- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 19 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Gagal Ginjal Bukan Berarti Gagal Hidup<\/a><\/h3>
Sahabat hermina, gagal ginjal adalah kondisi medis yang serius dan seringkali menakutkan. Namun, penting untuk diingat bahwa gagal ginjal bukan berarti gagal hidup. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan tentang gagal ginjal, gejala-gejalanya, penyebabnya, serta cara mengatasi dan mengelola kondisi ini untuk tetap menjalani kehidupan yang bermakna dan sehat. \n\n Apa Itu Gagal Ginjal? \n\n Gagal ginjal, juga dikenal sebagai penyakit ginjal kronis (PGK), adalah kondisi di mana ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik untuk menyaring limbah dan racun dari darah. Ini dapat menyebabkan penumpukan produk limbah berbahaya dalam tubuh yang, jika tidak diobati, dapat menjadi berbahaya. \n\n Penyebab Gagal Ginjal \n\n Gagal ginjal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk: \n\n \n Diabetes: Diabetes tipe 1 dan tipe 2 adalah penyebab utama gagal ginjal. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah di ginjal. \n Hipertensi: Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah ginjal, mengurangi aliran darah ke ginjal, dan menyebabkan kerusakan ginjal. \n Penyakit Ginjal Polikistik: Ini adalah penyakit keturunan yang menyebabkan pembentukan kista di dalam ginjal, yang dapat merusak fungsi ginjal. \n Penyakit Autoimun: Gangguan autoimun seperti lupus bisa menyebabkan peradangan dan kerusakan pada ginjal. \n Penggunaan Obat-obatan Tertentu: Beberapa obat, seperti nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang sering digunakan untuk nyeri, dapat merusak ginjal jika digunakan secara berlebihan. \n \n\n Gejala Gagal Ginjal \n\n Gagal ginjal dapat berkembang secara perlahan dan gejalanya mungkin tidak terlihat pada tahap awal. Gejala-gejala yang mungkin muncul saat gagal ginjal menjadi lebih parah antara lain: \n\n \n Pembengkakan pada wajah, tangan, dan kaki. \n Rasa lelah yang berlebihan. \n Kenaikan kadar kreatinin dan urea dalam darah. \n Kulit gatal dan kering. \n Mual dan muntah. \n Kencing berdarah atau berbusa. \n Perubahan pada frekuensi buang air kecil. \n \n\n Mengatasi dan Mengelola Gagal Ginjal \n\n Meskipun gagal ginjal adalah kondisi yang serius, ada berbagai cara untuk mengatasi dan mengelola penyakit ini. Beberapa tindakan yang dapat diambil adalah: \n\n \n Pengendalian Penyebab Utama: Jika penyebab gagal ginjal adalah diabetes atau hipertensi, penting untuk menjaga kontrol yang baik atas penyakit-penyakit tersebut dengan bantuan dokter. \n Diet yang Sehat: Menerapkan diet yang sehat dengan batasan garam, protein, dan cairan dapat membantu mengurangi beban kerja pada ginjal. \n Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk mengelola tekanan darah dan gejala lainnya. \n Hemodialisis atau Cuci Darah: Untuk kasus yang lebih parah, hemodialisis atau cuci darah dapat diperlukan untuk membersihkan darah dari limbah dan racun. \n Transplantasi Ginjal: Untuk beberapa pasien, transplantasi ginjal dapat menjadi pilihan untuk menggantikan ginjal yang rusak dengan ginjal sehat. \n \n\n Nah Sahabat Hermina, meskipun gagal ginjal adalah kondisi serius yang memengaruhi kualitas hidup seseorang, itu bukan akhir dari segalanya. Dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan medis, banyak orang dengan gagal ginjal dapat menjalani hidup yang bermakna dan produktif. Penting untuk tetap berkomunikasi dengan tim medis Anda dan mengikuti rencana pengobatan yang direkomendasikan untuk meminimalkan dampak gagal ginjal dan tetap hidup sehat. Gagal ginjal bukan berarti gagal hidup, ya. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 29 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Gangguan Ginjal Akut "Misterius" pada Anak<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, gangguan ginjal akut misterius kini tengah menjadi perhatian. Pasalnya, penyakit ini dilaporkan telah menyerang ratusan anak di Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menghimbau agar orang tua mewaspadai gejala gangguan ginjal akut misterius yang terjadi pada anak, terutama adanya gejala yang spesifik berupa penurunan frekuensi dan jumlah urine atau air seni. \n\n IDAI mencatat terdapat lebih dari 100 anak mengalami gangguan ginjal akut misterius sejak Januari 2022. Simak ulasannya di info sehat kali ini. Gangguan ginjal akut adalah kondisi menurunnya fungsi ginjal secara mendadak. Ginjal tiba-tiba berhenti menyaring limbah dan racun dari dalam darah. \n\n Gejala Gangguan Ginjal Akut “Misterius” pada Anak \n\n Gejala gangguan ginjal akut misterius pada anak yang telah dilaporkan, umumnya diawali dengan gejala infeksi seperti demam, batuk, pilek, diare, dan muntah. Setelah 3-5 hari, frekuensi dan volume air kencing anak akan berkurang banyak, bahkan hingga tidak buang air kecil sama sekali. Kondisi ini menandakan adanya perburukan fungsi ginjal yang harus ditangani segera oleh dokter. \n\n Selain itu, orang tua patut waspada jika anak mengalami gejala awal, seperti: \n\n \n Demam. \n Batuk dan pilek. \n Muntah, diare. \n Nafsu makan menurun. \n Air kencing sedikit, bahkan tidak keluar sama sekali. \n Sakit atau nyeri di bagian perut. \n Lemas dan lesu. \n \n\n Penanganan Gangguan Ginjal Akut “Misterius” pada Anak \n\n Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan telah menerbitkan surat keputusan Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. \n\n Surat ini juga bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan dijadikan acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan, terkait penanganan medis penyakit tersebut pada anak. \n\n Dimulai dari diagnosis klinis, yang diawali dengan mengamati gejala dan tanda klinis yang dialami pasien. Contohnya seperti penurunan jumlah urine (oliguria) atau tidak ada sama sekali urine yang keluar (anuria). Pada kondisi ini, anak sudah memasuki fase lanjut, dan harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. \n\n Ketika anak menerima perawatan di rumah sakit, Kemenkes merekomendasikan pemeriksaan fungsi ginjal (kadar ureum dan kreatinin darah). Jika fungsi ginjal menurun, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan mencari kelainan yang menyebabkan timbulnya gangguan ginjal akut tersebut. \n\n Jika hasil pemeriksaan menunjukkan positif gangguan ginjal akut, pasien akan dirawat pada ruangan intensif seperti High Care Unit (HCU) atau Pediatric Intensive Care Unit (PICU) sesuai indikasi. \n\n Selama proses perawatan, petugas di fasilitas kesehatan akan memberikan obat dan terus memantau seluruh kondisi pasien; termasuk jumlah urine yang keluar, keseimbangan cairan yang masuk dan keluar tubuh, kesadaran, pernapasan, tekanan darah, serta pemeriksaan kreatinin dan laboratorium lain secara serial. \n\n Nah Sahabat Hermina, sebagai tambahan, orang tua juga perlu waspada akan perubahan warna urine anak (pekat atau kecokelatan). Bila terjadi perubahan frekuensi dan volume urine, bahkan anak tidak buang air kecil selama 6-8 jam (di siang hari), anak perlu segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Selain itu, orang tua juga perlu memastikan jika anak sakit, kebutuhan cairan tubuhnya terpenuhi dengan baik melalui minum air yang cukup, sebelum mendapatkan diagnosis atau perawatan yang sesuai. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 12 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Cuci Darah Untuk Pasien Gagal Ginjal<\/a><\/h3>
Alur cuci darah untuk gagal ginjal dilakukan saat ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik untuk menyaring racun yang ada dan zat sisa metabolisme dari dalam tubuh manusia. Alur ini dikenal juga dengan sebutan dialisis dan dilakukan dengan bantuan mesin khusus. Ginjal adalah sepasang organ yang bekerja dengan cara membersihkan darah, mengeluarkan kotoran, serta membuang cairan yang lebih dari tubuh. Kotoran dan cairan tersebut kemudian dialirkan kekandung kemih untuk dibuang sebagai urine. \n\n Namun, untuk beberapa kondisi, ginjal bisa saja terjadi gangguan sehingga tidak mampu lagi menjalani fungsinya dengan baik atau disebut juga gagal ginjal. Hal ini tentunya berdampak pada kondisi tubuh manusia secara keseluruhan. Nah salah satu cara untuk penaganan gagal ginjal adalah dengan cuci darah. Cuci darah untuk gagal ginjal bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah mengalami kerusakan. Ketika ginjal tidak mampu bekerja sebagaimana fungsinya, akan terjadi penumpukan limbah, racun dan cairan dalam tubuh. Kondisi ini umumnya dialami oleh penderita penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal. Jika fungsi ginjal hilang sebanyak85-90 persen, maka penderita diahruskan untuk melakukan cuci darah supaya terhindar dari beragam komplikasi dan mebahayakan nyawa. \n\n Sebelum melakukan cuci darah untuk gagal ginjal, dibutuhkan pemeriksaan dari dokter dan serangkaian tes medis untuk menetukan perlu atau tidaknya seseorang melakukan cuci darah. Ada beberapa hal yang menjadi tolak ukur dalam pemeriksaan sakit ginjal, yaitu kadar kreatinin dan ureum dalam darah, kecepatan ginjal menyaring darah, kemampuan tubuh mengatasi kelebihan air, serta keluhan tertentu yang mengacu pada gangguan jantung, pernapasan, dan saluran cerna. \n\n Dalam pelaksanaan proses cuci darah, ada dua macam metode yang bisa dapat dipilih, yaitu hemodialisis atau dialisis peritoneal. \n\n Hemodialisis \n\n Hemodialisis adalah langkah cuci darah untuk gagal ginjal yang paling banyak dikenal. Hemodialisis dilakukan menggunakan mesin khusus untuk menyaring darah dan menggantikan fungsi ginjal yang rusak. \n\n Pada proses cuci darah ini, petugas medis akan memasukkan jarum ke pembuluh darah untuk menghubungkan aliran darah dari tubuh menuju mesin pencuci darah. Kemudian, darah kotor akan disaring oleh mesin pencuci darah. Setelah tersaring, darah yang bersih akan dialirkan kembali ke dalam tubuh. \n\n Prosedur hemodialisis biasanya memakan waktu sekitar 4 jam per sesi dan dilakukan setidaknya 3 sesi dalam seminggu. Prosedur ini hanya dapat dilakukan di klinik cuci darah atau rumah sakit. Efek samping yang biasanya muncul setelah menjalani hemodialisis adalah kulit gatal dan kram pada otot. \n\n Dialisis peritoneal atau CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) \n\n Metode cuci darah ini dengan menggunakan peritoneum atau selaput dalam rongga perut sebagai penyaring. Peritoneum mempunyai ribuan pembuluh darah kecil yang bisa berguna selayaknya ginjal. \n\n Prosedur dilakukan dengan membuat sayatan kecil di dekat daerah pusar sebagai jalan masuk selang khusus atau kateter. Kateter tersebut nantinya akan ditempatkan di dalam rongga perut secara permanen. Fungsinya untuk memasukkan atau sebagai jalan cairan dialisat. \n\n Saat darah melewati pembuluh darah yang melapisi rongga peritoneum, produk limbah dan kelebihan cairan akan ditarik keluar dari darah dan kemudian masuk ke cairan dialisat. \n\n Setelah selesai, cairan dialisat yang telah mengandung zat sisa dialirkan ke kantong khusus yang kemudian dibuang. Cairan dialisat ini kemudian diganti dengan cairan yang baru. \n\n Keuntungan proses cuci darah menggunakan metode ini adalah bisa dilakukan di rumah, kapan saja, dan biasanya dilakukan saat penderita gagal ginjal sedang tertidur. Namun, metode ini harus dilakukan 4 kali sehari dan memerlukan waktu sekitar 30 menit. \n\n Efek samping yang dapat timbul berupa peritonitis, perut terasa penuh ketika cuci darah berlangsung, kenaikan berat badan karena cairan dialisat yang mengandung kadar gula cukup tinggi, atau munculnya hernia akibat beban berat cairan di dalam rongga perut. \n\n Meski cuci darah tidak mengakibatkan penderita gagal ginjal merasa kesakitan atau tidak nyaman, beberapa dari mereka bisa saja terasa sakit kepala, mual, muntah, kram, tekanan darah menurun, mudah lelah, dan kulit menjadi kering atau gatal. \n\n Meski hal-hal di atas bisa dirasakan, tetapi prosedur cuci darah tidak mengganggu aktivitas penderita yang mengidap gangguan ginjal. Banyak penderita yang melakukan cuci darah tetap memiliki kualitas hidup yang baik. Mereka masih saja bisa bekerja atau melanjutkan sekolah. \n\n Cuci darah juga bukan menjadi halangan untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berenang, berolahraga, mengemudi, atau bahkan berlibur, apalagi jika tidak terdapat keluhan setelah menjalani proses cuci darah. \n\n Proses dialisis adalah bentuk pertolongan pada kerusakan organ ginjal. Pada penderita gagal ginjal, cuci darah juga bisa mengendalikan tekanan darah serta mengatur kadar mineral dan elektrolit dalam tubuh. Penderita gagal ginjal yang sedang menjalani proses dialisis juga disarankan untuk mengatur dan menjaga pola makan. \n\n Karena pentingnya fungsi ginjal bagi kehidupan, Anda perlu memperhatikan serta memeliharanya dengan menjalani pola hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan fungsi ginjal untuk memantau kondisi ginjal. \n\n Jika Anda mengalami keluhan terkait gangguan ginjal, segera lakukan konsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter bisa menentukan apakah prosedur cuci darah untuk gagal ginjal merupakan penanganan yang tepat, sesuai kondisi anda. \n\n \n\n Yuk konsultasikan kedokter spesialis penyaki dalam ginjal hypertensi https://www.herminahospitals.com/doctors/dr-bayu-rusfandi-nst-m-ked-pd-sp-pd-kgh \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 07 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala dan Penyebab Gagal Ginjal<\/a><\/h3>
Ginjal merupakan organ yang berada di bagian bawah tulang rusuk belakang tubuh manusia. Walaupun hanya berukuran layaknya satu kepalan tangan, ginjal merupakan bagian tubuh yang sangat penting dan wajib dijaga. \n\n Prevalensi gagal ginjal pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan (0,2%). Berdasarkan karakteristik umur prevalensi tertinggi pada kategori usia diatas 75 tahun (0,6%), dimana mulai terjadi peningkatan pada usia 35 tahun ke atas. \n\n Sahabat Hermina, sebelum membahas lebih lanjut mengenai Gagal Ginjal dan gejalanya, yuks kita simak penjelasannya. \n\n Gagal ginjal akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal dalam membersihkan darah dan bahan-bahan racun, yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah. \n\n \n\n Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi yang progresif dan irreversibel ( tidak bisa kembali) dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia Retensi uremia dan sampah nitrogen lain dalam darah \n\n Apa saja tanda gejala Gagal Ginjal kronik... ? \n\n \n Mual muntah \n Kaki dan tangan bengkak \n Lemas \n Gangguan pola berkemih \n Kulit kering dan bersisik \n Gatal \n Sesak nafas \n \n\n Penyebab \n\n Ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya gagal ginjal diantaranya sebagai berikut: \n\n \n Diabetes mellitus \n Hipertensi \n Glomerulonephritis \n Penyakit ginjal polikistik \n Penyakit pembuluh darah ginjal \n Infeksi ginjal berulang \n Pielonefritis \n \n\n Pemeriksaan Diagnostik \n\n \n Pielogram retrogard \n Ultrasono ginjal \n Arteriogram ginjal \n Pemeriksaan ureum, kreatinin darah \n \n\n Terapi Pengganti Ginjal \n\n \n Hemodialisis \n hemodialisis merupakan terapi cuci darah di luar tubuh. Terapi ini umumya dilakukan oleh pengidap masalah ginjal yang ginjalnya sudah tak berfungsi dengan optimal. \n CAPD (continous ambulatory Peritoneal Dialysis) \n Merupakan metode cuci darah yang dilakukan lewat perut. Metode ini memanfaatkan selaput dalam rongga perut (peritoneum) yang memiliki permukaan luas dan banyak jaringan pembuluh darah sebagai filter alami ketika dilewati oleh zat sisa \n Transplantasi ginjal \n Transplantasi ginjal atau pencangkokan ginjal adalah prosedur bedah untuk mengganti organ ginjal yang telah mengalami kerusakan akibat gagal ginjal kronis stadium akhir. Ginjal yang dicangkok dapat berasal dari donor yang masih hidup atau sudah meninggal dunia. \n \n\n Gagal Ginjal memang merupakan salah satu penyakit yang cukup banyak di masyarakat. Untuk mencegah gagal ginjal dengan cara Menerapkan gaya hidup sehat, misalnya banyak minum air putih, tidak merokok dan menghindari asap rokok, tidak minum minuman beralkohol, serta rajin berolahraga \n\n Jika Sahabat Hermina memiliki masalah yang telah dijelaskan di atas sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter Spesialis penyakit dalam sub spesialis Ginjal Hipertensi di rumah sakit terdekat. Sahabat juga dapat melakukan konsultasi dengan dr. Linda Armelia, Sp.PD-KGH, FINASIM di RS Hermina Bekasi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 27 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Gagal Ginjal Kronis<\/a><\/h3>
Gagal ginjal kronis adalah kondisi ketika fungsi ginjal menurun secara bertahap akibat kerusakan jaringan ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan ginjal selama 3 bulan atau lebih. \n\n \n\n Gejala pada penderita gagal ginjal kronis stadium 1–3 biasanya tidak begitu terlihat. Biasanya, gejala gagal ginjal kronis baru terasa ketika sudah mencapai stadium 4 dan 5 akibat beratnya gangguan metabolisme tubuh. \n\n Gejala yang ditemukan pada penderita GGK antara lain: \n\n \n Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali \n Bengkak di kaki dan pergelangan kaki \n Buang air kecil menjadi sedikit \n Ditemukan urine dalam darah \n \n\n Gagal ginjal kronis disebabkan oleh kerusakan jaringan ginjal yang dipicu oleh penyakit jangka panjang. Beberapa penyakit yang bisa menjadi penyebab gagal ginjal adalah diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit asam urat. \n\n \n\n Diagnosis GGK dilakukan dengan menanyakan gejala, serta riwayat penyakit pasien dan keluarganya, diikuti dengan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk menilai fungsi ginjal dan mendeteksi kerusakan ginjal. Pemeriksaan tersebut meliputi: \n\n 1. Tes darah \n\n Tes darah dilakukan untuk mengetahui kerja ginjal dengan memeriksa kadar limbah dalam darah, seperti kreatinin dan ureum. \n\n 2. Tes urine \n\n Dalam tes ini, kadar albumin (protein darah), kreatinin, dan sel darah merah dalam urine akan diperiksa. Hasil pemeriksaan tersebut bisa menunjukkan seberapa parah kerusakan ginjal yang dialami pasien. \n\n 3. Pemindaian \n\n Pemindaian ini bertujuan melihat struktur dan ukuran ginjal. Umumnya, pemeriksaan yang dilakukan adalah USG ginjal, tetapi bisa juga menggunakan MRI atau CT scan. \n\n 4. Biopsi ginjal \n\n Biopsi ginjal dilakukan dengan mengambil sampel kecil dari jaringan ginjal. Sampel ini selanjutnya akan dianalisis di laboratorium, agar penyebab kerusakan ginjal bisa diketahui. \n\n Melalui hasil pemeriksaan di atas, dokter dapat menghitung perkiraan laju filtrasi glomerulus (LFG). Perhitungan ini dapat menentukan stadium gagal ginjal kronis pasien dan metode pengobatan yang tepat. \n\n \n\n Penyakit ginjal tidak dapat disembuhkan dan kondisi ginjal yang rusak tidak dapat kembali seperti semula. Penanganan GGK yang dilakukan oleh dokter bertujuan untuk: \n\n \n Memperbaiki gangguan yang terjadi akibat kerusakan ginjal, seperti ketidakseimbangan mineral dan elektrolit, anemia, dan hipertensi \n Mengendalikan penyakit yang menyebabkan gagal ginjal kronis \n Menghambat perkembangan gagal ginjal kronis menjadi lebih parah. \n Mempertahankan laju filtrasi ginjal sebaik mungkin \n \n\n Adapun metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter meliputi: \n\n Pemberian Obat-obatan \n\n Pemberian obat-obatan dilakukan untuk mengendalikan penyakit penyebab gagal ginjal kronis dan gangguan yang muncul akibat kerusakan ginjal. Jenis obat yang diberikan antara lain: \n\n \n Obat hipertensi \n Tekanan darah tinggi dapat menurunkan fungsi ginjal lebih parah dan mengubah komposisi elektrolit dalam tubuh. Obat yang dapat diberikan untuk mencegah ini adalah ACE inhibitor atau ARB. \n Suplemen untuk anemia \n Dokter dapat memberikan suntikan hormon eritropoietin dan terkadang ditambah suplemen besi untuk mengatasi anemia pada penderita GGK. \n Suplemen kalsium dan vitamin D \n Kedua suplemen ini diberikan untuk mengatasi kekurangan kalsium dan vitamin D akibat kerusakan ginjal. Salah satu manfaatnya adalah untuk mencegah pengeroposan tulang (osteoporosis) yang bisa meningkatkan risiko patah tulang. \n Obat diuretik \n Obat ini dapat mengurangi penumpukan cairan pada bagian tubuh. Contoh obat ini adalah furosemide. \n Obat kortikosteroid \n Obat ini diberikan pada penderita GGK akibat glomerulonefritis atau penyakit lain yang menyebabkan peradangan pada ginjal. \n \n\n Perubahan Pola Hidup \n\n Di samping pemberian obat, penderita gagal ginjal kronis juga disarankan untuk melakukan perubahan pola hidup, antara lain dengan: \n\n \n Menjalani diet khusus, yaitu dengan mengurangi konsumsi garam, serta membatasi asupan protein dan kalium dari makanan untuk meringankan kerja ginjal \n Berhenti merokok \n Membatasi konsumsi minuman beralkohol \n Berolahraga secara teratur, setidaknya 150 menit dalam seminggu \n Menurunkan berat badan jika berat badan berlebih atau obesitas \n Tidak mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang dapat menyebabkan gangguan pada ginjal \n Memeriksakan tekanan darah secara berkala \n Menerima vaksinasi, seperti vaksinasi flu dan pneumonia, karena GGK membuat tubuh rentan terserang infeksi \n Berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan diri ke dokter secara teratur \n \n\n Terapi Pengganti Ginjal \n\n Untuk pasien gagal ginjal kronis tahap akhir atau stadium 5, penanganan yang dapat dilakukan adalah mengganti tugas ginjal dalam tubuh dengan terapi pengganti ginjal. Terapi ini terdiri dari: \n\n 1. Dialisis \n\n Dialisis adalah proses penyaringan limbah dan cairan dalam tubuh. Terdapat dua jenis dialisis, yakni: \n\n \n Hemodialisis atau biasa dikenal dengan cuci darah, yakni prosedur dialisis yang menggunakan mesin \n CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis), yaitu dialisis yang dilakukan dengan memasukkan cairan dialisis ke dalam perut melalui lubang buatan \n \n\n 2. Tranplantasi ginjal \n\n Pada transplantasi ginjal, ginjal pasien diganti dengan ginjal sehat dari pendonor. Pasien tidak perlu lagi menjalani cuci darah seumur hidup setelah transplantasi. Namun, pasien perlu mengonsumsi obat imunosupresif dalam jangka panjang, untuk menghindari risiko penolakan organ cangkok. \n\n Selama penanganan berlangsung, pasien perlu menjalani pemeriksaan secara rutin agar kondisinya senantiasa terpantau. \n\n \n\n Dalam masa pandemik Covid-19, RS Hermina Galaxy menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. \n \nKe rumah sakit tanpa khawatir karena RS Hermina Galaxy berkomitmen akan selalu memberikan pelayanan dengan aman dan nyaman kepada seluruh pasien rawat inap dan rawat jalan serta selalu menjalankan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. \n \n\n Untuk pendaftaran ke dokter spesialis silahkan melakukan pendaftaran online melalui : \n\n 1. Call Center : 1500 488 \n2. Mobile apps : klik disini \n3. Website : klik disini \n\n Sehat bersama RS Hermina Galaxy \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 16 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
Gagal GInjal<\/a><\/h3>
Penyakit gagal ginjal dapat dialami oleh semua kalangan usia dan penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai. \n\n \n\n Gagal ginjal adalah kondisi ketika ginjal mengalami kerusakan dan tidak dapat berfungsi dengan baik, dan biasanya merupakan tahap akhir dari penyakit ginjal, yaitu ketika kerusakan pada ginjal sudah cukup berat atau berlangsung lama, sehingga muncul gangguan fungsi yang permanen. \n\n \n\n Sebelum membahas tentang penyakit gagal ginjal, mari kita lihat apa saja fungsi ginjal, yaitu: \n\n \n Menyaring dan membuang limbah, racun, garam berlebih dan urea \n Memantau dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh \n Mengatur tekanan darah dan tingkat garam dalam darah \n Menghasilkan eritropoeitin untuk pembentukan sel darah merah \n Mengatur keseimbangan asam basa \n Menjaga keseimbangan mineral dan elektrolit \n Menghasilkan bentuk aktif dari vitamin D \n \n\n \n\n \n\n Bagaimana bisa terjadi gagal ginjal? Gagal ginjal dapat terjadi dengan berbagai faktor resiko. Secara umum, gagal ginjal disebabkan oleh 3 hal, yaitu kerusakan langsung pada ginjal, kurangnya pasokan darah ke ginjal, dan penyumbatan pada ginjal atau saluran kemih, sehingga urine tidak bisa dikeluarkan dari tubuh. \n\n \n\n Berdasarkan klasifikasi penyakitnya, gagal ginjal bisa dibedakan menjadi 2 jenis utama, yakni gagal ginjal akut dan kronis. \n\n \n\n Penyebab gagal ginjal akut adalah: \n\n \n Berkurangnya aliran darah pada ginjal, misalnya karena perdarahan dan dehidrasi berat atau syok \n Cedera parah pada ginjal \n Luka bakar yang parah \n Penyakit tertentu, seperti glomerulonefritis, infeksi ginjal, penyakit jantung, serangan jantung, gagal hati, batu ginjal, hingga kanker ginjal \n Komplikasi hipertensi akibat hipertensi berat yang tidak diobati \n Infeksi parah, seperti sepsis \n Alergi parah (anafilaksis) \n Baru menjalani operasi besar \n \n\n \n\n \n\n Selain beberapa hal di atas, gagal ginjal akut juga bisa disebabkan oleh interaksi obat, hingga efek samping obat-obatan tertentu, seperti kemoterapi, antibiotik, obat atau suplemen herbal, dan penyebab radiasi CT-scan dan MRI. \n\n \n\n Penyebab gagal ginjal kronis adalah: \n\n \n Menderita diabetes atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol \n Memiliki penyakit autoimun, seperti penyakit lupus \n Menderita penyakit ginjal, seperti ginjal kronis, sindrom nefritis, glomerulonefritis, batu ginjal, atau infeksi ginjal berulang \n Memiliki gangguan pada prostat \n Memiliki riwayat penyakit ginjal dalam keluarga \n Mengalami obesitas \n Memiliki kebiasaan merokok \n \n\n \n\n \n\n Kerusakan pada ginjal memiliki beberapa tahapan atau stage yang perlu diketahui, seperti: \n\n Stage 1: kerusakan ginjal (ditemukannya protein dalam urin) dengan GFR normal \n\n Stage 2: Kerusakan ginjal dan ada penurunan GFR yang sedikit \n\n Stage 3: Kerusakan ginjal dan adanya penurunan gfr yang moderat \n\n Stage 4: Kerusakan ginjal dan ada penuruan GFR yang parah \n\n Stage 5: Gagal ginjal terminal \n\n \n\n \n\n Sahabat Hermina perlu diketahui bahwa gagal ginjal juga dapat dilihat dari tanda-tandanya seperti: tekanan darah tinggi, lebih banyak buang air kecil dalam sehari, adanya darah dalam urin, lemah serta sulit tidur, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, tidak dapat berkosentrasi, gatal, sesak, mual dan muntah, bengkak pada pergelangan kaki. \n\n \n\n Saat mengalami gagal ginjal akut maupun kronis, seseorang dapat mengalami beberapa keluhan berikut ini: \n\n \n Bengkak-bengkak di wajah dan tubuh \n Frekuensi berkemih menjadi lebih jarang atau justru tidak berkemih sama sekali \n Sesak napas \n Letih dan kurang bertenaga \n Mual dan muntah \n Berkurangnya nafsu makan \n Sulit berkonsentrasi \n Sering mengantuk \n Kulit pucat \n Kejang \n Penurunan kesadaran atau koma \n \n\n \n\n Setelah kita liat faktor resiko kerusakan gagal ginjal, alangkah baiknya jika Sahabat Hermina melakukan pencegahan. Pencegahan gagal ginjal dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, misalnya banyak minum air putih tidak merokok dan menghindari asap rokok, tidak minum minuman beralkohol, serta rajin berolahraga. Selain itu, mengonsumsi makanan sehat, seperti buah, sayuran, kacang-kacangan, dan lemak sehat, serta menjauhi makanan penyebab gagal ginjal. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin setiap tahun untuk memantau kondisi ginjal, terutama bagi penderita penyakit tertentu, seperti diabetes dan hipertensi. \n\n \n\n Jika mendapati adanya beberapa keluhan di atas, terlebih jika memiliki penyakit penyerta atau faktor yang dapat menjadi penyebab gagal ginjal, maka Anda perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter. \n\n \n\n Semakin cepat pemeriksaan dilakukan, diharapkan kerusakan ginjal bisa ditangani secepatnya. Karena kalau terlambat akan dapat penangan dengan cuci darah/hemodialisa. \n\n \n\n Tetap sehat, Sahabat Hermina. Karena kesehatan adalah modal utama untuk beraktivitas. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 21 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Penyakit Ginjal: Jenis, Gejala, dan Penanganan<\/a><\/h3>
Ginjal merupakan dua organ berbentuk kacang yang terletak di kedua sisi tubuh bagian belakang atas, tepat di atas punggung Anda. Sebagai bagian dari saluran kemih. Ginjal ini mempunyai beberapa fungsi, di antaranya untuk menghasilkan renin yang merupakan enzim untuk mengatur tekanan darah dan memilik beberapa peran lainnya, yaitu: \n\n \n Membantu memproduksi urine \n Menjaga keseimbangan mineral dan garam dalam darah \n Menetralkan darah dari racun, zat sisa, dan kelebihan cairan \n Menghasilkan senyawa aktif vitamin D yang berguna untuk menjaga kesehatan tulang \n Menghasilkan eritropoietin, yang memiliki fungsi untuk membuat sel darah merah \n \n\n \n\n Kerusakan ginjal dapat menyebabkan cairan dan limbah menumpuk dalam tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan masalah, seperti muntah, susah tidur, sesak napas, dan pembengkakan di pergelangan kaki. \n\n \n\n \n\n Jenis Penyakit Ginjal \n\n \n\n Penyakit ginjal sendiri mempunyai berbagai jenis penyakitnya. Berikut jenis penyakit ginjal yang paling umum terjadi : \n\n - Batu ginjal. Merupakan endapan benda padat atau kerikit yang dibentuk dari zat yang ada pada urine. Biasanya kondisi ini terjadi akibat tingginya kadar mineral tertentu pada urine. \n\n \n\n - Gagal ginjal kronis. Adalah salah satu gangguan pada ginjal yang berlangsung lebih dari tiga bulan. Kondisi ini dapat terjadi disebabkan ginjal tidak lagi dapat menyaring kotoran dan tidak bisa mengenedalikan jumlah garam, air, dan kalsium dalam darah. \n\n \n\n - Kista ginjal. Adalah kantung yang berisi cairan yang terbantuk di dalam ginjal. Kista ginjal dapat menyebabkan masalah serius pada fungsi ginjal. Pada umunya, jenis sakit ginjal satu ini jarang menimbulkan komplikasi atau disebut juga dengan kista ginjal sederhana. \n\n \n\n - Ginjal Polikistik. Penyakit ginjal poliskistik atau Polycystic Didney Disease (PKD) adalah kondisi kelianan genetik yang menyebabkan munculnya kista pada ginjal. \n\n \n\n \n\n Gejala Penyakit Ginjal \n\n \n\n Gejala ginjal yang muncul biasanya tidak menunjukkan gejala yang serius. Tanda dan gejala penyakit ginjal akan berkembang seiring dengan berjalanya waktu jika penurunan fungsi pada ginjal berlangsung lambat. \n\n \n\n Berikut ini beberapa gejala penyakit ginjal: \n\n \n Hilangannya selera makan \n Tubuh terasa lemah atau lemas dan kurang bersemangat \n Terdapat darah di dalam urine \n Warna urine menjadi gelap dan berbusa \n Mengalami gangguan susah tidur \n Sulit berkonsentrasi dan merasa pusing \n Mengalami nyeri dada akibat penumpukan cairan di selaput jantung \n Kulit menjadi kering dan gatal \n Mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil \n \n\n \n\n Gejala kelainan pada ginjal memang tidak terlalu spesifik. Hal ini karena penyakit ginjal seringkali diakibatkan oleh penyakit lain. \n\n \n\n \n\n Penyebab Penyakit Ginjal \n\n \n\n Beberapa pemicu yang menyebabkan penyakit ginjal. Mulai dari tekanan darah tinggi, mempunyai riwayat diabetes, adanya ganggu penyaringan pada ginjal. Hinggu turunan gen keluarga dengan batu ginjal atau ginjal polikistik. \n\n \n\n Tidak hanya itu. Gaya hidup yang tidak sehat juga menyebabkan penyakit ginjal, seperti terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol, kurang melakukan olahraga, jarang mengonsumsi air putih, serti memiliki pola makan tinggi gula dan garam menjadi pemicu seseorang rentan mengalami penyakit ginjal. \n\n \n\n \n\n Diagnosis Penyakit Ginjal \n\n \n\n Penyakit ginjal awal biasanya tidak ada tanda-tanda atau gejala. Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi ginjal, yaitu: \n\n \n\n \n\n \n Tes darah, biasanya tes ini dilakukan untuk melihat GFR dan menyaring limbah dari darah apakah ginjal dapat menyaring dengan baik. \n Tes urine untuk memeriksa albumin, yaitu protein dalam urin ketika fungsi ginjal sedang terganggu. \n USG dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi kesehatan ginjal dan mendeteksi adanya gangguan seperti tumor atau kista. \n Biopsi ginjal merupakan dimana dokter akan mengambil sampel jaringan dari ginjal untuk proses pemeriksaan secara detail di laboratorium. \n \n\n \n\n \n\n Pengobatan Penyakit Ginjal \n\n \n\n Metode pengobatan sakit ginjal biasanya bertujuan untuk mengendalikan gejala, mengurangi resiko komplikas dan memperlambat keparahan penyakit ginjal. Penyakit ginjal juga membuat kondisi lebih dari wakut ke waktu dapat menyebabkan gagal ginjal. \n\n \n\n Berikut beberapa pilihan pengobatan untuk penyakit ginjal: \n\n \n Obat ACE inhibitors atau ARBs membantu mengendalikan tekanan darah dan protein di dalam urine \n Antibiotik dapat menghambat pertumbuhan bakteri \n Transplantasi ginjal ketika penyakit ginjal mencapai stadium akhir \n Menjalani program diet rendah gula dan garam \n \n\n \n\n Sahabat Hermina, yuk mulai jaga kesehatan ginjal kita agar terhindar dari berbagai penyakit-penyakit yang dapat menyerang ginjal. Jika mengalami beberapa gejala penyakit ginjal seperti yang telah disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter agar dapat segera ditangani sebelum gejalanya menjadi bertambah parah. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 21 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 27 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 07 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>