- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 15 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Penyakit Ginjal dan Terapi Pengobatannya<\/a><\/h3>
Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi sebagai penyaring darah. Organ tubuh yang satu ini berbentuk seperti kacang panjang dan berada di bagian bawah tulang rusuk belakang tubuh manusia. \n\n Ginjal berfungsi untuk menyaring darah di dalam tubuh dan mengeluarkan zat sisa yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Ginjal memiliki peranan penting dalam tubuh, Ginjal yang sehat dapat berpengaruh pada Kesehatan tubuh. Apabila organ berbentuk kacang Panjang ini mengalami gangguan, maka bisa menyebabkan beberapa masalah Kesehatan. \n\n Apabila ginjal sudah tidak berfungsi dengan baik, maka akan menyebabkan resiko penyakit ginjal yang beragam dan akan menggangu kegiatan dan aktivitas sehari-hari. Beberapa penyakit ginjal yang umum terjadi adalah penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal kronis, gagal ginjal akut, batu ginjal, penyakit ginjal polikistik dan infeksi ginjal. \n\n \n\n Gejala dan Tanda-tanda Penyakit Ginjal \n\n Fungsi ginjal yang terganggu akan mempengaruhi Kesehatan tubuh dan menyebabkan munculnya penyakit ginjal. Beberapa gejala dan tanda-tanda penyakit ginjal pada umumnya adalah sebagai berikut : \n\n \n Volume urine kecil berkurang dari biasanya \n Warna urine keruh atau bercampur darah \n Pembengkakan pada tungkai \n Nyeri di punggung bagian bawah yang menjalar keperut bawah atau selangkangan \n Terasa nyeri saat buang air kecil \n Kram atau kedutan di otot \n Mual, muntah, dan hilang nafsu makan \n Mudah lelah \n Sesak napas \n Kulit terasa gatal tanpa sebab \n Tekanan darah meningkat \n Anemia \n \n\n Gejala penyakit ginjal tersebut dapat muncul secara tiba-tiba atau bertahap sesuai dengan penyakit ginjal yang di derita. \n\n Apabila anda mengalami keluhan di atas segera periksakan diri anda dengan berkonsultasi ke dr. Bayu Rusfandi, Nst, M.Ked (PD), Sp.PD– KGH (dokter spesialis penyakit dalam - ginjal dan hipertensi) di Rumah Sakit Umum Hermina Medan. Pemeriksaan dini perlu dilakukan agar penyebab dan penanganannya dapat lebih awal dilakukan dan mencegah resiko komplikasi penyakit ginjal lainnya. \n\n \n\n Terapi dan Pengobatan Penyakit Ginjal \n\n Pengobatan penyakit ginjal sebaiknya dilakukan dengan berkonsultasi dan mengikuti saran dokter agar pengobatan yang dijalankan sesuai dengan penyebab penyakit ginjal itu sendiri. Pengobatan dengan dokter spesialis penyakit dalam ginjal hipertensi bertujuan untuk mengatasi penyebab, mengurangi gejala, memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah terjadinya komplikasi. \n\n Beberapa terapi dan pengobatan penyakit ginjal yang pada umumnya dilakukan adalah sebagai berikut : \n\n \n Perubahan Pola Hidup \n \n\n Selain mengkonsumsi obat-obatan, penderita penyakit ginjal harus mengubah dan menjalani pola hidup sehat untuk meringankan kinerja ginjal. \n\n \n Penghancuran Batu Ginjal \n \n\n Apabila penderita penyakit ginjal menderita batu ginjal, dokter akan menjalankan prosedur penghancuran batu ginjal tersebut. Prosedur penghancuran batu ginjal dilakukan berdasarkan seberapa besar ukuran batu ginjal yang diderita. \n\n \n Hemodialisa atau Prosedur Cuci Darah \n \n\n Cuci darah atau dialisis merupakan prosedur medis untuk menggantikan fungsi ginjal untuk menyaring darah dan membuang limbah dan racun hasil metabolisme tubuh. Umumnya cuci darah dilakukan pada penderita penyakit ginjal yang sudah tidak berfungsi dengan normal.Penanganan penyakit ginjal di Kota Medan dengan Prosedur Cuci darah dapat dilakukan di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Umum Hermina Medan yang ditangani langsung oleh dokter dan perawat khusus hemodialisa dilengkapi dengan alat canggih dan ruangan yang nyaman. \n\n \n Operasi \n \n\n Apabila metode dan pengobatan penyakit ginjal tidak efektif, maka dokter akan melakukan operasi untuk menangani penyakit ginjal. Operasi yang dilakukan berdasarkan keluhan dan jenis penyakit ginjal yang diderita. Beberapa contohnya adalah operasi pengangkatan kista dari ginjal, operasi pengangkatan batu ginjal dan transplantasi ginjal. \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 12 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Cuci Darah Untuk Pasien Gagal Ginjal<\/a><\/h3>
Alur cuci darah untuk gagal ginjal dilakukan saat ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik untuk menyaring racun yang ada dan zat sisa metabolisme dari dalam tubuh manusia. Alur ini dikenal juga dengan sebutan dialisis dan dilakukan dengan bantuan mesin khusus. Ginjal adalah sepasang organ yang bekerja dengan cara membersihkan darah, mengeluarkan kotoran, serta membuang cairan yang lebih dari tubuh. Kotoran dan cairan tersebut kemudian dialirkan kekandung kemih untuk dibuang sebagai urine. \n\n Namun, untuk beberapa kondisi, ginjal bisa saja terjadi gangguan sehingga tidak mampu lagi menjalani fungsinya dengan baik atau disebut juga gagal ginjal. Hal ini tentunya berdampak pada kondisi tubuh manusia secara keseluruhan. Nah salah satu cara untuk penaganan gagal ginjal adalah dengan cuci darah. Cuci darah untuk gagal ginjal bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah mengalami kerusakan. Ketika ginjal tidak mampu bekerja sebagaimana fungsinya, akan terjadi penumpukan limbah, racun dan cairan dalam tubuh. Kondisi ini umumnya dialami oleh penderita penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal. Jika fungsi ginjal hilang sebanyak85-90 persen, maka penderita diahruskan untuk melakukan cuci darah supaya terhindar dari beragam komplikasi dan mebahayakan nyawa. \n\n Sebelum melakukan cuci darah untuk gagal ginjal, dibutuhkan pemeriksaan dari dokter dan serangkaian tes medis untuk menetukan perlu atau tidaknya seseorang melakukan cuci darah. Ada beberapa hal yang menjadi tolak ukur dalam pemeriksaan sakit ginjal, yaitu kadar kreatinin dan ureum dalam darah, kecepatan ginjal menyaring darah, kemampuan tubuh mengatasi kelebihan air, serta keluhan tertentu yang mengacu pada gangguan jantung, pernapasan, dan saluran cerna. \n\n Dalam pelaksanaan proses cuci darah, ada dua macam metode yang bisa dapat dipilih, yaitu hemodialisis atau dialisis peritoneal. \n\n Hemodialisis \n\n Hemodialisis adalah langkah cuci darah untuk gagal ginjal yang paling banyak dikenal. Hemodialisis dilakukan menggunakan mesin khusus untuk menyaring darah dan menggantikan fungsi ginjal yang rusak. \n\n Pada proses cuci darah ini, petugas medis akan memasukkan jarum ke pembuluh darah untuk menghubungkan aliran darah dari tubuh menuju mesin pencuci darah. Kemudian, darah kotor akan disaring oleh mesin pencuci darah. Setelah tersaring, darah yang bersih akan dialirkan kembali ke dalam tubuh. \n\n Prosedur hemodialisis biasanya memakan waktu sekitar 4 jam per sesi dan dilakukan setidaknya 3 sesi dalam seminggu. Prosedur ini hanya dapat dilakukan di klinik cuci darah atau rumah sakit. Efek samping yang biasanya muncul setelah menjalani hemodialisis adalah kulit gatal dan kram pada otot. \n\n Dialisis peritoneal atau CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) \n\n Metode cuci darah ini dengan menggunakan peritoneum atau selaput dalam rongga perut sebagai penyaring. Peritoneum mempunyai ribuan pembuluh darah kecil yang bisa berguna selayaknya ginjal. \n\n Prosedur dilakukan dengan membuat sayatan kecil di dekat daerah pusar sebagai jalan masuk selang khusus atau kateter. Kateter tersebut nantinya akan ditempatkan di dalam rongga perut secara permanen. Fungsinya untuk memasukkan atau sebagai jalan cairan dialisat. \n\n Saat darah melewati pembuluh darah yang melapisi rongga peritoneum, produk limbah dan kelebihan cairan akan ditarik keluar dari darah dan kemudian masuk ke cairan dialisat. \n\n Setelah selesai, cairan dialisat yang telah mengandung zat sisa dialirkan ke kantong khusus yang kemudian dibuang. Cairan dialisat ini kemudian diganti dengan cairan yang baru. \n\n Keuntungan proses cuci darah menggunakan metode ini adalah bisa dilakukan di rumah, kapan saja, dan biasanya dilakukan saat penderita gagal ginjal sedang tertidur. Namun, metode ini harus dilakukan 4 kali sehari dan memerlukan waktu sekitar 30 menit. \n\n Efek samping yang dapat timbul berupa peritonitis, perut terasa penuh ketika cuci darah berlangsung, kenaikan berat badan karena cairan dialisat yang mengandung kadar gula cukup tinggi, atau munculnya hernia akibat beban berat cairan di dalam rongga perut. \n\n Meski cuci darah tidak mengakibatkan penderita gagal ginjal merasa kesakitan atau tidak nyaman, beberapa dari mereka bisa saja terasa sakit kepala, mual, muntah, kram, tekanan darah menurun, mudah lelah, dan kulit menjadi kering atau gatal. \n\n Meski hal-hal di atas bisa dirasakan, tetapi prosedur cuci darah tidak mengganggu aktivitas penderita yang mengidap gangguan ginjal. Banyak penderita yang melakukan cuci darah tetap memiliki kualitas hidup yang baik. Mereka masih saja bisa bekerja atau melanjutkan sekolah. \n\n Cuci darah juga bukan menjadi halangan untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berenang, berolahraga, mengemudi, atau bahkan berlibur, apalagi jika tidak terdapat keluhan setelah menjalani proses cuci darah. \n\n Proses dialisis adalah bentuk pertolongan pada kerusakan organ ginjal. Pada penderita gagal ginjal, cuci darah juga bisa mengendalikan tekanan darah serta mengatur kadar mineral dan elektrolit dalam tubuh. Penderita gagal ginjal yang sedang menjalani proses dialisis juga disarankan untuk mengatur dan menjaga pola makan. \n\n Karena pentingnya fungsi ginjal bagi kehidupan, Anda perlu memperhatikan serta memeliharanya dengan menjalani pola hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan fungsi ginjal untuk memantau kondisi ginjal. \n\n Jika Anda mengalami keluhan terkait gangguan ginjal, segera lakukan konsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dari hasil pemeriksaan tersebut, dokter bisa menentukan apakah prosedur cuci darah untuk gagal ginjal merupakan penanganan yang tepat, sesuai kondisi anda. \n\n \n\n Yuk konsultasikan kedokter spesialis penyaki dalam ginjal hypertensi https://www.herminahospitals.com/doctors/dr-bayu-rusfandi-nst-m-ked-pd-sp-pd-kgh \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 22 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Penyakit Jantung Koroner<\/a><\/h3>
Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah kondisi yang mempengaruhi arteri atau vena. Penyakit pembuluh darah datang pada saat pembuluh darah melemah, terhalang atau rusak. Organ - Organ dan struktur tubuh lainnya bisa saja rusak oleh penyakit pembuluh darah sebagai akibat dari berkurangnya aliran darah. Penyakit pembuluh darah sering berkaitan dengan penyakit jantung \n\n Sampai dengan saat ini, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJP) telah menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Gaya hidup sering menjadi pemicu utama yang dapat menimbulkan PJP. Merokok, konsumsi makanan berlemak, malas berolahraga, stress adalah faktor pemicu PJP yang sulit dipisahkan dalam gaya hidup sebagian besar orang \n\n Hampir semua penyakit tentang jantung pasti disebabkan oleh pembuluh darah. Berikut penyakit yang disebabkan pembuluh darah : \n\n 1. Penyakit jantung koroner : Keadaan ini terjadi ketika aliran darah tersumbat oleh penumpukan lemak \n\n 2. Penyakit serebrovaskuler (stroke) : Stroke terjadi ketika pembuluh darah yang menuju ke arah otak tersumbat \n\n 3. Penyakit arteri perifer : Keadaan ini terjadi ketika pembuluh darah yang berasal dari jantung mengalami penyempitan, sehingga aliran darah menuju tungkai tersumbat \n\n 4. Penyakit jantung rematik : Jantung rematik disebabkan karena bakteri streptococcus yang menimbulkan demam rematik sehingga merusak otot dan katup jantung \n\n \nitulah beberapa contoh penyakit yang disebabkan karena adanya masalah pada pembuluh darah sehingga menyebabkan sejumlah masalah pada jantung. Hampir seluruh PJP mengancam jiwa pengidapnya jika tidak ditangani segera. Kunci utama mencegah PJP dengan cara mengubah gaya hidup yang mencakup meningkatkan kesejahteraan fisik serta emosional. Berikut ini upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko PJP, yaitu : \n\n 1. Berhenti atau tidak merokok. Perokok berpeluang besar mengalami serangan jantung dua kali lipat lebih tinggi daripada orang yang tidak merokok \n\n 2. Diet rendah kolesterol. Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans. Ganti dengan makanan tinggi karbohidrat kompleks dan lemak baik (omega 3) yang terbukti bisa membantu menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi risiko penyakit jantung \n\n 3. Olahraga. Olahraga secara teratur dapat membantu menurunkan kolesterol "jahat" dan meningkatkan kolesterol "baik" \n\n 4. Pertahankan berat badan yang ideal. Kelebihan berat badan atau obesitas memberikan tekanan signifikan pada jantung dan sangat memperburuk beberapa faktor risiko penyakit jantung lainnya seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan trigliserida \n\n 5. Kelola stress. Stress dan emosi yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan serangan jantung dan stroke. Gunakan teknis manajemen stress untuk menurunkan risiko dengan mempraktikkan teknik relasasi, mempelajari cara mengatur waktu, menetapkan tujuan yang realistis dan mencoba beberapa meditasi pijat, ataupun yoga \n\n \n\n Yuk konsultasikan ke Dokter Spesialis Jantung dan Lakukan Medical Check Up https://herminahospitals.com/id/doctors/dr-taufik-delfian-m-ked-cardio-sp-jp \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 14 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Medical Check Up Demi Menjaga Kesehatan<\/a><\/h3>
Apa Sahabat Hermina pernah mendengar pengalaman ketika seseorang yang terlihat sehat tiba-tiba terserang penyakit mematikan hingga berujung pada kematian? Kondisi tersebut bisa lebih rentan terjadi pada orang-orang yang tidak pernah melakukan medical check up. \n\n Medical Check Up merupakan suatu kegiatan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh. Artinya, seseorang yang melakukan kegiatan pemeriksaan ini akan menjalani berbagai tahap pemeriksaan. Mulai dari sekadar konsultasi atau wawancara medis dengan dokter, pemeriksaan riwayat kesehatan, hingga memeriksa organ vital bagian dalam dan luar tubuh. Dengan melakukan pemeriksaan ini, diharapkan masalah kesehatan atau penyakit yang mungkin diderita oleh seseorang bisa segera terdeteksi sejak dini. Dengan begitu, perencanaan metode pengobatan serta penanganan yang tepat bisa langsung dilakukan dan penyakit tidak berkembang menjadi lebih parah. \n\n Apa Tujuan Dilakukan Medical Check Up? \n\n Setiap orang sebenarnya disarankan untuk melakukan medical check up secara rutin. Paling tidak, dalam setahun, pemeriksaan kesehatan ini dilakukan sekali. Mengapa demikian? Karena pemeriksaan ini dapat membantu seseorang: \n\n \n Mengetahui kondisi medis terkini secara menyeluruh. \n Mendeteksi dengan segera penyakit yang mungkin diderita namun tidak menimbulkan gejala. \n Mengetahui risiko masalah kesehatan yang mungkin saja muncul di masa mendatang. \n \n\n Tidak hanya itu, dengan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, Sahabat Hermina dapat termotivasi untuk mencanangkan gaya hidup yang lebih sehat dan menjaga asupan makanan yang dikonsumsi, serta memastikan kondisi tubuh saat akan menjalani proses pengobatan tertentu agar terhindar dari risiko efek samping berbahaya. Kondisi kesehatan dapat terawasi dengan maksimal, dan Sahabat Hermina dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah kesehatan atau gejala penyakit yang sedang diderita. \n\n Apa Jenis-jenis Medical Check Up? \n\n Medical check up adalah pemeriksaan kesehatan yang jenisnya sangat beraneka ragam. Sahabat Hermina bisa mendapatkan layanan medical check up secara menyeluruh dengan penggabungan berbagai tes. Berikut ini adalah jenis - jenis medical check up tersebut: \n\n \n \n Tes Fisik \n \n \n\n Tes fisik pada medical check up biasanya mencakup pengukuran tinggi badan dan berat badan. Tidak hanya itu, tes ini juga akan berisi konsultasi dengan dokter terkait kondisi fisik yang Sahabat Hermina rasakan, misalnya apakah ada gejala atau keluhan kesehatan yang dirasakan. \n\n \n \n Pemeriksaan Tekanan Darah \n \n \n\n Tekanan darah orang dewasa normalnya berada di kisaran 120/80 mmHg. Seseorang dinilai memiliki masalah tekanan darah tinggi apabila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. Semua itu bisa dicek melalui alat tensimeter atau sfigmomanometer. \n\n \n \n Foto Thorax \n \n \n\n Biasanya, pemeriksaan kesehatan yang satu ini dapat menggambarkan bagaimana kondisi kesehatan bagian dada, mulai dari jantung sampai paru-paru. Tes ini sangat ringkas. Anda hanya perlu masuk ke ruang rontgen, kemudian mengganti pakaian dan berdiri di depan alat foto rontgen. Ikuti instruksi dari petugas terkait pengambilan dan pelepasan napas. \n\n \n \n Tes Darah dan Urine \n \n \n\n Banyak hal yang bisa tergambarkan lewat jenis medical check up yang satu ini. Mulai dari kadar gula darah, kadar kolesterol, hemoglobin, peradangan, sampai tingkat fungsi ginjal dapat tergambarkan dari hasil tes darah dan urine lengkap. Biasanya untuk mengambil tes ini, Sahabat Hermina diwajibkan puasa minimal 8 jam dari waktu pengambilan darah agar hasil pemeriksaan dapat lebih akurat. \n\n \n \n EKG dan Treadmill \n \n \n\n EKG merupakan singkatan dari elektrokardiogram yang merupakan tes rekam jantung untuk melihat ada tidaknya masalah pada detak dan irama jantung dalam ukuran sewaktu. Sementara itu, lewat tes treadmill, fungsi jantung dan masalah jantung lainnya bisa tergambarkan. \n\n Selain tes-tes umum di atas, sebenarnya masih banyak jenis medical check up lainnya yang lebih spesifik. Mulai dari pemeriksaan mata, tulang, hingga pemeriksaan pengentalan darah lewat tes fibrinogen sebenarnya merupakan bagian dari pemeriksaan kesehatan atau medical check up yang sebaiknya rutin dilakukan secara berkala. \n\n Bagaimana Persiapan Sebelum Melakukan Medical Check Up? \n\n Sebelum menjalani medical check up, pasien dianjurkan untuk membawa serta data medis, misalnya, hasil pemeriksaan kesehatan lainnya atau foto rontgen. Pasien juga harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter apakah perlu melakukan puasa atau menghentikan pemakaian obat ketika akan melakukan pemeriksaan medis. \n\n Biasanya, dokter akan melakukan wawancara medis dengan pasien sebelum memulai prosedur pemeriksaan kesehatan. Hal yang ditanyakan biasanya seputar kondisi kesehatan sekarang serta terdahulu. Selain itu, dokter juga akan mencari tahu segala jenis obat, baik kimia ataupun herbal, dan suplemen yang dikonsumsi pasien. Agar proses medical check up berjalan lancar, usahakan untuk memilih pakaian yang tepat dan nyaman dikenakan serta tidak memakai aksesoris, perhiasan, maupun riasan. \n\n Apa Manfaat Melakukan Medical Check Up? \n\n Hal yang Sahabat Hermina peroleh adalah mendapatkan gambaran terkait kondisi kesehatan. Berikut ini adalah beberapa fungsi melakukan medical check up yang penting untuk Sahabat Hermina ketahui: \n\n \n \n Terhindar dari Risiko Komplikasi Penyakit \n \n \n\n Mungkin sebelumnya Sahabat Hermina pernah melakukan medical check up dan tidak ditemukan penyakit yang berarti. Namun, seiring berjalannya waktu keadaan tersebut bisa saja berubah. Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan yang rutin dan menyeluruh, maka dapat memperoleh informasi mengenai faktor risiko penyakit apa yang Sahabat Hermina punya. Hingga nantinya, Sahabat Hermina bisa mencegah lebih dini penyakit tersebut dan meminimalisasi komplikasi penyakit yang mungkin terjadi. \n\n \n \n Akurat dalam Mendeteksi Penyakit \n \n \n\n Beberapa penyakit memiliki gejala yang sama. Menjadi sangat berbahaya apabila pengobatan yang diberikan hanya berdasarkan gejala karena ternyata salah vonis. Dengan melakukan medical check up, pendeteksian penyakit juga bisa dilakukan. Bahkan lewat pemeriksaan kesehatan ini, deteksi penyakit menjadi lebih akurat. Untuk penyakit-penyakit yang tidak bergejala, medical check up pun dapat membantu tim medis dalam menentukan diagnosis terkait penyakit yang Sahabat Hermina idap. \n\n \n \n Cegah Perkembangan Penyakit \n \n \n\n Semakin parah suatu penyakit, semakin sulit untuk bisa pulih dengan maksimal. Kualitas hidup Sahabat Hermina pun dapat turun drastis karena penyakit yang diderita. Namun dengan rutin melakukan medical check up, penyakit bisa terdeteksi lebih cepat. Sejumlah penanganan yang akurat untuk menangani penyakit tersebut sebelum berkembang parah pun bisa diimplementasikan. Jadi, kesempatan untuk pulih secara menyeluruh menjadi lebih besar. \n\n \n \n Pangkas Biaya Kesehatan Masa Depan \n \n \n\n Medical check up adalah cara terbaik untuk mempertahankan kondisi kesehatan. Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan ini secara rutin, risiko penyakit bisa diminimalkan. Penyakit pun bisa dideteksi lebih cepat dan ditangani sebelum berkembang parah. Biaya kesehatan menjadi lebih terkontrol untuk sekarang maupun masa depan. \n\n \n \n Terhindar dari Komplikasi Pengobatan \n \n \n\n Tidak bisa ditampik, beberapa pengobatan bisa menimbulkan efek samping. Beberapa pengobatan pun bisa sangat bertentangan dan berujung bahaya jika digabungkan. Melakukan medical check up bisa membuat tim medis memutuskan langkah pengobatan dengan efek samping paling rendah berdasarkan status kesehatan saat ini sehingga Sahabat Hermina dapat terhindar dari komplikasi pengobatan. \n\n Medical check up merupakan upaya yang dapat membantu Sahabat Hermina untuk bisa mengetahui kondisi tubuh terkini dan potensi penyakit yang menjangkit tubuh tanpa menimbulkan gejala. Dengan melakukan pemeriksaan ini, Sahabat Hermina dapat segera mendeteksi masalah kesehatan yang mungkin dialami dan bisa melakukan penanganan medis yang tepat dengan segera. Dengan begitu, penyakit tidak akan sampai berkembang lebih parah lagi hingga berakibat fatal di kemudian hari. Sahabat Hermina dapat melakukan medical check up aman dan nyaman di RS Hermina Pandanaran! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 09 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Medical Check Up Setelah Sembuh dari COVID-19<\/a><\/h3>
Selama terinfeksi COVID-19, sistem kekebalan tubuh kita berjuang keras untuk melawan virus. Tetapi, tahukah Sahabat Hermina bahwa COVID-19 tak hanya memengaruhi sistem pernapasan, melainkan juga berbagai organ dalam tubuh. Infeksi virus corona bisa berdampak pada banyak organ vital tubuh, baik secara langsung maupun tak langsung, seperti menghambat respons imun. Itulah sebabnya, para penyintas perlu melakukan pemeriksaan Kesehatan atau Medical Check Up setelah dinyatakan sembuh. Medical Check Up sangat penting untuk mengetahui seberapa baik tingkat pemulihan setelah terinfeksi. \n\n Jika Sahabat Hermina baru saja pulih dari infeksi COVID-19, berikut ini adalah beberapa pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan. \n\n \n Tes Antibodi \n \n\n Setelah melawan infeksi, tubuh memproduksi antibodi yang berguna untuk mencegah infeksi di masa depan. Menentukan tingkat antibodi tidak hanya membantu mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang seberapa terlindunginya tubuh Anda, tetapi juga sangat membantu jika Anda ingin menjalani donor plasma. \n\n Biasanya, tubuh membutuhkan sekitar satu atau dua minggu untuk mengembangkan antibodi, jadi untuk melakukan pemeriksaan ini Sahabat Hermina harus menunggu sampai pulih dari infeksi COVID-19. \n\n \n Rontgen Thorax \n \n\n Rontgen thorax adalah foto dada yang menunjukkan jantung, paru-paru, saluran pernafasan, pembuluh darah, dan nodus limfa Anda. Rontgen dada juga bisa menunjukkan tulang belakang dan dada, termasuk tulang rusuk, tulang selangka, dan bagian atas tulang belakang Anda. Rontgen thorax merupakan tes pencitraan yang paling umum digunakan untuk menemukan masalah dalam dada, terutama untuk mendiagnosis penyebab kondisi sesak nafas dimana keluahan tersebut merupakan salah satu gejala dari COVID-19. \n\n \n Spirometri \n \n\n Spirometri adalah salah satu metode pemeriksaan untuk mengevaluasi fungsi dan mendiagnosis kondisi paru-paru. Tak hanya itu, spirometri juga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai penyakit pada sistem pernapasan, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), fibrosis paru, emfisema, dan bronkitis kronis. Saat hendak melakukan tes spirometri, sebaiknya hindari mengenakan pakaian yang ketat. Selain itu, Anda juga disarankan untuk berhenti merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol serta tidak menjalani olahraga berat atau makan dalam porsi besar beberapa jam sebelum pemeriksaan spirometri. \n\n \n Tes Glukosa dan Kolesterol \n \n\n Karena virus rentan menyebabkan peradangan dan pembekuan, beberapa orang melaporkan fluktuasi dan peningkatan parameter vital mereka, termasuk kadar glukosa dan tingkat tekanan darah. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa pasien COVID-19 diminta untuk melacak tanda vitalnya selama masa pemulihan. \n\n Meskipun demikian, setelah sembuh dari COVID-19, melakukan tes fungsi rutin seperti ini juga penting jika Anda memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, kolesterol, atau rentan terhadap komplikasi jantung. \n\n \n Rapid Test Antigen \n \n\n Peranan rapid test antibodi adalah untuk dapat mendeteksi keberadaan antibodi Immunoglobulin M (IgM) dan Immunoglobulin G (IgG) terhadap virus SARS-CoV-2 dari sampel darah manusia. Pemeriksaan ini hanya membutuhkan waktu 15 menit dan dapat mendeteksi infeksi COVID-19 dalam berbagai stadium penyakit. Antibodi IgM diketahui memiliki peranan penting sebagai pertahanan utama saat terjadi infeksi virus, sementara respon IgG adalah melindungi tubuh dari infeksi dengan cara mengingat virus yang sebelumnya pernah terpapar di dalam tubuh. \n\n Apabila Sahabat Hermina memiliki keluhan kesehatan seputar paru, segera konsultasikan dengan dokter spesialis paru kami dengan dr. Indah Rahmawati, Sp. P. Atau apabila Sahabat Hermina ingin melakukan pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up) usai alami COVID-19, Rumah Sakit Hermina Purwokerto telah menyediakan Paket Medical Check Up Post COVID-19. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 09 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>