- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 26 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Jenis Penyakit Eksim dan Cara Menanganinya<\/a><\/h3>
Penyakit Eksim merupakan jenis penyakit yang tidak mematikan namun harus diwaspadai. Gangguan pada penyakit ini bisa menyebabkan penderitanya tidak bisa beraktivitas dengan leluasa. Apalagi eksim termasuk jenis penyakit jangka panjang. Pada saat terkena, bisa muncul sewaktu-waktu. Penderita akan merasakan gatal, kulit kemerahan, radang hingga muncul luka. \n\n Pemicu yang sering menyebabkan munculnya eksim antara lain sakit asma, alergi, terpapar bakteri hingga genetik. Eksim bisa dialami oleh semua orang, baik anak-anak maupun dewasa. Namun karena lebih rentan, kelompok anak merupakan usia yang paling banyak mengalami eksim. Dengan penanganan yang tepat, penyakit ini bisa dikendalikan sehingga potensi kambuh dapat ditekan. \n\n \n\n Jenis Penyakit Eksim \n\n Dalam ilmu kedokteran, penyakit ini dikenal dengan nama dermatitis. Selama ini di masyarakat dikenal dua jenis, yaitu eksim kering dan basah. Sedangkan dalam ilmu kedokteran tidak ada pengelompokan secara spesifik, jadi hanya ada satu jenis penyakit eksim. \n\n Masyarakat memberi nama penyakit tersebut berdasarkan penampakan yang muncul pada kulit pasien yang sangat mudah dikenali. Karena jamur merupakan mikroorganisme yang cepat berkembang biak dan menular, maka eksim juga sangat mudah menjangkit. Berikut jenis penyakit dan cara menanganinya: \n\n 1. Eksim kering \n\n Penderita penyakit ini akan mengalami ruam merah di permukaan kulit, rasa gatal, dan bagian kulit yang terjangkit menjadi lebih kering. Bagian kulit yang mudah terjangkit eksim antara lain pergelangan tangan, pergelangan kaki, punggung, leher, dada, kelopak mata, lipatan siku, lipatan lutut. Ada juga beberapa orang yang menderita eksim pada bagian mata dan kulit kepala. \n\n Jenis penyakit ini dikenal dengan nama eksim kering karena bagan kulit yang terjangkit tidak terlihat basah. Namun jamur penyebabnya sendiri tumbuh di bagian kulit yang berkeringat dan mempunyai kadar kelembaban tinggi \n\n Penyebab munculnya eksim kering bermacam-macam. Karena ketahanan kulit masing-masing orang berbeda, kadang penyebab tersebut bisa menyerang seseorang namun orang lain tidak akan mudah mengalaminya. Daya tahan tubuh turut berpengaruh mudahnya seseorang terjangkit penyakit eksim. \n\n Secara umum beberapa hal yang bisa memicu munculnya eksim kering antara lain: karena genetik, riwayat menderita penyakit asma, stress, alergi, cuaca yang terlalu kering atau atau dingin. Selain itu eksim kering juga bisa muncul karena penggunaan pakaian berbahan wol yang lebih rentan terhadap bakteri dan penggunaan sabun mandi dari bahan kimia dengan sifat keras. \n\n Penyakit ini sebenarnya cukup mudah untuk ditangani. Jika eksim muncul karena kulit terlalu kering, maka bisa menggunakan pelembab. Pastikan mengandung bahan anti alergi atau hypoallergenic. Untuk memastikan kandungan bahan pelembab bisa dengan membaca keterangan yang tertera pada labelnya. \n\n Cara lain untuk menghindari agar tidak terkena eksim kering adalah dengan tidak mandi terlalu lama. Jika sudah terlanjur mengalaminya, langkah yang tepat adalah tidak menggaruk bagian kulit yang mengalami eksim tersebut karena berpotensi membuat jamur semakin menyebar. \n\n 2. Eksim basah \n\n Eksim jenis ini cukup mengganggu. Selain menimbulkan bekas yang sulit untuk hilang, selama mengalami eksim basah akan muncul luka pada permukaan kulit. Luka tersebut terlihat basah, berair dan seringkali diikuti dengan munculnya nanah. Jenis eksim ini sebenarnya muncul akibat terjadinya infeksi, terjadinya autoimun dan ulkus. \n\n Pada kasus eksim basah yang disebabkan oleh alergi atau iritasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui pemicunya dan segera menghindari. Jika sudah muncul eksim, jangan menggaruknya karena jamur bisa dengan mudah menyebar. Menggaruk bagian yang luka akibat eksim akan menyebabkan kondisinya menjadi semakin parah. \n\n Cara untuk mengatasinya adalah dengan menjaga kebersihan luka pada eksim tersebut. Sebaiknya membersihkannya menggunakan air hangat dan sabun antiseptic. Dalam pemilihan sabun harus berhati-hati jangan sampai justru mengandung bahan kimia yang memicu munculnya iritasi dan alergi tersebut. \n\n Karena jumlah jamur dan media untuk berpindah lebih banyak, eksim jenis ini lebih mudah menyebar. Bagian kulit yang menyentuh luka kemudian berpindah ke kulit lain yang sebelumnya sehat bisa menjadikan bagian tersebut akan tertular. Salah satu cara tepat untuk antisipasi penyebaran eksim basah adalah dengan rajin mencuci tangan. \n\n Menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan merupakan langkah tepat untuk mencegah dan menghindari penyakit eksim. Gunakan sabun yang aman dan tidak berbahaya. Pastikan kandungan bahan yang ada di dalamnya tidak menimbulkan iritasi maupun alergi. \n\n Pada musim hujan dimana banyak genangan air yang bisa menjadi tempat tumbuh dan berkembangbiaknya jamur mempercepat penyebaran eksim. Untuk itu selama musim hujan pastikan seluruh rumah dan lingkungan bersih sehingga tidak menjadi sarang kuman dan jamur penyebab eksim. \n\n Meski penyakit eksim tidak mematikan namun cukup berbahaya dan mengganggu. Rasa gatal yang timbul akibat penyebaran dan pertumbuhan jamur bisa menjadikan produktivitas dan aktivitas menurun. Karena itu jika sudah muncul tanda eksim sebaiknya segera mengobatinya dengan benar. \n\n Sahabat Hermina bisa mengkonsultasikan masalah seputar kulit dengan Dokter Spesialis RS. Hermina terdekat, atau bisa berkonsultasi secara online melalui aplikasi Halo Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 15 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
FUNGSI MATAHARI BAGI KESEHATAN TUBUH<\/a><\/h3>
Sering dijauhi dan bisa berbahaya untuk kesehatan, sebenarnya paparan sinar matahari tidak selamanya buruk. Sinar Ultraviolet (UV) merupakan radiasi elektromagnetik yang datang dari matahari. Sinar UV dapat dibagi menjadi 3: \n\n \n Sinar UVA: memiliki gelombang terpanjang, namun energi dan frekuensi yang dibawa lebih rendah dibanding sinar UV lainnya. Sebanyak 95% sinar UV yang sampai ke permukaan bumi adalah sinar UVA \n Sinar UVB : memiliki gelombang yang pendek. Sebanyak 5% sinar UV yang sampai ke permukaan bumi adalah sinar UVB \n Sinar UVC: memiliki frekuensi tinggi dan gelombang terpendek, sehingga berbahaya. Namun sinar ini bereaksi dengan ozon di atmosfir sehingga tidak mencapai ke permukaan bumi \n \n\n Ketika memikirkan matahari dan sinar UV yang dihasilkan, pikiran pertama yang muncul adalah resiko yang ditimbulkan dari sinar UV. Namun berjemur di sinar matahari di waktu yang tepat dengan lama yang cukup maka dapat memberikan keuntungan bagi Kesehatan kita. \n\n Fungsi dari sinar matahari bagi Kesehatan kita antara lain: \n\n \n Terbentuknya vitamin D \n \n\n Vitamin D terbentuk ketika kulit terkena sinar matahari, maka sinar dari UVB akan bereaksi dengan kolestrol di sel kulit sehingga timbul reaksi pembentukan vitamin D. Vitamin D ini berfungsi dalam menjaga kesehatan tulang kita \n\n \n Kualitas Tidur Lebih Baik \n \n\n Ketika seseorang terkena sinar matahari, produksi hormone melatonin muncul lebih cepat. Dimana hormon melatonin ini membantu mengatur ritme sikardian dan meningkatkan kualitas tidur seseorang. \n\n \n Mood Lebih Stabil \n \n\n Sinar matahari yang masuk ke mata akan merangsang otak untuk memproduksi hormon serotonin. Hormon serotonin ini berfungsi dala mengatur emosi sehingga seseorang merasa lebih tenang, positif dan focus. \n\n \n Kesehatan Mata Anak \n \n\n Exposure sinar matahari pada usia anak dapat mengurangi risiko anak mengalami mata buram. Dengan meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas di luar ruangan meningkatkan exposure terhadap sinar alami yang dapat menstimulasi produksi hormone dopamine. Hormon ini salah satunya ditemukan di mata yang membantu pertumbuhan bola mata dengan normal \n\n Berapa lama waktu yang cukup untuk berjemur di sinar matahari? Jawabannya berbeda untuk setiap orang. Hal ini juga tergantung pada usia, diet, riwayat kesehatan, warna kulit, dan area tempat tinggal. Pada umumnya, berjemur sebelum pukul 10.00 atau sesudah jam 16.00 sekitar 30 menit adalah waktu yang cukup untuk mendapatkan manfaat dan tidak menimbulkan masalah Kesehatan lainnya, namun seseorang dapat konsultasi ke dokter kapan waktu yang tepat untuknya berjemur. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 27 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengatasi Kulit Kering<\/a><\/h3>
Apa yang dimaksud kulit kering? \n\n Kulit kering merupakan suatu kondisi kulit yang terasa kering atau kasar saat disentuh, tampak kusam hingga cenderung mengelupas yang terjadi karena berkurangnya kelembaban di lapisan terluar kulit. Kulit kering disebut juga xerosis atau xeroderma. \n\n Apa yang menyebabkan kulit kering? \n\n Kulit kering umumnya disebabkan oleh salah satu atau kombinasi beberapa faktor di bawah ini: \n\n \n \n Abnormalitas lapisan terluar kulit yang berfungsi proteksi terhadap bahan iritan dan allergen \n \n \n Berkurangnya produksi sebum oleh kelenjar minyak di lapisan kulit \n \n \n Rasio zat ceramid, kolesterol, dan asam lemak di lapisan kulit yang tidak seimbang, yang menyebabkan fungsi barrier kulit terganggu sehingga cairan lebih mudah keluar dari permukaan kulit (Transepidermal water loss meningkat) \n \n \n Mutasi gen pada penyakit ichtyosis \n \n \n\n Siapa yang berisiko mengalami kulit kering? \n\n Kulit kering dapat mengenai baik pria maupun wanita di berbagai rentang usia. \n\n \n \n Kulit kering yang sudah terjadi sejak usia dini/anak dapat merupakan bagian dari penyakit ichtyosis, dapat disertai dengan riwayat kulit kering pada keluarga. \n \n \n Kulit kering pada individu dengan eksim atopi bervariasi sejak bayi hingga dewasa. \n \n \n Kulit kering pada individu usia lanjut (> 60 tahun) \n \n \n Individu dengan penyakit atau kondisi sebagai berikut: \n\n \n \n Penyakit ginjal kronik \n \n \n Penurunan berat badan \n \n \n Malnutrisi \n \n \n Penyakit kelenjar tiroid \n \n \n Konsumsi obat seperti retinoid dan diuretic \n \n \n Menopause \n \n \n \n \n Faktor lingkungan, antara lain: \n\n \n \n Kelembaban rendah \n \n \n Penggunaan pendingin ruangan \n \n \n Mandi atau berendam terlalu lama \n \n \n Kontak dengan sabun yang mengandung detergen \n \n \n Kontak dengan bahan iritan seperti alcohol/sanitizer dan bahan berpewangi \n \n \n Friksi atau gesekan berulang dengan bahan pakaian yang kasar atau terlalu tebal \n \n \n \n \n\n \n\n Bagaimana tampilan klinis kulit kering? \n\n \n \n Kulit tampak kusam atau teraba kasar \n \n \n Dapat terlihat garis keabuan atau retakan di permukaan kulit \n \n \n Dapat disertai kemerahan dan terasa gatal \n \n \n Tampak sisik halus hingga kasar/kulit mengelupas \n \n \n Pada kondisi ekstrim kulit dapat terbelah hingga menyebabkan perdarahan ringan, umumnya mengenai telapak tangan/kaki \n \n \n\n \n\n Bagaimana cara mengatasi kulit kering? \n\n Kulit kering dapat diatasi dengan memperbaiki gaya hidup dan perawatan kulit yang sesuai, antara lain: \n\n \n \n Asupan cairan yang cukup \n \n \n Membatasi waktu mandi maksimal 10 menit untuk menghindari hilangnya kelembaban alami kulit \n \n \n Menggunakan pelembab secara rutin dan segera setelah mandi \n \n \n Membatasi penggunaan air panas saat mandi \n \n \n Menghindari penggunaan sabun maupun krim/lotion berpewangi \n \n \n Menggunakan pakaian dari bahan alami seperti katun lembut untuk mencegah friksi yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit kering \n \n \n Membatasi penggunaan detergen berpewangi untuk pakaian \n \n \n Menggunakan sarung tangan saat mencuci piring \n \n \n\n \n\n Kapan harus ke dokter? \n\n \n \n Kulit kering disertai kemerahan atau rasa gatal yang mengganggu aktivitas \n \n \n Kulit pecah-pecah disertai luka atau bekas garukan mengalami infeksi (luka hingga bernanah) \n \n \n Kulit kering meluas ke beberapa bagian tubuh \n \n \n Kulit kering yang tampak sejak bayi baru lahir \n \n \n Kulit kering dengan riwayat penyakit lain seperti ganguan ginjal, hiper/hipotiroid, dan diabetes mellitus. \n \n \n\n \n\n *Disadur dari berbagai literatur oleh dr. Rani Rachmawati, SpKK. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Apa itu jerawat ? Penyebab & Cara Mencegah Jerawat<\/a><\/h3>
Apa itu jerawat ? \nJerawat atau yang sering juga disebut sebagai acne adalah penyakit peradangan kronis pada folikel pilosebasea. Biasanya jerawat / akne sering terjadi pada usia 14-17 thn pada wanita dan usia 16-19 thn pada pria. \n \nDimana saja bisa muncul jerawat / acne ? \nSelain di wajah, akne juga dapat muncul di bahu, dada bagian atas dan punggung bagian atas. Lokasi kulit lain seperti leher, lengan atas dan glutea / bokong kadang – kadang juga dapat terkena. \n \nFaktor apa saja yang dapat menyebabkan jerawat ? \nBerikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya jerawat : \n1. Faktor hormonal \nPeningkatan kadar hormon dapat menyebabkan peningkatan produksi minyak yang menyebabkan timbulnya jerawat \n2. Penggunaan kosmetik yang tidak tepat \nPenggunaan kosmetik yang tidak tepat pada kulit yang berminyak dan berjerawat dapat menyebabkan penyumbatan pada pori – pori sehingga menimbulkan jerawat \n3. Stress psikis \nStress psikis dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea / kelenjar minyak. \n4. efek samping dari obat – obat tertentu \n5. kebersihan kulit wajah \n \nBagaimana cara mencegah munculnya jerawat ? \n1. Diet rendah lemak dan karbohidrat rendah gula (indeks glikemik) \n2. Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran seperti debu, minyak, bakteri. \n3. Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat \n4. hindari stress \n5. Penggunaan kosmetika secukupnya, baik banyakanya maupun lamanya \n6. Menghindari polusi debu, pemencetan lesi yang tidak lege artis \n \nFakta vs Mitos \nMitos 1 : Orang dewasa tidak dapat mempunyai jerawat \nTidak benar, pada survei dilakukan tetap ditemukan pasien dewasa yang masih memiliki masalah jerawat pada usianya di 30 an , 40 an dan bahkan 50 an \n \nMitos 2 : cokelat dan minuman soda dapat menyebabkan jerawat \nGagasan tentang pendapat ini masih belum memiliki data penelitian yang kuat. konsumsi makanan dan minuman yang tinggi kadar gula dan dairy products ( susu, keju, mentega) yang berlebihan dalam beberapa penelitian menunjukkan peningkatan keparahan jerawat, sehingga disarankan untuk membatasi asupan nya sehari-hari. \n \nMitos 3 : Jangan menggunakan sunscreen karena dapat memperparah jerawat \nKita hanya perlu memilih sunscreen yang tepat untuk kondisi kulit masing – masing \n \nMitos 4 : Make up menyebabkan jerawat \nMakeup dapat menimbulkan iritasi / jerawat pada kulit apabila menggunakan produk yang tidak tepat. Disarankan untuk memilih kosmetik yang non-comedogenic. Dan jangaan lupa untuk menghapus make up sebelum tidur \nMitos 5 : Sering mencuci muka itu baik \nMencuci muka setelah aktivitas seharian dan setelah memakai makeup memang disarankan. Tetapi apabila terlalu sering mencuci muka dapat menghilangkan kelembaban kulit. Dan tidak disarankan mencuci muka secara berlebihan, cukup 2 kali sehari. \n \n \nJerawat bisa membaik seiring waktu. Namun sebagian kondisi jerawat terkadang sulit untuk dicegah walaupun resiko faktor sudah dihindari, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter kulit jika keluhan yang muncul semakin memburuk. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 31 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
Menjaga Kulit Tetap Sehat Dengan Menu Lebaran<\/a><\/h3>
\n\n Momen ramadhan dan lebaran, adalah saat yang membahagiakan. Pada saat ini, seluruh anggota keluarga dan handai taulan dapat berkumpul bersama. Silaturahmi dan saling memaafkan tentunya tidak lengkap tanpa hidangan aneka lebaran, seperti opor, sambal goreng ati, ketupat sayur, gulai, sampai dengan camilan manis berupa kue-kue manis, dan kurma. \n\n Kulit indah dan sehat merupakan dambaan semua orang. Faktor usia dan lingkungan yang buruk dapat merusak kesehatan kulit. Kulit indah dan sehat dapat dimiliki dengan membiasakan diri melakukan perawatan kulit yang tepat setiap hari. Saat ini berbagai suplemen kesehatan kulit telah tersedia, juga banyak beredar dipasaran. Namun tentu saja akan membutuhkan pengeluaran yang tidak sedikit. Padahal, tanpa kita sadari, disekitar kita terdapat berbagai jenis bahan makanan termasuk rempah dan bumbu masakan yang juga bermanfaat untuk memelihara kesehatan kulit kita. Bahkan bahan-bahan tersebut sebenarnya sering kita jumpai dalam hidangan kita sehari-hari di meja makan terutama saat ramadhan dan lebaran, seperti kunyit, santan,, cabai rawit dan kurma. \n\n \n\n Berikut adalah manfaat dari kunyit, santan, cabe rawit dan kurma untuk menjaga kulit agar tetap sehat : \n\n \n \n Manfaat Kunyit \n \n \n\n Kunyit merupakan salah satu rempah alami yang umum kita gunakan dalam aneka masakan. Masakan lebaran yang terkenal dengan kunyitnya adalah opor. Saat lebaran, ketupat dan opor wajib dihidangkan. Tidak banyak yang mengetahui bahwa kunyit memiliki kandungan antioksidan, antiradang yang bermanfaat untuk berbagai masalah kulit, seperti ; \n\n \n \n Antiaging (mengurangi kerutan di wajah) \n \n \n Mengatasi bercak kehitaman (hiperpigmentasi kulit) \n \n \n Membuat wajah cerah alami \n \n \n Mengatasi kulit kering \n \n \n Menghilangkan bekas jerawat \n \n \n Menyamarkan kantong mata hitam \n \n \n Mengatasi pertumbuhan rambut berlebihan \n \n \n\n \n\n \n \n Manfaat Santan \n \n \n\n Santan merupakan produk olahan kelapa yang biasanya banyak digunakan sebagai bahan masakan menu lebaran seperti sambal goreng, ketupat sayur, opor ayam, dan gulai. Kesemuanya menggunakan santan. Santan memiliki banyak kandungan nutrisi seperti vitamin C, E, B6, zat besi, dan magnesium. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kusstianti N, Usodoningtyas S, menunjukkan bahwa santan dapat menipiskan bercak kehitaman pada wajah dalam 4 minggu. Penelitian dilakukan dengan mengoleskan kapas yang telah diberi santan pada daerah wajah bermasalah kemudian didiamkan selama 1 jam. \n\n Berikut manfaat santan bagi kesehatan kulit, yaitu : \n\n \n \n Antiaging (memperbaiki kerutan dan kulit kendur) \n \n \n Banyak mengandung lemak nabati yang bermanfaat untuk melembabkan kulit \n \n \n Berguna sebagai peradangan \n \n \n Membuat Kulit sehat dan kenyal \n \n \n Mencerahkan kulit \n \n \n Memiliki sifat antibakteri dan antiseptik, sehingga dapat membersihkan kotoran pada wajah tanpa menyumbat pori – pori \n \n \n\n \n\n \n \n Manfaat Cabe Rawit \n \n \n\n Bahan masakan yang satu ini, merupakan bumbu makanan utama di Indonesia. Hidangan nusantara dengan cabe rawit sebagai bahan utamanya sangat bervariasi. Menu lebaran tanpa olahan cabai rawit seperti gulai, sambal goreng, ketupat sayur akan membuat suasana lebaran terasa tidak lengkap. Cabai rawit ternyata banyak memiliki kebaikan. Cabai rawit yang kita kenal, sebenarnya kaya akan vitamin A, B6, C, kalium, kalsium, magnesium, thiamin, dan besi. Bahkan cabai hijaupun juga kaya akan vitamin E. Selain itu, terdapat juga bermacam antioksidan (capsanthin, violasanthin), sinaptic acid, ferulic acid, antiperadangan, antibakteri, dan imun booster dalam cabai rawit juga memberikan manfaat bagi kulit, diantaranya adalah: . \n\n Berikut manfaat- manfaat dari cabe rawit untuk kesehatan kulit , yaitu : \n\n \n \n Memperlambat penuaan \n \n \n Melawan jerawat \n \n \n Anti bakteri \n \n \n\n Namun, meski manfaat cabe rawit untuk kesehatan ada banyak sekali, penting untuk memerhatikan porsi konsumsinya agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan. \n\n \n \n Manfaat Kurma \n \n \n\n Kurma merupakan buah yang identik dengan bulan Ramadan. Tak heran jika setiap berbuka puasa, buah yang rasanya manis dan berwarna cokelat ini selalu hadir di meja makan. Rasa manis dalam kurma, disebabkan kadungan glukosa dan fruktosa yang tinggi. Kurma mengandung vitamin A, B, C, tinggi serat dan mineral. Kandungan antioksidan, antiperadangan juga dimiliki si hitam manis ini. Kandungan nutrisi yang tinggi dan beragam, membuat kurma berkhasiat baik untuk kesehatan salah satunya untuk kesehatan kulit. \n\n Berikut manfaat buah kurma pada kesehatan kulit , yaitu : \n\n \n \n Mencerahkan kulit dan membuat kulit lebih bercahaya \n \n \n Melembutkan Kulit \n \n \n Memperbaiki tekstur Kulit \n \n \n Meningkatkan elastisitas Kulit \n \n \n Mencegah penuaan \n \n \n Tingginya kadar Free fatty acid (asam oleat dan linoleat dapat menurunkan alpha-reduktase hal ini menyebakan menurunnya kadar minyak dipermukaan kulit sehingga bermanfaat pada individu dengan risiko berjerawat \n \n \n\n Demikian beberapa manfaat kunyit, santan, cabe rawit dan kurma yang dapat diperoleh untuk menjaga kulit agar tetap sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 24 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Ketahui Jenis Infeksi Kulit yang Disebabkan Oleh Bakteri<\/a><\/h3>
Infeksi kulit merupakan gangguan pada kulit yang salah satunya dapat disebabkan oleh bakteri. Sebaiknya Sahabat Hermina tidak menyepelekan rasa gatal yang dialami selama beberapa hari pada bagian kulit. Gatal yang disertai dengan ruam kemerahan bisa menjadi salah satu gejala adanya infeksi kulit. Untuk itu, ketahui jenis infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri agar kamu dapat melakukan penanganan dengan tepat. \n\n Faktor Risiko Infeksi Kulit \n\n Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi kulit, yaitu: \n\n \n Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah \n Membiarkan kulit dalam kondisi basah dan kotor cukup lama, misalnya tidak mandi atau berganti pakaian setelah berolahraga \n Tidak menutup luka pada kulit \n Penderita Diabetes Mellitus \n Penggunaan obat-obatan jangka panjang misalnya steroid \n \n\n Jenis infeksi kulit yang dapat timbul karena bakteri \n\n \n \n Bisul \n \n \n\n Bisul atau yang dikenal juga sebagai furunkel menjadi salah satu infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Ada beberapa bagian tubuh yang sangat rentan mengalami bisul, seperti wajah, leher, ketiak, bahu, bokong, hingga paha. Umumnya, bisul disebabkan oleh Staphylococcal bacteria yang dapat masuk melalui luka pada kulit dan berkembang pada folikel rambut. Bisul sangat rentan dialami oleh pengidap diabetes, seseorang yang memiliki kekebalan imun rendah, kurang nutrisi, hingga kurang menjaga kebersihan kulit. \n\n Bisul akan diawali sebagai benjolan keras pada kulit yang berkembang menjadi merah dan nyeri. Kondisi ini akan semakin membengkak dan membentuk kantong nanah pada bagian atas. Segera kunjungi rumah sakit ketika bisul menyebabkan demam, kulit di sekitar bisul mengalami kemerahan, bisul tidak mengering dalam beberapa hari, dan muncul beberapa bisul lainnya berdekatan. \n\n \n Impetigo \n \n\n Impetigo merupakan salah satu infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri dan cukup umum terjadi pada anak-anak maupun bayi. Kondisi impetigo biasanya akan muncul sebagai luka merah pada wajah, terutama pada bagian hidung dan mulut anak. Luka dapat berupa lepuhan yang dapat pecah dan menyebabkan penularan atau penyebaran bakteri penyebab impetigo. Terkadang kondisi ini akan menimbulkan rasa gatal dan nyeri yang terbilang ringan. Bakteri akan menyebabkan gejala setelah 4–10 hari berada pada kulit. \n\n Untuk mencegah impetigo menyebar pada tubuh dan menyebabkan penularan, sebaiknya ibu rutin bersihkan kulit anak yang mengalami kondisi impetigo. Hindari menggunakan handuk atau pakaian bersama dengan pengidap impetigo untuk menghentikan penularan. Jangan lupa untuk ajak anak rutin mencuci tangan. \n\n \n Selulitis \n \n\n Kondisi ini merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus dan Streptococcus. Tidak hanya pada lansia, anak-anak pun rentan mengalami kondisi ini. Ada beberapa gejala yang dialami oleh pengidap selulitis, seperti kemerahan pada bagian kulit yang terinfeksi. Selain itu, kulit juga akan terasa lebih kencang. Nyeri, bengkak, dan kulit terlihat lebih halus menjadi gejala lain dari selulitis. \n\n Segera konsultasi pada dokter spesialis kulit dan kelamin jika gejala selulitis yang dialami disertai dengan panas dingin, gemetar, pusing, nyeri otot, hingga munculnya abses pada area yang terinfeksi. Ada beberapa tes yang perlu dilakukan untuk memastikan kondisi selulitis, seperti tes darah, tes kultur, dan juga CT Scan untuk mendeteksi penyebaran pada bagian tubuh lainnya. \n\n \n Kusta \n \n\n Kusta atau lepra menjadi infeksi kulit kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Bakteri ini dapat menular dari pengidap ke orang lain melalui percikan air liur saat batuk atau bersin dalam waktu yang cukup lama. Meskipun menular, tetapi penularannya tidak mudah. Penyakit kusta merupakan penyakit yang berkembang sangat lambat. Gejala awal dapat terlihat setelah 20–30 tahun setelah bakteri berkembang dalam tubuh. Biasanya, gejala akan dirasakan dengan mati rasa pada kulit, muncul lesi yang menebal pada kulit, melemahnya otot, rontoknya bulu mata dan alis, mata menjadi lebih kering, serta lebih sering mimisan. \n\n Diagnosis Infeksi Kulit \n\n Sebagian besar infeksi kulit dapat langsung dikenali dokter hanya dengan melihat penampakan kelainan di kulit. Bila diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis, seperti tes darah atau kultur. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan mengambil sampel dari kerokan kulit, usap, atau cairan yang timbul pada infeksi kulit, untuk mengetahui jenis infeksi kulit. \n\n Pencegahan Infeksi Kulit \n\n Beberapa upaya yang dapat Sahabat Hermina lakukan untuk mencegah infeksi kulit, antara lain: \n\n \n Tidak menggunakan barang-barang seperti handuk secara bersamaan. \n Selalu menjaga kebersihan tubuh, terutama bagian tangan, agar bakteri tidak dapat dengan mudah menginfeksi tubuh. \n Segera ganti pakaian yang dikenakan jika terasa lembap karena berkeringat. \n \n\n Kapan Harus ke Dokter? \n\n Jika mengalami tanda dan gejala di atas, segera lakukan konsultasi dengan doker spesialis kulit dan kelamin di RS Hermina Pandanaran untuk mengetahui penyebab dan mendapat penanganan yang tepat. Ingat, penanganan yang tepat dan cepat sangat dibutuhkan untuk menentukan langkah pengobatan dan mempercepat proses penyembuhan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 24 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>