- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 04 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Ingin Mata Selalu Sehat? Berikut Tipsnya!<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, mata adalah salah satu organ yang sangat penting bagi manusia. Menjaga kesehatan mata dapat menghindarkan Anda dari berbagai risiko penyakit mata hingga hilangnya penglihatan. \n\n Mata lelah biasanya ditandai dengan pegal di sekitar mata dan terasa kering hingga penglihatan menjadi buram pada beberapa orang. Selain mata lelah, masih banyak lagi gangguan pada mata yang bisa muncul apabila Anda tidak memperhatikan atau menjaga kesehatan mata dengan baik. \n\n Agar penglihatan mata tetap baik, Sahabat Hermina dapat melakukan tips berikut ini: \n\n \n Jaga Pola Makan \n \n\n Asupan makanan sehari-hari ternyata bisa memengaruhi kesehatan mata. Agar indera penglihatan ini selalu sehat, cobalah untuk rutin mengonsumsi banyak makanan yang mengandung vitamin C dan E, asam lemak omega-3, zat besi, dan lutein. Berbagai nutrisi tersebut bisa didapatkan dengan mengonsumsi banyak sayuran berdaun hijau, salmon, tuna, telur, kacang-kacangan, dan jeruk. \n\n \n Beri Mata Waktu untuk Beristirahat \n \n\n Menatap layar komputer atau laptop yang terlalu lama juga bisa meningkatkan risiko kerusakan pada mata. Hal ini bisa menyebabkan mata kering dan tegang, pandangan menjadi kabur, nyeri leher, sakit kepala, sakit pada bahu dan punggung, serta sulit fokus menatap kejauhan. Untuk mencegahnya, terapkan aturan 20-20-20, yaitu setiap 20 menit, alihkan pandangan sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama paling tidak 20 detik. \n\n \n Rajin Olahraga \n \n\n Olahraga dapat mengurangi risiko kehilangan penglihatan akibat tekanan darah tinggi, diabetes, dan kadar kolesterol yang tinggi. \n\n \n Periksakan Kesehatan Mata Secara Berkala \n \n\n Rutin melakukan pemeriksaan pada mata dapat menjadi cara terbaik untuk mencegah kerusakan. Sebab, pemeriksaan mata bisa memantau kondisi bagian tersebut dan gangguan atau masalah kesehatan yang muncul dapat segera dideteksi. Disarankan bagi orang yang berusia lanjut ataupun muda, baik pria maupun wanita harus rutin memeriksakan mata ke dokter spesialis mata sekurang-kurangnya 2 tahun sekali. Orang dewasa yang sudah berumur lebih dari 40 tahun disarankan untuk memeriksakan mata setahun sekali. Hal ini dapat berguna untuk mencegah penyakit mata yang berkaitan dengan bertambahnya usia, seperti degenerasi makula, glaukoma, dan katarak. \n\n Sedangkan, kesehatan mata pada anak-anak harus diperiksa setidaknya dua tahun sekali untuk mendeteksi masalah penglihatan yang mungkin dapat memengaruhi kemampuan belajarnya. Anak-anak tidak perlu harus sudah bisa membaca untuk melakukan pemeriksaan mata. \n\n \n Memakai Kacamata Hitam Saat Beraktivitas di Luar Ruangan \n \n\n Sinar UV dari matahari juga bisa menyebabkan mata rusak. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan mata adalah dengan menggunakan kacamata hitam saat melakukan kegiatan di luar ruangan yang terkena banyak paparan sinar matahari. Penggunaan kacamata hitam dapat melindungi mata dari paparan sinar ultraviolet (UV) secara langsung. Penggunaan kacamata hitam mampu menghadang sinar UVA dan sinar UVB. Hal serupa juga berlaku pada lensa kontak yang Anda gunakan. Agar mata semakin terjaga, pilihlah lensa kontak yang mampu memberi perlindungan dari sinar UV. \n\n Nah Sahabat Hermina, yuk mulai rajin untuk periksakan kesehatan mata agar terhindar dari penyakit mata yang dapat menghilangkan kemampuan penglihatan Anda. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 22 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bekerja Di Depan Komputer Selama Berjam-jam? Perhatikan Kesehatan Matamu!<\/a><\/h3>
Apakah minus mata saya akan bertambah karena terlalu banyak melihat layar? \n\n Kenapa mata saya terasa lelah, pegal, bahkan sampai berair jika terlalu lama melihat layar? \n\n Apakah kacamata radiasi bisa membantu mengurangi bahaya yang disebabkan oleh melihat layar? \n\n Apakah kacamata yang saya punya harus selalu dipakai? \n\n Apa akibatnya jika saya jarang memakai kacamata yang diresepkan dokter? \n\n Bekerja di depan layar sepanjang hari memang tidak bisa dihindari. Namun, sangat penting bagi kita untuk menjaga mata kita. Mata adalah salah satu organ terpenting dan kesehatan mata yang buruk dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan lainnya. \n\n Beberapa tips untuk mencegah masalah tersebut. \n\n \n\n \n Sesuaikan Posisi Monitor Anda \n \n\n Penyebab terbesar masalah mata adalah menempatkan monitor terlalu tinggi. Mata kita bekerja lebih baik dan fokus lebih akurat saat melihat sedikit ke bawah daripada lurus ke depan. Selain melelahkan mata, membaca layar komputer sambil menatap lurus ke depan juga dapat membuat mata menjadi kering, karena kelopak mata harus lebih terbuka lebar. Jika Anda memakai lensa kontak, kekeringan mata akan semakin parah. \n\n \n Perhatikan Pencahayaan Sekitar \n \n\n Saat menghitung, jika biasanya melihat teks gelap pada latar belakang terang, lampu ruangan harus lebih terang daripada jika Anda biasanya melihat teks terang pada latar belakang gelap. Jika tidak dapat menyesuaikan pencahayaan, pertimbangkan untuk mengenakan pelindung mata untuk melindungi mata. Teks terang pada latar belakang gelap dapat membuat mata lebih nyaman. \n\n \n Istirahatkan Mata \n \n\n Mata kita tidak dirancang untuk melihat dari jarak dekat selama berjam-jam tanpa gangguan. Jika mata tetap terfokus pada satu titik tertentu untuk waktu yang lama, lensa mata akan tersangkut pada titik fokus tersebut, yang antara lain dapat menyebabkan mata juling dan kelelahan otot mata serta masalah membaca rambu-rambu lalu lintas di jalan. malam. \n\n “aturan 20/20/20.” Beristirahatlah selama 20 detik setiap 20 menit, fokuskan mata pada titik-titik setidaknya 20 kaki dari layar komputer. Jauhkan mata bergerak sambil melihat objek di berbagai jarak. \n\n \n Kenakan Kacamata yang Tepat \n \n\n Jika biasanya memakai kacamata atau lensa kontak dan berusia sekitar 45 tahun, mungkin memerlukan koreksi penglihatan khusus untuk pekerjaan komputer. Layar komputer bukanlah tipikal membaca jarak dekat atau jarak jauh tipikal mengemudi; melainkan mereka berada pada jarak menengah. \n\n \n\n Jika mengalami masalah dengan penglihatan, segeralah periksakan ke dokter mata, sesuai masalah penglihatan Anda. Salah satu gangguan kesehatan terkait penuaan yang cukup banyak dikeluhkan adalah masalah pada mata dan penglihatan. Penyakit-penyakit ini meliputi degenerasi makula, rabun senja, glaukoma, dan katarak. Jika terdapat gejala-gejala penyakit mata, atau riwayat penyakit mata di atas, maka perlu memeriksakan diri ke dokter mata secara rutin. Untuk memilih dokter mata yang tepat, Anda dapat meminta rekomendasi kerabat, keluarga, atau dokter Anda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Terlalu Muda Untuk Katarak, Mungkinkah?<\/a><\/h3>
Katarak pediatrik adalah penyebab utama kebutaan pada anak. Katarak yang tidak diobati pada anak menyebabkan beban sosial, ekonomi, dan emosional yang luar biasa bagi anak, keluarga, dan masyarakat. Kebutaan yang berhubungan dengan katarak pediatrik dapat diobati dengan identifikasi dini dan manajemen yang tepat. Sebagian besar kasus didiagnosis pada skrining rutin sedangkan beberapa mungkin didiagnosis setelah orang tua memperhatikan leukocoria atau strabismus. Etiologi katarak pediatrik bervariasi dan diagnosis etiologi spesifik membantu prognostik dan manajemen yang efektif. Operasi katarak pediatrik telah berkembang selama bertahun-tahun, dan dengan peningkatan pengetahuan tentang pergeseran miopia dan pertumbuhan panjang aksial, hasil dari pasien ini menjadi lebih dapat diprediksi. \n\n Katarak terbentuk ketika lensa bening alami di mata mulai berkabut dan menjadi berkabut. Awan ini membuat cahaya tidak mungkin masuk ke mata, yang menyebabkan kabur dan akhirnya kebutaan. Hal ini erat kaitannya dengan faktor genetik dan juga faktor lingkungan. \n\n Penyebab Katarak \n\n Meskipun katarak pada orang muda tidak umum, penting untuk mengetahui kemungkinan penyebabnya: \n\n \n Diabetes \n Hipertensi \n Cedera traumatis pada mata \n Miopia tinggi (rabun jauh) \n Penggunaan obat steroid \n Keturunan keluarga \n Kegemukan \n Merokok \n Konsumsi alkohol berlebihan \n Paparan sinar ultraviolet \n \n\n Meskipun anak-anak yang lahir dengan katarak dapat hidup penuh dan normal, beberapa akan memerlukan perawatan. Tergantung pada tingkat keparahan kekeruhan, ketajaman visual anak dan usia mereka, ada berbagai cara untuk menangani katarak. \n\n - Melakukan operasi katarak untuk menghilangkan lensa keruh dan menggantinya dengan lensa buatan \n\n - Kacamata \n\n - Lensa kontak \n\n - Kombinasi dari perawatan ini. \n\n Operasi katarak merupakan operasi rutin dan aman. Jika seorang anak lahir dengan katarak padat, yang terbaik adalah menghilangkannya dalam waktu 2 hingga 4 bulan. Menghapus katarak sesegera mungkin meningkatkan penglihatan jangka panjang yang baik pada anak. Untuk alasan ini, penting untuk menghadiri pemeriksaan bayi enam minggu untuk menilai refleks merah anak atau menemui dokter mata anak jika ada kekhawatiran. \n\n Jika memiliki cedera traumatis pada mata, hubungi dokter mata segera untuk perawatan dan untuk membantu mencegah kerusakan lebih lanjut. Pilihan makanan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko katarak pada usia berapa pun. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 18 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pakai Kontak 24/7? Risiko yang Terlibat Dengan Lensa Kontak Berwarna<\/a><\/h3>
Saat ini penggunaan lensa kontak makin meningkat terutama di kalangan remaja dan dewasa. Lensa kontak digunakan secara luas sebagai salah satu alternatif pengganti kacamata. Akan tetapi, tidak jarang penggunaan lensa kontak juga hanya bertujuan untuk estetika karena dapat mengubah warna mata sehingga terlihat lebih menarik. Pengguna lensa kontak sering memakainya tanpa indikasi dan petunjuk dokter. Penggunaan dan perawatan lensa kontak yang tidak sesuai sering berkaitan dengan komplikasi yang merugikan kesehatan mata. Salah satu komplikasi yang paling serius pada penggunaan lensa kontak adalah infeksi kornea atau sering disebut keratitis. \n\n Apakah Sahabat Hermina pernah tertidur menggunakan lensa kontak? Atau kurang menjaga kebersihan cairan pencuci lensa kontak dan tempat penyimpanannya? Atau pernah membeli lensa kontak secara bebas tanpa memperhatikan izin edar alat kesehatan yang dikeluarkan Kemenkes? \n\n Kebiasaan tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan mata kita. Lensa kontak yang digunakan harus steril, legal, dan dianggap aman digunakan. Hal ini dibuktikan dari adanya nomor izin edar yang dikeluarkan Kemenkes. Penggunaan lensa kontak dengan tidak steril dan kurang higienis dapat menyebabkan infeksi mata serius yang mengancam penglihatan. Infeksi kornea (keratitis) bisa disebabkan oleh bakteri maupun jamur. Tanda dan gejala yang muncul antara lain mata merah, berair, belekan, mengganjal, nyeri, hingga timbul lesi putih di bagian hitam mata. Kondisi seperti ini umumnya akan disertai keluhan penglihatan buram dan silau. Pada keadaan seperti ini, Sahabat Hermina harus segera menemui dokter spesialis mata untuk diperiksa secara lengkap dan mendapatkan pengobatan yang sesuai. Pengobatan yang terlambat dapat mengakibatkan kondisi infeksi yang makin berat. Akan tetapi jika ditangani secara cepat dan tepat, infeksi masih bisa sembuh dan tidak menimbulkan kerusakan yang permanen. \n\n Meskipun komplikasi mungkin saja terjadi akibat pengunaan lensa kontak, namun tidak jarang Sahabat Hermina tetap perlu menggunakan lensa kontak sebagai alternatif pengganti kacamata. Oleh karena itu, berikut ini adalah tips dan cara menggunakan lensa kontak yang aman. \n\n \n Tentukan jenis lensa kontak yang akan dipakai \n \n\n Terdapat 2 jenis lensa kontak, yaitu lensa kontak keras dan lunak. Lensa kontak keras (hard lens) lebih aman digunakan karena tidak mengganggu pertukaran oksigen ke kornea mata. Risiko infeksi pada lensa kontak keras juga lebih rendah. Akan tetapi, lensa kontak keras hanya bisa dibeli melalui resep dokter spesialis mata. Jenis lensa kontak yang sering digunakan saat ini adalah lensa kontak lunak (soft lens). Pertukaran oksigen ke kornea mata pada penggunaan soft lens agak terhambat sehingga tidak disarankan penggunaan rutin setiap hari dalam jangka waktu panjang. \n\n \n Jaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah memegang kontak lensa \n \n\n Lensa kontak akan menempel langsung pada kornea mata kita sehingga jika tidak steril akan berisiko infeksi oleh bakteri dan jamur. Oleh karena itu, selalu cuci tangan menggunakan sabun sebelum memegang lensa kontak untuk memasangkan maupun melepasnya. \n\n \n Patuhi anjuran durasi pemakaian lensa kontak \n \n\n Lensa kontak memiliki anjuran durasi pemakaian yang berbeda-beda. Ada soft lens yang dipakai harian, mingguan, dan bulanan. Dengan demikian soft lens harus diganti sesuai jadwal pemakaian yang ditentukan. Soft lens harian berisiko relatif lebih rendah menyebabkan infeksi karena hanya 1 kali pemakaian, tidak perlu dicuci dan disimpan setelah pemakaian. \n\n \n Jaga kebersihan tempat penyimpanan dan cairan pembersih kontak lensa \n \n\n Lensa kontak dengan durasi pemakaian mingguan dan bulanan tentunya harus dilepas pasang setiap hari. Setelah dilepas dan sebelum dipasangkan kembali ke mata, lensa kontak harus dicuci dengan cairan pembersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Selama tidak dipakai, lensa kontak disimpan pada tempat penyimpanan dalam keadaan terendam cairan pembersih. Jika tempat penyimpanan dan cairan pembersih ini jarang diganti dan kotor, tentunya kita berisiko memasang lensa kontak yang kotor ke kornea mata. \n\n \n Sesuaikan dengan kondisi mata \n \n\n Kondisi mata setiap orang berbeda-beda. Penggunaan lensa kontak dapat menyebabkan keluhan mengganjal seperti benda asing yang menempel di mata. Oleh karena itu disarankan penggunaan tetes air mata buatan (artificial tears) untuk mengurangi keluhan tersebut. Namun pada orang dengan kondisi mata kering dianjurkan untuk menggunakan tetes air mata buatan lebih sering atau bahkan tidak disarankan memakai lensa kontak jika sangat tidak nyaman. \n\n \n\n Sahabat Hermina, hati-hati sebelum memutuskan untuk menggunakan lensa kontak. Jika memang diperlukan, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi mata dan kebutuhan. Hal yang terpenting adalah penggunaan kontak lensa harus sesuai dengan indikasi. Jangan sampai Sahabat Hermina ingin terlihat cantik dan menarik namun malah mengakibatkan infeksi mata yang serius. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 02 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Skrining Katarak<\/a><\/h3>
Katarak merupakan kondisi terjadinya kekeruhan pada lensa mata. Kejadian katarak sering ditemukan pada masa lansia dan biasanya terjadi karena proses penuaan. Angka kejadian kasus katarak termasuk tertinggi yang dapat menyebabkan kebutaan. Katarak merupakan kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina. Kelainan ini bukan suatu tumor atau pertumbuhan jaringan di dalam mata, akan tetapi keadaan lensa yang menjadi berkabut \n\n Penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia: \nKatarak 0,78 % \nGlaukoma 0,20 % \nGangguan Refraksi 0,14 % \nGangguan Retina 0,13 % \nAbnormalitas Kornea 0,10 % \n\n Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Faktor faktor yang dapat memicu timbulnya penyakit katarak, diantaranya adalah sebagai berikut: \n\n \n Faktor genetik Penyakit sistemik seperti peradangan dan metabolik, misalnya diabetes melitus, dislpidemia. Kekurangan vitamin A, B1, B2 dan C. \n Riwayat keluarga dengan katarak \n Penyakit infeksi atau cedera mata terdahulu \n Pembedahan mata \n Pemakaian obat-obatan tertentu (kortikosteroid) dalam jangka panjang \n Faktor lingkungan, seperti trauma, penyinaran, dan sinar ultraviolet. \n \n\n \n\n Kapan kita sebaiknya melakukan pemeriksaan mata pada anak? \n\n Saat baru lahir terutama bila memiliki faktor risiko prematur, ada tanda penyakit mata dan riwayat keluarga dengan penyakit mata saat anak-anak Usia 3-5 tahun, Tajam penglihatan, juling, mata malas \nUsia 5 tahun ke atas Myopia (rabun jauh) sering pada usia ini, Tajam penglihatan dan posisi bola mata \n\n \n\n Kapan kita sebaiknya melakukan pemeriksaan mata? \n\n Bila tidak ada keluhan Usia 40 tahun Bisa mengetahui penyakit mata yang biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas seperti glaukoma, diabetik retinopati dan katarak Bila ada keluhan atau memiliki faktor risiko: DM, hipertensi, riwayat penyakit mata di keluarga, Jangan menunda, periksakan segera ke dokter \n\n \n\n Tata Laksana yang bisa di lakukan untuk Katarak \n\n NON BEDAH \nPencegahan: \nDiet seimbang \nPaparan matahari kacamata \nCegah trauma APD \nKontrol gula darah \n\n BEDAH \nICCE (Intra Capsular Cataract Extraction) \nECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) \nPhacoemulsification \n\n \nKapan Harus Ke Dokter? Jika Sahabat Hermina memiliki masalah yang telah dijelaskan di atas sebaiknya Konsultasikan dengan dokter Spesialis Mata dr. Lasmida Ruth, Sp. M di RS Hermina Bekasi \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 14 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kupas Tuntas Operasi Katarak Tanpa Jahitan (Phacoemulsifikasi)<\/a><\/h3>
Mata merupakan salah satu indra tubuh yang berfungsi untuk melihat. Mata dapat menyesuaikan dengan jarak dan cahaya ketika melihat objek. Kerusakan pada mata dapat juga terjadi pada setiap manusia. Hal tersebut dapat mengakibatkan seseorang mengalami penurunan fungsi penglihatan hingga menyebabkan kebutaan. Katarak merupakan penyebab kebutaan terbanyak, tetapi bersifat tidak permanen. \n\n Katarak merupakan suatu kondisi dimana lensa mata berubah menjadi keruh atau berawan. Pada mata kita, lensa mata berfungsi sebagai alat untuk memfokuskan cahaya yang masuk dari pupil ke retina. Jika lensa mata sudah mengalami kekeruhan, maka tajam penglihatan akan terganggu sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah sudah perlu dilakukan operasi katarak. Salah satu kendala tingginya kasus kebutaan akibat katarak adalah kurangnya informasi tentang tatalaksana yang tepat. Banyak yang menganggap, operasi mengerikan, menyebabkan pendarahan dan membutuhan waktu lama untuk pulih. \n\n Tahukah Sahabat Hermina teknologi saat ini telah berkembang semakin canggih, termasuk di bidang kesehatan salah satunya teknik operasi katarak tanpa jahitan, atau yang dikenal dengan istilah phacoemulsification (phacoemulsifikasi). \n\n Apa itu Phacoemulsifikasi? \n\n Phacoemulsifikasi adalah teknik operasi katarak menggunakan mesin bergelombang ultrasonik. Phacoemulsifikasi ini bertujuan memperbaiki penglihatan pasien yang terganggu karena katarak. Pada phacoemulsifikasi, katarak akan dihancurkan menjadi fragmen kecil dan dihisap melalui sebuah probe sebesar pensil, kemudian dilakukan pemasangan lensa tanam sesuai dengan ukuran refraksi pasien. Setelah operasi, rawat inap lanjutan tidak diperlukan dan pasien bisa langsung pulang. \n\n Mengapa Phacoemulsifikasi diperlukan? \n\n Prosedur ini dilakukan untuk mengembalikan penglihatan pasien yang kabur atau berkabut karena katarak. Tanda dan gejala katarak dapat meliputi: \n\n \n Pandangan kabur seperti kabut/kaca berembun \n Kabut saat melihat cahaya \n Kontras warna berkurang \n Sering berganti ukuran kacamata \n Warna-warna tampak lebih pucat atau kekuningan \n Pandangan ganda saat melihat dengan mata yang mengalami katarak \n Pada awalnya, katarak hanya terjadi pada bagian kecil lensa mata. Jadi pasien mungkin tidak menyadari adanya gangguan penglihatan. \n \n\n Seiring berjalannya waktu, katarak akan membuat lensa menjadi lebih keruh dan mengganggu jalannya cahaya melalui lensa. Gejala berupa pandangan kabur pun akan mulai dirasakan oleh pasien. \n\n Apa kelebihan Phacoemulsifikasi? \n\n Beberapa kelebihan dari operasi katarak dengan menggunakan teknik Phaco Emulsifikasi antara lain: \n\n \n Sayatan sangat kecil (± 2,75 mm) \n Proses cepat (± 15 menit) \n Tanpa Jahitan \n Pasien dapat langsung pulang setelah operasi \n Perawatan dan pemulihan lebih cepat \n Dapat dilakukan pada semua tingkatan katarak \n Mengurangi rasa nyeri, ngeres dan ketidaknyamanan setelah operasi \n \n\n Rumah Sakit Umum Hermina Pandanaran telah membuka layanan pengobatan katarak dengan teknik Phacoemulsifikasi. Dengan teknik operasi modern, Sahabat Hermina tidak perlu ragu karena dengan teknik ini penyembuhan lebih cepat dan tidak perlu menginap di rumah sakit sehingga dapat segera kembali beraktifitas. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 07 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Menjaga Kesehatan Mata di Era Daring<\/a><\/h3>
Mata merupakan salah satu termasuk organ indera yang terpenting bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Mata manusia adalah organ sensorik utama yang memberikan reaksi pada cahaya dan mengirimkan informasi cahaya ke otak secara visual. \n\n Di era pandemi ini, membuat pemerintah mengeluarkan berbagai macam aturan, salah satunya dilakukannya rapat dan pembelajaran secara online/daring. Di dalam pelaksanaanya proses belajar dan rapat dilakukan secara daring yang memerlukan perangkat seperti smartphone, laptop, komputer, dan gadget lainnya untuk mengakses informasi kapanpun dan dimanapun. \n\n Dengan adanya pemberlakuan sistem pembelajaran melalui secara online/daring Sahabat Hermina harus mau tidak mau menatap layar laptop/smartphone dengan durasi yang lama. Dengan menatap ke layar smartphone/laptop secara terus menerus dapat menyebabkan mata Sahabat Hermina kelelahan dan terjadinya masalah pada penglihatan yang disebut dengan Computer Vision Syndrome. Penyebab ini ditandai dengan dua hal, yaitu mata kering (dry eye) dan mata tegang/lelah (eyestrain). \n\n Mata Kering dapat terjadi ketika Sahabat Hermina terlalu lama menatap layar smartphone sehingga lupa untuk berkedip. Berkedip diperlukan untuk mengembalikan lapisan cairan tipis pada mata yamg berfungsi untuk melindungi permukaan pada mata. Jika mata kurang berkedip, maka mata akan terasa kering, kurang nyaman, dan penglihatan menjadi kabur. Sedangkan eyestrain/mata lelah disebabkan oleh kecerahan dari layar elektronik yang terlalu terang sehingga membuat mata menjadi cepat lelah. \n\n \n\n Bagaimana cara menjaga kesehatan mata? \n\n Berikut beberapa cara untuk menjaga kesehatan mata sahabat hermina di masa daring ini, yaitu: \n\n \n Kurangi tingkat kecerahan pada layar laptop maupun smartphone. \n Gunakan gawai dengan waktu maksimal 2 jam dan jaga jarak minimal 40-50cm dari mata ke gadget. \n Jika menggunakan gawai lebih dari 2 jam secara terus menerus maka terapkan rumus 20-20-20 atau dengan merelaksasi mata. \n Menerapkan Rumus 20 : 20 : 20. Pada setiap 20 menit menatap layar gawai, istirahatkan mata selama 20 detik, pandangilah benda berjarak 20 kaki atau sekitar 6 meter. \n Relaksasi Mata. Dengan cara menggosok gosok kedua tangan lalu letakkan hangatnya tangan diatas kelopak mata yang dipejam atau dengan memijat pelan kedua pelipis Sahabat Hermina. \n \n\n \n\n Oleh karena itu penting bagi Sahabat Hermina untuk menjaga kesehatan mata, terlebih di era daring seperti ini, dimana kegiatan Sahabat Hermina lebih banyak dilakukan secara online dengan menatap layar komputer/laptop dan smartphone. Dengan cara memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran segar seperti buah naga merah, semangka, wortel, sayur bayam, dan masih banyak lagi yang dapat meningkatan nutrisi Sahabat Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 19 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Ketahui Kelainan Refraksi Mata dan Cara Pencegahannya<\/a><\/h3>
Refraksi mata merupakan proses masuknya cahaya dari bagian depan mata (kornea, pupil, retina) untuk dibiaskan tepat pada retina (bagian belakang mata). Dengan begitu, objek dapat terlihat jelas. Masalah penglihatan yang paling sering terjadi adalah kelainan refraksi mata. Orang yang memiliki masalah pada refraksi mata akan mengeluh pandangannya buram saat melihat benda yang letaknya jauh, dekat, atau keduanya. \n\n \n\n \n\n Jenis-Jenis Kelainan Refraksi Mata \n\n 1.Rabun Jauh (Miopi) \n\n Penderita rabun jauh atau miopi dapat melihat objek yang jaraknya dekat secara jelas, namun sulit melihat objek yang jaraknya jauh. Kondisi ini terjadi karena cahaya yang masuk ke mata jatuh di depan retina. Miopi berat dapat meningkatkan risiko terjadinya ablasi retina, katarak, dan glaukoma. \n\n 2. Rabun dekat (Hipermetropi) \n\n Rabun dekat merupakan kebalikan dari miopi. Penderita rabun dekat atau hipermetropi dapat melihat objek yang letaknya jauh dengan jelas, namun sulit melihat objek yang dekat. Kondisi ini membuat penderitanya merasa sulit saat membaca tulisan yang jaraknya dekat dengan mata. Rabun dekat terjadi akibat cahaya yang masuk ke mata jatuh di belakang retina. Rabun dekat juga dapat menyebabkan ketegangan otot mata, sehingga penderitanya mudah pusing dan sakit kepala. \n\n 3. Mata silinder (Astigmatisme) \n\n Kondisi mata silinder dapat terjadi bersamaan dengan rabun dekat maupun rabun jauh. Mata silinder atau astigmatisme adalah gangguan penglihatan yang terjadi akibat cacat pada kornea atau lengkungan lensa. Kondisi ini menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau berbayang, baik saat melihat benda yang jaraknya dekat maupun jauh. \n\n 4. Mata tua (Presbiopi) \n\n Mata tua atau presbiopi adalah kondisi yang terjadi karena lensa mata menjadi kaku, sehingga sulit untuk membiaskan dan memfokuskan cahaya pada retina mata. Kekakuan lensa mata ini terjadi karena proses penuaan. Kondisi ini wajar dialami oleh lansia atau orang dewasa berusia di atas 45 tahun. \n\n \n\n \n\n Tanda dan Gejala Kelainan Refraksi Mata \n\n Ada berbagai tanda dan gejala dari kelainan refraksi mata, tetapi yang paling umum adalah tidak dapat melihat objek dengan jelas. Beberapa tanda dan gejala umum dari kelainan refraksi, antara lain: \n\n \n Pandangan mata kabur atau berbayang \n Sering menyipitkan mata untuk melihat objek dengan jelas \n Sulit fokus saat membaca buku, menonton TV, dan melihat layar komputer atau gadget \n Mata seperti terhalang kabut \n Mata sensitif atau silau terhadap pencahayaan yang terlalu terang \n Mata silau atau melihat lingkaran cahaya di sekitar cahaya terang \n Sakit kepala \n Mata tegang \n \n\n \n\n \n\n Faktor Resiko Kelainan Refraksi Mata \n\n Siapa pun sebenarnya bisa mengalami kelainan refraksi. Namun, terdapat beberapa faktor risiko penyebab terjadinya gangguan penglihatan, yaitu: \n\n - Genetik atau keturunan \n\n Mempunyai anggota keluarga yang memiliki mata rabun meningkatkan risiko mengalami hal serupa. \n\n - Usia \n\n Sebagian besar kasus rabun jauh mulai dialami ketika anak-anak. Sementara presbiopi merupakan gangguan penglihatan yang umumnya diderita oleh orang berumur 40 tahun atau lebih. \n\n - Penyakit mata atau kelainan genetik lainnya \n\n Jika mengalami penyakit katarak atau glaukoma, komplikasi penyakit lain seperti diabetes, dan kelainan genetik pada mata, maka Sahabat Hermina berisiko mengalami kelainan refraksi. \n\n \n\n \n\n Pencegahan Kelainan Refraksi Mata \n\n Tips untuk mencegah kelainan refraksi mata dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku menjaga kesehatan mata, antara lain: \n\n - Membaca dalam posisi duduk dengan penerangan cukup, jarak antara mata dengan buku minimal 30 cm \n\n - Mengistirahatkan mata setelah 1-2 jam beraktivitas dengan mata (membaca, menonton televisi, menggunakan komputer, dan lain-lain) \n\n - Mengonsumsi makanan yang sehat dan gizi seimbang \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami keluhan seputar mata, segera konsultasi kepada dokter spesialis mata di RS Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan informasi jadwal praktek dan pendaftaran dokter melalui website Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 09 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
Kapan Perlu Pakai Kacamata?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, keluhan pasien yang sering datang berkonsultasi salah satunya adalah penglihatan buram. \n\n Penyebab penglihatan buram diantaranya adalah gangguan refraksi, atau yang dikenal dengan gangguan tajam penglihatan. Gangguan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan refraksi. Hasilnya akan didapatkan ukuran refraksi yang terbaik agar pasien mampu membaca huruf atau angka yang terkecil pada jarak 6 meter. \n\n Namun jika gangguan tajam penglihatan tidak dapat dikoreksi dengan pemeriksaan refraksi, maka ada gangguannya bukan karena refraksi. Hal ini bisa disebakan karena ada kelainan organik mata (contohnya karena ada katarak) ataupun sistemik (contohnya karena ada penyakit diabetes melitus). \n\n Saat sudah dipastikan ukuran refraksi yang terbaik, maka ukuran refraksi inilah yang digunakan untuk peresepan ukuran kacamata. Pertanyaan yang sering muncul "jadi saya perlu pakai kacamata ya, dok?" \n\n Jawabannya, "perlu". Secara subjektif pasien sudah merasakan sendiri adanya gangguan tajam penglihatannya. Tuntutan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari yang membutuhkan akurasi dan durasi tertentu menyebabkan kerja mata menjadi "lebih berat" jika tidak dibantu dengan kacamata. \n\n Orangtua yang memeriksakan kondisi mata anaknya juga tidak luput mempertanyakan hal yang sama, "jadi anak saya harus pakai kacamata, dok?" Namun, hal ini sedikit berbeda. Dokter mata akan selektif untuk meresepkan kacamata pada anak-anak. Pertimbangan yang diambil antara lain faktor usia anak, ukuran refraksi yang didapatkan, ada atau tidaknya kelainan posisi bola mata dan kelainan fisik lainnya. \n\n Deteksi dini gangguan tajam penglihatan pada anak sangat mempengaruhi keberhasilan pencegahan komplikasi gangguan penglihatan seperti mata juling, kelemahan saraf mata dan gangguan binokular (penglihatan satu titik fokus dengan kedua mata). \n\n Pemeriksaan rutin berkala untuk pasien yang sudah terindikasi pakai kacamata kisaran 1 sampai 2 tahun sekali. Pada anak dibawah usia 17 tahun, durasinya lebih pendek antara 3-6 bulan sekali. Hal ini berkaitan dengan proses tumbuh kembang anak yang memengaruhi ukuran kacamata yang bisa berubah lebih cepat dibandingkan orang dewasa. \n\n Satu hal lagi yang perlu diinformasikan yaitu adanya iklan atau testimoni di media sosial, televisi dan radio mengenai obat atau suplemen yang menyatakan dapat menghilangkan gangguan tajam penglihatan tanpa kacamata. Ada juga yang menyatakan kacamata ion atau kacamata antiradiasi dapat mengurangi ukuran kacamata. Hal tersebut tidaklah benar. Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan oleh pasien, dan ternyata hasilnya tidak ada perubahan. Konsultasikan terlebih dahulu dengan ahlinya jika Anda mengalami gangguan tajam penglihatan. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Palembang<\/a><\/li>
- 06 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
Mata dan Penyakitnya<\/a><\/h3>
\n\n Sahabat Hermina, mata adalah indra manusia yang merupakan organ sensorik utama pendeteksi cahaya yang mengirimkan informasi dalam bentuk visual ke otak dengan kemampuan untuk membedakan antara warna dan kedalaman. Oleh sebab itu, sekitar 75% informasi yang Anda terima berasal dari mata. \n\n Meski berukuran kecil, mata adalah organ yang sangat kompleks. Umumnya, mata memiliki lebar sekitar 1 inci, kedalaman 1 inci, dan tinggi 0,9 inci. Indra penglihatan ini memiliki kemampuan sudut pandang 200 derajat dan dapat melihat 10 juta warna serta nuansa. \n\n \n\n Gejala Mata Bermasalah \n\n Apabila Anda mengalami beberapa gejala mata bermasalah berikut ini, Anda patut waspada dan sebaiknya periksakan ke dokter. \n\n Gejala-gejala ada masalah pada organ mata, yaitu: \n\n \n Mata Tegang/ terasa lelah atau panas \n Mata Merah \n Sulit Melihat di Malam Hari \n Tidak Bisa Membedakan Warna \n Kabur saat Melihat jauh / Dekat \n \n\n \n\n Macam-Macam Penyakit Mata \n\n Macam-macam penyakit mata perlu diperhatikan oleh setiap orang. Mata merupakan organ vital manusia yang digunakan untuk melihat dan beraktifitas. Maka dari itu, jangan sampai penyakit mata malah menjadi menghambat aktivitas. \n\n Penyakit mata biasanya disebabkan karena alergi, infeksi, atau kurangnya cairan yang mengakibatkan mata menjadi kering sehingga terasa pedih. Terlalu fokus memandang obyek secara berlebihan juga bisa menjadikan mata menjadi kering. Hal ini bisa terjadi apabila terlalu banyak melihat layar komputer, menonton televisi, atau bermain gadget.nuntuk lebih jelasnya lagi macam-macam penyakit mata yang ada hubunganya dengan hal diatas sebagai berikut : \n\n \n Katarak \n \n\n Penyakit Katarak merupakan penyakit mata tersering yang mengganggu fungsi penglihatan akibat kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga penglihatan menjadi kabur. Penyakit ini bisa terjadi pada salah satu mata atau kedua mata sekaligus. Biasanya, faktor usia yang menyebabkan adanya penyakit ini. \n\n \n Glaukoma \n \n\n Glaukoma adalah kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada bola mata. Meningkatnya tekanan bola mata ini terjadi akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata. Seseorang yang menderita kondisi ini dapat merasakan gejala berupa gangguan penglihatan, nyeri pada mata, hingga sakit kepala \n\n \n Presbiopi \n \n\n Presbiopi adalah kondisi mata yang kehilangan kemampuan fokus secara bertahap, untuk melihat objek pada jarak dekat. Presbiopi juga merupakan salah satu hal yang akan dirasakan manusia sebagai bagian dari proses penuaan tubuh secara alami. \n\n \n Miopia \n \n\n Rabun jauh atau miopi adalah gangguan pada penglihatan yang menyebabkan objek yang letaknya jauh terlihat kabur, tetapi tidak ada masalah melihat objek yang letaknya dekat. Miopi atau rabun jauh dikenal juga dengan istilah mata minus. \n\n \n\n Cara Mencegah Kelainan dan Penyakit Pada Mata \n\n \n Konsumsi Makanan Sehat \n Berhenti Terlalu Lama Menatap Layar Komputer \n Hindari Berenang di Air yang banyak mengandung Klorin, Sebaiknya gunakan Kacamata Renang untuk menghindari iritasi pada mata \n \n\n \n\n Sahabat Hermina, mata merupakan salah satu organ tubuh yang berharga dan harus kita jaga kesehatannya. Jika merasa mengalami beberapa gejala penyakit mata yang telah disebutkan, segera ke rumah sakit agar dapat segera ditangani. Salam sehat. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 06 September 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 09 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 02 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>