- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 10 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kenali dan Waspadai Kanker Serviks<\/a><\/h3>
\n Kanker adalah istilah yang digunakan untuk sekelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Jenis kanker yang menyasar sel-sel rahim di leher rahim, dimana adanya pertumbuhan sel dan jaringan yang abnormal dan tidak terkendali pada leher rahim ( serviks ) disebut dengan kanker serviks. \n\n \n\n Penyebab Kanker Serviks \n\n Penyebab kanker serviks bermula ketika sel-sel di leher rahim berkembang secara tidak normal. penyebab utama kanker serviks adalah Human papillomavirus (HPV). HPV menjadi penyebab pasti dari kanker servik dan kanker serviks tidak akan terjadi atau tidak akan berkembang kalau HPV DNA yang bersifat presistent tidak ada. Infeksi virus ini sangat rentan menyasar individu yang melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan. \n\n Perilaku seksual yang berisiko tinggi, seperti seks tanpa kondom atau berbagi mainan seks (sex toys) yang tidak dicuci terlebih dahulu juga bisa meningkatkan risikonya. Selain itu, wanita yang tidak pernah mendapatkan vaksin (imunisasi) HPV juga lebih berisiko terinfeksi HPV. \n\n \n\n Faktor Risiko Kanker Serviks \n\n Berikut ini adalah faktor risiko kanker leher rahim atau Kanker serviks yang harus diwaspadai, diantaranya adalah: \n\n \n Menikah muda, usia di bawah 20 tahun \n Melakukan hubungan seksual diusia muda, yaitu dibawah 18 tahun \n Bergonta-ganti pasangan seksual \n Melakukan hubungan seksual dengan pria yang sering bergonta-ganti pasangan seksual \n Merokok ataupun sebagai perokok pasif \n Infeksi berulang pada jalan kelamin, salah satunya karena kurang menjaga kebersihan alat kelamin \n Defisiensi Vit A./Vit C/Vit E \n Memiliki riwayat keluarga dengan kanker \n Adanya riwayat tes pap smear yang abnormal sebelumnya. \n \n\n Faktor risiko kanker serviks diatas penting untuk sahabat hermina ketahui supaya kedepannya sahabat hermina dapat lebih berhati-hati dan bila perlu rutin untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan deteksi dini menghindari keterlambatan penanganan kanker. \n\n \n\n Gejala Kanker Serviks \n\n Gejala kanker serviks akan muncul saat tumor sudah tumbuh dan kemudian dapat mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel sehat. \n\n Berikut ini gejala kanker serviks yang perlu sahabat hermina waspadai: \n\n \n Perdarahan di antara periode menstruasi, setelah hubungan, atau setelah menopause dapat menjadi gejala awal kanker serviks. \n Siklus menstruasi yang tidak teratur atau perdarahan yang lebih berat atau lebih lama juga termasuk tanda-tandanya. \n Keputihan yang berubah warna, bau, atau konsistensi, terutama jika keluar bersama darah. \n Nyeri di daerah panggul atau punggung bagian bawah dapat terjadi ketika kanker telah menyebar ke jaringan atau organ di sekitarnya. \n Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual (dispareunia) bisa menjadi tanda kanker, terutama jika telah mencapai tahap lebih lanjut. \n Pada tahap lanjut, kondisi ini bisa menyebabkan kelelahan yang berlebihan dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas dapat terjadi. \n \n\n \n\n Jika sahabat hermina memiliki beberapa gejala atau keluhan yang menunjukan gejala yang mengarah pada kanker serviks jangan takut untuk diperiksakan secepat mungkin, agar mendapatkan penanganan dan pengobatan dengan tepat, sehingga bahayanya dapat di minimalisir. \n\n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 18 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Sejak Dini Kanker Serviks <\/a><\/h3>
Halo sahabat Hermina, tahukah anda kanker serviks adalah salah satu penyakit yang bisa mengakibatkan kematian bagi penderitanya. Oleh karena itu wajib untuk diketahui tanda-tanda kanker serviks sejak dini agar bisa terhindar dari penyakit ini. \n\n Hampir 95% kanker serviks pada wanita disebabkan oleh virus HPV, yaitu virus papiloma (human papilloma virus). Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) biasa terjadi pada perempuan di usia reproduksi. Infeksi ini dapat menetap, berkembang menjadi displasi atau sembuh sempurna. Ada dua golongan HPV yaitu HPV risiko tinggi atau disebut HPV onkogenik. \n\n Berikut adalah Faktor Risiko apa saja yang menyebabkan perempuan terpapar HPV : \n\n 1. Menikah/memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 20 tahun) \n\n 2. Berganti-ganti pasangan seksual \n\n 3. Berhubungan seks dengan laki-laki yang sering berganti pasangan \n\n 4. Riwayat infeksi di daerah kelamin atau randang panggul \n\n 5. Perempuan perokok dan perokok pasif. Perempuan perokok berisiko 2.5 kali lebih besar, sedangkan perokok pasif risikonya 1.4 kali lebih besar \n\n Berikut adalah tanda-tanda yang harus sahabat hermina perhatikan: \n\n \n Pendarahan vagina \n \n\n Pendarahan vagina yang ekstrim terutama di antara siklus menstruasi dan pendarahan setelah menopause dapat menjadi gejala dan tanda dari kanker seviks. Pada tahap awal kanker serviks mungkin sama sekali tanpa gejala. \n\n \n Pendarahan saat berhubungan seksual \n \n\n Jika saat kontak atau bersentuhan ketika berhubungan seksual pada alat vital dan menimbulkan pendarahan atau bahkan mengalami keputihan berat, maka bisa jadi itu merupakan tanda kanker serviks. Nyeri atau rasa sakit ketika berhubungan seksual juga dapat menjadi tanda. \n\n \n Mungkin ada metastasis \n \n\n Pada kasus lanjut kanker serviks, mungkin akan hadir metastasis di perut, paru-paru, atau bagian lainnya. Ini juga harus diperiksa sesegera mungkin. \n\n Ada beberapa gejala yang bahkan dikatakan kurang terkait, seperti kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, sakit kaki, sakit punggung, patah tulang, bahkan hingga kebocoran urin atau fases (jarang terjadi). Maka dari itu wajib untuk diketahui tanda-tanda berikut agar bisa mendeteksi secara dini supaya tidak ada keterlambatan penanganan dengan rutin memeriksakan kepada dokter. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 14 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Apakah sebenarnya miom itu?<\/a><\/h3>
Benda atau penyakit yang punya nama asli mioma uteri ini seringkali dikenal sebagai "bakso urat". Sebenernya mioma uteri ini adalah tumor jinak tapi tetap saja jika dibiarkan terlalu lama bisa membesar dan menimbulkan komplikasi seperti anemia akibat perdarahan atau nyeri. \n \nMiom umumnya tidak bergejala. Seringkali ditemukan secara tidak sengaja dari usg. Gejala perdarahan umumnya tergantung pada lokasi miom. Perdarahan sering sekali terjadi pada kasus mioma uteri submukosum atau mioma geburt karena letaknya melibatkan dinding rahim yang biasanya akan luruh saat haid. Perdarahan bisa berlangsung lama (kronis) atau tiba-tiba (akut) yang berujung pada anemia dan transfusi darah. \n \nMiom juga dapat membesar saat haid, walaupun tidak mengganggu tumbuh kembang janin, miom dapat menyebabkan kontraksi berulang dan risiko prematur. Keputusan untuk membuang miom saat SC juga harus dengan pertimbangan dan persiapan yang matang. \n \nPenyebab miom tidak diketahui secara pasti, namun berkaitan dengan hormon estrogen. Jadi, umumnya muncul pada usia reproduksi. Jika gejala sudah tidak bisa diatasi dengan obat-obatan, maka pengangkatan rahim adalah pilihan terakhir, terutama bagi wanita yang sudah mendekati menopause agar jangan ada lagi miom di antara kita miom uteri. Walaupun begitu masih ada yg suka nanya apa bedanya miom sama kista. Miom itu daging tumbuh, kista itu kantung berisi cairan. Letak miom itu di otot rahim. Kista umumnya di ovarium, ada juga di saluran telur (lista paratuba) atau di mulut rahim (kista nabothi). \n \nMiom sering ditemui pada 20-25% wanita usia reproduksi dan 30-40% wanita usia >40 tahun dengan gejala benjolan di perut, gangguan haid atau gangguan kesuburan. \n \nTerdapat kasus wanita usia 40 tahun mempunyai 2 orang anak yang merasakan benjolan di perut cukup lama dan perdarahan haid banyak, lama serta berulang. Dari hasil USG miomnya banyak sekali tapi yang menyulitkan adalah kondisi miom yang didalam rongga rahim (submukosum). Bila tidak diangkat maka akan sering menimbulkan perdarahan berulang sampai transfusi. Bila diangkat miomnya saja, risiko kekambuhan sebesar 30% dalam 5 tahun. Terapi hormonal seringkali menjadi pilihan pertama, namun bisa berbeda pada setiap kasus. Itulah pentingnya konsultasi dan berdiskusi mencari solusi terbaik dari sisi medis dan value pasien. Tidak semerta2 pasien harus menuruti dokternya, kecuali memang sudah tidak ada pilihan lain. Jadi, jangan pernah segan bertanya sebelum memutuskan. \n \nPasien ini memutuskan untuk mengangkat rahim pada usia 40 tahun dengan tetap meninggalkan kedua ovarium yang masih baik, sehingga fungsi hormonal tetap akan berfungsi walaupun rahim sudah tidak ada. Pasien yang sudah angkat rahim tapi ovarium masih berfungsi dengan baik tidak dapat dikatakan menopause walaupun dia sudah tidak haid karena memang tidak ada darah yang bisa diluruhkan kembali. Fungsi ovarium tetap berjalan sesuai "umurnya" untuk mencegah osteoporosis, gejala2 menopause dini dan menjaga fungsi seksual. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 03 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Peluang untuk Sembuh akan lebih besar jika Kanker Serviks Terdeteksi lebih awal, simak selengkapnya !<\/a><\/h3>
Kanker Serviks \n\n Kanker serviks merupakan penyakit keganasan yang berasal dari serviks. Serviks ialah sepertiga bagian bawah rahim yang berhubungan dengan vagina. \n\n Kanker serviks merupakan penyebab kanker kedua terbanyak pada wanita. Pada tahun 2018 diperkirakan 570.000 wanita menderita kanker serviks dan sekitar 311.000 meninggal akibat kanker serviks. Di Indonesia sendiri kanker serviks menempati urutan ke-2 dari 10 kanker terbanyak dengan insiden sebesar 12,7%. Menurut Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dengan jumlah kasus 40.000 per tahunnya. \n\n Kanker serviks dapat disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus), terutama sub tipe 16 dan 18 yang umumnya ditularkan melalui hubungan seksual. Adapun faktor resiko terjadinya kanker serviks antara lain: \n\n \n Aktivitas seksual pada usia muda \n Berganti-ganti pasangan seksual atau berhubungan seksual dengan pria yang sering berganti pasangan \n Merokok \n Penyakit menular seksual \n Gangguan imunitas \n \n\n Perkembangan kanker serviks yang invasif diawali oleh adanya infeksi HPV yang kemudian berprogresi menjadi lesi prekanker. Pada umumnya, lesi prekanker ini belum memberikan gejala. Bila telah menjadi kanker yang invasif, gejala yang muncul umumnya berupa perdarahan vagina yang abonormal (contact bleeding, saat berhubungan intim), nyeri saat berhubungan, dan keputihan. Pada stadium yang lebih lanjut, gejala dapat berkembang menjadi nyeri pinggang atau perut bagian bawah sampai dengan gangguan berkemih. Untuk mendiagnosis kanker serviks dibutuhkan pemeriksaan kondisi rahim, vagina, rectum, dan anus secara menyeluruh dan pemeriksaan penunjang tambahan seperti biopsi serviks, serta beberapa pemeriksaan lain (CT scan, MRI, PET scan, dll) untuk menentukan penyebaran dan stadium kanker serviks. \n\n Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks antara lain ialah dengan vaksinasi HPV dan pemeriksaan deteksi dini lesi prekanker secara rutin. Untuk mendeteksi adanya lesi prekanker pada serviks dapat dilakukan pemeriksaan skrining antara lain dengan papsmear, inspeksi visual dengan Asam Asetat (IVA) atau Lugoliodin (VILI), dan tes DNA HPV. \n\n Rekomendasi pemeriksaan skrining untuk mendetesi lesi pada kanker serviks ialah: \n\n \n Usia <21 tahun : tidak perlu skrining \n Usia 21-29 tahun : pemeriksaan pap smear setiap 3 tahun \n Usia 30-65 tahun : pemeriksaan pap smear setiap 3 tahun atau pemeriksaan pap smear dan tes HPV setiap 5 tahun \n Usia >65 tahun : tidak perlu skrining jika hasil tes sebelumnya normal \n \n\n Pengobatan kanker serviks bergantung pada stadium kanker dan kondisi pasien. Tindakan yang dilakukan untuk pengobatan kanker serviks dapat meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, ataupun kombinasi dari ketiganya. Prognosis pasien dengan kanker serviks juga bergantung pada stadium penyakitnya. Peluang untuk sembuh akan lebih besar jika kanker serviks terdeteksi lebih awal. Oleh karenanya, disarankan untuk melakukan pemeriksaan skrining kanker serviks secara rutin dan segera menemui dokter apabila Anda mengalami gejala diatas. \n\n di tinjau oleh : dr. Ali Budi Harsono, Sp.OG,K-Onk \n\n Referensi: \n\n \n Panduan Penatalaksaan Kanker Serviks. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Jakarta. 2017 \n Zhang S, et al. CervicaL Cancer: Epidemiology, risk factor, dan screening. Chin J Cancer Res. 2020; 32(6): 720-728 \n Ngoma M, et al. Cancer prevention: cervical cancer. Ecancermedicalscience. 2019; 13:952 \n Updated Cervical Cancer Screening Guidelines. American College of Obstetricians and Gynecologist. April 2021. \n Boardman CH, et al. Cervical Cancer. Medscape. 2021 \n Sachdev P. Cervical Cancer. WebMD. 2021 \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 27 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Gejala Kanker Serviks<\/a><\/h3>
Tahukah Sahabat hermina Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Kanker ini terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali. Karena itu, sangat penting untuk melakukan screening untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini sebelum timbul masalah yang serius. \n\n Serviks atau leher rahim adalah bagian rahim yang terhubung ke vagina. Serviks memiliki fungsi untuk memproduksi lendir yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. Selain itu serviks juga berfungsi untuk melindungi rahim dari bakteri dan benda asing dari luar. Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Penyebab dari terjadinya kanker serviks adalah Human papilloma Virus (HPV), kanker serviks terjadi ketika sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi. Mutasi ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga membentuklah sel kanker. \n\n Jenis kanker serviks \n\n Ada dua jenis kanker serviks yang mungkin dialami, yauitu : \n\n \n Karsinoma sel skuamosa (KSS), adalah jenis kanker yang berawal dari dinding bagian luar leher rahim dan mengarah ke vagina. Jenis kanker pada leher rahim ini yang paling sering terjadi. \n Adenokarsinoma, adalah jenis kanker yang berawal pada sel glandular atau sel kelenjar pada saluran leher rahim. \n \n\n \n\n Ciri dan gejala kanker serviks \n\n Banyak kasus pada kanker serviks stadium awal atau sering disebut dengan pre-kanker tidak mengalami gejala apapun. Kanker leher rahim atau kanker serviks tidak menunjukkan gejala awal hingga saat tumor terbentuk. Setelah itu ketika tumor sudah terbentuk kemudian mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel yang sehat. \n\n Ciri - ciri yang sering muncul pada kasus kanker serviks adalah sebagai berikut \n\n \n Perdarahan tidak wajar dari vagina \n Siklus menstruasi tidak teratur \n Adanya perdarahan padahal tidak sedang haid \n Menstruasi menjadi lebih lama \n Nyeri pada panggul dan pinggang \n Nyeri saat berhubungan seks \n Perdarahan setelah atau saat berhubungan seks, \n Perdarahan setelah menopause \n Badan lemas dan mudah lelah. \n Hilangnya nafsu makan \n Berat badan menurun \n Keputihan yang tidak normal, (berbau menyengat atau disertai darah) \n \n\n \n\n Terdapat beberapa kondisi lain seperti infeksi juga dapat menyebabkan berbagai ciri kanker serviks. Sahabat hermina, ketika menemukan ciri dan tada seperti diatas disaranakan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan terdekat, karena dengan mengabaikan kemungkinan gejala kanker serviks hanya akan membuat kondisi sahabat hermina akan memburuk dan kehilangan kesempatan perawatan yang efektif. \n\n \n\n Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar kanker Serviks (kanker leher rahim) kepada dokter spesialis kandungan di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 23 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kanker Serviks<\/a><\/h3>
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Dalam banyak kasus, kanker serviks terkait dengan infeksi menular seksual. \n\n \n\n Serviks adalah bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus. Lendir membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. Selain itu, serviks juga akan menutup saat kehamilan untuk menjaga janin tetap di rahim, dan akan melebar atau membuka saat proses persalinan berlangsung. \n\n \n\n Hampir semua kanker serviks disebabkan karena infeksi kanker kronik Human Papilloma Virus (HPV). HPV adalah virus DNA, ada lebih dari 200 tipe HPV dan belasan diantaranya adalah tipe “risiko tinggi” yang menyebabkan kanker serviks. \n\n \n\n Perbedaan tumor jinak dan tumor ganas (kanker): \n\n - Tumor Jinak \n\n \n Tidak menginasi organ sekitarnya \n Keluhan biasanya terjadi bila ada penekanan ke organ lain \n Tidak menjalar ke organ jauh \n \n\n \n\n - Kanker \n\n \n Menginasi organ sekitarnya \n Keluhan terjadi karena invasi/infiltrasi/destruksi organ di sekitarnya \n Menjalar ke organ jauh \n \n\n \n\n Ada beberapa cara untuk mendiagnosis kanker serviks, Biasanya ditemukan dari skrining dengan Pap Smear atau Pap Test. Jika sudah tampak kelainan, dapat diambil contoh jaringan dengan biopsi. \n\n \n\n Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel di serviks. Setelah itu, pemeriksaan di laboratorium akan dilakukan agar diketahui apakah di dalam sampel tersebut terdapat sel prakanker atau sel kanker. \n\n \n\n Pap smear dianjurkan untuk dilakukan setiap 3 tahun sekali pada wanita usia 21 tahun ke atas. Bagi wanita yang berusia 30-65 tahun, pap smear dapat dilakukan tiap 5 tahun sekali, tetapi perlu dikombinasikan dengan pemeriksaan HPV. \n\n \n\n Pap smear juga dianjurkan bagi wanita yang berisiko tinggi terserang kanker leher rahim, tanpa memandang usia. Wanita yang berisiko tinggi tersebut adalah mereka yang memiliki faktor berikut: \n\n \n Menderita HIV \n Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat transplantasi organ, kemoterapi, atau penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang \n Mendapatkan hasil abnormal (lesi prakanker) pada pap smear sebelumnya \n Terpapar atau menggunakan obat dietilstilbestrol (DES) \n Memiliki kebiasaan merokok \n \n\n \n\n Ada juga teknik deteksi lesi pre-kanker atau kanker serviks dengan cara Visual Inspection With Acetic Acid (VIA), Penggunaan asam asetat pada lesi akan memunculkan warna putih. \n\n \n\n VIA merupakan cara yang relatif mudah, murah, dan cepat. Via harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan berpengalaman. \n\n \n\n Strategi Pencegahan Kanker Serviks yaitu dengan melakukan Vaksi HPV, ada 2 Jenis Vaksin yang efektif dan aman untuk mecegah infeksi HPV risiko tinggi, terutama tipe HPV-16 dan HPV-18. Vaksin tidak melindungi semua tipe HPV dan tidak dapat menyembuhkan infeksi,jadi tetaplah melakukan skrining untuk mencari lesi pra kanker. \n\n \n\n Pengobatan yang dapat dilakukan bagi penderita Kanker Serviks berbeda-beda, tergantung dari Stadium berapa yang di idap penderita. \n\n \n\n\n \n \n \n Lesi/ Stadium \n \n \n Tindakan \n \n \n \n \n Pra Kanker (LSIL, HGSIL) \n \n \n Follow UP, Bila perburukan Amputasi Serviks (LEEP,LETZ,Konisasi) \n \n \n \n \n 1A1 \n\n (Bukan Adenokarsinoma) \n \n \n Simpel Histerektomi \n \n \n \n \n 1A1, 1A2, 1B1 \n (Lesi < 2cm, dan potong beku \n negatif) \n \n \n Radical Trachelectomy \n \n \n \n \n 1B1, 1B2, 1B3 \n \n \n Histeroktomi Radikal \n \n \n \n \n II – III \n \n \n Radiasi atau Kemoradiasi \n \n \n \n \n IV \n \n \n Kemoterapi/ Radiasi/ Paliatif \n \n \n \n\n\n \n\n \n\n Jika Anda mengalami keluhan dengan gejala seperti yang telah disebutkan di atas dan ingin konsultasi terkait kanker serviks, jangan ragu untuk menghubungi dan konsultasi dengan dokter di Rumah Sakit Hermina terdekat di kota Anda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 12 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Apa Perbedaan Tumor dan Kanker?<\/a><\/h3>
Istilah tumor diberikan pada segala benjolan abnormal yang timbul pada tubuh, baik yang kelihatan dipermukaan ataupun yang tersembunyi di dalam tubuh. \n\n Tumor dibagi menjadi dua golongan tumor yaitu tumor jinak dan tumor ganas. \n\n Tumor jinak adalah benjolan tumbuh secara lamban dan bersimpai atau berselaput pembungkus sehingga mudah dioperasi dan diangkat. Tumor ganas disebut juga kanker, tumbuh cepat, tidak bersimpai tumbuhnya menyusup ke bagian yang lain melalui pembuluh darah dan saluran getah bening \n\n Dapat disimpulkan bahwa kanker adalah suatu penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel sel jaringan tubuh yang diluar kontrol \n\n Hal ini disebabkan oleh mutasi gen yang mengontrol pertumbuhan sel. Mutasi gen ini sampai menjadi kanker memerlukan waktu yang lama dari beberapa tahun sampai puluhan tahun. \n\n \n\n Siapa Saja yang Dapat Terkena Kanker? \n\n Kanker dapat menimpa semua orang dan semua golongan umur, tetapi lebih sering menimpa orang yang berusia diatas 40 tahun. Pada umumnya kanker tidak diturunkan, tetapi ada beberapa jenis kanker yang secara genetik dapat diturunkan. \n\n Namun perlu diketahui bahwa kanker tidak ditularkan dari seseorang ke orang lain. \n\n \n\n Apa Penyebab Kanker? \n\n Secara garis besar dapat terjadi karena herediter dan sporadic. Kanker disebabkan oleh berubahnya “instruksi” terhadap pembelahan dan pertumbuhan sel oleh gen. 6-10 % sudah mempunyai “bakat”, tetapi perlu faktor pencetus seperti pada sebagian kasus, adanya kerusakan pada gen oleh berbagai zat-zat di sekitar kita dan dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat. \n\n Faktor-faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker karena kerusakan gen tersebut adalah: \n\n - Bahan kimia, seperti yang terdapat pada rokok dan bahan kimia industri \n\n - Sinar matahari yang berlebih \n\n - Jenis virus tertentu, seperti Human Papiloma Virus (HPV), Epstein-Barr, dan Hepatitis B serta C \n\n - Pemberian hormon berlebih \n\n - Rangsangan berupa benturan dan gesekan pada salah satu bagian tubuh secara berulang dalam waktu yang lama sehingga menimbulkan luka yang tidak sembuh-sembuh terutama pada tahi lalat \n\n - Makanan tertentu, seperti makanan yang diawetkan dengan mengasinkan mengandung zat pewarna yang tidak aman. Menu yang berlebihan lemak serta kurang serat (sayur-sayuran dan buah-buahan) \n\n \n\n Gaya hidup sehat dapat mencegah kanker. Merokok berkontribusi 5 hingga 16 jenis kanker, bukan hanya kanker paru saja. Karena itu, jangan merokok dan mulai berhenti merokok dari sekarang. Jalankan diet sehat dan olahraga jika mengalami obesitas. Diet yang tinggi lemak dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko kanker, oleh karena itu, dianjurkan banyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan. \n\n \n\n Bagian Tubuh Mana Saja yang Dapat Terserang Kanker? \n\n Kanker dapat timbul pada semua bagian tubuh. Oleh karena itu dikenal berbagai jenis kanker berdasarkan organ tubuh yang terkena, seperti kanker leher rahim, kanker payudara, kanker tulang, kanker paru, kanker hati, kanker lambung dan usus besar, kanker darah, dan sebagainya. \n\n Kanker pada awalnya tumbuh pada satu bagian tubuh. Dalam pertumbuhannya, sel-sel kanker dapat menyebar lebih luas ke bagian-bagian lain, yang disebut anak sebar (metastasis). \n\n \n\n 7 Gejala Kanker yang Perlu Diwaspadai: \n\n Waktu buang air besar besar atau kecil ada perubahan kebiasaan, bentuk yang berubah atau adanya darah \n\n Alat pencernaan terganggu dan susah menelan \n\n Suara serak atau batuk yang tidak sembuh \n\n Payudara atau di tempat lain ada benjolan \n\n Andeng andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya menjadi makin besar, gatal atau memerah \n\n Darah atau lendir yang tidak normal keluar dari lubang-lubang tubuh \n\n Adanya koreng atau borok yang tidak mau sembuh \n\n \n\n Bagaimana Cara Mencegah Kanker? \n\n Upaya pencegahan kanker atau mengurangi resiko terkena kanker dapat dilakukan dengan cara hidup sehat dan menghindari kebiasaan tidak sehat antara lain: \n\n • Hindari makan tinggi lemak, makanan yang diawetkan dan makanlah makanan berserat 3-4 x sehari \n\n • Hindari berganti-ganti pasangan seks \n\n • Hindari merokok \n\n • Hindari pajanan sinar matahari yang berlebihan \n\n • Periksakan kesehatan secara berkala \n\n \n\n Apakah Kanker Dapat Disembuhkan? \n\n Tidak semua kanker yang telah dideteksi dapat disembuhkan. Namun, semakin dini kanker ditemukan dan diobati dengan tepat dan cepat, maka lebih besar kemungkinan untuk sembuh. Jadi penting untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan secara berkala. \n\n \n\n Tidak semua jenis kanker dapat dideteksi secara dini, tetapi ada beberapa jenis kanker yang dapat dideteksi dini, yaitu kanker leher rahim, kanker payudara, kanker kulit, kanker prostat dan kanker usus besar \n\n \n\n Bagaimana Pengobatan Kanker? \n\n Pengobatan kanker pada umumnya sama yaitu dengan salah satu atau kombinasi dari beberapa cara, antara lain: \n\n \n Pembedahan (Operasi) \n Penyinaran (Radioterapi) \n Obat pembunuh sel-sel kanker dengan sitostatika (kemoterapi) \n Peningkatan daya tahan tubuh (Imunoterapi) \n Pengobatan dengan hormon \n \n\n \n\n Keberhasilan pengobatan bergantung pada tingkat atau stadium kanker. Oleh karena itu, disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan agar Sahabat Hermina dapat memantau kesehatan diri, serta jangan lupa untuk selalu menjaga pola hidup sehat. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 06 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
Fakta Seputar Kanker Serviks<\/a><\/h3>
Salah satu penyakit seputar organ reproduksi yang sangat ditakuti banyak wanita adalah kanker serviks. Risiko yang paling fatal akibat penyebab penyakit ini adalah kematian. Maka dari itu, jika seorang terdeteksi penyakit ini, penanganan yang tepat harus segera dilakukan. \n\n Kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling banyak diderita wanita dari seluruh dunia, kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. Virus ini seringkali ditularkan melalui hubungan seksual tanpa pengaman. Jenis infeksi HPV ini tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga banyak wanita yang tidak menyadari bahwa mereka positif terinfeksi. Berikut ini fakta tentang kanker serviks yang wajib Sahabat Hermina ketahui. \n\n Hal-hal yang Dapat Meningkatkan Resiko Kanker Serviks: \n\n \n Infeksi human papillomavirus \n \n\n Menjalani hubungan seksual tak aman dengan banyak pasangan dapat meningkatkan resiko terkena kanker serviks. \n\n \n Merokok \n \n\n Tembakau mengandung banyak bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh. Wanita yang merokok dua kali lipat lebih beresiko terkena kanker serviks daripada wanita yang tidak merokok. \n\n \n Imunosupresi \n \n\n Obat atau kondisi yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti human immunodeficiency virus (HIV), virus yang menyebabkan AIDS, dapat meningkatkan resiko terkena infeksi HPV dan menyebabkan kanker serviks. \n\n \n Berusia kurang dari 17 tahun di saat kehamilan pertama \n \n\n Wanita yang berusia kurang dari 17 tahun ketika menjalani kehamilan full-term pertamanya memiliki 2 kali lipat peluang untuk terkena kanker serviks di kemudian hari. \n\n \n Memiliki riwayat kanker serviks di keluarga \n \n\n Jika ibu atau saudara perempuan menderita kanker serviks, kemungkinan untuk terkena penyakit tersebut 2 atau 3 kali lipat lebih besar \n\n \n\n Tanda dan Gejala Kanker Serviks \n\n Pada tahap awal, wanita dengan kanker serviks dini dan pra-kanker tidak mengalami gejala. Kanker serviks tidak menunjukkan gejalanya sebelum tumor terbentuk. Gejala kanker serviks dapat meliputi: \n\n \n Perdarahan vagina abnormal, seperti perdarahan di antara siklus menstruasi, haid yang lebih lama, pendarahan setelah atau selama berbuhungan seks, atau pendarahan setelah menopause, setelah BAB, atau setelah pemeriksaan panggul \n Nyeri di perut bagian bawah atau panggul \n Nyeri saat berhubungan seks \n Keputihan yang tidak normal, seperti mengandung darah \n Ada kondisi lain, seperti infeksi, yang dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut. Namun, apapun penyebabnya, sebaiknya tetap harus memeriksakan gejala yang dialami ke dokter. Mengacuhkannya dapat menyebabkan gejala semakin memburuk. \n \n\n \n\n Cara Pencegahan Kanker Serviks \n\n Tes Papsmear merupakan cara terbaik untuk menemukan perubahan sel serviks atau HPV dalam serviks. Penting untuk segera mendapatkan penanganan dari dokter setelah mendapat hasil yang abnormal. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan vaksin HPV. Meski tidak 100 persen mencegah, tetapi pemberian vaksin sejak usia 10 tahun ke atas dapat menekan pertumbuhan virus HPV. Untuk usia 10 hingga 13 tahun, pemberian vaksin cukup membutuhkan 2 dosis. Sementara usia 16 hingga 18 tahun atau remaja akhir, vaksin diberikan dalam 3 dosis dengan jarak 1 hingga 6 bulan antara masing-masing dosis penyuntikan. Semakin cepat seseorang diberikan vaksin HPV, maka semakin tinggi pula tingkat efikasinya, yaitu mencapai hingga 99 persen. Semakin lama vaksin HPV diberikan pun, semakin turun juga tingkat keberhasilan vaksin tersebut. \n\n \n\n Hindari terinfeksi HPV dengan melakukan hubungan seks aman, seperti dengan menggunakan kondom dan membatasi pasangan seks (tidak berganti-ganti pasangan). Jika mengalami tanda-tanda yang mungkin mengarah pada kanker serviks, maka segera konsultasikan pada dokter agar dapat mendapatkan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 06 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 27 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 14 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>