- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 28 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>
Dapatkah Keloid Dihilangkan?<\/a><\/h3>
Keloid adalah pertumbuhan jaringan parut pada bekas luka yang berlebihan, melebihi batas luka penyebabnya. Bentuk klinisnya seperti tumor, teraba kenyal hingga keras, berwarna pink keunguan yang seringkali menjadi coklat kehitaman (hiperpigmentasi), dengan permukaan mengkilap. \n\n Keloid kadang-kadang disertai gatal dan nyeri, banyak juga yang tidak disertai keluhan apapun, tetapi menganggu secara estetika. Lokasi tersering di daun telinga, bahu, dada, dan bagian kulit lain yang sedikit folikel rambut atau kelenjarnya. Oleh karena itu kulit muka jarang mengalami keloid. Keloid juga lebih sering muncul pada orang berusia di antara 10 hingga 30 tahun. \n\n \n\n Penyebab Keloid \n\n Keloid dapat disebabkan oleh berbagai luka, seperti luka bakar, luka bekas operasi, luka tergores, dan luka cakar. Normalnya pada saat mengalami luka, jaringan parut atau fibrosa akan terbentuk di atas kulit yang luka untuk melindungi dan memperbaikinya. Namun pada keloid, jaringan tersebut justru terus tumbuh hingga menebal dan berukuran lebih besar daripada luka itu sendiri. \n\n Para ahli meyakini jika keloid diturunkan secara genetik dalam keluarga. Ini artinya seseorang lebih berpotensi memiliki keloid saat terluka, jika orangtua mereka juga memiliki keloid. Pada beberapa orang, keloid bahkan muncul pada luka kecil seperti jerawat pecah dan luka bekas suntik vaksinasi. Jika Anda memiliki faktor risiko keturunan, disarankan untuk tidak melakukan tindik, tattoo, atau melakukan prosedur operasi jika kondisinya tidak terlalu mendesak. \n\n \n\n Pengobatan Keloid \n\n Pengobatan keloid bervariasi tergantung lokasi, luas, dan derajat kekerasan lesi keloid. Ada 2 jenis terapi yang dapat dilakukan, yaitu: \n\n 1. Nonbedah \n\n \n Penyuntikan obat tertentu (kortikosteroid/5FU/bleomisin) ke dalam lesi keloid. Dilakukan rutin dalam interval 1-2 minggu. Lama pengobatan bervariasi tergantung respons. \n Menempelkan perban silikon/balut tekan. Biasanya menjadi bagian dari terapi kombinasi dengan pembedahan atau pencegahan terjadinya keloid pada luka baru. \n \n\n 2. Bedah \n\n \n Bedah eksisi dengan tehnik khusus kombinasi dengan terapi nonbedah lain akan menurunkan kemungkinan kekambuhan dengan tingkat keberhasilan terapi yang tinggi. \n Bedah beku dengan menyemprotkan cairan nitrogen, juga perlu kombinasi dengan terapi lain. \n Radiasi kedokteran nuklir pun sudah mulai dikembangkan. \n \n\n \n\n Terapi yang paling banyak dilakukan dalam pelayanan RS berupa terapi nonbedah atau kombinasi dengan pembedahan. Setiap terapi keloid memiliki kekhasan pada setiap pasien, berkonsultasilah dengan dokter untuk menentukan terapi yang tepat dengan risiko kekambuhan yang paling rendah. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 06 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
Penanganan Tepat pada Keloid<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, pada dasarnya penyembuhan luka itu adalah baik, tapi bila pertumbuhannya menjadi berlebih itu yang akan menjadi masalah, salah satunya adalah keloid. \n\n Keloid adalah pertumbuhan jaringan parut abnormal yang timbul sebagai akibat dari proses penyembuhan luka. Jaringan parut abnormal ini terbentuk terutama akibat dari sintesis dan degradasi kolagen yang tidak seimbang. \n\n Keloid dapat terjadi saat adanya luka terinfeksi, luka dalam yang tidak diobati dengan baik, luka bakar dalam, luka operasi yang dijahit secara tegang, dan penggunaan jenis benang yang kurang tepat. Selain itu, ada pula kecenderungan terjadinya keloid diantaranya adalah karena bawaan genetik, kulit berwarna gelap, serta penanganan luka yang tidak tepat. \n\n Biasanya tempat yang sering timbul keloid adalah pada daerah dada, punggung, bahu/lengan atas, telinga, serta daerah sendi yang akan menyebabkan gangguan estetik ataupun fungsi. Gangguan yang bisa terjadi bila timbul keloid adalah rasa gatal di daerah keloid dan benjolan, serta adanya infeksi jika tidak ditangani dengan baik yang akan menimbulkan masalah baru tentunya. Akan tetapi, tidak selalu setiap bekas luka akan menjadi keloid. \n\n \n\n Bagaimana Jika Sudah Terjadi Keloid? \n\n Tidak perlu khawatir jika timbul keloid, karena masih dapat diatasi dengan cara berikut: \n\n \n Pembedahan yaitu pengambilan semua jaringan keloid dan melakukan penutupan, baik dengan menggeser jaringan ataupun dengan tanam kulit, dan sebagainya \n Penekanan/pressure garment yaitu pemakaian korset yang menekan daerah timbulnya keloid \n Silicon gel sheet/silicon gel yaitu pemakaian lembar silicon gel atau salep silicon gel \n Injeksi kortikosteroid intralesi yaitu dengan melakukan suntikan kortikosteroid intralesi ke jaringan keloid \n Injeksi flourouracyl yaitu dengan melakukan suntikan kortikosteroid intralesi ke jaringan keloid \n Cryotherapy yaitu dengan melakukan pendinginan di daerah keloid \n Laser \n \n\n Perlu diperhatikan, penanganan keloid tidak bisa dengan 1 (satu) terapi saja tapi membutuhkan kombinasi untuk penanganan keloid menjadi optimal. Salah satu contohnya adalah kombinasi antara pemakaian salep silicon dan injeksi kortikosteroid intralesi. \n\n \n\n Bagaimana Cara Mencegah Keloid? \n\n Keloid dapat dicegah, yaitu dengan cara: \n\n \n Hindari terjadinya luka, karena jika terjadi luka tubuh akan mengaami proses penyembuhan luka dan jika proses penyembuhan luka tidak baik, maka akan timbul keloid \n Obati luka dengan baik \n Pada jahitan kulit luka operasi, gunakanlah benang yang tidak dapat diserap \n Pada saat menjahit luka usahakan tidak terlalu tegang merapatkan tepi luka \n \n\n \n\n Meski tidak berbahaya, keloid dapat menimbulkan masalah hingga memengaruhi kualitas hidup penderitanya yaitu dapat menyebabkan gangguan estetik yang akan membuat penderitanya tidak merasa percaya diri maupun gangguan fungsi. Oleh karena itu, keloid perlu dicegah dan ditangani dengan tepat. Jika berisiko mengalami keloid, berkonsultasilah dengan dokter spesialis bedah plastik saat mengalami cedera yang menimbulkan luka di kulit. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 06 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Oktober 2020<\/li><\/ul><\/div>