tersenyum. \n\n Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan sariawan? Sariawan yang dimaksud disini berupa luka di gusi, lidah, atau lapisan dalam mulut yang berupa ulkus dengan dasar berwarna putih ke abu-abuan dan dikelilingi oleh peradangan berwarna kemerahan di sekitarnya. Bentuk sariawan bisa berupa bulat atau oval dengan jumlah dan ukuran bervariasi mulai dari kecil yaitu 0,5 milimeter sampai besar lebih dari 10 milimeter. Stomatitis aftosa rekuren atau yang disingkat dengan SAR merupakan nama medis dari sariawan. \n\n Sariawan ini dapat muncul secara tiba-tiba dan dialami oleh semua orang. Akan tetapi wanita, remaja dan anak-anak yang lebih sering terkena. Penyebab pasti sariawan sampai saat ini belum ditemukan. Walaupun demikian, terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya sariawan, seperti: \n\n \n Trauma. Trauma yang dialami dapat dari akibat menyikat gigi yang terlalu keras, jaringan lunak mulut seperti lidah, lapisan dalam mulut dan bagian dalam bibir yang tergigit. Pemakaian kawat gigi dengan bagian ujung kawat yang berlebihan, pemakaian gigi palsu yang tidak cekat atau terdapat bagian yang tajam juga dapat menimbulkan sariawan. \n Genetik. Faktor keturunan juga memegang peranan dalam terjadinya sariawan. Seseorang yang memiliki orangtua yang sering sariawan, anak-anaknya akan lebih mudah terjadi sariawan dibandingkan dengan anak-anak yang orangtuanya tidak ada riwayat terkena sariawan. \n Gangguan nutrisi. Asupan nutrisi yang kurang seperti vitamin B kompleks, vitamin C dapat memicu seseorang rentan terkena sariawan, sehingga penting untuk menjaga asupan nutrisi seimbang setiap harinya. \n Alergi. Seseorang yang memiliki alergi oleh makanan atau minuman tertentu, seperti tomat, stoberi, coklat, makanan pedas, bahkan bahan-bahan kedokteran gigi dapat melatarbelakangi terjadinya sariawan. \n Stress dan cemas. Rasa ini sering tidak kita sadari, bahkan kekurangan waktu tidur dapat membuat seseorang rentan terkena sariawan karena tubuh mengeluarkan hormon yang memudahkan terjadi peradangan. \n Penggunaan obat-obatan. Obat-obatan jenis beta bloker dan antiinflamasi nonsteroid dilaporkan dapat melatarbelakangi timbulnya sariawan. \n Penyakit autoimun. Penyakit autoimun seperti Behcet’s disease, dll. \n Kebersihan rongga mulut yang buruk. Didalam mulut terdapat mikroorganisme baik dan buruk yang hidup dengan jumlah yang seimbang, tetapi jika kondisi kebersihan rongga mulut buruk, keseimbangan mikroorganisme terganggu, menyebabkan mudahnya terjadi peradangan dan infeksi yang dapat melatarbelakangi terjadinya sariawan. \n \n\n Pencegahan sariawan dapat dilakukan dengan menghindari ataupun menghilangkan faktor yang melatarbelakangi terjadinya sariawan, seperti menyikat gigi dengan perlahan, menghilangkan kebiasaan buruk seperti menggigit bibir atau pipi bagian dalam, selalu menjaga kebersihan mulut, dll. \n\n Meskipun sariawan ini dapat sembuh dengan sendirinya tetapi pada beberapa kasus, sariawan perlu penanganan lebih lanjut, seperti: \n\n \n Sariawan lebih dari seminggu yang belum hilang dan masih terasa sakit. \n Ukuran sariawan makin membesar atau jumlahnya makin bertambah. \n Terdapat lentingan dan gejala demam sebelum terjadinya sariawan. \n Terjadi perubahan konsistensi menjadi keras sampai mengganggu fungsi di rongga mulut \n \n\n Kondisi-kondisi sariawan seperti diatas jika ditelaah lebih lanjut dapat merupakan suatu tanda kondisi fisik kesehatan tubuh seseorang, misalnya kurang nutrisi atau mengalami gangguan di saluran pencernaan sehingga penyerapan nutrisi berkurang, stress, adanya trauma yang terjadi terus menerus, adanya alergi ataupun pemakaian obat-obatan, alergi, penyakit autoimun yang memicu terjadinya sariawan. Jika seseorang lebih waspada pada saat sebelum terjadinya sariawan berupa lentingan dan gejala demam, hal ini bisa menandakan bukan sariawan tetapi tanda adanya infeksi virus dan hal ini dapat menular. Bahkan sariawan yang telah lama tidak ditangani sampai terjadi perubahan warna dan konsistensi dari kenyal menjadi keras bahkan sampai menganggu fungsi bicara, fungsi mengunyah, harus segera dikonsultasikan, hal ini karena sariawan tersebut dapat mengarah ke arah keganasan atau kanker di mulut. \n\n Jika sariawan tidak ditangani segera akan semakin sulit mendiagnosa, semakin rumit perawatannya, semakin lama waktu perawatan dan tentu saja semakin mahal biaya perawatan yang akan dibayar. Oleh karena itu, segerakan cek kondisi sariawan anda ke dokter gigi, khususnya dokter gigi spesialis penyakit mulut yang menangani kasus penyakit mulut terutama pada jaringan lunak mulut seperti gusi, lidah, bibir, lapisan dalam mulut (mukosa) secara keseluruhan. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 14 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Ketahui Dampak Kesehatan, Membiarkan Gigi Berlubang<\/a><\/h3>
Masih banyak masyarakat mengabaikan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan melakukan pemeriksaan secara rutin kesehatan gigi. Hal ini rentan berdampak mebuat kamu mengalami masalah gigi berlubang. Penanganan yang baru dilakukan jika rasa nyeri sudah menyerang dan mengganggu kenyamanan beraktivitas. Ya, sakit gigi memang sangat tidak menyenangkan, terlebih jika disebabkan karena masalah gigi berlubang. \n\n Gigi berlubang rentan terjadi pada anak. Namun, masalah kesehatan gigi dan mulut ini bisa terjadi pada orang dewasa yang tidak memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan gigi mereka. Sayangnya, gigi berlubang yang tidak segera mendapatkan penanganan atau tidak ditangani dengan benar dapat memicu infeksi pada jaringan tubuh. Jangan abaikan gigi yang berlubang, karena ini dampak yang akan kamu dapatkan. \n\n \n Nyeri yang tidak tertahankan \n \n\n Nyeri yang kamu rasakan bergantung pada seberapa besar lubang yang ada pada gigi. Bisa jadi, rasa sakitnya datang dan bertahan selama beberapa detik, kemudian menghilang. Namun, rasa sakit ini akan kembali datang dan dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Bukan tidak mungkin, rasa sakit ini menyalur hingga ke bagian kepala anda. \n\n \n Abses Gigi \n \n\n Gigi berlubang yang tidak ditangani bisa mengakibatkan terjadinya infeksi yang menyebar ke bagian jaringan lunak dari pulp, rahang, atau mulut. Infeksi yang sangat parah bisa menyebabkan munculnya abses atau kantong berisi nanah yang terlihat di sekitar gigi maupun gusi. Munculnya abses ini lebih karena adanya bakteri yang terakumulasi di dalam mulut. \n\n \n Masalah Gusi \n \n\n Gingivitis atau penyakit gusi muncul dengan gejala peradangan pada gusi yang diikuti dengan rasa nyeri hebat. Bahkan, penyakit ini bisa menyerang gusi sehat lainnya. Hal ini membuat gusi terlihat membengkak dan berwarna kemerahan, bahkan bisa mengeluarkan darah ketika kamu menyentuh atau menyikatnya. Pada kasus gigi berlubang yang parah, kamu pun bisa mengalami kondisi yang disebut periodontitis. \n\n \n Penyakit Jantung dan Stroke \n \n\n Apa hubungan antara gigi berlubang dan masalah jantung hingga stroke ? wah Ternyata, gusi yang mengalami luka memicu masuknya bakteri dimulut kedalam aliran darah, sehingga bisa mengakibatkan infeksi pada otot jantung bagian dalam . Begitu pula dengan resiko terjadinya stroke. Baik masalah jantung maupun stroke bisa berujung pada kematian, jadi benar – benar tidak boleh kamu sepelekan. \n\n \n Berpengaruh pada struktur rahang \n \n\n Gigi berlubang yang didiamkan dan tidak diobati dalam jangka waktu yang lama akan membuat infeksi yang terjadi semakin menyebar. Tidak hanya menyerang gigi sehat lainnya, infeksi ini juga bisa menyerang gusi. Tanpa adanya pengobatan, risiko terjadinya kerusakan tulang rahang pun sangat mungkin. Ini dapat terjadi apabila ada gigi ompong karena pembusukan gigi berlubang yang membuat gigi lain bergeser. Pergeseran ini memengaruhi struktur gigi dan rahang. \n\n ternyata, dampak dari gigi berlubang yang tidak segera diobati sangat membahayakan, ya? Bahkan, sampai ada yang mengancam nyawa. Inilah alasan kamu harus rutin memeriksakan kesehatan gigi, minimal setiap 6 bulan sekali, sehingga infeksi bisa dideteksi dini dan penanganan bisa dilakukan. RSU Hermina Medan memiliki dokter gigi umum dan spesialistik yang cukup lengkap, denga alat alat juga yang memadai, jadi segera bersihkan dan periksakan kesehatan gigi anda serta keluarga anda di RSU Hermina Medan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Manado<\/a><\/li>
- 17 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Nanah Pada Sekitar Gigi dan Gusi ? Awas Alami Abses Gigi<\/a><\/h3>
Abses gigi merupakan salah satu kondisi medis dimana pada sekitar gigi dan gusi terbentuk rongga yang didalamnya berisi nanah. Kondisi seperti ini biasanya terjadi akibat kurangnya perhatian pada kebersihan gigi dan mulut, sehingga menyebabkan terjadinya infeksi bakteri yang mengakibatkan timbulnya abses gigi. \n\n \n\n \n\n Perlu diketahui bawah abses gigi dapat terjadi pada siapa aja dewasa sampai pada anak-anak. Maka dari itu seseorang yang mengalami abses gigi harus segera mendapatkan penanganan dari dokter gigi, agar infeksi bakteri yang terjadi tidak menyebar sampai ke leher, kepala ataupun bagian tubuh lain. Nanah yang terkumpul pada sekitar gigi dan gusi seiring dengan waktu akan semakin memperburuk rasa nyeri yang ditimbulkan. \n\n \n\n Terdapat tiga jenis abses gigi, yaitu : \n\n \n Abses periodontal, jenis abses yang terjadi pada gusi yang tepatnya di sebelah akar gigi dan dapat menyebar hingga ke jaringan dan tulang di sekitarnya. \n \n Abses periapikal, jenis abses yang terjadi dan berkembang pada ujung akar gigi \n \n \n Abses gingiva, jenis abses yang terjadi pada gusi \n \n \n\n Penyebab Abses gigi, yaitu : \n\n Sampai saat ini penyebab utama seseorang terkena abses gigi adalah infeksi bakteri, seperti Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus. Bakteri-bakteri tersebut dapat masuk hingga ke dalam rongga gigi melalui lubang dan retakan yang terjadi pada gigi yang kemudian menyebabkan pembengkakan dan peradangan. \n\n Terdapat beberapa faktor kondisi yang membuat seseorang lebih rentan mengalami infeksi bakteri : \n\n \n \n Memiliki kebiasaan konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula, seperti minum ringan dan permen yang dapat menyebabkan gigi berlubang. \n \n \n Kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, kondisi seperti ini menyebabkan penumpukan plak yang dapat menyebabkan gigi berlubang. \n \n \n Sistem kekebalan tubuh yang tidak baik, sehingga rentan terinfeksi oleh berbagai penyakit. Biasanya diakibatkan oleh kondisi medis tertentu. \n \n \n\n Dari penyebab tersebut kita juga dapat memperhatikan gejala yang dapat ditimbulkan dari abses gigi, yaitu : \n\n \n \n Bau mulut yang tidak sedap \n \n \n Gusi bengkak dan nyeri \n \n \n Gigi akan terlihat berubah warna \n \n \n Demam \n \n \n Ngilu saat konsumsi makanan dan minuman \n \n \n Pembengkakan kelenjar getah bening \n \n \n Sesak nafas \n \n \n\n Lantas jika telah mengalami gejala tersebut, kapan sebaiknya seseorang harus ke dokter gigi ? Lebih baik rutin untuk melakukan pemeriksaan gigi minimal 6 bulan sekali, namun jika sudah bergejala dianjurkan untuk segera mungkin melakukan pemeriksaan ke dokter gigi agar gejala yang ditimbulkan tidak semakin parah. Karena dengan penanganan yang tepat oleh dokter gigi dapat meminimalisir efek buruk dari abses gigi. \n\n Untuk informasi bagi seluruh sahabat Hermina, di Rumah Sakit Hermina Manado, telah dilengkapi oleh dokter gigi, baik itu gigi umum dan gigi spesialistik. Dan jika ingin mengetahui jadwal praktek dan membuat janji bertemu dokter dapat melalui mobile aplikasi “Halo Hermina” dan website. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Manado<\/a><\/li>
- 31 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Yuk Kita Kenali Dampak dan Penanganan Karang Gigi<\/a><\/h3>
Dental caculus atau yang lebih dikenal dengan karang gigi adalah kumpulan plak atau sisa makanan yang menempel pada gigi dalam jangka waktu lama dan mengalami pengerasan. Plak ini mengandung mikroorganisme/bakteri dari sisa hasil makanan dan aktivitas dalam mulut. Berdasarkan letak lokasinya, karang gigi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu karang gigi supragingival dan karang gigi subgingival. Karang gigi supragingival terletak di permukaan gigi yang tampak di rongga mulut, berwarna terang, putih kekuningan, dan konsistensinya berupa kapur. Sedangkan karang gigi subgingival terletak di bawah gusi atau di permukaan akar gigi. Biasanya berwarna lebih gelap, padat, dan lebih keras. \n\n Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menyebabkan gingivitis atau disebut peradangan pada gusi. Peradangan pada gusi ditandai dengan warna kemerahan pada gusi, dan gusi terlihat membengkak. Gusi yang mengalami peradangan dapat menyebabkan gusi mudah berdarah saat menggosok gigi, bahkan terjadi perdarahan spontan. Jika gingivitis tidak ditangani dengan baik, maka akan terjadi peradangan tingkat lanjut dengan terjadinya kerusakan pada jaringan pendukung gigi yang disebut periodontitis. Periodontitis menyebabkan kerusakan tulang pendukung yang berfungsi menyangga gigi. Jika hal ini terjadi, maka gigi bisa goyang dan copot dengan spontan atau sendirinya. Selain itu, karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menyebabkan bau pada mulut dan tentunya tidak enak dilihat ketika berbicara di depan orang. \n\n Hal yang dapat kita lakukan untuk menangani karang gigi adalah melakukan pemeriksaan atau konsultasi dengan dokter gigi. Pembersihan karang gigi tidak dapat dilakukan sembarangan, karena pembersihan karang gigi memerlukan scaler yaitu alat yang digunakan untuk membersihkan karang gigi. Saat ini alat yang disebut ultrasonic scaler (US) menjadi alat yang popular karena lebih cepat, mudah, dan dapat meminimalisir rasa nyeri saat pembersihan karang gigi. Oleh karena itu, pembersihan karang gigi tidak cukup hanya dengan menggosok gigi setiap hari, tetapi dengan melakukan pembersihan karang gigi secara rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. \n\n Yuk segera bersihkan karang giginya dan konsultasi rutin ke dokter gigi kesayangan anda setiap 6 bulan hanya di Rumah Sakit Hermina Manado! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 22 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Penting ya Scalling Itu ?<\/a><\/h3>
Apa itu Scalling Gigi ? \n\n Scaling adalah prosedur membersihkan atau menghilangkan karang gigi (plak gigi yang termineralisasi) yang menempel pada permukaan gigi. Karang dan plak gigi mengandung banyak sekali bakteri yang dapat menyebabkan infeksi di jaringan sekitarnya. Anda dapat melakukan scaling secara rutin untuk menjaga kesehatan gigi dan jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang) dari penyakit periodontal. Penyakit periodontal kronis, adalah penyakit yang disebabkan karena adanya infeksi dari bakteri sehingga menyebabkan peradangan pada jaringan periodontal/jaringan pendukung gigi. Dengan jaringan pendukung gigi yang tidak sehat, gigi mudah goyang atau lepas. \n\n Prosedur scaling kerap diiringi dengan prosedur root planning atau deep cleaning. Scaling bertujuan untuk menghilangkan karang gigi dari permukaan gigi yang terlihat, sementara root planning menghilangkan karang gigi di akar gigi yang terletak di bawah gusi. \n\n Apa Tujuan Scalling ? \n\n Proses Scalling memiliki beberapa tujuan, yaitu : \n\n 1. Menghilangkan karang gigi \n\n 2. Menghilangkan plak pada area yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi. \n\n 3. Mencegah penyakit gigi \n\n 4. Mencegah penyakit periodontal dengan mencegah/mengeliminasi pembentukan kantong gusi (kantong gusi terbentuk ketika penumpukan plak dan karang secara terus-menerus sehingga menyebabkan gusi kehilangan perlekatan yang baik dengan gigi). Semakin dalam kantong, semakin parah penyakit gusi yang ditimbulkan. \n\n \n\n Apa Manfaat Scalling ? \n\n Secara keseluruhan, manfaat scaling adalah membersihkan gigi dan mencegah berbagai penyakit gigi. Manfaat scaling lebih terasa bagi orang dengan penyakit periodontal kronis. Bahkan scaling merupakan perawatan wajib bagi pasien dengan riwayat penyakit tersebut. \n\n Scaling dapat memperbaiki perlekatan antara gigi dan gusi yang rusak serta dapat mengeliminasi kantong yang terbentuk di antara gigi dan gusi, sehingga dapat mengurangi resiko penyakit gusi, kehilangan gigi dan tulang. Scaling secara rutin sangat penting bagi orang yang memiliki penyakit atau berisiko tinggi terkena penyakit periodontal. Jika Anda mengalami kerusakan gigi yang parah, merokok, atau menderita diabetes, scaling dapat mengurangi risiko masalah gigi yang timbul. \n\n \n\n Kapan Harus Scalling ? \n\n Dokter gigi sering merekomendasikan scaling dan root planing jika Anda memiliki tanda-tanda penyakit periodontal kronis. Tanda-tanda penyakit periodontal kronis antara lain : terdapat bau mulut, terdapat gigi goyang, terdapat gusi bengkak, merah, nyeri, dan mudah berdarah. \n\n Penyakit periodontal kronis terjadi ketika bakteri dalam plak menyebabkan peradangan pada gusi disekitar gigi sehingga membuat perlekatan gusi rusak. Ketika dibiarkan terus menerus, dapat menyebabkan terbentuknya kantong di antara gigi dan gusi. Peradangan yang mengenai gusi dapat semakin parah dan membuat tulang disekitar gigi rusak, sehingga kantong yang sudah terbentuk sebelumnya menjadi semakin besar dan dalam, akibatnya, lebih banyak bakteri berkembangbiak di sana, yang tidak dapat dieliminasi hanya dengan menyikat gigi. \n\n Jika tidak diobati, penyakit periodontal kronis dapat menyebabkan : \n\n \n Kehilangan jaringan tulang gigi \n Kehilangan gigi karena gigi goyang dan lepas \n \n\n Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko penyakit periodontal kronis adalah: \n\n \n Kebersihan mulut yang buruk \n Merokok. \n Penuaan. \n Perubahan hormon. \n Malnutrisi \n kondisi medis lainnya. \n \n\n Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menyebabkan berbagai masalah. Seberapa sering scaling tergantung pada kondisi kebersihan mulut masing-masing orang. Perawatan gigi ini sebaiknya dilakukan setiap enam bulan sekali. Namun, bagi orang-orang dengan kecenderungan penumpukan plak dan karang gigi yang lebih tinggi, ada baiknya untuk membersihkan karang gigi setiap dua hingga empat bulan sekali. Jadi periksa kondisi gigi Anda dan konsultasikan dengan dokter gigi Anda tentang hal itu. \n\n Prosedur Scalling \n\n Berikut adalah rangkaian prosedur scaling mulai dari persiapan, selama perawatan, hingga sesudah perawatan : \n\n Persiapan \n\n Sebelum prosedur, dokter gigi Anda biasanya akan membuat mulut anda mati rasa dengan anestesi lokal apabila diperlukan. \n\n Selama prosedur \n\n Kemudian, dengan menggunakan alat getar yang disebut scaler ultrasonik, dokter gigi akan mengikis karang gigi. Berikut adalah langkah-langkah scaliing : \n\n \n Ujung logam getar scaler menghancurkan karang gigi \n Semprotan air pada alat ini akan membersihkan karang gigi yang trlah hancur dan menghilangkan plak dari kantong gusi. \n Dokter gigi Anda akan menggunakan scaler dan pengikis manual / kuret (bila diperlukan) untuk menghilangkan karang gigi yang tersisa. \n \n\n Scaling dan root planing dapat menyebabkan ketidaknyamanan sementara, namun, risiko efek samping dari prosedur ini minimal. \n\n Orang dengan kondisi medis tertentu, salah satu contohnya orang dengan penyakit endokarditis atau orang dengan katup jantung sintetis perlu melakukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter gigi jika perlu melakukan tindakan scaling. \n\n Setelah prosedur \n\n Setelah scaling, gigi anda mungkin tidak nyaman dan sensitif, apabila diperlukan,dokter akan memberikan obat untuk menghilangkan rasa sakit. \n\n Ahli perawatan kesehatan juga akan menjadwalkan kunjungan lagi untuk melihat apakah gusi dan jaringan periodontal Anda sembuh. \n\n Perawatan gigi di rumah setelah scaling juga penting untuk membantu mencegah penyakit gusinlanjutan. Perawatan ini termasuk menyikat gigi dua kali sehari dan flossing secara teratur. Anda juga harus makan makanan yang sehat dan seimbang dan mengunjungi dokter gigi secara rutin, 6 bulan sekali. \n\n Di mana Scalling ? \n\n Scaling dapat dilakukan di klinik gigi, puskesmas, rumah sakit, dan pusat kesehatan lainnya dengan layanan dan peralatan gigi yang sesuai. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 20 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Benarkah Lebih Baik Sakit Gigi Daripada Sakit Hati karena Putus Cinta ?<\/a><\/h3>
Pada dekade tahun 90an lagu dari almarhum Meggy Z ini pernah populer dengan judul “ Sakit Gigi “, sebagian liriknya sebagai berikut : \n\n “ Daripada sakit hati, Lebih baik sakit gigi ini, Biar, tak mengapa, Rela, rela, rela, aku relakan Rela, rela, rela, aku rela ….” ( sumber ; kapanlagi.com ) \n\n Apabila ada pertanyaan lebih baik sakit mana, sakit gigi atau sakit hati karena putus cinta ?, lebih baik tidak sakit keduanya, karena baik sakit gigi maupun sakit hati karena putus cinta sama-sama merasakan sakit. Sakit hati karena putus cinta itu adalah perasaan atau mental kita yang tersakiti sedangkan sakit gigi adalah fisik kita yang sakit, masing - masing tidak bisa dibandingkan dan memiliki cara penyembuhan yang berbeda. \n\n Pembahasan kali ini akan lebih mengulas tentang sakit gigi, cara penyembuhan dan pencegahannya. \n\n Sakit gigi adalah ketika gigi terasa sakit atau nyeri, dengan tingkat keparahan yang berbeda. Biasanya, ini disebabkan oleh berbagai masalah pada gusi dan gigi. Selain itu, gejala ini juga dapat menunjukkan adanya penyakit di bagian tubuh lain. Misalnya, masalah pada sendi rahang, sakit telinga, sinus, atau penyakit jantung. \n\n Penyebab Sakit Gigi \n\n Kerusakan pada gigi adalah penyebab utama sakit gigi. Bakteri yang hidup di mulut dapat berkembang biak karena gula atau sari dalam makanan yang anda makan. Bakteri ini kemudian membentuk plak lengket yang menempel pada permukaan gigi. Asam yang terbentuk dalam plak dapat mengikis lapisan putih keras di bagian luar gigi, yang dikenal sebagai enamel, yang menyebabkan rongga terbentuk. \n\n Sakit gigi dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut : \n\n 1. Abses gigi \n\n Infeksi pada gigi yang disebabkan oleh bakteri yang menyebabkan benjolan bernanah di sekitar gigi. \n\n 2. Gigi Patah atau Retak \n\n Gigi yang patah dapat menyebabkan nyeri saat mengunyah atau makan. \n\n 3. Setelah Perawatan Gigi \n\n Setelah melakukan perawatan gigi, seperti penambalan, pencabutan gigi, atau pemasangan crown, gigi dapat menjadi sakit atau tidak nyaman. \n\n 4. Kebiasaan Bruxism: Menggeretakkan Gigi \n\n Kebiasaan buruk yang kadang-kadang anda lakukan tanpa disadari juga dapat menyebabkan nyeri. \n\n 5. Penyakit pada Gusi \n\n Sakit gigi dapat muncul saat gusi mengalami masalah kesehatan, seperti infeksi pada gusi. \n\n 6: Permukaan Akar Gigi yang Terbuka \n\n Kondisi ini dapat menyebabkan ketika tulang dan gusi pelindung akar tidak menutup dengan baik. \n\n 7. Sinusitis \n\n Penyakit sinusitis yang tidak anda atasi dengan baik nyatanya dapat memicu nyeri pada gigi. \n\n Faktor yang Meningkatkan Risiko Sakit Gigi \n\n Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena sakit gigi adalah : \n\n \n Sering mengkonsumsi makanan banyak mengandung gula \n Tidak menjaga kebersihan gigi dengan baik dan jarang melakukan flossing / menggosok gigi \n Mulut kering \n Kebiasaan merokok. \n Mengalami masalah makan seperti anorexia atau bulimia \n Menggunakan obat - obatan tertentu \n \n\n Gejala-gejala Sakit Gigi \n\n Daerah rahang yang berdekatan dengan gigi yang terinfeksi dapat mengalami nyeri pada gigi. Nyeri ini dapat dirasakan dan terasa lunak jika diraba. Selain nyeri, gejala lain mungkin termasuk : \n\n \n Pusing, \n Demam \n Bau tak sedap dari gigi yang terinfeksi \n Bengkak di sekitar gigi yang terinfeksi \n \n\n Rasa sakit pada gigi biasanya lebih parah di malam hari atau saat berbaring. Selain itu, rasa sakit juga dapat memburuk ketika anda makan dan minum apa pun, terutama makanan atau minuman yang panas, dingin, terlalu manis, atau terlalu asam. \n\n Pengobatan / pertolongan pertama untuk sakit gigi saat dirumah \n\n Anda dapat melakukan beberapa hal berikut untuk meredakan sakit gigi sebagai pertolongan pertama : \n\n 1. Kumur dengan air garam \n\n Untuk berkumur, campurkan setengah sendok teh garam dengan segelas air hangat. \n\n 2. Menggosok Gigi / Flossing \n\n Kadang-kadang menyikat gigi saja tidak cukup untuk membersihkan sela gigi. Untuk mencegah penyebaran bakteri yang menyebabkan kondisi ini, bersihkan gigi dengan benang gigi juga. \n\n 3. Oleskan obat antiseptik \n\n Oleskan obat antiseptik dengan benzocaine pada gigi yang sakit untuk meredakan nyeri. \n\n 4. Mengonsumsi Obat Pereda Nyeri \n\n Obat pereda nyeri OTC, seperti paracetamol atau ibuprofen, dapat membantu meredakan nyeri pada gigi. \n\n 5. Kompres Dingin \n\n Untuk mengurangi rasa sakit dengan mengompres area yang sakit dengan es batu yang dibalut kain. \n\n Segera periksakan ke dokter gigi apabila sakit gigi anda tak kunjung sembuh lebih dari satu atau dua hari, bila anda mengalami demam, atau anda menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti bengkak, gusi memerah, dan keluar cairan berbau busuk. \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Manado<\/a><\/li>
- 30 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Awas Gangguan Pada Gigi dan Mulut ini Akan Sangat Mengganggu<\/a><\/h3>
Menjaga kesehatan gigi dan mulut tidak cukup dengan menggosok gigi saja, namun sangat disarankan untuk anda juga dapat menerapkan pola hidup yang sehat mulai dari menjaga asupan makanan hingga minuman yang dikonsumsi setiap harinya. Perlu diingat bahwa kesehatan gigi dan mulut sangat memiliki peran penting bagi kesehatan seluruh tubuh kita, maka dari itu sangat penting untuk kita mengetahui bagaimana cara terbaik untuk dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara yang tepat. \n\n Gigi dan mulut itu sendiri memiliki jaringan keras, jaringan lunak dan rongga mulut, jika dalam keadaan sehat akan sangat memungkinkan untuk anda dapat makan, berbicara dengan orang lain tanpa terganggu karena adanya infeksi ataupun penyakit. Karena jika terjadi gangguan pada gigi dan mulut anda akan sangat berdampak buruk dalam kehidupan sehari-hari seperti mengganggu produktivitas pekerjaan dan kepercayaan diri anda. \n\n Perlu anda ketahui bahwa rongga mulut merupakan sarang bagi berbagai macam virus, bakteri dan jamur. Jika dalam jumlah yang sedikit biasa tidak akan berbahaya karena beberapa dari mereka sudah membuat flora yang normal pada mulut. Namun dengan konsumsi gula yang tidak diatur akan menciptakan kondisi bagi bakteri penghasil asam akan berkembang, pada akhirnya mengikis email gigi dan membuat lubang. Seperti halnya dengan bakteri di dekat gusi jika tidak dijaga kebersihannya akan membentuk plak yang bisa mengeras hingga menyebar ke seluruh gigi. \n\n Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita mengetahui apa saja penyakit dan permasalahan yang umumnya akan terjadi jika kita tidak dengan benar menjaga kesehatan gigi dan mulut baik itu pada anak-anak hingga dewasa : \n\n \n Kerusakan gigi (Karies Gigi) \n \n\n Karies gigi atau dikenal dengan Kerusakan gigi merupakan permasalah yang paling sering ditemui, dimana terjadi pengikisan pada lapisan keras luar gigi (email) oleh bakteri, akhirnya menciptakan lubang kecil di gigi yang dapat merusak jaringan yang ada dan akan memburuk jika tidak mendapatkan penanganan. \n\n \n Bau mulut (Halitosis) \n \n\n Halitosis atau dikenal dengan bau mulut merupakan aroma tidak sedap yang keluar dari mulut anda saat berbicara. Kondisi ini diakibatkan oleh kesehatan mulut anda yang sedang dalam keadaan yang tidak baik, biasanya akan disertai dengan rasa tidak enak di mulut, mulut kering dan lidah berwarna putih. Umumnya bau mulut disebabkan oleh terdapat sisa makanan, sering merokok dan juga penggunaan obat-obatan tertentu. \n\n \n Abses gigi \n \n\n Abses gigi merupakan kondisi medis dengan terbentuknya benjolan pada sekitar gigi dan gusi yang berisi nanah, umumnya diakibatkan oleh terjadinya infeksi bakteri akibat buruknya anda dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Akibat dari abses gigi ini akan mengakibatkan gigi terasa nyeri hingga mengganggu aktivitas setiap harinya. \n\n \n Karang gigi (Kalkulus gigi) \n \n\n Kalkulus gigi atau dikenal dengan karang gigi merupakan lapisan kotoran atau plak yang telah mengeras pada gigi, akibat dari kuman dari sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi, serta keasaman Ph air liur menyebabkan karang gigi muncul. Kondisi ini akibat semakin meningkat pada seseorang yang merokok dan jarang menyikat gigi. \n\n Sobat Hermina itu dia empat gangguan pada gigi dan mulut yang faktanya sangat umum terjadi apabila kita masih tidak peduli akan menjaga kesehatan gigi dan mulut, Jika dari anda sudah terdapat gejala dan keluhan segeralah untuk konsultasikan dengan dokter gigi agar mendapatkan penanganan yang dibutuhkan agar tidak terjadi permasalahan yang lebih serius hingga komplikasi. RS Hermina Manado menyediakan layanan Poliklinik gigi umum hingga Gigi spesialistik yang mampu untuk menjawab permasalah gigi dan mulut anda, untuk informasi jadwal praktek dan membuat janji temu dokter dapat melalui aplikasi Helo Hermina yang bisa di unduh pada Google Play dan Apps Store. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 25 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sudah Tepatkah Sikat Gigi Yang Kita Gunakan ?<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, \n\n Menyikat gigi adalah kegiatan yang rutin kita lakukan setiap harinya , agar kesehatan gigi dan mulut terjaga dengan baik. Saat memilih sikat gigi yang tidak tepat, tentu pembersihan gigi tidak maksimal dan mungkin saja malah menimbulkan gangguan. \n\n Seiring perkembangan waktu dan teknologi semakin banyak beragam jenis sikat gigi yang menjadi pilihan masyarakat. Tidak semua orang sadar jika sikat gigi yang digunakan ternyata tidak cocok untuk mulutnya dan tidak membersihkan secara maksimal. Maka dari itu, penting untuk memilih sikat gigi yang tepat dan akan digunakan setiap hari karena terkadang kita lupa akan pertimbangan aman dan tidaknya sikat gigi yang kita pilih, karena lebih tertarik dengan modelnya yang menarik. \n\n Untuk itu, mari kita fahami lebih dalam bagaimana cara memilih sikat gigi yang baik dan benar dan tentunya aman untuk kesehatan gigi kita. \n\n \n\n \n Ukuran Sikat Gigi \n \n\n Sesuaikan ukuran sikat gigi dengan usia, untuk anak balita jangan membiasakan menggunakan sikat gigi dewasa karena tidak sesuai dengan kontur gigi dan mulut anak, pilih sikat gigi anak dengan bulu halus dan memiliki ukuran kepala sikat gigi yang kecil. \n\n Jika Anda memiliki rahang dan gigi yang besar-besar, bentuk kepala sikat kotak dengan bulu sikat yang lebih banyak akan lebih sesuai untuk membersihkan seluruh permukaan gigi Anda. Sebaliknya, jika rahang Anda kecil, bentuk kepala sikat oval dengan ujung yang mengecil akan bisa menjangkau seluruh permukaan gigi sampai ke bagian gigi paling belakang. Pilihlah sikat dengan bentuk dan ukuran yang paling nyaman untuk gigi dan mulut Anda. \n\n \n\n \n Tekstur Bulu Sikat Gigi. \n \n\n Perlu diketahui bahwa bulu sikat yang keras (hard) berfungsi untuk membersihkan gigi paling yang optimal. Namun bila kurang berhati-hati, bulu sikat yang keras justru dapat melukai gusi sehingga menimbulkan rasa sakit . \n\n Selain itu, bulu sikat yang keras dikhawatirkan dapat merusak fungsi gusi, sehingga gigi menjadi sensitif dan rentan terjadi karies pada akar gigi. \n\n Sikat gigi dengan label bulu sikat medium umumnya digunakan bagi yang tidak memiliki masalah dengan kesehatan gigi dan gusi. Sementara label bulu sikat soft digunakan bagi yang rentan mengalami gigi sensitif atau gusi berdarah. \n\n Jika menggunakan sikat gigi dengan bulu yang sedang atau bahkan keras, risiko untuk mengalami kerusakan atau gangguan pada gusi lebih tinggi. \n\n Bahkan, pengikisan pada lapisan pelindung email gigi juga dapat terjadi, terlebih jika menggunakan sikat gigi yang keras \n\n \n Gagang Sikat Gigi \n \n\n Jangan lupa untuk memperhatikan gagang pegangan sikat gigi, ada beberapa bagian yang terbuat dari bahan karet atau plastik. Pilih yang nyaman selama tangan menggenggam dan tida licin. Gagang sikat yang lurus memudahkan Anda mengontrol pergerakan sikat gigi, sedangkan gagang bengkok memudahkan Anda menggenggamnya dan membantu kepala sikat menjangkau sudut-sudut mulut. \n\n \n\n \n Sikat Gigi Elektrik atau Manual \n \n\n Jika Sahabat hermina tidak memiliki keterbatasan gerak misalnya mengidap radang pada sendi pergerakan, sikat gigi manual sudah cukup baik untuk Anda. Kelebihan sikat gigi elektrik biasanya terletak pada fitur-fitur seperti fitur getaran untuk menandakan waktunya berpindah menyikat bagian gigi yang lain, atau fitur sensor tekanan. \n\n \n\n \n Sikat Gigi Bambu \n \n\n Seiring dengan semakin gencarnya gerakan Go Green dalam kehidupan sehari-hari, sikat gigi bambu menjadi salah satu alternatif, khususnya dalam upaya untuk mengurangi sampah plastik. Sikat gigi bambu memiliki sifat antimikroba secara alami yang dapat membatasi pertumbuhan bakteri dengan efektif. Saat menyikat gigi, Anda membersihkan mulut tidak hanya karena pasta gigi yang digunakan, tetapi gagang sikat gigi bambu pun turut membantu dalam memerangi berbagai mikroba pada gigi. Selain itu, sifat antimikroba pada sikat gigi bambu juga lebih memudahkan Anda dalam menyimpan sikat gigi dibandingkan sikat gigi plastik. \n\n \n Cuci Sikat Gigi \n \n\n Bersihkan sikat gigi langsung di bawah air mengalir setelah digunakan dan pastikan bersih tidak tersisa kotoran ataupun sisa pasta gigi agar tidak berjamur dan menimbulkan kuman \n\n Tips untuk memilih dan merawat sikat gigi merupakan salah satu upaya menjaga kesehatan gigi sejak dini, diantaranya : \n\n - Lakukan penyimpanan yang benar dengan posisi kepala sikat gigi berada dibagian atas dan disimpan dalam wadah bersih \n\n - Hindari merebus atau memanaskan sikat gigi untuk membunuh bakteri karena ini hanya akan merusak sikat gigi \n\n - Jangan pernah bergantian menggunakan sikat gigi dengan orang lain \n\n - Lakukan penggantian sikat gigi kurang lebih 3 bulan sekali \n\n Apabila ada masalah dengan kesehatan gigi dan mulut jangan menunda untuk melakukan konsultasi dengan Dokter Gigi di Rumah Sakit Selain itu, jangan lupa untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi setidaknya 6 bulan sekali agar kesehatan gigi dan mulut selalu terjaga. \n\n \n\n Salam Sehat \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekanbaru<\/a><\/li>
- 29 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tips Mengatasi Tidak Terjadinya Infeksi Pada Pengguna Kawat Gigi<\/a><\/h3>
Kawat gigi atau biasa disebut sebagai behel adalah alat berbasis kawat yang digunakan oleh ortodontis untuk memperbaiki gigi atau rahang yang tidak rata dan gigi yang bertumpuk. Selain berbagai keuntungan yang dapat diperoleh, pahami juga mengenai efek memakai behel dan bagaimana cara perawatan behel yang baik. Kawat gigi digunakan untuk memperbaiki penampilan gigi tidak rata atau rahang yang tidak sejajar. Jika Anda memutuskan untuk menggunakan braket, hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami jenis, proses pemasangan, dan risikonya. \n \nInfeksi pada pasien yang menggunakan kawat gigi lebih berkemungkinan lebih besar terkena infeksi, dikarenakan adanya bracket yang dipasang dikawat gigi tidak sempurna dan sisa sisa makanan menumpuk yang akan menyebabkan bakteri. \n\n \n\n Mengapa seseorang memakai kawat gigi? \n\n Penyebab utama seseorang memasang kawat gigi yakni kelainan posisi gigi atau rahang, contohnya letak gigi yang tidak sesuai, berantakan, atau gigi yang terlalu bercelah. \n\n Selain karena posisi gigi, bentuk rahang yang terlalu maju atau mundur juga bisa menjadi alasan seseorang memasang behel. \n \n\n Manfaat memakai kawat gigi: \n\n Kawat gigi digunakan untuk memperbaiki berbagai masalah gigi dan memberikan sejumlah manfaat. Mari kita bahas beberapa kelebihan utama menggunakan kawat gigi di bawah ini: \n\n \n Meningkatkan kesehatan gigi \n Melindungi gigi \n Menyelesaikan masalah makan \n Memiliki senyum yang indah dan gigi yang lurus \n \n \n\n Efek memakai behel atau risiko yang menyertainya \n\n Selain memperoleh manfaatnya, ternyata ada pula risiko memakai behel yang harus disadari sebelum Anda memulai perawatan ini, beberapa contohnya seperti berikut: \n\n \n Merasakan tidak nyaman \n Mengalami resorpsi akar \n Mengalami cedera \n Gigi kembali lagi ke bentuk semula \n Terjadinya Infeksi \n \n \n\n Tips Cara Mencegah infeksi pada Pengguna Kawat gigi \n\n \n Rutin memberishkan gigi 2x sehari \n Wajib kontrol setiap bulan ke dokter orthodonti untuk memastikan tidak ada infeksi \n \n\n Untuk informasi lebih lanjut tentang manfaat dan risiko serta fakta lainnya tentang pemasangan kawat gigi, Infeksi gigi Anda bisa berkonsultasi langsung ke dokter gigi spesialis di RS Hermina Pekanbaru. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 29 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 17 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 14 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>