- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 14 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Ketahui Dampak Kesehatan, Membiarkan Gigi Berlubang<\/a><\/h3>
Masih banyak masyarakat mengabaikan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan melakukan pemeriksaan secara rutin kesehatan gigi. Hal ini rentan berdampak mebuat kamu mengalami masalah gigi berlubang. Penanganan yang baru dilakukan jika rasa nyeri sudah menyerang dan mengganggu kenyamanan beraktivitas. Ya, sakit gigi memang sangat tidak menyenangkan, terlebih jika disebabkan karena masalah gigi berlubang. \n\n Gigi berlubang rentan terjadi pada anak. Namun, masalah kesehatan gigi dan mulut ini bisa terjadi pada orang dewasa yang tidak memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan gigi mereka. Sayangnya, gigi berlubang yang tidak segera mendapatkan penanganan atau tidak ditangani dengan benar dapat memicu infeksi pada jaringan tubuh. Jangan abaikan gigi yang berlubang, karena ini dampak yang akan kamu dapatkan. \n\n \n Nyeri yang tidak tertahankan \n \n\n Nyeri yang kamu rasakan bergantung pada seberapa besar lubang yang ada pada gigi. Bisa jadi, rasa sakitnya datang dan bertahan selama beberapa detik, kemudian menghilang. Namun, rasa sakit ini akan kembali datang dan dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Bukan tidak mungkin, rasa sakit ini menyalur hingga ke bagian kepala anda. \n\n \n Abses Gigi \n \n\n Gigi berlubang yang tidak ditangani bisa mengakibatkan terjadinya infeksi yang menyebar ke bagian jaringan lunak dari pulp, rahang, atau mulut. Infeksi yang sangat parah bisa menyebabkan munculnya abses atau kantong berisi nanah yang terlihat di sekitar gigi maupun gusi. Munculnya abses ini lebih karena adanya bakteri yang terakumulasi di dalam mulut. \n\n \n Masalah Gusi \n \n\n Gingivitis atau penyakit gusi muncul dengan gejala peradangan pada gusi yang diikuti dengan rasa nyeri hebat. Bahkan, penyakit ini bisa menyerang gusi sehat lainnya. Hal ini membuat gusi terlihat membengkak dan berwarna kemerahan, bahkan bisa mengeluarkan darah ketika kamu menyentuh atau menyikatnya. Pada kasus gigi berlubang yang parah, kamu pun bisa mengalami kondisi yang disebut periodontitis. \n\n \n Penyakit Jantung dan Stroke \n \n\n Apa hubungan antara gigi berlubang dan masalah jantung hingga stroke ? wah Ternyata, gusi yang mengalami luka memicu masuknya bakteri dimulut kedalam aliran darah, sehingga bisa mengakibatkan infeksi pada otot jantung bagian dalam . Begitu pula dengan resiko terjadinya stroke. Baik masalah jantung maupun stroke bisa berujung pada kematian, jadi benar – benar tidak boleh kamu sepelekan. \n\n \n Berpengaruh pada struktur rahang \n \n\n Gigi berlubang yang didiamkan dan tidak diobati dalam jangka waktu yang lama akan membuat infeksi yang terjadi semakin menyebar. Tidak hanya menyerang gigi sehat lainnya, infeksi ini juga bisa menyerang gusi. Tanpa adanya pengobatan, risiko terjadinya kerusakan tulang rahang pun sangat mungkin. Ini dapat terjadi apabila ada gigi ompong karena pembusukan gigi berlubang yang membuat gigi lain bergeser. Pergeseran ini memengaruhi struktur gigi dan rahang. \n\n ternyata, dampak dari gigi berlubang yang tidak segera diobati sangat membahayakan, ya? Bahkan, sampai ada yang mengancam nyawa. Inilah alasan kamu harus rutin memeriksakan kesehatan gigi, minimal setiap 6 bulan sekali, sehingga infeksi bisa dideteksi dini dan penanganan bisa dilakukan. RSU Hermina Medan memiliki dokter gigi umum dan spesialistik yang cukup lengkap, denga alat alat juga yang memadai, jadi segera bersihkan dan periksakan kesehatan gigi anda serta keluarga anda di RSU Hermina Medan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 09 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali dan Ketahui Masalah Tekanan Darah Pada Lansia<\/a><\/h3>
Hipertensi atau yang sering disebut tekanan darah tinggi adalah masalah kesehatan yang perlu sangat diwaspadai, termasuk pada lanjut usia(lansia). Kelompok lansia terkadang sering mengeluhkan hipertensi karena salah satu penyebab yang tidak bisa dikendalikan seiring bertambahnya usia. \n\n Tekanan darah tinggi yang terjadi pada lansia yang tidak ditangani bisa menyebabkan stroke, penyakit jantung dan sakit ginjal. Karena itu perlu mengenali secara dini penyebab hipertensi yang terjadi pada lansia sekaligus bagaimana cara pencegahannya yang tepat. \n\n Dilansir beberapa sumber kesehatan, umumnya penyebab hipertensi pada lansia berasal dari perubahan kondisi pembuluh darah pada usia lanjut, termasuk pada jantung. Pembuluh darah arteri menjadi semakin keras dan tidak lagi elastis Seiring dengan bertambahnya usia. \n\n Kondisi ini dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi semakin kaku sehingga kinerja jantung dalam memompa darah semakin berat. Akibatnya,akan terjadu tekanan darah yang meningkat. \n\n Penyebab lain hipertensi pada lansia terutama wanita yaitu adalah perubahan hormon setelah menopause. Penurunan kadar hormon estrogen dapat menyebabkan pembuluh darah arteri menjadi mengeras dan tegang sehingga tekanan darah rentan mengalami peningkatan yang kadang sampai tak terkontrol. \n\n Masih banyak lagi faktor penyebab lain hipertensi pada lansia selain bertambahnya usia diantaranya faktor keturunan, penyakit ginjal, gangguan tidur apnea, pola makan tidak sehat, makanan kurang serat, tinggi lemak dan garam. \n\n Selain itu mengkonsumsi alkohol berlebihan, merokok, kurang gerak dan jarang olah raga, obesitas, kurang tidur dan stres berlebihan. Kombinasi beberapa faktor ini berpotensi bisa sangat meningkatkan peluang lansia terkena hipertensi. \n\n Mencegah hipertensi pada lansia \n\n Faktor usia dapat menjadi penyebab hipertensi pada lansia namun bisa dilakukan upaya beberapa pencegahaannya. Caranya bisa dimulai sejak usia masih berusia muda. \n\n Berikut beberapa cara mencegah hipertensi pada lansia seperti dilansir Johns Hopkins Medicine: \n\n 1. Menurunkan berat badan jika masih di atas ideal \n\n 2. Jika berat badan sudah ideal tapi perut buncit, kecilkan dengan cara alami dan gaya hidup sehat. \n\n 3. Hindari minum alkohol \n\n 4. Harus aktif bergerak \n\n 5. Rutin melakukan olahraga minimal 30 menit sepekan lima kali \n\n 6. Konsumsi makanan tinggi kalsium, magnesium dan kalium tapi minim lemak jahat seperti susu dan yogurt rendah lemak, kacang panggang tanpa perasa dan tambahan garam. \n\n 7. Hindari gorengan, keju, mentega, daging berlemak, aneka saus, makanan olahan, makanan berpengawet, makanan instan, makanan cepat saji karena tinggi garam, natrium dan lemak jahat \n\n 8. Berhenti merokok dan hindari paparan asapnya \n\n 9. Kelola stres \n\n 10. Tidur cukup dan berkualitas minimal enam jam setiap malam. \n\n Hipertensi tidak memiliki ciri-ciri spesifik dan seringkali mirip penyakit lain sehingga banyak orang tidak dapat merasakan gejalanya. Cara mengurangi risiko hipertensi pada lansia dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, termasuk mengukur tekanan darah. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 28 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Untuk Anak Dengan Penyakit Ginjal, Apa penyebab penyakit ginjal kronis pada anak?<\/a><\/h3>
Ketika berfokus pada kesehatan anak, banyak dari kita, orang tua, ahli gizi, dokter anak, memiliki kecenderungan terhadap obesitas dan penyakit yang berhubungan dengan jantung. Fungsi ginjal juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan penting bagi orang tua untuk mengawasi fungsi ginjal anak-anak mereka saat memberi makan dan membesarkan. Sehingga menjadi penting untuk menciptakan kesadaran tentang penyakit ginjal yang rentan diderita anak, yang dapat mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, termasuk anak kecil, yang mungkin berada di bawah risiko gangguan/penyakit ginjal pada usia dini. \n\n Ketika orang tua pertama kali mendengar anak mereka menderita penyakit ginjal, mereka mungkin bertanya-tanya apa yang bisa mereka lakukan untuk mencegahnya. Perasaan ini biasa terjadi. Namun, dalam kebanyakan kasus, tidak mungkin ada orang yang tahu bahwa anak mereka akan terkena penyakit ginjal dan biasanya tidak ada yang bisa dilakukan untuk menghentikannya. Berfokus pada apa yang dapat dilakukan sekarang, seperti mendapatkan perawatan yang tepat, mengikuti saran dokter, bekerja dengan tim kesehatan anak dan mempelajari semua yang bisa tentang penyakit ini, adalah cara terbaik untuk membantu anak setelah diagnosis. \n\n Ginjal terdiri dari jutaan unit penyaringan kecil yang disebut nefron dan terletak tepat di bawah tulang rusuk di kedua sisi tulang belakang. Tugas ginjal adalah membersihkan darah, menjaga keseimbangan garam dan air, dan membantu mengatur tekanan darah dan sel darah merah. Cairan ekstra dan limbah yang dikeluarkan ginjal dari darah diteruskan ke kandung kemih dan kemudian keluar dari tubuh sebagai urin. \n\n Ada banyak jenis penyakit ginjal yang menyerang anak-anak. Beberapa bersifat sementara dan dapat diobati. Bentuk lain dari penyakit ginjal bersifat jangka panjang dan dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan pencapaian psikososial/pendidikan anak. \n\n Berbagai penyakit ginjal meliputi: \n\n \n Kelainan bawaan atau cacat lahir, seperti memiliki ginjal yang tidak terbentuk dengan baik, satu ginjal, ginjal dengan fungsi berkurang, atau ginjal yang tidak mengalir dengan baik ke kandung kemih \n Penyakit ginjal polikistik dan sindrom Alport, contoh penyakit ginjal herediter, yang berarti diturunkan dalam keluarga Lupus, vaskulitis (radang pembuluh darah), hipertensi yang tidak terkontrol, dan diabetes, yang dianggap sebagai penyakit ginjal sistemik \n Gangguan penyaringan ginjal dan sindrom nefrotik, kondisi yang menyebabkan protein bocor ke dalam urin \n \n\n Penyakit ginjal akut dapat disebabkan oleh: \n\n Kurangnya aliran darah ke ginjal untuk jangka waktu tertentu, seperti karena kehilangan darah, pembedahan, atau syok \n\n \n Penyumbatan di saluran kemih \n Mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan masalah ginjal \n Setiap kondisi yang dapat memperlambat atau menghalangi oksigen dan darah ke ginjal, seperti henti jantung \n Sindrom uremik hemolitik. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi E.coli. Gagal ginjal berkembang karena struktur kecil dan pembuluh darah di ginjal tersumbat. \n Glomerulonefritis. Ini adalah jenis penyakit ginjal yang terjadi di bagian ginjal yang disebut glomeruli. Glomeruli menjadi meradang dan merusak cara ginjal menyaring urin. \n \n\n Jika Anak mengalami gejala ringan langsung konsultasikan dengan dokter dan dapatkan saran yang relevan mengenai kemungkinan perawatan pencegahan dini. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 28 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 09 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 14 November 2023<\/li><\/ul><\/div>