- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 04 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bagaimana Cara Merawat Telinga Anda Agar Tetap Sehat dan Berfungsi Optimal?<\/a><\/h3>
Telinga adalah organ yang sangat penting bagi manusia. Telinga tidak hanya berfungsi untuk mendengar, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan tubuh. Telinga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Ketiga bagian ini bekerja sama untuk mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik yang dapat dipahami oleh otak. \n\n \n\n Namun, telinga juga rentan mengalami berbagai gangguan, seperti infeksi, telinga berdenging, atau gangguan pendengaran. Gangguan-gangguan ini bisa berdampak negatif terhadap kualitas hidup seseorang, seperti mengganggu aktivitas sehari-hari, komunikasi, dan kesehatan mental. \n\n \n\n Oleh karena itu, Anda perlu merawat telinga Anda dengan baik agar tetap sehat dan berfungsi optimal. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan telinga Anda, antara lain: \n\n \n\n \n Telinga adalah organ yang sangat penting untuk mendengar dan menjaga keseimbangan tubuh. Telinga juga memproduksi minyak yang berfungsi mencegah benda asing masuk ke dalamnya, termasuk serangga. Namun, jika kita salah cara membersihkan telinga, bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti infeksi, peradangan, vertigo, dan telinga berdenging. Oleh karena itu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter THT untuk membersihkan telinga atau menanyakan cara membersihkan telinga yang sesuai dengan jenis kotoran telinga kita. \n Lindungi telinga dari suara yang terlalu keras. Suara yang terlalu keras bisa merusak sel-sel rambut di dalam koklea, yaitu bagian dari telinga dalam yang bertanggung jawab dalam proses pendengaran. Kerusakan ini bisa menyebabkan gangguan pendengaran permanen atau tuli sensorineural. Oleh karena itu, hindari mendengarkan musik dengan volume yang terlalu tinggi atau menggunakan earphone atau headphone terlalu lama. Jika Anda bekerja di lingkungan yang bising, seperti pabrik atau konstruksi, gunakan earplug atau penutup telinga untuk melindungi telinga Anda dari suara bising. \n Jangan gunakan ear candle. Ear candle adalah metode alternatif yang diklaim bisa membersihkan kotoran telinga dengan cara membakar lilin di dekat lubang telinga. Namun, metode ini tidak memiliki bukti ilmiah yang mendukung efektivitas dan keamanannya. Malah, penggunaan ear candle bisa menyebabkan cedera pada telinga, seperti luka bakar, tersumbatnya liang telinga oleh lilin, atau bahkan perforasi gendang telinga. Jika Anda ingin membersihkan kotoran telinga, sebaiknya periksakan diri ke dokter THT dan jangan mencoba metode yang tidak teruji secara medis. \n Bersihkan dan keringkan telinga dengan benar. Kelembapan yang berlebihan di dalam liang telinga bisa menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri atau jamur. Hal ini bisa menyebabkan infeksi pada telinga luar atau otitis eksterna. Gejala infeksi ini antara lain nyeri pada telinga, gatal, bengkak, merah, keluar cairan, dan gangguan pendengaran. Untuk mencegah infeksi ini, bersihkan dan keringkan telinga Anda dengan cara mengeringkan telinga setelah mandi atau berenang dengan handuk bersih atau pengering rambut dengan suhu rendah. Hindari juga memasukkan benda asing ke dalam liang telinga. \n \n\n \n\n Demikianlah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk merawat telinga Anda agar tetap sehat dan berfungsi optimal. Jika Anda mengalami gejala-gejala gangguan pada telinga, segera konsultasikan dengan dokter THT untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Jangan biarkan telinga Anda bermasalah, karena telinga adalah organ yang sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan Anda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 13 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
Infeksi Amandel, Apakah Harus Dioperasi?<\/a><\/h3>
Infeksi amandel atau biasa dikenal dengan nama tonsilitis merupakan kondisi ketika amandel mengalami infeksi atau peradangan. Kejadian ini umumnya dialami oleh anak usia 3–7 tahun. Meski begitu, infeksi amandel juga dapat terjadi pada orang dewasa. Amandel atau merupakan kelenjar getah bening di tenggorokan yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh untuk mencegah infeksi, khususnya pada anak-anak. Namun, seiring bertambahnya usia dan makin kuatnya daya tahan tubuh, fungsi amandel mulai tergantikan dan ukurannya secara perlahan akan menyusut. \n\n Penyebab Infeksi Amandel \n\n \n Virus dan bakteri \n Beberapa virus penyebab amandel seperti Influenza, Adenovirus, Virus Epstein-Barr dan bakteri seperti Streptococcus Pyogenes. \n Lingkungan \n Debu maupun tungau yang menempel pada kasur yang terhirup dapat memicu alergi yang masuk melalui hidung dan menyebabkan radang tenggorokan. \n Makanan \n Makanan yang mengandung banyak MSG, makanan berminyak maupun makanan pedas jika terlalu sering dikonsumsi juga dapat menyebabkan infeksi tenggorokan akibat asam lambung meningkat dan asam lambung naik ke tenggorokan. \n \n\n Gejala Infeksi Amandel \n\n Beberapa hal yang perlu diwaspadai sebagai gejala infeksi amandel adalah sebagai berikut: \n\n \n Sakit tenggorokan \n Bengkak dan kemerahan pada amandel \n Nyeri saat menelan \n Demam \n Nyeri kepala \n Suara menjadi serak \n Pembengkakan kelenjar getah bening pada leher \n \n\n Infeksi amandel sering menunjukkan gejala seperti nafsu makan menurun dan sering mengantuk pada pasien anak-anak. \n\n \n\n Cara mengobati infeksi amandel umumnya cukup dengan penggunaan obat-obatan. Biasanya dokter akan meresepkan antibiotik apabila infeksi amandel disebabkan oleh bakteri. Saat mengkonsumsi antibiotik, pastikan untuk menghabiskannya meski kondisi sudah membaik atau pulih sepenuhnya. Sebagai cara meredakan infeksi amandel, dokter akan menyarankan pasien untuk beristirahat dan melakukan perawatan di rumah, seperti: \n\n \n Memperbanyak konsumsi air putih. \n Mengonsumsi makanan lembut. \n Menggunakan pelembap udara. \n Menghindari asap rokok, debu, dan polusi udara. \n \n\n \n\n Pada beberapa kondisi, infeksi amandel tidak dapat disepelekan dan perlu tindakan pengangkatan amandel dengan operasi atau disebut tonsilektomi. Lantas, pada kondisi apa saja infeksi amandel diperlukan operasi atau tonsilektomi? \n\n 1. Saluran pernapasan anak terhambat \n\n Amandel yang besar dapat menyebabkan anak mengalami gangguan napas saat tidur yang disebut Obstryctive Sleep Apnea Syndrome (OSAS) yang membuatnya mendengkur saat tidur malam hari. Kondisi ini disertai napas yang berhenti saat tidur kemudian sering terbangun secara. OSAS membuat anak kekurangan suplai oksigen sehingga menjadi lemas dan mengantuk saat di sekolah. Jika dibiarkan, maka dapat mengganggu prestasi dan perkembangan anak. \n\n 2. Kesulitan menelan makanan \n\n Pembengkakan amandel juga dapat menutupi jalan makanan ke kerongkongan sehingga sulit menelan. Akibatnya, nafsu makan menurun dan asupan nutrisi berkurang. \n\n 3. Infeksi amandel berulang \n\n Jika Infeksi amandel yang terjadi berulang dengan pengobatan adekuat/ maksimal atau disertai kejang demam. \n\n Bagi sahabat hermina yang mengalami gejala diatas dapat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis THT di RSU Hermina Pandanaran. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 23 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Telinga Berdenging Tanda Sedang Digosipkan Orang Lain, Tetapi Karena...<\/a><\/h3>
Meskipun tinnitus sering dikaitkan dengan gangguan pendengaran, hal itu tidak menyebabkan gangguan tersebut, dan gangguan pendengaran juga tidak menyebabkan tinnitus. Faktanya, beberapa orang dengan tinnitus tidak mengalami kesulitan mendengar, dan dalam beberapa kasus mereka bahkan menjadi sangat sensitif terhadap suara (hiperakusis) sehingga mereka harus mengambil langkah untuk meredam atau menutupi suara dari luar. Paparan suara keras dalam waktu lama adalah penyebab paling umum dari tinnitus. Hingga 90% orang dengan tinnitus memiliki beberapa tingkat gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan. Kebisingan menyebabkan kerusakan permanen pada saraf pendengaran di koklea, organ berbentuk spiral di telinga bagian dalam atau sering disebut rumah siput. Tukang kayu, pilot, musisi rock, pekerja perbaikan jalan, dan penata taman termasuk di antara mereka yang pekerjaannya berisiko, seperti halnya orang yang bekerja dengan gergaji mesin, senjata api, atau perangkat keras lainnya atau yang berulang kali mendengarkan musik keras. Paparan tunggal terhadap suara yang sangat keras tiba-tiba juga dapat menyebabkan tinnitus. \n\n Kebanyakan orang yang mencari bantuan medis untuk tinnitus mengalaminya sebagai subjektif, suara konstan seperti dering konstan di telinga atau suara berdengung di telinga, dan sebagian besar memiliki beberapa derajat gangguan pendengaran. Hal-hal yang menyebabkan gangguan pendengaran (dan tinnitus) termasuk suara keras, obat-obatan yang merusak saraf di telinga (obat ototoksik), kotoran telinga, masalah telinga tengah (seperti infeksi dan tumor pembuluh darah), dan penuaan. Tinnitus juga bisa menjadi gejala penyakit Meniere, yaitu gangguan mekanisme keseimbangan di telinga bagian dalam. Tinnitus dapat muncul di mana saja di sepanjang jalur pendengaran, dari telinga luar melalui telinga tengah dan dalam ke korteks pendengaran otak, di mana ia diterjemahkan (dalam arti tertentu, dicetak). Salah satu penyebab paling umum dari tinitus adalah kerusakan sel-sel rambut di koklea (lihat "Jalur pendengaran dan tinnitus"). Sel-sel ini membantu mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik pada saraf. Jika jalur atau sirkuit pendengaran di otak tidak menerima sinyal yang mereka harapkan dari koklea, otak pada dasarnya mengkompensasi pada jalur tersebut untuk mendeteksi sinyal - dengan cara yang sama seperti Anda menaikkan volume radio mobil ketika Sahabat Hermina mencoba mencari sinyal stasiun. Kebisingan listrik yang dihasilkan berupa tinnitus — suara bernada tinggi jika gangguan pendengaran berada dalam rentang frekuensi tinggi dan bernada rendah jika berada dalam rentang frekuensi rendah. Tinnitus semacam ini menyerupai ilusi nyeri tungkai pada orang yang diamputasi - otak memproduksi sinyal saraf abnormal untuk mengkompensasi input yang hilang. \n\n Kebanyakan tinnitus adalah "sensorineural," yang berarti bahwa itu disebabkan oleh gangguan pendengaran pada tingkat koklea atau saraf koklea. Tapi tinnitus mungkin berasal dari tempat lain. Tubuh kita biasanya menghasilkan suara (disebut suara somatik) yang biasanya tidak kita sadari karena kita mendengarkan suara eksternal. Apa pun yang menghalangi pendengaran normal dapat membawa suara somatik ke perhatian kita. Misalnya, Sahabat Hermina mungkin mendapatkan suara bising saat kotoran telinga menyumbat telinga luar. Tinnitus yang lama dapatdampak emosional negatif pada Sahabat Hermina, sehingga tidak akan mempengaruhi hidup Sahabat Hermina. Deteksi tinitus sejak dini dapat meningkatkan angka kesembuhan. Sahabat Hermina akan melihat peningkatan dalam tidur Sahabat Hermina, kemampuan untuk berkonsentrasi, depresi dan kecemasan. \n\n Gangguan pada telinga merupakan masalah kesehatan yang serius karena dapat menimbulkan gangguan pendengaran dan komplikasi lainnya, seperti meningitis. Oleh karena itu, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter THT untuk mendapatkan pengobatan yang tepat jika Anda mengalami gejala gangguan pada telinga. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 16 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Perlukah Periksa ke Dokter THT Secara Rutin?<\/a><\/h3>
Telinga hidung tenggorokan atau THT memiliki fungsi penting seperti mendengar, bernapas, mencium aroma, berbicara, serta menelan makanan dan minuman. Saat ada gangguan yang berkaitan dengan ketiga bagian tersebut, dianjurkan untuk menemui dokter spesialis THT. Pemeriksaan rutin terhadap ketiga organ ini memang sebaiknya dilakukan dalam waktu enam bulan. Meski demikian, tak perlu menunggu lama jika Sahabat Hermina merasakan gangguan di area THT. \n\n Beberapa gangguan yang perlu Sahabat Hermina waspadai antara lain: \n\n 1. Penurunan pendengaran \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami penurunan pendengaran lebih dari dua minggu, sebaiknya konsultasikan langsung ke dokter THT. Penurunan atau hilangnya pendengaran secara sementara bisa terjadi kapan saja, terlebih setelah mendengarkan musik terlalu kencang. Namun, tetap bertahan, bisa jadi terdapat gangguan permanen pada organ telinga. \n\n 2. Nyeri sinus \n\n Peradangan yang terjadi pada area sinus dapat menyebabkan terjadinya nyeri hebat yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri sinus dapat meliputi nyeri pada area wajah, telinga, gigi bagian atas dan hidung. Jika nyeri tersebut berlangsung selama beberapa hari, segera berkonsultasi langsung dengan dokter. \n\n 3. Kongesti atau penyumbatan hidung \n\n Apakah Sahabat Hermina sering terbangun karena hidung tersumbat? Atau sering mengalami kesulitan bernapas karena hidung terasa tersumbat? Jika ya, maka sebaiknya konsultasikan pada dokter THT. Penyumbatan pada hidung yang berlangsung lama bisa disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari alergi udara hingga infeksi atau adanya kesulitan bernapas hingga kelainan anatomi rongga hidung. \n\n 4. Nyeri tenggorokan \n\n Nyeri tenggorokan merupakan keluhan yang sering dialami oleh setiap orang dan biasanya dapat hilang dengan sendirinya. Namun, jika keluhan nyeri tenggorokan dan nyeri menelan tidak juga hilang dalam waktu 1 minggu, bisa jadi keluhan tersebut disebabkan oleh masalah lain. Contohnya tonsilitis (amandel) atau LPR ( refluks asam lambung yang menyebabkan inflamasi daerah tenggorok). \n\n 5. Tinnitus \n\n Tinnitus atau telinga berdenging bukanlah penyakit namun gejala. Kondisi ini juga bisa menjadi tanda adanya infeksi telinga atau gejala awal dari hilangnya pendengaran. Penyebab yang umum ditemukan pada tinitus adalah kerusakan sel telinga dalam. Kerusakan rambut-rambut ini dipengaruhi oleh usia dan adanya paparan terhadap suara yang keras dalam jangka waktu lama. Misalnya akibat mendengarkan musik menggunakan earphone atau datang ke konser musik. Paparan terhadap beberapa obat tertentu seperti aspirin, NSAIDs dan obat diuretik juga berpengaruh. Sama seperti pemeriksaan kesehatan lainnya, periksa ke dokter THT sebaiknya dilakukan secara rutin dan jangan menunggu hingga ada keluhan. Dengan demikian kesehatan telinga, hidung dan tenggorokan Sahabat Hermina terjamin. \n\n Sahabat Hermina dapat melakukan pemeriksaan THT di RS Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran melalui mobile aplikasi hermina, call center 1500 488 dan website www.herminahospitals.com \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 21 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kenali 3 Penyakit Telinga yang Sering Terjadi<\/a><\/h3>
Apakah Anda pernah mengalami bagian telinga yang mendengung atau bahkan mengeluarkan kotoran disertai dengan cairan? Itu adalah salah satu gejala bahwa Anda mempunyai masalah kesehatan pada bagian telinga. \n\n \n\n Telinga merupakan salah satu dari panca indera yang rentan mengalami masalah kesehatan disebabkan mudahnya bagian telinga terpapar oleh berbagai gangguan dari luar. Saraf-saraf yang banyak terdapat pada telinga juga bisa mengalami gangguan kesehatan jika tidak dijaga dengan baik atau ditangani sesegera mungkin. \n\n \n\n Penyakit telinga dapat terjadi karena berbagai hal, mulai dari penumpukan kotoran telinga hingga infeksi. Kondisi ini membuat bagian-bagian telinga menjadi terganggu dan menyebabkan penurunan fungsi pendengaran, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. \n\n \n\n Berikut ada tiga penyakit telinga yang sering terjadi antara lain: \n\n \n\n 1. Penumpukan kotoran telinga. Kotoran telinga normalnya akan mengering dan keluar dengan sendirinya. Namun terkadang kotoran telinga justru menumpuk dan menyumbat saluran telinga. Menumpuknya kotoran ini bisa menyebabkan beberapa keluhan, seperti gatal pada telinga, telinga terasa penuh, timbul rasa sakit pada telinga, telinga berdenging, pusing bahkan menurunnya kemampuan mendengar. \n\n \n\n 2 Otitits media. Otitis media adalah infeksi pada telinga bagian tengah, tepatnya pada rongga dibelakang gendang telinga. Infeksi telinga bagian tengah ini sering kali timbul akibat batuk pilek, flu atau alergi tertentu. \n\n \n\n Penyakit telinga ini cenderung lebih banyak terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Pada anak-anak, gejala yang muncul antara lain sakit telinga, rewel hingga demam. Sementara itu, pada orang dewasa, otitis media menimbulkan gejala berupa sakit telinga, cairan keluar dari telinga dan kesulitan mendengar. \n\n \n\n Bagaimana dengan gejalanya? Otitis media mempunyai gejala nyeri pada telinga, keluarnya cairan di telinga, nyeri kepala, demam, iritabilitas, turunnya nafsu makan, muntah, diare, terkadang disertai dengan vertigo, berkurangnya fungus pendengaran. \n\n \n\n 3. Tinnitus. Telinga berdenging atau tinnitus terjadi saat Anda mendengar bunyi denging yang hilang timbul atau terus-menerus terjadi. Bunyi ini bisa terdengar di salah satu atau kedua telinga. Biasanya tinnitus terjadi karena kerusakan pada saraf pendengaran di telinga bagian dala,. Kondisi ini lebih sering dialami oleh lansia yang berusia diatas 60 tahun. \n\n \n\n \n\n Konsultasikan masalah kesehatan Telinga Anda ke dokter spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) di RS. Hermina Makassar. Kami menyediakan layanan konsultasi HaloHermina bagi Sahabat Hermina yang ingin konsultasi #dirumahAja. Stay Healthy! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 21 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>