- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 22 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Carpal Tunnel Syndrome<\/a><\/h3>
Carpal Tunnel Syndrome \n\n Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan kondisi di mana jari-jari tangan terutama jempol, telunjuk, jari tengah dan setengah jari manis mengalami sensasi rasa kesemutan, kebas, kesetrum, tebal, kurang rasa, nyeri / keram, serta lemah di tangan. Gejala yang muncul ini biasanya berkembang secara perlahan dan bertambah berat pada malam hari. Sindrom ini disebabkan karena saraf median di dalam pergelangan tangan terhimpit atau tertekan disebabkan terowongan karpal menjadi sempit akibat jaringan yang mengelilinginya membengkak dan menekan saraf median. Wanita biasanya lebih berisiko mengalami penyakit ini daripada laki-laki. \n\n \n\n Faktor Risiko Terjadinya CTS \n\n \n Jenis kelamin wanita \n Diabetes mellitus \n Rheumatoid arthritis \n Perubahan keseimbangan cairan tubuh. \n Menopause, obesitas, penyakit tiroid, gagal ginjal. \n Bekerja dengan alat yang bergetar, berat dan berulang - ulang dengan menggunakan tangan seperti kerjaan di pabrik, mengetik, menulis, membuat kue, penjahit, driver, mengemudi sepeda motor, dan lainnya. \n Faktor keturunan keluarga \n Cedera pada pergelangan tangan \n Kehamilan \n \n\n \n\n Gejala Carpal Tunnel Syndrome \n\n \n Sensasi rasa kesemutan, tebal, kebas, kurang rasa, keram, rasa sakit pada jari jempol, telunjuk, tengah, dan sebagian jari manis. Dapat disertai dengan melemahnya jari-jari tangan tersebut \n Rasa sakit pada lengan. \n Kurang sensitif terhadap sentuhan. \n Bengkak, kulit kering, atau perubahan warna pada kulit tangan. \n Kemampuan jari atau tangan yang terpengaruh oleh CTS akan berkurang, seperti mengancingkan baju, mengetik, atau mengangkat sesuatu dengan jari. \n Tangan atau jari yang terpengaruh CTS akan terasa sulit untuk digerakkan, misalnya mengetik, mengancingkan baju, atau mengangkat sesuatu dengan jari. \n \n\n \n\n Diagnosis Carpal Tunnel Syndrome \n\n Diagnosis CTS ditegakkan dengan melakukan anamesa gejala CTS lalu dilakukan pemeriksaan fisik pada tangan dan pergelangan. Biasanya dilakukan tes Tinnel dan Phallen untuk menegakkan CTS. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan \n\n \n Elektromiografi atau studi konduksi saraf. \n Pencitraan dengan ultrasonografi. \n \n\n \n\n Pengobatan Carpal Tunnel Syndrome \n\n Pengobatan CTS dapat dilakukan dengan pemberian medikamentosa, penyuntikan untuk pelepasan saraf terjepit, serta operasi. Pasien juga disarankan menggunakan pelindung pergelangan tangan (wrist support) selama beraktivitas dan mengurangi pekerjaan yang banyak melibatkan pergelangan tangan. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai Tanda dan Gejala Stroke<\/a><\/h3>
Stroke, menurut WHO, adalah adanya defisit neurologi fokal atau global akibat gangguan fungsi otak yang terjadi secara mendadak, berlangsung > 24 jam atau meninggal, disebabkan semata-mata karena kelainan pembuluh darah otak, termasuk stroke mata dan medulla spinalis. Secara garis besar stroke dapat dibedakan menjadi stroke sumbatan dan stroke perdarahan. Setiap tahunnya di Indonesia diperkirakan terdapat 550.000 kasus stroke baru, dan menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia setelah kardiovaskular dan kanker, dan menjadi penyebab utama kecacatan. \n\n Stroke disebabkan oleh banyak faktor risiko yang terbagi faktor resiko yang dapat dimodifikasi (hipertensi, kencing manis, gangguan irama jantung dan penyakit katup jantung, kelainan darah, kolesterol berlebih, pil kontrasepsi, merokok, alkohol, obesitas) dan yang tidak dapat dimodifikasi (usia, ras, jenis kelamin, stroke sebelumnya). \n\n Kejadian stroke sangat penting untuk diketahui tanda dan gejala nya oleh pasien, keluarga, teman, dan masyarakat sekitar karena kejadian stroke adalah kejadian gawat darurat yang harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan segera guna mencegah kematian dan kecacatan pada pasien. Tanda dan gejala stroke yang dapat dikenali oleh masyarakat awam disingkat menjadi "F.A.S.T warning sign". \n\n F.A.S.T warning sign terdiri dari : \n\n • F = Face Drooping – Apakah satu sisi wajah tidak simetris atau terasa baal? Minta pasien untuk tersenyum, apakah senyum nya tidak simetris / mencong? \n\n • A = Arm Weakness – Apakah satu sisi lengan mengalami kelebihan atau baal? Minta pasien untuk mengangkat kedua lengan, apakah satu sisi lengan terlihat jatuh ke arah bawah? \n\n • S = Speech Difficulty – Apakah pasien terlihat kesulitan bicara / bicara rero? \n\n • T = Time to call 911 – Jika salah 1 di atas ya, maka pasien harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat. \n\n Tanda dan gejala stroke lain yang harus diperhatikan selain yang disebut di atas adalah : \n\n • Kelemahan atau baal dari wajah, lengan, tungkai pada 1 sisi tubuh yang terjadi secara mendadak. \n\n • Penurunan kesadaran mendadak, kesulitan berbicara atau kesulitan memahami pembicaran dan perintah. \n\n • Kesulitan melihat pada 1 atau kedua mata secara mendadak. \n\n • Pandangan ganda, gelap sesaat, baal sekitar mulut, telinga berdenging, sulit menelan, tersedak, suara sengau yang terjadi secara mendadak. \n\n • Kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan yang terjadi mendadak. \n\n • Nyeri kepala yang terjadi secara mendadak. \n\n • Muntah menyemprot mendadak. \n\n • Kejang. \n\n Jika ada gejala dan tanda seperti yang disebutkan di atas, hendaklah keluarga, teman, rekan kerja, masyarakat di sekitar segera membawa pasien ke Rumah Sakit tanpa ada penundaan, dan pasien segera ditangani / dikonsulkan ke dokter spesialis saraf agar angka kematian dan angka kecacatan dapat ditekan dan diturunkan. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 09 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Koma Dapat Menyebabkan Kematian? Yuk Cari Tau Lebih Dalam Tentang Koma !<\/a><\/h3>
Tahukah sahabat Hermina, Koma merupakan fase yang paling tinggi pada seseorang yang hilang kesadaran. Pada pasien atau orang yang mengidap koma mereka tidak bisa memberikan sebuah gerakan, memberikan respons untuk rangsangan, ataupun membuka mata. Koma akan membuat pengidapnya hilang kesadaran dalam waktu yang lama, lain hal dengan pingsan yang membuat penderitanya hilang kesadaran sementara. \n\n Koma disebabkan oleh kerusakan pada otak yang menjalankan fungsi kesadaran. Kerusakan yang dibuat dapat berlangsung dalam jangka pendek atau jangka panjang, terdapat beberapa situasi yang membuat kerusakan pada otak dan pencetus terjadinya koma, diantaranya adalah : \n\n \n Cedera parah pada kepala, contohnya akibat perkelahian atau kecelakaan. \n Stroke. \n Kadar gula darah dalam tubuh yang tinggi ataupun rendah. \n Kekurangan oksigen dalam tubuh. \n Overdosis (Terhadap Narkotika atau Alkohol). \n \n\n Gejala pokok dari koma adalah pengurangan kesadaran dengan ciri-ciri pada penderita tidak mampu untuk merenspons situasi di dekatnya dan hilangnya kemampuan untuk berpikir. Pengidap koma tidak bisa bergerak walaupun sudah diberi rangsangan, jika terdapat respon, respon yang dapat diberikan minim, seperti meraung kecil ketika diberi cubitan. Kadang kala pengidap koma masih bisa bernapas dan memiliki denyut jantung yang teratur tetapi pada banyak kasus mereka para penderita koma sudah diberikan obat untuk menunjang denyut pada jantung dan diberikan alat bantuan penapasan. Koma adalah kondisi gawat darurat yang harus cepat ditangani dokter, oleh karena itu, jika mengalami peristiwa tidak mengenakan seperti kecelakaan harus segera ke dokter, terlebih jika terdapat luka atapun benturan pada kepala. \n\n Untuk mediagnosis pasien koma, pertama dokter akan mengambil tindakan untuk memastikan keadaan sang pasien sedang dalam kondisi stabil dan menilai kesadaran pasien dengan memastikan pasien tersebut dapat melakukan beberapa gerakan, membuka mata, dan memberikan respon suara. Selain itu, ada beberapa faktor yang akan diperiksa oleh dokter untuk mencari pemicu dari koma yang dialami pasien, diantaranya : \n\n \n Detak Jantung \n Cedera pada kepala \n Keadaan Kulit, contohnya seperti pucat, kuning, ataupun kebiruan \n Keadaan suhu tubuh \n \n\n Selain itu, dokter juga akan meminta dari orang sekitar pasien untuk dimintai keterangan mengenai kondisi pasien sebelum koma, seperti kondisi pasien sebelum koma, apa saja obat yang dikonsumsi oleh pasien, gejala pasien sebelum mengalami koma seperti pusing, sakit kepala, ataupun kejang-kejang, dan terakhir bagaimana cara si pasien kehilangan kesadarannya, apakah secara tiba-tiba atau perlahan. Kesadaran pasien untuk pulih dari koma terjadinya secara bertahap, beberapa dari mereka yang pulih dapat sembuh total sementara beberapa dari mereka ada yang mengalami penurunan fungsi otak pada bagian tubuh tertentu. \n\n Terdapat beberapa cara mencegah koma, untuk cegah koma dikarenakan cedera kepala dapat berhati-hati ketika berkendara dan bekerja, jika melakukan pekerjaan ataupun kegiatan yang beresiko cedera kepala, disarankan untuk memakai alat pelindung diri sesuai anjuran keselamatan kerja. Pada orang yang menderita penyakit dengan risiko koma seperti liver atau diabetes harus rajin untuk memeriksakan diri pada dokter supaya kondisi pasien tersebut selalu terjaga. Terakhir, jika sedang berkendara penting untuk menggunakan helm dan sabuk pengaman agar terhindar dari cedera. Jika terjadi benturan pada bagian kepala segera periksakan diri ke dokter spesialis RS Hermina Tanuntuk terhindar dari gangguan pada otak dan bagian lainnya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 11 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Stroke dan Pencegahannya<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, menurut WHO, stroke adalah defisit neurologi fokal atau global akibat gangguan fungsi serebral yang terjadi secara mendadak, berlangsung > 24 jam atau meninggal, disebabkan semata-mat karena kelainan pembuluh darah otak, termasuk stroke mata dan medulla spinalis. Stroke muncul ketika terjadi penyumbatan atau pecah pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi yang menuju ke otak. Penyumbatan dapat disebabkan adanya plak yang menempel pada dinding bagian dalam pembuluh darah sehingga bagian otak yang berhubungan dengan pembuluh darah tersebut tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi, yang berakibat sel-sel yang berada pada bagian tersebut akan mati. Sedangkan pecah pembuluh darah terjadi akibat dari tingginya tekanan darah yang terjadi terus menerus. \n\n Berdasarkan penyebabnya, stroke dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: \n• Stroke Iskemik \nTerjadi sebesar 85% dari rata-rata penderita stroke. Stroke iskemik terjadi akibat pembuluh darah arteri pada otak mengalami penyempitan atau penyumbatan (pembekuan darah) sehingga menyebabkan aliran darah berkurang. \n\n • Stroke Hemoragik \nTerjadi sebesar 15% dari rata-rata penderita stroke. Terjadi apabila pembuluh darah diotak mengalami kebocoran atau pecah (pendarahan). Pendarahan otak dapat terjadi karena banyak hal termasuk tekanan darah yang cenderung selalu tinggi, penggunaan obat golongan antikoagulan, dan titik-titik lemah pada pembuluh darah (aneurisma). Perdarahan dapat terjadi intraserebral atau di lapisan subaraknoid. \n\n Tanda dan Gejala Stroke \nSaat terjadi stroke akan muncul defisit neurologis yang terjadi berupa fokal dan global. Tanda-tanda defisit neurologis fokal berupa defisit fungsi motorik (hemiparesis, hemiplegia), defisit fungsi sensorik (hemihipestesi), defisit fungsi saraf kranial, ganggaun fungsi luhur (afasia, agnosia), keluhan ke arah vertebrobasilar (pandangan ganda, gelap sesaat, baal sekitar mulut, telinga berdenging, sulit menelan, tersedak, suara sengau) . Tanda-tanda defisit neurologi global berupa penurunan kesadaran, nyeri kepala, muntah, kejang yang disebabkan peningkatan TTIK. \n\n Secara umum tanda dan gejala stroke yaitu: \n• Lengan, kaki atau keduanya mengalami kelemahan. Hal ini dapat menjadi kelumpuhan total dari satu sisi tubuh. \n• Wajah mengalami kelemahan dan salah satu sisi wajah mengalami kemiringan. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mengeluarkan air liur. \n• Mengalami masalah pada keseimbangan, koordinasi, penglihatan, berbicara/ berkomunikasi, atau menelan. \n• Pusing. \n• Mati rasa pada bagian tubuh. \n• Sakit kepala. \n• Kebingungan. \n• Kehilangan kesadaran. \n• Gangguan berbahasa. \n• Pandangan dobel / gelap. \n• Baal seputur mulut. \n• Telinga berdenging. \n• Mual muntah. \n\n Cara cepat mengetahui terjadinya stroke dengan menggunakan metode FAST: \n• F- facial weakness (kelemahan pada wajah) : meminta seseorang untuk tersenyum atau melihat pada kaca untuk melihat apakah mulut atau mata mengalami kemiringan. \n• A- arm weakness (kelemahan pada lengan) : meminta seseorang untuk mengangkat tangan, lihat apabila lengan mampu menahan. \n• S- speech disturbance (kesusahan berbicara) : meminta seseorang untuk mengulang pengucapan Anda. \n• T- time (waktu) : mengitung waktu mulai gejala timbul. \n\n Faktor Risiko Stroke \nStroke disebabkan oleh banyak faktor risiko yang terbagi faktor resiko modifiable (hipetensi, diabetes melitus, atrial fibrilasi dan penyakit katup jantung, hematokrit, fibrinogen, polisitemia, hiperkolesterolemia, pil kontrasepsi, merokok, alkohol, obesitas) dan nonmodifiable (usia, ras, jenis kelamin, riwayat keluarga, stroke sebelumnya). \n\n \n Usia \n Risiko stroke meningkat dua kali lipat setiap pertambahan usia 10 tahun dari usia 55 tahun. \n Riwayat keluarga \n Anda akan memiliki risiko stroke lebih besar jika memiliki orang tua, kakek-nenek, saudara yang juga mengalami stroke. \n Jenis kelamin \n Setiap tahunnya kejadian stroke pada wanita lebih banyak daripada pria, dan stroke lebih banyak menyebabkan kematian pada wanita daripada pria. Beberapa kondisi berikut membuat wanita memiliki risiko stroke semakin besar yaitu\n \n Penggunaan pil KB \n Kehamilan \n Riwayat pre-eklamsia/ eklamsia \n Diabetes gestasional/ diabetes saat kehamilan \n Merokok \n Menjalani terapi hormon pasca menopause. \n \n \n Tekanan darah tinggi \n Tingginya tekanan darah merupakan penyebab utama terjadinya stroke, dan hal ini merupakan faktor risiko yang paling penting untuk dikontrol. \n Merokok \n Dalam beberapa tahun belakangan menunjukkan bahwa merokok merupakan factor risiko yang sangat penting diperhatikan karena nikotin dan karbonmonoksida yang terkandung di dalam rokok dapat merusak sistim kardiovaskular dalam berbagai cara. \n Diabetes mellitus \n Diabetes merupakan faktor resiko independen untuk timbulnya stroke. Sebagian besar orang dengan diabetes juga memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan kelebihan berat badan. Kesemua hal ini semakin meningkatkan risiko terjadinya stroke. Meskipun diabetes diobati, namun keberadaan 3 kondisi lainnya tetap akan meningkatkan risiko stroke. \n Kolesterol tinggi \n Kadar kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko stroke. \n Pola makan \n Pola makan tinggi lemak jenuh,lemak trans dan kolesterol meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Makanan yang tinggi garam akan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan makanan yang tinggi karbohidrat berkontribusi untuk meningkatkan kadar gula dalam darah. \n Kurangnya aktifitas fisik \n Kurangnya aktifitas olah tubuh dan obesitas atau keduanya dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, penyakit jantung dan tentu stroke. Lakukan olah tubuh minimal 30 menit setiap hari secara rutin. \n \n\n Pencegahan Stroke \n• Berhenti merokok \n• Mengontrol tekanan darah \n• Memiliki berat badan ideal. \n• Memiliki kadar kolesterol dalam darah tinggi. \n• Melakukan kegiatan fisik seperti berolahraga minimal 30 menit setiap hari. \n• Mengubah pola makan menjadi lebih sehat dengan memperbanyak buah dan sayuran dan mengurangi konsumsi kolesterol. \n• Membatasi konsumsi alkohol. \n• Mengontrol kadar gula darah agar tetap terkontrol. \n• Cukup tidur. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 09 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pengenalan Tanda dan Gejala Stroke<\/a><\/h3>
Stroke, menurut WHO, adalah adanya defisit neurologi fokal atau global akibat gangguan fungsi otak yang terjadi secara mendadak, berlangsung > 24 jam atau meninggal, disebabkan semata-mata karena kelainan pembuluh darah otak, termasuk stroke mata dan medulla spinalis. Secara garis besar stroke dapat dibedakan menjadi stroke sumbatan dan stroke perdarahan. Setiap tahunnya di Indonesia diperkirakan terdapat 550.000 kasus stroke baru, dan menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia setelah kardiovaskular dan kanker, dan menjadi penyebab utama kecacatan. \n\n \nStroke disebabkan oleh banyak faktor risiko yang terbagi faktor resiko yang dapat dimodifikasi (hipertensi, kencing manis, gangguan irama jantung dan penyakit katup jantung, kelainan darah, kolesterol berlebih, pil kontrasepsi, merokok, alkohol, obesitas) dan yang tidak dapat dimodifikasi (usia, ras, jenis kelamin, stroke sebelumnya). \nKejadian stroke sangat penting untuk diketahui tanda dan gejala nya oleh pasien, keluarga, teman, dan masyarakat sekitar karena kejadian stroke adalah kejadian gawat darurat yang harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan segera guna mencegah kematian dan kecacatan pada pasien. Tanda dan gejala stroke yang dapat dikenali oleh masyarakat awam disingkat menjadi "F.A.S.T warning sign". \n \nF.A.S.T warning sign terdiri dari : \n• F = Face Drooping – Apakah satu sisi wajah tidak simetris atau terasa baal? Minta pasien untuk tersenyum, apakah senyum nya tidak simetris / mencong? \n \n• A = Arm Weakness – Apakah satu sisi lengan mengalami kelemahan atau baal? Minta pasien untuk mengangkat kedua lengan, apakah satu sisi lengan terlihat jatuh ke arah bawah? \n \n• S = Speech Difficulty – Apakah pasien telihat kesulitan bicara / bicara rero? \n \n• T = Time to call 911 – Jika salah 1 di atas ya, maka pasien harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat. \n \nTanda dan gejala stroke lain yang harus diperhatikan selain yang disebut di atas adalah : \n \n• Kelemahan atau baal dari wajah, lengan, tungkai pada 1 sisi tubuh yang terjadi secara mendadak. \n \n• Penurunan kesadaran mendadak, kesulitan berbicara atau kesuliatan memahami pembicaran dan perintah. \n \n• Kesulitan melihat pada 1 atau kedua mata secara mendadak. \n \n• Pandangan ganda, gelap sesaat, baal sekitar mulut, telinga berdenging, sulit menelan, tersedak, suara sengau yang terjadi secara mendadak. \n \n• Kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan yang terjadi mendadak. \n \n• Nyeri kepala yang terjadi secara mendadak. \n \n• Muntah menyemprot mendadak. \n \n• Kejang. \n\n \nJika ada gejala dan tanda seperti yang disebutkan di atas, hendaklah keluarga, teman, rekan kerja, masyarakat di sekitar segera membawa pasien ke Rumah Sakit tanpa ada penundaan, dan pasien segera ditangani / dikonsulkan ke dokter spesialis saraf agar angka kematian dan angka kecacatan dapat ditekan dan diturunkan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 09 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>