- Hermina Pekanbaru<\/a><\/li>
- 10 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Cuaca Extream, Berikut 6 Tips Sehat Menghadapi Musim Hujan<\/a><\/h3>
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika telah mengeluarkan peringatan dini terhadap cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia akibata adanya pergeseran iklim. Hujan yang merata di beberapa daerah di indonesia, membuat kita harus waspada dengan berbagai potensi penyakit penyerta yang terjadi saat musim hujan berlangsung. \n\n Penyakit Penyerta Musim Hujan. \n\n Berikut ini adalah beberapa penyakit penyerta musim hujan yang harus diwaspadai oleh masyarakat, diantaranya adalah \n\n 1. Diare \n\n 2. Demam Berdarah Dengue \n\n 3. Leptospirosis \n\n 4. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) \n\n 5. Penyakit Kulit \n\n 6. Penyakit Pencernaan \n\n Tips Agar Selalu Sehat Selama Musim Hujan \n\n Setelah mengetahui berbagai penyakit penyerta musim hujan yang berpotensi menjangkit masyarakat, pencegahan bagi diri sendiri perlu dilakukan dengan melakukan beberapa hal seperti berikut: \n\n 1. Selalu gunakan pakaian hangat \n\n 2. Sedia payung atau jas hujan ketika hendak beraktivitas di luar ruangan. \n\n 3. Menjaga kebersihan rumah dan berbagai tempat lainnya yang dimungkinkan menjadi sarang perkembangan nyamuk \n\n 4. Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan rutin mengkonsumsi vitamin \n\n 5. Mandi setelah kehujanan, sebaiknya menggunakan air hangat \n\n Dengan menerapkan beberapa tips sehat selama musim hujan, masyarakat lebih sehat dan siap dalam menjalani aktivitas di tengah musim hujan seperti saat ini. \n\n Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta bersegera untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit dari penyakit penyerta musim hujan yang telah disebutkan diatas, agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat dari petugas kesehatan. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 27 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bisakah rokok elektrik menyebabkan paru-paru popcorn?<\/a><\/h3>
Baik merokok dan vaping melibatkan pemanasan suatu zat dan menghirup asap yang dihasilkan. Dengan rokok tradisional, Sahabat Hermina menghirup asap dari pembakaran tembakau. Dengan vaping, perangkat (biasanya pena vape atau mod — pena vape yang disempurnakan — yang mungkin terlihat seperti flash drive) memanaskan cairan (disebut jus vape atau e-liquid) hingga berubah menjadi uap yang Sahabat Hermina hirup.Sejak popularitas vaping meningkat, istilah "paru-paru popcorn" telah menjadi arus utama adalah cara yang hampir menggelikan, jika ada yang lucu tentang obstruksi paru. \n\n Jadi apa itu paru-paru popcorn? \n\n Nama medisnya adalah "bronchiolitis obliterans," sayangnya disingkat BO - jika memalukan untuk bertanya kepada dokter apakah Anda mungkin menderita "popcorn lung", coba tanyakan kepada dokter apakah Anda menderita BO. Bronkiolitis obliterans dapat terjadi akibat paparan berbagai bahan kimia yang menyebabkan peradangan dan penyumbatan bronkiolus, saluran terkecil di paru-paru. \n\n Pada korban bronkiolitis obliterans, jaringan parut pada jaringan paru-paru menghalangi saluran udara dan mencegah paru-paru berfungsi dengan baik. Gejalanya sangat mirip dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), tetapi gejala bronkiolitis dapat muncul hanya dalam 2-8 minggu, sedangkan PPOK biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun untuk berkembang. \n\n Gejala awal bronkiolitis obliteratif meliputi: \n\n \n Batuk kering \n Sesak napas \n Toleransi aktivitas berkurang \n Mengi (tanpa pilek atau asma) \n Kelelahan \n \n\n Meskipun paru-paru popcorn adalah penyakit yang sangat langka, gejala awalnya mirip dengan flu biasa. Selama beberapa minggu atau bulan, gejala tersebut berkembang dan menjadi lebih parah. Akhirnya penyakit ini menyebabkan berbagai masalah berat dengan pernapasan dan penyerapan oksigen. Tidak diobati, paru-paru popcorn menyebabkan kematian akibat gagal napas dalam beberapa bulan atau tahun. Tidak ada obat untuk paru-paru popcorn, tetapi pengobatan terkadang dapat memperlambat perkembangannya. Tergantung pada penyebabnya, paru-paru popcorn terkadang diobati dengan antibiotik, obat imunosupresif, atau kortikosteroid. Obat batuk atau oksigen dapat diberikan untuk membantu mengelola gejala. Kasus yang parah mungkin memerlukan transplantasi paru-paru. \n\n Paru-paru popcorn bisa sulit didiagnosis. Meskipun CT scan dan tes fungsi paru dapat memberikan petunjuk yang kuat, satu-satunya cara yang benar-benar dapat diandalkan untuk mengidentifikasi penyakit ini adalah melalui biopsi paru bedah. Dan terkadang beberapa sampel biopsi diperlukan untuk memastikannya. Mulailah sejak dini dengan merawat paru-paru Sahabat Hermina sebaik mungkin. Sahabat Hermina dapat melakukannya dengan cara berikut: \n\n \n Hindari penggunaan tembakau dan rokok elektrik serta hindari asap rokok dan tempat-tempat yang tercemar. \n Hindari infeksi bila memungkinkan. Infeksi tertentu dapat merusak paru-paru Anda. \n Ikuti saran penyedia layanan kesehatan Anda tentang menjaga perlindungan vaksin. \n Jika Sahabat Hermina bekerja di sekitar zat berbahaya, selalu kenakan alat pelindung diri. \n \n\n Pastikan menghubungi penyedia layanan kesehatan jika memiliki gejala yang baru atau memburuk. dapat diobati dan tidak menyebabkan kerusakan tambahan pada paru-paru Sahabat Hermina. Jika memiliki penyakit kronis, mungkin perlu bergabung dengan kelompok pendukung. Terkadang berbagi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa memberi Sahabat Hermina jawaban dan perspektif yang mungkin tidak Sahabat Hermina temukan di tempat lain. Sistem pendukung mungkin juga berguna bagi pengasuh, keluarga, dan teman. Waktu yang Tepat untuk Bertemu dengan Dokter Paru, Sahabat Hermina dapat menemui dokter paru setelah mendapat arahan atau rujukan dari dokter umum. Selain itu, Sahabat Hermina juga bisa memeriksakan diri ke dokter paru jika mengalami beberapa gejala terkait gangguan saluran pernapasan, seperti batuk parah atau kronis Batuk berdarah Sesak napas Nyeri di bagian dada Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 11 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Penyakit yang Sering Terjadi Pada Musim Penghujan!<\/a><\/h3>
Beberapa penyakit tidak mengenal musim atau waktu atau dapat menyerang kapan saja. Namun, ada pula beberapa penyakit yang angka kejadiannya atau penularannya meningkat di musim tertentu, contohnya musim penghujan. Musim penghujan bisa dibilang sebagai musim rawan penyakit karena berbagai jenis mikroba serta virus lebih mudah berkembang biak di musim ini. Apalagi jika daya tahan tubuh Sahabat Hermina sedang menurun. Hal tersebut akan semakin membuat rentan diserang penyakit. Mengenali berbagai penyakit umum yang biasa terjadi di musim hujan akan membuat Sahabat Hermina lebih waspada untuk mencegah penularannya. Lantas apa saja penyakit musim hujan yang sering muncul? \n\n \n \n Influenza \n \n \n\n Influenza adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus influenza yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat. Gejalanya yaitu rasa tidak enak badan, demam, rasa pegal linu, lemas, lesu, bersin-bersin dan terasa nyeri di otot-otot dan sendi. Virus ini menyebar melalui cairan tubuh seperti ingus ataupun air liur yang dapat ditularkan melalui mulut, hidung ataupun tangan yang menyentuh benda terkontaminasi. Cara mencegahnya dengan berolahraga dan istirahat yang cukup, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, mencuci tangan dan memakai masker saat flu. \n\n \n \n Demam Berdarah \n \n \n\n Demam berdarah adalah penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menyebabkan gejala demam tinggi. Jika tidak ditangani dengan tepat, demam berdarah berisiko mengancam nyawa. Penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sering terjadi di musim penghujan saat perkembangbiakan nyamuk meningkat. Cara mencegah penyakit Demam Berdarah yakni melakukan 3M plus : menguras bak mandi, menutup tempat air dan memanfaatkan barang bekas serta melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). \n\n \n \n Demam Tifoid \n \n \n\n Demam tifoid, atau lebih dikenal dengan penyakit tipes adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thyphi atau Salmonella paratyphi. Bakteri tersebut menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Jika tidak segera ditangani, pengidapnya dapat mengalami komplikasi seperti pneumonia, pleuritis, miokarditis (peradangan otot jantung), gagal jantung akut, bahkan kematian. \n\n \n Diare \n \n\n Penyakit diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar encer 3 (tiga) kali atau lebih dalam sehari. Penyebab diare adalah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, virus atau parasit. Diare disebabkan oleh Bakteri E. Coli, Salmonella, Shigella dan lain- lain. Cara mencegah dare dengan mencuci tangan pakai sabun di bawah air mengalir, buang air besar pada tempatnya dan menjaga kebersihan dan kesehatan makanan. \n\n \n \n Leptospirosis \n \n \n\n Leptospirosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral yang disebut Leptospira interrogans. Penyakit musim hujan ini “cukup populer” terjadi di Indonesia, biasanya dikenal sebagai penyakit kencing tikus. Anda bisa terkena penyakit penyakit ini karena menyentuh tanah atau air, tanah basah, atau tanaman yang terkontaminasi oleh urine binatang yang terinfeksi. Selain tikus, hewan yang paling sering menularkan leptospirosis adalah sapi, babi, anjing, reptil dan hewan amfibi, serta hewan pengerat lainnya. Demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, mata merah, menggigil, otot betis sakit, dan sakit perut adalah gejala yang menandai penyakit ini. Pada kasus tertentu, penyakit ini dapat menyebabkan gangguan hati, gagal ginjal, meningitis, hingga kegagalan pernapasan. \n\n Tips Mencegah Penyakit yang Terjadi Pada Musim Penghujan \n\n \n Meningkatkan sistem imun tubuh dengan beristirahat teratur, makan makanan yang bergizi (seperti protein, vitamin, tinggi serat dan anti oksidan), konsumsi buah dan sayur yang banyak mengandung vitamin dan anti oksidan, serta minum air putih 2 liter per hari. \n Olahraga teratur. Musim hujan tidak boleh membuat kita tidak melakukan olah raga. Kita bisa melakukan olah raga di dalam rumah seperti senam, lompat tali, push up, sit up, sepeda statis, atau treadmill. \n Menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Saat keluar rumah, pakai boot jika memasuki daerah yang banyak genangan air, cuci tangan sebelum makan, lakukan gerakan 3M (menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, dan mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat genangan air), serta bersihan kamar dari gantungan-gantungan baju yang bisa jadi tempat bersembunyi nyamuk demam berdarah. \n Hindari gigitan nyamuk dengan membersihkan lingkungan kita yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Kenali berbagai penyakit yang muncul saat musim hujan dan banjir sehingga kita dapat menjadi lebih waspada terhadap berbagai penyakit. \n \n\n Bagi Sahabat Hermina yang mengalami gejala penyakit diatas dapat berkonsultasi dengan dokter di RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran dokter melalui Mobile Aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500488, website www.herminahospitals.com dan Mobile JKN. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 23 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Hindari Komplikasi Influenza pada Anak agar Tidak Berakibat Fatal<\/a><\/h3>
Influenza atau sering disebut dengan flu merupakan penyakit musiman yang rentan menyerang pada siapa saja, terutama pada anak-anak serta orang dewasa yang memiliki tingkat kekebalan tubuh yang lemah. \n\n Influenza atau flu sangat rentan menyerang pada anak, terutama pada musim pancaroba. Kondisi anak ini tentu akan membuat orangtua mudah cemas. Meski mengkhawatirkan, biasanya masalah kesehatan tersebut bisa disembuhkan dengan perawatan rumahan. Salah satunya, pasien harus melakukan istirahat yang cukup. \n\n \n\n Mengenali penyakit Influenza \n\n Influenza (Flu) merupakan sebuah infeksi virus yang mempengaruhi saluran pernapasan dan bersifat sangat menular. Gejala pada orang dewasa maupun anak yang mengalami influenza bisa ditandai dengan gejala klinis seperti demam, nyeri pada tubuh, batuk, pilek serta beberapa gejala lainnya. \n\n Jika terjadi pada anak-anak, umumnya menderita flu bisa disembuhkan dalam kurun waktu kurang dari satu minggu. Pada kasus tertentu, anak-anak yang menderita flu bisa berlanjut menjadi infeksi yang sangat serius. Sehingga harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit. \n\n Penyebab flu berasal dari udara pada droplet dari seorang penderita lain yang sedang batuk, bersin maupun sedang berbicara dengan orang lain yang belum terinfeksi. Virus yang berkembang di udara tersebut terhirup atau melekat pada benda-benda yang disentuh atau ada di sekitar, seperti telepon, keyboard, gagang pintu, laptop atau komputer. \n\n Virus tersebut kemudian berpindah pada orang yang belum terinfeksi melalui tangan yang memegang benda tersebut, kemudian menuju mata, hidung dan mulut. \n\n \n\n Mengenali Gejala Influenza (Flu) \n\n Penyakit Influenza (Flu) yang menyerang pada anak-anak akan menunjukkan gejala, sebagai berikut : \n\n 1. Demam tinggi yang mencapai suhu 39,4 derajat Celcius hingga 40,5 derajat Celcius \n\n 2. Meriang atau nyeri yang menyerang sekujur tubuh \n\n 3. Nyeri kepala \n\n 4. Nyeri pada tenggorokan \n\n 5. Batuk \n\n 6. Kelelahan \n\n 7. Pilek atau hidung mampet \n\n 8. Beberapa penderita akan merasakan panas pada mata, merah hingga berair \n\n Pada kasus yang lebih berat, anak-anak yang mengalami gejala Influenza akan mengalami gejala : \n\n 1. Mual \n\n 2. Muntah \n\n 3. Diare \n\n Sedangkan pada kelompok populasi tertentu, influenza bisa memiliki risiko terjadinya komplikasi yang lebih berat, yaitu : \n\n 1. Anak-anak yang berusia 0 bulan hingga 5 tahun \n\n 2. Lansia yang berusia di atas 65 tahun \n\n 3. Ibu hamil dan ibu melahirkan kurang dari dua minggu \n\n 4. Penderita yang mengalami penurunan daya tahan tubuh \n\n 5. Penderita yang sudah mempunyai penyakit kronis lainnya, seperti asma, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit liver, diabetes, masalah kesehatan otak, serta masalah kesehatan pada sistem saraf \n\n 6. Penderita yang mengalami kondisi obesitas berat dengan indeks massa tubuh lebih dari 4 \n\n \n\n Influenza pada anak yang memerlukan pemeriksaan dokter \n\n Influenza yang menyerang bayi harus segera dilakukan pengobatan, apalagi jika berusia di bawah 6 bulan. Penderita harus selalu mendapatkan ASI eksklusif. Sedangkan pada anak usia 5 tahun atau lebih, apabila kondisi semakin memburuk harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter. \n\n Gejala yang perlu diwaspadai orangtua ketika anak sedang mengalami influenza agar tidak terjadi keterlambatan dalam melakukan pemeriksaan ke dokter, antara lain : \n\n 1. Anak mengalami demam tinggi secara terus menerus hingga suhu lebih dari 38 derajat Celcius. \n\n 2. Anak mengalami kejang karena suhu tubuh yang terlalu tinggi \n\n 3. Anak kehilangan nafsu makan \n\n 4. Saluran pernapasan pada anak menjadi bermasalah dengan napas yang pendek-pendek, sesak dan mengi \n\n 5. Badan anak menjadi lemah, mengalami muntah dan bibir terlihat membiru \n\n 6. Tenggorokan terasa kering dan mengalami nyeri yang terus menerus pada kepala, perut dan telinga \n\n 7. Batuk yang tak kunjung mereda selama lebih dari tiga hari, bahkan mengakibatkan tersedak \n\n 8. Leher terasa kaku \n\n 9. Anak menjadi sangat rewel \n\n 10. Anak menjadi sulit tidur \n\n \n\n Cara mengenali influenza atau pilek biasa pada anak \n\n Baik influenza maupun pilek biasa yang terjadi pada anak, keduanya disebabkan oleh virus. Gejala yang dialami anak pun sama, antara lain : demam, nyeri pada tubuh, hidung berair, tenggorokan kering, tubuh lemah dan sakit kepala. \n\n Kedua gangguan kesehatan tersebut bisa dibedakan dengan memperhatikan tingkat keparahan penyakit serta gejala yang muncul. Gejala influenza pada anak akan muncul lebih cepat dan anak akan terlihat segera sakit. Sedangkan untuk gejala pilek akan muncul secara bertahap. \n\n \n\n Bahaya influenza pada anak \n\n Setiap anak memiliki kekebalan tubuh yang berbeda. Meski demikian, influenza pada anak akan sembuh dalam waktu satu minggu atau lebih tanpa diikuti masalah lain. \n\n Komplikasi flu bisa terjadi serta menunjukkan gejala yang parah, walaupun pada kasus yang jarang menyebabkan kematian. \n\n Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat influenza pada anak, antara lain : \n\n 1. Pneumonia pada anak atau infeksi paru-paru \n\n 2. Dehidrasi \n\n 3. Gangguan pada otak \n\n 4. Mengalami sinus \n\n 5. Infeksi telinga pada anak \n\n Anak-anak dengan kondisi kronis memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi jika terserang influenza. Sehingga anak-anak dengan kondisi khusus tersebut perlu dijauhkan dari orang lain yang mengalami flu. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan pada anak. Segara berkonsultasi dengan dokter anak di rumah Sakit Hermina terdekat jika anak mengalami influenza atau Sahabat Hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis rumah sakit. Hermina dengan aplikasi "Halo Hermina." \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 12 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Awas Ancaman Flu di Cuaca Tidak Menentu<\/a><\/h3>
Ketika terjadi perubahan musim yang begitu cepat, seperti musim hujan berubah menjadi musim panas dan begitu pula sebaliknya, virus-virus dapat dengan mudah berkembang. \n\n Salah satunya virus influenza. virus ini mudah melipatgandakan dirinya dan menyebar luas ketika udaranya dingin dan kering. Oleh karena itu, kondisi cuaca yang tidak menentu ini adalah waktu ketika seseorang mudah terjangkit flu. \n\n Mengapa Flu Mudah Menyebar Selama Pergantian Musim? \n\n Penelitian di Nature Chemical Biology tahun 2008 mengungkapkan, temperatur yang sedikit di atas titik beku membuat virus mempertahankan lapisan luar seperti gel. Lapisan ini membantu mereka bertahan terhadap unsur-unsur dan membantu mereka berpindah dari orang ke orang. Lapisan itu kemudian meleleh pada suhu 22 derajat Celcius. Hal ini cukup masuk akal karena lapisan perlu meleleh di tubuh agar virus dapat menginfeksi sel hidup. \n\n Seseorang dapat dengan mudah tertular flu jika mereka tidak sengaja menghirup percikan air liur di udara, yang dikeluarkan pengidap ketika bersin atau batuk. Selain itu, menyentuh mulut atau hidung setelah memegang benda yang terkena percikan air liur pengidap flu dapat menyebabkan kamu tertular flu. Oleh karena itu, penyebaran flu bisa dihentikan dengan cara menjaga kebersihan diri dan menjalani gaya hidup sehat. \n\n Perhatikan Gejala Awal Flu \n\n Gejala umum dari serangan flu antara lain demam, pilek, hidung tersumbat, dan sakit kepala. Meskipun gejalanya tidak jauh beda dengan gejala batuk pilek biasa, gejala flu bisa terasa lebih parah dan sering menyerang tiba-tiba. Oleh karena itu, pengidapnya wajib untuk beristirahat di rumah terlebih dahulu hingga keadaan membaik. \n\n Jika kamu merasakan gejala yang disebutkan di atas, maka kamu bisa segera minum obat yang mengandung bahan aktif seperti Phenylpropanolamine HCl, Paracetamol, Salicylamide, Chlorpheniramine maleate, Ascorbic acid yang bekerja mengatasi flu, sinus, dan alergi. Atau bisa kunjungi dokter kesayangan anda di RS Hermina Grand Wisata. \n\n Lakukan Pencegahan dari Infeksi Virus \n\n Hal yang penting untuk dilakukan adalah melindungi diri dan keluarga dari infeksi virus. Pasalnya, flu bisa menyebabkan gejala yang berat dan berpotensi menyebabkan komplikasi. Tidak hanya itu, virus flu bisa ditularkan dari orang ke orang. Jadi, pastikan kamu sering mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol. Selain itu, hindari menyentuh hidung dan mulut dengan tangan. \n\n Virus flu juga dapat hidup pada permukaan dan benda keras selama dua hingga delapan jam. Jadi, gunakan tisu atau semprotan desinfektan pada permukaan yang biasa disentuh di rumah atau di tempat kerja untuk melindungi diri kamu dari virus penyebab flu. \n\n Sementara itu, jika kamu tengah merawat seseorang yang terserang flu, kenakan masker untuk melindungi diri. Kamu juga bisa membantu menghentikan penyebaran flu dengan menutupi batuk dan bersin. Cara terbaik adalah arahkan batuk atau bersin ke siku, bukan ke tangan kamu. \n\n Referensi: \n\n Healthline. Diakses pada 2020. What Causes the Flu? \n\n Curiosity. Diakses pada 2020. Why Do People Get Sick When the Seasons Change? \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 29 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
PERBEDAAN GEJALA FLU BIASA DAN COVID 19<\/a><\/h3>
Dalam beberapa kasus, gejala Covid-19 akan mirip dengan gejala flu biasa. Namun, tak menutup kemungkinan akan memiliki gejala yang berbeda. Misalnya, salah satu gejala Covid-19 yang paling umum adalah demam. Gejala ini tidak selalu terjadi pada penderita flu biasa. Keduanya berkembang sebagai akibat dari virus pernapasan, menyebar dari orang ke orang melalui droplet yang berasal dari hidung dan mulut. Namun, penting untuk diingat bahwa keduanya berbeda. Seseorang dapat terkena Covid-19 akibat tertular virus SARS-CoV-2, yang merupakan jenis virus corona. \n\n \n\n Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui mengenai Covid-19, seperti dirangkum dari Pusat Pengendalian dan PencegahanPenyakit AS (CDC) : \n\n \n Memiliki Masa Inkubasi Potensial Yang Lebih Lama \n Memiliki Gejala Yang Lebih Bervariasi \n Memiliki Risiko Komplikasi Dan Kematian Yang Lebih Tinggi \n \n\n \n\n Oleh karena itu, penting untuk mengetahui perbedaan gejala antara Covid-19 dan flu biasa. Dengan mengetahui perbedaan gejalanya, seseorang dapat menentukan langkah terbaik dalam menanganinya Flu biasa akan memiliki gejala berikut : \n\n \n Hidung Meler Atau Tersumbat \n Bersin \n Sakit Tenggorokan \n Berkurangnya Indra Penciuman Atau Perasa \n Batuk Kelelahan \n \n\n \n\n Gejala-gejala tersebut juga dapat terjadi pada orang dengan Covid-19. Namun, COVID-19 juga dapat menyebabkan munculnya beberapa gejala lain berikut : \n\n \n Demam \n Sesak Napas \n Batuk Kering \n Kelelahan \n Sakit Kepala \n Nyeri Otot Atau Tubuh \n Kehilangan Bau Atau Rasa Baru \n Mual \n Diare \n \n\n \n\n Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada beberapa gejala kurang umum yang mungkin bisa muncul pada pasien Covid-19. Sebagai berikut : \n\n \n Ruam Kulit \n Konjungtivitis (Mata Merah) \n Panas Dingin \n Pusing \n Lekas marah \n Cemas, Atau Depresi \n Gangguan Tidur \n \n \n\n Demikian penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam beberapa kasus, gejala Covid-19 akan mirip dengan gejala flu biasa dan munculnya beberapa gejala yang bervariasi. \n\n dr. A Farih Raharjo,Sp.P \n\n Dokter Spesialis Paru RS Hermina Solo \n\n Hermina Hospitals : \nMobile Apps : Hermina Mobile Aplikasi \n\n Call Center : 1500488 \n\n www.herminahospitals.com \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 27 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
Influenza Like Illness<\/a><\/h3>
Influenza-Like Illness (ILI) secara klinis didefinisikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) oleh virus dengan gejala utama batuk kering, demam (sekitar 38,5°C), rasa lelah berlebihan dan mungkin pula disertai gejala lainnya, seperti nyeri otot (myalgia), meriang, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan. \n\n \n\n Manifestasi influenza sering kali tidak spesifik dan berupa kumpulan gejala yang dikenal sebagai ILI. Penelitian terbaru di negara Asia Tenggara menunjukkan influenza musiman menyebabkan penyakit yang berat dan memiliki beban penyakit atau bahkan lebih besar disbanding dengan negara dengan temperatur yang hangat atau lebih dingin. Kondisi ini secara umum diperparah dengan penyakit lainnya yang membuat pasien lebih rentan mengalami infeksi saluran napas yang berat. Kasus ILI baru yang lebih umum untuk anak pada segala usia. ILI didefinisikan sebagai kelainan respirasi akut dengan suhu tubuh lebih dari 38,5°C dan batuk dengan onset gejala dalam 10 hari terakhir. \n\n \n\n \n\n ETIOLOGI \n\n \n\n ILI disebabkan oleh infeksi virus influenza yang merupakan bagian dari family Orthomyxoviridae. Virus influenza terbagi dalam tiga tipe: A, B, dan C. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dan penanganan yang berbeda pula. Untuk mengetahui tingkat bahaya dan cara penanganan yang tepat, Anda terlebih dahulu perlu mengenal lebih lanjut jenis-jenis dari virus influenza. Berikut ini penjelasan singkat dari setiap tipe virus influenza. \n\n \n\n - Tipe A \n\n Influenza tipe A merupakan virus yang mampu menyerang hewan. Akan tetapi, sering kali virus influenza tipe ini juga menyerang manusia dan bisa menyebabkan kerusakan serius pada sistem pernapasan. Hewan jenis unggas merupakan penyebar utama virus ini pada hewan lain maupun manusia. Influenza tipe A merupakan virus influenza yang sering kali menjadi wabah di negara-negara tropis karena mampu tersebar tidak hanya melalui hewan unggas, tetapi juga melalui kontak antar manusia. \n\n \n\n - Tipe B \n\n Virus influenza tipe B merupakan virus yang hanya ditemui pada manusia. Tipe B memiliki tingkat bahaya yang lebih rendah dibandingkan dengan A, akan tetapi masih memiliki kemungkinan untuk berkembang menjadi virus mematikan. Influenza tipe ini digolongkan tidak memiliki potensi untuk menjadi wabah. \n\n \n\n - Tipe C \n\n Virus influenza tipe C merupakan jenis yang paling ringan jika dibandingkan dengan tipe lainnya. Virus ini hanya menyerang manusia dan tidak dapat menimbulkan kerusakan serius pada sistem pernapasan. Sama halnya dengan tipe B, virus ini juga tidak menyebabkan wabah. \n\n \n\n Virus ini biasanya menyerang tubuh melalui membran dalam hidung, mata, atau mulut. Setiap kali Anda menyentuh bagian-bagian ini dengan tangan Anda, maka Anda memiliki risiko untuk terjangkit virus influenza. Cegah hal ini dengan kebiasaan selalu mencuci tangan. Mencuci tangan dapat membunuh bakteri dan kuman, serta melenyapkan virus yang menempel. Tanamkan kebiasaan mencuci tangan ini sejak dini agar tubuh selalu terjaga dari penyakit. \n\n \n\n \n\n EPIDEMIOLOGI \n\n \n\n Di negara tropis seperti Indonesia, kejadian inflluenza dapat berlangsung sepanjang tahun, insidensi influenza tertinggi di Indonesia pada usia 0–4 tahun (82–114 per 100.000 populasi) diikuti anak usia 5–14 tahun (22–36 per 100.000 populasi). \n\n \n\n \n\n MANIFESTASI KLINIS \n\n \n\n Sesuai dengan definisi kasus ILI, manifestasi klinis ILI merupakan tanda dan gejala yang cenderung tidak terlalu spesifik berupa demam, gejala infeksi saluran napas (batuk, pilek, nyeri menelan, suara serak, bersin-bersin, sampai gangguan napas), serta gejala umum lainnya seperti nyeri kepala, nyeri badan, nyeri sendi, serta lemah badan. \n\n \n\n Pada anak usia <5 tahun, gejala gastrointestinal seperti nyeri perut, diare, atau konstipasi mungkin muncul. Keluhan demam tidak prominen pada pasien muda (usia <5 tahun) dan lansia \n\n \n\n \n\n PENEGAKAN DIAGNOSIS \n\n \n\n Pemeriksaan laboratorium darah yang lebih sederhana, darah rutin dan hitung jenis dapat membantu diagnosis influenza. Pasien dengan influenza umumnya menunjukkan gambaran leukopenia ringan dari pemeriksaan darah rutin dan limfopenia relatif (<21%) dari pemeriksaan hitung jenis. \n\n \n\n \n\n TATA LAKSANA \n\n \n\n - Terapi Antiviral \n\n Antiviral merupakan terapi ILI yang sebaiknya diberikan. Antiviral akan berguna jika diberikan dalam 48 jam pertama sejak gejala ILI muncul karena manfaatnya tidak maksimal jika diberikan pada pasien yang telah mengalami ILI lebih dari 48 jam. Pemberian terapi antiviral dilakukan selama maksimal 5 hari. \n\n \n\n Obat antiviral yang dapat menjadi pilihan adalah golongan neuraminidase inhibitor, oseltamivir, dan zanamivir. \n\n \n\n - Terapi Simtomatik/Suportif \n\n Terapi simtomatik diberikan pada pasien ILI untuk membantu mengurangi gejala yang ada. \n\n \n\n - Terapi Antipiretik \n\n Terapi ini dapat menjadi pilihan antara lain: (1) ibuprofen 10 mg/kgBB/dosis pemberian setiap 6–8 jam dan (2) asetaminofen 10–15 mg/kgBB/dosis setiap 4–6 jam. \n\n \n\n - Terapi Batuk \n\n Keluhan batuk juga sering kali menjadi perhatian orangtua mengingat keluhan ini sering kali mengganggu waktu tidur anak dan orangtua. belum ada penelitian yang membuktikan efektivitas dan keamanan obat tersebut pada anak usia <6 tahun. \n\n \n\n \n\n PENCEGAHAN \n\n \n\n Untuk pencegahan, Sahabat Hermina dapat melakukan vaksinasi Influenza, menjaga kebersihan saluran pernapasan dan Etika Batuk, serta menjaga kebersihan tangan. \n\n \n\n Segera konsultasikan kesehatan Anda kepada dr.Riyadi, Sp.A(K) yang merupakan Dokter Spesialis Anak Sub Spesialis Infeksi dan Penyakit Tropis di RS Hermina Pasteur jika Si Kecil memiliki gejala ILI sebelum kondisinya semakin parah. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 18 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Bahaya Penyakit yang Sering Muncul Saat Musim Hujan<\/a><\/h3>
Memasuki musim hujan dan banjir melanda, daya tahan tubuh biasanya menurun akibat peralihan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan, sehingga berbagai penyakit menular sering menjangkit dan semakin mudah menyebar. Berikut penyakit-penyakit yang biasa muncul di musim hujan beserta pembahasannya: \n\n \n\n 1. Influenza \n\n Flu disebabkan akibat adanya infeksi virus influenza. Virus ini menyebar melalui tetesan cairan tubuh seperti ingus ataupun air liur pengidap yang dapat ditularkan melalui mulut, hidung, ataupun tangan yang menyentuh benda terkontaminasi. \n\n \n\n Penularan flu dapat dicegah dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan yang bergizi secara teratur dan menggunakan masker saat bepergian atau berada di tempat keramaian. Namun, jika Anda telah mengalami influenza, penanganan yang harus dilakukan adalah rutin meminum air putih untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, istirahat yang cukup dan segera konsultasi ke dokter jika gejala bertambah berat. \n\n \n\n 2. Demam Berdarah Dengue (DBD) \n\n Penyakit akibat virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti kerap terjadi di musim hujan saat perkembangbiakan nyamuk meningkat. Ketika musim hujan dating, akan semakin banyak genangan air dan sampah yang dapat memicu berkembang baiknya nyamuk pembawa virus dengue ini. Penyakit ini ditandai dengan gejala sakit pada sekujur tubuh dan demam tinggi ini dapat berakibat komplikasi. \n\n \n\n 3. Diare \n\n Diare adalah kondisi yang ditandai dengan gejala frekuensi buang air besar yang meningkat dibandingkan kondisi biasanya dan tekstur tinja yang dikeluarkan berbentuk encer. Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada saat musim hujan dengan curah hujan yang tinggi, maka potensi terjadinya banjir juga akan meningkat. Oleh karena itu, ketersediaan air bersih menjadi terbatas dan potensial menimbulkan penyakit diare dengan disertai penularan yang cepat. \n\n \n\n Dilansir dalam laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), untuk menanggulangi penyakit diare, masyarakat disarankan untuk tetap waspada dengan melakukan beberapa hal berikut, yaitu membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan dan setelah buang air besar (BAB), merebus air minum hingga mendidih menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal dan segera hubungi petugas kesehatan terdekat bila mengalami gejala diare. \n\n \n\n 4. Leptospirosis \n\n Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) banjir juga berpotensi menimbulkan penyakit menular lainnya seperti leptospirosis. Penyakit leptospirosis adalah salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira. Dalam kebanyakan kasus, leptospirosis sering disebarkan oleh hewan mulai dari tikus, sapi, anjinh dan babi. Bakterinya bisa disebarkan lewat urine atau darah dari hewan yang telah terinfeksi. \n\n \n\n Di Indonesia, hewan yang kebanyakan dapat menularkan penyakit tersebut adalah tikus, melalui kotoran air kencingnya. Jika seseorang berada di sekitar tanah atau air tempat hewan yang terinfeksi buang air, kuman dapat menyerang tubuh mereka melalui luka di kulit, seperti goresan, luka terbuka, termasuk luka yang sudah mulai kering. \n\n \n\n 5. Demam Typhoid \n\n Demam Typhoid dalah penyakit yang perlu juga diwaspadai oleh masyarakat saat memasuki musim hujan. Faktor kebersihan makanan memegang peranan penting dalam terjangkitnya seseorang terhadapt penyakit ini akibat infeksi bakteri Salmonella typhi. Gejala demam typhoid yaitu berupa sakit kepala, mual, demam, diare dan berkurangnya nafsu makan. \n\n \n\n \n\n Selain beberapa penyakit menular yang telah dijabarkan di atas, dapat terjadi perburukan penyakit kronik yang memang sudah diderita sebelumnya karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan yang menimbulkan banjir. Oleh karena itu, mari kita jaga bersama kebersihan lingkungan dan juga kebersihan diri sendiri, dan jangan lupa untuk menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 18 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 23 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>