- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 28 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Untuk Anak Dengan Penyakit Ginjal, Apa penyebab penyakit ginjal kronis pada anak?<\/a><\/h3>
Ketika berfokus pada kesehatan anak, banyak dari kita, orang tua, ahli gizi, dokter anak, memiliki kecenderungan terhadap obesitas dan penyakit yang berhubungan dengan jantung. Fungsi ginjal juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan penting bagi orang tua untuk mengawasi fungsi ginjal anak-anak mereka saat memberi makan dan membesarkan. Sehingga menjadi penting untuk menciptakan kesadaran tentang penyakit ginjal yang rentan diderita anak, yang dapat mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, termasuk anak kecil, yang mungkin berada di bawah risiko gangguan/penyakit ginjal pada usia dini. \n\n Ketika orang tua pertama kali mendengar anak mereka menderita penyakit ginjal, mereka mungkin bertanya-tanya apa yang bisa mereka lakukan untuk mencegahnya. Perasaan ini biasa terjadi. Namun, dalam kebanyakan kasus, tidak mungkin ada orang yang tahu bahwa anak mereka akan terkena penyakit ginjal dan biasanya tidak ada yang bisa dilakukan untuk menghentikannya. Berfokus pada apa yang dapat dilakukan sekarang, seperti mendapatkan perawatan yang tepat, mengikuti saran dokter, bekerja dengan tim kesehatan anak dan mempelajari semua yang bisa tentang penyakit ini, adalah cara terbaik untuk membantu anak setelah diagnosis. \n\n Ginjal terdiri dari jutaan unit penyaringan kecil yang disebut nefron dan terletak tepat di bawah tulang rusuk di kedua sisi tulang belakang. Tugas ginjal adalah membersihkan darah, menjaga keseimbangan garam dan air, dan membantu mengatur tekanan darah dan sel darah merah. Cairan ekstra dan limbah yang dikeluarkan ginjal dari darah diteruskan ke kandung kemih dan kemudian keluar dari tubuh sebagai urin. \n\n Ada banyak jenis penyakit ginjal yang menyerang anak-anak. Beberapa bersifat sementara dan dapat diobati. Bentuk lain dari penyakit ginjal bersifat jangka panjang dan dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan pencapaian psikososial/pendidikan anak. \n\n Berbagai penyakit ginjal meliputi: \n\n \n Kelainan bawaan atau cacat lahir, seperti memiliki ginjal yang tidak terbentuk dengan baik, satu ginjal, ginjal dengan fungsi berkurang, atau ginjal yang tidak mengalir dengan baik ke kandung kemih \n Penyakit ginjal polikistik dan sindrom Alport, contoh penyakit ginjal herediter, yang berarti diturunkan dalam keluarga Lupus, vaskulitis (radang pembuluh darah), hipertensi yang tidak terkontrol, dan diabetes, yang dianggap sebagai penyakit ginjal sistemik \n Gangguan penyaringan ginjal dan sindrom nefrotik, kondisi yang menyebabkan protein bocor ke dalam urin \n \n\n Penyakit ginjal akut dapat disebabkan oleh: \n\n Kurangnya aliran darah ke ginjal untuk jangka waktu tertentu, seperti karena kehilangan darah, pembedahan, atau syok \n\n \n Penyumbatan di saluran kemih \n Mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan masalah ginjal \n Setiap kondisi yang dapat memperlambat atau menghalangi oksigen dan darah ke ginjal, seperti henti jantung \n Sindrom uremik hemolitik. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi E.coli. Gagal ginjal berkembang karena struktur kecil dan pembuluh darah di ginjal tersumbat. \n Glomerulonefritis. Ini adalah jenis penyakit ginjal yang terjadi di bagian ginjal yang disebut glomeruli. Glomeruli menjadi meradang dan merusak cara ginjal menyaring urin. \n \n\n Jika Anak mengalami gejala ringan langsung konsultasikan dengan dokter dan dapatkan saran yang relevan mengenai kemungkinan perawatan pencegahan dini. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Manado<\/a><\/li>
- 21 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
MENGENAL TENTANG PENYAKIT GINJAL<\/a><\/h3>
Ginjal merupakan salah satu organ penting pada tubuh yang berfungsi menyaring limbah dan cairan dari darah untuk dikeluarkan melalui urin. Sebagai bagian dari saluran kemih, ginjal memiliki beberapa peran yaitu membersihkan darah dari racun, zat sisa dan kelebihan cairan serta membantu memproduksi urin, menjaga keseimbangan garam dan mineral dalam darah, dan membantu mengatur tekanan darah. \n\n Kerusakan ginjal menyebabkan produk limbah dan zat-zat berbahaya pada tubuh. Kondisi tersebut dapat menyebabkan beberapa masalah seperti pembengkakan di pergelangan kaki, muntah, lemah , susah tidur hingga sesak nafas. \n\n Sakit ginjal ini juga dapat dipicu oleh sejumlah masalah kesehatan lainnya misalnya tekanan darah tinggi (hipertensi) dan diabetes. Artinya orang yang mempunyai kedua penyakit tersebut beresiko lebih tinggi terkena penyakit ginjal meskipun sebelumnya fungsi ginjal mereka normal. \n\n Penyakit ginjal ini sering sekali terlambat diketahui oleh penderita, sebagian dari mereka menyadari saat telah mengalami gagal ginjal. Sedikitnya dari informasi yang didapatkan 10 persen penderita penyakit ginjal kronis yang sadar mengenai masalah kesehatannya. \n\n Adapun macam-macam penyakit ginjal yang paling umum terjadi : \n\n \n Gagal Ginjal Kronis \n Gagal Ginjal Akut \n Batu Ginjal \n Kista Ginjal \n Glomerulonephritis \n \n\n Penyakit ginjal pun gejala dan komplikasi bisa muncul seiring dengan kemajuan stadium penyakit ini. Stadium pada penyakit ginjal yakni : \n\n 1. Stadium 1 (kehilangan fungsi ginjal normal atau minimal) \n\n Kerusakan ginjal sangat ringan dengan GFR 90 mL/min/1.73 m2 atau lebih. \n\n Pada tahap ini tak ada gejala yang muncul namun mungkin ada indikasi kerusakan ginjal \n\n dalam tes seperti adanya protein pada urin atau perubahan fisik ginjal pada sonogram. \n\n \n\n 2. Stadium 2 (fungsi ginjal berkurang ringan atau sedang) \n\n Pada tahap ini kerusakan ginjal ringan dengan GFR antara 60 dan 89ml/menit/1.73 m2. \n\n Tingkat filtrasi ginjal sedikit di bawah standar. \n\n Pada tahap ini tak ada gejala yang muncul, namun indikasi tertentu mungkin menjadi lebih jelas seperti adanya protein dalam urin atau muncul kerusakan fisik pada ginjal. \n\n \n\n 3. Stadium III (kehilangan fungsi ginjal sedang sampai berat) \n\n Tahap ini, ginjal tak bekerja secara efisien sebagaimana seharusnya. \n\n GFR, yakni antara 30 dan 59 ml/menit/1.73 m2. \n\n Gejala tahap ini mulai terlihat jelas seperti kelelahan, pembengkakan tangan dan kaki \n\n \n\n 4. Stadium IV (fungsi ginjal sangat berkurang) \n\n Pada tahap ini ginjal rusak parah dengan GFR antara 15 dan 29 m/menit/1.73 m2.Gejala yang muncul seperti kelelahan, bengkak dan sakit punggung yang bisa memburuk dan mengakibatkan komplikasi seperti anemia, tekanan darah tinggi dan penyakit tulang. \n\n \n\n 5. Stadium V (gagal ginjal) \n\n Ginjal mendekati atau gagal total dengan GFR kurang dari 15 ml/menit/1.73 m2. \n\n Pada tahap ini gejala terlihat jelas seperti kehilangan nafsu makan, muntah, mual, kram otot, bengkak di tangan dan kaki, sakit punggung, buang air kecil lebih atau kurang dari biasanya, sulit tidur, susah bernapas, dan kulit gatal. \n\n \n\n Pencegahan penyakit ginjal dapat dilakukan sedari dini dengan menerapkan perubahan gaya hidup. Pola hidup sehat adalah panduan yang wajib dijalani penderita penyakit ginjal. Gaya hidup sehat tidak terlepas dari pola makan yang bergizi. \n\n \n\n Itulah sekilas pandangan mengenai penyakit ginjal dan gagal ginjal yang kita ketahui. Segera kenali gejala dan komunikasikan dengan dokter terkait kesehatan anda sedari dini. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 30 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
Penyebab, Ciri, Dan Cara Pencegahan Stunting Pada Anak<\/a><\/h3>
Stunting pada anak adalah kondisi dimana anak mengalami gangguan tubuh kembang. Anak yang mengalami masalah ini tubuhnya lebih pendek dibandingkan anak seusianya dan mengalami keterlambatan dalam konsentrasi dan berpikir. \n\n Ada banyak hal yang menjadi penyebab stunting, umumnya disebabkan oleh asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan nutisi dan gizi anak. Hal ini bisa disebabkan karena aspek minimnya pengetahuan hingga masalah ekonomi. \n\n Bagi para orang tua penting untuk mengetahui, mewaspadai, dan melakukan pencegahan. Karena tidak hanya membuat tubuh anak pendek, stunting bisa berdampak buruk pada kondisi anak. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan stunting pada anak berikut ini! \n\n Penyebab dan Ciri-Ciri Stunting \n\n Penyebab utama stunting bisa karena gizi buruk sejak anak masih dalam kandungan hingga berumur 2 tahun. Ada banyak hal mengapa bisa terjadi gizi buruk, seperti: \n\n \n Ibu tidak memiliki pengetahuan mengenai nutrisi yang baik untuk kesehatan janin. \n Terjadi infeksi yang berulang atau kronis yang dialami anak sejak bayi. \n Sanitasi dan air bersih yang juga buruk. \n Ketersediaan kakus yang menjadi penyebab terjadi infeksi. Sehingga beresiko anak terserang diare dan cacingan. \n Terbatasnya layanan kesehatan. \n \n\n Selain tubuh yang pendek, di bawah rata-rata usianya, ada juga ciri-ciri lainnya yang menandakan anak masuk dalam stunting, yaitu: \n\n \n Pertumbuhannya lambat, \n Wajah terlihat lebih muda dibandingkan dengan anak-anak seusianya, \n Performa buruk, terutama kemampuan konsentrasi, fokus dan memori, \n Pertumbuhan gigi lambat, \n Di saat usia anak 8 – 10 tahun jadi lebih pendiam, tidak mau atau tidak banyak melakukan kontak mata ke orang di sekitarnya, \n Berat badan menurun atau tidak naik, \n Untuk anak perempuan mengalami perkembangan yang terhambat, seperti: menstruasi yang terlambat, \n Anak mudah terkena penyakit dan berbagai masalah infeksi. \n \n\n Dampak Stunting Terhadap Kesehatan Anak \n\n Masalah stunting dapat mempengaruhi anak dari ia masih kecil hingga dewasa. Dampak dalam jangka pendek bisa menyebabkan metabolisme, perkembangan otak, dan perkembangan fisiknya terganggu. \n\n Jika dlihat sekilas, mungkin proporsi tubuh anak terlihat normal. Namun jika diperhatikan dengan saksama ia lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya. \n\n Semakin anak bertambah usia, stunting bisa menimbulkan berbagai masalah, seperti: \n\n \n Kecerdasan anak menurun, bahkan bisa berada di bawah rata-rata, sehingga prestasi belajar di sekolah tidak maksimal. \n Anak mudah sakit karena sistem imun tubuhnya tidak baik. \n \n\n Sedangkan dampak dalam jangka panjang, anak beresiko terkena penyakit stroke, diabetes, jantung, obesitas, hipertensi, dan kanker. \n\n Cara Mencegah Stunting Pada Anak \n\n Dampak gangguan akibat stunting bisa menghantui anak hingga ia dewasa. Oleh sebab itu perlu dilakukan pencegahan. Asupan makanan bergizi dan bernutrisi merupakan kunci penting untuk pencegahan. \n\n Berikut ini beberapa hal penting yang harus diketahui untuk mencegah terjadinya stunting: \n\n \n Ibu hamil memperhatikan asupan makanan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan selama masa kehamilan dan saat menyusui. \n Rutin memeriksa kesehatan kehamilan dan pertumbuhan anak setelah lahir. \n Memberikan makanan yang bergizi pada anak, seperti memberikan ASI saat ia masih bayi sampai usia maksimal 2 tahun. \n Mencukupi kebutuhan nutrisi seiring bertambah usianya. \n Menerapkan gaya hidup sehat dan bersih, seperti: mencuci tangan sebelum dan setelah beraktivitas, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, dsb. \n Mengikuti program imunisasi, khususnya imunisasi dasar. \n \n\n Mencegah terjadinya stunting pada anak perlu dukungan semua pihak, bukan hanya tanggung jawab ibu. Apabila anak memperlihatkan gejala stunting, alangkah baiknya segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. \n\n Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar stunting anak kepada dokter spesialis anak di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 30 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 21 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>