- Hermina Serpong<\/a><\/li>
- 11 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
Gangguan Motorik pada Anak<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, perkembangan anak meliputi perkembangan motorik, sensorik, kognitif dan emosional serta sosial. Perkembangan motorik adalah tahapan pencapaian kemampuan anak yang kompleks dalam mengendalikan otot tubuh. Perkembangan motorik dibagi menjadi dua, yaitu: \n\n \n Perkembangan keterampilan motorik kasar (seperti menegakkan kepala, duduk, berdiri dan berjalan) \n Perkembangan keterampilan motorik halus (seperti menggenggam, melepaskan serta memanipulasi objek) \n \n\n Banyak faktor yang memengaruhi perkembangan motorik anak seperti kematangan saraf, kondisi otot tulang dan sendi, kemampuan indra sensori (penglihatan, pendengaran, sensasi raba taktil, vestibuler), kecerdasan anak serta stimulasi dari lingkungan. \n\n Berikut tanda-tanda keterlambatan perkembangan motorik kasar pada anak: \n\n \n Posisi anak terlihat asimetris kanan dan kiri saat berbaring atau telungkup \n Gerakan lengan dan tungkai terlihat asimetris kanan dan kiri \n Anak terlihat kaku \n Jika diangkat dan diberdirikan, kedua tungkai anak menyilang \n Belum dapat berguling setelah usia 8 bulan \n Belum dapat duduk tanpa topangan setelah usia 8 bulan \n Belum dapat berjalan tanpa topangan setelah usia 1,5 tahun \n \n\n \n\n Berikut tanda-tanda keterlambatan perkembangan motorik halus pada anak: \n\n \n Posisi kedua tangan mengenggam walaupun sudah diberi rangsangan untuk membuka (misal dengan mainan) setelah usia 3 bulan \n Kedua lengan dan tangan cenderung berada di samping tubuh \n Gerakan lebih aktif pada salah satu tangan \n Anak kesulitan meraih dan menggenggam benda \n Anak tidak dapat mengarahkan kedua tangannya ke tengah tubuh (misalkan tepuk tangan) setelah usia 8 bulan \n Anak tidak dapat menggenggam benda dengan kedua tangan \n Anak kesulitan melepaskan benda yang sedang digenggam setelah usai 1,5 tahun \n Anak jarang menatap kearah tangan terutama ketika sedang meraih atau menggenggam benda \n \n\n \n\n \n\n Sahabat Hermina, jika Si Kecil mengalami tanda-tanda yang seperti disebutkan di atas, segera konsultasikan ke ahlinya agar dapat segera ditangani. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Serpong<\/a><\/li>
- 08 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
Gigi Natal dan Neonatal<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, gigi pertama bayi biasanya muncul (erupsi) di usia 6-8 bulan. Akan tetapi, itu hanya sekedar patokan, karena gigi pertama dapat muncul setelah 8 bulan, bahkan jauh sebelum 6 bulan. Ada juga kasus bayi lahir dengan gigi yang sudah tumbuh yang disebut dengan gigi natal. Jika kemunculan gigi terjadi dalam 30 hari pertama setelah bayi lahir, gigi ini disebut gigi neonatal. \n\n Benarkah erupsi gigi natal dan neonatal ini disebabkan konsumsi kalsium yang berlebihan saat hamil? Ternyata, sampai saat ini penyebab tersebut belum diketahui. Namun, ada beberapa dugaan yang mengatakan bahwa kemunculan gigi natal atau neonatal dipengaruhi oleh pertumbuhan gusi yang lebih rendah atau tidak terbentuk dengan baik. Dugaan lainya, gigi seri rahang bawah biasanya tumbuh lebih dahulu saat bayi berusai 6 bulan. Tak menutup kemungkinan jika erupsi gigi yang cepat ini dipengaruhi oleh faktor keturunan. Kemungkinan terburuk, erupsi gigi natal dan neonatal ini merupakan pertanda adanya sindrom gangguan, seperti: Ellis van Creveld syndrome, Hallermann-Streiff syndrome, Oier Robin syndrome, dan Soto’s syndrome. \n\n Gigi natal maupun neonatal umunyan tumbuh di rahang bawah depan, tidak pernah di bagian belakang. Jumlahnya, bisa satu atau dua, tetapi yang paling sering dijumpai adalah bayi baru lahir dengan satu gigi. Kejadian gigi natal tergolong jarang, perbandingannya 1:2.000-3.000, sedangkan kejadian (prevalensi) gigi neonatal sangat bervariasi, biasanya 1 bayi dari 2.000 kelahiran. \n\n Karena termasuk kejadian langka, gigi natal maupun neonatal digolongkan sebagai kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi. Bentuknya pun kurang sempurna dan ukurannya cenderung kecil. Biasanya gigi tersebut goyang karena akarnya belum terbentuk sempurna dan hanya berpegang pada tepi gusi. \n\n Pematangan gigi umumnya berawal di bagian mahkota yang terlihat dari kemunculannya di permukaan gusi. Selanjutnya diikuti bagian akar setelah mahkota menembus gusi. Jika akar tidak kuat, mahkota gigi akan goyang. \n\n Gigi natal dan neonatal yang goyang karena akarnya tidak perlu dikhawatirkan akan terlepas sendiri dan masuk ke dalam saluran pernafasan bayi hingga membuatnya tersendak dan sulit bernapas. Memang setelah gigi ini dicabut, bayi tidak akan memiliki gigi susu bagian depan lagi. Namun, tak perlu khawatir karena gigi permanen akan muncul saat anak berusia 5-6 bulan. \n\n Alasan lain, bagian dasar lidah bayi dapat terluka akibat gesekan dengan gigi natal dan neonatal yang terus menerus. Luka di bagian dasar lidah ini tentunya dapat mengurangi nafsu menyusui bayi karena terasa rasa sakit. \n\n Gigi natal dan neonatal juga akan bergesekan dengan puting ibu saat menyusui, sehingga dapat menyebabkan lecet. Solusinya, ibu dapat memompa dan memberikan ASI kepada si kecil dengan bantuan sendok. Jadi jika gigi bayi tidak goyang, lidah bayi tidak terluka, atau puting ibu tidak lecet, tidak perlu mencabut gigi tersebut. \n\n Tentunya saja, setiap gigi, kapanpun munculnya, butuh perawatan agar terpelihara hingga gigi tetap tumbuh. Caranya sama dengan perawatan gigi bayi pada umumnya. Bersihkan gigi menggunakan kasa yang telah dibasahi air matang, sapukan kain kasa ke seluruh permukaan gigi. Lakukan pembersihan gigi setelah bayi diberi ASI untuk mencegah terjadinya lubang pada gigi. \n\n Selain dengan kain kasa, pembersihan gigi juga dapat dilakukan dengan cotton bud yang dibasahi air matang hangat. Jika ingin mengosoknya, gunakan sikat gigi khusus untuk bayi. Arah membersihkannya bisa vertical ataupun horizontal. Yang penting, seluruh permukaan gigi, baik bagian luar maupun dalam (yang menghadap lidah), dan sela-selanya ikut dibersihkan. \n\n Jangan lupa untuk membersihkan lidah bayi karena sisa susu yang nempel pada lidah dapat menjadi makanan bakteri sehingga dapat menyebabkan gigi bolong. Jangan remehkan perawatan gigi sejak dini ini, karena gigi susu akan membantu mengunyah dengan baik, sehingga memaksimalkan penyerapan nutrisi. Gigi susu yang baik juga menentukan kualitas gigi permanen yang akan tumbuh. Salam Sehat. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 08 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 11 September 2020<\/li><\/ul><\/div>