- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 30 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Nutrisi Selama Kehamilan<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, aspek nutrisi merupakan bagian penting selama kehamilan hingga 2 tahun setelah melahirkan. Periode ini dinamakan periode emas. Ibu hamil yang mendapatkan gizi seimbang dan baik diharapkan dapat terhindari dari risiko kesehatan baik bagi janin dan ibu sendiri. Adapun hal-hal yang penting diperhatikan dan manfaatnya untuk ibu hamil antaranya sebagai berikut: \n\n - Pemenuhan karbohidrat \n\n Karbohidrat menjadi sumber utama tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan. Karbohidrat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Dianjurkan ibu hamil mengonsumsi sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, serealia, dan pasta. Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral juga meningkatkan asupan serat yang dianjurkan selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar dan wasir. \n\n \n\n - Pemenuhan Protein \n\n Ibu hamil membutuhkan protein sekitar 60 gram. Ini berarti 10 atau 15 gram lebih tinggi dibanding kebutuhan sebelum hamil. Manfaat protein diantaranya untuk membentuk jaringan baru, plasenta, mendukung pertumbuhan serta diferensiasi sel. \n\n \n\n - Pemenuhan Lemak \n\n Lemak sebagai sumber kalori utama dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Selain itu, lemak menjadi sumber tenaga yang penting bagi pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal, kadar lemak pada aliran darah akan meningkat pada akhir trimester ketiga. Tubuh ibu hamil pun menyimpan lemak untuk mendukung persiapan menyusui setelah melahirkan. \n\n \n\n - Pemenuhan Vitamin dan Mineral \n\n Ibu hamil juga membutuhkan banyak vitamin dan mineral dibandingkan sebelum hamil. Zat ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Sementara vitamin B1, vitamin B2, niasin, dan asam pantotenat dibutuhkan untuk membantu prose metabolisme energi. Untuk membentuk DNA dan sel-sel darah merah dibutuhkan vitamin B6 dan B12. \n\n Vitamin B6 juga berperan penting dalam metabolisme asam amino. Kemudian, kebutuhan vitamin A dan C juga meningkat sepanjang kehamilan. Begitu juga kebutuhan mineral, terutama magnesium dan zat besi. Dalam hal ini, magnesium dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan jaringan lunak. Zat besi dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan berguna untuk pertumbuhan dan metabolism energi dan meminimalkan terjadinya anemia. Kebutuhan zat besi ini mencapai dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil. \n\n \n\n Jadi, dengan memahami manfaat nutrisi pada ibu hamil, dapat diketahui apakah berisiko mengalami kondisi kekurangan nutrisi atau tidak. Hal tersebut dapat diketahui bila ibu hamil memiliki indeks massa tubuh yag abnormal, berat badan yang abnormal, hamil dala usia terlalu muda, pernah ada riwayat melahirkan premature dan BBLR, mengalami penyakit kronis, kehamilan ganda dan lainnya. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 17 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Menurunkan Kolesterol dengan Konsumsi Makanan Ini<\/a><\/h3>
Kolesterol merupakan lemak yang berguna bagi tubuh. Namun bila kadarnya di dalam tubuh terlalu tinggi, kolesterol akan menumpuk di pembuluh darah dan mengganggu aliran darah. Kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala. \n\n \n\n Kolesterol dibagi menjadi dua yaitu Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL), Normalnya, kadar kolesterol total yang dianjurkan adalah di bawah 200mg/dl. Kolesterol jahat (LDL) yang menumpuk akan mengeras dan membuat dinding arteri menyempit. Seiring berjalannya waktu, penumpukan plak yang menyumbat pembuluh darah ini akan memicu penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke. \n\n \n\n Perlu diperhatikan, kadar LDL sebaiknya di bawah 100 mg/dl. Sahabat Hermina harus waspada jika kadar LDL melebihi dari 130 mg/dl. \n\n \n\n \n\n Bagaimana Pola Makan yang Baik bagi Penderita Kolesterol Tinggi? \n\n \n\n Makanan yang baik dikonsumsi bagi penderita kolesterol adalah makanan yang tinggi serat dan mengandung omega-3, serta mengandung kadar lemak tak jenuh. Adapun jenis makanannya adalah: \n\n \n\n - Cokelat Hitam \n\n Mengonsumsi kakao dua kali sehari selama sebulan dapat mengalami penurunan kolesterol jahat dan tekanan darah, serta meningkatkan kolesterol baik. \n\n \n\n - Sayur–sayuran \n\n Sayur-sayuran juga merupakan makanan yang sangat baik untuk kesehatan jantung. Mereka kaya akan serat dan antioksidan, serta rendah kalori yang sangat diperlukan untuk menjaga berat badan tetap ideal. Beberapa sayuran, seperti sayuran hijau, wortel dan kentang, kaya akan pektin atau serat larut yang dapat menurunkan kolesterol. \n\n \n\n - Makanan yang Kaya Serat Larut \n\n Adapun jenis makanan yang kaya akan serat larut adalah sereal gandum utuh, seperti oatmeal, buah-buahan seperti apel, pisang, jeruk, pir, dan kacang–kacangan seperti kacang kedelai dan kacang merah. \n\n \n\n - Makanan yang Tinggi Asam Lemak Omega-3 \n\n Asam lemak omega-3 dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik. Selain itu, asam lemak omega-3 melindungi jantung Anda dari risiko penyakit jantung bahkan serangan jantung. Ikan yang mengandung asam lemak omega-3 yang baik antara lain, salmon, tuna, makarel, ikan kembung. Selain jenis ikan, makanan lainnya yang tinggi akan asam lemak omega-3 yaitu chia seed, biji rami, dan kedelai. \n\n \n\n - Bawang Putih \n\n Di dalam 100 gram bawang putih mengandung nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, serat, zat besi, kalsium, fosfor, dan kalium. Beberapa manfaatnya yaitu antioksidan, antiradang, dan antikanker. \n\n \n\n - Ragam Buah–Buahan \n\n Ragam buah–buahan yang dianjurkan konsumsi yatiu alpukat, beri, apel, pir, stroberi, dan tomat. Tomat mengandung antioksidan likopen yang dapat menurunkan kolesterol jahat (LDL). \n\n \n\n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n \n\n Sahabat Hermina, jika Anda bingung mengatur pola makan yang baik bagi penderita penyakit tertentu dapat langsung menanyakan pada Dokter Spesialis Gizi Klinik di RS Hermina Medan. Konsultasi dapat dilakukan secara langsung maupun secara online. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 16 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengawal Tumbuh Kembang Anak Sejak Dini<\/a><\/h3>
Orangtua merupakan faktor penting dalam menjaga, merawat, serta mengawal tumbuh kembang anak. Dalam proses perkembangannya, orangtua harus sigap dan peduli terhadap kondisi anak sejak masa awal kehidupan anak, karena tumbuh kembang anak dapat bermasalah jika orangtua tidak sigap dan kurang memperhatikan kondisi anak. \n\n \n\n Pada saat bayi memasuki usia tiga bulan. Bayi cenderung mulai menunjukkan aktivitas motorik, seperti mengangkat kepala. Namun, jika hal ini tidak ditemukan pada bayi dan orangtua tidak peduli, maka proses tumbuh kembang anak dapat menjadi lambat hingga nanti menginjak usia dewasa. \n\n \n\n Pertumbuhan anak dapat dipantau dengan melihat tinggi badan, berat badan, lingkat kepala, dan hal lain yang dapat diukur dengan alat ukur tertentu. Tentu hal ini berbeda dengan perkembangan anak yang tidak dapat diukur dengan alat ukur yang terstandarisasi. Perkembangan ini meliputi kapan Si Kecil mulai bisa bicara, duduk, berjalan, dan lain sebagainya. Perkembangan anak tidak dapat diukur dengan alat, tetapi melihat dari cara Si Kecil beraktivitas, bersikap, dan bicara. \n\n \n\n Lantas apa yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak? \n\n \n\n Tumbuh kembang anak usia dini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal terdiri dari usia, genetik, kromosom, ras, dan jenis kelamin. Faktor eksternal meliputi stimulasi orangtua, keadaan ekonomi, sosial, dan nutrisi. \n\n \n\n Di periode emas anak, Anda harus lebih jeli dan cermat dalam memantau tumbuh kembang anak, karena akan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak selanjutnya. Dengan pantauan dan stimulasi yang tepat, tumbuh kembang anak akan optimal dan kelainan tumbuh kembang anak dapat dicegah sejak dini. \n\n \n\n Komponen Tumbuh Kembang Anak \n\n \n\n Tumbuh kembang anak memiliki empat komponen, yaitu, motorik kasar, motorik halus, sensorik, dan personal sosial. \n\n \n\n 1. Motorik kasar meliputi gerakan yang mulai dilakukan setiap anggota gerak tubuhnya, seperti berdisi, berlari, dan lainnya. \n\n \n\n 2. Motorik halus merupakan sentuhan yang mulai ditunjukkan, seperti usaha untuk meraih suatu benda yang ada di sekitarnya. \n\n \n\n 3. Kemampuan sensorik memperlihatkan bayi mulai mengeluarkan suara seperti ocehan seakan ingin menyampaikan sesuatu. \n\n \n\n 4. Kemampuan personal sosial lebih kepada kondisi lingkungan sekitar tempat ia tinggal. \n\n \n\n Keempat komponen ini harus dikawal sedini mungkin oleh para orangtua. Jika melihat ada hal yang janggal, hendaknya segera konsultasikan dengan pihak medis. \n\n \n\n Permasalahan yang dapat timbuh pada keempat komponen tumbuh kembang anak dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, yaitu: \n\n \n\n 1. Faktor turunan atau gen, contohnya anak yang mengidap down syndrom akan sulit untuk diobati. \n\n \n\n 2. Faktor lingkungan. Ketika anak tumbuh di lingkungan yang sunyi dan sepi dapat memengaruhi cara komunikasi anak yang nantinya cenderung jadi pendiam dan enggan untuk berbicara. Kondisi tersebut dapat diobati dengan rekayasa lingkungan melalui program terapi. \n\n \n\n 3. Faktor virus yang menyerang saat kehamilan dapat ditanggulangi dengan terapi. Ketika ada anak yang terlambat bicara atau bergerak, maka akan dilakukan intervensi untuk melatih anak tersebut. \n\n \n\n Tips Mengawal Tumbuh Kembang Anak \n\n \n\n 1. Kawal Tumbuh Kembang Anak Sejak Bayi \n\n Mengawal pertumbuhan dan perkembangan anak harus dilakukan oleh orangtua sejak dini. Apabila terlambat dalam menemukan kejanggalan dalam tumbuh kembang anak, maka dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak. \n\n \n\n 2. Jaga Nutrisi \n\n Jaga nutrisi tubuh agar tubuh dapat berkembang secara optimal dengan menjaga asupan dan pola makan, serta berolahraga. \n\n \n\n 3. Seimbangkan Aktivitas \n\n Para orangtua hendaknya jangan memandang anak sebagai orang dewasa mini yang artinya menghendaki anak agar melakukan sesuai keinginan orangtua dan memaksakan anak untuk beraktivitas seperti belajar mulai dari pagi hingga malam hari, karena akan menganggu proses tumbuh kembang, serta dapat memengaruhi tingkat stres anak. \n\n \n\n 4. Beri Stimulasi yang Tepat \n\n Dalam rangka mengawal tumbuh kembang anak, Anda juga perlu memberikan stimulai yang tepat seperti memberikan permainan yang sesuai dengan usia anak. Beri anak ruang untuk eksplorasi dengan lingkungannya agar mencapai tumbuh kembang yang optimal. \n\n \n\n \n\n Pantau terus tumbuh kembang Si Kecil sejak dalam masa kandungan hingga 1000 hari pertama kehidupannya agar Si Kecil dapat tumbuh optimal dan baik. \n\n \n\n \n\n \n\n Narasumber : dr. Ikhsan Ali, M.Kes, Sp.A \n\n \n\n Spesialis Anak (Pediatri) \n\n \n\n Untuk membuat janji silahkan klik link berikut ini :https://www.herminahospitals.com/doctors/dr-ikhsan-ali-m-kes-sp-a \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 05 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Apakah Air Fryer Bermanfaat bagi Kesehatan?<\/a><\/h3>
Metode memasak dengan cara menggoreng adalah pengolahan yang banyak digunakan dalam pengolahan makanan. Hal ini karena proses pengolahan tersebut lebih mudah, serta memiliki sifat sensori yang banyak disukai, baik dari tekstur, rasa, hingga penampilan. \n\n \n\n Akan tetapi, makanan yang diolah dengan cara digoreng terkenal memiliki kandungan kalori dan lemak yang tinggi, dan jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, jantung dan stroke. \n\n \n\n Belakangan ini mulai ramai di masyarakat bahkan di media sosial terkait penggunaan air fryer. Apa itu air fryer? \n\n \n\n Air fryer adalah alat elektronik yang digunakan untuk memasak makanan dengan menggunakan media udara. Penggunaan air fryer hanya menambahkan sedikit minyak saja di permukaan bahan makanan atau bahkan tidak sama sekali. \n\n \n\n Perbedaannya dengan oven adalah kapasitasnya yang lebih besar, sehingga panasnya kurang terkonsentrasi di sekitar makanan. Jadi, waktu memasaknya lebih lama. \n\n \n\n Pada transfer panas, deep fry membutuhkan 1,5 menit untuk mencapai titik didih sedangkan air fryer 5,5 menit. \n\n \n\n Air fryer juga membutuhkan daya listrik yang cukup tinggi, serta waktu pemasakan yang lebih lama untuk bias mendapatkan tekstur yang sama seperti makanan yang digoreng. \n\n \n\n Hasil olahannya pun tentu akan berbeda. Dari segi mutu sensoris, warna makanan akan berbeda karena terkait dengan laju reaksi kimia yang lebih rendah dan reaksi pencoklatan nonenzimatis. Jika ingin menyamakan warna, maka butuh waktu penggorengan yang lebih lama. Sementara deep frying menghasilkan kerenyahan, aroma, rasa, dan warna yang lebih baik. \n\n \n\n Kandungan lemak menurun sekitar 70%, pada deep frying turun 7 gram/100 gram, sedangkan pada air fry 2 gram/100 gram. \n\n \n\n Kandungan vitamin E lebih tinggi pada deep frying, karena di dalam minyak yang digunakan untuk menggoreng terkandung vitamin E. \n\n \n\n Kandungan vitamin C pada deep frying turun dari 6,75/100 gram jadi 1/100 gram, tetapi masih lebih tinggi daripada air frying. \n\n \n\n \n\n Air fryer memiliki kualitas yang lebih baik dari segi kandungan zat gizi, sedangkan deep frying lebih unggul dalam mutu sensorisnya. Namun, belum ada penelitian lebih lanjut terkait penggunaan air fryer terhadap kondisi penyakit tertentu. \n\n \n\n Akan tetapi, percuma jika menggunakan air fryer untuk mengolah makanan siap saji olahan yang cederung tinggi kalori karena tetap dapat menyebabkan surplus kalori. \n\n \n\n Oleh karena itu, yang terpenting adalah memperhatikan kuantitas makanan yang kita konsumsi serta kualitas bahan makanan yang kita pilih. \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n Referensi: \n\n Azmi, M.M.Z., Taip, F.S., Kamal, S.M.M. and Chin, N.L. Effects of temperature and time on the physical characteristics of moist cakes baked in air fryer. Journal of Food Science and Technology. 2019, 56:4616-4624. \n\n Santos, C.S.P., Cunha, S.C., and Casal, S. Deep or air frying? A comparative study with different vegetable oils. European Journal of Lipid Science and Technology, 2017. https://doi.org/10.1002/ejlt.201600375 \n\n Sun, Yangbo, et al. Association of Fried Food Consumption with All Cause, Cardiovascular, and Cancer Mortality: Prospective Cohort Study. BMJ, 2019, doi:10.1136/bmj.k5420. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 05 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Atasi Penurunan Nafsu Makan pada Penderita Tuberkulosis<\/a><\/h3>
Malnutrisi dan tuberkulosis merupakan masalah besar di beberapa wilayah di dunia dan kedua masalah ini bisa saling berkaitan satu sama lain. Sebelum melihat keterkaitan antar keduanya, berikut penjelasan dari masing-masing aspek: \n\n \n\n Tuberkulosis, atau TB, adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri TB menyebar di udara melalui semburan titik-titik air liur dari batuk penderita TB aktif. Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya. Penyakit TB aktif dapat disembuhkan dengan antibiotik khusus. \n\n \n\n Gejala utama TB adalah batuk terus-menerus (berdahak ataupun tidak). Sementara gejala lainnya adalah: \n\n \n Demam meriang berkepanjangan \n Sesak nafas dan nyeri dada \n Batuk bercampur darah \n Berat badan menurun \n Nafsu makan menurun \n \n\n \n\n Pengobatan TB berlangsung selama kurang lebih 6 bulan, dengan diberikan kombinasi dari beberapa obat. Salah satu efek samping dari pengobatan ini adalah penurunan nafsu makan dan mual. \n\n \n\n \n\n Hubungan TB dengan Malnutrisi \n\n \n\n Tuberkulosis dapat menyebabkan malnutrisi, dan malnutrisi juga dapat menjadi predisposisi tuberkulosis. \n\n \n\n Status gizi buruk menyebabkan malnutrisi energi protein yang menyebabkan gangguan system kekebalan tubuh. Ketika kekebalan tubuh menurun, akan meningkatkan risiko berkembangnya tuberkulosis. \n\n \n\n Status gizi cenderung lebih rendah pada pasien tuberkulosis. Hal ini disebabkan oleh penyakit tuberkulosis yang dapat memengaruhi penurunan nafsu makan, gangguan penyerapan zat gizi, dan peningkatan metabolisme yang menyebabkan penurunan berat badan. \n\n \n\n Malnutrisi juga dapat menurunkan efektifitas rejimen obat anti-TB, yang harus dikonsumsi pasien selama beberapa bulan. Kemanjuran vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) juga bisa terganggu oleh malnutrisi. \n\n \n\n Terdapat beberapa bahan makanan yang dianjurkan dan dibatasi untuk pasien TB, antara lain: \n\n a) Tingkatkan asupan protein untuk mencegah penurunan massa otot, dengan mengonsumsi: daging tanpa lemak, telur, tempe, tahu, susu, ikan, dan daging unggas. \n\n b) Mengkonsumsi lemak dalam jumlah yang cukup, dengan mengutamakan sumber lemak tak jenuh seperti: kacang-kacangan, minyak zaitun, alpukat, ikan, minyak nabati. Hindari terlalu banyak pengolahan makanan dengan digoreng karena dapat merangsang batuk. \n\n c) Karbohidrat dikonsumsi dalam jumlah cukup, adapun sumber karbohidrat yang dianjurkan meliputi: nasi, kentang, roti, gandum. \n\n d) Batasi konsumsi makanan terlalu manis: gula, sirup karena dapat merangsang batuk \n\n e) Nutrisi seperti vitamin A, vitamin B, vitamin C dan E, serta zat besi dan selenium biasanya kurang pada pasien TB. Perbanyak konsumsi antioksidan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh seperti: \n\n \n Vitamin A: wortel, tuna, bayam, labu kuning, ubi, hati, produk susu, brokoli \n Asam askorbat/vitamin C: jeruk, kiwi, strawberry, jambu biji, paprika \n Zat besi: daging merah, ikan, unggas, bayam, brokoli \n Seng: daging, kerang, kacang-kacangan, biji-bijian \n Vitamin D: ikan, kuning telur, hati, susu dan produk susu \n Selenium: ikan, daging, seafood \n \n\n \n\n \n\n Cara Mengatasi Penurunan Nafsu Makan \n\n Nafsu makan yang turun dapat diatasi, caranya: \n\n \n Makan porsi kecil dan sering \n Membuat makanan padat gizi dengan menambahkan susu, telur, tepung, minyak atau santan (pudding susu) \n Menghindari makanan yang memicu batuk dan peningkatan asam lambung (terlalu manis, terlalu asam, dingin dan pedas) \n Mengonsumsi makanan berkuah atau banyak cairan \n Menyediakan makanan yang bervariasi dan dihidangkan dengan menarik untuk mengundang selera makan \n \n\n \n\n \n\n Penderita TB harus selalu diawasi dalam mengonsumsi obat dan menjaga asupan makanannya agar dapat segera sembuh. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter di rumah sakit terdekat. \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n Referensi: \n\n Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama \n\n Bhargava A, Chatterjee M, Jain Y, et al. Nutritional Status of Adult Patients with Pulmonary Tuberculosis in Rural Central India and Its Association with Mortality. PLoS ONE. Published online October 24, 2013:e77979. doi:10.1371/journal.pone.0077979 \n\n Gupta, K.B., Gupta, R., Atreja, A., Verma, M. and Vishvkarma, S. Tuberculosis and Nutrition. Lung India. 2009. 26(1): 9-16. \n\n Mahan L, Raymond J. KRAUSE’S FOOD & THE NUTRITION CARE PROCESS. 14th ed. 2017. Elsevier Inc. \n\n Queensland Health Department. 2017. Tuberculosis Fact Sheet Indonesian. www.health.qld.gov.au/. \n\n TBFACTS.ORG. 2018. Information About Tuberculosis. www.tbdacts.org. \n\n WHO. 2013. Nutritional Care and Support For Patients with Tuberculosis. https://www.who.int/tb/TBnutrition.pdfs \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 29 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Dislipidemia<\/a><\/h3>
Apakah Sahabat Hermina tahu apa itu dislipidemia? Pernah mengalami gejalanya? Atau bahkan sekarang sedang mengalaminya? \n\n \n\n Dislipidemia adalah gangguan metabolisme lemak dimana kandungan lemak dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah. \n\n \n\n Kadar lemak dalam darah umumnya terdiri dari trigliserida, kolesterol total, low-density lipoproteins (LDL) biasa di kenal kolesterol jahat dan high-density lipoproteins (HDL) biasa di kenal kolesterol baik. \n\n \n\n Kebanyakan dislipidemia tidak menimbulkan gejala yang jelas. Namun, biasanya dapat di ketahui ketika seseorang melakukan pemeriksaan darah rutin. Dislipidemia yang parah dapat menyebabkan komplikasi serius, yang menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke. \n\n \n\n Beberapa gejala umum yang muncul adalah: \n\n \n Sakit kepala atau pusing \n Kepala hingga leher dan pundak terasa nyeri \n Mual dan muntah \n Keringat dingin \n Nyeri dada dan kaki \n Mudah merasa lelah \n \n\n \n\n \n\n Penyebab Dislipidemia \n\n \n\n Dislipidemia umumnya dibagi menjadi dua, dislipidemia primer dan dislipidemia sekunder. Dislipidemia primer disebabkan oleh faktor genetic atau keturunan. Dislipidemia sekunder disebabkan oleh gaya hidup dan kondisi medis yang mempengaruhi kadar lemak dalam darah, seperti: \n\n - Obesitas atau kegemukan, terutama obesitas sentral dengan penumpukan lemak perut \n\n - Konsumsi lemak berlebih, terutama lemak jenuh dan lemak trans \n\n - Diabetes atau penyakit kencing manis \n\n - Hipotiroidisme, produksi tiroid dalam tubuh dibawah normal \n\n - Alkoholisme, mengkonsumsi alkohol berlebihan \n\n - Sindrom cushing, gejala akibat tingginya hormon kortikotropin dalam darah. \n\n \n\n \n\n Faktor Resiko Dislipidemia \n\n \n\n Beberapa faktor diketahui berpengaruh terhadap meningkatnya dislipidemia pada seseorang, di antaranya: \n\n \n Obesitas atau kegemukan \n Diet tinggi lemak \n Kurangnya aktivitas fisik \n Konsumsi alkohol \n Merokok \n Diabetes atau penyakit kencing manis \n Penyakit ginjal dan liver kronis \n Usia tua \n \n\n \n\n \n\n Pencegahan Dislipidemia \n\n \n\n Berikut cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah Dislipidemia: \n\n - Perbaikan pola makan/diet: \n\n \n Mengurangi konsumsi lemak jahat, kurangi daging merah, jeroan, coklat, dan gorengan \n Konsumsi lemak tak jenuh; kacang-kacangan, ikan salmon, minyak zaitun, dan buah alpukat \n Perbanyak serat dari buah-buahan dan sayur \n Perbanyak minum air putih \n \n\n - Olahraga rutin; Jalan, lari atau jogging, bersepeda, berenang, senam \n\n - Mengurangi konsumsi alkohol. \n\n - Berhenti merokok \n\n \n\n \n\n Pengobatan Dislipidemia \n\n \n\n Pengobatan dislipidemia tergantung dari kondisi masing-masing penderita. Dokter harus memperhatikan faktor risiko dan kondisi lain yang dapat memperburuk kondisi pasien. \n\n \n\n Pada tahap awal, penderita dislipidemia disarankan untuk mengubah gaya hidupnya dengan mengurangi konsumsi lemak jenuh dan meningkatkan latihan fisik atau aktivitas fisik, sehingga mereka dapat mencapaikadar lemak yang seimbang. \n\n \n\n Pada pengidap dengan kandungan lemak tinggi, dokter mungkin meresepkan satu atau lebih obat untuk mengurangi kandungan lemak, bergantung pada komponen mana yang berisiko paling tinggi, seperti: \n\n - Golongan statin, diberikan pada kadar kolesterol total tinggi, atau kadar LDL tinggi \n\n - Golongan niasin, diberikan pada kadar HDL (lemak baik) yang rendah \n\n - Golongan fibrat, untuk penderita yang kadar trigliserida yang sangat tinggi \n\n \n\n \n\n Makanan yang Dianjurkan \n\n \n\n Berikut makanan yang dianjurkan untuk di konsumsi untuk pengidap dislipidemia: \n\n - Tingkatkan konsumsi ikan segar sebagai antioksidan \n\n - Anjuran konsumsi ikan 2-3 kali per minggu Ikan segar, ayam tanpa kulit, putih telur, tempe, tahu, kacang2an, susu kedelai, susu rendah lemak, yoghurt dan keju rendah lemak \n\n - Tingkatkan konsumsi serat \n\n - Sayuran dan buah yang tinggi serat larut air seperti: labu siam, terong, oyong, lobak, melon, semangka, belimbing dan jambu. Gunakan makanan tinggi serat larut air seperti: agar-agar, rumput laut, kolang-kaling, cincau. Nasi dalam jumlah cukup, roti tinggi serat, ubi, kentang, singkong, sereal. \n\n - Konsumsi susu kedelai \n\n - Memasak dengan sedikit menggunakan minyak/lemak \n\n - Disarankan untuk membuat masakan dengan menumis, merebus, menanak, membakar, dan kukusan. \n\n \n\n \n\n Makanan yang Dihindari/Dibatasi \n\n \n\n Berikut makanan yang dihindari atau dibatasi untuk pengidap dislidemia: \n\n - Produk makanan/kue berlemak dan minuman jadi \n\n - Seperti cake (kue), pie, dodol, cola, sirup, permen, alkohol \n\n - Kurangi gula pasir \n\n - Daging domba, kambing, otak, jerohan, kuning telur, sosis, whole milk (susu penuh), susu kental manis, krim, yoghurt dan keju yang terbuat dari susu penuh, es krim \n\n - Sayuran yang dimasak dengan mentega, keju, kelapa, santan \n\n - Buah yang diawet dengan gula seperti buah kaleng, manisan buah \n\n - Mentega, santan, kelapa, mayonaise \n\n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami gejala di atas, segera hubungi dokter spesialis untuk mencari solusi terbaik. Tetap jaga kesehatan, Sahabat Hermina. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 19 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
3 Tahap Manajemen Laktasi<\/a><\/h3>
Air Susu Ibu atau ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. ASI diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi. Sahabat Hermina pastinya setelah melahirkan ingin memberikan yang terbaik untuk sang buah hati, salah satunya memberikan ASI Eksklusif. \n\n \n\n Laktasi merupakan ketrampilan yang dipelajari oleh ibu dan bayi, yang keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi selama 6 bulan. Laktasi merupakan teknik menyusui mulai dari ASI dibuat sampai pada keadaan bayi menghisap dan menelan ASI. \n\n \n\n Tahukah Sahabat Hermina tentang Bagaimana Manajemen Laktasi? \n\n Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh ibu, ayah, dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Untuk upaya tersebut Sahabat Hermina harus melakukan 3 tahap, yaitu: \n\n - Pada masa kehamilan (periode antenatal) \n\n Periode Antenatal atau disebut juga dengan masa kehamilan. Di masa kehamilan ini, Sahabat Hermina harus menyakinkan diri sendiri akan keberhasilan menyusui dan bahwa ASI adalah amanah Sang Ilahi untuk buah hati. Yang bisa di lakukan selain itu adalah: \n\n \n Memotivasi diri untuk menyusui dan bahwa ASI merupakan makanan terbaik untuk tumbuh kembang bayi secara optimal \n Perbanyak pengetahuan tentang ASI danmanfaat menyusui \n Makan dengan teratur dan makan makanan gizi seimbang \n Mengikuti bimbingan persiapan menyusui yang ada di klinik laktasi \n Melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara teratur \n Menjaga kebersihan diri dan cukup istirahat \n Mengikuti senam hamil \n \n\n \n\n - Sewaktu ibu melahirkan sampai pulang dari rumah sakit (periode perinatal) \n\n Periode perinatal merupakan periode yang muncul sekitar pada waktu kelahiran. Langkah menyusui saat periode perinatal yang dapat Sahabat Hermina lakukan antara lain: \n\n \n\n \n Bersihkan puting sebelum melahirkan \n IMD (Inisiasi Menyusui Dini) ½ jam – 2 jam pertama setelah bayi lahir \n Lakukan rawat gabung (rooming in) jika memungkinkan bayi tidur di tempat yang sama dengan ibu \n Tidak memberikan minuman/makanan selain ASI \n Bila dalam 2x24 jam lahir ASI belum keluar, bayi boleh diberikan air putih dengan menggunakan sendok atau pipet \n Jangan memberikan dot atau kempeng untuk mencegah bingung puting \n Saat menyusui, berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian. Hindarkan memberikan ASI hanya dari payudara saja (kiri saja atau kanan saja) \n Minta bantuan perawat/petugas laktasi untuk memberikan contoh cara menyusui yang benar \n \n\n \n\n - Masa menyusui sampai anak berusia 2 tahun (periode postnatal) \n\n Periode Postnatal atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah akhir kala persalinan dan berakhir ketika organ reproduksi kembali seperti keadaan semula, sekitar 6 minggu. Di masa ini Sahabat Hermina dapat memberikan gizi terbaik untuk sang buah hati, di antaranya: \n\n a. Berikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan \n\n b. Mulai memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) setelah bayi berusia 6 bulan, sambil terus memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun. \n\n \n\n Sahabat Hermina tentunya sangat ingin menjadi ibu yang sempurna untuk sang buah hati. Bagi Anda yang memiliki keluhan laktasi segera konsultasikan dengan konselor laktasi di RS Hermina Solo bersama dr Shinta Riana SpA. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 19 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kandungan Gizi ASI<\/a><\/h3>
ASI merupakan makanan yang sangat penting bagi bayi karena memiliki berbagai kandungan zat gizi yang dapat menunjang tumbuh kembang bayi. ASI mengandung faktor-faktor antiinfeksi seperti IgA sekretori. Selain itu ASI juga mengandung protein dalam jumlah yang tepat dan mudah dicerna. \n\n ASI mengandung lebih banyak protein WHEY yang lebih mudah dicerna, dibandingkan dgn protein KASEIN yang banyak dijumpai dalam susu formula (susu sapi). ASI mengandung asam lemak esensial dalam jumlah yang cukup termasuk AA dan DHA, dan enzim lipase untuk mencerna lemak, zat besi yang jumlahnya lebih sedikit daripada susu formula, tetapi lebih mudah dicerna, vitamin A, B, C dalam jumlah yang cukup, dan mengandung cukup air. \n\n \n\n Komposisi zat gizi dalam ASI dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan bayi. Kandungan zat gizi ASI untuk bayi berusia 1 bulan berbeda dengan ASI untuk anak usia 3 bulan. Cita rasa ASI pun dapat berubah-ubah sesuai makanan yang dikonsumsi ibunya, hal ini dapat mencegah kesulitan makan pada anak karena sejak dini anak sudah diperkenalkan berbagai jenis makanan dari rasa ASI yang berubah-ubah tersebut. Berbeda dengan susu formula yang rasanya monoton sehingga anak mudah mengalami kesulitan makan. \n\n \n\n Berikut merupakan variasi dalam komposisi ASI: \n\n - Kolostrum, yaitu ASI keluar pada beberapa hari pertama setelah bayi lahir (1-3 hari), agak kental dan berwarna kekuningan. Kandungan kolostrum sebagai berikut: \n\n \n Kaya akan antibodi dan sel darah putih sehingga melindungi bayi dari infeksi \n Mengandung pencahar untuk membersihkan mekonium, bayi sering BAB sehingga membantu mencegah ikterik oleh karena bilirubin diekskresi lewat feses \n Faktor-faktor pertumbuhan untuk membantu usus berkembang lebih matang, mencegah alergi dan intoleransi \n Vitamin A \n \n\n - ASI matur/matang, yaitu ASI yang diproduksi setelah beberapa hari bayi lahir \n\n - Susu awal (foremilk) yaitu ASI yang keluar awal bayi menyusu, berwarna lebih bening, dihasilkan dalam jumlah banyak, mengandung banyak air, protein, laktosa, dan zat gizi lainnya. Segera mengatasi rasa haus bayi karena mengandung banyak air \n\n - Susu akhir (hindmilk) yaitu ASI yang dihasilkan payudara beberapa menit setelah bayi menyusu. Berwarna putih kental karena mengandung banyak lemak, menyebabkan berat badan bayi yang minum ASI bertambah lebih cepat. Karena itu, saat menyusu satu payudara, biarkan bayi menyusu sampai jumlah ASI di payudara tersebut sedikit (payudara akan terasa kosong), baru pindah menyusu ke payudara sebelahnya. Kemudian 1,5 – 2 jam bayi akan menyusu, mulailah dengan payudara yang terakhir disusui, dan seterusnya \n\n \n\n Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa komposisi ASI sangat beragam dan memiliki banyak manfaat bagi bayi, serta banyak kandungan yang tidak ditemui pada susu formula. Sehingga pemberian ASI penting untuk dilakukan sebagai penunjang tumbuh kembang bayi. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 18 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Makan Enak dan Sehat bagi Penderita Diabetes Mellitus<\/a><\/h3>
Diabetes mellitus merupakan salah satu gangguan kesehatan yang ditandai dengan kadar gula darah yang lebih dari normal. Dikatakan diabetes jika kadar gula darahnya >126 mg/dL dalam kondisi puasa, atau >200 mg/dL dalam kondisi tidak puasa. Ini merupakan penyakit kronis (berlangsung lama) dan dapat menyebabkan komplikasi berupa gangguan penglihatan, gagal ginjal, penyakit jantung, dan gangguan saraf. Pada 2017, Indonesia menduduki peringkat ke-6 untuk negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia, dan jumlahnya terus meningkat. \n\n \n\n Banyak orang menganggap penderita diabetes tidak bisa makan enak. Padahal, ada beragam makanan yang aman untuk penderita diabetes dan rasanya pun enak. Pola makan seorang penderita diabetes memang perlu dijaga. Jika salah asupan, kadar gula darah bisa tidak terkontrol sehingga dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi diabetes. Maka dari itu, penting bagi penderita diabetes untuk memperhatikan kandungan gizi dari makanan yang ingin dikonsumsi. \n\n \n\n \n\n Jumlah Asupan dan Jadwal Makan untuk Penderita Diabetes \n\n Jumlah asupan yang dimaksud adalah jumlah kalori yang dikonsumsi. Jumlah kalori yang dianjurkan adalah 25-30 kalori per kilogram berat badan ideal, setiap harinya. Misalnya, seseorang dengan berat badan ideal 50 kg, memerlukan 1.250-1.500 kalori dalam sehari. Setidaknya bagi pasien diabetes mellitus berkonsultasi dengan dokter gizi minimal 1 kali, agar pasien dapat mengerti tentang makanan apa saja yang boleh dan tidak untuk dikonsumsi, kemudian jumlah asupan yang harus dipenuhi maka dokter gizi akan menghitung berdasarkan berat badan, tinggi badan serta aktivitas fisik yang dilakukan oleh pasien setiap harinya. Selain jumlah, jadwal makan yang sudah ditentukan oleh dokter gizi juga harus dipatuhi, untuk menjaga kadar gula darah dalam keadaan stabil dan tidak fluktuatif maka penderita diabetes dianjurkan untuk makan besar tiga kali sehari, dan makan kecil atau selingan 2-3 kali sehari. Jarak antara waktu makan besar dan selingan berkisar 2,5 sampai 3 jam. \n\n \n\n \n\n Makan Enak yang Aman Bagi Penderita Diabetes \n\n Beberapa makanan yang aman untuk penderita diabetes berdasarkan kandungan gizinya: \n\n 1. Karbohidrat Kompleks \n\n Secara umum, karbohidrat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Meski keduanya sama-sama diperlukan tubuh, karbohidrat kompleks dinilai lebih sehat, bergizi, serta lebih aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Oleh karena itu, penderita diabetes disarankan untuk lebih fokus pada sumber karbohidrat yang lebih sehat, beberapa di antaranya adalah: \n\n - Umbi-umbian, seperti kentang dan ubi jalar \n\n - Buah-buahan, seperti tomat, pisang, dan beri \n\n - Biji-bijian utuh, seperti beras merah dan oat \n\n - Legum, seperti buncis dan kacang polong \n\n - Produk gandum utuh, seperti roti gandum \n\n \n\n Selain itu, penderita diabetes dianjurkan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat rafinasi, seperti roti putih dan nasi putih, karena dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Konsumsi madu, sirup, gula pasir tidak dianjurkan pada penderita diabetes. Jika ingin mengkonsumsi gula, dapat menggunakan gula pengganti khusus diabetes, namun hanya 1 sachet saja tiap hari. \n\n \n\n 2. Serat \n\n Makanan yang kaya akan serat dapat membantu mengendalikan kadar gula darah sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Ada beberapa pilihan jenis makanan tinggi serat yang baik untuk dikonsumsi, di antaranya: \n\n - Buah-buahan, seperti buah pepaya, apel, dan pir \n\n - Sayur-sayuran, seperti bayam, brokoli, dan selada \n\n - Kacang-kacangan, seperti kacang tanah dan almond \n\n - Biji-bijian, seperti artichoke, chia seed dan biji rami. \n\n \n\n Dianjurkan tiap makan, selalu dilengkapi dengan sayuran dan buah. Asupan sayur dianjurkan 3-4 kali per/hari, masing-masing sekitar 100 gram sayuran. \n\n \n\n 3. Protein \n\n Protein adalah zat gizi yang termasuk dalam 3 makronutrien esensial selain lemak dan karbohidrat. Protein sangat diperlukan tubuh untuk sumber energi, membangun dan memperbaiki jaringan, serta mendukung sistem kekebalan tubuh. Hanya saja, penderita diabetes harus bijak dalam memilih makanan berprotein, karena mereka juga perlu memperhatikan kandungan lemak jenuh di dalamnya. Untuk memudahkan, berikut adalah daftar pilihan makanan berprotein yang sehat dan baik dikonsumsi oleh penderita diabetes: \n\n - Protein hewani, seperti daging sapi has dalam atau paha belakang, dada ayam tanpa kulit, ikan berdaging putih, dan telur \n\n - Protein nabati, seperti kacang merah, kacang hitam, kacang polong, edamame, dan tahu \n\n \n\n 4. Lemak sehat \n\n Penderita diabetes juga perlu mengonsumsi makanan berlemak, tetapi lemak yang sehat. Makanan yang mengandung lemak tak jenuh dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi diabetes, termasuk serangan jantung. Beberapa pilihan lemak sehat yang bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes antara lain: \n\n - Lemak tak jenuh tunggal, seperti minyak zaitun, minyak kanola, alpukat, kacang almond, hazelnut, serta biji labu, dan wijen \n\n - Lemak tak jenuh ganda, seperti minyak bunga matahari, minyak jagung, kenari, biji rami, dan ikan. Mengonsumsi ikan sangat dianjurkan, karena ikan termasuk protein, dan lemak yang terkandung didalam ikan adalah omega 3, yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi. \n\n \n\n 5. Vitamin, mineral, dan antioksidan \n\n Untuk memenuhi gizi seimbang dan membantu menjaga kesehatan tubuh, penderita diabetes juga perlu mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin dan mineral. Berikut adalah beberapa makanan tinggi vitamin dan mineral yang baik dikonsumsi penderita diabetes: \n\n - Sayuran hijau yang kaya akan vitamin A, C, E, dan K, serta kalsium, seng, dan potassium \n\n - Stroberi yang kaya akan vitamin C dan antioksidan, seperti antosianin dan polifenol \n\n - Buah sitrus (jeruk) yang tinggi akan serat, vitamin C, folat, dan potassium \n\n - Buah beri yang mengandung vitamin C dan K, serta mangan, serat, dan potassium \n\n \n\n \n\n Pengolahan Makanan yang Tepat Bagi Penderita Diabetes Mellitus \n\n Selain jenis makanan, proses pengolahan makanan pun harus diperhatikan. Pada umumnya, penderita diabetes juga mengalami gangguan lemak darah. Kolesterol tinggi, trigliserida tinggi sering terjadi. Oleh karena itu, pengolahan masakan dengan cara digoreng tidak dianjurkan. Apalagi menggoreng makanan yang dilapisi tepung, pasti akan meningkatkan kadar lemak jenuh didalam darah. Pengolahan makanan yang dianjurkan adalah dengan bentuk dipepes, dikukus, dibuat sup/makanan berkuah. \n\n \n\n Setelah Sahabat Hermina mengetahui penjelasan di atas, penderita diabetes tak perlu sedih lagi karena tidak bisa makan enak. Selama Sahabat Hermina mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, serta mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter, diharapkan kadar gula darah dapat terkontrol dengan baik. Meski begitu, diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama dan masing-masing penderita diabetes memiliki kondisi yang berbeda. Jangan lupa untuk tetap kontrol sesuai dengan jadwal yang telah diberikan oleh dokter. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Karawang<\/a><\/li>
- 03 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
5 Cara Ampuh Cegah Stunting pada Anak<\/a><\/h3>
Kekurangan gizi didefinisikan sebagai kekurangan, kelebihan ataupun ketidakseimbangan asupan nutrisi. Berdasarkan World Wide Organization (WHO), kekurangan gizi pada masa anak-anak merupakan ancaman paling mematikan bagi kesehatan masyarakat secara global. Kekurangan gizi pada masa anak-anak dapat menyebabkan berbagai macam dampak dalam jangka panjang, meliputi kelemahan dalam fisik, kognitif dan performa psikologi. Kekurangan gizi juga menyebabkan stunting. \n\n \n\n Stunting adalah kondisi tinggi badan seorang anak lebih pendek pendek dari anak lain yang seumuran dan disebabkan oleh karena kekurangan gizi yang lama. Terkadang pengertian stunting disalahgunakan dengan seseorang yang pendek, padahal itu bukan merupakan stunting. Hal itu dinamakan stunted. Stunted merupakan kondisi seseorang mempunyai perawakan pendek atau kerdil. Biasanya karena faktor hormon atau genetik, berbeda dengan stunting. Stunting merupakan kondisi seseorang yang pendek karena kekurangan gizi yang lama atau jangka panjang, bukan karena faktor hormon atau genetik. Indonesia menempati posisi 5 dengan pengidap stunting terbanyak di dunia. \n\n Penyebab utama terjadinya stunting adalah kurangnya asupan gizi pada janin ketika masih di dalam kandungan. Stunting sudah menjadi masalah yang serius dalam bidang kesehatan dan sudah sangat mendunia. Namun hal ini dapat diatasi dengan pemberian gizi yang seimbang di masa kehidupan selanjutnya, yaitu masa kanak-kanak. Dampak stunting diantaranya adalah gangguan pada perkembangan otak, gangguan kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme. \n\n \n\n Masa kanak-kanak merupakan masa yang tepat untuk membangun pola makan yang lebih baik. Selain menyebabkan kekerdilan, stunting juga dapat menyebabkan perkembangan otak menjadi tidak sempurna yang mengakibatkan perkembangan kognitif dan IQ anak tersebut terhambat. Anak dengan stunting memiliki IQ yang 5-10 poin lebih rendah dibandingkan dengan anak yang normal. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran karena anak-anak merupakan generus penerus bangsa yang menjadi harapan bagi cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. Berikut adalah cara cara dalam mencegah stunting pada anak: \n\n - Beri ASI Selama 6 Bulan pada Bayi \n\n Dengan diberikannya ASI rutin selama 6 bulan kepada bayi, akan berpeluang mengurangi penyakit stunting pada anak karena ASI mengandung gizi mikro dan makro. Selain kandungan gizi makro dan mikro, ASI juga mengandung protein whey dan kolostrum yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi yang rentan agar sehat selalu. Maka dari itu, Ibu disarankan untuk terus memberikan ASI kepada anak secara rutin selama 6 bulan. \n\n - Penuhi Kebutuhan Gizi Sejak Hamil \n\n Untuk mencegah Stunting sejak dini, Ibu hamil dianjurkan untuk selalu memenuhi kebutuhan gizi. Dalam hal ini, ibu hamil disarankan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi ataupun suplemen dari anjuran dokter. Apabila sudah mendapatkan gizi yang cukup, ibu hamil sebaiknya rutin mengunjungi dokter atau bidan untuk memeriksakan kondisi kehamilannya. \n\n - Monitor Tumbuh Kembang Anak \n\n Para orangtua dianjurkan untuk selalu memantau kondisi sang buah hati secara rutin, mulai dari tinggi badan hingga berat badan. Selain itu, orangtua dianjurkan untuk membawa anak rutin mengunjungi Posyandu atau klinik anak setempat agar dapat mengetahui gejala dini terjadinya penyakit stunting dan juga cara pencegahan penyakit tersebut. \n\n - Dampingi ASI dengan MPASI Sehat \n\n Disaat bayi sudah menginjak usia 6 bulan lebih, maka ibu dapat memberikan makanan pendamping atau MPASI. Pastikan makanan makanan yang dipilih dapat mencukupi gizi makro dan mikro yang sebelumnya berasal dari ASI. Di sisi lain, ibu harus berhati-hati dalam pemilihan produk tambahan tersebut. Jika mengalami kondisi yang tidak enak setelah mengkonsumi MPASI, dianjurkan untuk berkonsultasi segera ke Dokter. \n\n - Selalu Menjaga Kebersihan Lingkungan \n\n Dalam bermain, terkadang anak anak tidak terlalu memperhatikan tingkat kebersihan lingkungan. Di sisi lain, anak-anak sangat rentan akan penyakit. Dalam hal ini, peran orang tua harus harus aktif untuk selalu membersihkan tempat bermain anak dan selalu memonitor anak. Salah satu pemicu penyakit stunting adalah diare yang disebabkan dari paparan kotoran yang masuk ke tubuh. Diharapkan untuk selalu membersihkan tempat bermain anak secara rutin. \n\n \n\n Semoga artikel ini dapat membantu Sahabat Hermina khusunya para ibu untuk mencegah stunting dan meningkatkan kesehatan kita semua. Stay safe dan tetap #TenangDiHermina \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Lampung<\/a><\/li>
- 01 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
5 Tahapan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak<\/a><\/h3>
Tahap tumbuh kembang anak terbagi menjadi dua. Tumbuh (growth) adalah perubahan fisik yang dapat diukur; Kembang (development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Masa balita seringkali disebut sebagai periode emas. Pada periode usia 0-5 tahun, terjadi peningkatan pesat pada pertumbuhan dan perkembangan balita. Yuk cari tahu selengkapnya. \n\n \n\n 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Si Kecil \n\n Pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, dapat diukur, dan terjadi secara fisik. Pertumbuhan Si Kecil dapat dipantau melalui pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan ukuran lainnya sesuai usia dengan standarisasi alat ukur tertentu. Sedangkan perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, misalnya Si Kecil dapat berjalan atau berbicara. Perkembangan dapat diamati dari cara ia bermain, belajar, berbicara, dan bersikap. \n\n Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi jenis kelamin, perbedaan ras, usia, genetik, dan kromosom. Sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan lingkungan sosial, ekonomi, nutrisi, dan stimulasi psikologis. \n\n Periode emas Si Kecil berlangsung pada rentang usia 0-5 tahun. Usia ini merupakan fase awal tumbuh kembang Si Kecil dan akan berpengaruh pada fase selanjutnya. Di masa ini, Ibu harus semakin cermat untuk mendapatkan hasil optimal dan mencegah terjadinya kelainan sedini mungkin. \n\n \n\n 2. Stimulasi Tumbuh Kembang Otak Si Kecil \n\n Stimulasi jaringan otak sangat penting selama periode emas Si Kecil. Semakin banyak stimulasi yang ibu berikan kepada Si Kecil, jaringan otak akan berkembang hingga mencapai 80% pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika Si Kecil tidak pernah diberi stimulasi yang cukup, maka jaringan otaknya akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun. \n\n Hal inilah yang menyebabkan perkembangan Si Kecil menjadi terhambat. Stimulasi yang kurang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan otak, penyimpangan tumbuh kembang, bahkan gangguan perkembangan yang menetap. Berikut tahapan stimulasi sesuai usia Si Kecil: \n\n - Usia 0-4 Bulan \n\n Sering memeluk dan menimang dengan penuh kasih sayang. Gantung benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat oleh Si Kecil. Ajak Si Kecil tersenyum, bicara, dan mendengarkan musik. \n\n - Usia 4-6 Bulan \n\n Sering tengkurapkan Si Kecil. Gerakkan benda ke kiri dan kanan, di depan matanya. Perdengarkan berbagai bunyi-bunyian. Beri mainan benda yang besar dan berwarna. \n\n - Usia 6-12 Bulan \n\n Ajari Si Kecil untuk duduk, ajak main ci-luk-ba, ajari memegang dan makan biskuit, ajari memegang benda kecil dengan 2 jari, berdiri dan berjalan dengan berpegangan, ajak bicara sesering mungkin, latih mengucapkan ma ma atau pa pa, beri mainan yang aman dipukul-pukul. \n\n - Usia 1-2 Tahun \n\n Ajari berjalan di undakan atau tangga, ajak membersihkan meja dan menyapu, ajak membereskan mainan, ajari mencoret-coret di kertas, ajari menyebut bagian tubuhnya, bacakan cerita anak, ajak bernyanyi, ajak bermain. \n\n - Usia 2-3 Tahun \n\n Ajari berpakaian sendiri, ajak melihat buku bergambar, bacakan cerita anak, ajari makan di piringnya sendiri, ajari cuci tangan, ajari buang air besar dan kecil di tempatnya \n\n - Usia 3-5 Tahun \n\n Minta Si Kecil menceritakan apa yang ia lakukan, dengarkan ia ketika bicara, jika ia gagap, ajari bicara pelan-pelan, awasi Si Kecil ketika mencoba hal-hal baru. \n\n \n\n 3. Pembagian Area Perkembangan Si Kecil \n\n Perkembangan Si Kecil dibagi menjadi beberapa area yaitu: motorik kasar (berjalan, berlari), motorik halus (menggambar), sensorik (melihat, mendengar, dll.), bahasa (mengucapkan kata lalu kalimat), dan sosial (bermain bersama, bermain bergantian). Pertumbuhan dan perkembangan berbeda-beda timbulnya, tetapi tetap ada batasan waktu yang cukup luas dimana masih dapat dikategorikan normal. \n\n Untuk mendukung pertumbuhan si Kecil diperlukan kecukupan gizi yang baik. Selain membantu pertumbuhan, dengan nutrisi dan kebiasaan makan yang baik, penyakit seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan obesitas dapat dicegah. Kurang nutrisi akan menyebabkan gangguan perkembangan intelektual. \n\n \n\n 4. Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Si Kecil \n\n Selain itu, pertumbuhan gigi juga akan terlihat pada periode emas. Pertumbuhan gigi berbeda-beda tergantung keturunan, tetapi penyakit tertentu seperti rickets, hypotiroidism, hypopituitary, atau down syndrome dapat memperlambat tumbuhnya gigi. \n\n Secara umum, Si Kecil akan mempunyai 6 gigi di usia 12 bulan dan total 20 gigi susu pada usia 2,5 tahun. Gigi pertama bisa tumbuh pertama kalinya pada usia empat bulan. Namun, kebanyakan kasus gigi mulai tumbuh sekitar usia 6-7 bulan. Gigi susu yang pertama kali muncul ada di bagian seri depan di atas dan bawah. Gigi susu terakhir tumbuh ketika Si Kecil berusia 2-3 tahun. Pada usia ini, biasanya jumlah giginya sudah lengkap, yaitu 20 buah. \n\n Pertumbuhan gigi ditandai dengan pembengkakan gusi bawah. Kemungkinan besar Si Kecil akan merasa sakit karena pembengkakan ini bahkan mengalami demam. Si Kecil akan menjadi lebih rewel, sering menangis dan mengigit-gigit sesuatu. Di periode ini Si Kecil juga akan mengeluarkan lebih banyak air liur dibandingkan sebelumnya. Untuk itu, pakaikan alas dada yang terbuat dari handuk, agar ibu bisa selalu mengeringkan dagu dan pipi Si Kecil yang terkena liur, ini mencegah terjadi iritasi pada kulit. \n\n Bila gigi belum tumbuh pada waktunya, tidak perlu khawatir. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk merangsang pertumbuhan gigi, diantaranya: \n\n - Memberi mainan yang berguna untuk menstimulus pertumbuhan gigi sering disebut dengan teether. Pilihlah teether yang terbuat dari bahan yang aman. Pada umumnya semuanya terbuat dari karet. \n\n - Kandungan Kalsium pada susu juga sangat membantu pertumbuhan gigi si Kecil, oleh karena itu walaupun Si Kecil sudah lebih dari 6 bulan usahakan tetap memberi ASI yang cukup. \n\n - Beri makanan pembantu ASI yang mengandung kalsium seperti ikan laut dan beberapa jenis sayuran \n\n Gigi susu ini akan kemudian digantikan oleh gigi permanen pada usia 5-13 tahun. Jangan khawatir jika gigi Si Kecil tanggal akibat benturan ketika bermain karena gigi akan digantikan oleh gigi permanen. Contohnya, geraham pertama pada usia 5-7 tahun, disusul oleh gigi lainnya seperti gigi seri di usia 6-8 tahun. \n\n \n\n 5. Parameter Tumbuh Kembang Si Kecil \n\n Bila tumbuh kembang kurang menurut alat ukur standar. Si Kecil yang berusia 1 tahun seharusnya dapat berjalan 1 atau 2 langkah tanpa bantuan, berbicara beberapa kata, dan bertepuk tangan. Si Kecil dapat berlari, membalik kertas, berbicara sekitar 10 kata, menggambar garis lurus di usia 2-2,5 tahun. Di usia 3 tahun, Si Kecil sudah dapat memakai pakaian sendiri kecuali memasang kancing, menghitung sampai 10. Di usia 4 tahun Si Kecil dapat berdiri dan melompat dengan 1 kaki, memakai pakaian dengan baik, melempar bola dengan 1 tangan. Pada usia 5 tahun si Kecil sudah dapat menangkap bola, mengenali 4 warna, dan ketika usia 6 tahun si Kecil sudah dapat berjalan di satu garis lurus, dan menulis. Masih banyak ukuran lainnya dalamdevelopmental milestones. \n\n \n\n Ketika Si Kecil tidak mampu untuk melakukan hal yang seharusnya dapat dilakukan oleh teman seusianya menurut milestones, maka mungkin Si Kecil mengalami keterlambatan perkembangan. Jika keterlambatan perkembangan terjadi pada beberapa area, maka Si Kecil bisa dikatakan mengalami global development delay. Pada banyak kasus, gangguan perkembangan membutuhkan bantuan agar dapat mencapai potensi maksimal mereka. \n\n \n\n Peran keluarga, personil sekolah, dan petugas kesehatan sangat dibutuhkan dalam mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan si Kecil. Apabila Si Kecil tampak lebih maju atau lambat dibanding teman sepantarannya, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Si Kecil wajib dibawa ke posyandu atau ke fasilitas kesehatan lainnya setiap bulan untuk diukur dan dipantau perkembangannya. Sehingga kelainan maupun keterlambatan yang mungkin terjadi dapat terdeteksi sedini mungkin. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 23 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
6 Tanda dan Gejala Tubuh Kekurangan Gizi<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, mengonsumsi makanan bukan hanya bertujuan untuk mengatasi rasa lapar atau merasakan cita rasa makanan saja. Bagian terpenting dari mengonsumsi makanan adalah terpenuhinya kebutuhan gizi atau nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan yang tepat adalah kunci penting untuk bisa hidup dengan sehat. Tubuh tidak hanya membutuhkan kalori untuk beraktifitas, tetapi juga nutrisi lain seperti protein, lemak, vitamin, mineral dan lain-lain. \n\n \n\n Tidak semua orang mampu mencukupi kebutuhan nutrisi hariannya. Sehingga akan menyebabkan tubuh mengalami beberapa gangguan. Berikut adalah tanda dan gejala jika tubuh kekurangan gizi yang dibutuhkan: \n\n - Mudah Lelah \n\n Merasa tidak memiliki tenaga sepanjang hari bisa menjadi tanda kurangnya asupan nutrisi tertentu dalam tubuh, seperti zat besi atau kalori. Terlalu sedikit asupan mineral dapat menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah atau anemia. \n\n Kalori adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk memiliki energi. Dalam satu hari tubuh membutuhkan minimal 1000 kalori untuk menjalankan fungsi dasarnya. Jika seseorang memiliki aktifitas fisik, maka membutuhkan lebih dari 1000 kalori. Namun, jika kalori yang dikonsumsi lebih dari yg dibutuhkan oleh tubuh maka akan disimpan sebagai lemak. \n\n Pada orang yang ingin menurunkan berat badan, umumnya akan mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi. Jika seseorang mengkonsumsi kalori kurang dari 1000 kalori maka akan mengalami penurunan laju metabolisme yang menyebabkan tubuh mudah lelah. \n\n \n\n - Rambut Rontok \n\n Mengalami rambut rontok beberapa helai setiap hari merupakan kondisi yang normal. Namun, jika jumlah rambut yang rontok meningkat maka perlu mengoreksi asupan nutrisi harian. Banyak nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga pertumbuhan rambut tetap normal dan sehat. Kurangnya asupan kalori, protein, biotin, zat besi dan nutrisi lain adalah penyebab umum kerontokan rambut. \n\n \n\n - Kuku Bergerigi atau Seperti Sendok \n\n Asupan nutrisi yang buruk dapat menyebabkan beberapa perubahan pada kuku. Kuku dapat menjadi tipis dan rapuh atau melengkung seperti sendok terutama pada jari telunjuk atau jari ketiga. Hal ini bisa terjadi karena kekurangan zat besi, protein, kalsium, vitamin A, B6, C atau D. \n\n \n\n - Gangguan Gigi \n\n Tanda asupan gizi tidak seimbang adalah timbulnya masalah pada mulut. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan pendarahan, gingivitis (gangguan pada gusi karena iritasi). \n\n \n\n - Daya Tahan Tubuh Menurun \n\n Memiliki asupan nutrisi yang buruk dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh mengalami penurunan sehingga kemampuan untuk berperang dengan virus, bakteri atau penyakit lainnya juga menurun. Beberapa nutrisi yang penting bagi sistem kekebalan tubuh adalah protein, zinc, vitamin A, C, dan E. \n\n \n\n - Mudah Timbul Memar dan Susah Sembuh \n\n Jika tubuh mudah mengalami memar, terutama jika terjadi tanpa sebab seperti habis jatuh atau menabrak sesuatu maka kemungkinan disebabkan oleh asupan gizi yang tidak seimbang. Nutrisi yang mempengaruhi hal ini seperti protein, vitamin C atau vitamin K yang diperlukan untuk proses penyembuhan luka. Vitamin C memiliki peran membantu jaringan memperbaiki dirinya sendiri dan vitamin K berperan untuk proses pembekuan darah. \n\n \n\n \n\n Kekurangan gizi merupakan gangguan kesehatan serius yang terjadi ketika tubuh tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup. Padahal, nutrisi dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Apabila Sahabat Hermina mengalami tanda dan gejala seperti diatas, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Gizi Klinik kami. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 23 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 01 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 17 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>