- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 19 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kerusakan Saraf Optik Pada Mata (Glaukoma)<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, perlu kita sadari bahwa kesehatan mata sangatlah penting karena mata bagian dari panca indera yang perlu kita jaga. Salah satu masalah kesehatan mata yang sering timbul adalah Glaukoma. \n\n Glaukoma adalah penyakit yang menyerang saraf optik. Adapun fungsi saraf optik adalah mengirimkan informasi visual dari mata ke otak untuk memaksimalkan penglihatan. Kerusakan saraf optik terjadi karena tekanan bola mata yang tinggi, namun kondisi ini dapat terjadi bahkan dengan tekanan mata normal. Kondisi mata ini dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Glaukoma sendiri adalah salah satu penyebab utama kebutaan bagi orang berusia lebih dari 60 tahun. Seringkali glaukoma tidak menunjukkan adanya gejala. Penyakit ini bersifat progresif dimana pengidapnya mungkin tidak menyadari adanya perubahan penglihatan hingga mengalami kebutaan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur yang mencakup pengukuran tekanan bola mata. Secara spesifik, penyebab glaukoma adalah peningkatan tekanan intraokular karena produksi cairan akuos humor pada bilik mata depan (cairan bening di dalam bola mata yang diproduksi oleh badan siliari secara terus-menerus). \n\n Glaukoma dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu: \n\n \n Glaukoma sudut terbuka: merupakan jenis glaukoma yang terjadi karena saluran trabecular meshwork (saluran pengalir aqueous humour) tersumbat sebagian. \n Glaukoma sudut tertutup: jenis glaukoma yang terjadi karena saluran trabecular meshwork tertutup atau tersumbat sepenuhnya. Jenis glaukoma ini sering ditemukan pada orang Asia. \n Glaukoma kongenital: disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada bayi baru lahir atau kondisi bawaan. \n Glaukoma tekanan normal: merupakan bagian dari glaukoma sudut terbuka dimana kerusakan saraf mata yang terjadi walaupun tekanan bola matanya dalam batas normal. Biasanya, jenis glaukoma ini dipengaruhi oleh abnormalitas hematologi atau aliran darah yang tidak baik. \n Glaukoma sekunder: disebabkan oleh komplikasi dari penyakit lain, seperti diabetes atau hipertensi. Atau, glaukoma sekunder juga bisa diakibatkan penggunaan obat-obatan tertentu seperti steroid. \n \n\n Gejala Glaukoma \n\n Gejala pada glaukoma dibedakan menjadi yang akut dan kronik. Gejala glaukoma akut yaitu mata merah, pandangan buram, nyeri pada mata dan kepala yang dapat disertai mual dan muntah. Pada glaukoma yang kronik didapatkan tekanan bola mata yang tinggi dengan lapang pandang menyempit seperti mengintip pada lubang atau mengerucut membentuk terowongan. \n\n \n\n Pengobatan glaukoma biasanya dilakukan berdasarkan 3 metode, antara lain: \n\n 1. Penggunaan obat-obatan \n\n Pasien biasanya akan diresepkan obat tertentu oleh dokter. Ada dua jenis obat yang dapat diberikan, yaitu obat tetes mata dan obat minum. \n\n 2. Laser mata \n\n Laser mata ini dilakukan untuk membantu meningkatkan pengeluaran cairan akuos humor pada bola mata. Dua jenis tindakan laser yang digunakan untuk mengobati glaukoma adalah trabekuloplasti dan iridotomi. \n\n 3. Operasi Pembedahan \n\n Operasi pembedahan akan dilakukan sebagai langkah terakhir jika penggunaan obat-obatan dan tindakan laser tidak dapat mengurangi tingkat keparahan glaukoma. Operasi ini bertujuan untuk membuat jalur lain agar cairan akuos lebih mudah keluar dari bilik mata depan. \n\n \n\n Pencegahan Glaukoma \n\n Perlu diketahui bahwa kita dapat melakukan beberapa pencegahan glaukoma diantaranya dengan menjaga kesehatan mata sedari awal dengan konsumsi makanan yang mengandung vitamin A. \n\n Rutin memeriksaan kesehatan mata agar masalah mata seperti glaukoma dapat terdiagnosis dan tertangani secepat mungkin. Adapun jangka waktu yang para ahli rekomendasikan untuk melakukan tes mata adalah setidaknya setiap 2 tahun. \n\n Gunakan obat tetes mata yang dokter resepkan secara teratur. Obat tetes mata glaukoma dapat secara signifikan mengurangi risiko tekanan mata tinggi berkembang menjadi glukoma. \n\n Cedera mata yang serius dapat menyebabkan glaukoma. Jadi, gunakanlah pelindung mata saat berolahraga atau saat bekerja dengan alat-alat berat. \n\n Segera konsultasikan kesehatan mata secara rutin kepada Dokter Spesialis Mata agar dapat terdeteksi sejak dini apabila ada masalah pada mata Anda. \n\n Salam Sehat \n\n \n\n Sumber :AAO, Buku Ajar FKUI \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 19 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mata Sehat Tanpa Katarak<\/a><\/h3>
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang biasanya jernih. Kekeruhan ini dikarenakan perubahan struktur protein di lensa mata, yg dipengaruhi oleh penuaan, paparan radiasi ultraviolet, maupun karena penyakit gula/diabetes melitus. Adapun penyebab lain seperti infeksi berulang pada mata, dan benturan. Karena faktor tersebut maka Mayoritas penderitanya adalah umur 50 tahun ke atas, 3 dari 100 orang di Indonesia akan mengalami, dan 80% merupakan lansia. \n\n \n\n Bagi orang yang menderita katarak, akan merasakan sensasi seperti pandangan kabus, berkabut, mendung, silau, bahkan sampai tidak dapat melihat sama sekali. Penderita akan mengalami kesulitan beraktifitas seperti membaca, berkendara (khususnya di malam hari), dan bersosialisasi. \n\n Pada stadium lebih lanjut, penderita akan kehilangan kemandirian melakukan aktifitas sehari-hari. \n\n \n\n Katarak merupakan penyakit mata yang sangat bisa disembuhkan, Diistilahkan dengan Avoidable Blindness (kebutaan yand dapat dihindari). Karena sifat lensa sudah berubah menjadi keras, kaku, dan keruh, maka terapi katarak melalui tindakan operasi. tidak dengan obat-obatan, karena dapat dipastikan tidak efektif. \n\n \n\n Sebagian orang masih merasa khawatir, takut, ragu, dengan tindakan operasi katarak. Tidak perlu khawatir bahwa saat ini teknologi operasi katarak sudah sangat cangih, dengan bantuan gelombang ultrasound, dan dengan minimal sayatan. Sehingga minim nyeri, tanpa jahitan, pemulihan cepat, dan hasil yang sangat baik mendekati mata normal. \n\n \n\n Sebaliknya penundaan terapi pada kasus katarak dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Semakin keras katarak, semakin tinggi tingkat kesulitan operasi. dan bila lensa katarak menggembung, atau mencair, lensa dapat menginduksi terjadinya Glaukoma. Sedangkan glaukoma sendiri dapat menyebabkan kematian syaraf mata, sehingga menjadi kebutaan permanen. \n\n \n\n Oleh karena itu, mari kita stop avoidable blindness, kebutaan yang dapat dihindari, pencegahan terjadinya buta permanen, yang diawali kasus katarak harus kita lakukan. \n\n \n\n Kapan Harus Ke Dokter? Jika Sahabat Hermina memiliki masalah yang telah dijelaskan di atas sebaiknya Konsultasikan dengan dokter Spesialis Mata \ndr. Nafis Mara, Sp.M di RS Hermina Wonogiri. \n \nJadwal Poliklinik Jantung dan Pembuluh Darah RS Hermina Wonogiri : \n◉ dr. Nafis Mara, Sp.M \nJumat : 09.00 - 21.00 WIB \nSabtu : 06.00 - 14.00 WIB \n\n \nNikmati kemudahan akses pendaftaran ke dokter spesialis di RS Hermina Wonogiri silahkan melalui : \n1. Halo Hermina (tersedia di Playstore/ Appstore) \n2. Situs web : www.herminahospitals.com \n3. Pusat Panggilan : 1500 488 \n4. WA : 0898 4800 008 \n\n Salam Sehat bersama @rsuherminawonogiri \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Terlalu Muda Untuk Katarak, Mungkinkah?<\/a><\/h3>
Katarak pediatrik adalah penyebab utama kebutaan pada anak. Katarak yang tidak diobati pada anak menyebabkan beban sosial, ekonomi, dan emosional yang luar biasa bagi anak, keluarga, dan masyarakat. Kebutaan yang berhubungan dengan katarak pediatrik dapat diobati dengan identifikasi dini dan manajemen yang tepat. Sebagian besar kasus didiagnosis pada skrining rutin sedangkan beberapa mungkin didiagnosis setelah orang tua memperhatikan leukocoria atau strabismus. Etiologi katarak pediatrik bervariasi dan diagnosis etiologi spesifik membantu prognostik dan manajemen yang efektif. Operasi katarak pediatrik telah berkembang selama bertahun-tahun, dan dengan peningkatan pengetahuan tentang pergeseran miopia dan pertumbuhan panjang aksial, hasil dari pasien ini menjadi lebih dapat diprediksi. \n\n Katarak terbentuk ketika lensa bening alami di mata mulai berkabut dan menjadi berkabut. Awan ini membuat cahaya tidak mungkin masuk ke mata, yang menyebabkan kabur dan akhirnya kebutaan. Hal ini erat kaitannya dengan faktor genetik dan juga faktor lingkungan. \n\n Penyebab Katarak \n\n Meskipun katarak pada orang muda tidak umum, penting untuk mengetahui kemungkinan penyebabnya: \n\n \n Diabetes \n Hipertensi \n Cedera traumatis pada mata \n Miopia tinggi (rabun jauh) \n Penggunaan obat steroid \n Keturunan keluarga \n Kegemukan \n Merokok \n Konsumsi alkohol berlebihan \n Paparan sinar ultraviolet \n \n\n Meskipun anak-anak yang lahir dengan katarak dapat hidup penuh dan normal, beberapa akan memerlukan perawatan. Tergantung pada tingkat keparahan kekeruhan, ketajaman visual anak dan usia mereka, ada berbagai cara untuk menangani katarak. \n\n - Melakukan operasi katarak untuk menghilangkan lensa keruh dan menggantinya dengan lensa buatan \n\n - Kacamata \n\n - Lensa kontak \n\n - Kombinasi dari perawatan ini. \n\n Operasi katarak merupakan operasi rutin dan aman. Jika seorang anak lahir dengan katarak padat, yang terbaik adalah menghilangkannya dalam waktu 2 hingga 4 bulan. Menghapus katarak sesegera mungkin meningkatkan penglihatan jangka panjang yang baik pada anak. Untuk alasan ini, penting untuk menghadiri pemeriksaan bayi enam minggu untuk menilai refleks merah anak atau menemui dokter mata anak jika ada kekhawatiran. \n\n Jika memiliki cedera traumatis pada mata, hubungi dokter mata segera untuk perawatan dan untuk membantu mencegah kerusakan lebih lanjut. Pilihan makanan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko katarak pada usia berapa pun. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 18 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pakai Kontak 24/7? Risiko yang Terlibat Dengan Lensa Kontak Berwarna<\/a><\/h3>
Saat ini penggunaan lensa kontak makin meningkat terutama di kalangan remaja dan dewasa. Lensa kontak digunakan secara luas sebagai salah satu alternatif pengganti kacamata. Akan tetapi, tidak jarang penggunaan lensa kontak juga hanya bertujuan untuk estetika karena dapat mengubah warna mata sehingga terlihat lebih menarik. Pengguna lensa kontak sering memakainya tanpa indikasi dan petunjuk dokter. Penggunaan dan perawatan lensa kontak yang tidak sesuai sering berkaitan dengan komplikasi yang merugikan kesehatan mata. Salah satu komplikasi yang paling serius pada penggunaan lensa kontak adalah infeksi kornea atau sering disebut keratitis. \n\n Apakah Sahabat Hermina pernah tertidur menggunakan lensa kontak? Atau kurang menjaga kebersihan cairan pencuci lensa kontak dan tempat penyimpanannya? Atau pernah membeli lensa kontak secara bebas tanpa memperhatikan izin edar alat kesehatan yang dikeluarkan Kemenkes? \n\n Kebiasaan tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan mata kita. Lensa kontak yang digunakan harus steril, legal, dan dianggap aman digunakan. Hal ini dibuktikan dari adanya nomor izin edar yang dikeluarkan Kemenkes. Penggunaan lensa kontak dengan tidak steril dan kurang higienis dapat menyebabkan infeksi mata serius yang mengancam penglihatan. Infeksi kornea (keratitis) bisa disebabkan oleh bakteri maupun jamur. Tanda dan gejala yang muncul antara lain mata merah, berair, belekan, mengganjal, nyeri, hingga timbul lesi putih di bagian hitam mata. Kondisi seperti ini umumnya akan disertai keluhan penglihatan buram dan silau. Pada keadaan seperti ini, Sahabat Hermina harus segera menemui dokter spesialis mata untuk diperiksa secara lengkap dan mendapatkan pengobatan yang sesuai. Pengobatan yang terlambat dapat mengakibatkan kondisi infeksi yang makin berat. Akan tetapi jika ditangani secara cepat dan tepat, infeksi masih bisa sembuh dan tidak menimbulkan kerusakan yang permanen. \n\n Meskipun komplikasi mungkin saja terjadi akibat pengunaan lensa kontak, namun tidak jarang Sahabat Hermina tetap perlu menggunakan lensa kontak sebagai alternatif pengganti kacamata. Oleh karena itu, berikut ini adalah tips dan cara menggunakan lensa kontak yang aman. \n\n \n Tentukan jenis lensa kontak yang akan dipakai \n \n\n Terdapat 2 jenis lensa kontak, yaitu lensa kontak keras dan lunak. Lensa kontak keras (hard lens) lebih aman digunakan karena tidak mengganggu pertukaran oksigen ke kornea mata. Risiko infeksi pada lensa kontak keras juga lebih rendah. Akan tetapi, lensa kontak keras hanya bisa dibeli melalui resep dokter spesialis mata. Jenis lensa kontak yang sering digunakan saat ini adalah lensa kontak lunak (soft lens). Pertukaran oksigen ke kornea mata pada penggunaan soft lens agak terhambat sehingga tidak disarankan penggunaan rutin setiap hari dalam jangka waktu panjang. \n\n \n Jaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah memegang kontak lensa \n \n\n Lensa kontak akan menempel langsung pada kornea mata kita sehingga jika tidak steril akan berisiko infeksi oleh bakteri dan jamur. Oleh karena itu, selalu cuci tangan menggunakan sabun sebelum memegang lensa kontak untuk memasangkan maupun melepasnya. \n\n \n Patuhi anjuran durasi pemakaian lensa kontak \n \n\n Lensa kontak memiliki anjuran durasi pemakaian yang berbeda-beda. Ada soft lens yang dipakai harian, mingguan, dan bulanan. Dengan demikian soft lens harus diganti sesuai jadwal pemakaian yang ditentukan. Soft lens harian berisiko relatif lebih rendah menyebabkan infeksi karena hanya 1 kali pemakaian, tidak perlu dicuci dan disimpan setelah pemakaian. \n\n \n Jaga kebersihan tempat penyimpanan dan cairan pembersih kontak lensa \n \n\n Lensa kontak dengan durasi pemakaian mingguan dan bulanan tentunya harus dilepas pasang setiap hari. Setelah dilepas dan sebelum dipasangkan kembali ke mata, lensa kontak harus dicuci dengan cairan pembersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Selama tidak dipakai, lensa kontak disimpan pada tempat penyimpanan dalam keadaan terendam cairan pembersih. Jika tempat penyimpanan dan cairan pembersih ini jarang diganti dan kotor, tentunya kita berisiko memasang lensa kontak yang kotor ke kornea mata. \n\n \n Sesuaikan dengan kondisi mata \n \n\n Kondisi mata setiap orang berbeda-beda. Penggunaan lensa kontak dapat menyebabkan keluhan mengganjal seperti benda asing yang menempel di mata. Oleh karena itu disarankan penggunaan tetes air mata buatan (artificial tears) untuk mengurangi keluhan tersebut. Namun pada orang dengan kondisi mata kering dianjurkan untuk menggunakan tetes air mata buatan lebih sering atau bahkan tidak disarankan memakai lensa kontak jika sangat tidak nyaman. \n\n \n\n Sahabat Hermina, hati-hati sebelum memutuskan untuk menggunakan lensa kontak. Jika memang diperlukan, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi mata dan kebutuhan. Hal yang terpenting adalah penggunaan kontak lensa harus sesuai dengan indikasi. Jangan sampai Sahabat Hermina ingin terlihat cantik dan menarik namun malah mengakibatkan infeksi mata yang serius. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 18 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>