- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 15 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Mungkinkah Bisa Dicegah Penyakit Turunan Diabetes?<\/a><\/h3>
Diabetes adalah salah satu penyakit turunan yang tidak mengenal usia. Bahkan, anak kecil pun bisa terkena diabetes. Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah. Meskipun diabetes merupakan penyakit turunan, bukan berarti tidak bisa dicegah. Faktanya, faktor lingkungan memiliki pengaruh yang lebih besar pada prevalensi diabetes dibandingkan faktor genetik. \n \nFaktor lingkungan yang dapat mempengaruhi risiko diabetes meliputi pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, serta paparan zat-zat kimia berbahaya. Pola makan yang tinggi akan gula dan lemak jenuh, serta rendah serat dapat meningkatkan risiko terkena diabetes. Begitu pula dengan kurangnya aktivitas fisik yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan resistensi insulin. Selain itu, obesitas juga dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. \n \nUntuk mencegah penyakit turunan diabetes, penting untuk mengadopsi gaya hidup sehat. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan mengatur pola makan yang seimbang dan bergizi. Konsumsi makanan yang tinggi serat, rendah gula, serta lemak sehat seperti lemak tak jenuh dapat membantu menjaga keseimbangan gula darah. Selain itu, penting juga untuk menghindari makanan olahan dan minuman manis yang dapat meningkatkan risiko diabetes. \n \nSelain pola makan, aktivitas fisik juga memainkan peran penting dalam pencegahan diabetes. Melakukan olahraga secara teratur dapat membantu mengendalikan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit per minggu, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang. \n \nSelain itu, penting juga untuk menghindari paparan zat-zat kimia berbahaya yang dapat meningkatkan risiko diabetes. Beberapa zat kimia seperti pestisida, polutan udara, dan bahan kimia dalam produk rumah tangga dapat berkontribusi terhadap perkembangan diabetes. Menggunakan produk organik, memastikan ventilasi yang baik di dalam rumah, dan menghindari paparan zat-zat berbahaya dapat membantu mencegah risiko diabetes. \n \nSelain langkah-langkah di atas, juga penting untuk menjaga berat badan yang sehat, rutin memeriksakan gula darah, serta menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Diabetes adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya, seperti penyakit jantung, kerusakan ginjal, dan gangguan penglihatan. Oleh karena itu, pencegahan diabetes sangatlah penting. \n \nMeskipun diabetes merupakan penyakit turunan, faktor lingkungan dapat memainkan peran yang lebih besar dalam mencegah penyakit ini. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, mengatur pola makan, dan menjaga aktivitas fisik, kita dapat mengurangi risiko terkena diabetes. Jangan lupa juga untuk menghindari paparan zat-zat berbahaya dan menjaga berat badan yang sehat. Diabetes bukanlah takdir yang tidak bisa diubah, tetapi merupakan kondisi yang dapat dicegah dengan upaya yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekanbaru<\/a><\/li>
- 05 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
Penyebab dan Gejala Diabetes<\/a><\/h3>
Secara umum, penyakit Diabetes Melitus (DM) terjadi akibat gaya hidup tidak sehat yang menyebabkan akumulasi menumpuknya kadar gula dalam darah dan berada di atas ambang batas normal yang bersifat kronis dan jangka panjang. Dalam kondisi normal, glukosa adalah sumber energi utama bagi sel-sel dalam tubuh yang membentuk otot juga jaringan, termasuk juga untuk otak. Namun jika kadar glukosa berlebih, bisa berbahaya karena memicu penyakit gula darah atau diabetes. \n\n Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Diabetes \n\n Secara umum, faktor penyebab terjadinya diabetes yang menyerang seseorang dapat digolongkan menjadi 2 yaitu faktor penyebab yang dapat dikontrol dan yang tidak dapat dikontrol (faktor alami/bawaan). \n\n 1. Faktor Penyebab yang Tidak Bisa Dimodifikasi atau Dikontrol (Alami/Bawaan) \n\n Faktor penyebab ini merupakan sebab-sebab yang telah ada sejak lahir dan tidak dapat diubah, yang di antaranya adalah: \n\n \n Faktor Usia \n \n\n Penurunan fungsi organ yang disebabkan karena faktor usia adalah salah satu aspek utama terjadinya penyakit diabetes. Ini karena organ pankreas yang biasanya bekerja normal dalam memproduksi insulin mengalami penurunan fungsinya. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk mereka yang berusia di atas 45 tahun agar memeriksa kadar gula darah secara teratur. \n\n \n Kondisi Berat Badan Bayi Saat Lahir \n \n\n Berat badan bayi saat lahir juga sering ditengarai sebagai salah satu kondisi yang menjadi patokan terjadinya diabetes. Untuk bayi dengan berat di atas 4000 gram berisiko menyebabkan anak tersebut terkena diabetes. Demikian bila berat badan bayi dibawah 2500 gram, maka ada risiko bahwa ketika dewasa anak itu akan terkena diabetes juga nantinya. \n\n \n Faktor Keturunan atau Genetika Lebih Berisiko Terkena Diabetes \n \n\n Keturunan diabetes sangat mungkin terkena diabetes juga nantinya. Karenanya bila diantara anggota keluarga ada riwayat diabetes maka sangat mungkin meningkatkan faktor terjadinya diabetes pada seseorang. \n\n 2. Faktor Penyebab yang Bisa Dimodifikasi atau Dikontrol \n\n Faktor penyebab yang kedua ini disebabkan karena gaya hidup seseorang, beberapa diantaranya adalah: \n\n \n Kebiasaan Merokok \n \n\n Merokok, selain buruk untuk pernapasan, juga berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit diabetes. Cara terbaik tentu dengan mengurangi dan menghentikan kebiasan ini. \n\n \n Obesitas atau Kegemukan \n \n\n Meski bukan satu hal yang pasti, tetapi peningkatan indeks massa tubuh berpengaruh pula pada kemungkinan seseorang terjangkit diabetes. \n\n \n Pola Makan Tak Sehat \n \n\n Makanan yang mengandung gula, tetapi rendah serat ditengarai sebagai sumber bahan pangan dan menyumbang kemungkinan diabetes lebih tinggi bagi seseorang. \n\n \n Jarang dan Malas Berolahraga \n \n\n Kondisi pasif, kurang bergerak, dan malas berolahraga menjadikan tubuh sangat berisiko untuk terkena diabetes. \n\n \n Penderita Hipertensi berisiko Terkena Diabetes \n \n\n Hipertensi juga disinyalir turut menyumbang tingginya angka penderita diabetes sebagai bagian dari faktor yang bisa dimodifikasi. \n\n \n Tingginya Kadar Kolesterol \n \n\n Kadar HDL (lemak baik) yang kurang dari 35mg/dL, serta kadar trigliserida yang lebih dari 250mg/dL ditengarai jadi penyumbang penyakit diabetes. Karenanya memperhatikan kadar kolesterol adalah satu hal yang penting. \n\n \n PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) \n \n\n Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita. Ditandai dengan tidak teraturnya siklus menstruasi, serta tumbuhnya rambut secara signifikan di daerah lengan, kumis, serta obesitas. Karena gejalanya yang mirip dengan kondisi sakit biasa, maka banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit diabetes ini dan bahkan sudah mengarah pada komplikasi. Untuk memastikan bahwa seseorang apakah mengidap diabetes atau tidak maka perlu diagnosis dokter melalui cek darah. \n\n \n\n Gejala Penyakit Gula Darah \n\n \n Penurunan Berat Badan secara Berangsur-Angsur \n \n\n Berat badan turun adalah hal biasa. Namun, jika terjadi terus menerus maka Anda perlu waspada. Seseorang yang ditengarai mengidap diabetes biasanya mengalami penurunan berat badan yang drastis dan signifikan. Ini dianggap sebagai gejala awal diabetes, akibat glukosa tidak bisa diserap secara optimal oleh tubuh. \n\n \n Nafsu Makan Meningkat Akibat Sel Butuh Asupan Energi Lebih \n \n\n Bisa jadi, peningkatan nafsu makan yang dialami seseorang adalah pertanda awal dari diabetes. Hal ini terjadi karena sel mengharapkan asupan glukosa yang lebih banyak, dan bersumber dari makanan. Namun demikian, tubuh tidak dalam kondisi optimal dan bisa bermetabolisme dengan baik, hal inilah yang memicu berkelanjutan. \n\n \n Intensitas Buang Air Kecil Meningkat Biasanya Malam Hari \n \n\n Gejala diabetes ini yang paling dikenal masyarakat. Buang air kecil yang terus menerus dan sering, adalah gejala awal dari diabetes. Bila hal ini terjadi ada baiknya untuk segera memeriksakan diri, agar bisa mendapatkan penanganan segera dan cepat. \n\n \n Merasa Kesemutan atau Mati Rasa Akibat Syaraf Mulai Rusak \n \n\n Gejala ini terjadi jika kadar gula dalam darah sudah cukup tinggi. Rasa kesemutan dan kebas (mati rasa) pada bagian tubuh seperti kaki, jari-jemari, dan tangan adalah tanda untuk waspada, karena bisa jadi penyakit diabetes sudah menunjukan gejala stadium lanjut. Hal ini terjadi akibat kerusakan pada serabut saraf. \n\n \n Penglihatan Menurun, Terganggu dan Kabur \n \n\n Kadar glukosa yang semakin meningkat menyebabkan cairan pembuluh darah terbatasi untuk masuk ke mata. Keadaan yang demikian bahkan bisa membuat lensa mata berubah bentuk. Namun, ciri yang demikian bisa hilang bila gula darah semakin berkurang dan normal. \n\n \n Mudah terjadi Luka dan Susah Kering atau Sembuh \n \n\n Bagi penderita diabetes, kadar gula yang berlebih menyebabkan kekebalan tubuh dan sistem imun menjadi tidak normal. Bila seorang penderita diabetes memiliki luka terbuka, maka akan sangat susah untuk proses penyembuhannya. \n\n \n Terjadi Infeksi Jamur Utamanya di Mulut \n \n\n Seorang wanita penderita diabetes umumnya juga disertai dengan infeksi jamur. Jamur ini akan muncul di beberapa bagian mulut, biasanya dalam bentuk sariawan di mulut, juga infeksi pada bagian vagina, yang disebabkan oleh jamur candida. \n\n \n\n Diabetes Tidak Dapat Disembuhkan Hanya Bisa Dikendalikan \n\n Penyakit diabetes, seperti penyakit dalam lainnya, merupakan jenis penyakit mematikan yang tidak bisa disembuhkan dan hanya dapat dikendalikan. Penanganan yang salah akan membuat penderita makin menurun kondisinya dan berisiko terjadinya kematian. Beberapa terapi diabetes yang disarankan untuk dilakukan untuk memperbaiki kualitas penderita diantaranya sebagai berikut: \n\n 1. Menjalankan rutinitas olahraga dan rutin cek kadar gula darah. \n\n 2. Jika terjadi luka, lakukan perawatan luka sesuai petunjuk dokter. \n\n 3. Menjalankan penyuntikan insulin serta mengatur pola dietnya. \n\n Penanganan yang tepat terhadap penderita diabetes terlebih untuk mereka yang belum terjangkit penyakit ini, sangat dianjurkan, karena sifat penyakit ini jangka panjang dan menetap sehingga perlu untuk diperhatikan dengan serius. Bagi yang sudah terlanjur sakit, konsumsi obat resep dokter untuk pemicu insulin dan penurunan kadar gula dalam darah harus dilakukan secara rutin dan disiplin. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 05 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>