- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 31 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apa Itu Serumen Prop?<\/a><\/h3>
Apakah anda pernah merasakan telinga terasa penuh? Bisa jadi terjadi penumpukan serumen prop pada telinga anda. \n\n Berikut penjelasan mengenai serumen prop untuk anda. \n\n Pengertian Serumen Prop \n\n Serumen Prop adalah kotoran pada telinga yang menyumbat. Kotoran ini biasanya dapat menumpuk serta menggumpal keras sehingga menyebabkan telinga tersumbat. Telinga tersumbat akibat penumpukan kotoran berupa serumen prop dapat memicu mengalami gangguan pendengaran. Penumpukan serumen prop terjadi akibat membersihkan telinga yang salah sehingga dapat mendorong kotoran masuk ke dalam telinga. Oleh karena itu, perlu tindakan untuk mengeluarkan kotoran berupa serumen ini agar tidak terjadi komplikasi yang serius. \n\n Kotoran telinga atau disebut dengan serumen memiliki fungsi melindungi organ pendengaran dari benda asing yang mencoba masuk ke dalam telinga serta adanya infeksi pada telinga. Apabila telinga mengalami penumpukan kotoran maka akan menghambat fungsi saluran telinga untuk mendengarkan. \n\n Kotoran pada telinga atau serumen ditimbulkan oleh kelenjar minyak yang dihasilkan di dalam liang telinga. Serumen memiliki fungsi untuk membersihkan telinga dari kuman, benda asing, serta debu debu yang memiliki ukuran kecil. Fungsi lain dari serumen adalah menghambat pertumbuhan bakteri dalam saluran telinga sehingga tidak terjadi infeksi dalam telinga. \n\n Kotoran telinga atau serumen dapat keluar dengan sendirinya sehingga normalnya tidak perlu untuk sering-sering dibersihkan. Namun pada kondisi tidak normal serumen ini sulit untuk keluar sehingga dapat menumpuk menyebabkan gangguan atau keluhan berupa gangguan pendengaran serta rasa tidak nyaman pada telinga. \n\n Mengalami penumpukan serumen prop \n\n Serumen prop atau mengalami impaksi atau akumulasi serumen yang berlebih menyebabkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif. Kotoran telinga atau serumen adalah sekresi normal dari kelenjar seruminosa dan sebasea sebasea yang berasal dari 1/3 bagian luar saluran pendengaran manusia. Serumen ini terdiri dari glikopeptida, lipid, asam hialuronat, asam siasalat, enzim lisosom, dan immunoglobulin. Fungsi dari serumen memberikan perlindungan terhadap telinga dengan mempertahankan keseimbangan asam di auditori kanal eksterna serta melumasi kanal dan memiliki sifat antibakteri serta anti jamur. \n\n Penumpukan serumen dengan cepat dapat disebabkan oleh faktor bentuk anatomi penyempitan saluran pada telinga. Mendiagnosis penumpukan serumen prop dapat ditandai dengan gejala berua otalgia, mengalami tinnitus, vertigo, batuk, mengalami rasa gatal dan penuh di telinga serta mengalami gangguan pendengaran. Ketika mengalami penumpukan serumen dapat berakibat berupa infeksi telinga atau otitis eksterna yang ditandai dan disertai gejala lain seperti gatal, nyeri, bahkan telinga terasa penuh. \n\n Penyebab terjadinya serumen prop \n\n serumen atau kotoran telinga dihasilkan oleh kelenjar minyak pada telinga. Fungsi dari serumen ini dapat menangkap benda asing yang merusak struktur telinga. Kotoran telinga ini sebenarnya dapat keluar dengan sendirinya pada kondisi normal. Namun tidak menutup kemungkinan ketika telinga tidak normal mengeluarkan kotoran menyebabkan penumpukan kotoran tersebut. Kotoran telinga disebut dengan serumen prop. Mengalami serumen prop dapat terjadi dengan mengenali beberapa penyebab. Serumen Berikut ini penyebabnya seperti. \n\n \n Mengalami produksi kotoran telinga berlebihan \n Kotoran telinga atau serumen kering dan mengeras \n Memiliki kebiasaan memasukkan benda asing ke dalam saluran telinga \n Penggunaan cotton bud, earplug, dan alat bantu dengar \n Mengorek telinga terlalu dalam sehingga kotoran terdorong ke dalam \n Mengalami penyempitan saluran telinga \n Terjadinya infeksi pada telinga \n \n\n Gejala terjadinya serumen Prop \n\n Penumpukan kotoran atau serumen dapat ditandai dengan beberapa gejala seperti. \n\n \n Merasakan telinga gatal \n Telinga terasa sakit \n Mengalami telinga berdengung \n Mengalami vertigo atau kepala pusing berputar \n Mengalami gangguan pendengaran atau kesulitan untuk mendengar \n Telinga terasa tersumbat serta penuh. \n Mengalami telinga berdengung atau disebut dengan tinnitus \n Telinga mengeluarkan bau tidak sedap. \n \n\n Menangani penumpukan serumen prop \n\n Serumen yang menumpuk menyebabkan mengalami gangguan pendengaran. oleh sebab itu, fungsi pendengaran akan mengalami ketidaknormalan. Apabila telah mengalami penumpukan kotoran perlu diberikan penanganan yang tepat. berikut ini beberapa penanganan untuk mengatasi penumpukan serumen. \n\n 1. Pemeriksaan dokter \n\n Penumpukan serumen menyebabkan telinga tidak dapat mendengarkan dengan baik. oleh sebab itu, pemeriksaan ke dokter THT untuk memastikan serumen agar dapat dikeluarkan supaya tidak mengalami komplikasi pada telinga. Dokter akan membantu untuk membersihkan telinga serta mengeluarkan serumen yang mengeras serta menumpuk. \n\n 2. Penggunaan obat tetes telinga \n\n Beberapa jenis obat tetes telinga dapat digunakan untuk mengatasi penumpukan serumen pada kondisi ringan. Jenis obat tetes telinga untuk mengeluarkan kotoran telinga dengan kandungan minyak mineral, hydrogen peroksida, karbamid peroksida, baby oil serta gliserin utnuk melunakkan kotoran telinga yang keras supaya lebih mudah untuk dikelurkan. \n\n 3. Menggunakan cairan serumenolitik \n\n Cairan cerumenolytic merupakan larutan cair untuk membantu mengencerkan, melembutkan, memecahkan, serta melarutkan serumen prop. Konsentrasi dari serumenolitik berupa larutan yang berbahan dasar air atau minyak. Beberapa kandungan dari cairan ini seperti obat tetes telinga lain seperti hydrogen peroksida, asam asetat, sodium docusate, serta sodium bikarbonat. Bahan atau kandungan lain dari cairan serumenolitik adalah minyak kacang tanah, minyak zaitun, dan minyak almond. \n\n Dosis yang digunakan untuk menggunakan cairan ini adalah dua kali sehari sebanyak lima tetes selama 3 hingga 7 hari. Cairan ini bekerja dengan melepaskan oksigen untuk melembutkan serta mendorong serumen untuk keluar dari dalam telinga. Kandungan dari cairan ini akan memberikan efek antibakteri yang dapat membantu membersihkan bakteri pada telinga \n\n 4. Irigasi telinga \n\n Cara terakhir untuk menangani serumen adalah dengan irigasi telinga. Irigasi telinga dapat dilakukan dengan metode air hangat yang kemudian diberikan hydrogen peroksida dengan perbandingan 1:1 sama rata. Cairan, kemudian dimasukkan ke dalam alat kecil dan dimasukkan ke saluran telinga. Jangan lupa menyiapkan tempat seperti baskom untuk penampung cairan setelah dimasukkan ke dalam telinga. Sistem irigasi telinga ini dapat diminum secara oral. \n\n 5. Ekstraksi manual \n\n Pelepasan serumen dengan ekstraksi secara manual dengan memerlukan alat kusus serta visualisasi yang baik dan kerja sama pasien dengan dokter. Pelepasan serumen dengan ekstraksi dilakukan dengan menggunakan lingkaran atau sendok logam atau plastik. Namun perlu diketahui bahwa tindakan ini lebih beresiko terhadap pendengaran. \n\n Demikian informasi mengenai serumen prop atau kotoran telinga. Semoga informasi yang diberikan dapat membantu sahabat hermina di rumah. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Amandel pada Anak<\/a><\/h3>
Amandel pada Anak \nSahabat Hermina, pastinya kita tidak asing dengan istilah amandel. Amandel adalah gumpalan jaringan di kedua sisi belakang tenggorokan yang membantu sistem kekebalan melindungi tubuh dari infeksi. Ketika amandel ini mengalami infeksi, maka kondisi tersebut dikenal dengan sebutan tonsilitis. Namun, orang Indonesia lebih sering menyebutnya dengan amandel saja. Amandel yang mengalami infeksi ditandai dengan warnanya yang merah, bengkak, serta menyebabkan sakit tenggorokan. \n\n Amandel memang rentan menyerang anak-anak dan remaja berusia 5-15 tahun. Sahabat Hermina tidak perlu langsung panik ketika mendapati amandel anak yang meradang. \n\n Radang amandel bisa disebabkan oleh virus atau bakteri. Beberapa virus penyebab amandel, yaitu virus flu, adenovirus, dan virus Epstein-Barr. Sedangkan bakeri sering menjadi penyebab umum radang amandel dan bakteri yang paling sering menyerang adalah streptokokus grup A. \n\n \n\n Gejala umum yang dialami Si Kecil ketika mengalami amandel antara lain: \n\n \n Amandel membengkak atau memerah \n Muncul lapisan atau bercak putih maupun kuning pada amandel \n Sakit tenggorokan \n Kesulitan atau sakit saat menelan \n Suara yang serak \n Demam \n Batuk \n Bau mulut \n Tidur mengorok atau mendengkur \n Kelenjar getah bening membesar \n Sakit kepala \n Sakit telinga \n \n \n\n Cara mengobati amandel itu sendiri tergantung dengan penyebab timbulnya. Radang amandel yang disebabkan oleh virus biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Jika radang amandel disebabkan oleh infeksi bakteri, Si Kecil mungkin perlu mendapatkan resep antibiotik dari dokter. Setelah diberi antibiotik, radang amandel biasanya akan mereda dalam dua atau tiga hari. \n\n Namun, pastikan antibiotik yang dikonsumsi Si Kecil dosisnya sudah tepat dan dihabiskan walaupun gejalanya sudah benar-benar hilang. Tujuannya agar bakteri ini tidak menjadi resisten terhadap obat-obatan. \n\n Selain itu, ada beberapa hal lain yang dapat membantu meredakan radang amandel pada anak, seperti: \n\n \n Istirahat yang cukup \n Cukup minum air putih untuk mencegah dehidrasi \n Konsumsi minuman pereda sakit tenggorokan, seperti teh atau air hangat yang dicampur madu \n Konsumsi permen pereda tenggorokan. Anak usia 4 tahun sudah bisa mengonsumsi permen ini \n Menggunakan alat pelembap udara agar terhindar dari udara kering yang dapat memperburuk iritasi pada tenggorokan \n Hindari paparan asap rokok \n Konsumsi parasetamol untuk meredakan demam dan rasa nyeri. Namun, pastikan berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu terkait penggunaannya \n \n \n\n Ketika Si Kecil mengalami infeksi berulang, dokter anak mungkin merekomendasikan untuk operasi amandel untuk mengangkat amandel. Tonsilektomi adalah salah satu operasi paling umum dan aman yang dilakukan pada anak-anak saat ini. Biasanya hanya membutuhkan waktu 20 menit dan anak bisa pulang beberapa jam setelah operasi. \n\n Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya amandel pada anak yaitu: \n\n \n Mengatur pola makan yang sehat dan seimbang \n Menghindari jajanan atau makanan yang mengandung gula tambahan dan garam berlebih serta makanan yang digoreng \n Menghindari makanan dan minuman dingin seperti es krim, makanan yang mengandung pengawet dan penyedap serta berbagai makanan tidak sehat lainnya \n Banyak mengonsumsi sayur-sayuran yang direbus dan buah-buahan segar \n Istirahat yang cukup \n Jaga kebersihan rumah agar mengurangi kemungkinan debu yang masuk ke mulut dan kerongkongan \n Banyak mengonsumsi air putih dan jus buah seperti jus jeruk, jus nanas, jus jambu biji, tetapi usahakan jangan dikonsumsi dalam keadaan dingin karena mengonsumsi air/jus yang terlalu dingin dapat menyebabkan pembengkakan amandel \n Kompres leher dengan air hangat secara rutin selama menderita penyakit amandel \n Berkumur dengan air garam hangat sebanyak 3 kali sehari \n \n \n\n Jika Si Kecil mengalami gejala-gejala yang sudah dijelaskan diatas tadi, segeralah konsultasikan ke dokter spesialis THT RSIA HERMINA Mutiara Bunda Salatiga untuk mendapatkan penanganan sesuai kondisi Si Kecil. \n \nPendaftran bisa melalui : \n\n Call Canter kami di nomer : 1500488, Melaui Mobile app : Hallo Hermina atau web di link berikut : https://herminahospitals.com/doctors/dr-zahroh-zuliana-azizah-sp-tht-kl/appointments/new \n\n \n \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>