- Hermina Karawang<\/a><\/li>
- 09 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bumil, Kenali Metode dan Kelebihan Persalinan ERACS<\/a><\/h3>
Apa saja Kelebihan dari Metode ERACS? \n\n Seperti yang dikutip dari salah satu media daring nasional, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr Zeissa Rectifa Wismayanti, SpOG mengatakan, setidaknya ada tiga kelebihan metode ERACS dalam persalinan. Yakni meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien, berkurangnya risiko komplikasi dan durasi rawat pasien, serta meningkatkan bonding antara ibu dan bayi. \n\n Di samping itu, ibu juga dapat pulang ke rumah dalam rentang waktu yang lebih singkat. Pendekatan operasi caesar dengan protokol ERACS juga telah terbukti memiliki beragam kelebihan lainnya, yaitu: \n\n Waktu puasa yang lebih pendek \nTak seperti operasi caesar pada umumnya, waktu puasa dengan pendekatan ERACS memiliki waktu yang lebih pendek. Sebab, ibu hanya perlu berhenti makan enam jam sebelum operasi dan berhenti minum dua jam sebelum operasi. \n\n Mencegah Mual \nPasca operasi caesar biasa, banyak ibu yang kerap merasakan mual akibat efek samping obat bius yang diberikan. Nah, pendekatan ERACS menerapkan terapi cairan infus dan kombinasi obat antimual. \n\n Keduanya terbukti dapat menghilangkan rasa mual pasca operasi. Selain itu, ibu juga akan diberikan petunjuk makanan dan minuman yang sebaiknya dikonsumsi untuk mencegah mual. \n\n Dapat Kembali Bergerak Lebih Cepat \nProses persalinan menggunakan pendekatan ERACS dapat membuat ibu bebas bergerak lebih cepat. Sebab, pemberian cairan infus dan pelepasan kateter urine akan dilakukan lebih awal pada pendekatan ERACS bila dibandingkan dengan operasi caesar biasa. \n\n Operasi Nyaman & Minimal Rasa Sakit \nPada pendekatan ERACS, tim dokter akan memberikan obat-obatan pereda nyeri seperti tylenol dan ibuprofen terjadwal atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lainnya. Selain itu, dokter juga mungkin akan memberikan dosis kecil obat nyeri long-acting di tulang belakang atau epidural pasien selama di ruang operasi. Tujuannya untuk memaksimalkan penghilang rasa sakit sambil mengurangi efek samping seperti gatal dan mual. \n\n Meminimalkan Risiko Kerusakan Jaringan \nPendekatan ERACS dilakukan dengan pisau berukuran kecil dengan ketajaman khusus. Pisau tersebut dapat mencapai lapisan fascia dengan sekali sayatan, sehingga meminimalkan risiko kerusakan jaringan. \n\n Nah, itulah penjelasan mengenai persalinan dengan operasi caesar melalui pendekatan ERACS. Selain dapat mempercepat proses pemulihan pada tubuh ibu, pendekatan ERACS juga memiliki berbagai kelebihan lain. Salah satunya adalah mencegah timbulnya mual pasca terjadinya operasi caesar. \n\n Sumber Halodoc \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 26 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Insiden, Kematian dan Faktor Risiko Kanker Serviks<\/a><\/h3>
Kanker serviks adalah keganasan pada serviks, yaitu keganasan pada bagian terbawah uterus yang berhubungan dengan vagina. Di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker kedua tersering pada wanita setelah kanker payudara, dengan jumlah kasus baru mencapai 36 ribu pada tahun 2020. \n\n Penyebab dari kanker serviks adalah virus HPV (Human Papilloma Virus) tipe high risk, yang selain menjadi penyebab kanker serviks, juga dapat menyebakan kanker di vulva, vagina, laring, orofaring, sedangkan tipe low risk dapat menyebabkan penyakit seperti kutil kelamin yang sifatnya tidak ganas. Ketika terpapar virus HPV, sistem kekebalan tubuh dapat mencegah virus menyebabkan penyakit, tapi pada beberapa orang, virus ini dapat menetap pada tubuh dan bisa berkembang menjadi sel kanker. \n\n Penyakit kanker serviks dapat dicegah dan dideteksi lebih awal, dengan melakukan pemeriksaan papsmear berkala, pemeriksaan HPV – DNA, pemeriksaan IVA, dan juga kita dapat melakukan vaksinasi untuk melindungi diri dari infeksi virus HPV.Faktor risiko terjadinya kanker serviks adalah kontak seksual di usia muda, berganti pasangan seksual, riwayat penyakit menular seksual, merokok, dan kondisi immunocompromised. Gejala yang ditimbulkan bila kita terkena kanker serviks adalah perdarahan, baik perdarahan diluar siklus haid, perdarahan pasca menopause, maupun perdarahan pasca sanggama, keputihan berbau, dan nyeri pada panggul, yang biasanya terjadi pada kasus dengan stadium lanjut. \n\n Penyakit ini bisa diobati, dengan pilihan pengobatan yang disesuaikan dengan stadium penyakit, baik pembedahan, yaitu pengangkatan rahim dan kelenjar getah bening, sampai kepada kemoterapi dan radiasi. \n\n Bila dideteksi pada stadium awal, angka ketahanan hidup 5 tahun mencapai 90%, sedangkan bila ditemuka. Penyebaran ke organ sekitar atau kelenjar getah bening, angka ketahan hidup 5 tahun sekitar 50%. Setelah pengobatan kanker selesai, tetap disarankan untuk melakukan pemeriksaan berkala, untuk mengetahui adanya kemungkinan kekambuhan. Karena bahkan setelah pengobatan dilakukan secara lengkap, 1/3 wanita dapat mengalami kekambuhan, yaitu sekitar 1%-22% untuk stadium I – II dan 28% – 64% pada stadium II – IV. \n\n Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini maupun pencegahan kanker serviks, karena selain dapat mengetahui penyakit lebih awal, juga dapat mencegah stadium penyakit menjadi lebih tinggi, sehingga angka harapan kesembuhan pun diharapkan lebih baik. Dokter akan memastikan adanya materi genetik (DNA) dari HPV pada bagian serviks wanita yang terindikasi mengidap kanker serviks. Cara ini dapat dilakukan bersamaan dengan pap smear untuk lebih memastikan kanker serviks yang menyerang. \n\n Tak perlu menunggu mengalami masalah kesehatan tertentu untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan. Ada baiknya mulai menjadwalkan kunjungan periksa secara rutin ke dokter kandungan mulai dari usia remaja. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 24 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Operasi Pemisahan yang Berhasil dari Kembar Siam<\/a><\/h3>
Kembar siam adalah kembar yang dilahirkan dengan bagian tubuh saling menempel atau terhubung. Kondisi ini terjadi karena tidak sempurnanya pembelahan selama proses pembentukan kembar identik. Teori lain menyebutkan bahwa terjadi peleburan dua sel telur telah dibuahi yang awalnya terpisah. Kondisi ini termasuk langka, dengan angka kejadian satu dalam 200.000 kelahiran hidup. \n\n \n\n Kembar siam terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bagian tubuh yang menempel atau saling terhubung. \n\n \n Torakopagus (dempet dada) \n Omphalopagus (dempet perut) \n Pyopagus (dempet pada punggung dan bokong) \n Kraniopagus (dempet kepala) \n Ischiopagus (dempet panggul) \n Parapagus (dempet dengan posisi menyamping) \n Cephalopagus (dempet wajah) \n Rachipagus (dempet tulang belakang) \n \n\n \n\n Organ yang saling menempel atau terhubung pun bervariasi dari hanya kulit sampai sistem organ seperti otak, jantung, hati, saluran pencernaan, saluran kemih, tulang panggul. \n\n \n\n Pemisahan kembar siam membutuhkan tim multidisiplin melibatkan dokter anak, bedah saraf, bedah anak, bedah thorax, bedah ortopedi, bedah plastik, anestesi (bius), rehabilitasi medik, ahli gizi, pekerja sosial dan sebagainya. Tidak semua kasus kembar siam mampu dipisahkan, perlu evaluasi menyeluruh untuk menentukan bagian tubuh mana saja yang terhubung. Pembedahan ditentukan berdasarkan kondisi kedua bayi mempertimbangkan kelengkapan organ tubuh pada masing-masing bayi, kestabilan kondisi kesehatan kedua bayi, tingkat kesulitan operasi, komplikasi yang dapat muncul dan sebagainya. Kondisi yang menyebabkan pemisahan kembar siam tidak dapat dilakukan misalnya karena kedua bayi hanya memiliki satu jantung. \n\n \n\n Pasca pemisahan kembar siam, kedua bayi perlu menjalani perawatan lanjutan dan rehabilitasi untuk memastikan tumbuh kembang normal, dibantu oleh tim rehabilitasi medik dan pekerja sosial. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 24 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>