- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 10 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apa sih itu ASI Eksklusif dan Apa Manfaatnya Untuk si Kecil?<\/a><\/h3>
\n\n \n\n Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber makanan utama dan terbaik bagi bayi. Salah satu pendekatan pemberian ASI yang sangat dianjurkan adalah pemberian ASI eksklusif. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan apa itu ASI eksklusif dan mengapa pemberian ASI eksklusif memiliki manfaat yang besar bagi perkembangan dan kesehatan si kecil. \n\n Apa Itu ASI Eksklusif? \n\n ASI eksklusif merujuk pada praktik memberikan hanya ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lain kepada bayi yang masih menyusu. Ini berarti bayi menerima semua nutrisi yang diperlukan hanya dari ASI selama enam bulan pertama kehidupannya tanpa diberikan makanan padat, air, atau cairan lainnya dan pemberian asi dapat dilanjutkan hingga 2 tahun atau lebih \n\n Manfaat ASI Eksklusif untuk si Kecil \n\n \n \n Nutrisi Optimal: ASI mengandung nutrisi lengkap yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral dalam ASI membantu mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. \n \n \n Perlindungan dari Infeksi: ASI mengandung antibodi dan faktor kekebalan alami yang membantu melindungi bayi dari berbagai infeksi dan penyakit contohnya penyakit infeksi saluran atas (ISPA), juga diare. Kolostrum, sebagai cairan pertama yang dihasilkan oleh ibu, mengandung antibodi yang tinggi, dan penting bagi perlindungan awal bayi terhadap infeksi. \n \n \n Pertumbuhan Otak dan Kecerdasan: Kandungan asam lemak DHA dalam ASI sangat penting bagi perkembangan otak dan kecerdasan si kecil. Nutrisi ini mendukung perkembangan fungsi otak dan tingkat kecerdasan yang optimal \n \n \n Perlindungan sistem pencernaan: ASI membantu dalam pembentukan saluran pencernaan bayi yang sehat. Kolostrum juga membantu mengeluarkan mekonium (feses pertama) dan membantu membersihkan saluran pencernaan. \n \n \n Mengurangi Risiko Penyakit Kronis: Anak-anak yang diberi ASI eksklusif memiliki risiko yang lebih rendah terkena obesitas, diabetes tipe 2, alergi, dan penyakit kronis lainnya di kemudian hari. \n \n \n Koneksi Emosional: Pemberian ASI juga membangun koneksi emosional antara ibu dan bayi. Kontak kulit dengan kulit saat menyusui juga membantu perkembangan secara psikologis dan memberi kenyamanan. \n \n \n\n Kapan Waktu yang Tepat untuk Memulai Makanan Padat? \n\n ASI eksklusif direkomendasikan selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Setelah itu, makanan padat bisa diperkenalkan secara bertahap sambil tetap memberikan ASI. Pemberian ASI dianjurkan dapat diteruskan hingga usia dua tahun atau lebih, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak. \n \n\n Pemberian ASI eksklusif adalah langkah luar biasa yang dapat dilakukan oleh setiap ibu untuk memberikan yang terbaik bagi kesehatan dan perkembangan si kecil. Manfaat nutrisi, perlindungan dari infeksi, dan hubungan emosional yang terjalin melalui menyusui tidak dapat digantikan oleh makanan atau minuman lainnya. \n\n Kami mengajak sahabat Hermina untuk memilih memberikan ASI eksklusif kepada bayi Anda. Jika Sahabat Hermina mengalami kesulitan dan memiliki pertanyaan tentang pemberian ASI, jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan. Klinik Laktasi di RS Hermina Podomoro siap membantu sahabat Hermina dalam memberikan informasi, dukungan, dan solusi untuk setiap permasalahan yang mungkin timbul. \n\n Ingatlah bahwa setiap tetes ASI yang sahabat Hermina berikan memiliki dampak positif yang luar biasa bagi kesehatan dan masa depan si kecil. Dengan pemberian ASI eksklusif, sahabat Hermina berperan penting dalam membantu bayi Anda tumbuh menjadi individu yang kuat, sehat, dan cerdas. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mastitis, Infeksi Payudara pada Ibu Menyesui<\/a><\/h3>
Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya, diantaranya ASI atau air susu ibu sampai usia anak 2 tahun. Namun tidak sedikit yang kesulitan memberikan asupan gizi terbaik ini karena gangguan penyakit, seperti mastitis. \n\n Mastitis bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa bagi ibu karena adanya penyumbatan sehingga ASI tidak bisa keluar. Untuk mengatasi hal ini kadang dokter melakukan tindakan medis yang dikenal dengan istilah drainase, jika penyumbatan cukup parah. Proses yang dilakukan adalah mengeluarkan ASI dengan cara membuang penyumbatan. \n\n \n\n Gejala Mastitis \n\n Adanya penyumbatan pada saluran keluarnya ASI bukan hanya menimbulkan rasa sakit, tetapi gangguan kesehatan lainnya. ASI yang tersumbat tersebut dapat menyebabkan terbentuknya nanah. Selain adanya sumbatan, mastitis juga bisa terjadi karena adanya infeksi pada payudara. \n\n Jika hal ini tidak segera mendapat penanganan, buah hati pun akan mendapatkan dampaknya, yaitu tidak bisa menerima ASI yang merupakan makanan utama hingga anak mencapai usia 6 bulan. Mastitis sering terjadi di awal masa menyusui sehingga kadang membuat ibu menghentikan pemberian ASI. Gejala gangguan kesehatan ini seringkali berupa: \n\n \n Adanya pembengkakan pada payudara, baik kiri maupun kanan atau keduanya yang menyebabkan rasa panas dan sakit ketika disentuh. Selain itu warna kulit payudara biasanya juga akan berubah menjadi lebih merah. \n Adanya benjolan pada beberapa titik yang berisi penggumpalan ASI sehingga susah untuk dikeluarkan. \n Rasa panas pada payudara bisa muncul hanya pada saat bayi menyusu atau jangka lama yang menjadikan tubuh terasa kurang nyaman sehingga mengganggu kesehatan. \n Kadang keluar cairan dari puting namun bukan ASI, warnanya bisa bening atau kemerahan karena bercampur dengan darah. \n Rasa lelah yang berkepanjangan dan tidak hilang meski sudah istirahat sejenak. \n Badan terasa panas dingin, meriang seperti sedang mengalami gejala flu. \n Sakit kepala yang sampai mengganggu karena bisa terasa parah. \n Mual dan muntah. \n Mengalami nyeri otot dan sendi. \n \n\n Gejala-gejala ini jika tidak segera mendapat penanganan dapat membuat tubuh ibu menjadi drop dan mudah jatuh sakit. Apalagi ibu yang baru mempunyai anak juga sering kekurangan jam istirahat dan mengalami kelelahan psikis yang membuat daya tahan tubuh menurun. \n\n \n\n Faktor yang Menyebabkan Mastitis \n\n Sebagai ibu baru, pengetahuan mengenai reproduksi ASI dan pemberiannya pada bayi yang benar sangat penting. Selain berpengaruh pada ibu dan bayi, posisi menyusui yang pas bisa mendorong produksi ASI secara maksimal sehingga kebutuhan bayi terpenuhi. \n\n Kesalahan dalam pemberian ASI dapat menyebabkan bayi tidak bisa menyusu dengan nyaman dan posisi sempurna. Selain itu, ibu juga dapat mengalami beberapa gangguan kesehatan karena kesalahan posisi tersebut, seperti terjadinya mastitis. Faktor yang mendorong gangguan kesehatan ini adalah: \n\n \n Puting pecah-pecah karena permukaan kulit yang terlalu kering dan perawatan yang salah \n Perlekatan antara mulut bayi dan payudara yang tidak tepat sehingga ASI tidak bisa keluar dengan sempurna \n Ketika menyusui, ibu terlalu banyak menggunakan satu sisi dari payudara, kiri atau kanan \n Jeda atau jarak menyusui dari sebelumnya terlalu lama sehingga terjadi penumpukan ASI dan menggumpal \n Ibu menggunakan bra atau pakaian yang terlalu ketat \n Adanya penyebab penyumbatan lainnya \n \n\n \n\n Cara Mengobati Mastitis pada Ibu Menyusui \n\n Pengobatan segera ketika muncul gejala mastitis perlu dilakukan sehingga produksi ASI kembali lancar. Dengan demikian ibu tidak lagi merasakan sakit dan si kecil juga segera mendapatkan asupan gizi terbaik. Ada beberapa cara pengobatan yang biasanya dilakukan, yaitu: \n\n 1. Direct breastfeeding \n\n Gangguan aliran ASI ini terjadi karena adanya penyumbatan yang sering terjadi karena gumpalan ASI tidak keluar. Karena itu langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menghilangkan penyumbatan tersebut dengan lebih sering menyusui bayi secara langsung atau direct breastfeeding. Ini dilakukan apabila penyebab mastitis bukan karena infeksi. \n\n Pada saat bayi mulai menyusu, mungkin ibu akan merasa sakit karena gumpalan ASI tertarik. Untuk meminimalkan rasa sakit tersebut bisa dengan memecahkan gumpalan. Caranya dengan memberikan pijatan ringan atau mengompres dengan air hangat. \n\n Memijat dan mendorong ASI ke arah puting juga bisa meminimalkan kemungkinan terjadi gumpalan dan munculnya mastitis. Lakukan hal ini secara rileks beberapa menit sebelum ibu menyusui buah hati. \n\n 2. Antibiotik \n\n Penyakit mastitis yang disebabkan oleh infeksi sering disembuhkan dengan konsumsi antibiotik yang tepat. Namun pengobatan ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat kandungan bahan dalam antibiotik bisa terbawa saat metabolisme dan masuk ke dalam ASI. Pada saat bayi menyusu, zat tersebut bisa masuk ke dalam tubuh bayi. \n\n Meski mastitis merupakan penyakit yang lazim dialami ibu yang baru mulai menyusui bayinya, namun tidak boleh dianggap sepele. Dampaknya bukan hanya bisa dialami oleh si ibu, tetapi juga bayi. Bahkan jika sampai harus menghentikan pemberian ASI, bisa beresiko bayi kurang mendapat asupan gizi karena ASI merupakan sumber makanan terbaik bagi bayi. \n\n Sahabat Hermina bisa berkonsultasi masalah seputar mastitis dengan Dokter Spesialis Bedah di RS. Hermina terdekat, atau bisa juga melakukan konsultasi secara online melalui Aplikasi Halo Hermina \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 26 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Persiapan Dan Teknik Menyusui Yang Baik<\/a><\/h3>
\n\n Hai Sahabat Hermina \n\n ASI adalah Air Susu Ibu yang merupakan sumber gizi utama bagi bayi yang belum bisa mengonsumsi makanan padat. Pemberian ASI untuk bayi disarankan hingga Si Kecil berusia 2 tahun. Setelah menginjak usia 6 bulan, biasanya bayi diberi makanan pendamping ASI (MPASI). Meski demikian, pemberian ASI disarankan terus berlanjut hingga usia 2 tahun. \n\n Ada banyak alasan mengapa memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan sangat penting. Air susu yang diproduksi secara alami oleh tubuh ibu ini memiliki nutrisi yang dibutuhkan oleh buah hati tercinta. Selain itu, memberikan ASI eksklusif juga akan memberikan sejumlah manfaat untuk ibu. \n\n Manfaat ASI \n\n \n\n Manfaat Bagi Bayi \n\n \n \n Mengandung nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi \n \n \n Mengandung zat protektif \n \n \n Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan \n \n \n Menyebabkan pertumbuhan yang baik \n \n \n Mengurangi karies dentis pada gigi \n \n \n Mengurangi kejadian maloklusi (posisi atau susunan gigi dan rahang yang tidak normal) \n \n \n Manfaat ASI bagi Ibu \n \n \n Aspek kesehatan \n \n \n Aspek Psikologos \n \n \n Aspek Keluarga Berencana \n \n \n\n \n \n\n Langkah – langkah persiapan ibu agar secara mental siap menyusui: \n\n \n\n \n \n Memberikan dorongan kepada ibu dengan meyakinkan bahwa setiap ibu mampu untuk menyusui bayinya \n \n \n Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI \n \n \n Membantu ibu mengatasi keraguannya karena pernah bermasalah ketika menyusui pada pengalaman sebelumnya \n \n \n Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga \n \n \n\n \n\n Langkah- Langkah Menyusui Yang Benar \n\n \n\n \n \n Sebelum menyusui, cuci tangan ibu terlebih dahulu, ASI dikeluarkan sedikit. Kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya \n \n \n Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara \n \n \n Ibu duduk atau berbaring santai \n \n \n Bayi dipegang dengan satu lengan \n \n \n Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan \n \n \n Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara \n \n \n Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus \n \n \n ibu menatap bayi dengan kasih sayang \n \n \n Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah \n \n \n Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara \n \n \n Menyentuh pipi dengan puting susu atau \n \n \n Menyentuh sisi mulut bayi \n \n \n Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi \n \n \n\n Teknik Pengeluaran ASI \n\n \n\n \n \n Mengeluarkan ASI dengan tangan \n \n \n Mengeluarkan ASI dengan pompa payudaraPengeluarkan ASI dengan pompa payudara bisa secara manual, dioperasikan dengan baterai, dioperasikan dengan listrik. Pemilihan pompa disesuaikan dengan individu terkait seberapa efektif pompa dalam mengosongkan payudara dan merangsang prosduksi ASI. Dalam mempompa ASI terlebiuh dahulu untuk mencuci tangan sampai bersih. \n \n \n\n \n\n Selanjutnya cara melepas isapan bayi yaitu: \n\n \n\n \n \n Hari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut \n \n \n Dagu bayi ditekan ke bawah \n \n \n Sendawakan bayi \n \n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 06 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Menyusui Untuk Masa Depan yang Lebih Baik<\/a><\/h3>
Air susu ibu (ASI) merupakan asupan terbaik bagi bayi. ASI eksklusif selama 6 bulan sangat dianjurkan sejak awal kelahiran si kecil. ASI diyakini akan membuat imun tubuh bayi lebih kuat. Selain itu, akan memperkuat bonding antara ibu dan bayi. Penting untuk diketahui bahwa ASI adalah awal dari masa depan yang lebih baik. Dengan ASI, kebutuhan gizi bayi akan senantiasa terpenuhi sehingga dirinya akan memiliki tumbuh kembang yang paling optimal. Tidak ada asupan yang lebih baik untuk bayi selain ASI. Air susu yang diproduksi secara alami oleh tubuh ini memiliki kandungan nutrisi yang penting bagi tumbuh kembang bayi, seperti vitamin, protein, karbohidrat, dan lemak. Tidak hanya itu, komposisinya ASI pun selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi dan lebih mudah dicerna ketimbang susu formula. \n\n Manfaat ASI bagi ibu dan bayi \n\n Kegiatan menyusui memberikan banyak manfaat bagi ibu dan bayi. Beberapa manfaat yang dimaksud, antara lain: \n\n \n Mendukung perkembangan kognitif dan sensorik bayi \n ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi di 6 bulan pertama kehidupannya. Berdasarkan hasil penelitian yang ada, ASI bermanfaat dalam mendukung perkembangan kognitif dan sensorik bayi. Dengan kata lain, pemberian ASI di 6 bulan pertama terbukti mampu membuat bayi memiliki kemampuan otak yang lebih cerdas, sehingga dirinya cenderung tidak mengalami kesulitan saat belajar kelak. \n Antibodi \n Tahukah Anda bahwa ASI juga mengandung zat antibodi yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh bayi? Ya, ini karena zat antibodi yang ada pada ASI mampu membangun dan mengoptimalkan daya tahan tubuh untuk melawan serangan virus maupun bakteri. Faktanya, pemberian ASI eksklusif dapat membantu menurunkan angka kematian bayi akibat berbagai penyakit yang sering timbul di masa kanak-kanak, seperti diare dan pneumonia (infeksi pada paru-paru). Selain itu, ASI eksklusif juga turut membantu proses pemulihan bayi saat dirinya sakit. \n Menurunkan risiko kanker pada ibu \n Selain bermanfaat bagi si Kecil, ASI juga memberikan kebaikan yang besar bagi ibu. Pemberian ASI dapat membantu menurunkan berat badan ibu setelah melahirkan, serta menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium pada ibu. \n Memperkuat ikatan antara ibu dan bayi \n Ibu yang menyusui secara langsung mendapatkan manfaat dalam membangun ikatan (bonding) yang lebih erat pada bayi. Risiko depresi setelah melahirkan juga ditemukan lebih rendah pada ibu yang menyusui bayinya dibandingkan dengan yang tidak. \n Kontrasepsi alami \n Pemberian ASI yang berkelanjutan dapat menghentikan proses ovulasi dan menstruasi sementara waktu. Oleh karena itu, menyusui juga sering digunakan sebagai salah satu metode \n kontrasepsi. \n \n\n Namun, metode kontrasepsi dengan menyusui hanya efektif apabila dilakukan secara tepat. Oleh karena itu, jika Anda ingin merasakan manfaat kontrasepsi alami dari kegiatan menyusui, berkonsultasilah lebih lanjut pada dokter. \n\n Beberapa manfaat diatas merupakan manfaat ASI yang dapat dijadikan investasi bagi masa depan. ASI merupakan satu-satunya bekal sempurna yang diciptakan tuhan untuk bayi untuk ibu, keluarga, bahkan untuk Negara dan Dunia yang tidak dapat tergantikan dengan apapun. Meskipun dalam kenyataannya memberikan ASI tidak semudah yang kita harapkan, namun demi masa depan yang membanggakan, kita perlu terus berusaha untuk memberikan dukungan terbaik sehingga para ibu bisa terus memberikan ASI eksklusif bagi buah hatinya. Karena keberhasilan ibu dalam menyusui butuh dukungan dari orang sekelilingnya, terutama ayah, keluarga, teman, serta orang-orang yang berada dilingkungannya termasuk kita semua. Untuk itu mari kita dukung ibu untuk terus menyusui dengan program ASI eksklusif. Karena ASI merupakan investasi terbesar bagi generasi penerus. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 25 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kendala Pada Awal Masa Menyusui dan Bagaimana Solusinya?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, menyusui merupakan salah satu fase terpenting bagi ibu dan bayi. Saat menyusui, anak bisa mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan perkembangannya. Namun, untuk ibu yang baru pertama kali menyusui, terdapat beberapa masalah yang sering timbul, di antaranya yaitu : \n\n \n Bingung puting \n \n\n Adalah suatu keadaan dimana bayi rewel/menangis “seolah-olah” menolak menyusu karena sebelumnya telah diberikan dot. Hal ini terjadi karena mekanisme menyusu (netek) dan ngedot berbeda, dan bayi (neonatus) belum bisa membedakannya karena perkembangan saraf pusat yang belum sempurna. Karena itu pada saat lahir, dilakukan IMD dan bayi dirawat gabung dengan ibunya supaya bayi ‘belajar’ menyusu (netek). Jika bayi sudah berusia > 3 bulan, bayi sudah bisa menyesuaikan dirinya dan sudah pandai menetek maupun mengedot (minum susu/ASI perah dari dot). \n\n Cara mengatasi bingung puting adalah dengan melakukan skin to skin contack, dan bayi maupun ibu belajar menyusui kembali. Mengapa perlu dilakukan skin to skin contact ? Untuk menimbulkan kembali “bonding” atau ikatan batin antara bayi dengan ibunya sehingga bayi kembali mau menyusu dan ibu juga kembali termotivasi untuk menyusui bayinya. Cara melakukan skin to skin contact : ibu melepas seluruh pakaian bagian atas, pakaian bayi juga dilepas (hanya memakai celana/popok saja), kemudian bayi diletakkan/ditidurkan di dada ibunya. Jika bayi haus, bayi langsung disusui ibunya/tidak diberi dot. Agar proses ini berhasil, perlu dukungan supporting team. Aktivitas ini dilakukan selama beberapa jam (4-8 jam) perhari, sampai akhirnya bayi kembali mau menyusu \n\n \n Payudara/puting lecet \n \n\n Terjadi karena perlekatan yang tidak tepat/tidak benar antara bayi dengan payudara ibunya. Selain menyebabkan lecet, perlekatan yang tidak benar juga menyebabkan keluarnya ASI tidak lancar, sehingga bayi tidak cepat kenyang. Kondisi ini membuat waktu menyusui jadi lama dan memperparah lecet/luka yang terjadi. Lecet/luka terjadi pada pangkal puting akibat tekanan dari gusi bayi, dan pada ujung puting karena bergesekan dengan lidah bayi yang kasar. Lecet/luka pada puting meniimbulkan rasa nyeri yang sangat pada ibu saat bayi menyusu. Apa yang dilakukan ibu jika putingnya lecet ? \n\n \n Jika sampai luka/berdarah/bernanah, ibu boleh tidak menyusui bayinya. Payudara yang putingnya lecet, diistirahatkan (tidak disusukan ke bayinya). ASI diperah secara rutin (payudara dikosongkan) agar produksi ASI tetap terjaga. ASI perah diberikan ke bayi dengan sendok/pipet/gelas khusus untuk ASI. Sebisa mungkin tidak diberikan lewat dot untuk menghindari bingung puting \n Jika lecetnya ringan atau ibu masih bisa menahan nyeri, bayi boleh tetap menyusu \n \n\n \n Payudara penuh \n \n\n Suatu kondisi dimana ibu merasa payudara terasa berat, penuh, dan kencang. Hal ini terjadi karena produksi ASI sudah banyak, sementara bayi belum pandai menyusu atau bayi tidur lama dan sulit dibangunkan untuk menyusu. Jika ibu mengalami hal seperti ini, ASI nya diperah supaya payudara terasa lebih ringan/tidak kencang lagi. Untuk mencegah payudara penuh, pengosongan ASI harus teratur, dengan cara disusukan langsung ke bayinya atau diperah. \n\n \n Payudara bengkak \n \n\n Jika payudara yang penuh tersebut tidak dikeluarkan (diperah) ASI nya, maka payudara akan bengkak. Ibu merasakan nyeri dan suhu tubuh meningkat (ibu mengalami demam). Istilah lain dalam bahasa Jawa untuk kondisi ini adalah NGERANGKAI. Kondisi ini juga diperparah oleh tidak lancarnya aliran ASI. Untuk mencegah payudara bengkak adalah dengan melakukan pengosongan payudara secara teratur, baik dengan disusui langsung maupun diperah. Jika payudara bengkak telah terjadi, untuk mengatasinya, dilakukan kompres hangat pada payudara, kemudian dimassage, dan setelah itu ASI dikeluarkan/diperah/disusui langsung ke bayinya. Pijat oksitosin juga dilakukan untuk mengaktifkan produksi dan kerja dari hormon oksitosin untuk melancarkan keluarnya ASI. \n\n \n\n \n Mastitis \n \n\n Jika payudara yang bengkak ini tidak ditatalaksana dengan baik, maka dapat terjadi mastitis. Selain payudara terasa berat, penuh, kencang, nyeri, dan ibu merasakan demam, kulit payudara berwarna kemerahan. Bagaimana solusinya? selain melakukan tatalaksana payudara bengkak, ibu mendapat terapi antibiotik dan antipiretik/antinyeri. \n\n \n Abses payudara \n \n\n Jika mastitis tidak ditatalaksana dengan benar, terjadi abses payudara. Payudara yang semula teraba keras pada mastitis, pada bagian tertentu berubah menjadi lunak dan berfluktuatif. Ibu sudah tidak demam dan nyeri lagi. Yang harus dilakukan adalah insisi, dan terapi antibiotik dan antipiretik. Ibu sementara tidak menyusui bayinya di payudara yang mengalami abses. Payudara tetap dikosongkan dengan pemerahan secara teratur untuk menjaga produksi ASI. ASI yang diperah boleh diberikan ke bayi jika tidak terkontaminasi oleh nanah dan atau darah. Jika terkontaminasi, ASI perah dibuang. \n\n Untuk menunjang keberhasilan laktasi diperlukan juga kebijakan-kebijakan pemerintah dalam bentuk perundang-undangan sebagai berikut. \n\n \n Penyediaan bilik menyusui di tempat-tempat umum \n Peraturan tentang iklan susu formula \n Peraturan cuti melahirkan bagi para wanita pekerja \n Peraturan yang mewajibkan tempat kerja menyediakan tempat untuk memerah ASI dan waktu untuk melakukannya \n Peraturan yang melarang rumah sakit/rumah bersalin menyediakan susu formula \n Dll \n \n\n Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai permasalahan yang bisa saja terjadi pada permulaan masa menyusui. Namun, penting untuk mencari solusi pada masalah tersebut agar manfaat yang terkandung dalam ASI ibu dapat terus dirasakan oleh sang buah hati untuk tumbuh kembangnya. \n\n dr. Shinta Riana Setiawati, Sp.A \n\n Dokter Spesialis Anak RS Hermina Solo \n\n Hermina Hospitals : \nMobile Apps : Hermina Mobile Aplikasi \n\n Call Center : 1500488 \n\n www.herminahospitals.com \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 19 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
3 Tahap Manajemen Laktasi<\/a><\/h3>
Air Susu Ibu atau ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. ASI diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi. Sahabat Hermina pastinya setelah melahirkan ingin memberikan yang terbaik untuk sang buah hati, salah satunya memberikan ASI Eksklusif. \n\n \n\n Laktasi merupakan ketrampilan yang dipelajari oleh ibu dan bayi, yang keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi selama 6 bulan. Laktasi merupakan teknik menyusui mulai dari ASI dibuat sampai pada keadaan bayi menghisap dan menelan ASI. \n\n \n\n Tahukah Sahabat Hermina tentang Bagaimana Manajemen Laktasi? \n\n Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh ibu, ayah, dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Untuk upaya tersebut Sahabat Hermina harus melakukan 3 tahap, yaitu: \n\n - Pada masa kehamilan (periode antenatal) \n\n Periode Antenatal atau disebut juga dengan masa kehamilan. Di masa kehamilan ini, Sahabat Hermina harus menyakinkan diri sendiri akan keberhasilan menyusui dan bahwa ASI adalah amanah Sang Ilahi untuk buah hati. Yang bisa di lakukan selain itu adalah: \n\n \n Memotivasi diri untuk menyusui dan bahwa ASI merupakan makanan terbaik untuk tumbuh kembang bayi secara optimal \n Perbanyak pengetahuan tentang ASI danmanfaat menyusui \n Makan dengan teratur dan makan makanan gizi seimbang \n Mengikuti bimbingan persiapan menyusui yang ada di klinik laktasi \n Melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara teratur \n Menjaga kebersihan diri dan cukup istirahat \n Mengikuti senam hamil \n \n\n \n\n - Sewaktu ibu melahirkan sampai pulang dari rumah sakit (periode perinatal) \n\n Periode perinatal merupakan periode yang muncul sekitar pada waktu kelahiran. Langkah menyusui saat periode perinatal yang dapat Sahabat Hermina lakukan antara lain: \n\n \n\n \n Bersihkan puting sebelum melahirkan \n IMD (Inisiasi Menyusui Dini) ½ jam – 2 jam pertama setelah bayi lahir \n Lakukan rawat gabung (rooming in) jika memungkinkan bayi tidur di tempat yang sama dengan ibu \n Tidak memberikan minuman/makanan selain ASI \n Bila dalam 2x24 jam lahir ASI belum keluar, bayi boleh diberikan air putih dengan menggunakan sendok atau pipet \n Jangan memberikan dot atau kempeng untuk mencegah bingung puting \n Saat menyusui, berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian. Hindarkan memberikan ASI hanya dari payudara saja (kiri saja atau kanan saja) \n Minta bantuan perawat/petugas laktasi untuk memberikan contoh cara menyusui yang benar \n \n\n \n\n - Masa menyusui sampai anak berusia 2 tahun (periode postnatal) \n\n Periode Postnatal atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah akhir kala persalinan dan berakhir ketika organ reproduksi kembali seperti keadaan semula, sekitar 6 minggu. Di masa ini Sahabat Hermina dapat memberikan gizi terbaik untuk sang buah hati, di antaranya: \n\n a. Berikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan \n\n b. Mulai memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) setelah bayi berusia 6 bulan, sambil terus memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun. \n\n \n\n Sahabat Hermina tentunya sangat ingin menjadi ibu yang sempurna untuk sang buah hati. Bagi Anda yang memiliki keluhan laktasi segera konsultasikan dengan konselor laktasi di RS Hermina Solo bersama dr Shinta Riana SpA. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 23 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Laktasi<\/a><\/h3>
LaktasiLa adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari diproduksinya ASI sampai dengan proses bayi menghisap dan menelan ASI. Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada di hemithoraks kanan dan kiri. Batas-batas payudara sebagai berikut: \n\n Superior: costae II atau III \n\n Inferioir: costae VI atau VII \n\n Medial: tepi sternum \n\n Lateral: garis aksila anterior \n\n Manusia memiliki sepasang payudara yang masing-masing beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil menjadi 600 gram, dan pada saat menyusui menjadi 800 gram. \n\n \n\n Payudara memiliki 3 bagian utama: \n\n Korpus (badan): bagian yang membesar \n\n Areola: bagian yang kehitaman \n\n Papilla atau puting: bagian yang menonjol di puncak payudara \n\n \n\n PRODUKSI DAN SEKRESI ASI \n\n Terdapat 2 hormon utama yang memengaruhi proses laktasi, yaitu: \n\n Prolaktin: hormon yang memproduksi ASI. Disekresi setelah menyusui, untuk menghasilkan ASI berikutnya \n\n Oksitosin: hormon yang mensekresi ASI. Bekerja sebelum atau selama proses menyusui supaya ASI mengalir dengan lancar \n\n \n\n PROSES PRODUKSI ASI \n\n Pada saat seorang ibu hamil, tingginya hormon estrogen dan progesteron menyebabkan saluran susu dan kelenjar susu bertumbuh dan bertambah besar sehingga payudara seorang ibu hamil akan membesar. Menginjak kehamilan trimester II payudara mulai memproduksi ASI, tetapi dalam jumlah sedikit, karena jumlah hormon prolaktin masih sedikit akibat ditekan oleh hormon estrogen dan progesteron. \n\n Begitu bayi lahir, kadar hormon estrogen dan progesteron menurun secara drastis jumlah hormon prolaktin meningkat ASI mulai diproduksi dalam jumlah besar. Intensitas menyusui yang tinggi dan pengosongan payudara menyebabkan kerja hormon prolaksin meningkat, sehingga jumlah ASI yang diproduksi meningkat pula sesuai dengan kebutuhan bayi. \n\n \n\n PROSES SEKRESI ASI \n\n Pada saat bayi menyusu, hisapan bayi pada payudara akan menimbulkan impuls yang akan diteruskan ke otak (hipofisis posterios) sehingga akan disekresi hormon oksitosin. Hormon oksitosin akan menyebabkan sel alveoli kelenjar ASI berkontraksi, sehingga ASI akan keluar. Kerja hormon oksitosin dipengaruhi oleh psikis ibu seperti rasa senang, bahagia, dan rasa/pikiran positif yang akan mengoptimalkan kerja hormon oksitosin ASI akan lancar keluar. Sebaliknya, jika ibu merasakan rasa/pikiran negatif seperti sedih, kecewa, stres, atau nyeri, maka akan menghambat kerja hormon oksitosin, sehingga meskipun payudara memproduksi ASI dalam jumlah cukup, ASI tidak dapat keluar. \n\n \n\n MANFAAT MENYUSUI \n\n Bagi bayi: \n\n - Pemenuhan nutrisi untuk tumbuh kembang optimal karena ASI mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan bayi, mudah diserap dan dicerna \n\n - Mencegah infeksi karena ASI mengandung imunoglobulin A \n\n - Mencegah terjadinya alergi (alergi susu sapi) terutama pada bayi yang lahir dari orang tua yang memiliki riwayat alergi (atopi) \n\n - Adanya bonding antara ibu dan bayi yang sangat baik untuk perkembangan bayi selanjutnya \n\n \n\n Bagi ibu: \n\n - Mencegah terjadinya perdarahan post partum. Saat menyusui kerja hormon oksitosin optimal dapat menyebabkan kontraksi rahim, sehingga pembuluh-pembuluh darah yang terbuka di dinding rahim setelah proses persalinan akan kembali menutup akibat kontraksi rahim \n\n - Rahim akan cepat kembali ke ukurannya semula akibat kontraksi rahim yang disebabkan oleh hormon oksitosin \n\n - Efektif sebagai alat kontrasepsi pada 6 bulan pertama karena ovulasi terhambat oleh kadar prolaktin yang tinggi di dalam darah ibu yang menyusui eksklusif \n\n - Berat badan ibu akan cepat kembali ke BB semula karena proses laktasi adalah proses yang membakar banyak kalori \n\n - Efek jangka panjangnya dapat mencegah kanker payudara \n\n \n\n Bagi keluarga: \n\n - ASI sangat ekonomis sehingga dapat menekan pengeluaran keluarga \n\n - ASI praktis, tidak membutuhkan persiapan yang rumit untuk mengonsumsinya \n\n \n\n KANDUNGAN ZAT GIZI DALAM ASI \n\n - Faktor-faktor antiinfeksi: IgA sekretori \n\n Protein dalam jumlah yang tepat dan mudah dicerna. Mengandung lebih banyak protein WHEY yang lebih mudah dicerna, dibandingkan dgn protein KASEIN yang banyak dijumpai dlm susu formula (susu sapi) \n\n - Lemak: mengandung asam lemak esensial dalam jumlah yang cukup termasuk AA dan DHA, dan enzim lipase untuk mencerna lemak \n\n - Zat besi: jumlahnya lebih sedikit daripada susu formula, tetapi lebih mudah dicerna \n\n - Vitamin: mengandung vitamin A, B, C dalam jumlah yang cukup \n\n - Mengandung cukup air \n\n - Komposisi zat gizi dalam asi berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan bayi \n\n - Kandungan zat gizi asi untuk bayi berusia 1 bulan berbeda dengan asi untuk anak usia 3 bulan \n\n - Cita rasa asi berubah-ubah sesuai makanan yang dikonsumsi ibunya, mencegah kesulitan makan pada anak karena sejak dini anak sudah diperkenalkan berbagai jenis makanan dari rasa ASI yang berubah tersebut, berbeda dengan susu formula yang rasanya monoton anak mudah mengalami kesulitan makan. \n\n \n\n \n\n VARIASI DALAM KOMPOSISI ASI \n\n 1. Kolostrum: ASI keluar pada beberapa hari pertama setelah bayi lahir (1-3 hari), agak kental dan berwarna kekuningan. Kandungan kolostrum: \n\n - Kaya akan antibodi dan sel darah putih sehingga melindungi bayi dari infeksi \n\n - Mengandung pencahar untuk membersihkan mekonium, bayi sering BAB sehingga membantu mencegah ikterik oleh karena bilirubin diekskresi lewat feses \n\n 2. Faktor-faktor pertumbuhan: membantu usus berkembang lebih matang, mencegah alergi dan intoleransi \n\n 3. Vitamin A \n\n 4. ASI matur/matang: ASI yang diproduksi setelah beberapa hari bayi lahir \n\n 5 Susu awal (foremilk): ASI yang keluar awal bayi menyusu, berwarna lebih bening, dihasilkan dalam jumlah banyak, mengandung banyak air, protein, laktosa, dan zat gizi lainnya. Segera mengatasi rasa haus bayi karena mengandung banyak air \n\n 6. Susu akhir (hindmilk): ASI yang dihasilkan payudara beberapa menit setelah bayi menyusu. Berwarna putih kental karena mengandung banyak lemak, menyebabkan berat badan bayi yang minum ASI bertambah lebih cepat. \n\n \n\n Karena itu, saat menyusu satu payudara, biarkan bayi menyusu sampai jumlah ASI di payudara sedikit (payudara akan terasa kosong), baru pindah menyusu ke payudara sebelahnya. Kemudian 1,5 – 2 jam bayi akan menyusu, mulailah dengan payudara yang terakhir disusui, dan seterusnya \n\n \n\n \n\n REKOMENDASI \n\n - Mulailah menyusu dalam ½-1 jam setelah persalinan. Inisiasi menyusui dini (IMD) \n\n - Susui bayi secara eksklusif sampai berusia 6 bulan \n\n - Berikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) setelah bayi berusia 6 bulan \n\n - Teruskan menyusui sampai anak berusia 2 tahun \n\n \n\n \n\n INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) \n\n Inisiasi Menyusui Dini merupakan tindakan segera “menyusui “ bayi segera setelah lahir yaitu 1 jam pertama setelah bayi lahir. Umumnya sebagian besar bayi akan menemukan putting ibunya dalam waktu 30-60 menit. \n\n Prosesnya: segera setelah bayi lahir, nilai kondisi bayi. Jika bayi bugar (Apgar Score menit pertama >7), letakkan bayi di atas perut ibu (lahir spontan) atau di atas dada ibu (lahir SC), sambil dikeringkan, diberikan rangsang taktil dan dihangatkan. Biarkan bayi menemui putting ibunya dan mulai menyusu. Skin to skin contact yang terjadi antara bayi dengan ibunya akan menciptakan kedekatan antara keduanya dan memberikan rasa nyaman pada bayi dan bahagia pada ibunya. \n\n Inti dari IMD bukan untuk memberikan ASI dengan segera, tetapi untuk menjalin bonding antara keduanya. \n\n \n\n Jadi Sahabat Hermina, apabila memiliki keluhan atau ingin berkonsultasi terkait laktasi, tidak perlu ragu, langsung konsultasikan di Klinik Laktasi RS Hermina Solo. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 19 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Akhirnya Ibu Menyusui Diperbolehkan Mendapatkan Vaksin Covid-19<\/a><\/h3>
Sudah hampir setahun, Indonesia menghadapi pandemi Covid-19. Mudahnya penularan virus corona membuat keberadaan vaksin dinanti-nanti sebagai salah satu langkah untuk mencegah penyakit Covid-19. Sudah sejak bulan lalu, masyarakat Indonesia yang termasuk dalam prioritas mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19. Sayangnya, ibu menyusui termasuk dalam daftar kelompok masyarakat yang tidak bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19. \n\n \n\n Hingga akhirnya, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan surat edaran yang menyatakan bahwa ibu menyusui boleh mendapatkan vaksinasi Covid-19. Berdasarkan Surat Edaran Nomor: HK.02.02/I/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 pada Kelompok Sasaran Lansia, Komorbid, dan Penyintas COVID-19, serta Sasaran Tunda, yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, tertanggal 11 Februari 2021, ibu menyusui kini menjadi kelompok yang diperbolehkan untuk mendapatkan vaksinasi. \n\n \n\n Dalam surat edaran tersebut juga dijelaskan bahwa pemberian vaksin Covid-19 pada ibu menyusui harus terlebih dahulu dilakukan anamnesa tambahan. Anamnesa adalah pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu menyusui. Jika dirasa Ibu memiliki penyakit atau gejala saat akan dilakukan vaksinasi maka harap dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter atau vaksinator yang sudah mendapatkan pelatihan vaksin. \n\n \n\n Pemerintah secara resmi mengizinkan pemberian vaksin Covid-19 pada ibu menyusui berdasarkan rujukan pada kajian yang dilakukan oleh Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional. \n\n \n\n Selain menunggu giliran untuk dilakukannya vaksinasi terhadap ibu menyusui, diharapkan ibu menyusui tetap menjalankan protokol kesehatan 3M, yaitu: \n\n Mencuci tangan \n\n Pastikan Ibu selalu mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah menyusui. Mencuci tangan juga perlu dilakukan setiap kali akan memegang bayi. Pastikan Ibu mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir. \n\n Memakai masker \n\n Bukan hanya saat berada di luar rumah, memakai masker juga sebaiknya dilakukan saat Ibu merasa kurang sehat. Memakai masker saat menyusui juga disarankan bagi Ibu yang sedang dalam pemantauan atau pernah kontak erat dengan pasien Covid-19. \n\n Menjaga jarak \n\n Tidak ada tempat yang paling aman kecuali di rumah. Namun jika Ibu terpaksa harus ke luar rumah, pastikan Ibu menjaga jarak aman dengan orang lain. Saat harus ke rumah sakit untuk jadwal imunisasi si kecil, Ibu sebaiknya membuat janji terlebih dahulu dengan fasilitas kesehatan yang dituju, lalu datang sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Jangan takut untuk memeriksakan kesehatan di RS Hermina, karena kami telah menerapkan protokol pencegahan Covid-19 diseluruh area rumah sakit. \n\n \n\n Demikian informasi mengenai pemberian izin kepada ibu menyusui untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. Pastikan Ibu selalu waspada terhadap virus Covid-19. Semoga Ibu dan Si Kecil sehat selalu. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 19 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>