- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 30 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Lebih mengenal kontrasepsi, yuk simak penjelasanya<\/a><\/h3>
Hai Sahabat Hermina, setelah melahirkan bingung menggunakan KB apa? Yuk simak penjelasan berikut. \n\n Kontrasepsi adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bersifat sementara dan permanen. \n\n Jenis kontrasepsi: \n\n \n kontrasepsi permanen : pada wanita tubektomi (pengikatan saluran tuba) dan pada laki- laki vasektomi ( pemutusan saluran sperma) \n kontrasepsi tanpa alat atau obat misal dengan senggama terputus , MAL (metode amenorhea laktasi) untuk ibu yang menyusui bayinya dan pantang berkala ( berhubungan diluar masa subur) \n kontrasepsi mekanis seperti penggunaan kondom,obat spermatisida (zat yg dapat mematikan sperma) \n kontrasepsi hormonal \n \n\n pil kontrasepsi \n\n pil-pil hormonal terdiri dari komponen estrogen dan progesteron atau salah satu dari komponen itu.pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini dianggap paling efektif. Selain mencegah ovulasi, dan menghambat sperma masuk ke rongga rahim karena lendir serviks lebih kental. Untuk wanita yang sedang menyusui menggunakan pil yang hanya mengandung progesteron saja karena tidak akan mengganggu produksi ASI. \n\n Suntik digunakan untuk tujuan kontrasepsi pareteral,efel progestagen yang kuat dan efektif.mekanisme kerjanya menghalangi implantasi ovum,mengentalkan lendir serviks sehingga menghalangi sperma masuk rongga rahim.kontrasepsi suntik ada yg terdiri dari komponen estrogrn progesteron yang biasanya disuntikkan 1 bulan sekali dan yang komponen progesteron disuntikkan selama 3 bulan sekali .Untuk ibu yang sedang menyusui menggunakan suntik depo perovera ( 3 bulan ) karena tidak mengganggu produksi ASI. \n\n Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)/implat/susuk ~ suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus kapsul silastic-silicone dan dimasukkan dibawah kulit. Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen dan digunakan dalam jangka waktu yang lama. \n\n Kelebihan kontrasepsi hormonal: efektifitasnya tinggi, angka kegagalan kecil,keluhan nyeri haid berkurang. \n\n Efek samping kontrasepsi hormonal: \n\n kadang terjadi gangguan pola haid,seperti spotting,pola memanjang atau lebih pendek,mual,kepala pusing,timbul flek di wajah, perubahan libido dan berat badan. \n\n \n Kontrasepsi dengan AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau IUD \n \n\n dengan memasukkan alat yang mengandung tembaga ke dalam rahim untuk mencegah terjadinya kehamilan. \n\n Keuntungan menggunakan IUD adalah bisa dipakai dalam jangka waktu lama bisa sampai 5 tahun sehingga lebih ekonomis,tidak menimbulkan efek sistemik karena non hormonal. \n\n Efek samping yang kadang timbul antara lain kadang terjadi perdarahan atau spotting, rasa nyeri setelah pemasangan namun berangsur menghilang, gangguan pada suami saat berhubungan karena merasakan adanya benang IUD,namun bisa diatasi dengan pemotongan benang IUD. \n\n Jika terjadi kegagalan atau terjadi kehamilan tidak akan menimbulkan cacat pada bayi karena IUD terletak antara selaput ketuban dan dinding rahim.Jika terjadi kehamilan sebaiknya IUD diambil untuk mengurangi angka keguguran. Namun jika tidak memungkinkan IUD dibiarkan saja dengan pengawasan selama kehamilan. \n\n Pemasangan IUD dapat dilakukan saat menstruasi, setelah melahirkan,dan saat nifas selesai (40 hari). Kontrol sebaiknya dilakukan 1 bulan setelah pemasangan, rutin tiap tahun atau jika ada keluhan. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 09 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Risiko Tinggi pada Ibu Hamil<\/a><\/h3>
Kehamilan adalah sesuatu hal yang sangat istimewa dan ditunggu oleh pasangan suami istri yang menginginkan buah hati, tetapi kehamilan juga memiliki beberapa risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan. Meskipun banyak kehamilan berjalan lancar, beberapa ibu hamil menghadapi risiko tinggi yang memerlukan perhatian medis khusus. Kehamilan dengan risiko tinggi adalah kondisi di mana ibu hamil atau janinnya berpotensi mengalami komplikasi yang lebih tinggi dari kehamilan biasa.Maka dari itu sangat penting bagi ibu untuk mengetahui risiko-risiko agar dapat memastikan kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan. \n\n Kehamilan yang memiliki resiko lebih besar untuk terjadinya : \n\n \n Komplikasi \n Meninggalnya bayi / ibu \n Melahirkan bayi yang cacat \n \n\n Kemudian untuk hal-hal yang bisa terjadi apabila memiliki risiko tinggi pada kehamilan meliputi : \n\n \n Bayi lahir belum cukup bulan (prematur). \n Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) \n Keguguran (abortus). \n Persalinan tidak lancar / macet. \n Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan. \n Janin mati di dalam kandungan. \n Ibu hamil / ibu bersalin meninggal dunia. \n Keracunan kehamilan / kejang-kejang. \n \n\n Faktor-faktor yang berpengaruh risiko tinggi pada kehamilan . \n\n \n Usia ibu saat hamil <20 th atau >35 th. \n Anak lebih dari 4 (terlalu banyak anak/ terlalu sering melahirkan). \n Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari dua tahun (terlalu dekat jarak kehamilan) atau lebih dari 10 tahun (terlalu lama). \n Tinggi badan kurang dari 145 cm. \n Ibu yang terlalu kurus (berat badan kurang dari 33 kg/lingkar lengan atas kurang dari 23, 5 cm) ataupun terlalu gemuk (obesitas). \n Bentuk panggul ibu yang tidak normal (terlalu sempit). \n Sering terjadi keguguran sebelumnya. \n Ada kesulitan pada kehamilan / persalinan yang lalu. \n Ibu hamil dengan penyakit penyerta (misalnya:kencing manis,darah tinggi, asma, dll ). \n Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, dan obat-obatan). \n Infeksi virus sebelum/selama kehamilan. \n \n\n Tanda dan bahaya hamil risiko tinggi. \n\n \n Pendarahan. \n Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan kejang. \n Demam / panas tinggi. \n Keluar air ketuban sebelum waktunya. \n Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak. \n Ibu muntah terus dan tidak mau makan. \n \n\n Kehamilan dengan risiko tinggi memerlukan perhatian medis yang lebih intensif. Pemantauan yang lebih sering, perawatan yang lebih hati-hati, dan manajemen yang cermat dari faktor risiko adalah penting untuk meminimalkan risiko komplikasi dan memastikan keberhasilan kelahiran yang sehat bagi ibu dan bayinya. Untuk Sahabat Hermina yang mengalami atau merupakan hamil risiko tinggi, bisa langsung di konsultasikan rutin dengan spesialis kebidanan dan kandungan di RS Hermina Purwokerto. \n\n Akses pendaftaran bisa melalui 4 cara berikut ini: \n1. Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n2. Hubungi Call Center 1500488 \n3. Melalui website -> www.herminahospitals.com \n4. Melalui aplikasi Halodoc \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 25 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bahayakah Menstruasi Berkepanjangan Pada Wanita?<\/a><\/h3>
Menstruasi merupakan siklus bulanan yang dialami seorang wanita. Siklus bulanan yang terjadi adalah sebagai proses organ reproduksi wanita dalam mempersiapkan kehamilan. Jika folikel telur yg pecah tidak dibuahi oleh sperma atau tidak terjadinya penempelan hasil pembuatan, makan dinding rahim akan lurus dan terjadilah menstruasi \n\n Setiap wanita mengalami lama hari dan jumlah pendarahan yang berbeda. Pada umumnya seseorang mengalami menstruasi yang normal berlangsung antara 2-7 hari. Menstruasi yang lebih dari 7 hari dapat disebut dalam kondisi Hipermenore. Apablia seorang wanita mengalami menstruasi yang berkepanjangan setiap bulannya dan disertai keluhan seperti darah yang keluar saat menstruasi sangat banyak, kondisi lemas serta nyeri perut merupakan kondisi yang berbahaya dan harus dicari tahu penyebabnya. Akan tetapi jika hanya terjadi sesekali, menstruasi yang berkepanjangan bukanlah hal yang bahaya. \n\n Berbagai Penyebab Menstruasi Bekepanjangan \n\n Menstruasi yang berkepanjangan dapat disebabkan oleh : \n\n \n Ketidakseimbangan homon \n \n\n Proses menstruasi yang berkepanjangan dapat dipicu karena ketidakseimbangan hormon. Apabila hormon didalam tubuh wanita tidak seimbang menyebabkan endometrium atau jaringan dinding rahim dapat meluruh sehingga menjadikan menstruasi menjadi lama dan mengeluarkan darah yang berlebih. Beberapa hal yang menyebabkan gangguan hormon antara lain sesorang mengalami Obestitas, PCOS, gangguan tiroid, dan tumor otak. Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron yang mempunyai peran dalam mengatur terjadinya mestruasi. Gangguan fungsi ovarium atau indung telur dapat menyebabkan gangguan menstruasi tidak teratur dan menstruasi yang berkepanjangan. \n\n \n Endometriosis \n \n\n Endometriosis yaitu adanya jaringan mirip dinding rahim yg ditemukan di otot rahim, saluran telur, ovarium ataupun disekitar organ rahim. Endrometriosis menyebabkan pendarahan, nyeri perut atau kram perut yang tidak normal selama menstruasi. \n\n \n Pelvic Inflammatory Diases (PID) \n \n\n Pelvic Inflammatory Diases (PID) atau sisebut juga dengan radang panggul merupakan infeksi yang dapat menimbulkan peradangan pada sistem organ reproduksi wanita. Peradangan ini menyebabkan menstruasi yang berkepanjangan serta sesorang mengalami nyeri daerah perut bawah dan sampai kearea panggul. \n\n \n Fibroid rahim \n \n\n Fibroid rahim atau yang lebih sering dikenal dengan miom adalah jaringan jinak dan tidak termasuk dalam kanker yang tumbuh serta menempel pada dinding rahim wanita. \n\n Cara Mengatasi Menstruasi yang Berkepanjangan \n\n Dalam memastikan diagnosis menstruasi yang berkepanjangan sebaiknya dapat memeriksakan diri ke dokter kandungan supaya dapat mencari tahu penyebabnya. \n\n Diagnosis ditegakkan dengan USG rahim melalui abdomen, USG transvaginal melalui jalan lahir, pemeriksaan darah yang berhubungan dengan kesuburan akan dilakukan SIS ataupun HSG. Melakukan pemeriksaan ke dokter supaya dapat memastikan langkah yang tepat dalam melakukan penanganan sesuai dengan penyebabnya. Setelah mengetahui penyebabnya dokter akan menentukan apakah wanita yang mengalami menstruasi berkepanjangan dapat diberikan obat saja untuk terapinya atau harus melakukan operasi. \n\n Konsultasikan seputar permasalahan reproduksi dengan dokter spesialis obgyn di RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran dokter melalui mobile aplikasi halo hermina, call center 1500488 dan website www.herminahospitals.com \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Faktor Resiko Kanker Ovarium<\/a><\/h3>
Wanita yang mengalami resiko mendapatkan kanker ovarium dalam hidupnya adalah sekitar 1 banding 75. Kesempatan seumur hidupnya meninggal akibat kanker ovarium adalah 1 banding 100. \n\n Dalam penelitian yang dilakukan, hanya 1 persen wanita yang sadar bahwa sering buang air kecil dapat menjadi salah satu gejala kanker ovarium. Ini termasuk juga gejala lainnya, seperti kehilangan nafsu makan dan sering merasa kenyang setiap saat. Gejala sekecil apapun dan tanggap terhadap beberapa pemicu risiko kanker ovarium bisa membantu para wanita menyelamatkan hidupnya. Ingin tahu lebih banyak mengenai kanker ovarium? Konsultasikan dengan dokter spesialis obsgyn konsultan onkologi di RSU Hermina Medan \n\n Mengetahui data statistik di atas, alangkah pentingnya untuk mengetahui faktor risiko dari kanker ovarium. Berikut ini uraian informasinya. \n\n \n Peningkatan Usia \n \n\n Semua wanita dapat berisiko terkena kanker ovarium tanpa memandang usia. Namun, tingkat kanker ovarium paling tinggi pada wanita berusia 55–64 tahun. Usia rata-rata wanita didiagnosis penyakit ini adalah 63 tahun. \n\n \n Menggunakan Terapi Pergantian Hormon \n \n\n Biasanya dokter memberikan terapi penggantian hormon untuk meringankan gejala yang berhubungan dengan menopause (hot flashes, keringat malam, sulit tidur, kekeringan Miss V) yang terjadi ketika tubuh menyesuaikan diri dengan penurunan kadar estrogen. Terapi penggantian hormon biasanya melibatkan pengobatan dengan estrogen saja (untuk wanita yang telah menjalani histerektomi; pengangkatan rahim) atau kombinasi estrogen dengan progesterone. \n\n Wanita yang menggunakan terapi hormon menopause berisiko lebih tinggi terkena kanker ovarium. Ada kemungkinan menggunakan kombinasi estrogen dan progesterone selama lima tahun atau lebih secara signifikan meningkatkan risiko kanker ovarium pada wanita yang belum menjalani histerektomi. \n\n \n Tidak Pernah Hamil \n \n\n Tidak pernah hamil atau hamil di atas usia 35 tahun cukup memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium. \n\n \n Pola Makan \n \n\n Terdapat penurunan tingkat kanker ovarium pada wanita yang mengonsumsi makanan tinggi sayuran atau makanan rendah lemak. The American Cancer Society merekomendasikan makan berbagai makanan sehat, dengan penekanan pada sumber nabati. Batasi jumlah daging merah dan daging olahan. Meskipun efek dari rekomendasi diet ini pada risiko kanker ovarium tidak 100 persen pasti, menjalankannya dapat membantu mencegah beberapa penyakit ataupun jenis kanker lainnya. \n\n \n Menggunakan Perawatan Kesuburan \n \n\n Pengobatan kesuburan dengan fertilisasi in vitro (IVF) tampaknya meningkatkan risiko jenis tumor ovarium yang dikenal sebagai "garis batas" atau "potensi ganas yang rendah". Namun, penelitian ini perlu digali lebih dalam lagi. Ada baiknya sebelum menggunakan obat kesuburan, pasangan mendiskusikan potensi risikonya dengan dokter. \n\n \n\n \n Mutasi Genetik \n \n\n Faktor risiko paling signifikan untuk kanker ovarium adalah mutasi genetik yang diwariskan pada salah satu dari dua gen; gen kanker payudara 1 (BRCA1) atau gen kanker payudara 2 (BRCA2). Gen-gen ini bertanggung jawab atas sekitar 10–15 persen dari semua kanker ovarium. \n\n Karena gen ini terkait dengan kanker payudara dan ovarium, wanita yang mengalami kanker payudara juga memiliki risiko kanker ovarium. \n\n \n Kegemukan \n \n\n Ternyata terdapat hubungan antara obesitas dan kanker ovarium. Obesitas dikaitkan dengan risiko kanker ovarium yang hampir 80 persen lebih tinggi pada wanita berusia 50–71 tahun. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 19 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apa Fungsi Asam Folat Untuk ibu Hamil ??<\/a><\/h3>
Hallo sahabat Hermina, pernah mendengar apa itu asam folat? Kenapa sih penting ntuk Ibu Hamil? Jadi Sahabat Hermina, Asam folat adalah salah satu jenis vitamin B kompleks yang memiliki banyak peran penting bagi kesehatan, mulai dari pembentukan sel darah merah, mendukung daya tahan tubuh, hingga menunjang proses tumbuh kembang janin. Untuk Ibu hamil perlu mencukupi kebutuhan nutrisinya, salah satu adalah asam folat. Asam folat sangat penting untuk dikonsumsi sebelum dan selama kehamilan karena dapat membantu mencegah cacat lahir pada otak dan saraf bayi. \n\n Makanan yang bersumber dari Asam Folat : \n\n Makanan yang bisa dikonsumsi oleh Ibu Hamil yang mengandung asam folat yaitu : \n\n \n Sayur dan mayor \n Buah-buahan \n Kacang-kacangan \n Makanan tinggi protein (daging ayam, daging merah, hati ayam dan telur) \n \n\n Fungsi Asam Folat untuk Ibu Hamil : \n\n \n Mencegah cacat tabung saraf, asam folat menghindari resiko terkena cacat pada tabung saraf dan membantu bayi, berkembang dengan baik \n Mencegah keguguran, Mencukupi asupan asam folat harian sebelum dan selama hamil juga diyakini mampu mencegah terjadinya keguguran. \n Menurunkan risiko kelahiran prematur dan gangguan pertumbuhan janin di dalam kandungan. \n Menurunkan risiko preeklamsia Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang mendapat cukup asupan asam folat sejak trimester kedua kehamilan memiliki risiko yang lebih kecil untuk mengalami preeklamsia. Kondisi ini merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, bengkak-bengkak, dan peningkatan kadar protein dalam urine. \n menghindari risiko bayi lahir dengan berat badan kurang. \n Mencegah anemia. Anemia saat hamil dapat menimbulkan berbagai komplikasi kehamilan yang berpotensi mengancam nyawa ibu dan bayi. Oleh karena itu, ibu hamil perlu mendapatkan asupan asam folat dan zat besi yang cukup. \n \n\n \n\n \n\n \n\n Bila Sahabat Hermina Bitung ingin konsultasikan kehamilanya atau ada gejala tentang kehamilan dapat berkonsultasi ke Dokter Kehamilan dan Kandungan RS Hermina Bitung dengan dr. Hesty Mellissa,SpOG dr. Hesty Mellissa,SpOG \n\n \n\n -Salam sehat- \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 26 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Insiden, Kematian dan Faktor Risiko Kanker Serviks<\/a><\/h3>
Kanker serviks adalah keganasan pada serviks, yaitu keganasan pada bagian terbawah uterus yang berhubungan dengan vagina. Di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker kedua tersering pada wanita setelah kanker payudara, dengan jumlah kasus baru mencapai 36 ribu pada tahun 2020. \n\n Penyebab dari kanker serviks adalah virus HPV (Human Papilloma Virus) tipe high risk, yang selain menjadi penyebab kanker serviks, juga dapat menyebakan kanker di vulva, vagina, laring, orofaring, sedangkan tipe low risk dapat menyebabkan penyakit seperti kutil kelamin yang sifatnya tidak ganas. Ketika terpapar virus HPV, sistem kekebalan tubuh dapat mencegah virus menyebabkan penyakit, tapi pada beberapa orang, virus ini dapat menetap pada tubuh dan bisa berkembang menjadi sel kanker. \n\n Penyakit kanker serviks dapat dicegah dan dideteksi lebih awal, dengan melakukan pemeriksaan papsmear berkala, pemeriksaan HPV – DNA, pemeriksaan IVA, dan juga kita dapat melakukan vaksinasi untuk melindungi diri dari infeksi virus HPV.Faktor risiko terjadinya kanker serviks adalah kontak seksual di usia muda, berganti pasangan seksual, riwayat penyakit menular seksual, merokok, dan kondisi immunocompromised. Gejala yang ditimbulkan bila kita terkena kanker serviks adalah perdarahan, baik perdarahan diluar siklus haid, perdarahan pasca menopause, maupun perdarahan pasca sanggama, keputihan berbau, dan nyeri pada panggul, yang biasanya terjadi pada kasus dengan stadium lanjut. \n\n Penyakit ini bisa diobati, dengan pilihan pengobatan yang disesuaikan dengan stadium penyakit, baik pembedahan, yaitu pengangkatan rahim dan kelenjar getah bening, sampai kepada kemoterapi dan radiasi. \n\n Bila dideteksi pada stadium awal, angka ketahanan hidup 5 tahun mencapai 90%, sedangkan bila ditemuka. Penyebaran ke organ sekitar atau kelenjar getah bening, angka ketahan hidup 5 tahun sekitar 50%. Setelah pengobatan kanker selesai, tetap disarankan untuk melakukan pemeriksaan berkala, untuk mengetahui adanya kemungkinan kekambuhan. Karena bahkan setelah pengobatan dilakukan secara lengkap, 1/3 wanita dapat mengalami kekambuhan, yaitu sekitar 1%-22% untuk stadium I – II dan 28% – 64% pada stadium II – IV. \n\n Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini maupun pencegahan kanker serviks, karena selain dapat mengetahui penyakit lebih awal, juga dapat mencegah stadium penyakit menjadi lebih tinggi, sehingga angka harapan kesembuhan pun diharapkan lebih baik. Dokter akan memastikan adanya materi genetik (DNA) dari HPV pada bagian serviks wanita yang terindikasi mengidap kanker serviks. Cara ini dapat dilakukan bersamaan dengan pap smear untuk lebih memastikan kanker serviks yang menyerang. \n\n Tak perlu menunggu mengalami masalah kesehatan tertentu untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan. Ada baiknya mulai menjadwalkan kunjungan periksa secara rutin ke dokter kandungan mulai dari usia remaja. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 25 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mitos dan Fakta Menstruasi <\/a><\/h3>
Pasti teman-teman sering mendengar banyaknya mitos tentang menstruasi, tapi apakah mitos tersebut adalah fakta? \n\n Mestruasi adalah keluarnya darah dari jalan lahir wanita karena peluruhan dinding rahim akibat sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma, hal ini terjadi setiap bulan pada siklus wanita yang normal. \n\n Siklus menstruasi normal berkisar antara 21-35hari, dengan masa menstruasi selama 3-7 hari. Volume rata-rata menstruasi adalah berkisar 80ml. Gejala menstruasi adalah terdiri dari fase pra menstruasi dan saat menstruasi. \n\n Pada fase pra menstruasi, gejala yang biasa dirasakan adalah diantaranya sakit kepala, perut kembung, nyeri perut, nyeri di payudara, timbul jerawat di kulit, perubahan suasana hati (mood). fase ini berlangsung selama periode mendekati menstruasi. \n\n Fase menstruasi terjadi akibat otot rahim yang mengalami kontraksi, gejala yang bisa dirasakan diantaranya nyeri di perut, mual, pusing, nyeri seperti ditekan di perut. \n\n Setelah mengenal mengenai menstruasi yang normal, berikut kita jabarkan mitos-mitos yang beredar dimasyarakat. \n\n \n Tidak boleh keramas saat menstruasi \n \n\n Ini adalah mitos, mitos yang beredar dimasyarakat mengatakan bahwa keramas bisa menyumbat pembuluh darah. Faktanya tidak ada hubungan antara keramas dan tidak lancarnya haid. \n\n Mandi keramas dengan air hangat bertujuan melemaskan otot-otot kepala sehingga diharapkan orang yang sedang menstruasi menjadi lebih relaks. \n\n \n Konsumsi minuman bersoda membuat menstruasi menjadi lancar \n \n\n Mitos yang sering beredar dimasyarakat adalah konsumsi minuman bersoda membuat menstruasi menjadi lancar. Hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Menstruasi yang tidak lancar disebabkan oleh hormon yang mengatur menstruasi tidak seimbang, stres, dan pola makan. \n\n Untuk membuat menstruasi menjadi lebih lancar adalah dengan makan-makanan yang bergizi, minum air putih yang cukup, dan rajin berolahraga. \n\n \n Tidak boleh minum dingin saat sedang menstruasi \n \n\n Mitos tentang tidak bolehnya minum dingin saat menstruasi adalah benar mitos. Faktanya minum air dingin tidak berpengaruh pada keterlambatan menstruasi seseorang. Hal-hal yang membuat menstruasi terlambat diantaranya adalah masalah pada dinding rahim, masalah hormonal, dan psikologis seperti stresor internal. \n\n \n Tidak boleh berenang \n \n\n Ini adalah mitos. Faktanya tekanan air di kolam renang akan menyebabkan terhambatnya keluar darah, meski demikian berenang tidak akan menghentikan menstruasi. \n\n \n Dilarang berhubungan intim \n \n\n Mitos yang beredar adalah berhubungan intim dapat membahayakan kesehatan wanita. Faktanya dengan berhubungan intim maka keram perut yang dirasakan akibat menstruasi akan jauh lebih berkurang. Hal ini diakibatkan oleh saat terjadi orgasme, makan otot-otot rahim akan kontraksi dan terjadi pelepasan. Selain itu darah haid juga bisa menjadi pelumas saat sedang berhubungan intim. namun kembali lagi dengan keyakinan kepercayaan masing-masing yang membolehkan atau tidak. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 24 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Operasi Pemisahan yang Berhasil dari Kembar Siam<\/a><\/h3>
Kembar siam adalah kembar yang dilahirkan dengan bagian tubuh saling menempel atau terhubung. Kondisi ini terjadi karena tidak sempurnanya pembelahan selama proses pembentukan kembar identik. Teori lain menyebutkan bahwa terjadi peleburan dua sel telur telah dibuahi yang awalnya terpisah. Kondisi ini termasuk langka, dengan angka kejadian satu dalam 200.000 kelahiran hidup. \n\n \n\n Kembar siam terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bagian tubuh yang menempel atau saling terhubung. \n\n \n Torakopagus (dempet dada) \n Omphalopagus (dempet perut) \n Pyopagus (dempet pada punggung dan bokong) \n Kraniopagus (dempet kepala) \n Ischiopagus (dempet panggul) \n Parapagus (dempet dengan posisi menyamping) \n Cephalopagus (dempet wajah) \n Rachipagus (dempet tulang belakang) \n \n\n \n\n Organ yang saling menempel atau terhubung pun bervariasi dari hanya kulit sampai sistem organ seperti otak, jantung, hati, saluran pencernaan, saluran kemih, tulang panggul. \n\n \n\n Pemisahan kembar siam membutuhkan tim multidisiplin melibatkan dokter anak, bedah saraf, bedah anak, bedah thorax, bedah ortopedi, bedah plastik, anestesi (bius), rehabilitasi medik, ahli gizi, pekerja sosial dan sebagainya. Tidak semua kasus kembar siam mampu dipisahkan, perlu evaluasi menyeluruh untuk menentukan bagian tubuh mana saja yang terhubung. Pembedahan ditentukan berdasarkan kondisi kedua bayi mempertimbangkan kelengkapan organ tubuh pada masing-masing bayi, kestabilan kondisi kesehatan kedua bayi, tingkat kesulitan operasi, komplikasi yang dapat muncul dan sebagainya. Kondisi yang menyebabkan pemisahan kembar siam tidak dapat dilakukan misalnya karena kedua bayi hanya memiliki satu jantung. \n\n \n\n Pasca pemisahan kembar siam, kedua bayi perlu menjalani perawatan lanjutan dan rehabilitasi untuk memastikan tumbuh kembang normal, dibantu oleh tim rehabilitasi medik dan pekerja sosial. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 13 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Kehamilan Beresiko<\/a><\/h3>
Kehamilan berisiko merupakan suatu kondisi atau keadaan yang bisa membahayakan baik si ibu yang mengandung dan janin di dalam kandungan banyak faktor yang menyebabkan kehamilan berisiko. \n\n \n\n Ada beberapa kondisi ibu akan berpotensi mengalami kehamilan berisiko saat hamil : \n\n 1. Memiliki riwayat pada kehamilan sebelumnya \n\n Jika seorang ibu sudah memiliki riwayat kehamilan berisiko pada kehamilan sebelumnya maka kehamilan berisiko itu juga berpotensi terjadi pada kehamilan selanjutnya \n\n 2. Kehamilan yang pertama \n\n Jika seorang ibu pertama kali hamil pada usia di atas 35 tahun, penelitian menunjukkan bahwa mereka memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi. Hal ini jika dibandingkan dengan perempuan yang hamil pada usia lebih muda.. \n\n 3. Kehamilan dengan janin lebih dari satu \n\n Kehamilan dengan janin kembar atau multiple gestations meningkatkan risiko bayi dilahirkan prematur (sebelum 37 minggu kehamilan). \n\n 4. Hipertensi atau darah tinggi \n\n Darah tinggi pada kehamilan dibagi lagi menjadi darah tinggi sebelum kehamilan 20 minggu atau sesudah 20 minggu. Jika sudah memiliki riwayat darah tinggi pada sebelum kehamilan maka ada baiknya segera memberikan informasi ke dokter \n\n 5. Memiliki riwayat diabetes \n\n Penting bagi seorang wanita untuk mengatur kadar gula darah sebelum dan selama masa kehamilan. Bayi dengan ibu dalam kondisi gula darah yang tinggi maka akan cenderung memiliki berat badan yang tinggi dan memiliki gula darah rendah segera setelah lahir. \n\n 6. Memiliki kondisi autoimun \n\n Seorang ibu yang memiliki kondisi autoimun seperti lupus dapat meningkatkan risiko seorang perempuan untuk mengalami masalah saat kehamilan dan persalinan. Sebagai contoh jika seorang ibu memiliki kondisi autoimun maka akan berisiko mengalami kelahiran prematur \n\n \n\n Risiko kehamilan berisiko: \n\n 1. Janin terlahir dengan berat badan yang kurang atau kecil \n\n 2. Berpotensi kondisi ibu atau bayinya menjadi buruk. \n\n Jika mengalami gejala pusing, mual dan muntah bisa langsung ke emergency untuk penanganan lebih lanjut. \n\n \n\n Pencegahan kehamilan berisiko \n\n 1. Melakukan pola hidup sehat \n\n 2. Sering melakukan pemeriksaan pada kehamilan mulai dari awal kehamilan \n\n 3. Konsumsi makanan yang berigizi \n\n 4. Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan \n\n \n\n Jika pada ibu ragu pada kondisi kehamilan yang terjadi pada dirinya, ada baiknya melakukan pemeriksaan secara berkala ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Hermina Balikpapan yang lebih memahami tindak lanjut yang harus ibu lakukan agar tetap sehat selama hamil. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Manado<\/a><\/li>
- 19 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
USG 4D Pada Kehamilan<\/a><\/h3>
Ultrasonografi adalah salah satu produk teknologi medical imaging yang memanfaatkan gelombang ultrasonik tanpa membuat sayatan (non-invasive). Penggunaan USG pada ibu hamil relatif aman, nyaman, risiko rendah dan tidak memerlukan persiapan khusus. Ada beberapa mode USG kehamilan yang tersedia saat ini, USG 2 dimensi (2D), 3 dimensi (3D) dan 4 dimensi (4D). \n\n \n\n Apa perbedaan USG 2D, 3D dan 4D ? \n\n \n\n USG 2D menampilkan gambar dua bidang. Dari hasil gambar 2D diperoleh bentuk citra panjang x lebar berwarna hitam putih. Mode USG 2D digunakan untuk mengukur biometri janin. \n\n \n\n USG 3D memiliki tambahan 1 bidang gambar lagi sehingga gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan tubuh janin dapat dilihat dengan jelas. \n\n\n \n \n \n USG 4D adalah teknik yang dilakukan di mana gelombang suara frekuensi sangat tinggi ditransmisikan ke dalam tubuh, kemudian dibawa kembali dan dianalisis untuk diterjemahkan ke dalam suatu gambar. USG 4D mengambil gambar tiga dimensi dan menambahkan elemen waktu untuk proses. Hal ini memungkinkan untuk melihat janin secara detail. \n \n \n \n\n\n \n\n Apa manfaat USG 4D ? \n\n \n Hasil USG berupa gambar bergerak/real time video, dapat melihat gerakan janin \n Kualitas hasil lebih detail dan jelas \n Kelainan lebih mudah terdeteksi dan akurat \n Jenis kelamin lebih terlihat \n Dapat menimbulkan ikatan emosional orang tua dengan bayi yang lebih kuat \n Dapat digunakan untuk membantu tindakan medis seperti amniosintesis, CVS, kardiosintesis dan transfusi intrauterin. \n \n\n \n\n Kapan sebaiknya melakukan USG 4D ? \n\n Pemeriksaan USG 4D bisa dilakukan ketika struktur organ janin sudah terbentuk, yaitu setelah usia kehamilan memasuki 26-30 minggu. Dengan begitu, hasil yang didapatkan akan sesuai dengan harapan karena bagian tubuh janin bisa lebih jelas terlihat. Selain itu, pada usia kehamilan tersebut posisi janin sudah jarang berubah-ubah. \n\n \n\n\n \n \n \n Pemeriksaan USG hanya perlu dilakukan untuk kebutuhan medis. Hingga saat ini, belum ditemukan risiko atau efek samping pemeriksaan USG 4D. \n \n \n \n\n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 29 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
Spina Bifida - Jenis, Gejala, Penyebab dan Pencegahan<\/a><\/h3>
Spina bifida adalah cacat lahir yang terjadi akibat terganggunya pembentukan tabung saraf pada bayi selama dalam kandungan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya celah ruas tulang belakang. \n\n \n\n Spina bifida atau yang disebut juga dengan myelodisplasia / rachischisis merupakan salah satu jenis dari defek tuba neural (neural tube defect) yang paling sering terjadi, bersifat non kromosomal dan non letal. Kondisi tersebut ditandai dengan penutupan tuba beural yang tidak sempurna pada bagian kaudal lubang neural pada minggu keempat perkembangan janin. \n\n \n\n Sistem saraf berkembang dari piringan sel di sepanjang punggung embrio. Dalam satu bulan pertama kehamilan, ujung piringan ini melengkung, menutup, dan membentuk tabung saraf. Dimana tabung saraf ini akan berkembang menjadi otak dan sistem saraf di tulang belakang. \n\n \n\n Beragam jenis Spina Bifida \n\n Penyakit Spina Bifida tergolong langka terjadi. Penyakit ini memiliki tiga kelompok di dalamnya berdasarkan ukutan celah yang terbentuk, antaranya: \n\n \n\n \n Spina bifida okulta \n \n\n Adalah jenis penyakit spina bifida paling ringan karena celah yang muncul pada ruas tulang belakang berukuran kecil sehingga spina bifida ini umumnya tidak memengaruhi sisterm kerja saraf. Sehingga kemunculannya jarang sekali disadari oleh penderitanya. \n\n \n Meningokel \n \n\n Adalah jenis spina bifida dengan celah ruas tulang belakang yang lebih besar. Pada kondisi ini selaput pelindung saraf tulang belakang mencuat keluar dari celah sehingga membentuk kantung pada punggung bayi. \n\n Kantung yang keluar melalui celag ruas tulang belakang ini biasanya berisi cairan sumsum tulang belakang tanpa serabut saraf sehingga penderitanya bisa atau tidak bisa merasakan keluhan tertentu. \n\n \n Mielomeningokel \n \n\n Adalah jenis spina bifida yang paling berat. Kondisi ini, kantung yang keluar dari celah tulang belakang yang berisi cairan dan sebagian saraf tulang. Gejala dan keluhan yang muncul akan bergantung lokasi dan tingkat kerusakan saraf pada tulang belakang. \n\n Jika saraf tulang belakang yang berfungsi berkemih mengalami kerusakan saraf akan muncul gangguan berkemih. Kasus ini lebih parah bisa terjadi kelemahan total atau paralisis dari tungkai yang disertai dengan gangguan berkemih. \n\n \n\n Gejala Penyakit Spina Bifida \n\n Gejala spina bifida ini mempunyai gejala berbeda-beda, tergantung jenisnya. Spina bifida okulta jarang sekali menimbulkan gejala karena tidak melibatkan saraf tulang belakang. Tanda dari penyakit jenis spina bifida okulta adalah akan terlihat sejumput rambut di punggu bari yang baru lahir atau adanya lekukan (lesung) kecil di punggung bawag bari baru lahir. \n\n \n\n Berbeda dengan spina bifida okulta, jenis meningokel dan mielomeningokel ditandai dengan adanya kantung yang mencuat di bagian punggung bayi. Pada meningokel kantung ini memiliki lapisan kulit yang tipis. Sedangkan pada mieomeningokel, kantung ini bisa muncul tanpa lapisan kulit sehingga cairan dan serabut saraf di dalamnya dapat terlihat langsung. \n\n \n\n Selain adanya kantung di bagian punggung bayi, penderita mielomeningokel yang baru lahir juga dapat mengalami beberapa gejala di bawah ini: \n\n \n Tidak dapat menggerakkan tungkai sama sekali. \n Mengalami kejang dan gangguan berkemih. \n Bentuk tulang belakang, pinggul, atau tulang belakang tidak normal. \n \n\n \n\n Penyebab Spina Bifida \n\n Spina bifida disebabkan oleh tabung saraf yang tidak menutup atau tidak berkembang dengan sempurna pada masa kehamilan. Meskipun begitu, belum diketahui dengan pasti kenapa hal tersebut dapat terjadi. \n\n \n\n Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang ibu melahirkan bayi spina bifida, yaitu: \n\n \n Mengalami kekurangan asam folat (asam folat adalah vitamin yang berfungsi penting untuk perkembangan janin). \n Memiliki riwayat mengonsumsi obta-obatan seperti asam valproat. \n Memiliki riwayat keluarga dengan spina bifida. \n Mengalami hipertemia pada awal minggu kehamilan. \n Menderita obesitas atau diabetes. \n \n\n \n\n Diagnosis Spina Bifida \n\n Penyakit spina bifida bisa dideteksi selama masa kehamilan atau setelah bayi dlahirkan. Cara diagnosis dapat dilakukan diantaranya : \n\n \n\n Diagnosis saat hamil \n\n Ada beberapa tes yang dapat membantu dokter untuk memastikan kondisi spina bifida atau cacat lahir selama masa kehamilan, yaitu : \n\n \n\n \n Ultrasonografi (USG) \n \n\n USG dapat membantu untuk mendeteksi spina bifida. Melalui tes ini, dokter dapat melihat kelainan pada struktur di tubuh janin. Seperti, jeda ruas tulang belakang yang terlalu lebar atau adanya benjolan pada tulang belakang. \n\n \n Tes darah \n \n\n Tes darah dapat berfungsi untuk memeriksa kadar AFP (alfa-fetoprotein) yang terkandung dalam darah ibu hamil. AFP merupakan suatu protein yang di produksi oleh janin. Kadaf AFP yang tinggi dapat menandakan janin berptensi mengalami kecacatan tabung saraf, seperti spina bifida \n\n \n Amniosentesis \n \n\n Adalah prosedur pengambilan sampel cairan ketuban. Pada tes ini yang dinilai kadar AFP. Kadar AFP yang tinggi menandakan adanya robekan pada kulit sekitar kantung bayi. Hal ini dapat menjadi tandanya spina bifida atau cacat lahir lainnya. \n\n \n\n Diagnosis setalah bayi lahir \n\n Spina bifida terkadang baru terdeteksi setelah bayi lahir. Dikarenakan ibu hamil tidak rutin menjalani pemeriksaan kehamilan atau karena tidak tampajnya kelainan pada tulang belakang janin selama melakukan pemeriksaan USG. \n\n \n\n Pemeriksaan pada bayi yang telah lahir dapat dilakukan dengan melihat langsung gejalanya. Lalu, untuk memastikan diagnosis dan tingkat kondisi keparahannya, dapat dilakukan pemindaian pada bayi , seperti dengan MRI atau Rontgen. \n\n \n\n Pencegahan Spina Bifida \n\n Langkah pertama untuk menghindari terjadinya spina bifida adalah dengan mencukupi kebutuhan asam folat, terutama kita berencana hamil dan selama kehamilan. Dosis asam folat yang aman disarankan adalah sebanyak 400mg per hari. \n\n \n\n Ibu hamil bisa memenuhi kebutuhan ini dengan cara mengonsumsi suplemen asam folat berserta memperbanyak konsumsi makanan yang kaya akan vitamin folat, seperti kuning telur, brokoli, bayam, kacang-kacangan, nasi, dan roti \n\n \n\n Selain mengonsumsi suplemen asam folat, lakukan juga pencegahan di bawah ini: \n\n \n Melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter saat merencanakan program kehamilan dan selama masa kehamilan. \n Menghindari kegiatan yang membuat tubuh terlalu panas saat hami;, seperti berendam di air panas dan sauna. \n Melakukan tes pemetiksaan kesehatan secara berkala bisa mempunyai diabetes dan obesitas. \n \n\n \n\n Oleh karena itu,Sahabat Hermina pentingnya untuk ibu hamil dalam mencukupi kebutuhan asam folat untuk menhindari penyakit asam folat, memperbanyak mengonsumsi makanan sehat yang kaya vitamin folat, dan tidak lupa juga untuk rutin melakukan peneriksaan ke dokter. Menghindari kegiatan yang berat atau yang membuat tubuh panas sehingga Sahabat Hermina dapat terhindari dari Spina Bifida dan jenis Spina Bifida lainnya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 22 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pusing Menjelang Datang Bulan?<\/a><\/h3>
Menjelang haid biasanya beberapa Wanita akan merasa pusing atau keliyengan. Keluhan ini bervariasi dari yang bersifat ringan sampai yang berat,yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari yang dikenal dengan Pre Menstrual Syndrome (PMS). Variasi gejala yang ada dari : \n\n \n Pusing (keliyengan) \n Mood Swing (Emosi yang berubah rubah) \n Nafsu makan bertambah kadang di sertai dengan mual atau perut terasa kembung \n Nyeri pada payudara \n Mudah lelah \n Sensitif bahkan sampai depresi \n \n \n\n Kondisi tersebut terjadi karna adanya perubahan siklus hormon, dimana menjelang datang bulan atau haid, hormon estrogen dan progesteron sangat meningkat, sehingga mempengaruhi system tubuh, termasuk perubahan kimiawi yang terjadi di otak sehingga timbul gejala-gejala yang telah disebutkan sebelumnya \n\n Cara menghindari pusing dan gejalan PMS lain menjelang haid \nAda sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk terhindar dari sakit kepala dan gejala-gejala PMS lain menjelang haid yaitu dengan: \n\n \n Perubahan gaya hidup \n \n\n \n Tidur dan istirahat yang cukup \n Olahraga teratur \n Mengonsumsi makanan tinggi protein dan batasi konmsi makanan berkarbohidrat \n \n\n \n Hindari stress berlebihan \n Makan yang teratur, sedikit namun sering \n Batasi terlalu lama menatap gadget \n \n\n Jika pusing atau sakit kepala dan gejala yang lain dirasa sangat menyiksa, jangan ragu untuk segera langsung konsultasi dengan dokter. Dokter akan memberimu obat-obatan tertentu untuk meredakan sakit yang kamu rasa. \n\n \n\n Kapan Harus Pergi ke Dokter? \n\n Selama keluhan tersebut tidak disertai muntah-muntah berlebihan, demam, atau tubuh menjadi sangat lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas kondisi ini tidaklah berbahaya. Namun, jika keluhan terasa sangat hebat, sebaiknya melakukan pemeriksaan diri secara langsung ke dokter spesialis kandungan untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 22 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 19 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>