- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 30 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Campak<\/a><\/h3>
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat mengancam jiwa. Campak disebabkan oleh virus dan mudah dicegah dengan imunisasi. Campak adalah penyakit yang ditularkan melalui udara yang disebabkan oleh virus, dan sangat menular. Gejala dapat berkembang sekitar delapan hingga 12 hari setelah Anda terpapar. Gejala dapat berlangsung 10 hingga 14 hari. Campak disebut juga rubeola, campak 10 hari atau campak merah. Itu tidak sama dengan campak Jerman, atau rubella. Gejala campak biasanya muncul sekitar 10 hari setelah terpapar orang yang terinfeksi. \n\n Gejala campak yang paling khas adalah ruam merah berjerawat, tetapi ini biasanya bukan gejala pertama. Campak biasanya dimulai sebagai penyakit seperti flu yang berlangsung antara 2 dan 4 hari dengan gejala yang meliputi: \n\n \n Demam \n Kelelahan \n Batuk parah \n Mata merah (konjungtivitis) \n Pilek \n Bercak putih di mulut (dikenal dengan bercak Koplik) \n \n\n Ruam campak umumnya dimulai di kepala dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Biasanya berlangsung selama 4 – 7 hari. Ruam campak memiliki bintik-bintik merah, sedikit menonjol dan mungkin berjerawat tetapi tidak gatal. Siapa pun dari segala usia dapat terkena campak jika mereka tidak kebal. Anda dianggap kebal terhadap campak jika Anda pernah sakit di masa lalu atau jika Anda pernah menjalani vaksinasi campak. Apa saja kemungkinan komplikasi kesehatan dari campak? \n\n Siapapun bisa terkena campak: anak-anak di bawah 5 tahun dan orang dewasa di atas 20 tahun lebih mungkin menderita komplikasi campak. \n\n \n Infeksi telinga terjadi pada sekitar 1 dari 10 anak yang terkena campak. Gangguan pendengaran permanen mungkin terjadi. \n Diare terjadi pada sekitar 1 dari 10 orang yang terkena campak. \n Pneumonia terjadi pada sekitar 1 dari 20 anak yang terkena campak. Pneumonia adalah penyebab paling umum kematian akibat campak pada anak kecil. \n Ensefalitis (pembengkakan otak) terjadi pada sekitar 1 dari 1.000 anak yang terkena campak. Ensefalitis dapat menyebabkan kejang, tuli, atau cacat intelektual. \n Kematian terjadi pada sekitar 1 atau 2 dari 1.000 anak yang terkena campak. \n Wanita hamil yang terkena campak berisiko melahirkan prematur atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah. \n Orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti leukemia dan infeksi HIV, mungkin sangat berisiko mengalami komplikasi campak. \n \n\n Jika anak Anda memiliki keluhan yang mengarah pada campak, segera periksakan diri ke Dokter Spesialis Anak. Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi terlebih dahulu secara online melalui website RSU Hermina Kemayoran. \n\n Jangan lupa juga untuk mendapatkan vaksinasi anak di RSU Hermina Kemayoran, ya! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 20 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Sudah Vaksinasi Masih Bisa Tertular Covid-19?<\/a><\/h3>
Meskipun belakangan ini program vaksinasi terus berjalan, namun kasus positif Covid-19 terus meningkat, bukan sebaliknya. Hal ini tentunya menjadi pertanyaan publik. Lantas apa gunanya vaksin jika seharusnya pemberian vaksin merupakan salah satu upaya yang dinilai paling efektif memutuskan mata rantai penularan virus corona pada masa pandemi Covid-19 ini? \n\n \n\n Vaksinasi adalah pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) yaitu sistem imun di dalam tubuh. Vaksinasi Covid-19 dilakukan sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kesakitan dan angka kematian serta mendorong terbentuknya kekebalan kelompok atau Herd Immunity. Berikut dijelaskan beberapa manfaat dari Vaksinasi Covid-19: \n\n \n\n 1. Herd Immunity \n\n Kekebalan kelompok adalah suatu bentuk perlindungan tidak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika sebagian besar populasi menjadi kebal terhadap infeksi, baik melalui infeksi sebelumnya maupun dari vaksinasi, sehingga individu yang tidak kebal ikut terlindungi. Tujuan lain di vaksinasi corona adalah mencapai Herd Immunity. Dibutuhkan cakupan vaksinasi yang tinggi jika ingin segera mencapai Herd Immunity. Kemenkes RI, dikutip dari situs resminya menjelaskan bahwa “Kekebalan kelompok inilah yang menyebabkan proteksi silang, dimana orang tetap sehat meskipun tidak di vaksinasi, karena orang lain di tempat tinggalnya sudah mendapatkan vaksinasi lengkap.” \n\n \n\n Melalui program vaksinasi corona, seseorang juga bisa melindungi orang di sekitar yang beresiko fatal jika terinfeksi virus tersebut, misalnya lansia, orang dengan penyakit penyerta, hingga ibu hamil, sehingga vaksinasi corona bisa membantu melindungi orang sekitar yang beresiko tinggi tertular Covid-19. \n\n \n\n 2. Menurunkan Angka Kasus Positif dan Kematian akibat Covid-19 \n\n Seperti yang disebutkan sebelumnya, vaksin Covid-19 dapat memicu sistem imunitas tubuh untuk melawan virus corona. Dengan begitu, resiko untuk terinfeksi virus ini akan jauh lebih kecil. Kalaupun seseorang yang sudah di vaksin tertular Covid-19, vaksin tersebut bisa mencegah terjadinya gejala yang berat dan komplikasi. Vaksinasi corona memang tidak menjamin terbebas dari Covid-19, namun orang yang sudah divaksinasi corona dapat terhindar dari resiko gejala Covid-19 yang berat hingga fatal seperti kematian. Dengan begitu, jumlah orang yang sakit atau meninggal karena Covid-19 akan menurun. \n\n \n\n 3. Mencegah Covid-19 Terus Bereplikasi \n\n Virus adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang biak jika berada dalam inangnya. Dikutip dari Mayo Clinic, divaksinasi corona mencegah kemungkinan Covid-19 terus menyebar dan bereplikasi. Mutasi corona baru yang terus muncul dikhawatirkan menjadi lebih “kebal” pada vaksin Corona. Untuk itu sebelum hal tersebut terjadi, ada baiknya kita secara bersama-sama mencegah terjadinya hal tersebut dengan cara melakukan vaksinasi. \n\n \n\n 4. Meminimalisir Dampak Ekonomi dan Sosial \n\n Manfaat Vaksin Covid-19 tidak hanya untuk sektor kesehatan, tetapi juga sektor ekonomi dan sosial. Jika sebagian besar masyarakat sudah memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik untuk melawan penyakit Covid-19, maka kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat bisa kembali seperti sediakala. \n\n \n\n \n\n Nah, demikianlah beberapa manfaat dari vaksinasi. Jadi, meskipun sudah divaksinasi, tetapi tetap terinfeksi, jangan berkecil hati, setidaknya gejala fatal sudah terhindari. Semoga kita semua senantiasa terlindungi dan pandemi segera teratasi melalui program vaksinasi. \n\n \n\n \n\n \n\n Credit: dinkesprovkepri.org \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 06 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Imunisasi pada Anak<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, imunisasi harus tetap diberikan kepada anak sejak dini untuk mencegah risiko penularan penyakit berbahaya di kemudian hari. Dengan melakukan imunisasi, bukan berarti anak tidak akan terjangkit penyakit tersebut, namun gejala yang dialami atau efeknya akan lebih ringan. \n\n Di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini, banyak orang tua khawatir jika harus membawa anaknya melakukan imunisasi di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, sehingga banyak yang melewatkan jadwal imunisasi anak. Padahal di tengah situasi seperti sekarang ini, penting bagi anak mendapatkan vaksin yang dibutuhkan untuk menjaga kekebalan tubuh dan mencegahnya dari berbagai virus dan bakteri penyebab berbagai penyakit, khususnya COVID-19. \n\n Apakah Ada Perbedaan Antara Istilah Imunisasi dan Vaksinasi? \n\n Sebenarnya imunisasi merujuk pada proses saat seseorang menjadi kebal terhadap suatu penyakit atau infeksi tertentu. Salah satu cara imunisasi adalah dengan vaksinasi atau pemberian vaksin. Namun, imunisasi tidak hanya dapat dilakukan dengan vaksinasi, tetapi juga dapat dengan pemaparan terhadap penyakit atau infeksi tersebut. Umumnya, kedua istilah tersebut disamakan pengertiannya. \n\n Jadwal Imuniasi Anak Usia 0-18 Bulan \n\n Agar tidak bingung kapan tepatnya harus memberikan imunisasi pada anak, Sahabat Hermina bisa menggunakan jadwal berikut: \n\n Setelah lahir : Hepatitis B-0 dan Polio 0 \n\n Usia 1 Bulan : BCG \n\n Usia 2 Bulan : Pentavalen-I dan Polio Oral-I \n\n Usia 3 Bulan : Pentavalen-II dan Polio Oral-II \n\n Usia 4 Bulan : Pentavalen-III, Polio Oral-III, Polio Injeksi \n\n Usia 9 Bulan : Campak \n\n Usia 18 Bulan : Pentavalen IV, Polio Oral IV, Campak-II \n\n Efek Samping Imunisasi \n\n Imunisasi kadang dapat mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan bahwa vaksin betuk-betul bekerja secara tepat. Berikut adalah beberapa contoh efek samping imunisasi yang dapat terjadi pada anak: \n\n \n BCG : Timbul pembengkakan (bisul) paling sering 4-6 minggu ditempat suntikan. Kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan menjadi luka dengan garis tengah ±10 mm. Luka akan sembuh dengan sendiri dengan meninggalkan luka parut yang kecil. \n \n DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan imunisasi DPT. Namun panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, kemerahan atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus dan akan sembuh sendiri.Bila gejala diatas tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan dan Imunisasi tidak perlu diulang. \n \n POLIO : Jarang menimbulkan efek samping. Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan, tetapi jika itu terjadi artinya sang anak sudah terkena polio sebelum diberikan imunisasi polio. \n \n CAMPAK: Ada peluang anak akan mengalami demam, kadang disertai dengan kemerahan 4-10 hari sesudah penyuntikan. \n \n HEPATITIS: Efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan sistemis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran pencernaan), yang akan hilang dalam beberapa hari. \n \n\n Perlu diingat efek samping imunisasi jauh lebih ringan daripada efek penyakit bila bayi tidak diimunisasi. \n\n Cara Penanganan Efek Samping Yang Ditimbulkan Dari Imunisasi. \n\n Apabila mengalami demam, anak dapat diberikan paracetamol atau ibuprofen, tergantung usia anak. Untuk dosis tepatnya dapat dikonsultasikan pada dokter. Jika anak mengalami muntah atau diare, berikan cairan sesering mungkin dan awasi tanda atau gejala terjadinya dehidrasi seperti misalnya buang air kecil yang tidak sesering biasanya. Jika ada reaksi lain yang tidak terduga sehabis imunisasi, sebaiknya konsultasi kembali ke dokter yang menangani. \n\n Sahabat Hermina, tidak perlu takut untuk mengimunisasi anak. Karena dengan imunisasi, kita bisa melindungi anak dari penyakit-penyakit berbahaya yang dapat mengintai anak di masa depan. Salam sehat. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 06 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>