- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 02 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Apa Yang Harus Dilakukan Bila Mengalami Sakit Gigi Di Masa Pandemi COVID-19<\/a><\/h3>
\n\n Pandemi COVID-19 telah berlangsung selama lebih dari satu tahun dan telah banyak mengubah hidup penduduk dunia. Perubahan gaya hidup bersih dan sehat terus ditingkatkan. Kondisi pandemi saat ini umumnya membuat masyarakat menjadi kuatir untuk datang ke Klinik Gigi dan Mulut guna melakukan pemeriksaan dan perawatan kesehatan gigi dan mulut. \n\n Sakit gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat mengganggu aktivitas keseharian seseorang. Sakit gigi adalah suatu kondisi ketika muncul rasa nyeri di dalam atau di sekitar gigi dan rahang, dengan tingkat keparahan nyeri yang bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Sakit gigi bisa terasa secara terus menerus, bisa juga hilang-timbul. \n\n \n\n Beberapa penyebab timbulnya sakit gigi antara lain : \n\n \n Karies Gigi \n \n\n Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur jaringan keras gigi. Penyakit ini ditandai dengan gigi berlubang. Karies gigi berkembang saat bakteri di dalam mulut menghasilkan asam yang akan merusak jaringan enamel gigi. Makanan yang mengandung gula, karbohidrat dan dengan kandungan asam yang tinggi dapat meningkatkan risiko terbentuknya karies gigi. Bila tidak dirawat, karies akan semakin besar dan berinfiltrasi ke lapisan dalam dan mengakibatkan timbulnya sensitivitas gigi dan penyakit pulpa sehingga perawatan karies bervariasi tergantung dari besarnya dan kedalaman karies sendiri. \n\n \n Penyakit Periodontal \n \n\n Bakteri di dalam mulut membentuk kantung (pocket) dibawah garis gusi (gingiva line) akan menyebabkan terjadinya resesi atau penurunan gusi yang melemahkan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi gigi dan melekatkan pada tulang rahang (periodontal) dan tulang. Bila penyakit periodontal tidak dirawat maka dapat menimbulkan sakit gigi, bau mulut, peningkatan karies serta gigi menjadi goyang. \n\n \n Abses Periodontal \n \n\n Luka yang timbul akibat infeksi bakteri (abses) dapat terjadi saat bakteri dalam mulut masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan peradangan/inflamasi serta infeksi di dalam jaringan pada bagian ujung akar gigi (periapikal). \n\n \n Gigi Patah (Cracked teeth) \n \n\n Kerusakan gigi akibat tekanan gigitan yang berlebihan serta mengunyah makanan yang terlalu keras dapat menyebabkan sakit gigi, sehingga apabila terjadi gigi patah dan harus dievaluasi langsung oleh dokter gigi untuk mencegah bakteri berpenetrasi ke dalam lapisan pembuluh darah. \n\n \n\n Apa yang harus kita lakukan saat sakit gigi pada masa pandemi COVID-19? Apakah aman untuk mengunjungi dokter gigi? \n\n Hal tersebut seringkali menjadi pertanyaan pada pasien dan sekaligus menjadi kekuatiran dari pasien. \n\n Berikut beberapa tips untuk menjaga kesehatan gigi pada masa pandemi COVID-19, antara lain: \n\n \n Menyikat gigi secara teratur \n \n\n Waktu yang paling tepat untuk menyikat gigi adalah di pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur untuk membersihkan sisa plak dan makanan. Sebaiknya tunggu selama 30 (tiga puluh) menit setelah selesai makan sebelum menyikat gigi. \n\n \n Sikat gigi perlu diganti setiap 2 - 3 bulan. Dianjurkan untuk menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang halus dan hindari penggunaan sikat gigi bersama. \n Menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. \n Menggunakan dental floss (benang gigi) untuk flossing daerah sela-sela gigi secara rutin, untuk mengurangi jumlah plak dan bakteri penyebab gigi berlubang. \n Berkumur dengan obat kumur secara rutin dapat membantu membersihkan dan mengurangi bau mulut. \n Mengurangi konsumsi gula dan asam secara berlebihan. \n Melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter gigi minimal setiap 6 (enam) bulan. \n Bila terdapat keluhan, dapat langsung mengunjungi dokter gigi \n \n\n \n\n Walaupun pada umumnya kondisi sakit gigi tidak sampai mengancam nyawa, namun sebaiknya segera diperiksakan ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan. \n\n Rumah Sakit Umum Hermina Medan telah menerapkan protokol pencegahan penularan COVID-19 di seluruh area rumah sakit, sehingga tidak perlu kuatir untuk datang mengunjungi dokter gigi. \n\n Jika Anda mempunyai keluhan pada kesehatan gigi, dapat konsultasikan dengan Dokter Spesialis Konservasi Gigi di RSU Hermina Medan \n\n \n\n Beberapa sumber : \n\n Shenuka S. 2020. Public Oral Health During COVID-19: Time for Reflection And Action. Front Medicine \n\n World Health Organization 2020. Oral Health. (2020). Available online at : http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/oral-health. \n\n Brian Z. Weintraub A J. 2020. Oral Health and COVID-19 : Increasing teh Need for Prevention and Access. Prev Chronic Dis August 27:17:E93 \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 12 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
Karies Gigi dan Penanganannya<\/a><\/h3>
Karies gigi (gigi berlubang) adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari makanan yang mengandung gula. Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut sehingga merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut. \n\n Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi. Sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5). Hal ini menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai dari permukaan gigi (pits, fissur dan daerah interproksimal), lalu meluas ke arah pulpa. \n\n Faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies gigi. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies gigi adalah host (gigi dan saliva), substrat (makanan), mikroorganisme penyebab karies dan waktu. Karies gigi hanya akan terbentuk apabila terjadi interaksi antara keempat faktor tersebut. \n\n Jenis Makanan berdasarkan potensi menyebabkan karies \n\n\n \n \n \n Potensi \n \n \n Jenis Makanan \n \n \n \n \n Tinggi \n \n \n Buah Kering, permen, coklat, keik, kue biskuit (crackers) dan krupuk (chips) \n \n \n \n \n Sedang \n \n \n Jus buah, sirup buah, manisan, buah kalengan, minuman ringan dan roti \n \n \n \n \n Rendah \n \n \n Sayur, buah dan susu \n \n \n \n \n Tidak berpotensi \n \n \n Daging, ikan, lemak dan minyak \n \n \n \n \n Mampu menghambat karies \n \n \n Keju, xylitol dan kacang \n \n \n \n\n\n \nGejala \nKaries ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin, atau manis. \n\n Bila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi abses. \n\n Pencegahan \nPencegahan karies gigi dapat dilakukan dengan: \n\n 1. Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. \n2. Lakukan flossing untuk mengangkat plak dan sisa makanan yang tersangkut di antara celah gigi-geligi. \n3. Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket, juga kurangi minum minuman yang manis seperti soda. \n4. Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali. \n \n\n Perawatan \nBiasanya perawatan yang diberikan adalah pembersihan jaringan gigi yang terkena karies dan penambalan (restorasi). Bahan tambal yang digunakan dapat bermacam-macam, misalnya resin komposit (penambalan dengan sinar dan bahannya sewarna gigi), glass ionomer cement, dan kompomer. \nPada lubang gigi yang besar dibutuhkan restorasi yang lebih kuat, biasanya digunakan inlay atau onlay, bahkan mungkin mahkota tiruan. Pada karies yang sudah mengenai jaringan pulpa, perlu dilakukan perawatan saluran akar. Bila kerusakan sudah terlalu luas dan gigi tidak dapat diperbaiki lagi, maka harus dicabut. \n\n Sahabat Hermina, jaga selalu kesehatan gigi dan mulut dengan rajin menyikat gigi dua kali sehari dan kunjungi dokter gigi setiap enam bulan sekali meskipun tidak ada keluhan sakit pada gigi. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 06 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
Cara Cegah Karies Gigi<\/a><\/h3>
Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang banyak terjadi di seluruh dunia. Meski kebanyakan terjadi pada anak–anak, tetapi remaja dan dewasa juga dapat mengalaminya. Prevelansi penyakit karies atau gigi belubang di Indonesia diperkirakan mencapai 52,3 persen. Karies gigi disebabkan oleh sisa-sisa makanan dan gula pada permukaan gigi yang berubah membentuk asam akibat bakteri. Sebelum hal itu terjadi, mari lakukan tindakan pencegahan sedini mungkin. \n\n Apabila Sahabat Hermina melihat ada noda kuning kecoklatan atau noda hitam pada gigi, sebaiknya upayakan untuk lebih memperhatikan kesehatan gigi. Sebab, noda kuning kecoklatan atau noda hitam yang terdapat pada gigi bisa merupakan tanda dari munculnya karies gigi. Saat awal terbentuk, karies gigi mungkin tidak akan menyebabkan rasa sakit. Namun saat noda hitam atau lubang karies semakin besar, risiko untuk alami sakit gigi juga akan semakin besar. \n\n \n\n Penyebab Karies Gigi \n\n Karies gigi disebabkan oleh dua faktor utama yaitu bakteri pada mulut dan kadar gula yang tinggi pada makanan. Memiliki bakteri pada mulut adalah hal yang wajar. Kombinasi bakteri, sisa makanan, dan air liur adalah pembentuk plak. Semakin tinggi kadar gula pada makanan, semakin melengket plak. Seiringnya waktu, kerusakan gigi terbentuk saat bakteri pada plak dan tartar mengubah gula menjadi asam. Asam pada plak mengikis mineral pada enamel luar gigi yang keras. Erosi ini menyebabkan lubang-lubang kecil pada enamel gigi. Karies merusak gigi dan dapat menyebabkan gigi dirawat (endodontic treatment) atau dicabut. \n\n \n\n Gejala Karies Gigi \n\n Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat ataupun hitam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai sistem syaraf dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas, dingin, atau manis. Bila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi abses. \n\n \n\n Cara Mencegah Terjadinya Karies Gigi \n\n Kebiasaan suka mengonsumsi makanan manis dan lalai dalam merawat gigi adalah dua dari berbagai kebiasaan buruk penyebab karies gigi. Sebelum terlambat, mulailah melakukan pencegahan karies pada gigi. Ada banyak cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan gigi, seperti: \n\n 1. Menyikat Gigi Secara Rutin \n\n Sikat gigi dengan pasta gigi minimal dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. \n\n 2. Kurangi konsumsi camilan dan minuman manis \n\n Kebiasaan mengobrol sambil menikmati makanan ringan memang mengasyikkan. Namun di balik itu, ada bahaya yang mengancam gigi. Camilan yang mengandung karbohidrat atau tinggi gula akan menciptakan kondisi asam di mulut, yang dapat merusak gigi. Dampak yang sama juga berasal dari kebiasaan mengonsumsi minuman selain air putih, misalnya minuman manis dalam kemasan. \n\n 3. Konsumsi makanan yang menyehatkan gigi \n\n Disarankan untuk menghindari makanan manis, seperti permen dan keripik, yang mudah melekat dan terselip di sela-sela gigi dalam waktu lama. Sebagai pengganti makanan gurih dan manis, bisa mencoba sayur-sayuran dan buah-buahan. Kedua kelompok makanan ini baik untuk gigi karena dapat meningkatkan produksi air liur yang turut berfungsi membantu membersihkan gigi secara alami. Anda juga bisa memilih camilan lain yang bisa membantu membersihkan gigi, yaitu permen karet yang tidak mengandung gula. \n\n 4. Periksa Gigi Secara Teratur \n\n Memeriksakan gigi secara teratur dapat menjaga gigi tetap sehat. Keberadaan karies gigi juga dapat terdeteksi sejak dini dan bisa segera ditangani. Jadi, jangan tunda lagi, periksa gigi secara teratur. \n\n \n\n Semakin dini Sahabat Hermina melakukan perawatan gigi, maka semakin mudah pula penanganan terhadap karies gigi. Jangan lagi menyepelekan pemeriksaan ke dokter gigi, jika ingin gigi para Sahabat Hermina tetap awet hingga usia tua nanti. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 06 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 02 September 2021<\/li><\/ul><\/div>