- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 09 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Risiko Tinggi pada Ibu Hamil<\/a><\/h3>
Kehamilan adalah sesuatu hal yang sangat istimewa dan ditunggu oleh pasangan suami istri yang menginginkan buah hati, tetapi kehamilan juga memiliki beberapa risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan. Meskipun banyak kehamilan berjalan lancar, beberapa ibu hamil menghadapi risiko tinggi yang memerlukan perhatian medis khusus. Kehamilan dengan risiko tinggi adalah kondisi di mana ibu hamil atau janinnya berpotensi mengalami komplikasi yang lebih tinggi dari kehamilan biasa.Maka dari itu sangat penting bagi ibu untuk mengetahui risiko-risiko agar dapat memastikan kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan. \n\n Kehamilan yang memiliki resiko lebih besar untuk terjadinya : \n\n \n Komplikasi \n Meninggalnya bayi / ibu \n Melahirkan bayi yang cacat \n \n\n Kemudian untuk hal-hal yang bisa terjadi apabila memiliki risiko tinggi pada kehamilan meliputi : \n\n \n Bayi lahir belum cukup bulan (prematur). \n Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) \n Keguguran (abortus). \n Persalinan tidak lancar / macet. \n Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan. \n Janin mati di dalam kandungan. \n Ibu hamil / ibu bersalin meninggal dunia. \n Keracunan kehamilan / kejang-kejang. \n \n\n Faktor-faktor yang berpengaruh risiko tinggi pada kehamilan . \n\n \n Usia ibu saat hamil <20 th atau >35 th. \n Anak lebih dari 4 (terlalu banyak anak/ terlalu sering melahirkan). \n Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari dua tahun (terlalu dekat jarak kehamilan) atau lebih dari 10 tahun (terlalu lama). \n Tinggi badan kurang dari 145 cm. \n Ibu yang terlalu kurus (berat badan kurang dari 33 kg/lingkar lengan atas kurang dari 23, 5 cm) ataupun terlalu gemuk (obesitas). \n Bentuk panggul ibu yang tidak normal (terlalu sempit). \n Sering terjadi keguguran sebelumnya. \n Ada kesulitan pada kehamilan / persalinan yang lalu. \n Ibu hamil dengan penyakit penyerta (misalnya:kencing manis,darah tinggi, asma, dll ). \n Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, dan obat-obatan). \n Infeksi virus sebelum/selama kehamilan. \n \n\n Tanda dan bahaya hamil risiko tinggi. \n\n \n Pendarahan. \n Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan kejang. \n Demam / panas tinggi. \n Keluar air ketuban sebelum waktunya. \n Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak. \n Ibu muntah terus dan tidak mau makan. \n \n\n Kehamilan dengan risiko tinggi memerlukan perhatian medis yang lebih intensif. Pemantauan yang lebih sering, perawatan yang lebih hati-hati, dan manajemen yang cermat dari faktor risiko adalah penting untuk meminimalkan risiko komplikasi dan memastikan keberhasilan kelahiran yang sehat bagi ibu dan bayinya. Untuk Sahabat Hermina yang mengalami atau merupakan hamil risiko tinggi, bisa langsung di konsultasikan rutin dengan spesialis kebidanan dan kandungan di RS Hermina Purwokerto. \n\n Akses pendaftaran bisa melalui 4 cara berikut ini: \n1. Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n2. Hubungi Call Center 1500488 \n3. Melalui website -> www.herminahospitals.com \n4. Melalui aplikasi Halodoc \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 17 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Amankah Berhubungan Intim Saat Masa Kehamilan?<\/a><\/h3>
Nah, pasti cukup banyak pasangan suami istri yang mempertanyakan hal tersebut. Yuk kita bahas pada artikel ini, apakah aman atau tidak ya? \n\n Berhubungan intim saat hamil sebenarnya dapat dikatakan aman namun dapat juga terbilang tidak aman. Jadi, aman atau tidak nih? Sahabat Hermina, berhubungan intim dapat dikatakan tidak aman saat kandungan ibu hamil bermasalah yang artinya masa kehamilannya memiliki resiko, seperti memiliki riwayat pada proses kelahiran bayi prematur, mengalami perdarahan, dan memiliki riwayat keguguran saat hamil. Namun dapat dikatakan aman jika kehamilan tersebut tidak beresiko, yang artinya pada setiap pemeriksaan kandungan hasilnya selalu dalam keadaan baik. \n\n Kapan saat yang aman untuk berhubungan intim? \n\n \n Trimester 1 sebenarnya aman saja untuk berhubungan intim, namun biasanya keinginan wanita untuk berhubungan intim akan cukup menurun dikarenakan wanita harus beradaptasi dengan berbagai perubahan besar - besaran yang terjadi akibat kenaikan hormon estrogen dan progesteron. \n Pada Trimester 2 dianjurkan untuk berhubungan intim sekitar minggu ke-16 kehamilan, karena hormon dalam tubuh sudah mulai stabil sehingga gejala awal hamil seperti mual, muntah, dan badan lemas sudah mulai mereda. Dianjurkan sebanyak satu kali dalam satu minggu. \n Pada Trimester 3 justru sangat dianjurkan oleh dokter untuk melakukan hubungan intim terutama ketika mendekati waktu kelahiran agar membantu proses pelebaran vagina yang berguna untuk memudahkan persalinan. \n \n\n Apakah boleh mengeluarkan sperma di dalam, saat kehamilan? \n\n Nah, Sahabat Hermina sebenarnya tidak ada halangan untuk mengeluarkan sperma di dalam jika kondisi kehamilan terbilang baik, namun hal ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman tersebut disebabkan karena sperma mengandung protein yang akan membuat rahim berkontraksi. Sehingga dianjurkan untuk tidak mengeluarkan di dalam kecuali pada trimester akhir. \n\n Perlu diketahui juga ya! Bahwa berhubungan intim tidak akan menyakiti janin. Karena janin di dalam kandungan telah terlindungi oleh selaput ketuban, otot rahim dan lendir serviks. Jadi Sahabat Hermina tidak perlu khawatir karena hal tersebut hanya mitos belaka yang berkembang di masyarakat. \n\n Sahabat Hermina, saat menjalani masa kehamilan, sangat diperlukan untuk rajin melakukan konsultasi pada dokter kandungan dan aktif serta jujur akan apa yang dirasakan yaa! Jangan ragu untuk konsultasikan kesehatan kandungan Sahabat Hermina bersama dr. Marliana Ritung, SpOG dokter spesialis kandungan di RS Hermina Galaxy. Buat janji dokter jadi lebih mudah melalui aplikasi Halo Hermina dan melalui Call Center kami di 1500488. Untuk lihat jadwal praktek dokter terupdate, Sahabat Hermina dapat mengakses melalui website resmi RS Hermina di www.herminahospitals.com. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 30 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Ibu Hamil Wajib Tau, Jenis Kehamilan yang Beresiko Tinggi<\/a><\/h3>
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dimana ibu hamil maupun janin berada dalam resiko kematian ataupun kesakitan selama kehamilannya, persalinannya maupun setelah kelahirannya. Kemudian ada beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan anda memiliki kehamilan risiko tinggi. Kondisi medis ini bisa terjadi saat kehamilan atau sebelum kehamilan. \n\n \n\n Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang digunakan sebagai alat skrinning antenatal. Jadi disarankan untuk mengetahui resiko tinggi pada ibu hamil melakukan skrinning antenatal atau disebut ANC. \n\n \n\n Berikut jadwal ANC, minimal : \n\n \n Satu Kali \n \n\n Triwulan I (Trimester) \n\n \n Satu Kali \n \n\n Triwulan II (Trimester) \n\n \n Dua Kali \n \n\n Triwulan III (Trimester) \n\n \n\n \n\n Fungsi Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) : \n\n \n Deteksi dini risiko tinggi ibu hamil \n Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan \n Mencatat dan melapor keadaan kehamilan, persalinan dan nifas \n Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana \n \n\n \n\n Beberapa penyakit yang dialami Ibu, yaitu : \n\n \n Diabetes \n Gangguan darah \n Penyakit ginjal kronis \n Kegemukan \n Tekanan darah tinggi \n Penyakit Tiroid \n Lupus \n HIV/AIDS \n Depresi \n \n\n \n\n Komplikasi Kehamilan : \n\n \n Cacat lahir , sebenarnya bisa dideteksi melalui USG atau pengujian genetik sebelum kelahiran \n Diabetes Gestasional, sering terjadi selama kehamilan \n Perkembangan janin lambat \n Hamil kembar, berisiko tinggi karena dapat melahirkan secara prematur \n Preeklamsia \n \n\n Sahabat Hermina apa yang harus dilakukan jika ternyata kehamilan anda termasuk dalam Kehamilan Beresiko Tinggi ? \n\n \n Periksakan diri secara rutin, terutama di masa-masa awal kehamilan \n Konsumsi vitamin untuk ibu hamil \n Jaga berat badan agar tetap normal \n Menghentikan kebiasaan ataupun kegiatan yang membahayakan janin \n Deteksi kelainan kromosom pada bayi \n \n\n \n\n Demikian untuk penjelasan pada kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil, apabila Ibu hamil yang mengalami kondisi ini harus rajin memeriksakan diri dan membutuhkan pengawasan dan perawatan ekstra dari dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Serta jangan lupa untuk melakukan Skrinning Antenatal (ANC) dan sebaiknya Sahabat Hermina segera periksakan ke Dokter Spesialis Obgyn RSU Hermina Solo ya agar dapat penanganan lebih lanjut. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 02 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Keguguran Berulang<\/a><\/h3>
Kehamilan adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh pasangan suami istri. Namun tidak sedikit pasangan suami istri yang sulit mempunyai keturunan dikarenakan keguguran berulang. \n\n Sahabat Hermina, keguguran menjadi salah satu komplikasi kehamilan yang bisa saja terjadi pada masa kehamilan. Maka dari itu, setiap ibu hamil pasti melakukan hal terbaik untuk menjaga kandungan agar tetap sehat. Namun ada pula kemungkinan ibu bisa mengalami keguguran berulang. Seperti apakah penyebab, dan cara mencegah keguguran berulang? Yuks kita simak penjelasannya \n\n Keguguran atau disebut juga dengan spontaneous abortion adalah keadaan ketika berhentinya kehamilan sebelum embrio atau janin cukup berkembang untuk bertahan hidup, biasanya terjadi pada usia kehamilan sebelum 20 minggu \n\n Penyebab Keguguran \n\n Sebagian besar orang beranggapan bahwa keguguran disebabkan oleh aktivitas berlebih padahal itu hanyalah mitos. Adapun penyebab keguguran diantaranya yaitu : \n\n \n \n Kelainan kromosom \n \n \n\n Penyebab keguguran yang paling sering terjadi karena janin tidak berkembang seperti yang diharapkan karena kelainan kromosom. Sekitar 60 persen keguguran dikaitkan dengan kelebihan atau kekurangan kromosom. Masalah kromosom ini sebagian besar Autosomal trisomi, monosomi X dan triploidi \n\n \n \n Kondisi kesehatan ibu \n \n \n\n Dalam beberapa kasus, kondisi kesehatan ibu dapat menyebabkan keguguran. Adapun sejumlah kondisi yang meningkatkan risiko keguguran adalah Kelainan metabolik ; obesitas kelainan thyroid dan hypothyroid \n\n \n \n Life style \n \n \n\n Gaya hidup seseorang sangat mempengaruhi kondisi selama masa kehamilan, adapun hal yang mempengaruhi diantaranya: merokok, minum-minuman yang mengandung alkohol, minum kopi dan stres yang tinggi \n\n Cara Meminimalkan Risiko Keguguran \n\n Keguguran memang bukanlah hal yang diinginkan oleh sebagian besar ibu yang sedang menantikan kehadiran buah hati mereka. \n\n Meski demikian, Sahabat Hermina bisa melakukan pencegahan dengan menjaga kehamilan melalui gaya hidup yang sehat. Perawatan prenatal yang baik dapat membantu ibu dan bayinya tetap sehat selama kehamilan. \n\n Ibu bisa melakukan perawatan kehamilan untuk meminimalkan risiko keguguran dengan cara: \n\n \n \n Rutin periksa ke dokter \n \n \n Menerapkan pola hidup sehat; nutrisi seimbang jaga berat badan, tidur cukup, hindari stress, hindari obat-obatan dan olah raga teratur \n \n \n Dokter akan melakukan tes darah, USG, memberikan obat penguat diantaranya : \n\n \n \n progestogen spt didrogesteron \n \n \n human chorionic gonadotropin \n \n \n uterin relaxan \n \n \n \n \n Bed rest \n \n \n\n Keguguran berulang mungkin membuat Anda merasa putus asa. Namun, jangan berkecil hati, karena wanita yang mengalami keguguran berulang tetap bisa menjalani kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi dengan selamat. \n\n Jadi, konsultasikan ke dokter kandungan untuk mengetahui penyebab dan cara mencegah keguguran, sehingga kondisi kehamilan Anda dapat tetap sehat dan terjaga. \n\n \n \n \n \n \n \n \n \n\n \n\n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 13 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Kehamilan Beresiko<\/a><\/h3>
Kehamilan berisiko merupakan suatu kondisi atau keadaan yang bisa membahayakan baik si ibu yang mengandung dan janin di dalam kandungan banyak faktor yang menyebabkan kehamilan berisiko. \n\n \n\n Ada beberapa kondisi ibu akan berpotensi mengalami kehamilan berisiko saat hamil : \n\n 1. Memiliki riwayat pada kehamilan sebelumnya \n\n Jika seorang ibu sudah memiliki riwayat kehamilan berisiko pada kehamilan sebelumnya maka kehamilan berisiko itu juga berpotensi terjadi pada kehamilan selanjutnya \n\n 2. Kehamilan yang pertama \n\n Jika seorang ibu pertama kali hamil pada usia di atas 35 tahun, penelitian menunjukkan bahwa mereka memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi. Hal ini jika dibandingkan dengan perempuan yang hamil pada usia lebih muda.. \n\n 3. Kehamilan dengan janin lebih dari satu \n\n Kehamilan dengan janin kembar atau multiple gestations meningkatkan risiko bayi dilahirkan prematur (sebelum 37 minggu kehamilan). \n\n 4. Hipertensi atau darah tinggi \n\n Darah tinggi pada kehamilan dibagi lagi menjadi darah tinggi sebelum kehamilan 20 minggu atau sesudah 20 minggu. Jika sudah memiliki riwayat darah tinggi pada sebelum kehamilan maka ada baiknya segera memberikan informasi ke dokter \n\n 5. Memiliki riwayat diabetes \n\n Penting bagi seorang wanita untuk mengatur kadar gula darah sebelum dan selama masa kehamilan. Bayi dengan ibu dalam kondisi gula darah yang tinggi maka akan cenderung memiliki berat badan yang tinggi dan memiliki gula darah rendah segera setelah lahir. \n\n 6. Memiliki kondisi autoimun \n\n Seorang ibu yang memiliki kondisi autoimun seperti lupus dapat meningkatkan risiko seorang perempuan untuk mengalami masalah saat kehamilan dan persalinan. Sebagai contoh jika seorang ibu memiliki kondisi autoimun maka akan berisiko mengalami kelahiran prematur \n\n \n\n Risiko kehamilan berisiko: \n\n 1. Janin terlahir dengan berat badan yang kurang atau kecil \n\n 2. Berpotensi kondisi ibu atau bayinya menjadi buruk. \n\n Jika mengalami gejala pusing, mual dan muntah bisa langsung ke emergency untuk penanganan lebih lanjut. \n\n \n\n Pencegahan kehamilan berisiko \n\n 1. Melakukan pola hidup sehat \n\n 2. Sering melakukan pemeriksaan pada kehamilan mulai dari awal kehamilan \n\n 3. Konsumsi makanan yang berigizi \n\n 4. Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan \n\n \n\n Jika pada ibu ragu pada kondisi kehamilan yang terjadi pada dirinya, ada baiknya melakukan pemeriksaan secara berkala ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Hermina Balikpapan yang lebih memahami tindak lanjut yang harus ibu lakukan agar tetap sehat selama hamil. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 30 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tanda Bahaya Masa Kehamilan Trimester ke 3<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina trimester ketiga, ibu hamil biasanya mulai cemas akan persiapan persalinan. Membesarnya perut karena janin yang terus bertumbuh membuat frekuensi sakit pinggang semakin meningkat. Di trimester ketiga, penting juga untuk mengenali tanda-tanda bahaya. \n\n Tanda-Tanda Bahaya di Kehamilan Trimester Ketiga \n\n Ada beberapa tanda bahaya di kehamilan trimester ketiga, yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil, yaitu: \n\n 1. Perdarahan \n\n Perdarahan yang terjadi selama kehamilan punya berbagai arti yang berbeda. Jika kondisi ini dialami pada trimester ketiga, kemungkinan penyebabnya adalah karena adanya solusio plasenta dan plasenta previa. Solusio plasenta adalah kondisi medis yang ditandai saat sebagian atau seluruh plasenta terlepas dari dinding rahim, sebelum masa persalinan tiba. \n\n Sementara itu, plasenta previa terjadi ketika sebagian atau seluruh plasenta, menutupi sebagian maupun seluruh leher rahim (serviks). Kedua kondisi terkait plasenta tersebut sama-sama akan menimbulkan perdarahan vagina. Jika mengalaminya, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter kandungan, karena ini bisa menjadi tanda bahaya kehamilan di trimester ketiga. \n\n 2. Kontraksi di Awal Trimester ke 3 \n\n Salah satu tanda khas datangnya waktu persalinan adalah timbulnya kontraksi, yang kemudian diiringi dengan melebarnya leher rahim. Namun, terkadang kontraksi juga bisa terasa saat usia kehamilan baru saja memasuki awal trimester ketiga, lho. \n\n Kondisi ini dikenal dengan sebutan kontraksi palsu (kontraksi Braxton-Hicks) dan kontraksi persalinan prodromal. Kedua jenis kontraksi tersebut memang belum mengarah pada persalinan yang sesungguhnya, tetapi bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, terlebih ketika intensitas kontraksi berubah semakin kuat. \n\n Jika kehamilan sudah mulai atau sudah memasuki trimester akhir, dan merasakan seperti muncul kontraksi, tanpa disertai dengan tanda persalinan lainnya, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan. \n\n 3. Sakit Kepala dan Sakit Perut \n\n Sebenarnya, wajar jika ibu hamil tiba-tiba merasakan sakit kepala atau sakit perut di trimester ketiga kehamilan. Kelelahan mungkin merupakan penyebab utamanya. Namun, jangan anggap remeh jika muncul sakit kepala, sakit perut, sesak napas, gangguan penglihatan, hingga beberapa anggota tubuh mudah memar dan membengkak pada waktu yang bersamaan. \n\n Sebab, serentetan gejala tersebut bisa merujuk pada kondisi preeklampsia, yang merupakan komplikasi kehamilan berbahaya. Preeklampsia adalah kondisi yang membuat tekanan darah meningkat pesat, diiringi dengan kerusakan organ-organ di dalam tubuh. \n\n Ginjal adalah salah satu organ yang menjadi sasaran preeklampsia. Akibatnya, jumlah protein di dalam urine akan jadi meningkat, karena ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik. \n\n 4. Mual dan Muntah Parah \n\n Sangat umum mengalami mual saat hamil. Jika menjadi parah, itu mungkin lebih serius bahkan menjadi tanda bahaya. \n\n “Terutama jika Moms tidak bisa makan dan minum apapun sehingga berisiko mengalami dehidrasi,” kata Peter Bernstein, MD, dokter kandungan di New York Albert Einstein College of Medicine and Montefiore Medical Center. \n\n Bila mual yang parah, beritahu dokter kandungan atau bidan yang mungkin akan meresepkan obat atau menyarankan untuk mengubah pola makan Moms. \n\n 5. Penurunan Gerakan Bayi secara Signifikan \n\n Apa artinya jika Si Kecil dalam kandungan yang sebelumnya aktif tampak sedikit energi? Hal tersebut mungkin normal. Tapi bagaimana Moms bisa tahu? \n\n Asisten professor kedokteran ibu dan janin di Fakultas Kedokteran Universitas Texas, Nicole Ruddock, MD mengungkapkan bila terjadi perhentian tersebut maka coba Moms meminum sesuatu yang dingin atau makan sesuatu. \n\n Kemudian, berbaringlah di sisi untuk melihat apakah hal tersebut membuat Si Kecil bergerak. Lalu, coba menghitung tendangan Si Kecil. \n\n Tidak ada jumlah gerakan yang optimal tetapi Moms harus menetapkan garis dasar sebagai aturan umum, Moms harus menghitung setidaknya memiliki 10 tendangan atau lebih dalam kurun waktu dua jam. \n\n Itulah beberapa tanda-tanda bahaya saat kehamilan trimester ketiga, yang penting untuk diketahui. Jika kamu mengalaminya dan merasa ragu apakah itu bahaya atau tidak, kamu bisa konsultasi dengan dokter kandungan RS Hermina Mekarsari terkait dengan kondisi yang dialami. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 17 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
PAHAMI KEHAMILAN BERISIKO<\/a><\/h3>
Kehamilan berisiko adalah suatu kondisi atau keadaan yang bisa membahayakan baik ibu sebagai yang mengandung dan janin didalam kandungan banyak faktor yang menyebabkan kehamilan berisiko. \n\n Ada beberapa kondisi ibu akan berpotensi mengalami kehamilan berisiko saat hamil : \n\n \n Memiliki riwayat pada kehamilan sebelumnya \n Jika seorang ibu sudah memiliki riwayat kehamilan berisiko pada kehamilan sebelumnya maka kehamilan berisiko itu juga berpotensi terjadi pada kehamilan selanjutnya \n Kehamilan yang pertama \n Jika seorang ibu pertama kali hamil pada usia di atas 35 tahun, penelitian menunjukkan bahwa mereka memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi. Hal ini jika dibandingkan dengan perempuan yang hamil pada usia lebih muda.. \n Kehamilan dengan janin lebih dari satu \n Kehamilan dengan janin kembar atau multiple gestations meningkatkan risiko bayi dilahirkan prematur (sebelum 37 minggu kehamilan). \n Hipertensi atau darah tinggi \n Darah tinggi pada kehamilan dibagi lagi menjadi darah tinggi sebelum kehamilan 20 minggu atau sesudah 20 minggu. Jika sudah memiliki riwayat darah tinggi pada sebelum kehamilan maka ada baiknya segera memberikan informasi ke dokter \n Memiliki riwayat diabetes \n Penting bagi seorang wanita untuk mengatur kadar gula darah sebelum dan selama masa kehamilan. Bayi dengan ibu dalam kondisi gula darah yang tinggi maka akan cenderung memiliki berat badan yang tinggi dan memiliki gula darah rendah segera setelah lahir. \n Memiliki kondisi autoimun \n Seorang ibu yang memiliki kondisi autoimun seperti lupus dapat meningkatkan risiko seorang perempuan untuk mengalami masalah saat kehamilan dan persalinan. Sebagai contoh jika seorang ibu memiliki kondisi autoimun maka akan berisiko mengalami kelahiran prematur \n \n\n Risiko kehamilan berisiko: \n\n \n Janin terlahir dengan berat badan yang kurang atau kecil \n Berpotensi kondisi ibu atau bayinya menjadi buruk. \n Jika mengalami gejala pusing, mual dan muntah bisa langsung ke emergency untuk penanganan lebih lanjut. \n \n\n Pencegahan kehamilan berisiko \n\n \n Melakukan pola hidup sehat \n Sering melakukan pemeriksaan pada kehamilan mulai dari awal kehamilan \n Konsumsi makanan yang berigizi \n Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan \n \n\n Jika pada ibu ragu pada kondisi kehamilan yang terjadi pada dirinya, ada baiknya melakukan pemeriksaan secara berkala ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang lebih memahami tindak lanjut yang harus ibu lakukan agar tetap sehat selama hamil. \n\n RS Hermina OPI Jakabaring memiliki Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan yang akan membantu sahabat hermina yang ragu akan kesehatan kehamilannya. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 17 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 02 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 17 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>