- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 09 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Deteksi Dini Hidrosefalus Pada Bayi<\/a><\/h3>
Hidrosefalus merupakan kondisi di mana terdapat penumpukan cairan dalam rongga otak yang berlebihan sehingga menyebabkan tekanan di dalam kepala meningkat. Hidrosefalus yang terjadi pada bayi dapat mengakibatkan ukuran kepala membesar. Dalam keadaan normal, memang terdapat cairan otak yang mengisi ruangan-ruangan (ventrikel) di dalam otak. \n\n Cairan dalam rongga otak yang dimaksud bernama cairan serebrospinal, yaitu cairan bening dan tidak berwarna yang mengalir di dalam serta sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Cairan ini berfungsi untuk menjaga otak tetap mengambang di rongga kepala, menjadi bantalan dan melindungi otak dari benturan, menjaga keseimbangan tekanan di dalam otak, serta membuang produk sisa metabolisme otak. \n\n Penumpukan cairan serebrospinal yang berlebihan dapat disebabkan oleh tidak seimbangnya produksi cairan serebrospinal dengan penyerapan kembali cairan tersebut, misalnya karena terdapat sumbatan pada saluran cairan otak, penyerapan yang tidak maksimal, atau produksi yang berlebihan. Padahal, peningkatan tekanan di dalam kepala yang terlalu tinggi akibat hidrosefalus dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak dam menghambat pembentukan sel saraf baru, yang nantinya dapat mengganggu tumbuh kembang anak; serta dapat menimbulkan berbagai macam gangguan fungsi otak lainnya, bahkan kematian. \n\n \n\n Jenis Hidrosefalus \n\n \n Hidrosefalus Kongenital \n \n\n Jenis ini merupakan kelainan bawaan yang terjadi karena gangguan di dalam kandungan. Hal macam ini bisa terjadi karena gangguan yang dialami sang ibu saat hamil. Misalnya sang ibu terkena infeksi toksoplasma, kekurangan asam folat, atau beberapa sebab lainnya. \n\n \n Hidrosefalus Didapat (Acquired Hydrocephalus) \n \n\n Terjadi karena gangguan di otak, misalnya karena stroke, radang selaput otak, atau tumor otak. Penyakit tersebut menyebabkan terganggunya sirkulasi atau penyerapan cairan otak sehingga hidrosefalus dapat terjadi. \n\n \n\n Penyebab Hidrosefalus \n\n Hidrosefalus yang terjadi pada bayi umumnya akibat infeksi saat kehamilan. Infeksi tersebut disebabkan oleh cytomegalovirus (CMV), rubella, mumps, sifilis, atau toksoplasma. Sementara itu, hidrosefalus yang baru terjadi setelah lahir (acquired hydrocephalus) umumnya disebabkan karena penyakit di otak yang menimbulkan gangguan sirkulasi cairan otak. Misalnya karena perdarahan otak, tumor otak, radang otak atau radang selaput otak. \n\n \n\n Diagnosis Hidrosefalus \n\n Hidrosefalus yang terjadi akibat infeksi dalam kehamilan ibu sebenarnya dapat dideteksi sejak bayi masih dalam kandungan, yaitu dengan pemeriksaan USG. Sementara itu, saat bayi lahir, hidrosefalus mulai dapat diduga saat dilakukan pengukuran lingkar kepala bayi. \n\n Bayi yang mengalami hidrosefalus memiliki lingkar kepala yang lebih besar dibandingkan bayi lain seusianya. Untuk memastikan adanya hidrosefalus, biasanya diperlukan pemeriksaan CT-scan otak. Pada beberapa kasus, MRI juga diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya hidrosefalus. \n\n \n\n Gejala Hidrosefalus \n\n Hidrosefalus yang terjadi saat bayi baru lahir biasanya dapat menunjukkan gejala berupa: \n\n \n Bayi terlihat mengantuk terus atau kurang responsif terhadap kondisi di sekitarnya. \n Kaki dan tangan berkontraksi terus sehingga terlihat kaku dan sulit digerakkan. \n Bayi mengalami keterlambatan perkembangan, misalnya umur 6 bulan belum bisa tengkurap, atau umur 9 bulan belum bisa duduk. \n Kepala bayi terlihat lebih besar, juga bertambah besar setiap saat dibandingkan anak seusianya. \n Kulit kepala bayi tipis, dan pembuluh darahnya dapat terlihat dengan jelas. \n Napas tidak teratur. \n Mengalami kejang berulang. \n \n\n \n\n Pencegahan Hidrosefalus \n\n Pencegahan hidrosefalus dimulai sejak dalam kehamilan. Ibu hamil harus melakukan kontrol berkala agar bila ada infeksi virus, dapat diketahui dan ditangani segera. Pastikan bahwa ibu hamil, bayi, dan anak mendapatkan imunisasi yang lengkap sesuai dengan jadwal pemerintah. Beberapa penyebab hidrosefalus seperti infeksi rubella, radang selaput otak, dan radang otak dapat dicegah dengan imunisasi. \n\n Konsultasi kesehatan secara rutin di RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran melalui mobile Aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500488 dan Website www.herminahospitals.com \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pernah Dengar Hidrosefalus ? Ketahui Penyebab Hidrosefalus (Kepala Membesar) yang Banyak Terjadi pada Anak<\/a><\/h3>
Hidrosefalus adalah sebuah kelainan yang ditandai dengan membesarnya ukuran kepala karena adanya penumpukan cairan di otak. Kasus yang paling banyak terjadi pada bayi yang baru lahir karena beberapa sebab yang kerap diabaikan saat pemeriksaan kehamilan. Sedangkan pada orang dewasa atau anak-anak dapat terjadi karena adanya cedera. \n\n Pada dasarnya adanya cairan di otak adalah hal yang wajar bahkan dianggap sangat penting karena dapat melindungi otak dari cedera, menjaga tekanan pada otak dan membuang limbah sisa metabolisme. Akan tetapi, ketika berlebihan dan terjadi penumpukan terus-menerus akhirnya fungsinya menjadi tidak seimbang dan membuat ukuran kepala jadi besar. \n\n \n\n Penyebab Hidrosefalus \n\n Dalam otak terdapat cairan bening yang diproduksi dalam rongga ventrikel. Cairan yang kemudian disebut dengan serebrospinal ini seharusnya mengalir dari sumsum tulang belakang ke seluruh otak untuk menunjang berbagai fungsi otak. \n\n Adanya cairan dalam otak pada dasarnya juga memiliki peran yang yang sangat penting selain menjaga otak dari cedera seperti menjaga otak tetap segar, menghilangkan sisa produk metabolisme pada otak dan menjaga tekanan dalam otak. \n\n Namun, ketika cairan dalam otak ini jumlahnya melebihi ukuran normal justru akan menimbulkan bahaya secara medis, yaitu kerusakan permanen jaringan otak yang menyebabkan terganggunya perkembangan fisik dan intelektual anak. Kondisi ini juga terjadi karena cairan serebrospinal tidak dapat mengalir dengan baik di dalam otak. \n\n Penumpukan cairan ini yang akhirnya membuat ukuran kepala menjadi besar dan menekan tengkorak. Keseimbangan tubuh pun akhirnya terganggu. Cairan dalam otak yang menumpuk tidak bisa terjadi begitu saja. \n\n Terdapat beberapa hal yang memicu kondisi tidak normal tersebut yaitu; \n\n \n \n Cairan dalam otak yang tidak terserap dengan maksimal oleh pembuluh darah \n \n \n Adanya sumbatan di tulang belakang atau otak \n \n \n Cairan dalam otak terlalu banyak diproduksi sehingga pembuluh darah tidak dapat menyerap secara maksimal \n \n \n\n Pembesaran ukuran kepala atau hidrosefalus ini tidak dapat terjadi begitu saja. Ada beberapa sebab yang menjadi pemicunya diantaranya adalah infeksi pada masa kehamilan, rubella, sifilis, penyakit gondok dan toksoplasma. Akan tetapi, jika hidrosefalus terjadi setelah lahir biasanya dapat terjadi karena adanya cedera otak yang parah, radang otak, tumor otak hingga radang selaput otak. \n\n \n\n Gejala Hidrosefalus \n\n Dalam kasus medis hidrosefalus banyak terjadi pada bayi yang baru lahir. Selain nampak ukuran kepala yang tidak normal seperti bayi pada umumnya, gejala lain dari penyakit ini adalah; \n\n \n \n Kulit bayi nampak tipis sehingga pembuluh darahnya pun terlihat dengan jelas \n \n \n Mengalami kejang berulang \n \n \n Napas tidak teratur \n \n \n Bayi nampak tidak responsif dengan lingkungan sekitar atau terlihat selalu mengantuk \n \n \n Bayi mengalami keterlambatan perkembangan \n \n \n Kaki dan tangan terus berkontraksi \n \n \n\n Sedangkan jika hidrosefalus terjadi pada anak-anak atau orang dewasa gejala yang nampak antara lain; \n\n \n \n Mata juling \n \n \n Susah makan \n \n \n Sakit kepala yang hebat \n \n \n Keseimbangan tubuh tidak stabil \n \n \n Kehilangan koordinasi otot \n \n \n Penglihatan kabur \n \n \n Mudah marah \n \n \n Kemampuan kognitif terganggu \n \n \n Sulit berkonsentrasi \n \n \n Mual dan muntah \n \n \n Kejang otot \n \n \n\n \n\n Pengobatan Hidrosefalus \n\n Hidrosefalus adalah jenis penyakit yang masih bisa tertangani dengan medis meskipun harus melalui proses yang sangat panjang dan lama. Untuk mengurangi atau membuang jumlah cairan dalam otak yang membuat kepala jadi membesar memang jalan satu-satunya adalah dengan tindakan operasi. \n\n Beberapa jenis operasi dalam penanganan hidrosefalus antara lain : \n\n \n \n Operasi pemasangan shunt, yaitu rangkaian operasi medis dengan jalan memasang alat khusus yang disebut shunt. Alat ini berbentuk selang yang dipasang oleh ahli bedah ke dalam kepala guna mengalirkan cairan otak ke bagian tubuh lain dan diserap oleh pembuluh darah. Adapun bagian tubuh yang sering dipilih adalah rongga perut. Agar penyerapan dapat maksimal, shunt ini dibantu oleh katup yang berfungsi untuk mengendalikan aliran cairan sehingga keberadaan cairan dalam otak surutnya dapat terkontrol. \n \n \n Operasi Endoscopic Third Ventriculostomy (ETV), yaitu sebuah tindakan operasi dengan prosedur membuang cairan serebrospinal dengan cara menciptakan lubang penyerapan baru di permukaan otak. Prosedur ini lebih banyak dilakukan untuk menangani hidrosefalus akibat penyumbatan pada otak secara ventrikel. Adapun tujuan dilakukannya operasi ini adalah agar cairan otak tidak menumpuk pada satu lokasi tertentu dan dapat tersebar secara merata di seluruh bagian otak. \n \n \n\n Pada kasus hidrosefalus ini juga dapat dilakukan pencegahan yang dilakukan oleh ibu hamil agar anak yang dilahirkan nantinya lahir normal serta orang dewasa agar terhindar dari terjadinya hidrosefalus. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain; \n\n \n \n Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin \n \n \n Saat berkendara dengan mobil pasang selalu sabuk pengaman \n \n \n Untuk melindungi kepala, saat berkendara dengan motor selalu gunakan helm \n \n \n\n Hidrosefalus adalah kasus medis yang sangat kompleks. Dalam penanganannya bisa melibatkan banyak dokter ahli karena menyangkut berbagai organ di dalam tubuh. Pengobatannya yang lama serta melalui prosedur yang panjang dan beragam, memang tidak bisa mengembalikan keadaan menjadi normal layaknya anak yang terlahir normal. Namun, dengan dengan tindakan tersebut akan mengurangi efek yang ditimbulkan oleh penumpukan cairan di dalam otak. \n\n Sahabat Hermina bisa mengkonsultasikan seputar masalah Bedah Saraf dengan Dokter Spesialis RS. Hermina terdekat, atau bisa berkonsultasi secara online melalui aplikasi Halo Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 26 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
Hydrocephalus pada Orang Dewasa<\/a><\/h3>
Mungkin Sahabat Hermina sudah tidak asing lagi mendengar penyakit Hydrocephalus, penyakit Hydrocephalus ini lebih banyak diderita oleh bayi atau balita, tetapi banyak yang belum mengetahui bahwa penyakit ini dapat dialami oleh orang Dewasa. Mari kita kenali penyakit Hydrosepalus lebih jauh. \n\n \n\n Apa Itu Hdyrocephalus ? \n\n adalah kondisi akumulasi abnormal dari cairan otak yang mengisi pada ruang rongga otak, yang menyebabkan peningkatan tekanan pada otak . Pada bayi dan anak – anak kondisi hydrocephalus menyebabkan membesarnya ukuran kepala, sedangkan pada usia dewasa hydrocephalus menyebabkan nyeri kepala yang hebat dan kadang disertai gejala mual dan muntah yang khas. \n\n \n\n Bagaimana hydrocephalus bisa terjadi? \n\n Hydrocephalus terjadi akibat tidak seimbangnya antara produksi cairan otak dengan penyerapannya sehingga terjadi akumulasi cairan otak yang abnormal dan terjadi hydrocephalus. Akumulasi cairan otak yang abnormal tersebut dapat disebabkan oleh : \n\n \n Aliran cairan otak yang tersumbat. \n Produksi cairan otak yang lebih cepat dibanding penyerapannya \n Penyakit atau cedera pada otak, yang memengaruhi penyerapan cairan otak \n \n\n \n\n Hidrocephalus bisa terjadi pada bayi ketika proses persalinan, atau beberapa saat setelah dilahirkan. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kondisi tersebut, di antaranya: \n\n \n Perdarahan di dalam otak akibat kelahiran prematur. \n Perkembangan otak dan tulang belakang yang tidak normal, sehingga menyumbat aliran cairan otak. \n Infeksi selama masa kehamilan yang dapat memicu peradangan pada otak janin, misalnya rubella atau sifilis. \n Di samping itu, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko hidrosefalus pada semua usia, yaitu: \n Tumor di otak dan saraf tulang belakang. \n Perdarahan di otak akibat cedera kepala atau stroke. \n Infeksi pada otak dan saraf tulang belakang, misalnya meningitis. \n Cedera atau benturan pada kepala yang berdampak ke otak. \n \n\n \n\n Apa saja gejala hydrocephalus? \n\n Gejala klinis dari hydrocephalus dapat berbeda tengantung dari usia, hydrocephalus pada bayi gejala klinis yang muncul antara lain: \n\n \n Adanya benjolan lunak pada ubun – ubun \n Membesarnya ukuran kepala \n Mudah mengantuk \n Tidak mau menyusu \n Muntah \n Kejang \n \n\n \n\n Sedangkan pada anak – anak dan dewasa hydrocephalus memiliki gejala klinis: \n\n \n Sakit kepala \n Penurunan daya ingat dan konsentrasi \n Mual dan muntah \n Gangguan penglihatan \n Gangguan koordinasi tubuh \n Gangguan keseimbangan \n Tidak Bisa Menahan Buang Air Kecil \n Pembesaran kepala \n \n\n \n\n Pemeriksaan apa yang diperlukan untuk diagnosis hydrocephalus? \n\n Hydorcephalus pada bayi dapat dinilai dari pemeriksaaan fisik yaitu dari bentuk dan diameter kepala yang membesar dan melebihi batas normal yang tidak sesuai dengan presentil pada growth chart. \n\n Sedangkan pada dewasa, hydrocephalus dapat diketahui dari gejala yang dialami dan melakukan pemeriksaan fisik ( melalui USG, CT scan, atau MRI.) \n\n \n\n Bagaimana Tindaklanjut Penanganan hydrocephalus? \n\n Penanganan hydrocephalus yang paling efektif adalah dengan metode pembedahan, dimana tujuan pembedahan yaitu mengembalikan keseimbangan tekanan pada otak sehingga mencegah terjadinya komplikasi yang disebabkan peningkatan tekanan pada otak akibat penumpukan cairan otak abnormal. \n\n \n\n Operasi pemasangan shunt \n\n Shunt adalah selang khusus yang dipasang di dalam kepala untuk mengalirkan cairan otak ke bagian lain di tubuh, agar mudah terserap ke dalam aliran darah. Ada beberapa metode shunt yang disesuaikan dengan kondisi klinis pasien. \n\n Semakin cepat dan tepatnya tindaklanjut penanganan hydrocephalus semakin baik hasil kesembuhan pasien dengan hydrocephalus, bahkan pada beberapa kasus bayi dengan hydrocephalus dengan penanganan sejak dini memberikan hasil kesembuhan yang cukup baik. \n\n \n\n Kapan Harus Ke Dokter ? \n\n lakukan pemeriksaan lebih lanjut apabila putra putri anda atau sahabat Hermina mengalami gejala Hydrocephalus dengan konsultasi dengan dokter bedah saraf di RS Hermina Pasteur, \n\n \n\n Kini Pendaftaran lebih mudah dapat mendaftar langsung melalui Website atau mendowload Mobile Aplikasi Hermina Pasteur di Google Playstore. Bagi anda konsultasi di rumah aja dapat menggunakan fitur Hallo Hermina di Mobile Aplikasi HERMINA, Jangan Tunda Sehat Jangan Takut Ke Rumah Sakit Hermina Pasteur. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 26 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>