- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 30 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
Benarkah Operasi Amandel Mempengaruhi Imunitas Anak?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, seperti kita ketahui, penyakit radang amandel sering dijumpai pada anak-anak. Orangtua tentu merasa khawatir jika anak mengalami radang amandel. Apalagi jika setelah memeriksakan anak ke dokter THT, anak harus disarankan untuk operasi pengangkatan amandel. Umumnya penyebab amandel harus diangkat adalah ketika amandel mengalami radang dan sudah berisiko terhadap kesehatan. \n\n \n\n Operasi pengangkatan amandel merupakan salah satu cara penyembuhan radang amandel. Pada saat dokter spesialis THT menyarankan untuk operasi pengangkatan amandel, biasanya orangtua merasa bingung. Apalagi, ada beberapa mitos tentang operasi amandel yang beredar di tengah masyarakat. Masih ada sebagian yang ragu melakukan operasi amandel karena diyakini dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat orang tua menjadi keberatan jika anaknya harus menjalani operasi pengangkatan amandel. Salah satu mitos yang beredar adalah, anak akan gampang sakit setelah amandelnya diangkat. Benarkah? \n\n \n\n Tahukah Sahabat Hermina? Anak mudah sakit setelah operasi pengangkatan amandel adalah mitos. Memang, amandel berfungsi sebagai salah satu penyaring kuman dan penyakit, tetapi sebetulnya amandel bukan satu-satunya pelindung imunitas. \n\n \n\n Pada rongga tenggorokan juga ada benteng pertahanan tubuh lainnya yang bernama adenoid yang terletak di langit-langit atas rongga tenggorok berdekatan dengan saluran hidung. Sudah ada penelitian bahwa setelah dilakukan operasi amandel, seluruh sistem imun di dalam tubuh kita tidak terpengaruh. Justru, pengangkatan amandel bertujuan membuang sumber infeksi. Justru akan lebih baik jika amandel segera diangkat karena dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. \n\n \n\n Amandel memang memiliki peran yang sangat penting dalam kaitannya dengan imunitas tubuh, tetapi gangguan kesehatan yang menyerang organ di tenggorokan satu ini juga terbilang berbahaya. Pastikan Anda memeriksakan kesehatan tubuh secara rutin untuk bisa mendeteksi adanya kelainan pada tubuh. \n\n \n\n Nah, Sahabat Hermina bisa berdiskusi terlebih dahulu jika memiliki pertanyaan atau masalah seputar amandel dengan Dokter Spesialis THT. RS Hermina Ciputat bisa menjadi pilihan Sahabat Hermina untuk memeriksakan radang amandel sampai dengan tindakan operasi jika diperlukan nanti. Selain memiliki dokter Spesialis THT yang handal dan profesional, RS Hermina Ciputat juga memiliki peralatan penunjang yang lengkap. Sehingga tidak perlu khawatir jika Si Kecil disarankan untuk melakukan operasi pengangkatan amandel. Klik disini untuk bikin janji dengan dokter spesialis THT. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 24 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali TBC, Pengobatan dan Pencegahannya<\/a><\/h3>
Tahukah Sahabat Hermina, saat ini Indonesia menjadi negara peringkat ke-2 dengan kasus TBC terbanyak di Dunia. Artinya, indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di Dunia. Lalu,apa yang bisa kita lakukan untuk dapat bebas dari TBC? \n\n Sebelumnya, kita harus tau dulu apa itu TBC. Dalam bahasa awam sering sekali orang-orang menyebutkan dirinya menderita flek. Karena pada gambaran rontgen terdapat flek atau noda-noda putih pada paru nya. TBC sebenarnya adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh kuman (Mycobacterium tuberculosis). TBC hampir sama dengan penyakit infeksi paru lain seperti pneumonia namun akan berbeda dan memiliki gejala yang khas pada gambaran rontgen dan gejala klinis pasien penderita TBC. \n\n Pada masa pandemi COVID-19 ini banyak sekali pasien yang takut untuk datang ke Rumah Sakit. Sehingga penderita TBC datang ke Rumah Sakit sudah dalam keadaan yang lumayan parah. Seperti apa gejala yang patut kita waspadai? \n\n Gejala TBC \n\n \n Batuk yang sudah lebih dari 2 Minggu lebih \n Munculnya demam hilang timbul, demamnya tidak selalu tinggi dan sering muncul pada sore hari \n Sering keringatan padahal sedang tidak dalam cuaca panas \n Penurunan nafsu makan \n \n\n TBC bisa diobati, namun pengobatan TBC berlangsung cukup lama. Dengan pengobatan yang tepat, butuh waktu minimal 6 bulan dan harus teratur bagi pasien TBC untuk dapat sembuh dari penyakit ini. \n\n Pencegahan penyebaran TBC \n\n Tentunya lebih baik sekali mencegah daripada mengobati, apalagi membayangkan jika harus menjalani pengobatan minimal 6 bulan untuk dapat sembuh dari TBC. \n\n \n Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) \n \n\n Vaksin BCG merupakan daftar vaksin atau imunisasi dasar yang wajib dilakukan sebelum bayi berusia 3 bulan. \n\n \n Melakukan Etika Batuk \n \n\n Etika batuk merupakan salah satu upaya pencegahan bagi penderita TBC agar dapat melindungi orang orang sekitarnya. Tidak hanya melindungi orang sekitar dari TBC namun, etika batuk juga dapat melindungi orang sekitar dari virus lainnya \n\n \n Hidup Sehat \n \n\n Jika memiliki tubuh yang sehat dengan imunitas yang kuat, tentunya virus, kuman akan dilawan oleh imunitas tubuh kita. Makan teratur, olah raga. \n\n TBC merupakan penyakit kronis yang biasanya pada awal-awal tanpa gejala yang serius. Tidak jarang, penderita TBC terdeteksi pada saat melakukan medical check up (MCU) dan dalam kondisi yang tidak ada gejala. Maka dari itu, penting sekali untuk melakukan cek kesehatan secara rutin Sahabat Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 14 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan <\/a><\/h3>
Setiap aktivitas atau proses pekerjaan yang dilakakukan di tempat kerja mengandung resiko untuk terjadinya kecelakaan kerja mulai dari level ringan, sedang, hingga berat. Berbagai upaya pencegahan dilakukan supaya kecelakaan kerja tidak terjadi dengan cara memberikan keterampilan melakukan tindakan pertolongan pertama untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, di setiap tempat kerja harus memiliki petugas P3K (First Aider) atau setidaknya setiap karyawan dibekali dengan keterampilan dalam melakukan pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan maupun kegawatan medik. \n\n \n\n Tujuan FIRST AID di tempat kerja adalah: \n\n Menyelamatkan jiwa di tempat kerja \n Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan \n Mencegah terjadinya hal yang lebih buruk pada korban \n Menenangkan penderita atau korban yang terluka di tempat kerja \n\n \n\n Prinsip-Prinsip Dasar Pertolongan Pertama: \n\n 1. Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka, terutama bila luka-lukanya terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan keras atau kekerasan lain. Pindahkan atau ubah posisi penderita hanya apabila tindakan anda adalah untuk menyelamatkan dari bahaya lain. \n\n 2. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita mengalami perdarahan, kesulitan bernapas, luka bakar, atau terkejut (syok). \n\n 3. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah pingsan. Cairan dapat memasuki saluran pernapasan dan mengakibatkan kesulitan bernapas bagi penderita. \n\n 4. Jangan berikan alkohol pada penderita yang mengalami luka parah. \n\n \n\n Penderita Syok/Terkejut \n\n Seseorang mengalami syok, wajahnya akan tampak pucat, tubuhnya dingin dan berkeringat, nafas cepat, jantung berdegup kencang. Cara penanganannya: \n\n 1. Usahakan untuk membaringkan dan menempatkan kakinya pada posisi yang lebih tinggi daripada kepala, kecuali terdapat luka di kepalanya \n\n 2. Selimuti tubuhnya agar hangat, tetapi jangan sampai terlalu panas \n\n 3. Berikan minuman gula kepada penderita apabila penderita dalam keadaan benar-benar sadar \n\n \n\n Tersedak Makanan \n\n 1. Berdirilah di belakang penderita peluklah pinggangnya dengan kedua tangan \n\n 2. Kepalkan tangan Anda dan tekan kepalan tangan pada perut bagian atas tepat dibawah tulang iga, dan diatas pusar \n\n 3. Tarik kuat-kuat kepalan tangan Anda ke arah atas ulangi beberapa kali hingga makanan keluar dari tenggorokan penderita. \n\n \n\n Bahan Kimia atau Serangga Mengenai Mata \n\n Baringkan korban dan tuangkan air steril ke dalam matanya untuk menghilangkan bahan kimianya, kemudian kompreslah dengan kain kassa steril dan segera kunjungi atau panggil dokter terdekat. \n\n \n\n Jika serangga yang mengenai mata, ambillah dengan ujung saputangan bersih, jangan sekali - kali mengusap dengan tangan telanjang, segeralah kunjungi dokter apabila mata masih dirasa tidak nyaman. \n\n \n\n Sengatan Serangga \n\n Apabila tersengat lebah dan muncul bengkak, kompreslah segera dengan es, tidak sedikit dari orang yang tersengat lebah akan timbul alergi, segerlah ke dokter agar diberikan pertolongan. \n\n \n\n Keracunan \n\n Berilah minum (air putih, susu tawar, air kelapa) sampai penderita bisa memuntahkan makanannya, akan tetapi tidak semua orang bisa memuntahkan makanannya. Segeralah dibawa ke rumah sakit agar ditolong oleh dokter. \n\n \n\n Luka Bakar \n\n Alirkan/siram dengan air biasa/air mengalir di tempat yang terbakar, jika lukanya masih di tahap pertama hingga rasa sakit hilang, Jika luka bakar sudah melepuh sebaiknya langsung dibawa ke dokter. \n\n \n\n Luka lecet/Gores/Tersayat \n\n Cucilah dengan air, dan tutuplh luka dengan plester, band aid. Namun, jika luka terlalu besar dan dalam segeralah dibawa ke dokter. \n\n \n\n Perdarahan \n\n Hentikan perdarahan dengan cara menekan luka atau secara luka. Tekan terus-menerus, jangan melepas tekanan tiap sebentar hanya untuk melihat perdarahan sudah berhenti. Apabila setelah dilakukan tekanan tetapi perdarahan tidak berhenti, memungkinkan nadi atau pembuluh darah balik akan teputus, tekan nadi yang di dekat luka untuk menghentikan alirah darah dari jantung ke tempat lain. Segeralah ke dokter. \n\n \n\n Patah Tulang \n\n Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan korban jika belum mahir melakukannya, jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung dengan hati-hati dengan posisi berbaring di atas alas keras. Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi atas dan bawah bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter. Untuk patah tulang tangan dan kaki gunakan tongkat atau setumpuk koran untuk menyangga lalu balutlah sebagai penyangga sebelum bertemu dengan dokter. \n\n \n\n Terkilir \n\n Letakkan bagian tubuh yang terkilir lebih tinggi dari bagian tubuh yang lain untuk mencegah pembengkakan, segeralah ke dokter agar tidak terjadi perburukan di kemudian hari. \n\n \n\n Hal-hal diatas merupakan langkah yang bisa dilakukan apabila mendapati hal tersebut terjadi di perusahaan atau di sekitar kita. Tindakan cepat dan tepat akan mengurangi resiko dan kemungkinan terburuk terjadi bagi penderita. Membawa korban ke Dokter Spesialis Orthopedi menjadi langkah yang tepat untuk mengatasi dan menangani kecelakaan yang terjadi pada tempat kerja. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 14 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
ASI Ibu Hamil dan COVID-19<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, saat ini kita sedang mengalami kondisi pandemi COVID-19. Virus ini menular dengan sangat mudah dan cepat. Bagi ibu hamil yang akan melahirkan dan ibu menyusui yang terkonfirmasi COVID-19 mengalami kebingungan. Bagaimana pemberian ASI pada bayi disaat kita terkonfirmasi COVID-19? Apakah ASI dapat menularkan virus kepada Si Kecil? Atau justru malah tetap harus diberikan? Berikut penjelasannya. \n\n \n\n ASI atau Air Susu Ibu merupakan pijakan awal sang buah hati untuk mendapatkan nutrisi. Pemberian ASI kepada bayi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. WHO telah merekomendasikan pemberian ASI secara ekslusif kepada bayi selama 6 bulan, selanjutnya bayi diberikan makanan tambahan, tetapi tetap diberikan ASI sampai dengan 2 tahun. ASI juga dikenal sebagai air yang hidup, mengandung banyak nutrisi, sel darah putih, antibodi dari sang ibu. Bahkan jika ibu sedang sakit, justru antibodi ibu yang terkandung dalam ASI akan memberikan proteksi kepada Si Kecil. Dengan menyusui, ibu memberikan antibodi sendiri kepada anaknya. \n\n \n\n Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), hingga saat ini belum ditemukan bukti bahwa virus COVID-19 dapat ditularkan melalui ASI kepada bayi. ASI bukanlah media penularan bagi virus COVID-19. Bahkan di masa pandemi seperti ini justru bayi harus diberi ASI eksklusif, supaya terhindar dari infeksi apapun. Pemberian ASI sangat bermanfaat untuk membangun sistem kekebalan tubuh bayi. Sehingga bagi ibu yang terinfeksi COVID-19, direkomendasikan untuk tetap menyusui menimbang manfaat diperoleh dari ASI. \n\n \n\n Meskipun ASI bukanlah media penularan virus COVID-19, tetapi ibu menyusui juga harus melindungi Si Kecil dari resiko penularan virus COVID-19 lainnya seperti melalui kontak erat bayi dengan ibunya, percikan air liur dan kontaminasi dari tangan yang merupakan cara penularan utama COVID-19. \n\n \n\n Untuk melindungi Si Kecil dari penularan virus COVID-19, beberapa hal yang harus diperhatikan dan disiapkan oleh Ibu sebelum menyusui seperti: \n\n • Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui \n\n • Membersihkan diri dan payudara jika menyusui langsung \n\n • Menggunakan masker \n\n • Membersihkan permukaan benda dan peralatan menyusui jika menggunakan ASI perah. \n\n \n\n Nah Sahabat Hermina, bagi ibu menyusui tidak perlu ragu lagi jika ingin memberikan ASI kepada sang buah hati, terutama bagi bayi yang masih berusia 0-6 bulan. Asalkan ibu menjaga kebersihan, seperti cuci tangan sebelum pegang anaknya, pakai masker saat menyusui. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 18 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Manfaat Senam Hamil<\/a><\/h3>
Kehamilan adalah suatu fase yang sangat didambakan bagi setiap wanita yang telah menikah. Pada proses kehamilan, setiap ibu hamil memiliki gejala yang berbeda-beda pula. Tidak jarang salah satu yang dialami yaitu mual, muntah dan cepat merasa lelah. Kehamilan memang sering membuat tubuh lebih cepat merasa lelah dan ingin terus berbaring di tempat tidur. Namun, tidak bergerak secara aktif di masa kehamilan justru dapat membuat tubuh menjadi tidak bugar dan mempersulit proses persalinan. Salah satu jenis olahraga yang relatif aman dilakukan dan dapat dilakukan oleh sebagian besar ibu hamil adalah senam hamil. \n\n \n\n Senam hamil bertujuan uuntuk menjaga kebugaran ibu hamil, sambil mempersiapkan fisik untuk persalinan. Dokter akan menyarankan senam hamil selama Anda merasa nyaman untuk melakukannya dan tidak bertentangan dengan kondisi kesehatan dan kehamilan Anda. Secara psikologis, senam hamil membuat Anda berpikir lebih positif karena merasa jauh lebih siap menghadapi persalinan. Selain itu, setelah bayi lahir, senam hamil juga membantu Anda segera dapat kembali ke bentuk badan dan stamina semula. Selain itu, banyak manfaat melakukan senam hamil secara teratur, antara lain: \n\n - Meredakan nyeri, sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan di masa kehamilan \n\n - Mengencangkan otot \n\n - Memperkuat jantung dan paru \n\n - Membuat tidur lebih nyenyak \n\n - Membantu menghindari pertamabahan berat badan secara berlebihan \n\n - Meringankan nyeri akibat pertambahan beban pada tulang belakang \n\n - Memperkuat Sendi \n\n \n\n Jika sudah lama tidak berolahraga, Anda dapat memulai dengan melakukan gerakan senam hamil selama 5 menit sehari, kemudian tingkatkan menjadi 10 menit dan terus meningkat hingga setidaknya 30 menit per hari. \n\n \n\n Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Anda dapat bergabung dengan kelas senam hamil yang dibuka di RSIA Hermina Mutiara Bunda salatiga. Kelas Senam Hamil dipandu oleh Staf Personal Maternity Officer Bidan Alvina fitria eka putri yang sudah berpengalaman menangani senam hamil dan berbagai pasien-pasien yang konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Dapatkan promo paket kelas senam hamil dengan menghubungi Personal Maternity Officer Personal Maternity Officer Bidan Alvina fitria eka putri 0858 7054 3729. Sehat Bersama RSIA Hermina Mutiara Bunda salatiga \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengenali Penyakit Paru-Paru Basah dan Penyebabnya<\/a><\/h3>
Menurut Pneumonia. National Heart, Lung, and Blood Institute, Paru-paru basah atau pneumonia adalah kondisi peradangan yang terjadi pada paru-paru sehingga menimbulkan penumpukan cairan pada jaringan paru. Biasanya, kondisi ini terjadi pada penyakit seperti pneumonia karena infeksi bakteri atau virus. Akibatnya, kantung udara pada paru-paru dipenuhi cairan atau nanah. \n\n Siapa saja bisa mengalami masalah ini, baik bayi, anak-anak, orang dewasa hingga lansia. Dalam beberapa kasus tertentu, penyakit ini tidaklah berat dan dapat sembuh dengan segera. Tapi, kondisi ini terkadang juga bisa membahayakan dan berakibat serius bagi para penderitanya terutama jika tidak segera dilakukan pengobatan oleh dokter spesialis paru. \n\n Penyebab Paru-Paru Basah \nAda beberapa hal yang bisa menyebabkan paru-paru basah. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan jamur. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri umumnya terjadi karena penularan orang lain, namun juga bisa karena penggunaan ventilator yang berkepanjangan. \n\n Infeksi yang disebabkan oleh virus umumnya terjadi pada balita dan biasanya lebih ringan serta dapat sembuh sendiri meski tanpa pengobatan. Namun, dalam beberapa kasus khusus, ada juga yang justru berkembang semakin berat. \n\n Infeksi yang disebabkan oleh jamur umumnya terjadi pada orang yang memang memiliki masalah sistem imun yang lemah. Selain itu bisa juga terjadi karena menghirup jamur dari tanah atau kotoran burung. \n\n Gejala Paru-Paru Basah \nSemakin cepat dikenali, maka semakin cepat pula penderita paru-paru basah mendapatkan penanganan sehingga mengurangi risiko penyakit tersebut semakin parah. Oleh karena itu, penting mengenali ciri-ciri paru-paru basah. Berikut ini beberapa diantaranya: \n\n \n Batuk kering ataupun berdahak dengan dahak yang berwarna kuning, coklat, hijau, atau kemerahan. \n Dada terasa nyeri dan semakin sakit saat batuk \n Napas terasa sesak dan berat, kadang napas menjadi cepat dan berbunyi \n Demam, menggigil dan berkeringat \n Nafsu makan hilang \n Lemas \n Mual, muntah, diare \n Jantung berdebar-debar \n \n\n Mengobati Paru-Paru Basah \nPenyakit paru-paru basah membutuhkan penanganan dari dokter spesialis paru. Jika terlambat ditangani, penyakit ini dapat semakin parah. Bahkan efek paru-paru basah berupa rusaknya paru-paru juga dapat terjadi pada penderitanya. \n\n Obat untuk penyakit paru-paru basah umumnya tergantung pada tingkat keparahan. Jika masih pada tahap awal, dokter mungkin hanya akan memberikan antibiotik saja. Namun jika hasil rontgen paru-paru basah sudah sangat berat dan terjadi gagal napas, maka pasien akan membutuhkan alat bantu napas dan diperlukan perawatan di ICU. \n\n Beberapa tanaman dipercaya sebagai obat paru-paru basah alami. Memang tidak bisa menyembuhkan secara total, namun setidaknya dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Beberapa tanaman tersebut antara lain adalah jahe, cabai rawit, daun peppermint, thyme, kunyit, hingga lemon. \n\n Pencegahan Paru-Paru basah \nPenyakit paru-paru basah dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat. Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan, diri, dan selalu menggunakan masker saat bepergian. Langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah dengan vaksinasi pneumonia (PCV) dan influenza. \n\n Jika anda atau orang terdekat menunjukkan beberapa gejala seperti di atas, segeralah menghubungi dokter RSIA HERMINA Mutiara bunda salatiga. Jangan menundanya karena jika dibiarkan, masalah ini dapat berkembang menjadi lebih berat, bahkan membahayakan nyawa. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Imunisasi untuk Si Kecil <\/a><\/h3>
Kesehatan buah hati sangatlah penting. Khususnya disaat pandemi seperti saat ini, banyak orang tua khawatir akan kondisi sibuah hati. Maka dari itu vaksinasi atau imunisasi sangat dianjurkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh Si Kecil. \n\n Imunisasi atau vaksinasi merupakan suatu upaya dari pemerintah yang bertujuan untuk mencegah meningkatnya angka kesakitan pada penyakit tertentu yang beresiko pada bayi. Tujuan pemberian vaksin adalah membentuk kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus penyebab penyakit. Pemberian vaksin pada bayi menjadi hal yang penting, sebab tubuh bayi memiliki tingkat imunitas yang rendah sehingga harus segera mendapatkan perlindungan dari infeksi penyakit menular. \n\n Imunisasi penting dan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, termasuk saat anak baru lahir. Saat imunisasi, anak akan diberikan vaksin untuk membantu mencegah atau menurunkan risiko infeksi atau pada penyakit tertentu sehingga akan meminimalisir angka kejadian kesakitan dan komplikasi. Untuk itu jangan takut untuk tetap melanjutkan vaksin atau imunisasi ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya. \n\n Imunisasi sendiri menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) terbagi atas imunisasi dasar lengkap dan tambahan. \n\n Imunisasi dasar lengkap terdiri dari: \n\n \n Hepatitis B Haemovirus Influenza B, \n Difteri \n Pertusis \n Tetanus (DPT) atau biasa disebut pentavalent, \n Polio, \n BCG, \n Campak. \n \n \n\n Sedangkan, untuk imunisasi tambahan terdiri dari : \n\n \n Rota virus \n Pneumokokkus \n Influenza \n MMR \n Varisela \n Human Papilloma Virus (HPV) \n Vaksin Dengue. \n \n \n\n Penjadwalan pemberian imunisasi pada anak telah diatur oleh IDAI sesuai bagan berikut. \n\n Nah, Sahabat Hermina, yuk ikuti jadwal pemberian imunisasi di atas dan berikan imunisasi pada Si Kecil tepat waktu sehingga Si Kecil terhindar dari ancaman penyakit berbahaya dan tumbuh kuat dan sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Tips Atasi Morning Sickness dan Jaga Kesehatan Kandungan<\/a><\/h3>
Morning sickness sering dialami oleh ibu hamil. Setengah dari seluruh ibu hamil pasti pernah mengalami morning sickness. Hal tersebut terjadi akibat peningkatan kuantitas hormon secara drastis sehingga menyebabkan tubuh mengalami perubahan fungsi. Tubuh mengeluarkan estrogen dan progesteron 15 sampai 40 kali lipat dari biasanya. \n\n Bagaimana cara untuk mengatasi morning sickness? \n\n \n\n \n Siasati dengan makanan yang tinggi protein seperti daging, keju, atau tempe \n Makan dengan prosi kecil, tetapi sering \n Minum sari buah-buahan atau jahe untuk mengurangi rasa mual \n \n\n Saat sedang hamil, calon ibu juga perlu memperhatikan hal berikut agar janin tumbuh dengan baik dan sehat, yaitu: \n\n 1. Menjaga pola hidup sehat. \n\n Menjaga pola hidup sehat, bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti: \n\n - Makan Makanan Bergizi. \n Makanan ibu hamil harus mencukupi kebutuhan gizi dan kalori. Kebutuhan kalori ibu hamil lebih tinggi dibandingan wanita normal, oleh karena itu seharusnya porsi makan ibu hamil lebih banyak dibanding ibu yang tidak hamil. Mudahnya, ibu hamil harus makan 3x sehari dengan menu yg seimbang ditambah snack berat 2 kali. \n Pada awal kehamilan, kebutuhan kalori belum terlalu tinggi. Oleh karena itu, porsi makan seperti biasa seperti sebelum hamil masih wajar, hanya saja kadang ibu hamil muda merasa mual. Namun hal tersebut dapat disiasati dengan makan sedikit tapi sering. \n - Konsumsi vitamin secara teratur. \n Untuk mencukupi kebutuhan ibu hamil, terutama untuk janin, dan untuk meningkatkan kekebalan ibu hamil agar tidak mudah terserang penyakit harus mengonsumsi tambahan asupan vitamin. \n - Tidak merokok dan minum minuman beralkolhol \n Rokok dan alkohol dapat membahayakan kesehatan dan perkembangan janin. \n - Belajar tenang dan cukup istirahat. \n Atur emosi agar selalu tenang dan sabar. Ubah pikiran atau kecemasan yang akan membawa pengaruh negatif ke janin, dan usahakan untuk selalu berpikiran positif. Jangan lupa berdoa agar selalu diberi kesehatan untuk ibu dan janin. Jangan memaksan diri dalam beraktivitas, saat tubuh merasa lelah cobalah untuk beristirahat guna memulihkan kondisi. \n\n 2. Lakukan Olahraga Ringan \n\n 3. Berhati-hati Dalam Konsumsi Obat \n Tidak semua obat aman untuk janin, apalagi obat yang dijual bebas. Agar lebih aman, konsultasikan kepada dokter sebelum mengonsumsi obat agar kesehatan dan pertumbuhan janin terjaga. \n\n 4. Rajin Membaca Artikel atau Buku \n Sempatkan membaca artikel atau buku tentang kehamilan dan seputar persiapan persalinan di waktu senggang agar memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas tentang kehamilan dan beberapa permasalahan tentang kehamilan. \n\n Morning Sickness memang tidak menyenangkan, tetapi dengan mengonsumsi makanan tinggi protein, makan dengan porsi kecil namun sering, dan minum sari buah, dapat membantu mengurangi morning sickness. Jangan lupa untuk selalu menjaga pola makan, berolahraga ringan, dan konsultasi dengan dokter selama kehamilan agar kesehatan ibu dan bayi tetap terjaga. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 15 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
ASI Eksklusif, Tips Melancarkan ASI dengan Relaksasi<\/a><\/h3>
Bagi ibu yang baru melahirkan, menyusui buah hati bisa menjadi salah satu pengalaman terbaik. Namun kadang terdapat masalah yang bisa menghambat pemberian air susu ibu. Masalah ini berpotensi menghambat program ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI kepada bayi sejak lahir hingga berusia enam bulan tanpa tambahan makanan dan minuman lain. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif untuk lebih mengoptimalkan tumbuh kembang dan kesehatan anak. \n\n Beberapa masalah dalam menyusui berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu yang memerlukan pemeriksaan oleh dokter untuk dapat diketahui sumber masalahnya dan berdiskusi bersama ibu untuk menemukan solusinya, misalnya lewat pengobatan. Namun ada pula faktor lain yang membuat programASI eksklusif tidak lancar. Salah satunya kondisi psikologis ibu. \n\n Kekhawatiran berlebih kerap mendorong munculnya kondisi psikologis yang dapat menghambat pemberian ASI eksklusif. Khawatir tak bisa memproduksi cukup ASI misalnya, padahal sesungguhnya produksi ASI ibu cukup namun menjadi terhambat karena stress ASI tidak cukup. \n\n Umumnya ibu dengan anak pertama yang mengalami masalah ini karena menjadi pengalaman baru. Kondisi psikologis ibu mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif, terutama terkait dengan produksi ASI. Meningkatnya tekanan psikologis bisa mengganggu aliran ASI. Untuk mengatasi masalah tersebut, ibu bisa mencoba menjalani relaksasi selama periode menyusui. \n\n Manfaat Relaksasi agar ASI Lancar \n\n Sebuah penelitian di Malaysia yang hasilnya dimuat di American Journal of Clinical Nutrition pada 2019 menemukan manfaat terapi relaksasi bagi ibu dan bayi. Dalam riset itu, peneliti membagi dua kelompok ibu dan bayi, yakni yang menjalani terapi relaksasi dan yang tidak. Hasilnya, bayi yang ibunya mengikuti terapi memiliki berat badan lebih tinggi. Kebiasaan tidur bayi itu juga lebih baik. Selain itu, tingkat stres ibu lebih kecil menurut indeks Perceived Stress Score. \n\n Penelitian tersebut menyebutkan, relaksasi bisa mempengaruhi volume dan/atau komposisi ASI yang berdampak positif pada pertumbuhan dan kebiasaan tidur bayi. Karena itu, sebaiknya ibu memastikan dirinya dalam kondisi rileks selama periode ASI eksklusif. Untuk mencapai kondisi tersebut, ibu dapat menjalani relaksasi baik lewat terapi secara khusus maupun secara mandiri di rumah. \n\n Cara Relaksasi untuk Melancarkan ASI \n\n Terdapat sejumlah cara relaksasi untuk keberhasilan ASI eksklusif. Banyak di antaranya yang bisa ibu lakukan sendiri di rumah ketika ada waktu senggang. \n\n 1. Latihan pernapasan \n\n Ibu bisa mencapai kondisi rileks dengan melatih pernapasan. Salah satunya dengan teknik pernapasan perut. Caranya, duduk dengan nyaman di lantai, lipat kaki, dan letakkan satu tangan di dada dan tangan lain di perut. Lalu tarik napas dalam-dalam dengan hidung, buang lewat mulut. Rasakan kontraksi otot perut selama proses ini sembari menutup mata. Lakukan kira-kira 10-15 menit. \n\n 2. Dengarkan musik \n\n Musik bisa membantu ibu rileks, terutama ketika menyusui atau memompa susu. Pilih musik yang menenangkan, seperti musik klasik. Pikiran akan tenang ketika mendengarkan musik jenis ini. Ibu bisa membangun mood atau suasana hati yang baik dengan mendengarkan musik favorit. \n\n 3. Meditasi \n\n Meditasi telah lama dikenal sebagai teknik relaksasi yang mumpuni. Bermeditasilah saat kondisi memungkinkan. Sebab, meditasi membutuhkan suasana yang sunyi dan tenang. Tidak ada cara khusus untuk bermeditasi. Ibu bisa berdiam diri sambil menutup mata dan berfokus pada satu hal yang menenangkan. Bisa pula sembari berdoa. \n\n 4. Membaca \n\n Membaca juga bisa menjadi cara relaksasi untuk melancarkan ASI. Bacalah buku yang disenangi, bisa novel ataupun majalah wanita. Membaca membantu mengalihkan pikiran menuju hal yang baru dan menarik. \n\n Lakukan teknik relaksasi yang dirasa paling sesuai dan mudah dilakukan. Bila perlu, temui dokter atau ahli terapi untuk mendapatkan masukan profesional demi kelancaran ASI eksklusif. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 15 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Tips Menjaga Kesehatan Telinga<\/a><\/h3>
Tips Menjaga Kesehatan Telinga \n\n \nTelinga merupakan salah satu pancaindera yang menunjang fungsi tubuh manusia. Tanpanya, seseorang tidak akan mampu menikmati indahnya melodi dunia. Kendati demikian, tak sedikit pula orang yang mengabaikan kesehatan telinga. Orang-orang tersebut umumnya baru akan menyadari tentang pentingnya telinga saat organ tersebut terkena masalah. \n \nMerawat kebersihan dan kesehatan telinga penting dilakukan untuk mencegah berbagai masalah pada telinga, seperti infeksi telinga, telinga berdenging, hingga gangguan pendengaran atau bahkan tuli mendadak. \n \nSerumen atau kotoran telinga adalah gumpalan lunak yang dihasilkan secara alami dari kelenjar minyak di bagian luar liang telinga. Serumen tersebut berfungsi sebagai pelindung, mulai dari melindungi telinga dari debu, pertumbuhan kuman patogen, dan menjaga agar binatang tidak masuk dalam telinga. Pada dasarnya, serumen tidak berbahaya jika jumlahnya tidak berlebihan. \n \nNamun, produksi serumen yang terlalu banyak dapat berdampak pada kualitas pendengaran seseorang. Keluhan yang dapat timbul akibat kotoran yang memenuhi liang telinga antara lain telinga terasa penuh dan kadang disertai gangguan komunikasi dengan lawan bicara. Maka itu, penting untuk membersihkan kotoran telinga sebelum timbul keluhan lebih parah. \n \nPerlukah Bersihkan Telinga dengan Cotton Bud? \n\n \nTelinga otomatis membersihkan dirinya ketika kita berbicara, mengunyah atau kegiatan menggerakan rahang. Biasanya, jika sudah kotor, ear wax keluar dengan sendirinya bersama dengan gerakan rahang yang membuat otot pipi bergerak. Lalu, apakah masih perlu membersihkan telinga dengan cotton bud? Faktanya, membersihkan telinga dengan cotton bud adalah tindakan yang kurang tepat. Kamu boleh menggunakan cotton bud, namun hanya untuk bagian daun telinga saja. Hindari menggunakan cotton bud untuk bersihkan telinga bagian dalam. \n \nMengorek telinga dengan cotton bud membuat kotoran semakin masuk ke dalam dan menyebabkan kotoran malah mengendap pada bagian dalam telinga yang panjangnya 2,5-3 cm saja. Kotoran yang mengendap dapat menjadi keras dan menghambat sirkulasi dalam telinga. Kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami gangguan pendengaran. Pada dasarnya telinga memiliki mekanisme untuk membersihkan dirinya sendiri, sehingga kita tak perlu membersihkan sendiri bagian dalamnya. Sahabat Hermina hanya perlu mengusap bagian luar telinga dengan sabun dan air, lalu keringkan dengan kain atau handuk. \n \nKetahui Cara Menjaga Kesehatan Telinga yang Tepat \n\n \nMenjaga kebersihan tubuh dengan cara mandi setiap hari, terutama setelah bepergian ke luar rumah. Cara ini membantu melunakkan kotoran telinga akibat air yang mengalir dari kepala saat mandi atau mencuci rambut. \n \nSahabat Hermina juga dapat menghindari membersihkan telinga secara mandiri dengan cotton bud karena hal ini berpotensi mendorong kotoran telinga masuk lebih dalam. \n \nHindari mengorek telinga dengan alat yang tidak bersih serta benda tajam dan runcing karena dapat mengakibatkan luka pada liang telinga bahkan gendang telinga. Kerusakan yang ditimbulkan dapat bersifat sementara atau permanen. \n \nLalu, hindari juga memasukkan cairan atau obat tetes telinga tanpa rekomendasi dari dokter. Kesalahan dalam terapi dapat merusak pendengaran. \n \nSegera berkunjung ke dokter spesialis THT jika terjadi penumpukan kotoran telinga dan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan telinga secara berkala \n \nMari bersama tingkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan indera pendengaran kita. Pencegahan gangguan pendengaran yang dapat timbul hingga masalah ketulian bisa dilakukan sedini mungkin dengan menerapkan cara menjaga kesehatan telinga secara tepat. Konsultasikan masalah kesehatan telinga Sahabat Hermina pada Dokter Spesialis THT RSIA HERMINA Mutiara Bunda Salatiga. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 14 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
kejang demam pada anak<\/a><\/h3>
Kejang demam adalah kejang-kejang yang terjadi pada anak-anak akibat kenaikan suhu tubuh secara drastis dan mendadak. Kondisi ini biasanya terjadi ketika anak menderita sebuah infeksi. Kejang demam umumnya terjadi pada anak usia enam bulan hingga tiga tahun. \n\n Kejang demam merupakan respon dari otak anak terhadap demam, dan biasanya terjadi di hari pertama demam. Namun setelah demam mencapai tingkat suhu yang tinggi, risiko kejang biasanya akan menurun. Kejang demam memang terlihat mengerikan, namun umumnya tidak berbahaya bagi anak yang mengalaminya. \n\n Beberapa faktor yang dapat memperbesar risiko terjadinya kejang demam adalah: \n\n \n Keturunan. Risiko seorang anak mengalami kejang demam akan lebih besar jika ada anggota keluarganya yang juga mengalami hal sama. \n Usia. Anak usia enam bulan hingga lima tahun lebih berisiko terkena kejang demam dibandingkan anak yang berusia di luar itu \n \n\n Gejala kejang demam \n\n Gejala kejang demam berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahannya. Dalam tingkatan yang masih tergolong ringan hingga menengah, gejala yang muncul biasanya berupa mata yang tampak terbuka lebar (terbelalak). Sedangkan pada tingkat keparahan yang lebih tinggi, gejala bisa berupa tubuh yang mengejang atau otot-otot menegang. \n\n Kejang demam seringkali terjadi dalam kurun 24 jam setelah terjadinya infeksi pada tubuh anak. Saat mengalami kejang demam, anak juga bisa menunjukkan beberapa gejala lain, seperti: \n\n \n Lengan dan kaki bergerak tidak terkontrol. \n Bola mata tampak menatap ke atas. \n Kehilangan kesadaran. \n Muntah \n Mulut berbusa. \n \n\n Kejang demam dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu kejang demam seederhana dan kejang demam kompleks. Pada kasus kejang demam sederhana, kejang biasanya hanya berdurasi beberapa detik hingga 15 menit. Meskipun terjadi pada seluruh tubuh, kejang tidak akan berulang dalam waktu 24 jam. Sedangkan pada kejang demam kompleks, durasi kejang berlangsung lebih dari 15 menit, serta bisa terjadi lebih dari satu kali dalam sehari. Kejang demam kompleks bisa terjadi pada sebagian tubuh anak saja. \n\n Penyebab Kejang Demam \n\n Kejang demam terjadi akibat lonjakan atau kenaikan suhu tubuh anak secara drastis ketika mengalami demam. Ada dua hal yang bisa menjadi pemicunya, yaitu: \n\n \n Imunisasi. Pada beberapa anak, pemberian imunisasi dapat menimbulkan demam yang bisa memicu kejang demam. \n Infeksi, baik itu akibat virus atau bakteri. \n \n\n Pengobatan dan Pencegahan Kejang Demam \n\n Pada banyak kasus, kejang demam akan berhenti dengan sendirinya setelah beberapa menit Namun untuk melindungi anak dari cedera selama mengalami kejang, orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut: \n\n \n Baringkan anak di lantai. Pada bayi, rebahkan di pangkuan dengan posisi wajah bayi menghadap ke bawah. Jangan menahan tubuh anak. \n Miringkan posisi tubuh anak agar muntah atau air liur dapat keluar dari rongga mulut, serta agar mencegah lidah menyumbat saluran pernapasan. \n Longgarkan pakaian anak. \n Jangan menaruh apa pun pada mulut anak untuk mencegah tergigitnya lidah. \n Hitunglah durasi terjadinya kejang demam dan perhatikan tingkah laku anak saat kejang-kejang. Beritahukan kedua hal ini saat berkonsultasi ke dokter. \n \n\n Jika kejang demam sudah mereda dan anak dirasa tidak perlu dibawa ke dokter RSIA HERMINA Mutiara Bunda Salatiga, tidurkan anak dalam ruangan yang sejuk. Mengantuk adalah hal yang wajar terjadi pada anak setelah mengalami kejang demam. Jika anak mengalami kesulitan bernapas, rebahkan anak dan miringkan tubuh dan kepala. Kemudian bersihkan rongga mulut dari bekas muntah atau air liur dengan perlahan menggunakan jari. \n\n Segera temui dokter jika kejang demam berlangsung selama lebih dari 10 menit atau terjadi berulang kali. Dokter akan meresepkan obat untuk menghentikan kejang-kejang jika kejang demam berlangsung lebih dari 15 menit. \n\n Pemberian paracetamol atau ibuprofen ketika anak baru saja demam tidak dapat mencegah kejang. Dokter dapat meresepkan obat antikejang (antikonvulsan) untuk mencegah kejang demam. Namun hal ini jarang dilakukan karena risiko efek sampingnya lebih besar daripada manfaatnya. \n\n \n \n\n Komplikasi Kejang Demam \n\n \n\n Kejang demam sederhana tidak mengakibatkan kerusakan otak ataupun kecacatan mental. Kondisi ini juga bukan merupakan tanda-tanda epilepsi. Pada anak yang pernah mengalami kejang demam, risiko untuk mengalami kejang demam lagi akan lebih besar jika: \n\n \n \n\n \n\n \n Jeda antara awal demam dengan terjadinya kejang demam cukup singkat. \n Kejang demam pertama terjadi akibat demam ringan. \n Usia penderita di bawah 15 bulan ketika mengalami kejang demam pertama. \n Salah satu anggota keluarga pernah mengalami kejang demam. \n \n\n \n\n \n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 14 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>