- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 28 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Tetap Sehat dan Penuhi Gizi Seimbang Saat Berpuasa <\/a><\/h3>
Sebentar lagi bulan suci Ramadhan akan tiba. Saatnya umat muslim akan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan selama sebulan lamanya. Selama menjalankan ibadah puasa, tubuh manusia tidak menerima asupan makanan dan minuman kurang lebih 14 jam setiap harinya. Selain pola makan dan minum yang berubah dan tidak teratur, pola tidur dan istirahat juga mengalami perubahan karena selama bulan puasa, umat muslim yang menjalankannya diwajibkan untuk makan sahur dini hari. Kondisi demikian dapat mengganggu kesehatan seseorang apabila tidak menerapkan pola yang sesuai. Tujuan berpuasa di bulan Ramadhan adalah selain untuk beribadah ternyata juga bisa mendapatkan manfaat yang baik untuk kesehatan. Agar manfaat berpuasa dapat dirasakan baik dalam segi kesehatan, maka diperlukan pengaturan pola makan yang baik karena selama menjalankan ibadah puasa, pola makan akan berubah. Kebiasaan makan yang biasanya 3 kali dalam sehari berubah menjadi hanya 2 kali saja dalam sehari yaitu saat sahur dan berbuka puasa. Oleh karena itu pola makan dan asupan cairan dalam tubuh tetap harus terjaga dan terkontrol. \n\n Menjaga Kesehatan Selama Berpuasa \n\n Tujuan berpuasa di bulan Ramadhan adalah selain untuk beribadah ternyata juga bisa mendapatkan manfaat yang baik untuk kesehatan. Agar manfaat berpuasa dapat dirasakan baik dalam segi kesehatan, maka diperlukan pengaturan pola makan yang baik karena selama menjalankan ibadah puasa, pola makan akan berubah. Kebiasaan makan yang biasanya 3 kali dalam sehari berubah menjadi hanya 2 kali saja dalam sehari yaitu saat sahur dan berbuka puasa. Oleh karena itu pola makan dan asupan cairan dalam tubuh tetap harus terjaga dan terkontrol. Selama menjalankan ibadah puasa, tubuh kekurangan asupan makanan dan minuman sekitar 20-30 % dari kadar normalnya. Cara memenuhi kebutuhan gizi selama berpuasa bisa diatur menjadi 2 atau 3 kali makan yaitu saat sahur, saat berbuka puasa dan setelah shalat tarwih. Disarankan untuk makan terakhir dengan durasi 2 jam sebelum waktu tidur. Selain menjaga pola makan, minum dan tidur yang baik, saat berpuasa juga disarankan untuk melakukan aktivitas fisik sekitar 20-30 menit. \n\n Tips Memenuhi Kebutuhan cairan Selama Berpuasa \n\n Saat berpuasa, tubuh kehilangan banyak cairan dalam tubuh. Normalnya kebutuhan cairan manusia dalam tubuh adalah 2 liter per hari. Adapun pembagian waktu minum air putih untuk mencukupi kebutuhan cairan saat berpuasa adalah sebagai berikut : \n\n \n Saat berbuka puasa sebanyak 2 gelas \n Sebelum shalat tarwih sebanyak 1 gelas \n Setelah shalat tarwih sebanyak 1 gelas \n Sebelum tidur sebanyak 2 gelas \n Saat sahur sebanyak 2 gelas \n \n\n Dengan menerapkan pola hidup sehat selama berpuasa diharapkan mampu menjaga kesehatan selama menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Lakukan konsultasi ke dokter spesialis di fasilitas layanan kesehatan terdekat. Salam sehat \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 31 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Menjaga Berat Badan Ideal dengan Menerapkan Mindful Eating <\/a><\/h3>
Memiliki berat badan ideal tentunya menjadi keinginan dari setiap orang. Namun untuk menjaga agar berat badan tetap ideal dan stabil terkadang tidak mudah dilakukan secara konsisten. Menerapkan mindful eating dapat membantu mengubah pola pikir dan pola makan seseorang terhadap mengonsumsi makanan atau minuman saat ingin menyantapnya. \n\n Apa Itu Mindful Eating ? \n\n Mindful eating merupakan teknik yang bisa membantu mengelola kebiasaan makan menjadi lebih sehat. Dengan kata lain, konsep mindful eating adalah konsep makan dengan penuh kesadaran dan perhatian penuh serta bisa membantu mengendalikan emosi yang bisa membuat seseorang menjadi makan secara berlebihan. Saat seseorang sadar akan kesehatannya, hal tersebut secara tidak langsung dapat membedakan antara makan karena lapar atau makan dengan cara emosional melihat makanan atau minuman yang banyak tersedia. Mengunyah adan mengonsumsi makanan atau minuman terlalu cepat akan membuat seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang lebih banyak pula. Sedangkan mengunyah atau mengonsumsi makanan atau minuman terlalu lambat juga dapat meningkatkan risiko gangguan pada gigi dan mulut. Oleh karena itu, menerapkan konsep mindful eating dapat membantu seseorang untuk menjaga kesehatannya dan menstabilkan berat badannya. \n\n Manfaat Mindful Eating \n\n Ketahui manfaat menerapkan mindful eating bagi kesehatan tubuh, antara lain : \n\n \n Menerapkan mindful eating dapat membuat seseorang menjadi lebih bijak saat memilih makanan atau minuman sehingga dapat terhindar dari beberapa masalah pencernaan \n Menikmati makanan atau minuman dengan tenang \n Menikmati makanan atau minuman dengan mengunyah dengan tepat. \n Mencegah kebiasaan buruk saat makan dan minum seperti makan atau minum dengan porsi yang berlebihan atau menyisakan makanan dan minuman \n membentuk kebiasaan makan yang lebih sehat dan bergizi \n \n\n Tips Menerapkan Konsep Mindful Eating \n\n Berikut tips dalam menerapkan konsep mindful eating agar kesehatan dan berat badan tetap dalam kondisi stabil, antara lain : \n\n \n Ketika sudah merasakan lapar, jangan menunda makan. Hal ini dikarenakan jika makan dalam kondisi sudah terlalu lapar, akan lebih meningkatkan jumlah porsi makan seseorang \n Luangkan waktu dan tempat khusus untuk makan agar tidak terburu-buru dalam mencerna makanan \n Nikmati setiap rasa makanan yang dikonsumsi \n Kenali pertanda jika respon tubuh sudah menandakan kekenyangan. \n \n\n Mindful eating perlu dilakukan secara konsisten dan bertahap. Untuk mengubah kebiasaan makan menjadi makanan sehat dan mengetahui kadar asupan gizi seimbang, lakukan konsultasi ke dokter spesialis gizi klinik. Tetap jaga kesehatan, sahabat Hermina. Salam sehat \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 30 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Gizi Seimbang Pada Anak<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina Gizi seimbang untuk anak usia dini sangat diperlukan. Oleh karena itu, orangtua harus memenuhi asupan nutrisi yang seimbang. Gizi seimbang merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Jadi, untuk memenuhi asupan gizi seimbang bagi anak maka diperlukan peran aktif orang tua khususnya ibu untuk memperhatikan asupan gizi pada anak. Seperti halnya dengan memberikan anak makanan yang beragam, yang memiliki protein yang tinggi, serta sayur mayur. \n\n \n\n Dalam pemenuhan gizi yang seimbang berarti mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Perlu diperhatikan juga untuk kuantitas dan kualitas pada makanan yang akan dikonsumsi, karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan individu, khususnya pada anak-anak, Gizi yang optimal sangatlah penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan pada anak. Karena, apabila anak mengalami kekurangan gizi dapat mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan pada anak sehingga akan mudah terinfeksi, dan pada akhirnya dapat menghambat perkembangan anak. \n\n \n\n Adapun prinsip gizi seimbang untuk anak usia dini, antara lain : \n\n \n Mengonsumsi makana sehat, setiap makan dalam piring si Kecil disarankan menyediakan makanan pokok sumber karbohidrat (nasi atau kentang), lauk-pauk untuk sumber protein (ikan, daging ayam, tahu, tempe, kacang-kacangan), sayur-mayur untuk sumber mineral dan serat (bayam, wortel, kol, brokoli, dsb.), dan buah-buahan untuk sumber vitamin (jeruk, apel, pisang, dll). \n Mengonsumsi minyak dan garam secukupnya, serta memperhatikan konsumsi gula harian pada anak. \n Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), misalnya saat bersin dan batuk menutup mulut dan hidung, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, membersihkan tempat tinggal, menjaga kebersihan lingkungan, serta tidak makan-makanan yang sudah jatuh, dan lain sebagainya. \n Melakukan kegiatan aktivitas fisik, seperti olahraga ringan, bermain, dan belajar melakukan pekerjaan rumah, seperti menyapu, menyiram tanaman, dan lain sebagainya. \n Rutin menimbang berat badan anak. \n \n\n \n\n Sebagai orangtua, perlu diketahui apabila nutrsi yang dibutuhkan anak usia dini tidaklah sama dengan orang dewasa, anak-anak membutuhkan nutrisi dengan kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan usia dan tahap tumbuh kembangnya. Hal ini karena anak prasekolah masih dalam fase tumbuh kembang. Apabila Sahabat Hermina ingin konsultasi terkait gizi seimbang pada anak segera berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Gizi di RSU Hermina Solo. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 21 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Ciri Gizi Buruk Pada Anak<\/a><\/h3>
Setiap orang tua pasti mendambakan anak tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya dengan mendapatkan kecukupan nutrisi dan gizi yang seimbang. Selain memberikan makanan bergizi seimbang Sahabat Hermina juga harus mengetahui kebutuhan gizi anak harian. Namun ternyata tidak semua anak mendapat nutrisi dan gizi yang cukup. Kurang pengetahuan pada orang tua dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan gizi anak, faktor ekonomi, dan anak yang pemilih dalam makanan bisa menjadi salah satu faktor anak tidak mendapatkan nutrisi dan gizi yang cukup. \n\n Kurangnya nutrisi dan gizi pada anak bisa memicu terjadinya gizi buruk atau malnutrisi, gizi buruk adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tinggi dan berat badan anak jauh dibawah rata - rata yang dapat diukur menggunakan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA), selain dengan mengukur berat dan tinggi badan pada anak,pengukuran pada lingkar kepala, lingkar lengan atas (LILA) juga masuk pada pemeriksaan klinis gizi buruk pada anak dan balita. \n\n Pada dasarnya gizi buruk tidak terjadi secara tiba - tiba atau mendadak, jika anak dinyatakan masuk dalam kategori gizi buruk, berarti anak sudah mengalami kekurangan berbagai zat gizi yang berlangsung cukup lama dan dalam waktu yang panjang. Untuk itu disarankan untuk memantau pertumbuhan anak secara rutin dan berkala di fasilitas kesehatan terdekat seperti posyandu. \n\n \n Penyebab \n \n\n Anak yang mengalami gizi buruk atau malnutrisi terjadi ketika kondisi anak tidak menerima makronutrisi, (karbohidrat, lemak, dan protein) atau mikronutrisi (vitamin dan mineral) yang cukup untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan, sehingga kesehatan, perkembangan dan pertumbuhan pada kasus anak yang mengalami gizi buruk akan terhambat. \n\n Kekurang gizi pada anak disebabkan oleh tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi harian. yang bisa disebabkan oleh beberpa faktor diantaranya : \n\n \n Kurang pengetahuan pada orang tua terhadap pola makan sehat dan gizi seimbang \n Faktor ekonomi \n Anak pemilih dalam makanan \n Kebersihan lingkungan yang kurang baik \n Mengidap penyakit tertentu \n \n\n \n Gejala \n \n\n Gejala umum pada anak yang mengalami gizi buruk biasanya terlihat dari fisik anak yang kurus, namun tahukah sahabat terdapat beberapa ciri lain yang bisa menjadi gejala pada kasus gizi buruk diantaranya : \n\n \n Berat badan dan tinggi badan anak di bawah rata-rata normal anak seumurannya \n Anak mudah lelah dan terlihat lesu, tidak bergairah dalam bermain \n Sering rewel \n Tidak nafsu makan \n Pertumbuhan anak terlambat \n Kulit dan rambut tampak kering \n Rambut rontok \n Mata dan pipi tampak cekung \n Mudah sakit \n Luka sulit sembuh \n Tidak fokus atau kurang perhatian dengan lingkungan dan membuatnya sulit mengikuti pelajaran \n \n\n Jika Sahabat Hermina melihat tanda - tanda ini pada anak, segera berkonsultasi dengan Ahli gizi atau Dokter spesialis anak terdekat. Karena pada dasarnya, Gizi buruk dapat dicegah jika gejala tertangani sesegera mungkin. Rajin memantau pertumbuhan anak akan mengurangi resiko anak mengalami gizi buruk. Perhatikan asupan makanan agar anak mendapat gizi seimbang. \n\n Konsultasikan seputar pertumbuhan dan perkembangan anak dengan dokter spesialis anak di RS. Hermina terdekat atau Sahabat Hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 11 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pola Makan yang Tepat untuk Ibu Hamil Dengan Diabetes (DM Gestasional)<\/a><\/h3>
Ibu hamil tentu harus lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatannya, karena kondisi tubuhnya dapat berpengaruh pula pada perkembangan janin yang dikandungnya. \n\n Penyakit diabetes bisa juga terjadi pada ibu hamil yang belum pernah mengalami lonjakan kadar gula darah sebelumnya. Peningkatan kadar gula darah yang cukup drastis pada ibu hamil bisa disebut juga dengan diabetes gestasional. \n\n \n\n Diabetes Melitus Gestasional merupakan gangguan toleransi karbohidrat yang mengakibatkan kadar gula darah meningkat, dan pertama kali diketahui pada saat hamil. Angka kejadian DM Gestasional sebesar 1–14% dari semua kehamilan (data di Indonesia:1,9-3,6%) . DM Gestasional mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan kematian, baik ibu maupun bayi. Satu dari sepuluh wanita menderita Diabetes, 1 dari 7 persalinan, selama kehamilan ibu menderita Diabetes, dan Diabetes merupakan penyebab kematian wanita tertinggi nomer 9 di dunia. Diabetes gestasional biasanya muncul pada saat trimester kedua kehamilan. Pada masa ini, yaitu pada minggu ke-24 dan ke-28 kehamilan, dokter biasanya melakukan tes gula darah. \n\n Bahaya dari kadar gula darah yang tinggi selama kehamilan dan pada kesehatan janin antara lain macrosomia ( berat badan bayi di atas 4 kg). Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan persalinan, maupun indikasi dari operasi Caesar dan hipertensi, yang mengakibatkan preeklampsia. Efek dari diabetes gestasional memang sangat berbahaya. Namun berita baiknya, kondisi ini dapat dikontrol melalui konsumsi makanan yang sehat, obat-obatan, serta melakukan olahraga ringan. Berikut ini pola makan sehat yang disarankan untuk penderita diabetes gestasional. \n\n Pada umumnya, pola makan untuk penderita diabetes gestasional terdiri dari protein yang dikombinasikan dengan 40-50 persen karbohidrat, dan 25-35 persen lemak. Bila jumlah karbohidrat terlalu banyak, akan terjadi peningkatan kadar gula darah secara cepat . \n\n Prinsip pola makan yang sehat adalah: \n\n \n Mengonsumsi protein setiap kali makan \n Selalu memasukkan buah dan sayuran pada menu makanan harian \n Mengonsumsi karbohidrat dengan jumlah kurang dari separuh kebutuhan kalori harian \n Konsumsi lemak tidak boleh melebihi 35 persen asupan harian \n Menghindari atau mengurangi makanan olahan, makanan cepat saji, serta minuman bersoda \n Selalu memperhatikan porsi makanan, dan hindari makan berlebihan \n \n\n Selain makanan pokok, berikut ini beberapa makanan ringan yang dapat dikonsumsi, bila Anda menderita diabetes gestasional: \n\n \n Sayuran segar \n Oatmeal \n Buah segar \n Dada ayam tanpa kulit \n Ikan tim atau panggang \n Yogurt tanpa pemanis \n \n\n Jika Bunda mengalami gejala ringan langsung konsultasikan dengan dokter dan dapatkan saran yang relevan mengenai kemungkinan perawatan pencegahan dini. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 13 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Tips Gizi Seimbang Selama Ramadan<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, kita telah memasuki bulan suci Ramadan. Seluruh umat muslim di dunia menjalankan ibadah puasa selama satu bulan. Bagi agama Islam dan beberapa penelitian mengungkapkan bahwa puasa baik bagi kesehatan. \n\n \n\n Namun, sebagian orang tidak merasakan dan memperoleh manfaat kesehatan dari puasa Ramadan karena ketidaktahuan atau terlena. Bahkan tidak jarang pula terjadi setelah Ramadan, semakin banyak orang sakit. Apalagi di masa pandemi COVID-19 ini, tubuh tetap harus diberi asupan gizi yang seimbang untuk membuatnya tetap sehat dan bugar. Gizi seimbang selama puasa akan memberikan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. \n\n \n\n Saat berpuasa tidak ada perbedaan kebutuhan kalori maupun zat gizi lainnya, baik itu protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral, tetap harus terpenuhi layaknya tidak sedang berpuasa karena pada dasarnya yang berbeda hanya waktu makannya saja. Yang membedakan pola makan saat berpuasa dan tidak puasa adalah jam mengonsumsi makanan. \n\n \n\n Mengatur pola makan dan minum disebut erat kaitannya dengan mengembalikan fungsi organ-organ dalam tubuh. Dengan catatan, asupan makanan dan minumannya tidak berlebihan. Selain itu selama puasa kita juga tetap menjalankan aktivitas seperti biasanya. Itulah mengapa kebutuhan nutrisi tubuh juga harus terpenuhi, seperti hari-hari biasanya. \n\n \n\n Untuk menghindari berlebihan konsumsi, tipsnya pada saat sahur, seperti makan pagi atau makan siang saja, menjelang subuh biasakan konsumsi buah, air putih 2-3 gelas, dan menambah ekstra sayuran supaya kenyang lebih lama. Tambahkan alternatif cemilan berbahan karbohidrat kompleks yang dapat dikonsumsi saat sahur. Contoh produk makanan ini seperti roti gandum, buah, dan sayur. \n\n \n\n Karbohidrat kompleks mampu menahan rasa kenyang lebih lama sehingga orang yang berpuasa dapat lebih kuat menjalankan puasa seharian. Karena karbohidrat kompleks untuk diubah menjadi glukosa yang nantinya akan disimpan di dalam tubuh membutuhkan waktu lama, bila dibandingkan saat sahur mengonsumsi makanan yang roti biasa, kentang, dan lainnya \n\n \n\n Atur konsumsi makanan saat berbuka puasa. Umumnya, ketika tiba waktu berbuka puasa, seringkali tak bisa menghindari makanan dan minuman manis. Bahkan, orang-orang cenderung mengonsumsi makanan manis yang lebih banyak pada bulan puasa. Porsi yang disarankan, satu atau dua gelas teh manis. Jika ingin makan kurma, sebaiknya 3-5 buah saat berbuka puasa. Porsi mengonsumsi makanan lain juga harus diatur. \n\n \n\n Setelah salat tarawih orang-orang juga merasa lapar lagi, bisa pilih-pilih makanan yang sehat seperti buah, atau kalau masih lapar bisa makan lauk saja tanpa nasi. Jangan lupa air putih juga harus tercukupi sebelum tidur, yang paling penting harus tercukupi sehari minum 8 gelas air putih. \n\n \n\n Dengan memperhatikan asupan makanan saat berpuasa, tubuh akan tetap terjaga kesehatannya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 25 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Hidup Sehat, Bugar dengan Berat Badan Ideal<\/a><\/h3>
Hidup Sehat, Bugar dengan Berat Badan Ideal \n\n Apakah yang dimaksud dengan sehat dan bugar? \n\n Sehat adalah keadaan baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. \n\n Bugar adalah kemampuan tubuh melakukan kegiatan sehari-hari dengan penuh energi dengan semangat. \n\n \n\n Bagaimana kita dapat mengetahui berat badan ideal atau tidak? \n\n \n Menghitung indeks massa tubuh (IMT) \n \n\n \n\n \n\n Lalu setelah didapatkan hasil, golongkan dalam tabel berikut: \n\n\n \n \n \n Klasifikasi status gizi Asia Pasifik WHO \n \n \n IMT \n \n \n \n \n Berat Badan Kurang \n \n \n < 18,5 \n \n \n \n \n Normal \n \n \n 18,5-22,9 \n \n \n \n \n Berat Badan Lebih \n \n \n ≥ 23 \n \n \n \n \n Berisiko \n \n \n 23-24,9 \n \n \n \n \n Obesitas I \n \n \n 25-29,9 \n \n \n \n \n Obesitas II \n \n \n ≥ 30 \n \n \n \n\n\n \n\n \n Melakukan pengukuran massa lemak, salah satunya dengan mengukur lingkar perut. Berikut langkah-langkahnya : \n \n\n - Lakukan pengukuran di pagi hari saat bangun tidur, setelah buang air besar atau buang air kecil \n\n - Berdiri rileks dengan memakai pakaian yg tipis atau tanpa pakaian \n\n - Lalu ukur dengan pita ukur di bagian perut paling buncit \n\n - Lingkar perut yang normal untuk laki-laki < 90 cm dan perempuan < 80 cm \n\n \n\n Bila setelah hasil penghitungan, didapatkan berat badan tidak ideal atau kegemukan, maka bahaya apakah yang dapat terjadi di kemudian hari? Tentunya dapat terkena berbagai penyakit berbahaya, seperti: \n\n \n Tekanan darah tinggi \n Penyakit kencing manis \n Penyakit jantung koroner \n Stroke \n Keganasan atau kanker \n Gangguan hormon atau ketidaksuburan \n Dampak sosial: menjadi tidak percaya diri dan produktivitas kerja menurun \n \n\n \n\n \n\n Siapa sajakah yang bisa mengalami kegemukan atau obesitas? Siapa saja dapat mengalami kegemukan atau obesitas, tanpa memandang usia. Dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia, jika tidak menjaga pola hidup sehat, dapat obesitas. \n\n Apakah yang dapat dilakukan untuk mencegah obesitas? \n\n \n Lakukan pengaturan pola makan sesuai gizi seimbang dan bervariasi \n Pilihlah makanan dengan sumber karbohidrat kompleks seperti beras merah, kentang, jagung, ubi dll \n Hindari konsumsi makan-makanan yang digoreng kering terlalu sering \n Minimalkan konsumsi gula tambahan dan makanan tinggi lemak \n Perbanyak konsumsi sayur dan buah \n Lakukan olahraga secara rutin \n Berkonsultasi lah ke klinik gizi untuk mendapatkan menu diet secara personal \n \n\n Sahabat Hermina, memiliki berat badan berlebih tidak baik untuk kesehatan. Untuk itu, mari kita mulai terapkan pola hidup sehat, makan makanan dengan gizi seimbang, dan rutin berolahraga agar berat badan ideal tetap terjaga dan selalu sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 08 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Gizi Seimbang untuk Pola Hidup Sehat<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, hidup sehat merupakan tujuan bagi semua orang. Rutinitas yang padat dapat menjebak seseorang untuk mengarah pada pola hidup yang tanpa disadari bisa memberi pengaruh buruk pada kualitas kesehatan. Kebiasaan menunda makan dengan alasan sibuk maupun pilihan menu sembarang, perlahan tapi pasti bisa memicu beragam gangguan kesehatan. \n\n Asupan gizi seimbang adalah salah satu faktor penting yang berperan dalam menunjang kesehatan seseorang. Sekadar memenuhi rasa lapar, tidaklah cukup. Saat mengonsumsi makanan, gizi seimbang haruslah diperhatikan. Kini, ada cara yang lebih mudah untuk melakukannya. \n\n Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada sepuluh pedoman gizi seimbang yang perlu dipahami, yaitu: \n\n \n Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok \n Batasi konsumsi panganan manis, asin, dan berlemak \n Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan ideal \n Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi \n Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir \n Biasakan sarapan pagi \n Biasakan minum air putih yang cukup dan aman \n Banyak makan buah dan sayur \n Biasakan membaca label pada kemasan pangan \n Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan \n \n\n \n\n Pola hidup sehat tak hanya terbatas pada asupan gizi seimbang saja. Setiap makanan dan minuman mengandung kalori, yang dipergunakan sebagai energi saat beraktivitas. Karena itu, penting untuk memiliki gaya hidup aktif dan berolahraga secara teratur, agar kalori dapat dibakar dan tidak hanya ditimbun Saat tubuh tidak aktif dan konsumsi kalori melebihi jumlah yang dibutuhkan tubuh, maka kalori akan disimpan sebagai lemak. Hal inilah yang kemudian dapat membuat berat badan semakin bertambah. \n\n \n\n Adapun empat pilar gizi seimbang, yaitu: \n\n - Mengonsumsi Aneka Ragam Makanan \n\n Tujuan dari konsumsi makanan beragam adalah memastikan kita mendapatkan asupan gizi dari berbagai jenis pangan. Alasannya, tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi, kecuali ASI yang memang merupakan makanan utama untuk bayi usia 0 hingga 6 bulan. Setelah usia ini, bayi harus mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MPASI) untuk memastikan ia tumbuh dan berkembang dengan baik. Maka dari itu, kita dianjurkan mengonsumsi beraneka ragam makanan secara rutin setiap hari. Konsumsinya harus dalam proporsi makanan yang seimbang dengan jumlah cukup dan tidak berlebihan. \n\n \n\n - Perilaku Hidup Bersih \n\n Membiasakan pola hidup yang bersih dapat menghindarkan kita dari munculnya bakteri. Kontaminasi bakteri pada tubuh dan makanan bisa dihindari atau setidaknya dikurangi peluangnya dengan meningkatkan kebersihan diri. Mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi bakteri dapat menyebabkan suatu penyakit apabila kita tidak menjaga kebersihan makanan. \n\n Kontaminasi bakteri pada tubuh dan makanan bisa dihindari atau setidaknya dikurangi peluangnya dengan meningkatkan kebersihan diri. Beberapa kebiasaan hidup bersih antara lain cuci tangan dengan sabun sebelum kontak dengan makanan serta tutup makanan dengan tudung saji. \n\n \n\n - Rutin Beraktivitas Fisik \n\n Aktivitas fisik adalah semua kegiatan tubuh, termasuk olahraga yang menjadi salah satu cara untuk menyeimbangkan keluar dan masuknya zat gizi, terutama sumber energi utama dan tubuh. Ketidakseimbangan asupan gizi dan aktivitas fisik dapat menimbulkan masalah gizi. \n\n \n\n - Mempertahankan Berat Badan Normal \n\n Salah satu ukuran yang menunjukan bahwa terjadi keseimbangan gizi dalam tubuh yaitu memiliki berat badan yang seimbang dalam Indeks Massa Tubuh (IMT). Dengan penerapan gizi yang seimbang dapat menjaga berat badan untuk tetap seimbang. \n\n \n\n Nah, Sahabat Hermina, yuk biasakan untuk menjalankan pola hidup sehat dengan memerhatikan asupan gizi agar tubuh senantiasa terhindar dari penyakit dan tetap kuat dalam menjalani aktivitas harian. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 08 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 13 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 11 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>