- Hermina Manado<\/a><\/li>
- 31 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Momen Golden Hour pada Pasien Stroke<\/a><\/h3>
Stroke merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia. Tidak hanya mematikan, penyakit stroke ini juga dapat menyebabkan kecatatan pada penderitanya. Kecacatan atau kelumpuhan ini merupakan salah satu akibat dari ketidaktepatan waktu kedatangan pasien ke rumah sakit, yaitu maksimal 4,5 jam setelah terjadinya serangan. Kecacatan akibat stroke dapat dicegah dan diminimalkan apabila ditangani dengan tepat. Momen penanganan pasien dengan serangan stroke iskemik disebut dengan periode emas/ Golden Hour. Golden Hour adalah waktu yang digunakan untuk memutuskan penanganan yang tepat dan segera kepada pasien stroke, peluang kesembuhan secara total untuk penderita stroke semakin tinggi jika ditangani pada periode tersebut. Semakin lambat penderita dibawa ke rumah sakit, semakin besar resiko kecacatan permanen bahkan kematian. \n\n Pasien yang mengalami serangan stroke memerlukan reperfusi atau suplai kembali oksigen dan nutrisi secepatnya untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Penanganan periode emas/Golden Hour ini bertujuan untuk mengembalikan reperfusi dan menyelamatkan jaringan otak yang mengalami kerusakan sementara/reversible (iskemia) agar kembali menjadi jaringan otak yang sehat, serta menyelamatkan jaringan penumbra sebelum berkembang menjadi jaringan yang mati (infark). Keterlambatan penanganan melebihi rentang waktu (Golden Hour) tersebut dapat menyebabkan gangguan neurologis atau kelumpuhan yang di alami menjadi permanen. Hal ini terjadi karena telah terjadi kerusakan jaringan otak yang permanen atau infark yang luas. \n\n Dalam periode Golden Hour ini pasien harus mendapatkan obat trombolisis yang bekerja sebagai penghancur sumbatan bekuan darah di pembuluh darah otak. Obat ini merupakan obat injeksi yang diberikan melalui infus ke dalam pembuluh darah. Target pemberian obat trombolisis (door to needle) adalah 60 menit dari awal pasien datang ke rumah sakit. Jika diperlukan maka dapat dilakukan tindakan lanjutan yaitu trombektomi. Thrombektomi bertujuan untuk membuka sumbatan pembuluh darah dengan metode intervensi. Pada pasien yang memenuhi kriteria tindakan thrombektomi, harus dilakukan trombolisis terlebih dahulu untuk meningkatkan angka keberhasilan tindakan. \n\n Serangan stroke dapat terjadi pada semua orang. Oleh karena itu sangat penting untuk kita mengetahui momen periode emas atau Golden Hour pada penderita stroke ketika terjadi serangan. \n\n Sekian informasi Golden Hour pada penderita stroke yang perlu sahabat Hermina ketahui. Apabila anda memerlukan penangan cepat mengenai stroke, jangan ragu untuk mengunjungi Rumah Sakit Hermina terdekat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 11 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
HNP ( Herniated Nucleus Pulposus )<\/a><\/h3>
Hernia nukleus pulposus (HNP) adalah kondisi ketika bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan saraf tulang belakang yang lebih sering dikenal dengan istilah ‘saraf terjepit’. \nAdapun keluhan yang dialami tergantung area yang mengalami HNP, bisa dari leher hingga pinggang, dimana 95% terjadi pada area pinggang ke bawah. Keluhan yang biasa dialami antara lain nyeri, bisa hingga kesemutan ataupun kelemahan otot. \n\n Penyebab dari HNP, salah satu faktor yaitu benturan pada tulang belakang. Dimana pada usia lanjut, kelenturan tulang belakang berkurang sehingga lebih rentan ketika terjadi cedera. Faktor-faktor lain yang berperan antara lain berat badan berlebih, posisi menggerakan tubuh yang salah, ataupun Riwayat keluarga. \n\n Selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis HNP bisa dilakukan dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk melihan kondisi tulang belakang. \n\n 1. Tatalaksana non operatif pada pasien HNP antara lain bisa dilakukan dengan : \nModifikasi aktivitas: tujuannya untuk melanjutkan aktivitas normal sehari-hari pada tingkat rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dapat ditoleransi, tanpa meningkatkan ketegangan. \n\n 2. Obat-obatan \n\n 3.Terapi fisik/olahraga: olahraga selama bulan pertama gejala mungkin bermanfaat dan pada saat yang sama meminimalkan kelemahan yang dapat terjadi karena tidak aktif. Latihan stres rendah seperti berenang, berjalan, dan bersepeda juga dianjurkan \n\n Tatalaksana operatif apabila tidak ada perbaikan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan PLDD (Percutaneous Laser Disc Decompression). \n\n PLDD merupakan Tindakan minimal invasive dengan metode penciutan bantalan tulang (Disc) dengan menggunakan sinar laser yang ditujukan pada bantalan tulang yang megalami penonjolan. Keunggulan Tindakan ini antara lain : pembiusan lokal, tanpa pembedahan, dan perawatan cepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 13 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Demensia ( Pikun ) Ternyata Bisa Muncul Dari Usia Muda<\/a><\/h3>
Banyak orang yang berasumsi bahwa demensia atau orang awam biasa menyebut dengan istilah pikun itu merupakan suatu proses alami penuaan, padahal sebenarnya pikun itu tidak bisa dianggap normal. Pikun atau demensia itu adalah suatu penyakit yang sebenarnya bisa dicegah lebih dini. Lalu bagaimana cara pencegahannya ?, yuk kita cari tahu lebih lanjut tentang demensia atau pikun. \n\n Mengenal Demensia atau Pikun \n\n Demensia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan fungsi organ otak. Ini bisa ditandai dengan berkurangnya daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir, kesulitan dalam memahami sesuatu, serta menurunnya kecerdasan mental.Demensia, juga dikenal sebagai pikun, umumnya menyerang orang lanjut usia. Namun pada beberapa kasus, penyakit gangguan fungsi otak ini juga bisa menyerang kaum muda, bahkan anak-anak. Lalu apa penyebab demensia pada usia muda? Temukan jawabannya pada ulasan berikut ini. \n\n Penyebab dan Faktor Risiko Demensia Pada Usia Muda \n\n Penyebab demensia pada usia muda sama dengan demensia pada orang lanjut usia. Namun, beberapa penyebab seperti demensia frontotemporal (FTD) lebih sering terjadi pada pasien demensia muda. \n\n Sedangkan beberapa kondisi yang menjadi faktor risiko adalah : \n\n \n Penyakit Alzheimer, Penyakit Alzheimer, penyakit Alzheimer atipikal, atau jenis penyakit Alzheimer langka yang disebabkan oleh mutasi genetik yang diturunkan dalam keluarga dapat menyerang orang yang berusia di bawah 65 tahun. \n Dalam kondisi belajar yang sulit, orang dengan ketidakmampuan belajar seperti Down Syndrome memiliki risiko lebih tinggi terkena demensi. \n Penyakit kardiovaskular dan diabetes Penyakit kardiovaskular dan diabetes dapat menyebabkan demensia vaskular, yaitu demensia yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak. CADASIL (arteriopati serebral dominan autosomal dengan infark subkortikal dan leukoensefalopati), kelainan genetik langka yang memengaruhi pembuluh darah di otak dan dapat menyebabkan demensia. \n Faktor genetik Kerusakan otak, kondisi genetik tertentu yang diturunkan dalam keluarga dapat merusak area frontal dan lateral otak sehingga menyebabkan demensia frontotemporal. Meskipun dapat terjadi pada demensia, kerusakan genetik sering kali menjadi faktor risiko demensia lanjut. \n Penumpukan protein di otak Partikel protein Lewy dapat menumpuk di otak dan menyebabkan Lewy body dementia (LBD). \n Minum alkohol atau terlalu banyak minum alkohol menyebabkan kekurangan vitamin B1 sehingga menyebabkan kerusakan sel otak dan meningkatkan risiko cedera kepala. \n \n\n Tanda-tanda Demensia Pada Usia Muda \n\n Demensia pada usia muda ini mempunyai gejala yang mirip dengan demensia pada lansia, yaitu: \n\n \n Gangguan daya ingat yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari \n Tiba-tiba merasa bingung \n Kesulitan melakukan aktivitas rutin \n Mangulang - ulang melakukan sesuatu yang sama \n Kesulitan bersosialisasi, menarik diri dari interaksi dengan saudara dan teman \n Hilangnya kemampuan berpikir dan mengambil keputusan \n Kesulitan berkomunikasi (berbicara, membaca, menulis, memahami orang lain) \n Perubahan perilaku. \n \n\n Tips Cara Mencegah Demensia Pada Usia Muda \n\n \n Rutin melakukan aktivitas fisik, seperti berolahraga, dengan rutin berolahraga bisa membantu melancarkan aliran darah diseluruh tubuh termasuk ke otak. Aliran darah yang lancar bisa membantu menjaga fungsi organ otak dan menghindari penyakit menyerang, termasuk penyakit demensia. \n Mengatur pola makan. Mengkonsumsi jenis bahan makanan yang baik untuk otak , seperti : Sayur-sayuran , buah-buahan, kacang-kacangan, minyak zaitun. Menurut penelitian jenis-jenis makanan tersebut dapat membantu memperbaiki fungsi otak. \n Jangan merokok. Merokok tidak hanya menyerang paru-paru tapi juga berbahaya untuk organ otak, jadi lebih baik hindari merokok. \n Jangan mengkonsumsi alkohol. Di negara-negara barat dimana masyarakatnya banyak mengkonsumsi alkohol banyak dijumpai penyakit demensia Alzheimer. \n Menjaga pola hidup sehat untuk menghindari faktor-faktor penyakit seperti : hipertensi , diabetes dan obesitas. \n \n\n Cara Mengobati Demensia \n\n Bagi anda yang sudah terkena demensia, pengobatannya adalah anda bisa berkonsultasi ke dokter spesialis saraf untuk diberikan terapi obat yang sesuai dengan gangguan demensia yang diderita pasien. Jangan ragu untuk memeriksakan kesehatan anda, karena kesehatan adalah aset berharga untuk kita jadi mulai sekarang mari kita jaga kesehatan dengan melakukan pola hidup sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 23 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Istilah FAST STROKE <\/a><\/h3>
Stroke adalah penyakit yang terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, yang menyebabkan kematian sel di area otak tertentu. Stroke adalah masalah kesehatan serius yang memerlukan penanganan segera. Saat suplai darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak terganggu, sel-sel otak mulai mati. \n\n Kenali gejala awal stroke \n\n Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi karena terhentinya suplai darah ke otak, karena adanya penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Stroke terjadi secara tiba-tiba, kapan saja, dimana saja, saat istirahat atau saat beraktivitas. Untuk melakukannya, Anda perlu mengenali gejala stroke sedini mungkin dengan beberapa langkah sederhana. FAST (Face, Arm, Speech and Timing) untuk mendeteksi gejala awal penyakit stroke. Gejala stroke berbeda-beda pada setiap orang dan sering kali muncul secara tiba-tiba. Karena otak mempunyai bagian otak tertentu yang menjalankan fungsi tertentu, maka gejala stroke bergantung pada bagian otak mana yang terkena. FAST merupakan metode yang memudahkan mengenali gejala awal stroke sehingga dapat ditangani dengan cepat. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai FAST : \n\n FACE (Wajah) - Salah satu sisi wajah mungkin lumpuh, terlihat dan terlihat saat tersenyum, sudut bibir terangkat hanya ke satu sisi, atau mata tampak terkulai. Bedakan ini dengan kelumpuhan wajah kontralateral. \n\n ARMS (lengan) - Seseorang yang diduga terkena stroke karena tidak mampu mengangkat salah satu atau kedua lengannya karena lemas, selain lengannya juga bisa kehilangan sensasi, juga bisa merasakan kesemutan. \n\n BERBICARA (Speech) - Bicara terganggu atau kacau, bahkan tidak dapat berbicara sama sekali meskipun anda tetap sadar. \n\n TIME (WAKTU)- Penting untuk selalu mengingat tanda-tanda di atas, terutama jika saat ini Anda tinggal bersama atau merawat seseorang yang berisiko tinggi. Jika Anda melihat 3 gejala ini, bawalah seseorang yang terkena stroke ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan. \n\n Berikut adalah beberapa gejala awal stroke yang harus diwaspadai : \n\n 1. Kehilangan sensasi atau kelemahan pada salah satu sisi tubuh \n\n Anda harus berhati-hati jika orang yang diduga terkena stroke mengalami kesulitan menggerakkan lengan atau mengendalikan jari tangan atau kaki. Misalnya, saat Anda mengangkat kedua tangan, satu tangan akan lebih tinggi dari tangan lainnya. \n\n 2. Kebingungan dan kesulitan berbicara \n\n Seseorang yang mengalami stroke tiba-tiba akan kesulitan berbicara. Bahkan, ada pula di antara mereka yang mengalami gangguan. \n\n 3. Gangguan penglihatan secara tiba-tiba \n\n Gangguan penglihatan yang tiba-tiba merupakan gejala umum stroke. Mereka mungkin tidak dapat melihat dengan baik dengan satu mata atau kesulitan melihat ke kanan atau ke kiri. \n\n 4. Kesulitan berjalan dan kehilangan keseimbangan \n\n Terlihat mabuk saat berjalan, tersandung, atau bahkan terjatuh merupakan tanda penyakit stroke. Tanda-tanda serupa lainnya, seperti berjalan dengan kaki terbuka atau hilangnya keterampilan motorik halus secara tiba-tiba, seperti ketidakmampuan menulis, juga perlu dikhawatirkan. \n\n Sakit kepala yang parah, tiba-tiba, dan tidak dapat dijelaskan \n\n Sakit kepala tidak selalu identik dengan gejala stroke. Namun jika sakit kepala datang tiba-tiba atau parah, sebaiknya sangat diwaspadai. Jika leher terasa kaku, nyeri di bagian wajah, atau muntah-muntah disertai sakit kepala, bukan tidak mungkin menyebabkan terjadinya perdarahan intraserebral atau dikenal dengan stroke merah. \n\n Apabila anda merasakan gejala - gejala stroke lebih baik konsultasikan ke dokter spesialis saraf, atau periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan terdekat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 21 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada! Apabila Sering Mengalami Kesemutan<\/a><\/h3>
Kesemutan adalah sensasi yang umumnya dialami oleh hampir semua orang . Namun, ketika kesemutan terjadi terlalu sering atau berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Kesemutan terjadi ketika ada gangguan pada sistem saraf, khususnya saraf perifer yang mengirimkan sinyal dari tubuh ke otak. Dalam artikel ini, kita akan membahas bahaya terlalu sering kesemutan, penyebabnya, serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegahnya. \n\n Penyebab Kesemutan yang Terlalu Sering \n\n \n \n Sindrom Terowongan Karpal, ini adalah kondisi di mana saraf median yang melewati pergelangan tangan terjepit atau terganggu. Gejala termasuk kesemutan, rasa sakit, dan kelemahan pada tangan. Orang yang banyak menggunakan tangan dalam pekerjaan sehari-hari atau berulang kali melibatkan gerakan pergelangan tangan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan sindrom ini. \n \n \n Sindrom Piriformis, adalah otot di panggul yang bisa menekan saraf ischiadicus (saraf besar di panggul) dan menyebabkan kesemutan di bagian belakang, pinggul, atau kaki. Orang dengan gaya hidup tidak aktif atau yang sering duduk dalam waktu lama memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom ini. \n \n \n Diabetes, diabetes dapat merusak saraf perifer, yang dapat menyebabkan sensasi kesemutan pada kaki dan tangan. Gangguan ini dikenal sebagai neuropati diabetik. \n \n \n Cedera Fisik, cedera fisik pada saraf atau tulang belakang dapat mengganggu aliran sinyal saraf, menyebabkan sensasi kesemutan. \n \n \n Defisiensi Vitamin B12, vitamin B12 penting untuk kesehatan saraf. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan masalah neurologis, termasuk kesemutan. \n \n \n\n Bahaya Kesemutan yang Berkelanjutan \n\n \n \n Kerusakan Saraf Jangka Panjang, jika kesemutan tidak diatasi dan kondisi yang mendasarinya tidak diobati, hal ini dapat menyebabkan kerusakan saraf jangka panjang. Ini bisa mengakibatkan penurunan sensitivitas, kelemahan otot, dan masalah kesehatan lainnya. \n \n \n Gangguan Kehidupan Sehari-hari, kesemutan yang terus-menerus dapat mengganggu kualitas hidup. Penderita mungkin kesulitan beraktivitas, tidur nyenyak, atau melakukan pekerjaan dengan efisien. \n \n \n Ketidakmampuan untuk Mendeteksi Masalah Serius, jika kesemutan diabaikan dan tidak ditangani dengan serius, kondisi yang mendasarinya, seperti diabetes atau cedera saraf, mungkin tidak terdeteksi dengan cepat. Ini bisa mengakibatkan komplikasi yang lebih serius di masa depan. \n \n \n\n Langkah-langkah Pencegahan dan Penanganan \n\n \n \n Konsultasikan dengan Dokter, jka anda mengalami kesemutan yang terlalu sering atau berlangsung dalam jangka waktu yang lama, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat melakukan pemeriksaan dan tes untuk mendiagnosis penyebabnya. \n \n \n Perubahan Gaya Hidup, jika kesemutan disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, seperti kurangnya aktivitas fisik atau posisi duduk yang salah, penting untuk melakukan perubahan. Peregangan dan latihan fisik teratur dapat membantu menjaga kesehatan saraf. \n \n \n Pengelolaan Penyakit Penyebab, jika kesemutan disebabkan oleh penyakit seperti diabetes atau sindrom terowongan karpal, pengelolaan penyakit ini dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup sangat penting. \n \n \n Suplemen Nutrisi, jika kesemutan disebabkan oleh defisiensi nutrisi, seperti vitamin B12, dokter dapat merekomendasikan suplemen yang sesuai. \n \n \n\n Kesemutan yang terjadi terlalu sering atau berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Mengabaikan gejala ini dapat mengakibatkan kerusakan saraf jangka panjang dan mengganggu kualitas hidup. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengidentifikasi penyebab kesemutan dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengelolaan yang sesuai guna mencegah komplikasi lebih lanjut. RSU Hermina Purwokerto tersedia layanan konsultasi dengan dokter spesialis saraf bagi sahabat hermina yang mengalami gangguan tersebut. \n\n Untuk memudahkan mengakses pelayanan & pendaftaran di RS Hermina Purwokerto, berikut caranya: \n\n \n Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n Hubungi Call Center 1500488 \n Melalui website -> www.herminahospitals.com \n Melalui aplikasi Halodoc \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 06 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sering Dianggap Sama, Berikut Perbedaan Sakit Kepala dan Pusing<\/a><\/h3>
Perbedaan antara sakit kepala dan pusing adalah dua kondisi yang seringkali disalah artikan karena gejalanya yang serupa. Meskipun kedua kondisi ini terjadi di kepala, sakit kepala dan pusing sebenarnya memiliki penyebab dan karakteristik yang berbeda. Kali ini akan membahas tentang perbedaan antara sakit kepala dan pusing, termasuk gejala yang mungkin dialami dan penyebab yang mendasarinya. \n\n 1. Sakit kepala adalah kondisi yang umum terjadi dan biasanya terasa seperti sensasi rasa nyeri atau ketidaknyamanan di sekitar kepala. Sakit kepala dapat berkisar dari ringan hingga parah, dan bisa bersifat kronis atau episodik. Berikut ini adalah beberapa tipe sakit kepala yang umum: \n\n \n Sakit Kepala Tegang (Tension Headache): Sakit kepala tegang adalah tipe yang paling umum dari sakit kepala. Gejala yang biasa dialami termasuk rasa tegang atau nyeri yang melingkar di sekitar kepala, sensasi berat di dahi, serta nyeri leher dan bahu. \n Sakit Kepala Migrain: Sakit kepala migrain adalah tipe yang lebih intens dan seringkali disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya dan suara. Biasanya, migrain terjadi pada satu sisi kepala dan dapat berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. \n Sakit Kepala Klaster (Cluster Headache): Sakit kepala klaster adalah tipe sakit kepala yang jarang terjadi tetapi sangat parah. Sakit kepala ini biasanya terjadi pada satu sisi kepala dan disertai dengan gejala lain seperti mata merah, hidung tersumbat atau berair, serta keringat berlebih. \n \n\n 2. Pusing adalah sensasi perasaan tidak stabil atau hilangnya keseimbangan yang sering kali disertai dengan sensasi seperti berputar atau lingkaran di sekitar kepala. Pusing dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk: \n\n \n Vertigo: Vertigo adalah jenis pusing yang disebabkan oleh masalah pada sistem keseimbangan dalam tubuh. Seseorang yang mengalami vertigo mungkin merasa seperti segalanya berputar atau bergerak, dan ini dapat disertai dengan mual, muntah, dan kesulitan berjalan. \n Penurunan Tekanan Darah: Pusing juga dapat terjadi sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, yang dapat disebabkan oleh faktor seperti perubahan posisi tubuh yang cepat atau dehidrasi. Pusing akibat penurunan tekanan darah seringkali berlangsung sesaat dan hilang dengan sendirinya. \n Efek Samping Obat: Beberapa obat, terutama yang digunakan untuk pengobatan tekanan darah atau kondisi jantung, dapat menyebabkan pusing sebagai efek samping. Jika seseorang mengalami pusing setelah mengonsumsi obat baru, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengevaluasi pengobatan yang tepat. \n \n\n Penting untuk diingat untuk memberikan gambaran umum tentang perbedaan antara sakit kepala dan pusing. Jika sahabat hermina mengalami sakit kepala atau pusing yang parah, berkepanjangan, atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. RS Hermina Purwokerto tersedia dokter spesialis saraf yang bisa sahabat hermina konsultasikan. \n\n Untuk memudahkan mengakses pelayanan & pendaftaran di RS Hermina Purwokerto, berikut caranya: \n\n \n Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n Hubungi Call Center 1500488 \n Melalui website -> www.herminahospitals.com \n Melalui aplikasi Halodoc \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 29 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tanpa di Sadari, Inilah Tanda - Tanda Sakit Kepala Berbahaya<\/a><\/h3>
Sakit kepala merupakan keluhan umum yang dapat menyerang siapa saja. Untuk mengatasinya, Anda cukup minum obat pereda nyeri, mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, maupun beristirahat sejenak. \n\n Namun, jika sakit kepala yang dirasakan disertai gejala yang tidak biasa atau tidak kunjung hilang setelah mengonsumsi obat, Anda mungkin sedang mengalami jenis sakit kepala yang berbahaya dan memerlukan penanganan oleh dokter. \n\n Dalam kebanyakan kasus,sakit kepala bisa mereda dengan sendirinya. Singkat kata tidak memerlukan pemeriksaan dokter. Akan tetapi, apa jadinya bila sakit kepala tak kunjung membaik, bahkan setelah mengonsumsi obat-obatan? Hmm, yang ini lain lagi ceritanya. \n\n Lantas, seperti apa sih gejala sakit kepala yang berbahaya, dan memerlukan penanganan dokter? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini. \n\n \n\n Mengganggu Penglihatan hingga Riwayat Kanker \n\n Sakit kepala yang tak kunjung membaik bisa menandakan beberapa kondisi atau penyakit dalam tubuh. Oleh sebab itu, segeralah temui dokter bila sakit kepala tak kunjung reda. Lantas, seperti apa sih gejala sakit kepala yang berbahaya dan diwaspadai? \n\n Nah, berikut beberapa gejala sakit kepala yang berbahaya: \n\n \n Sakit kepala yang disertai masalah penglihatan. \n Sakit kepala disertai mual, muntah, pusing, kebingungan, atau kehilangan kesadaran. \n Sakit kepala disertai demam atau leher kaku. \n Sakit kepala yang disertai keluhan pada telinga, hidung, tenggorokan, atau mata. \n Berusia di atas 50 dan mengidap sakit kepala kronis atau jenis sakit kepala baru. \n Sakit kepala yang dialami setelah cidera kepala. \n Sakit kepala petir (thunderclap headache), sakit kepala yang parah dan datang dengan cepat. Sakit kepala ini bisa berkembang dalam 60 detik atau kurang. \n Sakit kepala yang disertai dengan kelemahan atau kehilangan kendali atas bagian tubuh atau ucapan. \n Sakit kepala terjadi sebanyak dua atau lebih dalam seminggu. \n Gejalanya semakin parah atau tidak membaik mesti telah mendapat perawatan atau mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter. \n Sakit kepala membuat sulit menjalankan aktivitas sehari-hari. \n Kepala terasa seperti diremas. \n Sakit kepala yang membangunkan di saat tidur. \n Mengalami sakit kepala berat dan memiliki riwayat kanker, HIV, atau AIDS. \n \n\n Segeralah temui dokter bila mengalami gejala-gejala sakit kepala di atas. anda juga bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halo Hermina. \n\n \n\n Ada Berbagai Pemicunya \n\n Sakit kepala seperti gejala-gejala di atas bisa dipicu oleh berbagai kondisi. Oleh sebab itu, dokter biasanya akan menjalani berbagai pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan yang dilakukan bisa berupa CT scan, MRI, PET scan kepala, EEG, atau pemeriksaan cairan otak. \n\n Nah, ketika pemeriksaan penunjang telah dilakukan, dokter akan menegakkan diagnosis sesuai gejala dan hasil pemeriksaan. Nah, berikut ini beberapa kondisi yang bisa menyebabkan sakit kepala parah atau sakit kepala berbahaya: \n\n \n Tumor. \n Abses otak (infeksi otak). \n Hemorrhage (pendarahan di dalam otak). \n Meningitis bakteri atau virus (infeksi atau radang selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang). \n Pseudotumor cerebri (peningkatan tekanan intrakranial). \n Hydrocephalus (penumpukan cairan yang tidak normal di otak). \n Infeksi otak seperti meningitis atau penyakit Lyme. \n Ensefalitis (radang dan pembengkakan otak). \n Gumpalan darah. \n Trauma kepala. \n Penyumbatan atau penyakit sinus. \n Kelainan pembuluh darah. \n Cedera. \n Aneurisma. \n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami gejala tanda-tanda serupa, jangan tunggu nanti segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Saraf di RS Hermina Podomoro. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 11 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Penyakit Parkinson, Apakah Dapat Sembuh?<\/a><\/h3>
\n\n \n\n Penyakit parkinson (PP) merupakan penyakit degeneratif sistem saraf pusat yang diakibatkan adanya kerusakan pada bagian orang yang disebut Substantia Nigra Pars Compacta. Area ini mengandung sel saraf yang membuat neurotransmitter (zat kimia otak) menjadi dopamin, yang juga bertanggung jawab untuk mengendalikan gerakan. Akibatnya, muncul gejala klinis berupa kekakuan gerak, mimik wajah datar, tremor saat beristirahat, dan gangguan refleks postural. \n\n Perkiraan insidensi penyakit Parkinson secara kasar per tahunnya adalah 15 per 100.000 penduduk dengan prevalensi 18-328 kasus per 100.000 penduduk. Parkinson lebih sering dialami oleh laki-laki dan berusia lanjut atau di atas 60 tahun. Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam kejadian Parkinson. Penyakit ini mulai banyak dikenal setelah salah satu petinju profesional terkenal mengalami penyakit ini, yaitu Muhammad Ali. Faktor risiko utama Muhammad Ali mengalami PP adalah adanya riwayat benturan kepala berulang. Lantas, apakah penyakit parkinson dapat disembuhkan? \n\n Hingga saat ini, penyakit parkinson tidak dapat disembuhkan karena penyakit ini bersifat degeneratif dan gejala yang dialami oleh orang dengan penyakit Parkinson semakin lama akan semakin memberat jika tidak mendapat tatalaksana yang sesuai. Ada beberapa terapi yang dapat diberikan kepada penderita Parkinson untuk meringankan gejala klinis yang timbul, memperlambat perjalanan penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup penderita. \n\n 1. Obat-obatan \n\n Pemilihan jenis obat-obatan dan dosisnya disesuaikan dengan kondisi penderita. Beberapa jenis obat-obatan yang dapat digunakan adalah levodopa, agonis dopamin, dan monoamine oxidase-B inhibitor. Mengingat penyakit ini bersifat kronis dan progresif, maka dalam jangka yang panjang efektifitas levodopa akan berkurang. Bahkan obat-obatan menimbulkan efek samping, seperti mual, muntah, dan gangguan dyskinesia. Pada kondisi ini penyesuaian dosis levodopa, pemberian obat-obatan tambahan diperlukan untuk meringankan keluhan penderita. Berdiskusilah dengan dokter spesialis neurologi Sahabat menngenai pilihan obat yang tepat untuk mengatasi keluhan Sahabat. \n\n 2. Terapi Suportif \n\n Terkait penanganan Parkinson, dokter akan menyarankan pasien menjalankan terapi seperti fisioterapi, terapi wicara, terapi okupasi, dan psikoterapi. Fisioterapi bertujuan untuk membantu mengatasi kaku otot dan nyeri di sendi agar dapat meningkatkan kemampuan gerak maupun kelenturan tubuh. Sementara terapi wicara akan membantu penderita lebih mudah bicara dan menelan dengan cara mengembalikan kontrol dan kekuatan otot di sekitar mulut. Terapi okupasi bermanfaat agar penderita Parkinson dapat mengatasi masalah sehari-hari, misalnya cara untuk mengenakan pakaian sendiri, cara makan, dan berjalan yang dapat membantu pasien dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Terakhir psikoterapi disarankan jika pasien mengalami depresi. Prosedur ini dianjurkan untuk menjalani terapi dengan psikolog. \n\n 3. Pembedahan \n\n Apabila pemberian obat-obatan tidak dapat meringankan gejala, mungkin dokter akan melanjutkan dengan tindakan operasi. Jenis pembedahan yang dilakukan bernama deep brain stimulation, yaitu dengan menanamkan elektroda di area otak yang terganggu. Namun, terapi ini hanya dilakukan pada kasus-kasus tertentu saja dan risiko tindakan ini cukup tinggi. \n\n Hingga saat ini, penyakit parkinson ini memang belum dapat disembuhkan, namun ada tatalaksana yang dapat dilakukan untuk meringankan gejala yang dialami pasien dan menghambat progresivitas penyakit parkinson ini. Dengan cara tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup para penderita penyakit parkinson. Berdiskusilah dengan dokter spesialis neurologi Sahabat mengenai pilihan terapi yang tepat untuk mengatasi keluhan Sahabat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 27 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Neuropati Diabetik atau Penyakit Saraf pada Tubuh<\/a><\/h3>
Neuropati atau dikenal dengan penyakit saraf pada tubuh yang menimbulkan gejala gangguan seperti kesemutan, kebas, nyeri seperti terbakar, nyeri seperti tertusuk, sensitif bila disentuh, gangguan koordinasi, lemah otot dan gangguan buang air kecil. \n\n Neuropati ini bisa terjadi di bagian tubuh mana pun, namun penyebab neuropati ini tergantung pada jenis dan lokasi saraf yang terganggu, yaitu: \n\n \n \n Metabolik: Diabetes, Defisiensi Vitamin B1 atau B12, gangguan ginjal \n \n \n Infeksi pada virus atau bakteri: Penyakit HIV, CMV, Lepra \n \n \n Saraf terjepit pada tangan: Seperti Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau Sindrom Lorong Kapal \n \n \n Keracunan: Alkohol \n \n \n Efek samping obat: Isoniazid \n \n \n Peradangan saraf: Guillain Barre Syndrome (GBS) \n \n \n\n Jenis neuropati yang sering terjadi yaitu neuropati diabetik, yang merupakan gangguan saraf yang terjadi akibat diabetes dengan ditandai kesemutan, nyeri atau mati rasa. \n\n Penyebab neuropati diabetik ini yaitu kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol, seiring waktu kondisi ini akan merusak saraf dan mengganggu fungsi atau kemampuan tubuh untuk mengirimkan sinyal. \n\n Penyakit ini beresiko pada orang yang memiliki penyakit diabetes gestasional saat hamil, orang yang memiliki diabetes dengan masalah pada ginjal, orang berpenyakit diabetes yang tetap merokok, dan memiliki berat badan yang tidak ideal, orang penyakit diabates yang tidak mengontrol kadar gula darah dalam tubuhnya dengan baik, seperti pola makan yang buruk atau tidak mengikuti pengobatan sesuai anjuran dokter. \n\n Pencegahan neuropati diabetik ini sangat penting karena mengelola glukosa darah, dan kadar kolestrol. Jika kamu memiliki penyakit ini perlu mengambil langkah-langkah untuk membantu mencegah kerusakan saraf terkait diabetes: \n\n \n \n Berhenti merokok \n \n \n Mengikuti pola makan sehat yang dianjurkan \n \n \n Aktif secara fisik \n \n \n Membatasi konsumsi minuman beralkohol \n \n \n Minum obat diabetes dan obat lain yang diresepkan dokter \n \n \n\n Perlu mengelola kondisi diabetes dengan cara mengelola glukosa darah, tekanan darah, kadar kolestrol, dan berat badan agar kerusakan saraf tidak bertambah parah. \n\n Perawatan kaki juga penting untuk semua diabetes, terutama bagi penderita neuropati diabetik, seperti; bersihkan kaki setiap hari, berikan pelembab/lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering, gunting kuku kaki lurus mengikuti berbentuk normal jari-jari kaki, pakai alas kaki, gunakan sepatu atau sandal yang baik, periksa sepatu sebelum dipakai, bila ada luka kecil obati luka dan tutup dengan kain atau kasa yang bersih, periksa apakah ada tanda-tanda radang. \n\n Sahabat hermina, jika butuh informasi lebih detail untuk pencegahan penyakit ini bisa dikonsultasikan ke dokter spesialis saraf/neurologi di rumah sakit hermina periuk tangerang. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 11 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Stroke dan Pencegahannya<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, menurut WHO, stroke adalah defisit neurologi fokal atau global akibat gangguan fungsi serebral yang terjadi secara mendadak, berlangsung > 24 jam atau meninggal, disebabkan semata-mat karena kelainan pembuluh darah otak, termasuk stroke mata dan medulla spinalis. Stroke muncul ketika terjadi penyumbatan atau pecah pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi yang menuju ke otak. Penyumbatan dapat disebabkan adanya plak yang menempel pada dinding bagian dalam pembuluh darah sehingga bagian otak yang berhubungan dengan pembuluh darah tersebut tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi, yang berakibat sel-sel yang berada pada bagian tersebut akan mati. Sedangkan pecah pembuluh darah terjadi akibat dari tingginya tekanan darah yang terjadi terus menerus. \n\n Berdasarkan penyebabnya, stroke dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: \n• Stroke Iskemik \nTerjadi sebesar 85% dari rata-rata penderita stroke. Stroke iskemik terjadi akibat pembuluh darah arteri pada otak mengalami penyempitan atau penyumbatan (pembekuan darah) sehingga menyebabkan aliran darah berkurang. \n\n • Stroke Hemoragik \nTerjadi sebesar 15% dari rata-rata penderita stroke. Terjadi apabila pembuluh darah diotak mengalami kebocoran atau pecah (pendarahan). Pendarahan otak dapat terjadi karena banyak hal termasuk tekanan darah yang cenderung selalu tinggi, penggunaan obat golongan antikoagulan, dan titik-titik lemah pada pembuluh darah (aneurisma). Perdarahan dapat terjadi intraserebral atau di lapisan subaraknoid. \n\n Tanda dan Gejala Stroke \nSaat terjadi stroke akan muncul defisit neurologis yang terjadi berupa fokal dan global. Tanda-tanda defisit neurologis fokal berupa defisit fungsi motorik (hemiparesis, hemiplegia), defisit fungsi sensorik (hemihipestesi), defisit fungsi saraf kranial, ganggaun fungsi luhur (afasia, agnosia), keluhan ke arah vertebrobasilar (pandangan ganda, gelap sesaat, baal sekitar mulut, telinga berdenging, sulit menelan, tersedak, suara sengau) . Tanda-tanda defisit neurologi global berupa penurunan kesadaran, nyeri kepala, muntah, kejang yang disebabkan peningkatan TTIK. \n\n Secara umum tanda dan gejala stroke yaitu: \n• Lengan, kaki atau keduanya mengalami kelemahan. Hal ini dapat menjadi kelumpuhan total dari satu sisi tubuh. \n• Wajah mengalami kelemahan dan salah satu sisi wajah mengalami kemiringan. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mengeluarkan air liur. \n• Mengalami masalah pada keseimbangan, koordinasi, penglihatan, berbicara/ berkomunikasi, atau menelan. \n• Pusing. \n• Mati rasa pada bagian tubuh. \n• Sakit kepala. \n• Kebingungan. \n• Kehilangan kesadaran. \n• Gangguan berbahasa. \n• Pandangan dobel / gelap. \n• Baal seputur mulut. \n• Telinga berdenging. \n• Mual muntah. \n\n Cara cepat mengetahui terjadinya stroke dengan menggunakan metode FAST: \n• F- facial weakness (kelemahan pada wajah) : meminta seseorang untuk tersenyum atau melihat pada kaca untuk melihat apakah mulut atau mata mengalami kemiringan. \n• A- arm weakness (kelemahan pada lengan) : meminta seseorang untuk mengangkat tangan, lihat apabila lengan mampu menahan. \n• S- speech disturbance (kesusahan berbicara) : meminta seseorang untuk mengulang pengucapan Anda. \n• T- time (waktu) : mengitung waktu mulai gejala timbul. \n\n Faktor Risiko Stroke \nStroke disebabkan oleh banyak faktor risiko yang terbagi faktor resiko modifiable (hipetensi, diabetes melitus, atrial fibrilasi dan penyakit katup jantung, hematokrit, fibrinogen, polisitemia, hiperkolesterolemia, pil kontrasepsi, merokok, alkohol, obesitas) dan nonmodifiable (usia, ras, jenis kelamin, riwayat keluarga, stroke sebelumnya). \n\n \n Usia \n Risiko stroke meningkat dua kali lipat setiap pertambahan usia 10 tahun dari usia 55 tahun. \n Riwayat keluarga \n Anda akan memiliki risiko stroke lebih besar jika memiliki orang tua, kakek-nenek, saudara yang juga mengalami stroke. \n Jenis kelamin \n Setiap tahunnya kejadian stroke pada wanita lebih banyak daripada pria, dan stroke lebih banyak menyebabkan kematian pada wanita daripada pria. Beberapa kondisi berikut membuat wanita memiliki risiko stroke semakin besar yaitu\n \n Penggunaan pil KB \n Kehamilan \n Riwayat pre-eklamsia/ eklamsia \n Diabetes gestasional/ diabetes saat kehamilan \n Merokok \n Menjalani terapi hormon pasca menopause. \n \n \n Tekanan darah tinggi \n Tingginya tekanan darah merupakan penyebab utama terjadinya stroke, dan hal ini merupakan faktor risiko yang paling penting untuk dikontrol. \n Merokok \n Dalam beberapa tahun belakangan menunjukkan bahwa merokok merupakan factor risiko yang sangat penting diperhatikan karena nikotin dan karbonmonoksida yang terkandung di dalam rokok dapat merusak sistim kardiovaskular dalam berbagai cara. \n Diabetes mellitus \n Diabetes merupakan faktor resiko independen untuk timbulnya stroke. Sebagian besar orang dengan diabetes juga memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan kelebihan berat badan. Kesemua hal ini semakin meningkatkan risiko terjadinya stroke. Meskipun diabetes diobati, namun keberadaan 3 kondisi lainnya tetap akan meningkatkan risiko stroke. \n Kolesterol tinggi \n Kadar kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko stroke. \n Pola makan \n Pola makan tinggi lemak jenuh,lemak trans dan kolesterol meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Makanan yang tinggi garam akan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan makanan yang tinggi karbohidrat berkontribusi untuk meningkatkan kadar gula dalam darah. \n Kurangnya aktifitas fisik \n Kurangnya aktifitas olah tubuh dan obesitas atau keduanya dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, penyakit jantung dan tentu stroke. Lakukan olah tubuh minimal 30 menit setiap hari secara rutin. \n \n\n Pencegahan Stroke \n• Berhenti merokok \n• Mengontrol tekanan darah \n• Memiliki berat badan ideal. \n• Memiliki kadar kolesterol dalam darah tinggi. \n• Melakukan kegiatan fisik seperti berolahraga minimal 30 menit setiap hari. \n• Mengubah pola makan menjadi lebih sehat dengan memperbanyak buah dan sayuran dan mengurangi konsumsi kolesterol. \n• Membatasi konsumsi alkohol. \n• Mengontrol kadar gula darah agar tetap terkontrol. \n• Cukup tidur. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 11 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 11 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>