- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 22 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Tips Penting Bagi Orang Tua Menjaga Gizi Anak Selama Puasa<\/a><\/h3>
Bulan Ramadhan merupakan bulan suci bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah puasa, Ramadhan juga menjadi waktu yang penuh berkah dan kebahagiaan bagi keluarga. Namun, bagi orang tua yang memiliki anak-anak, menjaga kesehatan dan gizi anak selama berpuasa menjadi tantangan tersendiri. Kali ini akan membahas secara rinci tentang bagaimana orang tua dapat memastikan anak-anak tetap sehat dan bugar selama menjalankan ibadah puasa. \n\n 1. Persiapan Sebelum Puasa \n\n Sebelum memasuki bulan Ramadhan, orang tua perlu melakukan persiapan yang matang untuk memastikan kesiapan fisik dan mental anak-anak dalam menjalani puasa. Hal ini meliputi: \n\n \n Konsultasi dengan Dokter: Lakukan pemeriksaan kesehatan anak secara berkala dan konsultasikan dengan dokter mengenai kemampuan anak dalam menjalani puasa. Dokter dapat memberikan saran yang sesuai berdasarkan kondisi kesehatan anak. \n Pendidikan dan Penjelasan: Ajarkan anak-anak tentang pentingnya puasa dalam agama Islam dan berikan pemahaman yang baik tentang kebutuhan nutrisi selama berpuasa. Jelaskan secara sederhana tentang cara menjaga kesehatan selama bulan Ramadhan. \n \n\n 2. Sahur yang Sehat dan Bergizi \n\n Sahur merupakan makanan yang dikonsumsi sebelum waktu imsak atau saat fajar menjelang. Sahur yang sehat dan bergizi sangat penting untuk memberikan energi yang cukup bagi anak-anak selama berpuasa. Berikut adalah beberapa tips untuk sahur yang sehat: \n\n \n Pilihan Makanan: Pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks (seperti nasi, roti gandum), protein (telur, daging, ikan), serat (sayuran, buah-buahan), dan lemak sehat (misalnya, minyak zaitun). \n Hindari Makanan Berlemak Tinggi: Batasi konsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol tinggi, seperti makanan cepat saji atau gorengan berlebihan. \n Cukup Minum Air: Pastikan anak-anak minum cukup air saat sahur untuk menjaga hidrasi tubuh. \n \n\n 3. Menu Berbuka yang Seimbang \n\n Berbuka puasa merupakan momen penting bagi anak-anak. Pastikan menu berbuka puasa mereka seimbang dan mengandung nutrisi yang cukup untuk mengisi kembali energi setelah seharian berpuasa. Beberapa contoh menu berbuka yang sehat adalah: \n\n \n Buah-buahan Segar: Sediakan buah-buahan segar sebagai camilan berbuka puasa yang kaya akan serat dan vitamin. \n Minuman Sehat: Berikan minuman yang sehat seperti air putih, jus buah tanpa tambahan gula, atau susu rendah lemak. \n Makanan Ringan: Pilih makanan ringan yang mengandung karbohidrat kompleks dan protein, seperti kurma, kacang-kacangan, atau roti gandum dengan selai kacang. \n \n\n 4. Porsi dan Waktu Makan yang Tepat \n\n Selain memperhatikan kualitas makanan, penting juga untuk memperhatikan porsi dan waktu makan anak-anak. Berikan porsi yang cukup namun tidak berlebihan agar anak-anak tidak merasa terlalu kenyang atau lapar. Selain itu, atur waktu makan agar sesuai dengan jadwal berbuka dan sahur yang telah ditentukan. \n\n 5. Aktivitas Fisik yang Seimbang \n\n Meskipun sedang berpuasa, anak-anak tetap perlu melakukan aktivitas fisik yang seimbang untuk menjaga kesehatan tubuh dan menjaga berat badan ideal. Ajak anak-anak untuk bermain di luar rumah atau melakukan aktivitas ringan seperti berjalan-jalan setelah berbuka puasa. \n\n 6. Penuhi Kebutuhan Nutrisi \n\n Pastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang cukup selama bulan puasa. Perhatikan asupan protein, vitamin, mineral, dan serat dalam makanan yang mereka konsumsi. Sediakan makanan yang bervariasi dan seimbang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian mereka. \n\n Dengan mengikuti pedoman di atas, orang tua dapat membantu menjaga kesehatan dan gizi anak-anak selama bulan Ramadhan. Ingatlah bahwa kesehatan adalah investasi utama bagi masa depan anak-anak, dan dengan perhatian dan perencanaan yang baik, mereka dapat tetap sehat dan bugar selama menjalankan ibadah puasa. Untuk Konsultasi terkait gizi anak RS Hermina Purwokerto tersedia Spesialis Gizi Klinik. \n\n Akses pendaftaran bisa melalui 4 cara berikut ini: \n1. Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n2. Hubungi Call Center 1500488 \n3. Melalui website -> www.herminahospitals.com \n4. Melalui aplikasi Halodoc \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Cegah Stunting Dengan Gizi Tepat<\/a><\/h3>
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. \n\n Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya dapat dicegah. \n\n Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. \n\n \n\n Mengenal Stunting \n\n Mengutip Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tidak memadai. Karena itu, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dan memperhatikan kesehatan tumbuh kembangnya, agar anak tidak mengalami stunting. Stunting merupakan kondisi di mana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan standar untuk usianya yang diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih rendah dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan WHO. \n\n \n\n Pemenuhan Gizi Anak \n\n Pemenuhan gizi anak juga harus dilakukan sejak Si Kecil masih di dalam kandungan. Pemenuhan gizi, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, menjadi upaya pertama dalam menghindari stunting. Pemenuhan gizi tersebut meliputi gizi selama kehamilan dan masa kanak-kanak hingga usia dua tahun. Kesehatan ibu hamil dan anak juga harus dijaga dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga mengurangi kekerapan terjadinya infeksi pada ibu hamil dan masa kanak-kanak. \n\n Pemantauan tumbuh-kembang anak secara berkala juga perlu dilakukan, baik sejak dalam kandungan, setiap bulan setelah kelahiran hingga berusia dua tahun, kemudian 6–12 bulan setelah berusia dua tahun, agar dapat segera dideteksi bila terjadi keterlambatan pertumbuhan untuk diintervensi. \n\n \n\n Cegah Stunting dengan Gizi \n\n Agar anak terbebas dari ancaman stunting, perlu memberikan berbagai makanan sehat kaya gizi untuk menunjang tumbuh kembang anak. Anak harus mendapatkan asupan makan yang cukup, sesuai usianya. Komposisi makanannya pun harus seimbang, antara karbohidrat, protein, lemak dan vitamin serta mineral. Semua zat gizi tentu baik dan diperlukan tubuh anak, namun beberapa zat gizi di bawah ini adalah yang terpenting untuk mencegah anak mengalami stunting : \n\n \n Protein, Protein adalah salah satu zat gizi makro yang amat penting untuk anak stunting. Diperlukan untuk pertumbuhan, pembentukan massa otot, dan meningkatkan daya tahan tubuh,”, banyak anak di negara berkembang kekurangan protein berkualitas dan asam amino esensial dalam diet yang memiliki konsekuensi buruk bagi pertumbuhan dan penurunan stunting. Susu, telur ayam, dan daging ayam adalah contoh sumber protein dengan skor asam amino (SAA) paling tinggi. Artinya, 100 persen protein susu dan telur ayam, atau 80 persen protein daging ayam, dapat diserap dan digunakan oleh tubuh. Sedangkan protein daging sapi hanya dapat diserap sebanyak 69 persen. Namun protein nabati juga perlu dikonsumsi. Beberapa jenis protein nabati, misalnya tahu, tempe, kacang kacangan juga dianjurkan untul selalu dikonsumsi setiap hari bersamaan dengan protein hewani. \n Zat besi Zinc atau seng, merupakan salah satu jenis mineral penting yang sangat dibutuhkan tubuh. Bagaimana tidak, keberadaannya di dalam tubuh dapat membantu memperkuat imunitas,Contoh : Daging,tiram, kacang-kacangan,Legum,Telur ,Coklat ,Baya, jamur, kacang polong, kacang mete. \n Zinc Mineral, esensial ini berperan dalam aktivasi dan sintesis hormon pertumbuhan, menjaga kekebalan tubuh, sebagai antioksi dan, fungsi pengecapan, serta stabilisasi membran sel,”. Beberapa contoh makanan yang kaya akan zinc adalah daging sapi, daging ayam, telur ayam, udang, kepiting, almond, buncis, labu, wijen, kacang hijau, dan produk susu. \n Kalsium dan vitamin D, Kalsium adalah komponen utama tulang, sementara vitamin D membantu proses metabolisme kalsium. Selain itu, kalsium pun dibutuhkan untuk sistem saraf, otot, dan jantung. \n Yodium Yodium, merupakan mineral yang penting untuk pertumbuhan berat dan tinggi badan serta perkembangan kecerdasan otak. Balita yang mengalami kekurangan yodium akan memiliki intelligent quotient (IQ) yang lebih rendah dibandingkan balita yang cukup yodium. \n \n\n Yodium adalah mineral yang dibutuhkan oleh kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid. Jika Anda kekurangan mineral ini, beberapa masalah kesehatan bisa terjadi. Salah satu cara untuk mencukupi kebutuhan mineral tersebut adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung yodium. Contoh makanan yang mengandung yodium : Rumput laut, Ikan kod, Udang,Tuna,Susu dan Buah Plum. \n\n Konsultasikan gizi lengkap dengan dokter spesialis gizi klinik di RSU Hermina Pandanaran dengan dr. Etisa Adi Murbawani, Msi, Sp.GK(K). Dapatkan kemudahan pendaftaran melalui mobile aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500 488 dan Website www.herminahospitals.com \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 24 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Bukan Sekadar Diet, Cek Komposisi Tubuh untuk Sukses Menurunkan Berat Badan<\/a><\/h3>
Saat ini impian untuk memiliki body goals tidak hanya terjadi pada wanita saja, namun juga diimpikan oleh kaum pria baik remaja hingga dewasa. Seringkali cara yang dilakukan untuk memiliki body goals adalah dengan pola diet yang salah, seperti rela menahan lapar berjam-jam dan bahkan mengonsumsi suplemen diet. \n\n Untuk mendapatkan berat badan ideal dan tubuh yang proporsional, Sahabat Hermina perlu mengetahui komposisi tubuh agar tidak terjadi efek samping buruk dalam jangka panjang. Menurunkan berat badan dengan cara yang tepat akan membuat tubuh lebih sehat. Penurunan berat badan hanya berdasarkan angka timbangan saja dapat menyesatkan, karena timbangan tidak dapat membedakan berat dari lemak tubuh dan berat dari otot. Dengan melakukan analisis komposisi tubuh saat melakukan program penurunan berat badan, dapat dilihat perubahan penting dari komposisi tubuh yang tidak bisa dilakukan oleh timbangan biasa. Tubuh kita terdiri dari lima hal yang berbeda yaitu sebagai berikut : \n\n 1. Air \n\n Hampir 60% tubuh kita terdiri dari air. Total air di dalam tubuh terbagi menjadi dua, yaitu Extracellular Water (ECW) atau kandungan air di luar sel dan Intracellular Water (ICW) atau kandungan air di dalam sel tubuh. Air merupakan bahan utama untuk sel tubuh yang membantu mengatur suhu internal tubuh, memperkuat otot, dll. Kadar air di dalam tubuh secara alami akan berfluktuasi saat siang dan malam hari. Makan dalam porsi yang besar, minum alkohol, menstruasi, sakit, berolahraga dapat memengaruhingkat hidrasi seseorang. \n\n 2. Tulang \n\n Kepadatan tulang memiliki bobot tersendiri. Namun, perkembangan bobot serta kepadatannya akan \n\n terhenti di usia 30 dan setelah itu bobot maupun kepadatan tulang akan berkurang secara perlahan. Olahraga dan peningkatan massa otot diketahui berhubungan dengan tulang yang lebih kuat dan sehat. Walaupun struktur tulang tidak mungkin berubah dalam waktu singkat namun penting untuk menjaga kesehatan tulang dengan pola diet seimbang dan banyak berolahraga. \n\n 3. Organ Tubuh \n\n Organ tubuh seperti otak, usus, paru-paru, jantung, ginjal, pembuluh darah, dan empedu sebaiknya memiliki berat yang tetap sebagai tanda kondisi tubuh sehat. Jadi jika ingin mendapatkan tubuh proporsional, berat dari organ tubuh bukanlah sasaran yang tepat untuk dikurangi. \n\n 4. Otot \n\n Otot berfungsi sebagai penentu kekuatan fungsional tubuh. Massa otot yang lebih tinggi akan meningkatkan laju metabolisme dan dapat mencegah terjadinya penyakit dan kondisi mudah terjatuh. Seseorang yang memiliki jumlah massa otot yang lebih tinggi akan membakar lebih banyak kalori saat istirahat dibandingkan dengan seseorang dengan massa otot lebih rendah. Oleh karena itu, masa otot disarankan untuk tetap terjaga dan perlu diusahakan agar meningkat. Seiring bertambahnya usia, kita akan kehilangan massa otot dan lebih rentan terjatuh, sehingga penurunan massa otot sebaiknya dicegah atau diperlambat dengan meningkatkan aktivitas fisik. \n\n 5. Lemak \n\n Terdapat dua jenis lemak tubuh, yaitu lemak subkutan (lapisan lemak dibawah kulit) dan lemak visceral (lemak yang mengelilingi dan melindungi organ perut). Lemak berfungsi sebagai pelindung tubuh, sumber cadangan energi, membawa vitamin larut lemak, membuat hormon tertentu, dan berfungsi sebagai bahan pembangun membran sel. Persentase lemak tubuh yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Jika ingin mendapatkan bentuk tubuh proporsional, maka persentase lemak tubuh harus dapat dikurangi. \n\n \n\n Dalam menjalani program diet untuk mencapai bodygoals yang perlu diturunkan adalah mengurangi massa lemak, bukan total berat badan agar mendapatkan tubuh yang sehat serta proporsional. \n\n Bagaimana Cara Menilai Komposisi Tubuh? \n\n Cara penilaian komposisi tubuh adalah dengan menggunakan alat yang disebut Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) yang cara kerjanya menggunakan elektroda. Signal elektroda akan menjalar dalam tubuh. Pemeriksaan dengan menggunakan alat ini merupakanpemeriksaan sederhana dan mudah. Sahabat Hermina hanya perlu berdiri diatas timbangan yang sudah memiliki elektroda dan hasilnya akan segera diketahui saat itu juga. \n\n BIA tidak hanya menilai kandungan lemak tubuh namun juga dapat menganalisis kebutuhan metabolisme dasar tubuh. Nilai komposisi tubuh yang diperoleh dapat menentukan besarnya energi dan jumlah makanan yang boleh dikonsumsi dalam satu hari. \n\n Manfaat Medical Body Composition Analyzer \n\n 1. Menentukan Perencanaan yang Tepat dalam Mengurangi Massa Lemak dan Meningkatkan Massa Otot \n\n 2. Memahami Risiko Munculnya Osteoporosis \n\n 3. Mengidentifikasi Risiko Kesehatan Tubuh untuk Jangka Panjang \n\n \n\n Konsultasikan ke dokter spesialis gizi klinik untuk petunjuk diet sehat. Menurunkan berat badan yang sehat berdampak pada tubuh yang bugar, dengan pola makan sehat dan aktivitas fisik yang teratur. \n\n Apabila Sahabat Hermina mengalami kesulitan untuk mengatur pola makan yang sesuai kondisi tubuh, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit Hermina Bekasi. \n\n Unduh aplikasi Halo Hermina untuk membuat janji temu dengan dokter-dokter spesialis di Rumah Sakit Hermina Bekasi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 30 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Gizi Seimbang Pada Anak<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina Gizi seimbang untuk anak usia dini sangat diperlukan. Oleh karena itu, orangtua harus memenuhi asupan nutrisi yang seimbang. Gizi seimbang merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Jadi, untuk memenuhi asupan gizi seimbang bagi anak maka diperlukan peran aktif orang tua khususnya ibu untuk memperhatikan asupan gizi pada anak. Seperti halnya dengan memberikan anak makanan yang beragam, yang memiliki protein yang tinggi, serta sayur mayur. \n\n \n\n Dalam pemenuhan gizi yang seimbang berarti mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Perlu diperhatikan juga untuk kuantitas dan kualitas pada makanan yang akan dikonsumsi, karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan individu, khususnya pada anak-anak, Gizi yang optimal sangatlah penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan pada anak. Karena, apabila anak mengalami kekurangan gizi dapat mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan pada anak sehingga akan mudah terinfeksi, dan pada akhirnya dapat menghambat perkembangan anak. \n\n \n\n Adapun prinsip gizi seimbang untuk anak usia dini, antara lain : \n\n \n Mengonsumsi makana sehat, setiap makan dalam piring si Kecil disarankan menyediakan makanan pokok sumber karbohidrat (nasi atau kentang), lauk-pauk untuk sumber protein (ikan, daging ayam, tahu, tempe, kacang-kacangan), sayur-mayur untuk sumber mineral dan serat (bayam, wortel, kol, brokoli, dsb.), dan buah-buahan untuk sumber vitamin (jeruk, apel, pisang, dll). \n Mengonsumsi minyak dan garam secukupnya, serta memperhatikan konsumsi gula harian pada anak. \n Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), misalnya saat bersin dan batuk menutup mulut dan hidung, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, membersihkan tempat tinggal, menjaga kebersihan lingkungan, serta tidak makan-makanan yang sudah jatuh, dan lain sebagainya. \n Melakukan kegiatan aktivitas fisik, seperti olahraga ringan, bermain, dan belajar melakukan pekerjaan rumah, seperti menyapu, menyiram tanaman, dan lain sebagainya. \n Rutin menimbang berat badan anak. \n \n\n \n\n Sebagai orangtua, perlu diketahui apabila nutrsi yang dibutuhkan anak usia dini tidaklah sama dengan orang dewasa, anak-anak membutuhkan nutrisi dengan kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan usia dan tahap tumbuh kembangnya. Hal ini karena anak prasekolah masih dalam fase tumbuh kembang. Apabila Sahabat Hermina ingin konsultasi terkait gizi seimbang pada anak segera berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Gizi di RSU Hermina Solo. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 11 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Memiliki Berat Badan Berlebih, Bagaimana Menerapkan Diet Sehat ? <\/a><\/h3>
Mempunyai berat badan berlebih tentunya bukan merupakan keinginan bagi sebagian orang. Bagi yang mempunyai berat badan berlebih, ingin melakukan program diet yang dinilai tujuannya adalah menurunkan bobot berat badan agar bisa mencapat berat badan ideal. Namun tahukah Anda, diet bukan hanya bertujuan untuk menurunkan berat badan saja. Setiap orang memiliki pola diet sendiri sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Adapun jenis diet yang bisa dilakukan antara lain Diet manajemen berat badan, diet popular (Diet keto, intermitten fasting, mediteranian), diet medis untuk penderita jantung, diet Diabetes. Selain itu, sebelum memulai program diet, perlu dilakukan perhitungan indeks massa tubuh. Tujuan dari perhitungan indeks massa tubuh agar mengetahui berapa kilogram berat badan yang harus diturunkan untuk mencapai berat badan ideal. \n\n \n\n Dalam hal ini, tidak ada program diet yang terbaik yang ada adalah diet yang paling tepat untuk tubuh kita. Karena kebutuhan dan kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda. Berikut adalah cara menerapkan pola diet sehat untuk mendukung tubuh menjadi lebih sehat, antara lain : \n\n \n\n 1. Menerapkan pola makan dengan gizi seimbang \n\n Susunan pangan sehari-hari yang mengandung gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gizi seimbang terdiri dari makan pokok, sayuran, buah, protein dan dilengkapi dengan mineral. Prinsip yang perlu diterapkan yaitu \n\n keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan sehat \n\n 2. Memilih jenis makanan dan menentukan porsi serta cara pengolahan makanan \n\n Kunci diet yang sehat tidak terlepas dari memilih jenis makanan dan mengatur porsinya. Makanan pokok diatur dengan 1-2 porsi sekali makan. Dalam sehari wajib makan secara teratur yaitu 3 kali dalam sehari. Jadi diet bukannya membatasi waktu \n\n makan melainkan mengatur jumlah porsi dan jenis makanan yang sehat. Makanan pokok disini berupa karbohidrat kompleks yang wajib dikonsumsi sebagai sumber energi utama bagi tubuh terutama untuk sel darah merah dan sistem saraf pusat. \n\n Butuh setidaknya 50 gram karbohidrat setiap hari untuk mempertahankan sel darah merah agar tidak rusak \n\n 3. Mengimbangi dengan olahraga secara rutin \n\n Mengatur pola makan dan gizi seimbang saja tidak cukup untuk program diet. Dampingi diet dengan melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara rutin agar dapat meningkatkan metabolisme tubuh yang efektif \n\n 4. Mengonsumsi air putih yang cukup \n\n Rutin mengonsumsi air putih yang cukup dapat membantu memenuhi cairan tubuh untuk menurunkan berat badan. Kebutuhan air putih dalam tubuh kurang lebih 2 liter per hari \n\n 5. Mempertahankan berat badan secara normal \n\n Mengontrol timbangan berat badan secara rutin adalah kunci diet sehat. Pantau berat badan minimal 2 kali sebulan dengan menimbang tubuh secara rutin. \n\n \n\n Melakukan diet gizi seimbang, mengontrol berat badan secara rutin dan disertai dengan gaya hidup aktif dapat mencegah penyakit kini dan nanti. Salam sehat \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 11 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Yuk Kenali Anemia Defisiensi Besi pada Penyakit Ginjal Kronis <\/a><\/h3>
Penyakit Ginjal Kronis (PGK) adalah keadaan dimana fungsi ginjal menurun secara drastis. Komplikasi yang paling umum terjadi pada pasien PGK adalah anemia dan berhubungan dengan penurunan kualitas hidup pasien. Anemia ditandai dengan penurunan Hb (hemoglobin), yaitu protein zat besi yang terdapat di dalam sel darah merah dan digunakan tubuh untuk transportasi oksigen. \n\n Penyebab utama anemia pada PGK adalah defisiensi relatif hormon eritropoietin, namun banyak faktor lain yang berperan pada anemia pada PGK yaitu berkurangnya umur sel darah merah karena toksisitas uremik, kehilangan darah melalui saluran cerna, defisiensi besi, defisiensi folat, hiperparatiroid berat, keradangan dan infeksi. \n\n Defisiensi besi merupakan penyebab anemia kedua terbanyak pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis. Anemia defisiensi besi pada pasien PGK terutama disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang, gangguan absorbsi, perdarahan kronik, keradangan atau infeksi, serta peningkatan kebutuhan besi selama koreksi anemia dengan terapi Erythropoietin Stimulating Agent (ESA). \n\n Pasien PGK yang mengalami gejala anemia sebelumnya akan menjalani serangkaian pemeriksaan yang bertujuan untuk menegakkan penyebab dari anemianya. Jika didapatkan anemia maka dilanjutkan dengan pemeriksaan Complete Blood Count, hapusan darah tepi, hitung retikulosit, uji darah samar feses, pemeriksaan kadar besi serum (serum iron/SI), total iron binding capacity (TIBC), saturasi transferin (ST), dan feritin serum. \n\n Setelah ditegakkan penyebab anemia pada PGK adalah akibat defisiensi besi maka pasien akan menjalani serangkaian terapi besi yang sesuai dengan derajat keparahan defisiensinya, dapat berupa terapi besi oral atau intravena. \n\n Terapi nutrisi medis pada pasien PGK mengacu pada kebutuhan pasien secara personalisasi, tergantung dari tahapan penyakit dan penyulitnya. Pasien PGK mungkin perlu mengubah apa yang dikonsumsi untuk mengelola anemia dan PGK. Pada pasien yang telah ditegakkan mengalami defisiensi zat besi, vitamin B12, atau folat, mungkin disarankan agar pasien menambahkan lebih banyak makanan dengan zat gizi tersebut ke dalam diet hariannya. Namun, beberapa dari makanan sumber zat gizi tersebut memiliki jumlah protein, natrium, atau fosfor yang tinggi, yang mungkin perlu dibatasi pada pasien PGK. Oleh karena itu sahabat Hermina penting untuk mengkonsultasikan dengan dokter spesialis gizi klinik untuk mendapatkan pendampingan terkait terapi nutrisi medis yang tepat secara personalisasi. \n\n \n\n Referensi : \n\n \n Kandarini Y. Penatalaksanaan Anemia Pada Penyakit Ginjal Kronik. \n Besarab A, Yee J. Treatment of Anemia in Patients with End-Stage renal disease. In: Henrich WL (ed). Principles and Practice of Dialysis. Philadelphia: Lippinkott William and Wilkins 2009;499-523 \n Singh AK. Anemia of Chronic Kidney Disease. Clin J Am Soc Nephrol. 2008;3:3-6. \n KDIGO Clinical Practice Guideline for Anemia in Chronic Kidney Disease. Kidney Int Suppl 2012: 283-308. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 24 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Lebih dalam Apa itu Obesitas ?<\/a><\/h3>
Apa itu Obesitas ? \n\n Obesitas adalah kondisi medis serius yang dialami di seluruh dunia. Penumpukan lemak akan terjadi saat terdapat ketidakseimbangan antara energi yang masuk (melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari) dengan energi yang dikeluarkan. Obesitas menjadi kekhawatiran banyak pihak karena cukup banyak dampak buruk yang disebabkan, sebagai contoh gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan gula darah, profil lipid (kolesterol, trigliserida, LDL). Obesitas secara langsung juga memicu perburukan penyakit lain seperti perburukan asma, osteoartritis, low back pain, penyakit ginjal, jantung dan sistem saraf, mempengaruhi kondisi hormonal tubuh hingga menyebabkan kematian mendadak (obstructive sleep apnea). Di sisi lain, secara tidak langsung obesitas dapat menyebabkan gangguan kognitif, infertilitas, gangguan mental dan menjadi penyebab kanker. \n\n Apa Faktor-faktor penyebab terjadinya obesitas ? \n\n Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas, seperti: \n\n \n Faktor genetik \n Faktor sosial ekonomi \n Adanya penyakit tertentu \n Gangguan psikologis \n Penggunaan obat-obatan dan hormonal \n Pergeseran gaya hidup \n \n\n Perubahan pola makan dan kebiasaan yang cenderung ke arah sedentary lifestyle (kebiasaan rebahan atau tidak banyak bergerak) menyebabkan prevalensi obesitas semakin meningkat. Jenis makanan yang beredar saat ini cenderung merupakan makanan yang padat kalori dan bukan padat nutrisi, sebagai contoh makanan cepat saji dan minuman kekininan yang tinggi kalori. Hal tersebut mengakibatkan asupan energi yang masuk meningkat tajam di luar kebutuhan tubuh. \n\n Bagaimana cara mengetahui seseorang terkena obesitas ? \n\n Terdapat beberapa cara untuk menentukan seseorang terkena obesitas atau tidak. Menurut WHO kriteria berat badan berlebih dapat dinilai dengan membagikan berat badan (dalam kg) terhadap tinggi badan seseorang (dalam m2), yang dikenal sebagai indeks massa tubuh (IMT). Berat badan ideal ditegakkan saat IMT berada pada rentang 18.5 - 22.9 kg/m2. Namun, cut off point dalam klasifikasi obesitas di Asia Pasifik memiliki kriteria yang berbeda dengan WHO pada umumnya. Berdasarkan WHO Asia Pasifik, yang disebut obesitas adalah bila diperoleh nilai IMT >25 kg/m2. Berdasarkan nilai IMT, maka obesitas pada penduduk Asia Pasifik dapat dibagi dua ketegori: \n\n Obesitas kelas 1: IMT 25 - < 29.9 kg/m2 \n\n Obesitas kelas 2: IMT ³30 kg/m2 \n\n Selain itu, obesitas juga dapat dikategorikan berdasarkan distribusi lemak dalam tubuh, yaitu obesitas sentral dan obesitas secara umum. Hal ini dapat didukung dengan penilaian lingkar pinggang. Untuk populasi Asia Pasifik berjenis kelamin laki-laki disarankan memiliki lingkar pinggang tidak lebih dari 90 cm, sedangkan perempuan tidak lebih dari 80 cm. Pada beberapa kondisi, contohnya individu berprofesi sebagai atlet angkat besi, akan memiliki nilai IMT yang tinggi namun komposisi lemak tubuhnya normal dan komposisi otot tubuhnya besar. Dengan demikian, satu hal yang perlu diingat bahwa IMT memang dapat membantu kita menentukan berat badan ideal, namun IMT saja tidak dapat menjadi ukuran sehat atau tidaknya seseorang. Konsultasikan kondisi kesehatan anda terutama saat anda memiliki faktor risiko penyakit tertentu dan menjalani gaya hidup yang kurang sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 30 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Inbody : Alat Canggih Untuk Bantu Proses Penurunan Berat Badan Secara Tepat<\/a><\/h3>
Obesitas adalah penumpukan lemak yg tinggi di dalam tubuh akibat ketidakseimbangan energy intake dan energy output dalam jangka panjang dan mengakibatkan peningkatan risiko kesakitan . Prevalensi berat badan lebih (overweight) dan kegemukan (obesitas) makin meningkat. Data Riskesdas 2018 menunjukkan peningkatan penduduk Indonesia dengan obesitas dari 10,5% pada tahun 2007 menjadi 21,8% tahun 2018. Sementara penduduk dengan overweight meningkat dari 8,6% tahun 2007 menjadi 13,6% tahun 2018. \n\n \n\n Perhitungan obesitas secara sederhana dilakukan dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT = BB (kg) : T (m2). WHO mengelompokkan obesitas bila IMT > 30 dan overweight bila IMT 25 – 30 Penghitungan IMT memiliki beberapa keunggulan yaitu sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk skrining. Namun IMT memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak bisa menentukan secara tepat total massa otot, total massa lemak dan jumlah lemak di organ visceral. Komposisi tubuh tidak bisa dinilai secara akurat. \n\n \n\n Obesitas dapat dicegah, langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah berat badan naik dengan diet sehat, penerapan pola hidup sehat, rutin olahraga setiap hari atau melakukan kegiatan fisik yang cukup intens, serta berkomitmen jangka panjang untuk menjaga apa yang dimakan dan diminum. Namun, jika obesitas sudah terjadi, salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah mengukur tubuh menggunakan alat bernama Inbody, agar dapat ditentukan tindak lanjut yang paling tepat untuk mengurangi obesitas. \n\n \n\n Pengukuran obesitas secara akurat bisa dilakukan dengan alat Bio Impedance Analysis (BIA). Inbody merupakan BIA dengan akurasi tinggi yaitu 98% bila dibandingkan dengan alat standart BIA yaitu DEXA. Inbody bisa menentukan secara akurat total massa otot dan massa lemak tubuh, segmental massa otot dan massa lemak tubuh, prosentase lemak tubuh, IMT, lemak visceral tubuh, kebutuhan BMR dan skor komposisi tubuh. Inbody akan membantu proses penurunan berat badan secara tepat yaitu dengan membuang kelebihan lemak tubuh dan bukan massa otot. \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina memiliki keluhan berat badan berlebih dan sulit bergerak dalam melakukan aktivitas sehari-hari, Sahabat Hermina bisa berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Gizi kami RSU Hermina Solo dan menggunakan alat Inbody untuk mengetahui langkah yang paling tepat untuk mengatasinya. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi 0821-3552-2454. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 24 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Ketahui Peran Penting Nutrisi Dalam Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh<\/a><\/h3>
Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan meniadakan kerja toksin di dalam tubuh. \n\n \n\n Cara Kerja Sistem Imun : \n\n \n \n Bakteri dan patogen lainnya dapat masuk ke tubuh melalui luka di permukaan kulit/mukosa. \n \n \n Sistem kekebalan tubuh alami akan merespon dgn mengeluarkan faktor-faktor yg memicu sel-sel imun ke daerah yg luka/sakit tersebut. \n \n \n Neutrofil yg termasuk sel darah putih akan mengeluarkan zat yg dapat membunuh dan menguraikan patogen/kuman. \n \n \n Neutrofil dan sistem kekebalan alami tubuh bernama makrofag akan menghilangkan patogen dengan cara “dicerna” atau disebut dengan proses fagositosis. \n \n \n Makrofag menghasilkan hormon yg disebut sitokin yang akan memicu sistem kekebalan tubuh dan perbaikan jaringan. \n \n \n Kerja sistem imun akan berlangsung sampai patogen/kuman mati dan proses perbaikan jaringan yg rusak selesai. \n \n \n\n \n\n Nutrisi adalah zat yang berasal dari makanan yang telah dicerna dan diproses di dalam tubuh sehingga menjadi zat yang berguna untuk memelihara dan membentuk jaringan tubuh, mengatur sistem fisiologi di dalam tubuh, menghasilkan energi dan melindungi tubuh dari serangan penyakit. \n\n \n\n Mikronutrien Yang Penting Untuk Kekebalan Tubuh : \n\n \n \n Vitamin A : Berperan pada pembentukan sistem imun dan antioksidan → Pepaya, wortel, apricot, ubi jalar, telur, keju, melon, brokoli, daging, dll. \n \n \n Vitamin E : Berperan sebagai antioksidan, Meningkatkan sel-sel imun → Kacang-kacangan, alpukat, brokoli, minyak zaitun, paprika, salmon, udang, dll. \n \n \n Vitamin C : Sintesa kolagen (menjaga permukaan kulit) dan sebagai antioksidan → Jeruk, tomat, buah kiwi, strawberry, jambu, kembang kol, brokoli, papaya, dll. \n \n \n Selenium : Membantu mempertahankan integritas membran sel dan melindungi DNA pada sel tubuh dari kerusakan → Kerang, tofu, tuna, udang, jamur, kacang-kacangan, telur, oat, dll. \n \n \n Zink : Berperan dalam pembentukan antibodi → Kacang-kacangan, bayam, asparagus, daging merah, ayam, salmon, jamur, wijen, brokoli, dll. \n \n \n Zat Besi : Berperan pada pembentukan sel imun → Bayam, brokoli, kentang, almond, pisang, alpukat, ayam, daging merah, hati, kuning telur, udang, dll. \n \n \n Vitamin D : Membantu kerja makrofag untuk mencerna patogen → Salmon, tuna, sarden, kuning telur, minyak hati ikan cod, susu, keju, jamur, oatmeal, dll. \n \n \n Glutamine : Sebagai zat pembentuk berbagai jaringan tubuh, termasuk sel-sel imun → Brokoli, kol, daging merah, keju, asaparagus, telur, susu, salmon, jeruk, ayam, dll. \n \n \n Vitamin B6,9,12 : Membantuproduksi antibodi → Telur, ayam, susu, keju, seafood, salmon, daging merah, wortel, kol, jagung, kentang, dll. \n \n \n Tembaga : Membantu regulasi dan pembentukan sel imun dan hormon sitokin → Kacang-kacangan, jamur, hati, kerang, almond, udang, telur, dll. \n \n \n\n \n\n Jaga Gizi Makanan dan Jaga Gaya Hidup : \n\n \n \n Konsumsi gizi makanan seimbang \n \n \n Batasi pemakaian gula, garam, dan lemak \n \n \n Konsumsi suplemen multivitamin jika diperlukan \n \n \n Hindari rokok dan minuman alkohol \n \n \n Istirahat dan tidur yang cukup \n \n \n Rileks dan kendalikan emosi \n \n \n Aktivitas fisik \n \n \n\n \n\n Rutin konsultasikan kesehatan gizi sahabat hermina ke Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Hermina Podomoro sangat di anjurkan untuk dapat memantau kebutuhan gizi yang di perlukan oleh tubuh. Agar tepat penanganannya jika ditemukan masalah yang terjadi dalam tubuh. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 16 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tips Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus Tipe 2<\/a><\/h3>
Diabetes merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Berikut ini tips diet untuk penderita diabetes \n\n \n\n Tujuan Diet : \n\n \n Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan diabetes melitus, memperbaiki kualitas hidup, mengurangi komplikasi akut \n Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas komplikasi mikroangiopati dan makroangiopati \n Tujuan akhir: menurunkan morbiditas dan mortalitas diabetes melitus \n \n\n \n\n Prinsip Diet : \n\n \n Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, BB, TB, aktivitas sehari–hari dan kondisi tubuh. \n Membatasi gula tambahan, seperti: gula pasir, gula merah, gula batu, dan madu \n Konsumsi cukup protein sesuai kebutuhan \n Membatasi konsumsi lemak jenuh dan lemak trans \n Konsumsi cukup serat \n \n\n \n\n Bahan Makanan Yang Dianjurkan : \n\n \n Sumber protein :\n\n \n Hewani : daging kurus, ayam tanpa kulit, ikan, telur. \n Nabati : tempe, tahu, oncom dan kacang – kacangan (kacang hijau, kacang merah, kedelai). \n \n \n Telur rendah kolesterol atau putih telur. \n Sayuran kangkung, daun kacang, oyong, timun, tomat, labu air, kembang kol, lobak, sawi, selada, seledri, terong. \n Buah – buahan atau sari buah : jeruk siam, apel, pepaya, melon, jambu air, salak, semangka, belimbing. \n Susu rendah lemak \n \n\n \n\n Bahan Makanan Yang Dibatasi : \n\n \n Semua sumber hidrat arang : nasi, nasi tim, bubur, roti gandum/putih, pasta, jagung, kentang, ubi dan talas, havermut, sereal, mie, ketan, makaroni. \n Membatasi gula tambahan, seperti: gula pasir, gula merah, gula batu, madu \n Sumber protein hewani tinggi lemak jenuh (kornet, sosis, sarden, otak, jeroan) \n Buah – buahan : nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, sawo. \n Susu penuh (full cream), keju, mayonaise. \n \n\n \n\n Bahan Makanan Yang Dihindari : \n\n \n Gula pasir, gula merah, gula batu, madu. \n Makanan / minuman yang manis : abon, dendeng, cake, kue – kue manis, dodol, tarcis, sirup, selai manis, coklat, permen, susu kental manis, softdrink, es krim. \n Buah–buahan diawetkan seperti manisan buah atau buah dalam kaleng \n Minuman yang mengandung alkohol \n \n\n \n\n Cara Mengatur Diet : \n\n \n Makanlah sesuai dengan jumlah dan pembagian makanan yang telah ditentukan dalam daftar diet, terutama bagi penderita yang menggunakan insulin atau obat – obatan anti diabetes \n Untuk mendapatkan variasi menu, gunakanlah daftar penukar. \n Perbanyak konsumsi sayur dan buah \n Laksanakan diet dengan disiplin untuk mencapai BB normal. \n \n\n \n\n Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan : \n\n \n Disamping berdiet lakukan olahraga secara teratur. \n Waspada kemungkinan terjadinya hipoglikemia\n \n Hipoglikemia : adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah di bawah normal. Hipoglikemia yang terlambat ditangani dapat berakibat penurunan kesadaran, kejang hingga kerusakan otak permanen. \n \n \n \n\n \n\n Gejala Dari Hipoglikemia : \n\n \n Mudah lapar \n Sulit konsentrasi \n Keringat dingin \n Jantung berdebar \n Pusing \n Lemas \n Mata berkunang – kunang \n \n\n \n\n Imbangi dengan olahraga \n\n Latihan fisik merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan diabetes melitus tipe 2. Program latihan fisik secara teratur 3-5 hari seminggu selama 30-45 menit atau dengan total 150 menit per minggu. Latihan fisik selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan BB dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. \n\n Bagi penderita diabetes bisa melakukan olahraga yang ringan, seperti jalan kaki, berjalan cepat, berenang atau bersepeda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 16 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Badan Berat Bukan Berarti Tidak Sehat<\/a><\/h3>
Setiap orang, terutama wanita percaya bahwa semakin besar berat badan maka semakin gemuk. Padahal belum tentu tubuh gemuk jika punya berat badan berangka besar. Bisa jadi justru kamu punya tubuh berotot. Mengingat otot punya massa yang lebih berat dibanding lemak, maka wajar jika tubuh semakin berat karena penambahan massa otot di tubuh. Pada umumnya, masyarakat Indonesia seringkali hanya melakukan evaluasi kesehatan atau kebugaran dengan mengukur berat badan atau Indeks Massa Tubuh. Padahal komposisi tubuh merupakan hal yang lebih penting untuk diketahui. Mengapa mengukur komposisi tubuh penting untuk dilakukan dan bagaimana cara mengukurnya? Artikel ini akan membantu Sahabat Hermina untuk memahaminya. \n\n Apa itu Komposisi Tubuh? \n\n Komposisi tubuh digunakan untuk menggambarkan persentase lemak, tulang, cairan, dan otot dalam tubuh manusia. Dua orang dengan jenis kelamin dan berat badan yang sama mungkin terlihat sangat berbeda satu sama lain karena mereka memiliki komposisi tubuh yang berbeda. Komposisi dan pertumbuhan tubuh adalah komponen utama kesehatan untuk semua orang. Epidemi obesitas yang sedang berlangsung pada anak-anak dan orang dewasa telah menyoroti pentingnya memahami kadar lemak tubuh untuk kesehatan jangka pendek dan jangka panjang. Namun, komponen lain dari komposisi tubuh juga mempengaruhi hasil kesehatan, dan pengukurannya semakin berharga dalam praktik klinis. \n\n Mengapa Perlu Membedakan Antara Otot dan Lemak? \n\n Praktisi kesehatan secara universal setuju bahwa terlalu banyak lemak adalah risiko kesehatan yang serius. Masalah-masalah seperti hipertensi, peningkatan lemak darah (lemak dan kolesterol), diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, disfungsi pernapasan, penyakit kandung empedu, dan segudang masalah kesehatan lainnya semuanya terkait dengan obesitas. \n\n Epidemi obesitas yang sedang berlangsung pada anak-anak dan orang dewasa telah menyoroti pentingnya mengetahui lemak tubuh seseorang untuk kesehatan jangka pendek dan jangka panjang. Bagian penting dari memahami kesehatan pengguna adalah membedakan antara apa yang sehat dan yang tidak, terutama ketika menyangkut lemak. \n\n Adalah umum untuk berasumsi bahwa memiliki lemak sesedikit mungkin itu sehat. Namun, menjadi kurus tidak secara otomatis mengurangi risiko kesehatan seseorang. Menjadi kurus mengacu pada penimbangan yang kurang dari nilai yang disarankan dalam tabel usia-tinggi-berat. Badan berotot, bagaimanapun, mengacu pada komposisi otot, tulang, dan lemak dari berat badan seseorang. Menjadi berotot secara intrinsik menunjukkan perkembangan massa otot yang lebih besar daripada kurus. \n\n Jadi bagaimana Sahabat Hermina dapat mengukur kesehatan? \n\n Bioimpedance analysis (BIA) adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur komposisi tubuh. Alat ini merupakan evolusi dari timbangan berat badan yang bekerja sebagai elektroda untuk mengukur sinyal listrik pada tubuh, sehingga nilai massa otot, lemak tubuh, kadar air tubuh, lemak viseral (lemak dalam organ), Basal Metabolic Rate (BMR) dan massa tulang dapat diketahui. Selain itu BIA juga memiliki beberapa keunggulan seperti: mudah digunakan, cukup akurat, dan tidak membutuhkan keahlian khusus. Keseimbangan yang sehat antara lemak dan otot sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan sepanjang hidup. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa komposisi tubuh yang sehat akan meningkatkan umur Sahabat Hermina; mengurangi risiko penyakit jantung, kanker, diabetes, resistensi insulin, dll. Sahabat Hermina dapat melakukan pemeriksaan BIA di RS Hermina Pandanaram dan konsultasi langsung dengan dokter spesialis Gizi Klinik dengan dr. Etisa Adi M, Msi, Sp.GK(K). \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 09 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Diet Aman Penderita Maag<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Tubuh yang ideal sering di inginkan oleh banyak orang, mereka yang mempunyai berat badan lebih akan berusaha untuk menurunkan berat badannya dengan cara diet. Diet yang aman pasti akan menjadi pilihan utama bagi yang akan diet, namun bagi mereka yang menderita gastritis/maag pasti akan jadi kendala karena takut akan kambuh jika melakukan diet. \n\n Tapi jangan pesimis Sahabat Hermina karena ada cara-cara yang aman untuk diet bagi penderita gastritis/maag. \n\n 1. Makanlah dengan Jadwal yang Teratur \n\n Jadwal makan yang teratur akan membuat lambung menyesuaikan diri dan mengantisipasi kira-kira kapan tubuh mendapatkan makanan. Hal ini akan memuat asam lambung dikeluarkan pada waktu yang tepat sesuai dengan jadwal makan yang teratur. \n\n 2. Lakukan Prinsip Small Frequent Feeding \n\n Small frequent feeding adalah mengonsumsi makanan dalam jumlah kecil namun dengan frekuensi sering. Dengan menerapkanya, lambung tidak akan menghasilkan asam lambung berlebih. Idealnya, frekuensi makan yang disarankan adalah 3 kali makan besar dengan 2 kali selingan \n\n 3. Hindari Makanan yang Bersifat Asam \n\n hindarilah makanan yang bersifat asam, terutama ketika Anda sedang diet agar tidak terjadi peradangan pada lambung. Makanan yang bersifat asam, di antaranya adalah nanas, jeruk, jeruk bali, lemon, jeruk nipis. \n\n 4. Hindari Makanan yang Memicu Keluhan \n\n Selain makanan yang bersifat asam, terdapat jenis makanan lainnya yang dapat memicu keluhan para penderita maag. Contohnya adalah makanan berminyak dan makanan pedas. Di samping itu, hindari pula makanan yang memproduksi gas, seperti sawi, kol, kubis, dan nangka. Apabila Anda tetap ingin mengonsumsinya, perhatikan jumlahnya agar tidak menimbulkan gejala kekambuhan. \n\n 5. Perbanyak Konsumsi Makanan Berserat \n\n Contoh makanan yang berserat adalah oatmeal, roti gandum, sayuran, buah-buahan, serta kacang-kacangan. \n\n 6. Pilih Makanan Rendah Lemak \n\n Makanlah ayam bagian dada tanpa kulit, ikan, serta sayuran. Hindari makanan yang diproses dengan tambahan pengawet dan bahan tambahan lainnya. \n\n 7. Hindari Minuman Berkafein \n\n Hindarilah minum kopi dan gantilah dengan teh hijau yang juga mengandung anti peradangan. Selain itu, teh hijau juga dapat membantu menurunkan berat badan. \n\n 8. Hindari Minum Beralkohol dan Merokok \n\n Apabila Anda gemar mengonsumsi alkohol dan merokok, segeralah berhenti. Rokok adalah salah satu pemicu kuat produksi asam dan gas dalam lambung sehingga Anda harus menghindarinya. \n\n Selain menerapkan cara-cara untuk diet di atas, para penderita maag yang ingin menurunkan berat badan sebaiknya memperhatikan asupan kalori dan jumlah aktivitas fisik Anda. \n\n Kunci dari keberhasilan menurunkan berat badan adalah dengan mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi dibandingkan dengan kalori yang dikeluarkan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 09 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 16 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 11 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>