- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 14 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Ketahui Dampak Kesehatan, Membiarkan Gigi Berlubang<\/a><\/h3>
Masih banyak masyarakat mengabaikan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan melakukan pemeriksaan secara rutin kesehatan gigi. Hal ini rentan berdampak mebuat kamu mengalami masalah gigi berlubang. Penanganan yang baru dilakukan jika rasa nyeri sudah menyerang dan mengganggu kenyamanan beraktivitas. Ya, sakit gigi memang sangat tidak menyenangkan, terlebih jika disebabkan karena masalah gigi berlubang. \n\n Gigi berlubang rentan terjadi pada anak. Namun, masalah kesehatan gigi dan mulut ini bisa terjadi pada orang dewasa yang tidak memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan gigi mereka. Sayangnya, gigi berlubang yang tidak segera mendapatkan penanganan atau tidak ditangani dengan benar dapat memicu infeksi pada jaringan tubuh. Jangan abaikan gigi yang berlubang, karena ini dampak yang akan kamu dapatkan. \n\n \n Nyeri yang tidak tertahankan \n \n\n Nyeri yang kamu rasakan bergantung pada seberapa besar lubang yang ada pada gigi. Bisa jadi, rasa sakitnya datang dan bertahan selama beberapa detik, kemudian menghilang. Namun, rasa sakit ini akan kembali datang dan dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Bukan tidak mungkin, rasa sakit ini menyalur hingga ke bagian kepala anda. \n\n \n Abses Gigi \n \n\n Gigi berlubang yang tidak ditangani bisa mengakibatkan terjadinya infeksi yang menyebar ke bagian jaringan lunak dari pulp, rahang, atau mulut. Infeksi yang sangat parah bisa menyebabkan munculnya abses atau kantong berisi nanah yang terlihat di sekitar gigi maupun gusi. Munculnya abses ini lebih karena adanya bakteri yang terakumulasi di dalam mulut. \n\n \n Masalah Gusi \n \n\n Gingivitis atau penyakit gusi muncul dengan gejala peradangan pada gusi yang diikuti dengan rasa nyeri hebat. Bahkan, penyakit ini bisa menyerang gusi sehat lainnya. Hal ini membuat gusi terlihat membengkak dan berwarna kemerahan, bahkan bisa mengeluarkan darah ketika kamu menyentuh atau menyikatnya. Pada kasus gigi berlubang yang parah, kamu pun bisa mengalami kondisi yang disebut periodontitis. \n\n \n Penyakit Jantung dan Stroke \n \n\n Apa hubungan antara gigi berlubang dan masalah jantung hingga stroke ? wah Ternyata, gusi yang mengalami luka memicu masuknya bakteri dimulut kedalam aliran darah, sehingga bisa mengakibatkan infeksi pada otot jantung bagian dalam . Begitu pula dengan resiko terjadinya stroke. Baik masalah jantung maupun stroke bisa berujung pada kematian, jadi benar – benar tidak boleh kamu sepelekan. \n\n \n Berpengaruh pada struktur rahang \n \n\n Gigi berlubang yang didiamkan dan tidak diobati dalam jangka waktu yang lama akan membuat infeksi yang terjadi semakin menyebar. Tidak hanya menyerang gigi sehat lainnya, infeksi ini juga bisa menyerang gusi. Tanpa adanya pengobatan, risiko terjadinya kerusakan tulang rahang pun sangat mungkin. Ini dapat terjadi apabila ada gigi ompong karena pembusukan gigi berlubang yang membuat gigi lain bergeser. Pergeseran ini memengaruhi struktur gigi dan rahang. \n\n ternyata, dampak dari gigi berlubang yang tidak segera diobati sangat membahayakan, ya? Bahkan, sampai ada yang mengancam nyawa. Inilah alasan kamu harus rutin memeriksakan kesehatan gigi, minimal setiap 6 bulan sekali, sehingga infeksi bisa dideteksi dini dan penanganan bisa dilakukan. RSU Hermina Medan memiliki dokter gigi umum dan spesialistik yang cukup lengkap, denga alat alat juga yang memadai, jadi segera bersihkan dan periksakan kesehatan gigi anda serta keluarga anda di RSU Hermina Medan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 01 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Hipertensi Pada Karyawan<\/a><\/h3>
Menjadi seorang workaholic mungkin tidak hanya mempengaruhi kehidupan sosial. Orang yang bekerja berjam-jam di kantor lebih mungkin menderita tekanan darah tinggi Komplikasi lainnya, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, mengakibatkan nyeri dada, serangan jantung, gagal jantung, detak jantung tidak teratur, atau stroke. Selain itu, hipertensi juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal hingga berujung pada gagal ginjal. \n\n Program di tempat kerja mempunyai potensi sebagai sarana sosialisasi. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi efektivitas program manajemen stres terstandar yang diberikan secara berkelompok di tempat kerja dalam mengurangi tekanan darah dibandingkan dengan peningkatan perawatan biasa. Stres kerja telah berulang kali dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. \n\n Pekerjaan yang kita lakukan mempengaruhi risiko hipertensi. Tiga faktor penentu hipertensi dalam pekerjaan telah diteliti secara ekstensif dalam beberapa dekade terakhir: Ketidakamanan kerja, Kehilangan pekerjaan, dan lingkungan kerja psikososial. Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena sebagian besar penyakitnya tidak menunjukkan gejala apa pun. Karyawan biasanya tidak melihat atau merasakan hipertensi sehingga perusahaan menggunakan strategi untuk melakukan skrining lebih banyak pada karyawan, mengidentifikasi mereka yang berisiko lebih baik, dan mendorong hasil yang lebih sehat dengan memotivasi karyawan berisiko tinggi untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. \n\n Bagaimana Pekerjaan Mempengaruhi Hipertensi \n\n \n Stres kerja dapat mengakibatkan ketegangan sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah \n Kebutuhan fisik – metabolisme akan meningkat ketika beban kerja berat dan pekerjaan menuntut fisik, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah \n Lingkungan kerja yang panas dan lembab – pekerjaan manual dapat menyebabkan keringat berlebih dan pelebaran pembuluh darah \n Penderita hipertensi mungkin lupa minum obat karena jadwal kerjanya yang padat, sehingga berdampak buruk pada efektivitas pengobatan. \n \n\n Tekanan darah tinggi merupakan kekhawatiran utama di tempat kerja. Memahami faktor risiko dalam pola makan, keturunan, dan gaya hidup, akan membantu karyawan mengambil langkah awal untuk memperbaiki kondisinya. Menjaga tekanan darah mereka akan meningkatkan kualitas hidup mereka di rumah dan di tempat kerja. Walaupun sudah melakukan berbagai cara mengobati hipertensi, Anda tetap melakukan tindakan pencegahan hipertensi agar gejala tekanan darah tinggi tidak muncul lagi di kemudian hari. \n\n Cara mencegah hipertensi yang bisa dilakukan, yakni: \n\n \n Kurangi konsumsi garam dan menjalani diet sehat \n Kurangi konsumsi alkohol dan kafein \n Kurangi berat badan jika diperlukan \n Olahraga secara teratur \n Istirahat yang cukup \n Kelola stres dengan baik \n \n\n Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi serius yang dapat menjurus ke berbagai masalah medis lainnya, seperti stroke dan penyakit jantung. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk segera berkonsultasi ke dokter seraya menjalani pola hidup yang tepat, bila Anda atau orang-orang terdekat Anda memiliki tekanan darah tinggi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 18 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kelelahan yang Berlebih Menjadi Risiko Tersembunyi Serangan Jantung<\/a><\/h3>
Kesehatan jantung adalah salah satu pilar utama kesejahteraan manusia. Jantung berperan penting dalam memompa darah ke seluruh tubuh, memastikan organ-organ menerima oksigen dan nutrisi yang diperlukan. Namun, kelelahan yang berlebihan dapat menjadi faktor yang memicu serangan jantung. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi secara mendalam mengenai hubungan antara kelelahan dan risiko serangan jantung, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil. \n\n Kelelahan dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Jantung \n\n \n Peningkatan tekanan darah, kelelahan yang berkepanjangan atau ekstrem dapat memicu peningkatan tekanan darah. Respons tubuh terhadap kelelahan adalah dengan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan darah, yang pada gilirannya, dapat menambah beban kerja jantung. Bagi individu dengan predisposisi terhadap penyakit jantung, peningkatan tekanan darah dapat menjadi pemicu serangan jantung. \n Pengaruh pada ritme jantung, kelelahan yang ekstrem dapat mempengaruhi ritme jantung. Ini terutama berlaku untuk individu dengan penyakit jantung atau gangguan irama jantung (aritmia). Kelelahan yang berlebihan dapat mengganggu konduksi listrik normal di jantung, menyebabkan ritme jantung menjadi tidak teratur atau bahkan terlalu cepat. Gangguan ritme jantung dapat menjadi pemicu serangan jantung. \n Gangguan sistem pembekuan darah, kelelahan yang ekstrem dapat mengganggu sistem pembekuan darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah di dalam pembuluh darah. Jika bekuan darah terbentuk dan menyumbat arteri, hal ini dapat menghambat aliran darah ke jantung, memicu serangan jantung. \n Melemahkan sistem imun, kelelahan kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini membuat individu lebih rentan terhadap infeksi dan peradangan. Infeksi dan peradangan dapat memperburuk penyakit jantung atau memicu serangan jantung pada individu yang sudah memiliki risiko. \n \n\n Pencegahan dan Pengelolaan \n\n Untuk mengurangi risiko serangan jantung yang terkait dengan kelelahan, ada beberapa langkah yang dapat diambil: \n\n \n Mengelola stress dan kelelahan, penting untuk mengenali tanda-tanda kelelahan dan memberikan diri anda waktu istirahat yang cukup. Berlatih teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengelola stres. \n Berolahraga teratur, olahraga yang teratur merupakan kunci untuk memperkuat jantung dan meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Lakukan aktivitas fisik dengan konsisten dan pilih olahraga yang sesuai dengan kemampuan fisik anda. \n Makan sehat, konsumsi makanan sehat yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral sangat penting untuk kesehatan jantung. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi, serta batasi konsumsi garam. \n Hindari kebiasaan buruk, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan penggunaan obat-obatan terlarang dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Hindarilah kebiasaan-kebiasaan ini atau berhenti jika Anda telah terbiasa melakukannya. \n Pemeriksaan kesehatan rutin, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan untuk memantau faktor-faktor risiko seperti tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah sangat penting. Ini memungkinkan deteksi dini dan intervensi yang tepat waktu. \n Konsultasi dengan dokter, jika anda memiliki riwayat penyakit jantung atau faktor risiko lainnya, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai langkah-langkah pencegahan yang tepat. \n \n\n Kelelahan yang berlebihan dapat berkontribusi pada risiko serangan jantung. Namun, dengan mengenali tanda-tanda kelelahan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko ini. Penting untuk memprioritaskan kesehatan jantung melalui gaya hidup sehat dan konsultasi dengan profesional kesehatan untuk saran yang lebih spesifik. Di RS hermina Purwokerto tersedia layanan spesialis Jantung yang Sahabat Hermina bisa konsultasikan. \n\n Untuk memudahkan mengakses pelayanan & pendaftaran di RS Hermina Purwokerto, berikut caranya: \n\n \n Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n Hubungi Call Center 1500488 \n Melalui website -> www.herminahospitals.com \n Melalui aplikasi Halodoc \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 31 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Apa itu Anemia Aplastik<\/a><\/h3>
Anemia aplastik terjadi ketika sumsum tulang tidak menghasilkan cukup sel darah merah dan putih, serta trombosit. Memiliki lebih sedikit sel darah merah menyebabkan hemoglobin turun. Hemoglobin adalah bagian darah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Memiliki lebih sedikit sel darah putih membuat lebih mungkin terkena infeksi. Dan memiliki trombosit yang lebih sedikit membuat darah menjadi terlalu encer. Ini berarti darah tidak dapat menggumpal sebagaimana mestinya. Gejala anemia aplastik biasanya berkembang selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, jadi tidak langsung menyadari adanya perubahan pada tubuh Anda. Dalam beberapa kasus, orang langsung mengalami gejala yang parah. Jika Anda mengalami gejala, itu mungkin termasuk: \n\n \n Infeksi virus yang sering terjadi dan berlangsung lebih lama dari biasanya \n Kelelahan \n Lebih mudah berdarah atau memar \n Merasa sesak napas (dispnea) \n Warna kulit yang lebih pucat dari biasanya \n Pusing \n Sakit kepala \n Demam \n \n\n Beberapa gejala anemia aplastik mirip dengan penyakit lain yang tidak terlalu serius. Mengalami pilek atau flu bukan berarti menderita anemia aplastik. Berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan jika sudah sakit selama beberapa minggu dan merasa sangat lelah sepanjang waktu. Darah terdiri dari sel-sel darah yang mengambang dalam plasma. Plasma sebagian besar terbuat dari air. Ini juga mencakup garam, protein, hormon, mineral, vitamin, dan nutrisi serta bahan kimia lain yang dibutuhkan tubuh. \n\n Apa saja 3 Tipe Dasar Sel Darah? \n\n \n Sel darah merah (RBC) juga disebut eritrosit. Mereka membentuk hampir separuh darah. Sel darah merah dipenuhi dengan protein hemoglobin yang mengambil oksigen di paru-paru dan membawanya ke sel-sel di seluruh tubuh \n Sel darah putih (WBC) juga disebut leukosit. Mereka melawan penyakit dan infeksi dengan menyerang dan membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh. Ada beberapa jenis sel darah putih, yang masing-masing melawan jenis kuman berbeda \n Trombosit disebut juga trombosit. Mereka adalah potongan kecil sel yang membantu pembekuan darah dan menghentikan pendarahan \n \n\n Pilihan Pengobatan untuk Anemia Aplastik \n\n Perawatan tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Beberapa bentuk anemia aplastik ringan tidak memerlukan pengobatan. Menghentikan pengobatan atau menjauhi kemungkinan bahan kimia mungkin disarankan. Banyak kasus sedang memerlukan transfusi darah dan trombosit. Transfusi umumnya diperlukan untuk kasus-kasus akut. Transplantasi sumsum tulang dapat digunakan untuk mengobati kasus yang parah. Prosedur ini menggantikan sel induk Anda dengan sel induk dari donor. Perawatan ini bekerja paling baik pada orang di bawah 40 tahun yang memiliki saudara kandung donor. Untuk mencegah kehilangan banyak darah yang tidak dapat digantikan dengan cukup cepat oleh tubuh, ablasi adalah salah satu pilihan untuk endometriosis. \n\n Aemia aplastik idiopatik yang parah dan akut bisa berakibat fatal. Perawatan yang tepat adalah kuncinya. Orang yang lebih muda memiliki tingkat kelangsungan hidup yang terbaik, karena mereka umumnya memberikan respons yang baik terhadap pengobatan. \n\n Komplikasi pengobatan potensial meliputi: \n\n \n reaksi obat yang merugikan \n infeksi \n pendarahan hebat \n kegagalan transplantasi sumsum tulang \n \n\n Pencegahan Anemia Aplastik \n\n Tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah anemia aplastik idiopatik. Berbeda dengan bentuk anemia lainnya, anemia ini tidak dapat dicegah dengan menggunakan suplemen zat besi. Perhatikan tubuh dan bicarakan dengan dokter jika mengalami gejala anemia. Perawatan yang tepat dapat membantu tetap merasa sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 30 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Denyut Jantung Tidak Beraturan, Perlukan Waspada?<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Pasti kita semua pernah mengalami Denyut Jantung tiba-tiba kencang dan tidak beraturan jika Sahabat Hermina merasakan itu saat dengan lawan jenis mungkin itu cinta namun saat ini kita akan melihat dari keadaan kesehatannya yuk simak artikel berikut. \n\n Denyut jantung yang tidak beraturan atau dalam medis disebut Aritmia, adalah kondisi di mana denyut jantung seseorang tidak teratur dan tidak mengikuti pola yang normal. Aritmia dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Namun, penting bagi kita untuk waspada terhadap kondisi ini karena dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. \n\n Gejala Aritmia bisa bervariasi tergantung pada jenis dan keparahan kondisi tersebut. Beberapa gejala yang mungkin timbul termasuk: \n\n \n Nyeri dada \n Sesak napas \n Pusing atau kepala terasa ringan \n Mual dan muntah \n Keringat berlebihan \n Kelelahan yang tidak wajar \n \n\n Jenis Aritmia yang umum meliputi: \n\n \n Atrium Fibrilasi \n \n\n Atrium Fibrilasi adalah kondisi Ketika serambi (atrium) jantung berdenyut dengan tidak beraturan dan cepat. Kondisi ini meningkatkan resiko terjadinya penggumpalan darah, stroke, dan gagal jantung. \n\n Normalnya, jantung bedetak dengan irama beraturan agar dapat mengalirkan darah dari serambi (atrium) jantung ke bilik (ventrikel) jantung, untuk selanjutkan dialirkan ke paru-paru atau ke seluruh tubuh. \n\n Pada Atrium Fibrilasi, hantaran listrik pada jantung dan irama denyut jantung mengalami gangguan, sehingga atrium gagal mengalirkan darah ke ventrikel. \n\n \n Ventrikel Takikardia \n \n\n Ventrikel Takikardia terjadi ketika denyut jantung yang cepat dan tidak teratur berasal dari ventrikel. Kondisi ini dapat menyebabkan detak jantung yang berbahaya dan mengancam nyawa. Seperti namanya, ventrikular takikardia adalah takikardia yang fokus patologinya ada di ventrikel jantung. Takikardia artinya frekuensi denyut jantung > 100 kali/menit. Nah, ventrikular takikardia ini frekuensi denyut jantung > 250 kali/menit. \n\n \n Bradikardia \n \n\n Bradikardia adalah kondisi dimana denyut jantung lebih lambat dari normal, yaitu kurang dari 60 denyut per menit. Hal ini dapat mengurangi pasokan oksigen ke organ vital dan menyebabkan gejala seperti pingsan atau kelelahan berlebihan. \n\n \n\n Pencegahan terhadap aritmia sangatlah penting agar dapat mengurangi risiko komplikasi yang dapat terjadi. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain: \n\n \n Mengatur Pola Makan Sehat \n \n\n \n Konsumsi makanan rendah garam dan lemak \n Pilih makanan yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral \n \n\n \n Melakukan Olahraga Teratur \n \n\n \n Lakukan olahraga dengan intensitas sedang, seperti berjalan kaki atau bersepeda \n Konsultasikan dengan dokter mengenai jenis olahraga yang sesuai untuk Anda \n \n\n \n Menghindari Konsumsi Alkohol dan Rokok \n \n\n \n Alkohol dan rokok dapat mempengaruhi irama jantung dan meningkatkan risiko aritmia \n \n\n \n Mengelola Stres dengan Baik \n \n\n \n Cari cara-cara yang efektif untuk mengurangi stres, seperti meditasi atau melakukan hobi yang menenangkan \n \n\n \n Rutin Berkonsultasi dengan Dokter \n \n\n \n Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter secara berkala untuk memeriksa kondisi jantung anda \n \n\n Denyut jantung yang tidak beraturan merupakan kondisi yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan komplikasi serius. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Dengan mengatur pola makan, berolahraga teratur, menghindari alkohol dan rokok, serta mengelola stres dengan baik, kita dapat menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko aritmia. Tetap konsultasikan dengan dokter secara rutin untuk memastikan kesehatan jantung yang optimal. Jaga denyut jantung agar tetap berirama, dan jauhi aritmia yang dapat membahayakan kita. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 31 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Nyeri Dada Akibat Penyakit Jantung<\/a><\/h3>
Nyeri dada merupakan gejala yang umum terjadi pada penyakit jantung. Penyakit jantung adalah salah satu masalah kesehatan serius yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Nyeri dada yang terkait dengan penyakit jantung bisa menjadi tanda peringatan awal dari kondisi yang berpotensi mengancam nyawa, seperti serangan jantung atau angina pektoris. Artikel ini akan membahas pengaruh nyeri dada akibat penyakit jantung, termasuk penyebab, gejala, faktor risiko, dan tindakan yang perlu diambil untuk mengatasinya. \n\n \n\n Penyebab Nyeri Dada pada Penyakit Jantung: \n\n Nyeri dada pada penyakit jantung biasanya disebabkan oleh ketidakcukupan aliran darah ke otot jantung. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah koroner yang memasok oksigen dan nutrisi ke jantung mengalami penyempitan atau pemblokiran. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan nyeri dada akibat penyakit jantung meliputi: \n\n \n\n \n Serangan Jantung: Nyeri dada yang intens dan menetap bisa menjadi tanda serangan jantung, di mana aliran darah ke bagian jantung terhenti karena pembuluh darah tersumbat sepenuhnya. \n Angina Pektoris: Nyeri dada yang terjadi saat aktivitas fisik atau stres emosional, disebabkan oleh peningkatan permintaan oksigen oleh jantung akibat penyempitan pembuluh darah koroner. \n \n\n \n\n Gejala Nyeri Dada pada Penyakit Jantung: \n\n Nyeri dada akibat penyakit jantung biasanya digambarkan sebagai perasaan tertekan, nyeri tajam, atau sensasi terbakar di bagian dada. Beberapa gejala tambahan yang mungkin muncul termasuk: \n\n \n Nyeri atau ketidaknyamanan yang menyebar ke lengan kiri, bahu, leher, atau rahang. \n Sesak napas. \n Keringat berlebihan. \n Mual atau muntah. \n Pusing atau pingsan. \n \n\n \n\n Faktor Risiko: \n\n Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya nyeri dada akibat penyakit jantung antara lain: \n\n \n Kebiasaan merokok. \n Kadar kolesterol tinggi dalam darah. \n Tekanan darah tinggi (hipertensi). \n Diabetes mellitus. \n Obesitas atau kelebihan berat badan. \n Kurangnya aktivitas fisik. \n Riwayat keluarga dengan penyakit jantung. \n Usia lanjut. \n \n\n \n\n \n\n Tindakan yang Perlu Dilakukan: \n\n Jika seseorang mengalami nyeri dada yang mencurigakan, terutama jika nyeri tersebut berlangsung lebih dari beberapa menit atau tidak mereda dengan istirahat, segera mencari pertolongan medis darurat. Pengobatan untuk nyeri dada akibat penyakit jantung akan bervariasi tergantung pada kondisi spesifik yang didiagnosis oleh dokter. Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan meliputi: \n\n \n Pemberian obat-obatan untuk melancarkan aliran darah ke jantung atau mengurangi rasa nyeri. \n Penerapan prosedur invasif seperti angioplasti atau pemasangan stent untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat. \n Perubahan gaya hidup, seperti menghentikan kebiasaan merokok, menjalani diet sehat, dan rutin berolahraga. \n Terapi rehabilitasi jantung untuk memulihkan kekuatan jantung setelah serangan atau prosedur. \n \n\n \n\n Kesimpulan: \n\n Nyeri dada akibat penyakit jantung adalah gejala serius yang memerlukan perhatian segera. Penting untuk mengenali gejala-gejala ini dan segera mencari pertolongan medis guna mengurangi risiko komplikasi serius, seperti serangan jantung. Mengadopsi gaya hidup sehat dan menjalani perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko terjadinya nyeri dada akibat penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. \n\n Nyeri dada merupakan gejala yang umum terjadi pada penyakit jantung. Penyakit jantung adalah salah satu masalah kesehatan serius yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Nyeri dada yang terkait dengan penyakit jantung bisa menjadi tanda peringatan awal dari kondisi yang berpotensi mengancam nyawa, seperti serangan jantung atau angina pektoris. Artikel ini akan membahas pengaruh nyeri dada akibat penyakit jantung, termasuk penyebab, gejala, faktor risiko, dan tindakan yang perlu diambil untuk mengatasinya. \n\n \n\n Penyebab Nyeri Dada pada Penyakit Jantung: \n\n Nyeri dada pada penyakit jantung biasanya disebabkan oleh ketidakcukupan aliran darah ke otot jantung. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah koroner yang memasok oksigen dan nutrisi ke jantung mengalami penyempitan atau pemblokiran. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan nyeri dada akibat penyakit jantung meliputi: \n\n \n\n \n Serangan Jantung: Nyeri dada yang intens dan menetap bisa menjadi tanda serangan jantung, di mana aliran darah ke bagian jantung terhenti karena pembuluh darah tersumbat sepenuhnya. \n Angina Pektoris: Nyeri dada yang terjadi saat aktivitas fisik atau stres emosional, disebabkan oleh peningkatan permintaan oksigen oleh jantung akibat penyempitan pembuluh darah koroner. \n \n\n \n\n Gejala Nyeri Dada pada Penyakit Jantung: \n\n Nyeri dada akibat penyakit jantung biasanya digambarkan sebagai perasaan tertekan, nyeri tajam, atau sensasi terbakar di bagian dada. Beberapa gejala tambahan yang mungkin muncul termasuk: \n\n \n Nyeri atau ketidaknyamanan yang menyebar ke lengan kiri, bahu, leher, atau rahang. \n Sesak napas. \n Keringat berlebihan. \n Mual atau muntah. \n Pusing atau pingsan. \n \n\n \n\n Faktor Risiko: \n\n Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya nyeri dada akibat penyakit jantung antara lain: \n\n \n Kebiasaan merokok. \n Kadar kolesterol tinggi dalam darah. \n Tekanan darah tinggi (hipertensi). \n Diabetes mellitus. \n Obesitas atau kelebihan berat badan. \n Kurangnya aktivitas fisik. \n Riwayat keluarga dengan penyakit jantung. \n Usia lanjut. \n \n\n \n\n \n\n Tindakan yang Perlu Dilakukan: \n\n Jika seseorang mengalami nyeri dada yang mencurigakan, terutama jika nyeri tersebut berlangsung lebih dari beberapa menit atau tidak mereda dengan istirahat, segera mencari pertolongan medis darurat. Pengobatan untuk nyeri dada akibat penyakit jantung akan bervariasi tergantung pada kondisi spesifik yang didiagnosis oleh dokter. Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan meliputi: \n\n \n Pemberian obat-obatan untuk melancarkan aliran darah ke jantung atau mengurangi rasa nyeri. \n Penerapan prosedur invasif seperti angioplasti atau pemasangan stent untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat. \n Perubahan gaya hidup, seperti menghentikan kebiasaan merokok, menjalani diet sehat, dan rutin berolahraga. \n Terapi rehabilitasi jantung untuk memulihkan kekuatan jantung setelah serangan atau prosedur. \n \n\n \n\n Kesimpulan: \n\n Nyeri dada akibat penyakit jantung adalah gejala serius yang memerlukan perhatian segera. Penting untuk mengenali gejala-gejala ini dan segera mencari pertolongan medis guna mengurangi risiko komplikasi serius, seperti serangan jantung. Mengadopsi gaya hidup sehat dan menjalani perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko terjadinya nyeri dada akibat penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 29 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bisakah Terlalu Banyak Bersepeda Menyebabkan Masalah Jantung?<\/a><\/h3>
Olahraga aman bagi kebanyakan orang dan didorong secara aktif. Dalam jangka pendek, ini dapat meningkatkan suasana hati dan tingkat energi. Dalam jangka panjang, telah terbukti meningkatkan hasil penyakit kronis termasuk kesehatan jantung. Secara umum, 30 menit olahraga tingkat sedang (misalnya jalan cepat, renang rekreasi, atau bersepeda) setiap hari dianjurkan. Ini berlaku untuk orang-orang dari segala usia, dan penelitian telah menunjukkan pengurangan risiko jantung pada orang berusia hingga 80 tahun yang berolahraga. Apakah tahu seperti apa setiap zona detak jantung? \n\n Detak jantung tidak normal. Jantung berdebar adalah gejala lain yang tidak boleh diabaikan. Itu bisa berdebar di dada atau berkibar ringan dan cepat. Jika ada sesuatu yang terasa tidak benar, itu pertanda bahwa itu tidak benar. Jika jantung tiba-tiba bergerak dengan kecepatan 210 detak per menit tanpa alasan yang jelas, itu pertanda untuk diperiksa. Hal yang sama berlaku jika Anda di rumah memeriksa file data dan melihat episode di mana detak jantung mendorong 200 atau lebih ketika merasa seperti sedang berjalan di 125. \n\n Sesak napas yang misterius. Jika pengendara sepeda — tidak peduli level — tahu seperti apa pola pernapasan saat bersepeda. Ketika tidak terasa normal untuk tingkat pengerahan tenaga, terutama jika meluncur dengan cukup mudah dan tiba-tiba berusaha mengatur napas, ada yang salah. Ini adalah satu lagi yang mudah untuk diledakkan sebagai sesuatu yang lain, kata Creswell, dan memang mungkin begitu. \n\n Kelelahan yang tidak bisa dijelaskan. Yang ini biasanya muncul dari sepeda. Jika lelah di atas motor dan tidak mengalami kemajuan atau bahkan mengalami kemunduran, itu adalah tanda peringatan. Hampir pingsan. Ini adalah bendera peringatan merah besar. Jika hampir pingsan — atau lebih buruk, benar-benar pingsan — saat memaksakan diri, itu sangat berbahaya karena beberapa alasan. Satu, bisa crash. Dua, bisa tiba-tiba mati karena masalah jantung serius yang mendasarinya. \n\n Pada orang muda (di bawah 40 tahun), penyebab umum gejala jantung terkait dengan kelainan struktural pada jantung. Kondisi yang menyebabkan ketebalan abnormal pada dinding otot jantung (kardiomiopati) atau gangguan listrik bawaan harus dikecualikan dari pertimbangan, karena dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian mendadak. \n\n Di usia lanjut, dan terutama dengan adanya faktor risiko, penyakit arteri koroner karena penumpukan plak yang kaya kolesterol lebih mungkin menjadi penyebab gejala yang berhubungan dengan olahraga. Penyebab penting ini dapat disingkirkan dengan menggunakan serangkaian tes termasuk elektrokardiogram, tes latihan treadmill, dan ekokardiogram. CT jantung atau magnetic resonance imaging (MRI) dapat memeriksa kelainan struktural. Jika gejalanya memang dikaitkan dengan penyebab jantung, dokter dapat menangani kondisi tersebut dengan perawatan dan memberi saran tentang ambang kapasitas olahraga. \n\n Orang dengan riwayat penyakit jantung atau memiliki banyak faktor risiko harus berkonsultasi dengan ahli jantung mereka sebelum memulai program latihan olahraga yang berat. Program rehabilitasi jantung berbasis latihan yang diawasi direkomendasikan untuk pasien setelah serangan jantung. Ini terbukti meningkatkan kepercayaan diri dan pemulihan jangka panjang, serta mengurangi risiko kambuh. Merawat tubuh Anda sama pentingnya. Kondisi jantung, bila dibiarkan saja, seringkali bisa menimbulkan risiko yang berbahaya. Jika Anda adalah seseorang yang aktif berolahraga atau berpikir untuk melakukan olahraga intensif baru, pertimbangkan untuk berbicara dengan dokter Sahabat Hermina dan bahkan menjalani pemeriksaan jantung untuk menilai kesehatan dan kondisi fisik Anda untuk aktivitas tersebut. Penyakit jantung kini tidak lagi penyakit orang tua, usia muda seperti Kita saat ini juga rentan terserang penyakit jantung. Menghindari hal itu, yuk segera kontrol kesehatan jantung Sahabat Hermina bersama RSU Hermina Kemayoran. Baik perawatan jantung rutin hingga perawatan pasca serangan jantung. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 30 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Ketahui, Perbedaan Gagal Jantung dan Serangan Jantung<\/a><\/h3>
Banyak orang mengira gagal jantung dan serangan jantung adalah penyakit yang serupa karena keduanya melibatkan penyakit jantung. Padahal, ada beberapa perbedaan antara gagal jantung dan serangan jantung, baik dari segi penyebab, gejala maupun cara pengobatannya. \n\n Perbedaan antara gagal jantung dan serangan jantung \n\n Gagal jantung adalah suatu kondisi di mana jantung tidak dapat berfungsi secara optimal. Kondisi ini terjadi karena otot jantung yang menyebabkan jantung memompa darah menjadi lebih lemah atau kaku. Di sisi lain, serangan jantung adalah penyakit di mana otot jantung tidak menerima aliran darah yang cukup akibat penyumbatan di pembuluh darah koroner. Meski sama-sama memengaruhi cara kerja jantung, ada perbedaan antara gagal jantung dan serangan jantung yang perlu diketahui. Apa perbedaan antara serangan jantung dan gagal jantung? Berikut penjelasan lengkapnya. \n\n Karena suatu alasan \n\n Perbedaan pertama antara gagal jantung dan serangan jantung adalah penyebabnya. Serangan jantung biasanya dimulai dengan riwayat penyakit arteri koroner, di mana plak lemak, kolesterol, atau zat lain terbentuk dan menumpuk di arteri. Jika penyumbatan terjadi secara menyeluruh, kerusakan pada otot jantung dapat terjadi, yang memicu terjadinya serangan jantung. \n\n Sebaliknya, gagal jantung adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh kombinasi dari beberapa penyakit berbeda yang menyebabkan otot jantung melemah secara perlahan. Jika lebih lama, ada risiko jantung tidak lagi memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh. \n\n Perhatikan bahwa gagal jantung juga bisa disebabkan oleh serangan jantung. Selain itu, banyak penyakit dapat menyebabkan gagal jantung: \n\n \n Penyakit jantung bawaan. \n Penyakit katup jantung. \n Tekanan darah tinggi (hipertensi). \n Endokarditis. \n Diabetes kronis. \n \n\n Tentang gejala \n\n Perbedaan gagal jantung dan serangan jantung juga bisa dilihat dari gejalanya. Serangan jantung biasanya terjadi secara tiba-tiba atau tiba-tiba, dan gejalanya pun berbeda-beda pada setiap orang. Namun, serangan jantung memiliki beberapa gejala umum, antara lain: \n\n \n Dada terasa seperti tertindih atau tertimpa benda berat. \n Sesak napas. \n Nyeri pada dada yang menjalar ke lengan kiri, leher, dan rahang. \n Keringat dingin. \n Mual dan muntah. \n Nyeri kepala. \n Lemah, pusing, bahkan pingsan. \n \n\n Tidak seperti serangan jantung, gagal jantung menyebabkan gejala yang berkembang dan memburuk secara perlahan. Gejala yang umum terjadi pada penderita gagal jantung antara lain: \n\n \n Sesak napas. \n Detak jantung tidak teratur (aritmia). \n Mudah lelah meskipun hanya melakukan aktivitas fisik ringan. \n Batuk berkepanjangan. \n Bengkak pada kaki, tungkai, atau perut karena adanya penumpukan cairan (edema). \n Kulit membiru, terutama pada kuku dan bibir. \n \n\n \n\n Tips menghindari gagal jantung dan serangan jantung \n\n Gagal jantung dan infark miokard umumnya dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sesehat mungkin. Seputar berbagai gaya hidup sehat yang bisa dilakukan: \n\n \n Berhentilah merokok dan hindari makanan berlemak tinggi untuk mencegah pembentukan plak lemak di arteri koroner yang dapat memicu gangguan jantung. \n Makan makanan yang sehat dan seimbang. Batasi penggunaan garam dan gula yang berlebihan. \n Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan sirkulasi darah. \n Pertahankan berat badan ideal untuk menghindari obesitas yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. \n \n\n Ada beberapa perbedaan antara gagal jantung dan serangan jantung yang harus dipahami. Untuk pencegahan dan deteksi dini gagal jantung atau serangan jantung, ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jantung secara berkala. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Fakta Menarik tentang Jantung dan Kesehatan Jantung<\/a><\/h3>
Jantung adalah organ vital dalam tubuh manusia yang bertanggung jawab atas memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Kesehatan jantung yang baik sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah penyakit kardiovaskular. Berikut ini adalah beberapa fakta menarik seputar jantung dan kesehatan jantung: \n\n \n Ukuran Jantung: \n \n\n Meskipun jantung sering digambarkan dalam gambar sebagai ukuran kecil yang pas di tangan, jantung sebenarnya sebesar kepalan tangan seseorang. Rata-rata berat jantung manusia dewasa adalah sekitar 250 hingga 350 gram. \n\n \n Jumlah Kontraksi: \n \n\n Jantung manusia melakukan kontraksi sekitar 100.000 kali sehari. Setiap kontraksi ini memompa sekitar 70 hingga 80 ml darah ke dalam tubuh. \n\n \n Pembuluh Darah: \n \n\n Sistem peredaran darah manusia terdiri dari ribuan kilometer pembuluh darah. Jika semua pembuluh darah ini disusun dalam garis lurus, panjangnya bisa mencapai lebih dari 96.500 kilometer. Itu berarti, pembuluh darah bisa mengelilingi bumi lebih dari dua kali! \n\n \n Detak Jantung: \n \n\n Detak jantung normal pada orang dewasa adalah sekitar 60 hingga 100 detak per menit. Frekuensi detak jantung bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti aktivitas fisik, kondisi emosional, dan tingkat kebugaran seseorang. \n\n \n Komponen Jantung: \n \n\n Jantung terdiri dari empat ruang: dua atrium (atrium kanan dan kiri) dan dua ventrikel (ventrikel kanan dan kiri). Atrium berfungsi sebagai pengisi jantung, sedangkan ventrikel bertanggung jawab atas pemompaan darah. \n\n \n Fungsi Katup Jantung: \n \n\n Jantung dilengkapi dengan empat katup yang berfungsi mengatur aliran darah. Keempat katup ini adalah katup aorta, katup pulmonal, katup mitral, dan katup trikuspid. \n\n \n Faktor Risiko Penyakit Jantung: \n \n\n Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung meliputi merokok, kebiasaan makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, hipertensi, diabetes, dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung. \n\n \n Penyakit Jantung Koroner: \n \n\n Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang paling umum terkait dengan jantung. Hal ini terjadi ketika pembuluh darah koroner yang memasok darah ke jantung mengalami penyempitan atau penyumbatan, yang dapat menyebabkan nyeri dada (angina) atau serangan jantung. \n\n \n Pencegahan Penyakit Jantung: \n \n\n Gaya hidup sehat seperti pola makan seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, dan mengelola stres dapat membantu mencegah penyakit jantung. Pemeriksaan kesehatan rutin dan pengendalian faktor risiko juga penting dalam menjaga kesehatan jantung. \n\n Jantung adalah organ penting dalam tubuh manusia yang memainkan peran vital dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh. Dengan pemahaman tentang fakta-fakta ini, kita dapat lebih menghargai pentingnya menjaga kesehatan jantung dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mencegah penyakit jantung yang serius. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 21 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bukan Dijilat Jin! Ini Penyebab Sering Memar Tiba-tiba<\/a><\/h3>
Saat bangun tidur di pagi hari, pernahkah menemui luka memar di bagian tubuh? Bagi beberapa orang, memar yang tiba-tiba muncul ini sering dikaitkan dengan hal mistis. \n\n Tentu sudah tidak asing dengan penyakit memar karena siapapun dapat mengalami memar. Memar adalah suatu kondisi medis dimana terjadi perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat pecahnya pembuluh darah dibawah kulit akibat benda tumpul sehingga menyebabkan warna kulit berubah warna menjadi hitam-kebiruan atau keunguan yang sering disebut dengan lebam. \n\n Darah yang keluar dari pembuluh darah tersebut akan menumpuk di dekat permukaan kulit dan menimbulkan bercak memar. Ketika pertama muncul, memar akan berwarna kemerahan. Seiring berjalannya waktu, lebam akan berubah warna menjadi biru keunguan, lalu hijau kekuningan sebelum akhirnya memudar dan hilang sendiri dalam waktu dua minggu. Saat tubuh kembali menyerap darahnya, maka tanda lebam itu akan menghilang. \n\n Kulit yang mudah memar juga dapat dipengaruhi oleh kerja pembekuan darah yang tidak berjalan dengan baik. Tak jarang juga, ada beberapa kondisi kesehatan serius yang bisa menjadi penyebab mengapa timbul memar tiba-tiba di tubuh Anda. \n \nContohnya hemofilia dan trombositopenia. Hemofilia adalah penyakit turunan langka yang menyebabkan darah sangat sulit membeku karena kekurangan jenis protein tertentu. Sedangkan trombositopenia adalah suatu gangguan darah yang menyebabkan tubuh kekurangan kepingan darah (trombosit). \n \nKondisi ini biasanya ditemukan pada tungkai kaki atau lengan dan tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Dan kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria yang ditandai dengan tiba-tiba muncul dan tidak disertai rasa sakit. \n\n Proses pembekuan darah terjadi tidak secepat pada orang normal. Mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk proses pembekuan darah ketimbang orang normal akibat sel darah tidak bisa membeku dengan cepat. \n\n Selain karena benturan beberapa kondisi berikut juga dapat menyebabkan mudahnya memar terjadi : \n\n \n Keadaan stres, kelelahan dan menstruasi \n Mengkonsumsi obat atau suplemen tertentu, misalnya minyak ikan, ginkobiloba maupun obat kortikosteroid yang sering dipakai untuk asma serta yang terdapat pada beberapa krim kecantikan \n Kadar trombosit yang rendah (misalnya pada pasien DBD) \n Leukemia (kanker darah) \n ITP (penyakit autoimun sehingga tubuh kekurangan trombosit) \n Efek samping obat pengencer darah, dll. \n \n\n Meskipun jarang dijumpai, beberapa penyakit berat bisa ditandai dengan memar dan bercak biru. Penyakit berat memang bisa ditandai dengan memar atau bercak biru. Tapi bukan berarti kamu harus takut untuk memeriksakan ke dokter. Jika itu memang terjadi, tentu saja kamu harus memerlukan penanganan lebih lanjut dari dokter. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Independent RS UBAYA Managed by Hermina<\/a><\/li>
- 16 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Cara Mencegah Kematian Jantung Mendadak Saat Olahraga<\/a><\/h3>
Pencegahan SCD saat Olahraga \n\n Pada awalnya, penderita seringkali tanpa gejala dengan kinerja fisik yang sangat baik dan SCD adalah manifestasi klinis pertama. Skrining EKG dapat bermanfaat dalam mengungkap kelainan jantung yang mendasari. EKG adalah alat pemeriksaan yang sederhana, singkat, mudah diakses, murah, dan pada banyak kasus cukup dalam memberikan petunjuk adanya penyakit jantung atau channelopathy yang menyebabkan risiko SCD selama olahraga. Pemeriksaan EKG dianjurkan bagi siapa saja yang melakukan olahraga, bahkan hanya sebagai hobi. \n\n \n\n Aktivitas olahraga yang amatir tidak memiliki risiko yang lebih rendah daripada olahraga yang kompetitif. Diyakini bahwa sebagian besar SCD terjadi selama olahraga amatir, yang sering dilakukan di luar ruangan dan bahkan di tempat yang terpencil dan terisolasi. Oleh karena itu, defibrillator eksternal otomatis atau automatic external defibrillators (AED) harus tersedia di pusat atau area yang digunakan untuk aktivitas olahraga seperti alun-alun, sekolah, kantor publik, dan di bangunan pribadi (baik bisnis maupun perumahan), dan saat adanya kompetisi. Peningkatan upaya pengadaan AED dan pelatihan resusitasi jantung paru (RJP) atau \n\n\n \n \n \n \n \n \n \n \n B \n \n \n \n \n \n \n \n \n\n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Independent RS UBAYA Managed by Hermina<\/a><\/li>
- 16 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Penyebab Kematian Jantung Mendadak Saat Olahraga<\/a><\/h3>
Olahraga adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, manfaat olahraga bagi kesehatan kardiovaskular telah diketahui sangat baik, namun di sisi lain, olahraga dapat meningkatkan risiko kematian jantung mendadak atau sudden cardiac death (SCD) pada individu dengan penyakit kardiovaskular yang sudah maupun belum terdiagnosis. SCD jarang terjadi namun masih merupakan isu yang meresahkan. Ada banyak contoh yang dialami beberapa atlet profesional terkenal, tetapi hal itu hanya menunjukkan permukaan dari fenomena sebenarnya, yang cukup luas meliputi atlet amatir. \n\n \n\n SCD saat olahraga didefinisikan sebagai kematian yang terjadi selama atau dalam satu jam setelah berhenti olahraga. Terdapat 92% kasus terjadi selama aktivitas olahraga, 7,4% dalam 30 menit setelah berhenti olahraga, dan hanya sedikit dalam 30-60 menit setelah berhenti olahraga. \n\n \n\n Perbandingan Atlet dan Non-atlet \n\n Atlet memiliki risiko 2,8 kali lebih tinggi mengalami SCD dibandingkan dengan non-atlet, yang sebagian besar penyebabnya adalah penyakit kardiovaskular yang tidak terdeteksi. Namun, perlu diperhatikan bahwa olahraga bukan merupakan penyebab tunggal dari resiko terjadinya SCD yang lebih tinggi, melainkan kombinasi dari aktivitas fisik yang intens pada atlet dengan penyakit kardiovaskular yang mendasari, yang dapat menimbulkan aritmia atau gangguan irama detak jantung, sehingga menyebabkan henti jantung. \n\n \n\n Penyebab SCD pada Atlet <35 tahun \n\n Setiap tahun, SCD terjadi pada 1–3/100.000 atlet kompetitif usia <35 tahun di seluruh dunia. Pada atlet yang berusia <35 tahun, penyebab utamanya antara lain kardiomiopati hipertrofik atau penebalan otot jantung, dan penyakit jantung aritmogenik bilik kanan. \n\n \n\n Penyebab lain terjadinya SCD saat berolahraga antara lain: kelainan bawaan pada anatomi atau bentuk pembuluh darah koroner; commotio cordis yang disebabkan adanya pukulan tumpul pada dada, misalnya terkena lemparan bola; infeksi atau radang otot jantung atau miokarditis; fungsi pompa jantung tidak normal pada kardiomiopati diastolik; kebocoran atau kebuntuan katup jantung seperti prolaps katup mitral dan stenosis aorta; pecahnya pembuluh darah besar pada ruptur aorta, dll. \n\n \n\n Penyebab SCD pada Atlet >35 tahun \n\n Sedangkan penyebab utama kematian jantung mendadak pada atlet yang berusia >35 tahun adalah penyakit jantung koroner. Frekuensi terjadinya kematian jantung mendadak pada populasi ini berkisar dari 1/15.000 hingga 1/50.000, terutama dialami oleh laki-laki. Pada sebagian besar kasus, sebelumnya penderita menunjukkan gejala. Sebaliknya, pada atlet <35 tahun, hanya 30% yang melaporkan gejala sebelumnya. Terdapat penurunan jumlah mortalitas atau kematian sebanyak 40-60% pada kasus yang disebabkan penyakit kardiovaskular dengan olahraga intensitas sedang tiga kali atau lebih dalam seminggu. Perlu diperhatikan pula bahwa manfaat olahraga teratur lebih besar daripada risiko SCD pada lansia. \n\n \n\n Patofisiologi terjadinya SCD \n\n Dari sudut pandang patofisiologi, kematian jantung mendadak dapat terjadi secara mekanis atau elektrik (aritmik). Secara mekanis dapat berupa fungsi jantung yang menurun karena penyumbatan akut pada sirkulasi darah atau tamponade jantung yaitu adanya air yang berlebihan pada selaput pembungkus jantung, syok akibat perdarahan masif seperti ruptur atau pecahnya aorta ekstraperikardial, perdarahan saluran pencernaan atau gastrointestinal, atau karena adrenal septic apoplexy. Namun, pada lebih dari 90% kasus, mekanismenya bersifat elektrik (aritmik), dengan gangguan pompa jantung akut yang disebabkan oleh asistol (tidak ada aktivitas elektrik pada elektrokardiogram atau EKG) atau fibrilasi ventrikel (detak jantung cepat dan tidak beraturan). \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 16 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 01 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 14 November 2023<\/li><\/ul><\/div>