- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 07 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Waspada! Infeksi Gigi dapat Menyebabkan Kematian<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Bulan Agustus tahun lalu, media sosial X dan Tiktok sempat dihebohkan dengan postingan viral tentang seorang pasien yang meninggal dunia akibat infeksi gigi setelah menjalani perawatan intensif di ICU selama 28 hari. Oleh akun @TrinityTraveler diceritakan, awalnya teman pengunggah (pasien) mengeluhkan nyeri pada gigi berlubang, kemudian muncul bengkak pada pipi yang meluas hingga ke leher dan dada. Pasien tersebut kemudian didiagnosis menderita penyakit Descending Necrotizing Medistinitis (DNM). Bagaimana penjelasan medis tentang penyakit ini? berikut pembahasannya. \n\n \n\n Infeksi gigi atau biasa disebut sebagai infeksi odontogenik merupakan suatu infeksi akibat bakteri yang menyebabkan terbentuknya kantung nanah (abses) di sekitar gigi. Infeksi odontogenik paling sering terjadi akibat gigi berlubang, penyakit periodontal (penyakit pada gusi dan tulang penyangga gigi), dan gigi yang tumbuh miring (impaksi). Pada gigi yang berlubang, bakteri dapat masuk hingga ke bawah akar gigi dan berkolonisasi hingga menyebabkan terbentuknya abses. Abses yang awalnya berukuran kecil, secara perlahan dapat membesar dan menyebabkan pembengkakan pada pipi dan leher. Selain itu, abses juga dapat menyebar turun hingga ke rongga dada dan menyebabkan Descending Necrotizing Mediastinitis (DNM). \n\n DNM merupakan infeksi yang sangat agresif dan mengancam jiwa. Pada DNM, terjadi peradangan masif dan pembusukan jaringan pada rongga dada (mediastinum), dimana daerah ini dekat dengan berbagai organ vital tubuh seperti jantung, paru-paru, pembuluh darah besar, dan juga saraf. Angka kematian akibat DNM dapat dikatakan cukup tinggi yaitu sekitar 40 persen dari seluruh kasus. Selain dari infeksi gigi, DNM juga dapat terjadi akibat infeksi pada area tenggorokan, sinusitis dan infeksi pada tulang servikal. Beberapa gejala DNM antara lain nyeri tenggorokan, sulit menelan, sesak nafas, suara serak, demam dan pembengkakan serta kemerahan pada pipi, leher, hingga dada,. Perawatan DNM biasanya dilakukan melalui tindakan bedah dengan membersihkan nanah yang berkumpul mulai dari rongga mulut, leher dan rongga dada. Selain itu, biasanya dilakukan pula pencabutan gigi untuk menghilangkan sumber infeksi. Pasien dengan DNM juga biasanya dirawat di ICU karena tindakan bedah yang dilakukan sangat masif dan butuh pemantauan secara intensif. \n\n \n\n Oleh karena DNM merupakan penyakit yang serius dan dapat mengakibatkan kematian, penting kiranya bagi kita untuk lebih aware terhadap penyakit ini. Salah satu cara mencegah terjadinya DNM yang disebabkan oleh infeksi odontogenik adalah dengan rutin menjaga kebersihan gigi dan mulut. Berikut merupakan tips menjaga kebersihan rongga mulut agar dapat terhindar dari DNM : \n\n \n Sikat gigi teratur, minimal 2x sehari pada pagi dan malam hari \n Rutin memeriksakan gigi dan mulut ke Dokter Gigi terdekat, minimal 6 bulan sekali \n Apabila terdapat gigi yang berlubang, tumbuh miring, dan goyang, segera periksakan diri ke Dokter Gigi untuk dilakukan penambalan, scaling atau pencabutan gigi \n Apabila terdapat tanda-tanda infeksi odontogenik seperti bengkak pada pipi, apalagi hingga menyebabkan sesak nafas, sulit menelan dan demam, segera periksakan diri ke Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial di Rumah Sakit Terdekat \n \n\n Demikian penjelasan singkat mengenai infeksi dari gigi yang dapat menyebabkan DNM. Infeksi gigi yang sering diremehkan ternyata dapat menyebabkan komplikasi serius hingga mengakibatkan kematian. Jadi, mulai sekarang, mari cek rutin kondisi gigi dan mulut ke Dokter Gigi, agar gigi dan mulut sehat serta terhindar dari komplikasi penyakit yang lebih serius. \n\n \n\n Drg. Arbi Wijaya, Sp.BMM \n\n Dokter Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial RS Hermina Mekarsari \n\n Staf Pengajar Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG UI \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 21 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Jenis Kawat Gigi yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Pemasangan<\/a><\/h3>
Gigi merupakan satu kesatuan dengan struktur sekitar, seperti jaringan otot pengunyah, wajah, dan tulang rahang. Selain fungsinya untuk mengunyah makanan, gigi juga memiliki peran penting terhadap estetika sehingga masalah pada gigi akan mempengaruhi penampilan seseorang. \n\n Beberapa diantara kita mungkin memiliki masalah-masalah gigi seperti posisi gigi tumpang tindih, berjejal, gigi depan maju, atau gigitan silang antara rahang atas dan bawah. Susunan gigi yang tidak beraturan dan hubungan gigi antara rahang atas dengan bawah tidak ideal disebut maloklusi. Penyebab maloklusi di antaranya gangguan perkembangan janin, gangguan pertumbuhan gigi, mengisap jempol dan sebagainya. Untuk memperbaiki kondisi maloklusi, perawatan ortodonti diperlukan. \n\n Perawatan ortodonti dilakukan untuk memperbaiki letak gigi yang tidak beraturan, memperbaiki relasi rahang atas dan rahang bawah supaya susunan gigi menjadi rapi sehingga diharapkan fungsi pengunyahan, fungsi bicara dan estetika menjadi lebih baik. \n\n Perawatan ortodonti dilakukan berdasar pada prinsip-prinsip biomekanika. Gigi yang susunannya kurang ideal dibetulkan dengan menggeser gigi untuk mencapai posisi yang ideal. Supaya bisa bergeser, dibutuhkan pemasangan alat ortodonti yang akan diaktivasi setiap interval waktu tertentu. Saat diaktivasi, terjadi penekanan pada gigi yang diteruskan pada tulang rahang sehingga akhirnya gigi akan bergeser, itu sebabnya terkadang pasien akan merasa tidak nyaman saat pemasangan atau aktivasi alat. \n\n \n\n Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk perawatan ortodonti berbeda beda tergantung pada tingkat keparahan kasus dan faktor kedisiplinan pasien. Pemilihan jenis alat ortodonti juga sangat bergantung pada diagnosis dan berat atau ringannya kasus maloklusi. Secara garis besar alat ortodonti dapat dibagi dua, yaitu: \n\n 1. Alat Orthodonti Cekat (Fixed Orthodontic Appliances) \n\n Perawatan ortodonti ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu bracket, kawat, karet, dan aksesoris lainnya misalnya alat ekspansi dan molar band. Alat ortodonti cekat tidak bisa dilepas pasang oleh pasien sendiri. Perawatan ini bisa sekitar delapan belas bulan sampai seterusnya, tergantung tingkat kesulitan dan kedisiplinan pasien. \n\n 2. Alat Ortodonti Lepasan (Removable Orthodontic Appliances) \n\n Jenis perawatan ortodonti lepasan terdiri dari komponen plat akrilik dengan klamer dan bisa dilepas pasang. Alat ortodonti lepasan hanya dilepas saat dibersihkan serta saat berolahraga seperti berenang. Alat ini biasanya dapat digunakan pada kasus maloklusi ringan yang tidak memerlukan pencabutan gigi. \n\n \n\n Supaya tidak salah pilih, ada beberapa macam kawat gigi yang perlu anda ketahui kekurangan dan kelebihannya. Berikut beberapa jenis kawat gigi yang berguna sebagai bahan pertimbangan anda sebelum merapikan dan meratakan gigi. \n\n 1. Kawat Gigi Konvensional \n\n Kawat gigi konvensional terdiri dari 3 komponen yaitu bracket, kawat, dan karet. Kawat gigi berbahan logam mungkin adalah jenis yang paling sering banyak orang gunakan untuk memperbaiki kondisi gigi. Kawat gigi konvensional telah menjadi tren tersendiri pada kalangan muda, selain itu bracket gigi pada jenis behel konvensional juga tersedia dalam berbagai warna yang bisa anda pilih sesuai selera. \n\n Akan tetapi, tidak jarang para pengguna kawat gigi ini mengeluhkan rasa sakit pada awal pemasangannya, hal ini menandakan kawat gigi tengah bekerja untuk memberi tekanan agar gigi dapat berpindah ke posisi yang ideal. Selain itu beberapa pemakai juga mengeluhkan kesulitan dalam mengunyah, makanan pun lebih berisiko menempel pada kawat dan bracket gigi. \n\n Lama perawatannya adalah 1-3 tahun bergantung pada kondisi gigi Anda. Setelah perawatan kawat gigi selesai, Anda perlu melanjutkan perawatan menggunakan retainer. Retainer berfungsi untuk menahan posisi baru gigi Anda yang sudah ideal setelah lepas kawat gigi. \n\n 2. Behel Transparan (Clear Aligner) \n\n Behel transparan atau yang dikenal juga sebagai clear aligner merupakan salah satu terobosan baru dalam dunia kedokteran gigi dengan menggunakan teknologi 3D. Karena tampilannya yang transparan, clear aligner tidak membuat tampilan gigi anda jadi mencolok. Selain itu, jenis behel ini juga bisa Anda lepas sendiri sesuai kebutuhan misalnya saat makan atau sikat gigi, sehingga tidak ada pantangan makanan selama menggunakan perawatan ini. \n\n Jenis behel ini cukup efektif untuk merapikan gigi anda agar selaras. Lama perawatan biasanya memakan waktu selama 3-9 bulan tergantung pada kondisi gigi anda. \n\n 3. Kawat Gigi Self-Ligating \n\n Kawat gigi Self-Ligating artinya kawat pengikat sendiri atau pengunci sendiri. Pada dasarnya kawat gigi self-ligating memiliki tampilan yang mirip seperti kawat gigi konvensional, namun jenis kawat gigi ini tidak menggunakan karet elastis melainkan klip khusus untuk menahan posisi kawat pada masing-masing bracket gigi. Klip tersebut akan mengurangi gesekan antara behel dan kawat sehingga kawat dapat bergerak lebih bebas di bracket. \n\n Kawat self-ligating tidak menggunakan karet sehingga ia memiliki pilihan sudut yang dapat disesuaikan dengan sudut kemiringan gigi dan akan lebih presisi untuk bermacam-macam kasus. Selain itu perawatan kawat self-ligating lebih tidak sakit karena tekanan yang diberikan pada gigi akan lebih stabil. Kawat gigi self-ligating juga banyak disukai karena terbukti dapat memperpendek jangka waktu pemakaian sebesar 6 bulan sampai 1 tahun lebih cepat dibandingkan kawat gigi konvensional, hal ini berhubungan dengan kemampuannya yang dapat memperbaiki lengkung gigi dengan lebih baik dan mengurangi kebutuhan untuk mencabut gigi \n\n Setelah mengetahui karakteristik bermacam jenis kawat gigi, konsultasikan masalah gigi anda kepada Dokter Spesialis Ortodonti untuk mendapatkan penanganan terbaik. \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 18 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pemasangan Behel atau kawat gigi ke Dokter Gigi Apa ?<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Memiliki gigi yang rapi merupakan impian bagi banyak orang. Tingginya demand untuk perawatan merapikan gigi ini memunculkan berbagai pilihan perawatan yang sering ditemui di masyarakat. \n\n Mulai dari perawatan merapikan gigi atau pemasangan behel oleh dokter gigi spesialis, dokter gigi umum biasa, hingga tukang gigi abal-abal. Nah jadi seharusnya kita pasang behel ke dokter gigi mana sih ? \n\n Jawabanya adalah ke dokter gigi spesialis Orthodonti, Spesialis ortodonsia adalah dokter yang memiliki spesialisasi khusus di bidang kedokteran gigi. Spesialisasinya difokuskan secara khusus untuk perawatan ketidakteraturan gigi (keselarasan dan oklusi) dan masalah rahang. Tindakan penanganannya umumnya melibatkan penerapan kawat gigi. \n\n Selain memperbaiki kondisi yang sudah ada/terjadi, spesialis ortodonsia juga dilatih untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin berkembang di masa depan. Dokter ini dapat melakukan pemeriksaan bagi semua orang tanpa terpaut usia. \n\n Behel bukan sekedar fashion ya, Sahabat Hermina . Behel tetap saja perawatan medis yang harus ditangani oleh dokter gigi yang memiliki kompetensi yaitu dokter spesialis orthodonti . Apabila tidak dilakukan dengan benar, perawatan behel bisa menjadi sia-sia atau bahkan merusak kondisi gigi. \n\n Apa Saja Kondisi Gigi Yang Harus di Behel ? \n\n \n\n Perawatan gigi dengan behel atau kawat gigi kini sudah sangat umum dilakukan. Penggunaan behel bertujuan untuk merapikan susunan gigi. \n\n Meski begitu, tidak semua kasus kelainan gigitan atau kelainan hubungan rahang bisa diatasi dengan behel. Beberapa di antaranya memerlukan tindakan yang lebih besar, seperti operasi bedah rahang. \n\n Kondisi lainnya yang sebaiknya tidak menggunakan behel adalah gigi berlubang dan peradangan gusi. Penggunaan kawat gigi justru dapat memperparah kondisi tersebut. \n\n \n\n Apa Saja Kondisi Gigi Yang Harus di Behel ? \n\n \n\n Perawatan gigi dengan behel atau kawat gigi kini sudah sangat umum dilakukan. Penggunaan behel bertujuan untuk merapikan susunan gigi. \n\n Meski begitu, tidak semua kasus kelainan gigitan atau kelainan hubungan rahang bisa diatasi dengan behel. Beberapa di antaranya memerlukan tindakan yang lebih besar, seperti operasi bedah rahang. \n\n Kondisi lainnya yang sebaiknya tidak menggunakan behel adalah gigi berlubang dan peradangan gusi. Penggunaan kawat gigi justru dapat memperparah kondisi tersebut. \n\n Lalu, apa saja kondisi gigi yang harus dibehel? \n\n \n Gigi Terlalu Maju \n Gigi Bercelah \n Gigi Berjejal \n Gigi Gingsul \n Rotasi Gigi \n ukuran gigi dan rahang tidak sesuai \n Gigi Tertanam \n Gigitan Terbaik \n Gigitan Terbuka \n \n\n \n\n Kenapa Pasang Behel Harus ke Dokter Spesialis Orthodonti ? \n\n Pemasangan Behel dan perawatannya sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi yang kompeten, yaitu dokter gigi spesialis ortodonsia. Memang sampai saat ini, banyak sekali dokter gigi umum yang melakukan pemasangan kawat gigi. \n\n Apabila Anda perlu membenahi posisi gigi, sebaiknya konsultasi dengan ortodontis. Contohnya, bila mengalami masalah saat menggigit atau posisi gigi yang berantakan. \n\n Patut diingat bahwa ada jenis gigi yang tidak bisa dibehel, seperti gigi atas terlalu maju (tonggos), gigi bawah terlalu maju, gigi berjejal, gigi tidak rapat, gigitan terbuka, dan impaksi gigi. \n\n \n\n Sebelum memilih dan melakukan perawatan di atas, dokter akan melakukan prosedur rontgen gigi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi gigi dan tulang rahang di bawahnya. \n\n Kemudian, dokter ortodonti akan menangani gangguan dengan pemasangan kawat gigi, behel transparan atau Invisalign, hingga operasi. \n\n Sebenarnya, tidak masalah bila Anda merapikan gigi dengan datang ke dokter gigi atau dentist. \n\n Namun, mungkin penanganannya akan berbeda bila Anda berkunjung ke ortodontis. Entah itu teknik perawatan dan pilihan pengobatannya yang lebih terbatas. \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 06 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
7 Cara Mengatasi Sakit Gigi pada Anak<\/a><\/h3>
Sakit gigi pada anak merupakan masalah umum yang sering dialami oleh banyak orang tua. Ketika anak mengalami sakit gigi, mereka dapat merasa tidak nyaman dan sulit untuk makan atau minum dengan baik. Namun, sebagai orang tua, Anda dapat mengatasi masalah ini dengan beberapa cara yang sederhana di rumah. Berikut adalah 7 cara mengatasi sakit gigi pada anak di rumah: \n \n1. Menyikat gigi secara teratur: Salah satu cara terbaik untuk mencegah sakit gigi pada anak adalah dengan mengajarkan mereka untuk menyikat gigi secara teratur setidaknya dua kali sehari. Pastikan juga mereka menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk membantu melindungi gigi dari kerusakan. \n \n2. Menggunakan air garam hangat: Jika anak mengalami sakit gigi, Anda dapat mencoba membilas mulut mereka dengan air garam hangat. Campurkan setengah sendok teh garam ke dalam segelas air hangat, lalu minta anak untuk berkumur-kumur selama beberapa menit. Air garam hangat dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan pada gigi. \n \n3. Mengompres daerah yang sakit: Jika anak mengalami sakit gigi, Anda dapat mengompres daerah yang sakit dengan menggunakan kantung es atau handuk yang telah direndam dalam air dingin. Tempatkan kompres ini di luar pipi anak selama beberapa menit untuk membantu mengurangi rasa sakit. \n \n4. Memberikan makanan lembut: Ketika anak mengalami sakit gigi, mereka mungkin kesulitan untuk mengunyah makanan yang keras atau keras. Sebagai gantinya, berikan mereka makanan yang lebih lembut seperti sup, bubur, atau jus buah yang tidak asam. Makanan lembut ini akan membantu mengurangi rasa sakit saat makan. \n \n5. Memberikan obat pereda nyeri: Jika anak mengalami sakit gigi yang parah, Anda dapat memberikan obat pereda nyeri yang aman untuk anak-anak. Namun, pastikan untuk mengikuti petunjuk dosis yang dianjurkan dan berkonsultasi dengan dokter jika anak masih mengalami sakit gigi setelah penggunaan obat. \n \n6. Gunakan bawang putih, Mungkin anak-anak tidak akan menyukai rasa pedas dan aroma menyengat pada bawang putih. Tetapi, kita dapat memberikan mereka pengertian bahwa pengobatan rumahan ini dapat membantu meredakan nyeri gigi. \n\n Cara meredakan sakit gigi dengan bawang putih cukup ampuh dan mudah. Anda dapat menemukan bawang putih di dapur yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Caranya mudah, hanya dengan mengunyah bawang putih selama beberapa menit di bagian yang terasa sakit. Jika tidak ingin menggigitnya, bawang putih dapat diiris tipis atau dihaluskan kemudian ditempelkan di area gigi yang sakit. \n\n Namun, perlu diingat agar tidak menempelkan irisan maupun pasta bawang putih di rongga mulut terlalu lama karena bisa menyebabkan luka bakar pada selaput mulut. Cukup letakkan beberapa menit saja, kemudian bersihkan. \n\n \n7. Mengunjungi dokter gigi secara teratur: Penting untuk membawa anak ke dokter gigi secara teratur untuk pemeriksaan gigi dan membersihkan gigi. Dokter gigi dapat mendeteksi masalah gigi pada anak sejak dini dan memberikan perawatan yang diperlukan. \n \nDengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat membantu mengatasi sakit gigi pada anak di rumah. Namun, jika anak masih mengalami sakit gigi yang parah atau berkelanjutan, segera konsultasikan dengan dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekanbaru<\/a><\/li>
- 18 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Ketahui Apa yang terjadi jika Menyimpan Karang Gigi<\/a><\/h3>
Apa Akibat Menyimpan Karang Gigi? \n\n \n Rongga Mulut Menjadi Tempat Sarang Bakteri \n Ketika bakteri membentuk koloni maka plak akan bertambah banyak, plak bisa menyebar sampai ke gusi. Ketika plak sudah sampai gusi, karang gigi atau plak menekan permukaan gusi sehingga terjadi peradangan atau ginggivitis. Ginggivitis adalah radang gusi dimana jaringan permukaan gusi sudah terinfeksi bakteri pembentuk karang gigi. Berikut tanda-tanda Ginggivitis\n \n Pada saat menyikat gigi gusi mudah berdarah \n Ketika bangun tidur gusi terasa berdarah \n Jika karang gigi sudah tebal sampai memenuhi gusi, ketika lidah menyentuh gusi, gusi gampang mengeluarkan darah2. Peradangan pada Jaringan Pendukung Gigi (Periodontitis) \n Apabila pada kondisi ginggivitis tidak segera dilakukan perawatan untuk pembersihan karang gigi, maka bakteri pada karang gigi akan terus berkembang lebih banyak, sehingga mencapai jaringan pendukung gigi lebih dalam yaitu tulang alveolar. \n Bakteri pada karang gigi akan merusak perlekatan antara tulang alveolar dengan lapisan permukaan gigi, yaitu Ligamen Periodontal. Pada kondisi ini, Anda akan merasakan:\n \n Gigi terasa ngilu, karena jaringan pendukung gigi dalam kondisi terlepas dari perlekatan, yang semestinya menyelimuti permukaan akar gigi \n Gigi mulai terasa goyang karena bakteri pada karang gigi yang lebih luas / banyak sehingga menerobos perlekatan antara jaringan pendukung gigi dan permukaan akar, lama kelamaan apabila tidak segera dilakukan perawatan, maka gigi akan lepas secara spontan karena makin meluas karang gigi maka derajat kegoyangan gigi semakin meningkat. \n \n \n \n \n Bau Mulut \n Walaupun sikat gigi secara teratur dan menggunakan obat kumur, bau mulut tetap ada karena bakteri masih tersimpan dikarang gigi. \n Gangguan Estetik \n Karang gigi atau plak dapat mengganggu penampilan atau membuat Anda tidak percaya diri, karena gigi cenderung terlihat tidak bersih, dan berwarna kekuningan \n \n\n Sahabat Hermina yuk periksakan kesehatan gigi minimal sekali 6 bulan, agar mulut tetap bersih dan terjaga. Jika Sahabat Hermina mengalami kondisi tersebut disarankan untuk ke dokter Gigi untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 07 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Alami Gigi Berlubang, Perlukah Dicabut?<\/a><\/h3>
Gigi berlubang dapat menimbulkan rasa ngilu atau gigi nyeri yang mungkin tidak tertahankan. Selain itu, dalam beberapa kasus juga bisa mengakibatkan komplikasi, mulai dari infeksi, abses gigi, sepsis, hingga gigi tanggal. Karena itu, penting untuk mengobati sakit gigi berlubang yang paling tepat pada artikel berikut. \n\n Beragam cara mengatasi gigi berlubang dapat dilakukan agar lubang pada gigi tidak terus membesar dan gejala yang menyertainya dapat teratasi. Gigi berlubang sering ditandai dengan gigi sensitif dan noda putih atau coklat pada gigi. Lubang pada gigi terbentuk saat plak menempel pada lapisan terluar gigi atau enamel dan terjadi proses fermentasi setelah 4 jam. Plak merupakan lapisan lengket yang terbentuk dari sisa makanan dan bakteri. \n\n Gigi berlubang dapat terjadi karena kombinasi beberapa faktor, seperti terlalu banyak mengonsumsi asupan yang manis, ngemil yang berlebihan, atau tidak membersihkan gigi secara baik dan benar. Jika Sahabat Hermina mengalami gigi berlubang, sebaiknya dicabut atau ditambal, ya? Perawatan gigi berlubang yang utama adalah ditambal. Namun, keputusan akhir untuk menambal atau mencabut gigi akan bergantung pada evaluasi dan konsultasi dengan dokter gigi. \n\n \n\n Kondisi Gigi Berlubang yang Masih Dapat Ditambal \n\n Gigi yang berlubang yang dapat ditambal adalah yang memiliki kerusakan yang masih terbatas pada bagian luar atau email gigi (enamel) dan dentin. Biasanya, gigi yang memiliki kerusakan kecil hingga sedang dapat ditambal dan diperbaiki tanpa perlu dicabut. Berikut contoh kasus gigi berlubang yang dapat ditambal: \n\n 1. Gigi dengan Lubang Sebatas Email \n\n Penambalan bisa dilakukan pada gigi yang mengalami karies email. Kondisi ini terjadi ketika kerusakan gigi hanya sampai ke lapisan permukaan email gigi. Lapisan email merupakan lapisan terluar dari gigi. Pada tahap ini, gigi bisa langsung ditambal permanen. \n\n 2. Gigi dengan Lubang Sebatas Dentin \n\n Kondisi ini terjadi ketika kerusakan gigi sudah lebih dalam lagi sampai ke bagian dentin. Pada tahap ini, menambal gigi berlubang dengan tambalan permanen masih bisa dilakukan. \n\n Namun, jika bagian dentin yang rusak sudah terlalu dalam hingga mendekati ruang pulpa gigi, maka perlu diobati dahulu. Jika diidentifikasi lebih awal, kerusakan dentin dapat segera diatasi dengan tambalan. \n\n 3. Gigi dengan Lubang Sudah Menembus Pulpa \n\n Untuk mengetahui gigi berlubang yang sudah mencapai pulpa tersebut masih bisa dipertahankan atau dicabut, tergantung pada hasil pemeriksaan klinis dan penunjang setelah dilakukan konsultasi dengan dokter gigi. \n\n Pada gigi dengan lubang yang sudah menembus pulpa, artinya kerusakan gigi sudah sampai bagian saraf, pembuluh darah dan pembuluh limfa gigi, sehingga perlu dilakukan serangkaian perawatan saluran akar untuk mempertahankan gigi tersebut. \n\n Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengambil seluruh jaringan pulpa yang sudah terinfeksi. Selain itu, perawatan ini akan membentuk saluran akar gigi yang pada akhirnya akan diisi dengan bahan pengisian gigi. Setelahnya, gigi yang berlubang baru dapat ditambal secara permanen. \n\n 4. Abses \n\n Jika abses telah terbentuk, dokter gigi kemungkinan akan melakukan perawatan saluran akar untuk menghilangkan infeksi. Dalam kasus yang parah, gigi yang terkena kemungkinan perlu dicabut sepenuhnya. \n\n Pemberian medika mentosa seperti antibiotik juga dapat diresepkan untuk membantu proses penyembuhan. Obat ini berfungsi untuk mengurangi infeksi bakteri yang sudah terjadi. \n\n \n\n Kondisi Gigi Berlubang yang Harus Dicabut \n\n Gigi yang sebaiknya dicabut adalah gigi yang mengalami kerusakan yang sangat parah, seperti kerusakan hingga ke akar gigi, infeksi pada gusi dan tulang atau meliputi deformitas wajah, atau gigi yang tidak bisa lagi diperbaiki dengan penambalan. Berikut contoh kasus gigi berlubang yang harus dicabut agar kondisinya tidak semakin bertambah parah: \n\n 1. Gigi Berlubang Besar dan Dalam \n\n Tindakan pencabutan gigi diperlukan pada kondisi gigi yang lubangnya besar dan dalam sampai bagian pulpa gigi, lalu tembus lagi dari dasar kamar pulpa sampai ke percabangan akar gigi (bifurkasi). Pada kondisi tersebut, gigi tidak bisa dirawat lagi karena infeksi telah menyebar ke bagian bawah gigi. \n\n 2. Gigi Berlubang Disertai Goyang \n\n Pada kondisi ini, menambal gigi berlubang akan sia-sia. Pasalnya, gigi akan tetap sakit karena goyangnya gigi tersebut, kecuali dilakukan terapi splinting untuk menstabilkan gigi goyang. Namun, dengan catatan kerusakan tulang alveolar tidak terlalu berat dan gigi masih bisa ditambal. \n\n 3. Gigi Berlubang Tinggal Akar \n\n Untuk mengetahui apakah gigi berlubang Sahabat Hermina perlu dicabut atau cukup ditambal, bisa dilihat dari kondisi ini juga. Bila mengalami gigi berlubang dan menyebabkan gigi hanya tinggal sisa akar, tindakan mencabut lebih baik dilakukan supaya tidak menyebabkan infeksi. \n\n 4. Gigi Berlubang pada Geraham Bungsu yang Tumbuh Miring \n\n Tindakan pencabutan gigi perlu dilakukan pada kondisi gigi geraham bungsu yang berlubang, serta tumbuhnya miring. Hal ini penting untuk mencegah kerusakan pada gigi sebelahnya. \n\n Apabila gigi tidak segera dicabut dan hanya dilakukan penambalan saja pada kondisi-kondisi tersebut, maka gigi dapat mengalami infeksi lebih lanjut. Kondisi ini yang akan membahayakan kesehatan gigi maupun tubuh. \n\n 5. Gigi Berlubang Terletak di Dekat Jaringan Abnormal \n\n Pertumbuhan abnormal bisa terjadi di bagian manapun pada tubuh, termasuk bagian dalam mulut. Jika kamu mengalami gigi berlubang yang letaknya berdekatan dengan jaringan abnormal, kemungkinan gigi tersebut perlu dicabut. Dikhawatirkan gigi berlubang berisiko infeksi dan membahayakan kesehatan, terlebih ada jaringan yang tumbuh tidak normal. \n\n 6. Gigi Berlubang Terjadi Pada Gigi Bertumpuk \n\n Terkadang gigi bisa tumbuh di area yang tidak seharusnya, misalnya berdempetan dengan gigi lain. Kondisi ini menyebabkan kondisi gigi yang tidak rata alias berantakan. Selain mengurangi tampilan gigi, kondisi gigi ini juga bisa menyebabkan rasa tidak nyaman, misalnya bergesekan dengan bagian mulut dalam sehingga mudah sariawan. \n\n Bila gigi yang tumbuh pada lokasi yang tidak tepat ini juga berlubang, dokter mungkin merekomendasikan untuk mencabutnya. \n\n Penting bagi Sahabat Hermina untuk melakukan pemeriksaan ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, agar adanya karies / lubang gigi dapat dideteksi sedini dan kerusakan gigi lebih lanjut bisa dicegah. RSU Hermina Pandanaran memiliki klinik gigi spesialistik dengan dokter yang ahli pada bidangnya. Dapatkan kemudahan informasi jadwal dan pendaftaran dokter melalui mobile aplikasi Hermina, Website www.herminahospitals.com, atau Call Center 1500 488. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 13 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Cara Jitu Atasi Gigi Ngilu!<\/a><\/h3>
Pada beberapa orang gigi ngilu kerap terjadi saat menyantap es krim, mengonsumsi teh hangat, atau saat menyikat gigi. Keluhan ini umumnya disebabkan oleh kondisi gigi yang sensitif. Gigi ngilu akibat gigi sensitif terjadi ketika lapisan bawah gigi (dentin) terbuka. Hal ini membuat akar gigi yang memiliki ribuan saraf kecil menjadi lebih mudah terpapar berbagai rangsangan, seperti makanan atau minuman panas, dingin, manis, atau asam. \n\n \n\n Penyebab Gigi Sensitif \n\n Gigi sensitif atau mudah terasa ngilu dapat disebabkan oleh banyak hal. Berikut ini adalah beberapa penyebab gigi ngilu yang cukup sering terjadi: \n\n \n Kebiasaan menyikat gigi terlalu kencang atau menggunakan sikat gigi berbulu kasar \n Radang gusi atau gusi tertarik \n Gigi berlubang, retak, patah, atau terbiasa menggemeretakkan gigi \n Efek samping prosedur tertentu pada gigi, seperti pemutihan gigi dan pemasangan crown gigi \n Penggunaan mouthwash dalam jangka panjang \n Penumpukan plak pada gigi \n Konsumsi makanan dan minuman yang terlalu asam atau manis \n Penyakit refluks asam lambung (GERD) \n \n\n Faktor risiko gigi sensitif \n\n Meski dapat terjadi pada siapa saja, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gigi sensitif, yaitu: \n\n \n Merokok \n Sering mengonsumsi minuman bersoda \n Jarang membersihkan dan kurang menjaga kesehatan gigi dan mulut \n \n\n \n\n Gejala Gigi Sensitif \n\n Seseorang yang mengalami gigi sensitif akan merasakan nyeri dan ngilu, Selain sensasi nyeri dan ngilu, gejala lain yang dapat muncul meliputi: \n\n \n Bau mulut (Halitosis) \n Perubahan sensasi rasa di mulut \n Penyusutan gusi \n Kemerahan dan pembengkakan di gusi \n \n\n \n\n Cara Mengatasi Gigi Sensitif \n\n Memeriksakan diri ke dokter gigi adalah langkah pertama yang dapat dilakukan jika gigi Anda terasa ngilu. Dokter akan mendeteksi penyebab gigi ngilu berdasarkan riwayat keluhan, gejala yang dialami, dan hasil pemeriksaan. \n\n 1. Menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif \n\n Pasta gigi khusus untuk gigi sensitif mengandung formula tertentu yang mampu menghambat atau mengurangi nyeri atau ngilu pada gigi. Namun, pasta gigi tersebut perlu digunakan beberapa kali hingga keluhan gigi ngilu dapat teratasi. \n\n 2. Flouride treatment \n\n Fluoride treatment dapat dilakukan dengan cara mengoleskan gel fluoride ke lapisan terluar gigi untuk memperkuat lapisan pelindung gigi (email). Jika lapisan gigi menguat, keluhan gigi ngilu pun bisa mereda. \n\n 3. Teeth bonding \n\n Prosedur ini dilakukan dengan cara menempelkan bahan tertentu, biasanya berupa resin, pada permukaan akar gigi yang terpapar atau terbuka. Jika Sahabat Hermina menjalani prosedur teeth bonding untuk mengatasi gigi berlubang, dokter umumnya memberikan bius lokal. \n\n 4. Operasi gusi \n\n Akar gigi yang telah kehilangan lapisan gusi dapat menyebabkan gigi menjadi ngilu. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi adalah operasi gusi. Dokter akan mengambil gusi dari bagian lain untuk dipasangkan ke bagian yang hilang. \n\n 5. Perawatan saluran akar gigi (root canal treatment) \n\n Perawatan saluran akar gigi dilakukan dengan cara merawat bagian inti atau pulpa gigi. Cara ini umumnya dilakukan bila jenis perawatan lain tidak efektif untuk mengatasi gigi ngilu atau rasa nyeri yang Sahabat Hermina alami sudah tidak tertahankan. \n\n \n\n Tips Mencegah Gigi Sensitif \n\n Agar gigi terbebas dari rasa ngilu akibat gigi sensitif saat mengonsumsi berbagai jenis makanan atau minuman, Sahabat Hermina wajib menjaga kesehatan gigi dan mulut. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gigi ngilu atau gigi sensitif: \n\n 1. Sikat gigi secara rutin \n\n Menyikat gigi 2 kali sehari dengan bulu sikat yang lembut dan pasta gigi yang mengandung flouride adalah cara paling sederhana untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Hindari menggosok gigi terlalu keras, terutama di sekitar garis gusi, untuk mencegah terjadinya luka pada gusi. Setelah menggosok gigi, gunakan benang gigi untuk membersihkan sisa makanan yang terselip di sela gigi. \n\n 2. Hindari menggeretakkan gigi \n\n Kebiasaan menggeretakkan gigi lama-kelamaan bisa membuat gigi menjadi rapuh dan sensitif. Jika Sahabat Hermina memiliki kebiasaan ini, cobalah gunakan pelindung mulut, terutama saat tidur. \n\n 3. Perhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi \n\n Batasi konsumsi makanan dan minuman yang asam, seperti minuman soda, yoghurt, tomat, dan jeruk, serta makanan atau minuman yang banyak mengandung gula. Makanan dan minuman asam atau manis dapat mengikis email gigi, sehingga membuat dentin gigi terbuka. \n\n Jika Sahabat Hermina ingin minum soda atau minuman asam lainnya, gunakan sedotan agar cairan minuman tidak mengenai gigi. Setelah itu, minumlah air putih untuk menormalkan kadar asam di mulut. \n\n Hindari langsung menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung asam atau gula. Tunggulah sekitar 30 menit terlebih dahulu. Asam membuat email gigi menjadi lebih lunak dan mudah terkikis saat disikat. \n\n 4. Periksakan gigi secara rutin ke dokter gigi \n\n Selain rutin menyikat gigi dan membatasi konsumsi makanan asam, Sahabat Hermina juga perlu memeriksakan kesehatan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan atau sesuai jadwal yang disarankan dokter oleh gigi. \n\n Perawatan rutin dan menjaga kebersihan gigi adalah kunci utama untuk mencegah gigi ngilu karena gigi sensitif. Jika Sahabat Hermina masih merasakan gigi ngilu meski telah melakukan beberapa tips di atas, segera konsultasikan keluhan ke dokter gigi di klinik gigi spesialistik RSU Hermina Pandanaran. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 22 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Anak<\/a><\/h3>
Kesehatan gigi anak sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Perawatan gigi yang baik sejak dini dapat membantu mencegah masalah gigi dan mulut pada masa dewasa. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa menjaga kesehatan gigi anak sangat penting: \n\n \n Pencegahan kerusakan gigi: Menjaga kesehatan gigi anak melalui kebiasaan yang baik, seperti menyikat gigi dua kali sehari dan menghindari makanan manis atau asam berlebihan, dapat membantu mencegah kerusakan gigi. Mengajarkan anak tentang pentingnya kebersihan gigi sejak dini dapat membentuk kebiasaan yang baik dan mengurangi risiko timbulnya masalah gigi. \n Agar pertumbuhan dan perkembangan anak optimal : Anak-anak yang memiliki gigi susu perlu dirawat dengan baik. Gigi susu yang sehat dan kuat penting untuk mengunyah makanan dengan baik, memperoleh nutrisi yang cukup, dan membantu dalam perkembangan bicara yang baik. Sehingga tumbuh kembang anak optimal. Selain itu, gigi susu yang rusak atau hilang dapat memengaruhi pertumbuhan gigi permanen yang akan tumbuh setelahnya. \n Mencegah penyakit mulut: Kesehatan gigi yang buruk pada anak-anak dapat menyebabkan berbagai masalah mulut, termasuk infeksi, radang gusi, dan gigi berlubang. Infeksi gigi yang tidak diobati dapat menyebabkan rasa sakit, kesulitan makan, dan masalah dalam perkembangan wicara serta tulang rahang. Selain itu, penyakit gigi pada anak juga dapat memengaruhi kualitas tidur dan konsentrasi belajar. \n Mengajarkan kebiasaan hidup sehat: Menjaga kesehatan gigi anak merupakan bagian penting dari pendidikan tentang kebiasaan hidup sehat secara keseluruhan. Dengan mengajarkan anak untuk merawat gigi mereka secara teratur, mereka juga akan belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan tubuh dan menjalani gaya hidup yang sehat secara umum. \n Penghematan biaya: Merawat gigi anak secara teratur dan mencegah masalah gigi akan membantu mengurangi biaya pengobatan gigi di masa depan. Tindakan pencegahan, seperti kunjungan rutin ke dokter gigi per 6 bulan sekali, sikat gigi secara teratur, dan pola makan yang sehat, dapat mengurangi risiko komplikasi dan biaya pengobatan yang lebih mahal di kemudian hari. \n \n\n Dalam menjaga kesehatan gigi anak, penting untuk melibatkan orang tua atau wali sebagai pemimpin dan contoh yang baik. Mengajarkan anak-anak untuk menyikat gigi dengan benar, menggunakan benang gigi, dan menjalani pola makan yang sehat adalah langkah awal yang penting. Selain itu, kunjungan rutin ke dokter gigi juga penting untuk memeriksa kesehatan gigi anak dan memberikan saran serta perawatan yang diperlukan. \n\n Dengan menjaga kesehatan gigi anak, kita dapat memberikan mereka fondasi yang kuat untuk memiliki gigi dan mulut yang sehat di masa depan. Investasi dalam perawatan gigi sejak dini akan membantu anak-anak tumbuh dengan gigi yang kuat dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 24 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sakit Gigi tak Kunjung Henti, Ketahui Ciri Gigi Berlubang!<\/a><\/h3>
Sakit gigi merupakan kondisi sakit atau nyeri yang terjadi pada bagian dalam atau sekitar gigi. Sakit gigi dapat hilang timbul atau berlangsung secara terus menerus dan tingkat keparahan nyeri tersebut dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Umumnya, sakit gigi terjadi akibat penyakit pada gigi atau gusi, salah satunya adalah gigi berlubang. \n\n Gigi berlubang merupakan kondisi gigi yang rusak akibat terkikisnya lapisan terluar gigi (enamel). Kondisi ini terjadi karena penumpukan bakteri di mulut akibat sering mengonsumsi makanan manis dan tidak menjaga kebersihan mulut. \n\n Gigi berlubang dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Apabila tidak segera diatasi, lubang di gigi dapat semakin membesar dan mengganggu sehingga berpotensi untuk meningkatkan risiko terjadinya masalah gigi yang lain, seperti infeksi dan gigi tanggal atau copot. \n\n \n\n Faktor Penyebab Gigi Berlubang: \n\n -Jarang menyikat gigi/membersihkan gigi setelah makan \n\n -Tidak menggunakan pasta gigi atau obat kumur yang mengandung fluoride \n\n -Terlalu banyak konsumsi makanan dan minuman manis atau asam (soda, kopi, teh,dll) \n\n -Menderita anoreksia dan bulimia \n\n -Menderita GERD dan mulut kering \n\n -Berusia lanjut sehingga enamel mulai menipis dan berkurangnya produksi air liur \n\n -Rutin konsumsi obat-obatan, suplemen, vitamin, atau produk herba yang mengandung gula \n\n \n\n Gejala Gigi Berlubang: \n\n Apabila lubang pada gigi masih berukuran kecil, biasanya gejala belum terasa. Namun, ketika lubang pada gigi sudah membesar, dapat muncul beberapa gejala berikut: \n\n -Gigi sensitif \n\n -Sakit ketika menggigit \n\n -Nyeri spontan tanpa sebab yang jelas \n\n -Ngilu atau nyeri setelah konsumsi makanan/minuman yang manis, dingin, atau panas \n\n -Terdapat lubang yang jelas di gigi \n\n -Noda putih, coklat, atau hitam pada permukaan gigi \n\n \n\n Pencegahan Gigi Berlubang \n\n Gigi berlubang bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada orang yang tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut. Untuk mencegah kondisi ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu: \n\n -Mengurangi kebiasaan ngemil \n\n -Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang manis atau asam, seperti permen atau minuman ringan \n\n -Menyikat gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride \n\n -Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi setidaknya 1 kali sehari \n\n -Memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi, setidaknya 2 kali dalam setahun \n\n \n\n Sakit gigi akibat gigi berlubang juga dapat terjadi karena adanya plak yang sudah lama tidak dibersihkan. Plak adalah lapisan lunak dan lengket yang terdiri dari sisa makanan serta bakteri. Bila dibiarkan terus-menerus, plak tersebut bisa menyebabkan berbagai macam masalah mulut seperti karang gigi hingga gigi berlubang. \n\n Untuk mencegah terjadinya berbagai komplikasi lain pada gigi, periksalah ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk membersihkan plak yang membandel. Oleh karena itu Sahabat Hermina dapat mengunjungi RS Hermina Depok untuk mendapatkan perawatan gigi terbaik sebagai upaya mencegah gigi berlubang. \n\n Buat janji temu dengan dokter RS Hermina Depok melalui call center kami di 1500 488 atau gunakan fitur yang terdapat pada aplikasi Halo Hermina. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekanbaru<\/a><\/li>
- 29 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tips Mengatasi Tidak Terjadinya Infeksi Pada Pengguna Kawat Gigi<\/a><\/h3>
Kawat gigi atau biasa disebut sebagai behel adalah alat berbasis kawat yang digunakan oleh ortodontis untuk memperbaiki gigi atau rahang yang tidak rata dan gigi yang bertumpuk. Selain berbagai keuntungan yang dapat diperoleh, pahami juga mengenai efek memakai behel dan bagaimana cara perawatan behel yang baik. Kawat gigi digunakan untuk memperbaiki penampilan gigi tidak rata atau rahang yang tidak sejajar. Jika Anda memutuskan untuk menggunakan braket, hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami jenis, proses pemasangan, dan risikonya. \n \nInfeksi pada pasien yang menggunakan kawat gigi lebih berkemungkinan lebih besar terkena infeksi, dikarenakan adanya bracket yang dipasang dikawat gigi tidak sempurna dan sisa sisa makanan menumpuk yang akan menyebabkan bakteri. \n\n \n\n Mengapa seseorang memakai kawat gigi? \n\n Penyebab utama seseorang memasang kawat gigi yakni kelainan posisi gigi atau rahang, contohnya letak gigi yang tidak sesuai, berantakan, atau gigi yang terlalu bercelah. \n\n Selain karena posisi gigi, bentuk rahang yang terlalu maju atau mundur juga bisa menjadi alasan seseorang memasang behel. \n \n\n Manfaat memakai kawat gigi: \n\n Kawat gigi digunakan untuk memperbaiki berbagai masalah gigi dan memberikan sejumlah manfaat. Mari kita bahas beberapa kelebihan utama menggunakan kawat gigi di bawah ini: \n\n \n Meningkatkan kesehatan gigi \n Melindungi gigi \n Menyelesaikan masalah makan \n Memiliki senyum yang indah dan gigi yang lurus \n \n \n\n Efek memakai behel atau risiko yang menyertainya \n\n Selain memperoleh manfaatnya, ternyata ada pula risiko memakai behel yang harus disadari sebelum Anda memulai perawatan ini, beberapa contohnya seperti berikut: \n\n \n Merasakan tidak nyaman \n Mengalami resorpsi akar \n Mengalami cedera \n Gigi kembali lagi ke bentuk semula \n Terjadinya Infeksi \n \n \n\n Tips Cara Mencegah infeksi pada Pengguna Kawat gigi \n\n \n Rutin memberishkan gigi 2x sehari \n Wajib kontrol setiap bulan ke dokter orthodonti untuk memastikan tidak ada infeksi \n \n\n Untuk informasi lebih lanjut tentang manfaat dan risiko serta fakta lainnya tentang pemasangan kawat gigi, Infeksi gigi Anda bisa berkonsultasi langsung ke dokter gigi spesialis di RS Hermina Pekanbaru. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 25 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Ayo Ketahui Apa Saja Manfaat Penggunaan Kawat Gigi<\/a><\/h3>
Kawat gigi atau biasa disebut sebagai behel adalah alat berbasis kawat yang digunakan oleh ortodontis untuk memperbaiki gigi atau rahang yang tidak rata dan gigi yang bertumpuk. Tujuan utama dari pemasangan kawat gigi ini sendiri adalah untuk menyelaraskan gigi dan rahang agar dapat menggigit makanan dengan baik dan menghasilkan senyum yang indah. Namun perlu diingat, bahwa Sahabat Hermina tidak bisa begitu saja memasangnya. Dibutuhkan pemeriksaan menyeluruh oleh dokter gigi, sebelum alat tersebut bisa dipasang di rongga mulut. \n\n \n\n Jangan Pasang Kawat Gigi Untuk Sekedar Bergaya \n\n Menggunakan kawat gigi adalah langkah yang tepat untuk mengatasi susunan gigi yang berantakan. Selama Sahabat Hermina menjalani prosedur ini di dokter gigi, maka dokter dapat menyesuaikan langkah perawatan, serta jenis kawat gigi, yang sesuai dengan kondisi. Sayangnya, saat ini mulai banyak beredar jasa pemasangan kawat gigi oleh orang yang bukan dokter gigi. Hal ini tentu mengkhawatirkan. Sebab, ada berbagai risiko akibat pemasangan kawat gigi yang salah posisi, atau dengan jenis yang tidak sesuai. Bayangkan, jika gigi rapi yang diidamkan tidak tercapai, dan gigi justru semakin berantakan. Perawatan ini, sangat tidak disarankan, jika tujuannya hanya untuk sekadar bergaya, atau mengikuti tren yang ada. Apabila gigi dengan susunan rapi kemudian dipasangi kawat gigi, maka akan ada kemungkinan susunan gigi justru bergeser, dan membuatnya berantakan. \n\n \n\n Mengapa Harus Pasang Kawat Gigi? \n\n Kawat gigi berfungsi sebagai penyangga agar gigi tumbuh di tempat seharusnya dan tidak mengganggu pertumbuhan gigi lainnya maupun gusi. Pemasangan kawat gigi ini selain dapat merapihkan struktur gigi, akhirnya dapat berimbas baik pada kesehatan mulut dan kebersihan gigi juga. Selain itu, tiga alasan berikut ini umumnya menjadi pertimbangan mengapa seseorang memerlukan kawat gigi: \n\n \n Posisi gigi bagian depan maju. \n Bentuk gigi berantakan dan tidak beraturan sehingga sering menggores gusi dan menggores gigi dan menyebabkan radang. \n Struktur gigi yang berantakan memberikan masalah pada artikulasi bicara. \n Struktur gigi yang berantakan dapat mengakibatkan kelainan pada sendi rahang yang mengakibatkan rasa sakit saat buka mulut dan mengunyah makanan. \n \n\n \n\n Manfaat Menggunakan Kawat Gigi \n\n Kawat gigi digunakan untuk memperbaiki berbagai masalah gigi dan memberikan sejumlah manfaat. Kelebihan utama menggunakan kawat gigi seperti: \n\n \n Meningkatkan kesehatan gigi \n \n\n Masalah ortodontik seperti gigi tidak rata, plak, gigi tidak beraturan, pola gigitan yang tidak benar, bakteri, penyakit gusi, dan lain-lain dapat diatasi dengan penggunaan kawat gigi. Behel akan menyelaraskan struktur gigi dengan cara yang paling tepat dan hal ini dapat meningkatkan kebersihan gigi. \n\n \n Melindungi gigi \n \n\n Orang yang memiliki pola gigitan yang tidak rata atau masalah ortodontik lainnya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk memiliki dampak berbahaya pada gigi, seperti gigi depan menonjol, dan kerusakan atau masalah gigi dini. Oleh karena itu, orang-orang yang mengalami hal tersebut membutuhkan perisai yang kuat untuk melindungi gigi. Behel bertindak sebagai pelindung terhadap dampak buruk tersebut, dan sekaligus menjaga kesehatan gigi. \n\n \n Menyelesaikan masalah makan \n \n\n Banyak orang yang menghadapi kesulitan dalam mengunyah atau menggigit makanan mereka. Hal itu disebabkan oleh gigi yang tidak rata. Jika hal tersebut tidak diperbaiki, maka akan menyebabkan masalah gizi dan pencernaan. Oleh karena itu, Anda dapat memakai behel untuk menyelesaikan masalah makan Anda. \n\n \n Memiliki senyum yang indah dan gigi yang lurus \n \n\n Ini adalah pengetahuan yang umum bahwa kawat gigi dapat meningkatkan penampilan keseluruhan gigi. Setelah gigi yang tidak rata dan tidak beraturan diperbaiki, hasilnya adalah senyum yang indah. \n\n \n\n Efek keseluruhan dari perubahan ini juga akan meningkatkan kepercayaan diri Sahabat Hermina, sehingga Sahabat Hermina akan dengan bebas mengekspresikan diri secara terbuka tanpa ragu atau malu. Ayo jangan ragu konsultasikan kesehatan gigi Sahabat Hermina ke Dokter Gigi Spesialis Orthodonti di RS Hermina Podomoro. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 25 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Benarkah Halitosis Bisa Menyebabkan Nafas Tak Sedap? <\/a><\/h3>
Halitosis atau bau mulut merupakan keluhan banyak orang. Halitosis dianggap mengganggu bahkan memalukan. Halitosis sendiri bisa merupakan hal yang umum (fisiologis) atau memang penyakit (patologis). Bau mulut saat bangun tidur atau saat berpuasa disebabkan oleh kondisi mulut yang kering. Ini adalah kondisi umum (fisiologis). \n\n Penyebab halitosis akibat kondisi patologis terdiri dari berbagai hal, antara lain: \n\n \n Kurangnya kebersihan mulut. \n Luka pada rongga mulut, seperti sariawan. \n Penumpukan sisa makanan, misalnya pada gigi berlubang, celah gigi, atau lidah. \n Penyakit gusi, seperti gusi bengkak, bernanah, gusi berdarah, dll. \n Radang saluran pernapasan. \n Radang saluran cerna. \n Faktor lain yang dapat menyebabkan halitosis adalah faktor resiko seperti tembakau, alkohol, mulut kering, pola makan, makanan dan minuman, obat-obatan, dan gigi palsu. \n \n\n Bau yang kita cium merupakan produk yang dihasilkan oleh bakteri anaerob yang dikenal dengan VSC (Volatile Sulphur Compounds). Bakteri anaerob ini hadir dalam jumlah banyak di mulut kita, terutama saat terjadi kondisi patologis. \n\n Apa yang harus kita lakukan ketika kita memiliki bau mulut? \n\n Pertama, kenali dulu penyebabnya. Jika memang karena kondisi patologis, segera konsultasikan ke dokter spesialis untuk menangani penyebabnya. Jika penyebabnya ada di rongga mulut, kita bisa memulainya dengan perawatan di rumah untuk mengatasinya, sebelum bergegas ke dokter gigi. \n\n Cara merawat kesehatan mulut: \n\n \n Sikat gigi secara teratur. Gosok gigi 2 kali sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur. Lakukan penyikatan yang baik pada seluruh permukaan gigi dan bersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi. \n Gunakan tongue scraper (pengikis lidah atau menyikat lidah dengan sikat gigi) untuk menghilangkan lapisan putih pada permukaan lidah. \n Gunakan obat kumur antiseptik bila perlu. Hanya saja efek dari obat kumur ini hanya bersifat sementara. \n Kunyah permen karet bebas gula secara teratur. Hal ini menyebabkan produksi air liur meningkat, sehingga dapat membantu membersihkan gigi dan mulut dari bakteri dan sisa makanan. \n Pembersihan gigi tiruan secara teratur. \n Minum banyak air. \n Kurangi konsumsi alkohol dan jangan merokok. \n \n\n Jika setelah tahap pembersihan di rumah Anda masih merasakan bau mulut, rasa asam di mulut, maka segera konsultasikan ke dokter gigi untuk membicarakan penyebabnya, mengevaluasi tahapan pembersihan di rumah, perawatan yang akan dilakukan, obat yang akan diminum, atau bahkan penambahan alat bantu kesehatan gigi lainnya selain sikat gigi. Halitosis atau bau mulut dapat dicegah dengan memperhatikan kebersihan mulut dan menjaga kebiasaan merawat gigi yang baik dengan melakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara rutin dan teratur ke dokter gigi. \n\n Pembersihan mulut yang optimal membuat kita terhindar dari bau mulut. Jangan biarkan bau mulut mengganggu aktivitas kita sehari-hari. Lakukan kontrol rutin ke Dokter Gigi RS Hermina Podomoro setiap 6 bulan sekali. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 25 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 24 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 07 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 06 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>