- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 23 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
SINUSITIS DAN PENANGANANNYA<\/a><\/h3>
Sinusitis dan penanganya \n\n Sinusitis adalah peradangan pada mukosa sinus paranasal. peradangan ini dapat terjadi pada salah satu sinus paranasal atau pada beberapa berapa sinus paranasal. American Academy of Otolaryngology- Head and Neck surgery yang mengusulkan pergantian pergantian terminologi sinusitis menjadi rinosinusitis. Hal ini mendukung konsep “one air way one disease”. Kejadian ini menunjukkan bahwa rinosinusitis merupakan manifestasi atas respon peradangan mukosa sinus paranasal. \n\n Gejala dan tanda \n\n Menurut Task force dari American Academy of Otolaringologic Allergic (AAOA), dan American Rhinologic Society (ARS), gejala klinik Rinosinusitis (RS) pada penderita dewasa dibagi menjadi: 1). Kriteria mayor: sakit pada daerah pipi, hidung buntu, ingus purulent, gangguan penciuman, sekcret purulent pada rongga hidung, demam ( untuk fase akut ). 2). Batuk, demam (untuk non akut), tenggorok berlendir, nyeri geraham, halitosis. \n\n Klasifikasi Rinosinusitis \n\n Klasifikasi RS pada anak, berbeda dengan klasifikasi pada dewasa. Klasifikasi pada penderita dewasa, antara lain: \n\n \n Rinosinusitis Akut (RSA), berlangsung dengan gejala sampai 4 minggu. Gejala bersifat mendadak, biasanya akibat virus dan akan sembuh sebelum 4 minggu. Setelah itu gejala akan menghilang. \n Rinosinusitis akut berulang (recurrent acute rhinosinusitis), gejalanya mirip dengan RSA, berlangsung selama 7-10 hari, yang terjadi 4 atau lebih selama 1 tahun. \n Rinosinusitis sub akut (RSSA), adalah RS dengan gejala yang berlangsung antara 4-12 minggu. Diduga dalam tahap ini belum ada perubahan secara histopatologi pada mukosa sinus. \n Rinosinusitis kronik (RSK), merupakan RS dengaan gejala yang berlangsung selama lebih dari 12 minggu. \n Rinosinustis kronik dengan eksaserbasi akut, adalah RSK pada umumnya dengan gejala yang menetap, tetapi dengan perburukan gejala, akibat infeksi berulang. \n \n\n \n\n Penatalaksanaan Rinosinusitis \n\n Penatalaksanaan rinosinusitis tergantung dari jenis, derajat serta lama penyakit pada masing-masing penderita. Pada RSA terapi medikamentosa merupakan terapi utama. Pada RSK terapi bedah mungkin menjadi pilihan yang lebih baik dari pada medikamentosa. \n\n Terapi medikamentosa merupakan terapi yang penting karena lebih sederhana, mudah dilaksanakan serta relatif lebih murah dari terapi pembedahan. \n\n 1.Terapi Medikamentosa. \n\n a. Dekongestan. \n\n b. Kortikosteroid. \n\n c. Antihistamin. \n\n d. Antibiotik. \n\n 2.Terapi Bedah. \n\n \n\n Narasumber : dr. Rajiman, Sp. THT-KL \n\n \n\n Untuk membuat janji silahkan klik link berikut ini: \n\n https://herminahospitals.com/doctors/dr-rajiman-sp-tht-kl-m-kes \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 29 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Cuci Hidung<\/a><\/h3>
Hidung merupakan salah satu organ tubuh kita yang dapat menyaring udara masuk melalui rambut–rambut halus yang dimilikinya, sebagai organ pertahanan tubuh serta sebagai alat penghidu. Pilek, hidung tersumbat, bersin adalah keluhan hidung yang sering dikeluhkan pasien. Hal ini berhubungan dengan saluran pernapasan bagian atas, khususnya hidung. \n\n \n\n Setiap harinya hidung kita dilewati 10.000 sampai 15.000 liter udara setiap harinya. Setiap liter udara mengandung berjuta juta partikel. Partikel-partikel tersebut hinggap di hidung dan dapat memicu suatu peradangan. Setiap hari, polutan bebas masuk ke hidung kita akibat pencemaran udara. Udara yang dihirup akhirnya mengandung zat-zat yang tidak baik untuk kesehatan, bahkan berbahaya. Hidung akhirnya bekerja lebih keras. Akibatnya, sistem mukosilier yang berfungsi melembabkan dan menyapu kotoran akan rusak. Hidung yang lembab akan menjadi kering dan proses penyaringan udara yang masuk pun akan terganggu, sehingga kotoran, debu, dan polutan akan menumpuk di hidung. \n\n Akibat lainnya, infeksi mudah terjadi, sehingga Anda mudah mengalami pilek. Oleh karena itu, kita bisa mencoba untuk menerapkan cuci hidung dalam rutinitas sehari-hari. \n\n \n\n Cuci Hidung \n\n Cuci hidung adalah kegiatan membilas hidung dari bakteri dan udara kotor dengan menggunakan larutan fisiologis. \n\n \n\n Manfaat Cuci Hidung \n\n Manfaat mencuci hidung antara lain: \n\n \n Membersihkan debu dan kotoran yang menumpuk pada hidung \n Mencegah infeksi pada rongga hidung, saluran nafas, dan paru-paru \n Mengurangi gejala pada kasus alergi dan sinusitis \n Membuat hidung terasa bersih dan segar \n Membersihkan lendir yang kental \n Melembabkan hidung yang kering akibat lingkungan yang dingin atau infeksi \n \n\n \n\n \n\n Cuci hidung dapat dilakukan oleh siapa saja. Dari anak-anak hingga orang dewasa dan lansia, serta orang yang memiliki riwayat alergi hidung, sinusitis, sakit pada saluran napas, atau penyakit lain atas instruksi dokter. \n\n \n\n Kapan Cuci Hidung \n\n Jika Sahabat Hermina ini mencuci hidung, berikut adalah waktu yang baik untuk melakukannya: \n\n - Orang sehat: 2 kali (minimal 10-30 cc) perhari \n\n - Untuk pencegahan: misalnya setelah paparan polusi ataupun setelah mengunjungi orang sakit, dapat dilakukan 2 kali ( jumlah lebih banyak) \n\n - Orang sakit: 3 kali (+tengah hari) dengan jumlah lebih banyak \n\n \n\n Langkah-langkah Mencuci Hidung \n\n Agar tidak melakukan kesalahan, Sahabat Hermina dapat mengikuti langkah-langkah berikut: \n\n \n Cuci tangan terlebih dahulu \n Tuangkan carian pencuci hidung ke dalam wadah \n Ambil cairan menggunakan spuit (tanpa jarum) \n Miringkan kepala ke kiri jika ingin menyemprotkan ke hidung kanan, dan sebaliknya, sambil buka mulut tahan napasnya \n Arahkan spuit ke bagian lubang hidung sambil arahkan untuk disemprotkan ke hidung bagian dinding hidung bagian luar, sambil mulut dibuka \n Semprotkan ke dalam lubang hidung \n Biarkan cairan keluar dari lubang hidung satunya \n Bersihkan hidung dengan tissue \n Buang tissue ke tempat sampah \n Ulangi pada lubang hidung lainnya. \n Cuci tangan setelah cuci hidung \n \n\n \n\n Tindakan cuci hidung ini aman dan memberikan manfaat yang baik bila dilakukan rutin. Untuk info lebih lanjut dapat mengujungi poliklinik THT-KL Rumah Sakit Hermina Tangerang. Selamat mencoba, Sahabat Hermina! \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 29 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>