- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 08 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Tahu Gak Sih Cara Penularan Meningitis dan Pencegahannya?<\/a><\/h3>
\n\n Menigitis Salah satu penyakit yang cukup serius. Sebab, penyakit ini telah merenggut nyawa dua artis Olga Syahputra dan Glenn Fredly. \n\n Maka dari itu, masyarakat harus paham mengenai penyakit ini atau gejala meningitis. Seperti apa penyakit meningitis? \n\n disebabkan oleh virus, bakteri, hingga jamur, maka penyakit ini dapat menular dari satu orang ke orang lain. Dengan begitu, Anda perlu mengetahui melalui apa saja penularan meningitis yang dapat terjadi. Ini penting diperhatikan karena penularan dapat terjadi kapan saja dan dari siapa saja. \n\n \n\n Definisi \n\n Meningitis adalah radang pada selaput yang melindungi otak dan tulang belakang. \n\n Apa penyebabnya? \n\n Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur. Pada anak-anak paling sering ditemukan akibat kuman TBC. \n\n Tanda dan gejala \n\n \n Sakit kepala hebat dan demam tinggi mendadak (gejala awal yang sering) \n Perubahan pada tingkat kesadaran \n Kaku leher \n Tampak sering kebingungan \n Sensitif yang berlebihan pada cahaya dan suara \n Kejang \n Nadi cepat, napas tidak teratur \n Muntah \n Sulit dibangunkan \n \n\n Diagnosa meningitis \n\n Segera setelah terdapat kecurigaan akan meningitis dari anamnesa dan pemeriksaan fisik, harus segera dilakukan pemeriksaan \n\n \n Ct scan kepala , untuk mengkonfirmasi atau menyingkirkan adanya penyebab lain (abses, tumor, perdarahan) \n Pungsi lumbal, untuk menemukan penyebab meningitis melalui pemeriksaan cairan serebro spinal \n \n\n Komplikasi \n\n Kemungkinan terjadinya komplikasi semakin besar bila pengobatan diberikan terlambat, tidak selesai atau pasien tidak mengalami perbaikan klinis setelah terapi pada minggu pertama. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah \n\n \n Ventrikulitis \n Hydrocephalus \n Perdarahan \n Syok \n Gangguan elektrolit \n \n\n Pengobatan \n\n Setelah ditentukan diagnose , dokter akan memberikan pengangan meningitis sesuai dengan penyebab meningitis yaitu \n\n \n pemberian obat-obatan antibiotik ataupun antivirus. \n Operasi dilakukan bila terjadi komplikasi dari meningitis tersebut \n \n\n Pencegahan \n\n \n Menjaga kesehatan \n Jika menderita otitis media atau TBC, habiskan obat yang diberikan \n Vaksin anak dengan lengkap \n \n\n \n\n Semakin terlambat disadari dan terdeteksi, maka semakin lama pula proses penyembuhannya. Hal ini karena penyebaran virus penyakit tersebut telah meluas. \n\n Virus dan bakteri yang menyebabkan meningitis ini akan mudah menyebar melalui aliran darah lalu berpindah ke sumsum tulang belakang hingga otak. \n\n "Banyak faktor penyerta yang dapat menyebabkan meningitis, tidak hanya berpatokan pada imunitas yang menurun. Contohnya seperti infeksi gigi yang tidak segera ditangani yang bisa menjalar ke otak," jelasnya. \n\n Dikatakan, penyakit ini dapat menyebabkan kematian karena inflamasi atau peradangan yang memunculkan pembengkakan. Kemudian akan membuat massa otak bertambah. \n\n Saat salah satu bagian dari otak mengalami penambahan volume, hal tersebut akan menyebabkan peningkatan tekanan pada otak atau disebut dengan tekanan intrakranial. \n\n Tentunya, otak adalah pusat segalanya bagi tubuh. Jika infeksi terhadap suatu penyakit menyebar, maka akan berimbas pada pusat koordinasi. \n\n Karenanya, ia mengimbau jika dirasa terdapat gejala yang tidak biasa dan terus menerus, masyarakat harus segera memeriksakan diri. Hal itu sebagai upaya untuk mendeteksi penyakit yang mungkin berbahaya. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 12 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Apa itu Dermatofitosis?<\/a><\/h3>
Menurut dr. Anggana Rafika, SpDV, dokter kulit dan kelamin RS Hermina Bitung, dermatofitosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kolonisasi jamur dermatofit yang menyerang jaringan yang mengandung keratin seperti stratum korneum kulit, rambut dan kuku pada manusia dan hewan. Penyakit dermartofitosis ini sangat mudah dijumpai karena tingginya angka pertumbuhan jamur di Indonesia yang disebabkan oleh iklim dan letak geografis yang sangat mendukung. \n\n \n\n Penyakit ini bersifat kronik dan residif yang dapat mengganggu kenyamanan dan menurunkan kualitas hidup. Insidensi penyakit di Indonesia berkisar 2,93-27,6 persen. Dermatofitosis adalah infeksi jamur dermatofit yang menyerang epidermis bagian superfisial (stratum korneum), kuku dan rambut. \n\n \n\n Golongan jamur ini bersifat mencernakan keratin, dermatofita termasuk kelas fungi imperfecti. Gambaran klinik jamur dermatofita menyebabkan beberapa bentuk klinik yang khas, satu jenis dermatofita menghasilkan klinis yang berbeda tergantung lokasi anatominya. \n\n \n\n Dermatofita merupakan kelompok taksonomi jamur kulit superfisial yang terdiri dari 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Kemampuannya untuk membentuk ikatan molekuler terhadap keratin dan menggunakannya sebagai sumber makanan menyebabkan mereka mampu berkolonisasi pada jaringan keratin. \n\n \n\n Dermatofitosis tersebar diseluruh dunia dengan prevalensi berbeda-beda pada tiap Negara.12Penelitian World Health Organization (WHO) terhadap insiden dari infeksi dermatofit menyatakan 20 persen orang dari seluruh dunia mengalami infeksi kutaneus dengan infeksi tinea korporis merupakan tipe yang paling dominan dan diikuti dengan tinea kruris, pedis, dan onikomikosis. \n\n \n\n \n\n Bagaimana cara penularannya? \n\n \n\n Penularan melalui kontak langsung dengan agen penyebab. Sumber penularan dapat berasal dari manusia (jamur antropofilik), binatang (jamur zoofilik) atau dari tanah (jamur geofilik) yang penyebarannya sering terjadi ketika bertukar pakaian, alat olahraga, handuk, atau sprei dengan orang yang membawa jamur. \n\n \n\n \n\n Apa saja gejala dermatofitosis? \n\n \n\n Keluhan pada sebagian besar infeksi dermatofita, pasien datang dengan bercak merah bersisik yang gatal. Adanya riwayat kontak dengan orang yang mengalami dermatofitosis. \n\n \n\n \n\n Apa saja faktor risikonya? \n\n \n\n Ada beberapa faktor risiko dermatofitosis, yaitu: \n\n \n Lingkungan yang lembab dan panas \n Imunodefisiensi \n Obesitas \n Diabetes Melitus \n \n\n \n\n Jamur dermatofitosis di tubuh biasanya berada di titik berikut: \n\n 1. Kepala \n\n 2. Wajah \n\n 3. Dagu/jenggot \n\n 4. Badan \n\n 5. Area genetalia \n\n 6. Tangan \n\n 7. Kaki \n\n \n\n \n\n Apa saja gejala yang muncul saat tertular Dermatofosis? \n\n \n\n Saat tertular jamur dermatofosis, biasanya akan muncul gejala seperti: \n\n 1. Munculnya bercak kemerahaan yang dirasa meluas dan makin gatal jika berkeringat. \n\n 2. Bila gejala di kepala akan terjadi kerontokan pada rambut dan terlihat sisik seperti ketombe yang menebal atau nanah kekuningan. \n\n 3. Bila gejala di kaki terutama di sela jari kaki akan ada warna keputihan atau kemerahan. \n\n \n\n \n\n Bagaimana cara penanganan untuk dermatofitosis? \n\n \n\n Untuk menangani dermatofitosis, Sahabat Hermina dapat melakukan: \n\n 1. Jangan biarkan kulit terlalu lembap karena jamur akan mudah tumbuh \n\n 2. Jangan lupa mandi 2 kali sehari \n\n 3. Jaga kesehatan tubuh dan lingkungan \n\n 4. Makan makanan yang bergizi dan minum air mineral 8-12 gelas sehari untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. \n\n 5. Menjaga kebersihan dan pemakaian handukpakaian secara bersamaan harus dihindari. \n\n 6. Gunakan pakaian yang longgar. Ganti kaos kaki dan pakaian dalam setidaknya sehari sekali. \n\n 7. Jagalah kulit Anda agar tetap bersih dan kering, serta selalu keringkan tubuh Anda setelah mandi. \n\n 8. Jika Anda memiliki kaki atlet, gunakan kaos kaki sebelum memakai pakaian dalam, sehingga jamur tidak tersebar dari kaki ke selangkangan Anda. \n\n \n\n Dermatofosis sangat menggganggu dan dapat menyebar di bagian tubuh lainnya, sahabat hermina harus waspada dan turut serta dalam pencegahan dermatofosis dengan cara: \n\n 1. Pakailah pakaian pelindung ketika harus melakukan pekerjaan yang berisiko terpapar. \n\n 2. Hindari kulit kering. untuk mencegah kulit kering dapat dengan mmebersihkan diri dengan mandi yang bersih jangan teralu cepat karena sabun juga dapat menempel yang membuat kulit kering hindari dari air yang sangat panas \n\n 3. Gunakan pembersih yang lembut dan tidak berbusa. Pilih pembersih yang tidak mengandung deterjen dan parfum karena zat tersebut bisa membuat kulit kering. \n\n 4. Keringkan tubuh dengan lembut. Setelah mandi, tepuk lembut kulit dengan handuk lembut. \n\n 5. Gunakan pelembab saat kulit masih basah, oleskan minyak, krim atau lotion untuk melembapkan kulit. \n\n \n\n \n\n Jadi, bila Sahabat Hermina Bitung mengalami gejala seperti ini dapat langsung dikonsultasikan ke dokter spesialis kulit dan kelamin agar dapat segera menerima penanganan. \n\n \n\n Menurut dr. Anggana Rafika, SpDV, dokter kulit dan kelamin RS Hermina Bitung, dermatofitosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kolonisasi jamur dermatofit yang menyerang jaringan yang mengandung keratin seperti stratum korneum kulit, rambut dan kuku pada manusia dan hewan. Penyakit dermartofitosis ini sangat mudah dijumpai karena tingginya angka pertumbuhan jamur di Indonesia yang disebabkan oleh iklim dan letak geografis yang sangat mendukung. \n\n \n\n Penyakit ini bersifat kronik dan residif yang dapat mengganggu kenyamanan dan menurunkan kualitas hidup. Insidensi penyakit di Indonesia berkisar 2,93-27,6 persen. Dermatofitosis adalah infeksi jamur dermatofit yang menyerang epidermis bagian superfisial (stratum korneum), kuku dan rambut. \n\n \n\n Golongan jamur ini bersifat mencernakan keratin, dermatofita termasuk kelas fungi imperfecti. Gambaran klinik jamur dermatofita menyebabkan beberapa bentuk klinik yang khas, satu jenis dermatofita menghasilkan klinis yang berbeda tergantung lokasi anatominya. \n\n \n\n Dermatofita merupakan kelompok taksonomi jamur kulit superfisial yang terdiri dari 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Kemampuannya untuk membentuk ikatan molekuler terhadap keratin dan menggunakannya sebagai sumber makanan menyebabkan mereka mampu berkolonisasi pada jaringan keratin. \n\n \n\n Dermatofitosis tersebar diseluruh dunia dengan prevalensi berbeda-beda pada tiap Negara.12Penelitian World Health Organization (WHO) terhadap insiden dari infeksi dermatofit menyatakan 20 persen orang dari seluruh dunia mengalami infeksi kutaneus dengan infeksi tinea korporis merupakan tipe yang paling dominan dan diikuti dengan tinea kruris, pedis, dan onikomikosis. \n\n \n\n \n\n Bagaimana cara penularannya? \n\n \n\n Penularan melalui kontak langsung dengan agen penyebab. Sumber penularan dapat berasal dari manusia (jamur antropofilik), binatang (jamur zoofilik) atau dari tanah (jamur geofilik) yang penyebarannya sering terjadi ketika bertukar pakaian, alat olahraga, handuk, atau sprei dengan orang yang membawa jamur. \n\n \n\n \n\n Apa saja gejala dermatofitosis? \n\n \n\n Keluhan pada sebagian besar infeksi dermatofita, pasien datang dengan bercak merah bersisik yang gatal. Adanya riwayat kontak dengan orang yang mengalami dermatofitosis. \n\n \n\n \n\n Apa saja faktor risikonya? \n\n \n\n Ada beberapa faktor risiko dermatofitosis, yaitu: \n\n \n Lingkungan yang lembab dan panas \n Imunodefisiensi \n Obesitas \n Diabetes Melitus \n \n\n \n\n Jamur dermatofitosis di tubuh biasanya berada di titik berikut: \n\n 1. Kepala \n\n 2. Wajah \n\n 3. Dagu/jenggot \n\n 4. Badan \n\n 5. Area genetalia \n\n 6. Tangan \n\n 7. Kaki \n\n \n\n \n\n Apa saja gejala yang muncul saat tertular Dermatofosis? \n\n \n\n Saat tertular jamur dermatofosis, biasanya akan muncul gejala seperti: \n\n 1. Munculnya bercak kemerahaan yang dirasa meluas dan makin gatal jika berkeringat. \n\n 2. Bila gejala di kepala akan terjadi kerontokan pada rambut dan terlihat sisik seperti ketombe yang menebal atau nanah kekuningan. \n\n 3. Bila gejala di kaki terutama di sela jari kaki akan ada warna keputihan atau kemerahan. \n\n \n\n \n\n Bagaimana cara penanganan untuk dermatofitosis? \n\n \n\n Untuk menangani dermatofitosis, Sahabat Hermina dapat melakukan: \n\n 1. Jangan biarkan kulit terlalu lembap karena jamur akan mudah tumbuh \n\n 2. Jangan lupa mandi 2 kali sehari \n\n 3. Jaga kesehatan tubuh dan lingkungan \n\n 4. Makan makanan yang bergizi dan minum air mineral 8-12 gelas sehari untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. \n\n 5. Menjaga kebersihan dan pemakaian handukpakaian secara bersamaan harus dihindari. \n\n 6. Gunakan pakaian yang longgar. Ganti kaos kaki dan pakaian dalam setidaknya sehari sekali. \n\n 7. Jagalah kulit Anda agar tetap bersih dan kering, serta selalu keringkan tubuh Anda setelah mandi. \n\n 8. Jika Anda memiliki kaki atlet, gunakan kaos kaki sebelum memakai pakaian dalam, sehingga jamur tidak tersebar dari kaki ke selangkangan Anda. \n\n \n\n Dermatofosis sangat menggganggu dan dapat menyebar di bagian tubuh lainnya, sahabat hermina harus waspada dan turut serta dalam pencegahan dermatofosis dengan cara: \n\n 1. Pakailah pakaian pelindung ketika harus melakukan pekerjaan yang berisiko terpapar. \n\n 2. Hindari kulit kering. untuk mencegah kulit kering dapat dengan mmebersihkan diri dengan mandi yang bersih jangan teralu cepat karena sabun juga dapat menempel yang membuat kulit kering hindari dari air yang sangat panas \n\n 3. Gunakan pembersih yang lembut dan tidak berbusa. Pilih pembersih yang tidak mengandung deterjen dan parfum karena zat tersebut bisa membuat kulit kering. \n\n 4. Keringkan tubuh dengan lembut. Setelah mandi, tepuk lembut kulit dengan handuk lembut. \n\n 5. Gunakan pelembab saat kulit masih basah, oleskan minyak, krim atau lotion untuk melembapkan kulit. \n\n \n\n \n\n Jadi, bila Sahabat Hermina Bitung mengalami gejala seperti ini dapat langsung dikonsultasikan ke dokter spesialis kulit dan kelamin agar dapat segera menerima penanganan. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 13 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Infeksi Jamur<\/a><\/h3>
Dewasa ini, banyak orang terkena penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Jamur sendiri merupakan organisme primitif yang hidup di sekitar lingkungan kita, seperti udara, tanah, bahkan air. Beberapa jenis jamur bisa hidup di dalam tubuh manusia. Sebagian besar jamur berkembang biak dengan spora yang dapat tersebar di udara. Itu sebabnya, infeksi jamur paling sering menyerang bagian luar tubuh kita. \n\n Bila Sahabat Hermina sering beraktifitas dan berkeringat lebih mungkin terkena infeksi jamur kulit, terutama apabila tidak berhati-hati dalam menjaga kebersihan diri. \n\n \n\n Jenis dan Gejala Infeksi Jamur Kulit yang Perlu Diketahui \n\n Berikut adalah jenis-jenis infeksi jamur kulit yang paling sering ditemukan: \n\n - Dermatofitosis \n\n Infeksi jamur ini berupa ruam pada kulit berbentuk lingkaran berwarna kemerahan dan gatal. Warna merah di bagian tepi lebih jelas, terlihat seperti cincin, dan berbatas tegas. Dapat menular, tetapi biasanya tidak menjadi parah. Bisa terdapat di kulit kepala, wajah, leher, atau di bagian tubuh lainnya. \n\n - Tinea pedis atau kurap kaki \n\n Gejalanya berupa kulit yang mengelupas dan pecah-pecah di bagian kaki, terdapat kulit yang melepuh dan berwarna merah, terasa gatal serta perih. Infeksi jamur ini banyak ditemukan pada kaki olahragawan yang sering terbungkus oleh kaos kaki dan lembap. Umumnya timbul pada sela-sela jari kaki. \n\n - Tinea cruris \n\n Tinea cruris muncul di bagian-bagian lipatan kulit yang lemab dan hangat, misalnya bagian bokong, selangkangan, dan alat kelamin. Bagian kulit yang terinfeksi akan tampak kemerahan dan gatal atau perih. Sering terjadi pada pria usia remaja dan dewasa, atau orang yang sering mengenakan celana ketat. \n\n - Kandidiasis kulit \n\n Infeksi ini disebabkan oleh jamur candida, dan dapat muncul di bagian tubuh mana pun, tetapi biasanya lebih mudah muncul di daerah yang hangat dan lembap, seperti selangkangan dan ketiak. Kulit yang terinfeksi terlihat kemerahan dan terasa gatal \n\n \n\n Bagaimana penyeberan infeksi jamur dapat terjadi? Menurut dr.Anggana Rafika,SpDV penyebaran dapat melalui : \n\n Antropoflik: \n\n Penyebaran dari manusia ke manusia. Ditularkan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lantai kolam renang dan udara. \n\n Zoofilik: \n\n Penyebaran dari hewan ke manusia. Ditularkan melalui kontak langsung maupun tidak langsung melalui bulu binatang yang terinfeksi dan melekat pakaian, rumah atau tempat tidur atau tempat makan dan minum hewan. \n\n Geofilik: \n\n Penyebaran dari tanah ke manusia. \n\n \n\n Apa yang meningkatkan risiko terkena infeksi jamur? Berikut adalah faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risiko Anda mengalami infeksi jamur yaitu: \n\n - Anak-anak yang berusia lebih muda dari 15 tahun; \n\n - Hidup di lingkungan yang lembap atau ramai; \n\n - Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau hewan yang sakit; \n\n - Berbagi pakaian, selimut atau handuk pada infeksi jamur kulit; \n\n - Melakukan olahraga yang melibatkan kontak kulit langsung; \n\n - Menggunakan pakaian ketat; \n\n - Sistem kekebalan tubuh yang lemah; \n\n - Mereka yang terinfeksi jamur mungkin rentan atau sebelumnya pernah terinfeksi jamur. \n\n \n\n Bagaimana cara pencegahannya? \n\n 1. Hindari kontak ketat dengan orang atau hewan peliharaan yang mengalami infeksi jamur \n\n 2. Jangan menggunakan handuk dan sisir, atau pakaian bergantian dengan penderita infeksi jamur \n\n 3. Hindari kondisi kelembabn yang berlebihan pada kulit \n\n 4. Gunakan pakaian longgar dengan bahan menyerap keringat \n\n 5. Setelah mandi, keringatan tubuh dengan baik agar tidak lembab \n\n \n\n Periksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin jika Anda mengalami gejala-gejala infeksi jamur yang telah disebutkan di atas. Yang terpenting, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar terhindar dari infeksi jamur. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 13 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 08 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>