- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 20 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Reproduksi<\/a><\/h3>
Angka jumlah perokok di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2020, prevalensi perokok di Indonesia adalah sekitar 35,6% dari jumlah penduduk dewasa (usia 15 tahun ke atas). Ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat prevalensi perokok tertinggi di dunia. Selain itu, jumlah perokok aktif di Indonesia juga cukup besar, sejumlah diperkirakan sekitar 57 juta orang. Diantara kalian ada yang masih merokok kah? \n\n Selain bisa berisiko menyebabkan kanker paru-paru, merokok juga berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi loh! \n\n Yuk berhenti merokok sebelum masalah-masalah diatas terjadi, terutama bagi kalian yang sudah berstatus pasangan suami-istri. Karena baik perokok aktif maupun pasif dapat berisiko terkena gangguan kesuburan yang tidak hanya menimpa perempuan, namun juga pria. \n\n Berikut bahaya merokok bagi kesehatan reproduksi : \nKualitas Sperma Menurun \nApabila sperma memiliki kualitas yang bagus maka dapat berkemungkinan besar untuk memiliki anak lebih cepat. Namun sayangnya apabila sperma menurun atau memiliki kualitas yang tidak bagus maka akan lebih sulit memiliki momongan. Hal ini dikarenakan asap rokok yang terhirup mampu menjadikan kualitas sperma menjadi buruk. Sehingga bagi Anda yang sudah berencana ingin melakukan program kehamilan sebaiknya hindari rokok, baik itu sebagai perokok aktif maupun Perokok pasif. \n\n \nKemampuan Sperma Berenang Mengalami Penurunan \nKandungan bahaya dari asap rokok yang telah terserap oleh tubuh dapat menjadikan kemampuan sperma menjadi lebih buruk, karena sperma tidak dapat berenang secara baik. Dengan demikian maka sperma akan mengalami kesulitan ketika hendak mencapai sel telur. Semakin tinggi kemampuan sperma dalam berenang maka akan semakin besar pula peluang untuk pembuahan. Hal ini pun juga berlaku sebaliknya yaitu jika kemampuan sperma selama berenang mengalami penurunan maka peluang untuk bisa hamil atau pembuahan juga lebih kecil. \n\n Perpindahan Sperma Menjadi Terganggu \nSelain membuat kualitas sperma menurun dampak buruk dari merokok juga akan berpengaruh pada perpindahan sperma yang mengalami gangguan. Sementara sperma akan berpindah dari tuba fallopi ke bagian rahim. Hal ini berarti apabila tidak terdapat sel telur ke rahim maka akan jauh lebih sulit mengalami pembuahan. \n\n Dapat Merusak DNA \nKalaupun pembuahan sudah terjadi, namun bukan berarti rokok tidak memberikan dampak yang buruk. Karena efek rokok tidak hanya berhenti dalam proses pembuahan saja. Namun zat kimia yang terdapat pada rokok dapat merusak DNA pada saat pembuahan telah terjadi. Pada saat DNA sel telur maupun sel sperma mengalami kerusakan maka hal ini pembuahan akan menjadi sulit terjadi. Meskipun pembuahan telah terjadi namun untuk resiko keguguran berpeluang lebih tinggi. \n\n Disfungsi Ereksi \nDisfungsi ereksi dapat terjadi para pria yang mana pria akan mengalami kesulitan dalam menjaga maupun mengalami ereksi. Dampak buruk dari disfungsi ereksi bersumber pada kebiasaan buruk yang sering dilakukan yaitu seperti merokok. Jika pria terus-menerus merokok maka pembuahan akan menjadi lebih sulit terjadi. \n\n Keseimbangan Hormon yang Rusak \nKeseimbangan hormon dapat mengalami kerusakan karena adanya zat kimia yang terkandung dalam rokok. Zat kimia tersebut masuk ke bagian aliran darah melalui asap. Sehingga jika hal ini terus dibiarkan maka akan berpengaruh pada hormon baik itu wanita maupun pria. Pada saat hormon tubuh gangguan maka sistem reproduksi tubuh juga akan mengalami gangguan. \n\n Menopause Dini \nWanita yang merokok akan mengalami menopause lebih dini maka hal ini berarti bahwa wanita akan lebih mempercepat kehilangan sel telur sehingga peluang untuk bisa hamil sangatlah kecil. Jika Anda menginginkan kehadiran buah hati sangat disarankan untuk memperbaiki pola gaya hidup yang lebih baik salah satunya yaitu menghindari asap rokok. \n\n Dampak buruk yang ditimbulkan oleh asap rokok seperti yang ada di atas bisa dijadikan sebagai motivasi untuk bisa berhenti merokok mulai dari sekarang selain menghindari gangguan pada kesuburan menghindari rokok juga akan membuat Anda terhindar dari berbagai penyakit bahaya lainnya \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 18 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Infeksi Saluran Kemih<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi ketika terjadi infeksi di bagian mana saja di sistem kemih, bisa terjadi di ginjal, ureter, kandung kemih, hingga uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) sendiri merupakan infeksi yang disebabkan oleh mikroba. Beberapa disebabkan oleh bakteri, tetapi ada juga karena jamur atau virus. \n\n Infeksi saluran kemih (ISK) adalah salah satu infeksi bakteri yang paling umum, mempengaruhi 150 juta orang di seluruh dunia setiap tahun. Meskipun pria dan wanita dapat terinfeksi, ISK secara tradisional dianggap sebagai penyakit wanita, 50% diantaranya akan memilikinya seumur hidup. Hal ini karena ukuran uretra (saluran urine dari kandung kemih keluar tubuh) wanita yang lebih pendek. Adapun gejala infeksi saluran kemih, yaitu: \n\n \n \n Demam ( ≥ 38℃) atau menggigil \n \n \n Rasa nyeri yang baru terasa atau meningkat saat buang air kecil \n \n \n Nyeri di bagian panggul \n \n \n Perubahan warna dan bau urin \n \n \n\n Berikut ini cara mencegah infeksi saluran kemih, yaitu: \n\n - Minum air yang banyak, air minum membantu mengencerkan urin yang menyebabkan sering buang air kecil sehingga memungkinkan bakteri keluar dari saluran kemih sebelum terjadi infeksi. \n\n - Membersihkan alat kelamin dari depan ke belakang untuk membantu penyebaran bakteri dari anus ke vagina dan uretra. \n\n - Mengosongkan kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual. \n\n - Menghindari pemakaian produk kewanitaan yang dapat mengiritasi. \n\n - Pemilihan alat kontrasepsi, kondom yang kurang pelumas dapat menyebabkan iritasi di daerah genital. \n\n Menurut National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse (NKUDIC), infeksi saluran kemih merupakan penyakit infeksi kedua tersering setelah infeksi saluran pernafasan. Penyakit ini dapat menyerang mulai dari bayi yang baru lahir hingga lansia. Penyakit ini lebih sering menyerang wanita dibandingkan pria. Hal ini disebabkan oleh ukuran uretra yang lebih pendek sehingga bakteri lebih mudah memperoleh akses ke kandung kemih. Adapun gejala infeksi saluran kemih, yaitu: \n\n 1. Kemaluan terasa terbakar ketika buang air kecil \n\n 2. Sering ingin buang air kecil, meskipun urin yang keluar sedikit \n\n 3. Nyeri atau tekanan di pinggang atau perut bagian bawah \n\n 4. Kencing berdarah atau berwarna lebih gelap \n\n 5. Urin berbau menyengat \n\n 6. Lebih sering buang air kecil di malam hari \n\n 7. Nyeri saat berhubungan seksual \n\n 8. Merasa lelah atau gemetar \n\n 9. Demam atau kedinginan (mengindikasikan infeksi mungkin sudah mencapai ginjal) \n\n \n\n Pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh dokter spesialis urologi untuk menegakkan diagnosa, seperti: \n\n 1. Pemeriksaan urin, untuk mendeteksi keberadaan bakteri di urin \n\n 2. Rontgen atau USG, untuk memeriksa kemungkinan kelainan pada kandung kemih \n\n 3. Sistoskopi, untuk melihat saluran kemih pasien. Bila diperlukan, dokter dapat memanfaatkan sistoskopi untuk mengambil sampel jaringan (biopsi) pada kandung kemih kemudian diteliti di laboratorium \n\n \n\n Berikut ini cara mencegah infeksi saluran kemih, yaitu: \n\n - Tidak menahan kencing \n\n - Selalu membersihkan area kemaluan dari depan kebelakang setelah berkemih \n\n - Minum air putih yang cukup (2-3 liter per hari) \n\n - Semprotan kebersihan area wanita, pewangi area kewanitaan, dan produk-produk lain untuk area kewanitaan harus dihindari karena hanya akan mengiritasi mukosa \n\n - Bersihkan area genital sebelum melakukan hubungan intim. Hal ini bertujuan untuk menyingkirkan bakteri yang berpotensi masuk ke uretra \n\n - Mengganti celana dalam tiap hari \n\n - Jangan menggunakan pakaian bawahan yang terlalu ketat karena akan meningkatkan kelembaban \n\n \n\n Dokter akan meresepkan obat untuk meredakan rasa sakit, serta penurun demam jika terdapat keluhan nyeri dan demam. Jika kondisi ini terjadi sebanyak tiga kali dalam setahun atau lebih, periksakan diri ke dokter agar dapat direkomendasikan rencana perawatan khusus. Infeksi kandung kemih ringan biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. \n\n \n\n Sahabat Hermina, jangan takut untuk lakukan screening kesehatan saluran kemih secara berkala sebagai langkah deteksi dini gangguan kesehatan saluran kemih ke dokter spesialis urologi di RSU Hermina Balikpapan. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 18 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Penyebab Sering Buang Air Kecil <\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Urine diproduksi oleh ginjal dan berguna untuk membuang racun, bakteri, dan residu berbahaya dari dalam tubuh. Jadi, bisa dikatakan bahwa urine menjadi proses detoksifikasi paling alami. \n\n Frekuensi buang air kecil ini bisa berbeda-beda setiap orang tergantung seberapa banyak asupan cairan dan aktivitas yang dilakukan dalam sehari. \n\n Adapun beberapa penyebabnya, diantaranya: \n\n \n\n 1. Terlalu Banyak Minum Air \n\n Ketika minum terlalu banyak, maka tubuh akan mengeluarkan apa yang tidak perlu. Meskipun begitu, kebutuhan air setiap orang memang tidak bisa diukur secara merata tergantung pada tingkat aktivitas, berat badan tubuh, dan Kesehatan \n\n \n\n 2. Mengonsumsi Terlalu Banyak Kafein \n\n Kebiasaan mengonsumsi terlalu banyak kafein bisa menyebabkan sering buang air kecil. \n\n Kafein bersifat diuretik, yang artinya dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil karena diuretik meningkatkan jumlah garam dan air yang keluar dari ginjal. Jadi, meskipun minum kopi dan teh baik untuk kesehatan, sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu banyak, ya. \n\n \n\n 3. Tanda Awal Kehamilan \n\n Pada trimester pertama, volume darah akan meningkat sehingga ginjal harus memproses cairan berlebih yang menguap di kandung kemih. Sering buang air kecil nyatanya menjadi salah satu tanda awal kehamilan. Hal ini bisa berlanjut pada trimester kedua hingga menjelang persalinan. Perlu diwaspadai apabila merasa nyeri atau terasa terbakar saat buang air kecil, bisa jadi itu merupakan gejala dari infeksi saluran kemih saat hamil. \n\n 4. Infeksi Saluran Kemih \n\n \n\n Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri, biasanya berasal dari usus, membuat jalan ke kandung kemih, uretra, ureter atau ginjal. Salah satu gejalanya adalah sering buang air kecil dengan disertai gejala lain seperti nyeri saat buang air kecil, sakit pinggang, atau muncul darah di dalam urine. \n\n \n\n 5. Gejala dari Penyakit Diabetes \n\n Sering buang air kecil ternyata bisa menjadi gejala dari diabetes tipe 1 dan 2. \n\n Hal ini disebabkan karena kelebihan gula yang menumpuk dalam darah, yang membuat ginjal bekerja keras untuk menyaring dan menyerapnya. \n\n Tentunya sering buang air kecil bukan menjadi satu-satunya gejala, ada gejala lainnya seperti penurunan berat badan secara drastis, pandangan kabur, merasa lapar terus-menerus, dan terdapat luka yang sulit disembuhkan. \n\n \n\n 6. Vaginitis \n\n Vaginitis juga menjadi penyebab sering buang air kecil. Vaginitis adalah kondisi di mana vulva membengkak, meradang, dan nyeri disebabkan karena infeksi. Gejala vaginitis di antaranya nyeri dan tidak nyaman pada kemaluan, serta sering buang air kecil.Saat mengalami vaginitis, biasanya keputihan berwarna putih keabuan atau kuning kehijauan, bertekstur kental, dan berbau amis. \n\n \n\n 7. Overactive Bladder \n\n Overactive bladder (OAB) alias beser adalah saat kandung kemih butuh dikosongkan lebih sering daripada biasanya. OAB juga membuat kita harus bolak-balik ke toilet lebih dari 8 kali dalam waktu 24 jam, juga buang air kecil di tengah malam lebih dari 1 kali. \n\n \n\n 8. Batu Kandung Kemih \n\n Mirip seperti batu ginjal, batu kandung kemih terjadi saat mineral di urine menyatu dan membentuk batu-batu keras berukuran kecil. \n\n \n Sering buang air kecil, terutama di malam hari \n Sakit perut bagian bawah \n Nyeri saat buang air kecil \n Berdarah saat buang air kecil \n Urine berwarna gelap \n \n\n 9. Stres dan Cemas \n\n Sering air kecil ternyata bisa disebabkan karena kecemasan, gugup, atau stres. \n\n Hal ini terjadi karena reaksi tubuh saat menghadapi stres atau kejadian lainnya yang membuat kita tertekan. \n\n Bila Moms sering mengalami kecemasan atau stres di kehidupan sehari-hari, carilah cara untuk menghadapinya agar frekuensi buang air kecil bisa kembali normal. \n\n \n\n 10. Interstitial Cystitis \n\n Penyebab sering buang air kecil berikutnya adalah penyakit interstitial cystitis (IC). IC adalah infeksi kandung kemih kronis yang sering dialami wanita. \n\n Interstitial Cystitis Association menyebutkan tanda-tanda IC di antaranya: \n\n \n Sering buang buang air kecil di siang dan malam hari, kondisi yang parah bisa mencapai 60 kali buang air kecil dalam sehari \n Keinginan buang air kecil yang tak tertahankan \n Nyeri di bagian bawah perut dan area vagina atau penis \n Nyeri saat berhubungan seks \n \n\n \n\n 11. Menopause \n\n \n\n Berkurangnya level estrogen saat sedang menopause bisa menjadi penyebab sering buang air kecil.Estrogen berperan untuk mendukung bagian samping kandung kemih, sehingga saat estrogen berkurang, kita akan lebih sering buang air kecil, bahkan sampai susah menahannya. \n\n Oleh sebab itu, perempuan yang sudah mulai masuk fase menopause akan sering ke kamar mandi di malam hari. \n\n Umumnya, Anda akan disarankan dokter urologi ,ketika ditemukan tanda dan gejala yang mengacu pada penyakit di saluran kemih atau sistem reproduksi. \n\n Selain itu, Anda juga disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter urologi jika mengalami gejala-gejala berikut ini: \n\n \n Urine berwarna merah muda, merah, atau cokelat \n Nyeri perut bawah, punggung, atau pinggang, disertai mual dan muntah \n Nyeri saat buang air kecil \n Selalu merasa ingin buang air kecil, padahal baru saja buang air kecil \n Volume urine hanya sedikit \n Tidak dapat menahan buang air kecil \n Adanya benjolan pada testis \n Disfungsi seksual \n Ada masalah kesuburan pada pria \n \n\n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina merasakan keluhan seperti diatas bisa langsung kunsultasi dengan dr. Her Bayu Widyasmara, SpU yang praktek di RS Hermina Mekarsari. Cek Jadwal praktek dan Appoinment https://herminahospitals.com/id/doctors/dr-her-bayu-widyasmara-spu \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 13 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Seputar Infeksi Saluran Kemih <\/a><\/h3>
\n\n Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi di mana terjadinya infeksi pada organ yang termasuk di dalam sistem kemih, yaitu, ginjal, Ureter, kandung kemih, dan juga uretra. \n\n Mekanisme Terbentuknya urine, Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk urine. Selanjutnya, urine dialirkan dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urine akan dibuang ke luar tubuh melalui saluran yang disebut uretra \n\n \n\n Jenis Infeksi Saluran Kemih \n\n Berdasarkan bagian yang terinfeksi, infeksi saluran kemih (ISK) terbagi menjadi dua jenis, yaitu: \n\n \n ISK atas, yaitu infeksi yang terjadi pada organ yang terletak sebelum kandung kemih, yaitu ginjal dan ureter \n ISK bawah, yaitu infeksi di kandung kemih bagian bawah, yaitu kandung kemih dan uretra \n \n\n ISK atas lebih berbahaya dan harus segera ditangani. Jika dibiarkan, infeksi di ginjal dapat menyebar luas ke seluruh tubuh. \n\n \n\n Penyebab Infeksi Saluran Kemih \n\n Infeksi saluran kemih biasanya terjadi saat bakteri masuk ke saluran kemih melalui uretra dan berkembang di kandung kemih. Jika tidak ditangani, bakteri dapat menyebabkan infeksi sampai ke ginjal.. \n\n Faktor Risiko Infeksi Saluran Kemih \n\n Infeksi dapat terjadi pada semua umur, baik anak-anak, dewasa ataupun lansia. \n\n Perempuan menjadi lebih rentan karena saluran urethra hanya memiliki panjang sekitar 4 cm (pria mencapai 16-20cm), sehingga bakteri lebih mudah mencapai kandung kemih dan ginjal Infeksi saluran kemih lebih umum terjadi pada wanita, Untuk menghindarinya, kamu perlu tahu beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini. Berikut faktor risiko dari gangguan ini: \n\n \n Aktif secara seksual. \n Anatomi tubuh wanita yang memiliki uretra lebih pendek dibandingkan pria. \n Menggunakan jenis alat kontrasepsi tertentu. \n Sudah menopause. Setelah menopause, berkurangnya hormon estrogen membuat saluran kemih lebih mudah terinfeksi. Karena hilangnya flora vagina yang melindungi \n \n\n \n Mengalami penyumbatan di saluran kemih: Pembesaran prostat, Penyempitan saluran kencing \n Menggunakan kateter. Penggunaan kateter karena tidak bisa berkemih bisa mengundang bakteri masuk ke saluran kemih. \n Mendapatkan operasi atau pemeriksaan saluran kemih. \n Saluran abnormal: Anatomi saluran kemih yang abnormal sehingga tak bisa berkemih secara wajar juga menjadi faktor infeksi. \n Masalah imun: Ketika kekebalan tubuh berkurang, misalnya karena mengidap diabetes, bakteri lebih mudah masuk. \n Batu Saluran Kemih: Batu dapat menjadi sumber infeksi karena merupakan benda asing yang menjadi tempat berkembangnya bakteri di dalam saluran kemih. \n \n \n\n Wanita yang memiliki kebiasaan menyeka area kemaluan setelah buang air kecil dari arah belakang ke depan, juga risiko terserang penyakit ini. Sebab, uretra terletak berdekatan dengan anus yang cenderung memiliki banyak bakteri. \n\n Berhubungan intim juga bisa menyebabkan bakteri masuk ke saluran kemih, selain dari kebiasaan jorok setelah buang air kecil. Berdasarkan hal tersebut, membersihkan area kemaluan setelah melakukan hubungan intim merupakan hal yang sangat penting. \n\n Gejala Infeksi Saluran Kemih \n\n Gangguan ini menyebabkan lapisan saluran kemih menjadi merah dan mengalami peradangan (iritasi). Akibat hal tersebut, ada beberapa gejala yang dapat ditimbulkan, seperti: \n\n \n Kemaluan terasa terbakar ketika buang air kecil; \n Sering ingin buang air kecil, meskipun urine yang keluar sedikit; (Anyang2an) \n Nyeri atau tekanan di punggung, Pinggang atau perut bagian bawah; \n Kencing berdarah atau berwarna lebih gelap; \n Urine berbau menyengat; \n Lebih sering buang air kecil di malam hari; \n Nyeri saat berhubungan seksual; \n Terasa sakit pada penis; \n Merasa lelah atau gemetar; dan \n Demam atau kedinginan (mengindikasikan infeksi mungkin sudah mencapai ginjal). \n \n\n Diagnosis Infeksi Saluran Kemih \n\n Beberapa tes dan prosedur yang bisa digunakan untuk mendiagnosis infeksi saluran kemih, yaitu: \n\n \n Melakukan urinalisis, yaitu menganalisis sampel urine, untuk mencari sel darah putih, sel darah merah, atau bakteri. \n Melakukan kultur urine yang berguna menentukan jenis bakteri yang ada untuk menentukan perawatan yang tepat. \n Tes Pencitraan. Dokter bisa merekomendasikan USG, CT scan, atau MRI untuk melihat gambar saluran kemih \n Melakukan sistoskopi, pemeriksaan menggunakan alat khusus yang dimasukkan dari uretra untuk melihat ke dalam kandung kemih. \n \n\n Pengobatan Infeksi Saluran Kemih \n\n Pengobatan ISK yang paling umum dilakukan adalah dengan pemberian antibiotic yang sesuai dengan kuman. Obat ini mampu membunuh bakteri, sehingga menuntaskan infeksi yang terjadi. Selain itu, pastikan juga untuk menghabiskan antibiotik sesuai dengan resep dari dokter agar ISK tuntas dan tubuh tidak resistensi obat nantinya. Kita juga harus menghilangkan sumber infeksinya. \n\n Perlu juga untuk mengonsumsi lebih banyak air putih agar bakteri bisa hilang dari sistem saluran kemih. Tentunya hal ini harus didampingi dengan mengonsumsi obat secara rutin. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat untuk meredakan rasa sakit, serta penurun demam jika memang ada keluhan nyeri dan demam. \n\n Dalam kasus yang kompleks, Tirah baring dan antibiotik dalam jangka waktu lebih panjang atau intravena mungkin diperlukan,. \n\n Komplikasi Infeksi Saluran Kemih \n\n Infeksi yang tidak segera diatasi dapat memicu terjadinya urosepsis, yaitu kondisi ketika bakteri di ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah. Hal ini dapat menyebabkan banyak dampak buruk, seperti syok hingga kematian. Selain itu, dalam beberapa kasus infeksi saluran kemih juga bisa menyebabkan: \n\n Bila tak segera diobati, ISK dapat menimbulkan komplikasi, seperti: \n\n \n Kerusakan ginjal atau gagal ginjal permanen \n Penyempitan uretra pada pria atau striktur \n Beberapa bakteri dapat menyebabkan terjadinya pembentukan batu saluran kemih \n Bayi lahir prematur atau bobotnya rendah pada ibu hamil: Infeksi saluran kemih lebih merupakan kekhawatiran pada kehamilan karena meningkatnya risiko infeksi ginjal. Selama kehamilan, tingkat progesteron yang tinggi meningkatkan risiko berkurangnya tonus otot ureter dan kandung kemih, yang mengakibatkan lebih besarnya kemungkinan refluks, yakni urin mengalir kembali ke ureter di bagian atas dan menuju ginjal . Meskipun risiko bakteriuria asimtomatik tidak meningkat pada perempuan yang hamil, bila terdapat bakteriuria maka mereka memiliki risiko infeksi ginjal sebesar 25-40%.[10] Oleh karena itu bila pemeriksaan urin menunjukkan tanda-tanda infeksi—meskipun tanpa gejala—sebaiknya diberikan terapi \n \n\n \n\n Pencegahan Infeksi Saluran Kemih \n\n Berikut ini cara mencegah infeksi saluran kemih, meliputi: \n\n \n Tidak menahan kencing; \n Selalu membersihkan area kemaluan dari depan ke belakang setelah berkemih; \n Minum banyak air Putih min 2L/hari \n Semprotan kebersihan area wanita, pewangi area kewanitaan, dan produk-produk lain untuk area kewanitaan harus dihindari karena hanya akan mengiritasi mukosa; \n Bersihkan area genital sebelum melakukan hubungan intim; \n Setelah berhubungan intim, buang air kecil. Hal ini bertujuan untuk menyingkirkan bakteri yang mungkin telah masuk ke uretra; \n Jangan menggunakan celana dalam selama berhari-hari; dan \n Jangan menggunakan pakaian bawahan yang ketat karena akan meningkatkan kelembapan. \n Pada anak-anak, mengganti popok tanpa menunggu penuh akan menghambat pertumbuhan bakteri yang bisa memicu infeksi. \n \n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n Jika kamu mengalami salah satu atau lebih gejala infeksi saluran kemih, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan medis. Apabila penyakit ini mendapat diagnosis dini, maka kemungkinan terjadinya komplikasi bisa dicegah. Semakin cepat pemeriksaan dilakukan, semakin baik. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 13 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>