- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 04 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Demam Berdarah pada Anak-Anak: Panduan Lengkap untuk Bunda<\/a><\/h3>
Musim hujan identik dengan peningkatan kasus demam berdarah (DBD), termasuk pada anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. \n\n Gejala DBD pada anak dapat menyerupai penyakit lain, seperti flu atau tifoid, sehingga penting bagi bunda untuk mengetahui apa yang harus dilakukan. \n\n Berikut beberapa tanda dan gejala DBD pada anak: \n\n \n Demam tinggi hingga 39°C selama 2-7 hari \n Nyeri kepala \n Nyeri otot dan sendi \n Ruam kulit \n Mual dan muntah \n Pendarahan ringan, seperti mimisan atau gusi berdarah \n Pada kasus yang parah, anak dapat mengalami syok dan perdarahan internal \n \n\n Jika anak Anda menunjukkan gejala-gejala di atas, segera lakukan langkah-langkah berikut: \n\n 1. Bawa anak ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. \n\n Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk memastikan diagnosis DBD. Dokter juga akan memberikan obat-obatan untuk membantu meredakan gejala dan mencegah komplikasi. \n\n 2. Pastikan anak minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. \n\n Berikan air putih, jus buah, atau oralit. Hindari minuman bersoda dan kafein. \n\n 3. Istirahatkan anak di tempat yang nyaman dan sejuk. \n\n Biarkan anak tidur dengan cukup untuk membantu pemulihannya. \n\n 4. Pantau kondisi anak dengan seksama. \n\n Segera hubungi dokter jika anak mengalami demam tinggi yang tidak kunjung turun, muntah terus-menerus, atau tanda-tanda perdarahan. \n\n Berikut beberapa langkah pencegahan DBD pada anak: \n\n 1. 3M Plus: \n\n \n Menguras bak mandi, toren, dan tempat penampungan air lainnya minimal 1 minggu sekali. \n Menutup rapat tempat penampungan air. \n Mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan. \n Meletakkan abate (larvasida) di tempat penampungan air. \n \n\n 2. Gunakan kelambu saat tidur. \n\n 3. Gunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh saat bepergian ke tempat yang banyak nyamuk. \n\n 4. Oleskan obat anti nyamuk yang aman untuk anak. \n\n 5. Bersihkan lingkungan rumah dari genangan air. \n\n 6. Lakukan fogging secara rutin. \n\n Tips tambahan: \n\n \n Konsultasikan dengan dokter anak Anda tentang vaksinasi DBD. Vaksinasi DBD dapat membantu melindungi anak Anda dari penyakit ini. \n Berikan makanan bergizi kepada anak untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. \n Ajarkan anak untuk selalu menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas. \n \n\n Dengan kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang tepat, bunda dapat membantu menjaga kesehatan anak Anda selama musim hujan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 02 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Berat DBD Yang Harus di Waspadai<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Penyakit demam berdarah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu demam dengue (dengue fever) dan demam berdarah dengue (dengue hemorrhagic fever). Perbedaannya terletak pada kebocoran pembuluh darah. Demam berdarah dengue menyebabkan kebocoran pembuluh darah, sedangkan demam dengue tidak. \n\n Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever adalah penyakit menular yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue. Jenis nyamuk Aedes lainnya seperti Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, dan Aedes scutellaris juga bisa menjadi vektor virus dengue tetapi tidak seefektif Aedes aegypti.Saat seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, maka virus akan berpindah ke tubuh orang tersebut dan berinkubasi selama 4 hingga 10 hari dan kemudian menimbulkan gejala infeksi. \n\n Gejala DBD \n\n Gejala DBD memang dapat terlihat sebagai suatu hal yang “menipu”, sebab gejala awalnya sangat mirip dengan gejala akibat virus lainnya. Pada umumnya, seseorang akan mengalami tanda-tanda demam berdarah dalam kurun waktu 4 - 6 hari setelah terinfeksi oleh virus dengue. \n\n Seseorang yang terkena DBD akan mengalami demam tinggi secara mendadak hingga mencapai suhu di atas 38 derajat celsius. Selain demam, penderita DBD bisa mengalami sakit kepala berat, nyeri otot, mual dan nyeri ulu hati, tanda-tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, serta timbul bintik-bintik merah pada kulit. \n\n Demam terutama berlangsung pada 1 - 2 hari pertama, dan akan turun pada hari ke 3. Namun, antara hari ke-3 hingga hari ke-5 saat demam sedang turun inilah yang justru merupakan masa kritis DBD, di mana terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah yang disertai penurunan nilai trombosit sehingga memerlukan terapi cairan dan observasi ketat. \n\n Gejala DBD Berat \n\n Tidak jarang penyakit demam berdarah ini menimbulkan korban jiwa akibat penanganan yang terlambat. Terlebih lagi jika pasien demam berdarah telah memasuki fase berat yang berbahaya. \n\n Untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit tersebut, Anda perlu mengetahui tanda dan gejala DBD berat. \n\n Berikut adalah tanda dan gejala DBD berat yang perlu Anda waspadai lebih dini: \n\n \n Lemas memberat dan gelisah \n Penurunan kesadaran \n Hipotensi (tekanan darah rendah atau semakin turun) \n Kedua tangan dan kaki terasa dingin \n Nyeri perut hebat \n Muntah terus menerus atau muntah hitam \n Kesulitan bernapas \n Perdarahan \n \n\n Hasil laboratorium menunjukkan peningkatan hematokrit atau hemokonsentrasi lebih dari 20% dari nilai awal, bersamaan dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat di bawah 100.000 \n\n Hasil foto rontgen menunjukkan adanya penumpukan cairan di paru \n\n Mengenali tanda dan gejala DBD berat sejak dini sangat penting. Demam berdarah yang sudah tergolong parah dapat memengaruhi pembuluh darah dan getah bening, serta jika tidak diobati sejak dini dapat menyebabkan kegagalan sistem peredaran darah. \n\n Perlu dipahami bahwa DBD berat adalah keadaan darurat medis yang mengancam jiwa, sehingga cara mengobati Demam Berdarah Dengue ini perlu dilakukan dengan segera. \n\n Pencegahan DBD \n\n Cara pencegahan demam berdarah (DBD) di rumah Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, demam berdarah dengue alias DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus dengue. Jika tidak ditangani dengan tepat, pasien berisiko mengalami komplikasi DBD yang bisa berakibat fatal. Pencegahan DBD penting untuk dilakukan agar Anda terhindar dari risiko tersebut. Mungkin Anda sendiri sudah sangat familiar dengan slogan pencegahan demam berdarah (DBD) yang berbunyi 3M: menguras, menutup, dan mengubur. Namun, prinsip pencegahan DBD bukan cuma itu. Cara yang paling utama adalah dengan memastikan Anda tidak digigit nyamuk Aedes aegypti untuk menghindari penularan demam berdarah. Ini bisa dilakukan dengan menjaga lingkungan tetap bersih, juga menggunakan penangkal nyamuk agar tidak berkembang biak di rumah. \n\n \n Menerapkan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang. Plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk) \n Pasang kasa dan kelambu nyamuk Untuk cara mencegah nyamuk DBD masuk ke dalam rumah \n Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama Kebiasaan menunda-nunda melipat cucian dan membiarkannya menumpuk begitu saja? Jika tidak, apa Anda justru terbiasa menggantung baju di balik pintu, atau menumpuk cucian kotor di pojokan kamar? Sebaiknya setop kebiasaan ini sebagai langkah pencegahan DBD \n Gunakan pakaian tertutup saat keluar rumah Anda akan lebih rentan digigit nyamuk Aedes pada pagi dan sore hari \n Fogging \n Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti Sereh, Lavender, zodia dan lain-lain \n Vaksinasi DBD \n \n\n Itulah penjelasan mengenai Gejala DBD dan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah DBD . Mulai dari rutin membersihkan atau menguras tempat penampungan air, hingga memasang kelambu nyamuk. Selain itu, beberapa cara lain juga dapat dilakukan guna memaksimalkan pencegahan DBD. Salah satunya adalah menggunakan pakaian tertutup saat keluar rumah Anda akan lebih rentan digigit nyamuk Aedes pada pagi dan sore hari. \n\n Penyakit DBD sulit dideteksi sedari awal, oleh sebab itu jika Sahabat Hermina mengalami gejala khas DBD seperti bintik merah pada kulit atau sejumlah gejala lainnya, segeralah memeriksakan diri ke dokter Rumah Sakit Hermina Mekarsari. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Terapkan Tips ini Agar Terhindar Dari Demam Berdarah Dengue (DBD)<\/a><\/h3>
Sahabat hermina saat ini kita sudah mulai masuk pada musim hujan, biasa pada saat musim hujan terjadi peningkatan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) hal ini disebabkan karena di lingkungan kita terdapat banyak genangan air. Sahabat Hermina tentunya sudah tahu bahwa Demam Berdarah Dengue (DBD) menular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan kemudian menginfeksi kita. Dalam banyak kasus setelah 3-7 hari setelah kita mendapat gigitan nyamuk, gejala awal yang dirasakan adalah panas tinggi. \n\n Durasi panas tinggi dari gejala awal DBD adalah 5-6 hari dan bisa turun. Setelah itu, demam akan kembali naik. Selain timbul gejala panas, seseorang yang terkena DBD akan muncul bintik merah dikulit yang muncul secara tiba-tiba setelah terinfeksi. \n\n Nyamuk Aedes Aegypti adalah penyebab DBD yang harus dicegah mulai dari lingkungan rumah. Sehingga, dengan melakukan pencegahan bisa mengurangi penyakit bahkan kematian dari DBD yang berbahaya. \n\n \n\n Pencegahan DBD yang Perlu Diketahui \n\n Gejala awal dari DBD adalah bintik merah dan demam. Selain itu, terdapat tiga fase seseorang setelah terinfeksi virus tersebut yaitu fase awal, kritis, dan penyembuhan. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian hanya karena gigitan nyamuk yang berbahaya. \n\n Selain itu, DBD bisa menyebabkan sulit buang air kecil, mulut kering, letih dan nyeri otot. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan kematian karena komplikasi perdarahan yang berbahaya, berikut pencegahan DBD untuk melindungi keluarga sejak awal. \n\n \n Jangan ada genangan \n \n\n Penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk yang bersarang di genangan. Semakin banyak genangan bisa membuat sarang nyamuk karena telur yang menetas pada lokasi tersebut. Rutin bersihkan genangan atau tutup rapat agar mencegah nyamuk bertelur. \n\n Nyamuk sangat menyukai genangan karena bisa menetaskan telur dengan mudah. Pastikan jangan ada barang yang bisa membuat genangan pada air dan bersihkan dengan rajin agar tidak ada telur nyamuk yang menetas. \n\n \n Jangan menumpuk barang \n \n\n Jangan menumpuk barang yang cukup banyak didalam rumah. Hal ini bisa memberikan nyamuk ruang tersembunyi untuk berkembang biak. Usahakan agar membuat rumah lebih bersih dan sehat dengan rajin menjaga kebersihannya. \n\n \n Gunakan lotion anti nyamuk \n \n\n Lotion anti nyamuk juga membantu dalam mencegah gigitan. Biasanya, aroma lotion tidak disukai oleh nyamuk. Tujuannya, agar binatang tersebut pergi dan menjauh agar tidak menggigit. \n\n Penggunaan lotion disarankan untuk anak-anak yang memiliki aktivitas banyak diluar rumah atau di sekolah. Sehingga bisa tetap terlindungi dari DBD walaupun tidak di rumah. \n\n \n Menggunakan obat anti nyamuk \n \n\n Obat anti nyamuk bisa digunakan untuk mencegah DBD di ruangan tertentu. Ada dua jenis obat nyamuk yaitu disemprot dan dibakar. \n\n \n Jaga kesehatan tubuh \n \n\n Menjaga kesehatan tubuh bisa membantu dalam mencegah DBD karena infeksi bisa mudah menyebar jika tidak fit. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan istirahat cukup agar tubuh tetap dalam keadaan yang prima. \n\n Gejala dan pencegahan DBD harus diketahui agar orang tersayang selalu dalam keadaan sehat. Pastikan lingkungan rumah harus selalu bersih dan menjaga tubuh dalam kondisi sehat agar penyakit tidak mudah datang dan menginfeksi. \n\n Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar DBD kepada dokter spesialis di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 28 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Nyamuk Malaria di Sekitar Kita<\/a><\/h3>
Malaria merupakan sebuah penyakit menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi oleh parasit Plasmodium. Penyakit ini dapat menyebabkan penderita malaria akan mengeluhkan gejala menggigil dan demam. Malaria jika tidak cepat dan tepat untuk ditangani dapat menimbulkan beberapa komplikasi berat yang dapat berujung pada kematian. \n\n Infeksi penyakit malaria oleh nyamuk dapat terjadi hanya dalam satu gigitan nyamuk saja. Malaria tidak dapat menular secara langsung dari individu ke individu lainnya. Di Indonesia sendiri, jumlah penderita penyakit malaria cenderung menurun setiap tahunnya. Namun tetapi, di beberapa daerah di Indonesia masih banyak yang menderita malaria, terutama di wilayah Indonesia Timur, yaitu daerah Papua dan Papua Barat. \n\n \n\n Penyebab Malaria \n\n Penyakit Malaria disebabkan oleh parasite Plasmodium yang menginfeksi nyamuk. Parasit ini ditularkan dari gigiran nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Parasit Plasmodium ini mempunyai banyak jenisnya, tetapi hanya lima yang dapat menyebabkan infeksi pada tubuh manusia. \n\n Dari lima jenis parasite Plasmodium yang dapat menginfeksi manusia, paling banyak ditemukan kasusnya di Indonesia hanya dua jenis, yaitu: \n\n \n\n 1. Plasmodium Vivax \n\n Parasit ini menimbulkan gejala yang lebih sedikit ringan dari malaria yang ditimbulkan oleh parasite Plasmodium Falciparum. Namun, Plasmodium Vivax dapat membuat malaria kambuh kembali disebabkan dapat bertahan di dalam organ hati selama tiga tahun. \n\n 2. Plasmodium Falciparum \n\n Parasit ini adalah penyebab malaria paling umum dan menduduki urutan pertama sebagai penyebab kematian yang diakibatkan oleh malaria. \n\n \n\n Gajala Malaria \n\n Gejala malaria sendiri timbul dalam kurun waktu 10-15 hari setelah digigit dari nyamuk malaria. Munculnya gejala dapat melalui tiga tahap dalam waktu selama 6-12 jam, dengan gejala yaitu mengigil, sakit kepala dan hingga demam, lalu mengeluarkan banyak keringat dan lemas. Gejala malaria timbul dengan mengikuti beberapa siklus tertentu. Berikut beberapa gelaja malaria, seperti: \n\n \n Sakit kepala \n Demam tinggi \n Muntah-muntah \n Menggigil \n Berkering dan lemas \n \n\n \n\n Diagnosis Malaria \n\n Malaria dapat dipastikan dengan melihat gejala yang dialami penderita, tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test / RDT) dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan jenis parasit apa yang menyebabkan malaria, serta pemeriksaan fisik. \n\n Proses pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan sampel darah penderita, dan dalam 20 menit hasilnya sudah bisa didapatkan. Hasil RDT sangat penting dalam menentukan tipe pemberian obat antimalaria yang akan diberikan kepada penderita. \n\n Pemeriksaan darah juga dilakukan untuk mengetahui apakah pasein juga menderita anemia. Anemia adalah salah satu komplikasi yang terjadi akibat malaria. \n\n \n\n Pengobatan Malaria \n\n Penderita penyakit malaria dapat sembuh total jika malaria diobati dan ditangani secara cepat dan benar. Proses pengobatan segara dilakukan setelah diagnosis diketahui. Obat antimalaria yang diberikan dokter tergantung pada faktor-faktor berikut: \n\n \n Jenis parasit yang menginfeksi dan menyebabkan malaria \n Tingkat keparahan penderita malaria \n Penderita sedang dalam masa kehamilan \n \n\n Beberapa jenis malaria diketahui kebal atau resisten terhadap obat-obatan tertentu. Misalnya, di Indonesia banyak kasus malaria yang ditemukan tidak dapat sembuh jika diberikan obat antimalaria chloroquine karena sudah kebal. \n\n Jika demikian, dokter akan menyarankan untuk mengombinasikan obat antimalaria. Apabila kasus malaria yang diderita cukup parah terinfeksinya, obat akan diberikan dalam bentuk infus rumah sakit. \n\n Untuk mengatasi malaria yang disebabkan oleh parasit plasmodium falciparu, obat-obatan yang diberikan adalah: \n\n \n Kombinasi amodiaquine dan artesunate \n Kombinasi dihydroartemisinin dan piperquine \n Kombinasi artesnate, pyrimethamine dan sulfadoxine \n \n\n \n\n Sedangkan, untuk malaria yang disebabkan oleh jenis parasit Plasmodium vivax akan diobati dengan: \n\n \n Kombinasi amodiaquine dan artesunate \n Kombinasi piperaquine, dihydroartemisin, dan primaquine \n \n\n \n\n Untuk penderita yang sedang hamil, resiko terjadi malaria tingkat parah akan meningkat. Baik ibu dan janin yang dikandung dapat mengalami komplikasi yang lebih serius. Dokter yang merawat akan melibatkan dokter kandungan/obgyn agar pengobatan sesuai kondisi. \n\n Sahabat Hermina, jika mengalami kondisi atau gejala malaria seperti yang telah disebutkan di atas, segeralah ke rumah sakit terdekat untuk melakukan pemeriksaan dan mendapatkan penanganan sebelum gejala menjadi lebih parah, karena malaria dapat mematikan. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 19 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai Demam Berdarah dengan Kenali Gejalanya<\/a><\/h3>
\n\n Apa itu Demam Berdarah? \n\n Demam berdarah (DBD) merupakan penyakit yang disebebkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis. Penyakit DBD bisa menimbulkan gejala demam tinggi, sakit kepala, serta nyeri tulang dan otot. untuk kondisi lebih lanjut DBD kategori yang parah, bisa menyebabkan pendarahan yang serius dan kematian. \n\n Demam berdarah bisa menyerang anak-anak ataupun orang dewasa. Penyakit ini ditularkan hanya ketika nyamuk menggigit penderita DBD, kemudian menggigit orang yang sehat. \n\n Berdasarkan tingkat keparahannya, demam berdarah terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: \n\n \n Demam dengue (dengue fever), yang gejalanya cenderung ringan dan tanpa tanda-tanda perdarahan \n Demam berdarah dengue (dengue hemorrhagic fever atau DHF), yaitu DBD dengan gejala berat dan tanda-tanda perdarahan, seperti mimisan atau gusi berdarah \n Sindrom syok akibat dengue (dengue shock syndrome atau DSS), yaitu DBD parah dengan tingkat kematian tinggi, yang biasanya ditandai dengan gejala lemas atau tidak sadar, keringat dingin, muntah darah, atau sesak napas \n \n\n Penyebab Demam Berdarah \n\n Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue. Dua nyamuk yang bisa menularkan virus ini adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus, biasanya naymuk ini aktif dan menggigit pada pagi dan sore hari. Nyamuk ini hidup di genangan air yang tenang dan dasarnya bersih, seperti genangan air di ban mobil, sampah plastik, atau tempat minum hewan. \n\n \n\n Gejala dan Komplikasi Demam Berdarah \n\n Secara umum, fase DBD berbentuk seperti siklus pelana kuda, diawali dengan demam mendadak pada hari pertama hingga hari ke-3 fase penyakit ini. Demam bisa mencapai suhu 39−40°C, yang sulit turun walaupun pasien telah mengonsumsi obat penurun panas. Demam dapat disertai dengan gejala lain, seperti: \n\n \n Sakit kepala hebat \n Nyeri di bagian belakang mata \n Sakit otot dan sendi \n Hilang nafsu makan \n Lemas \n Mual dan muntah \n Timbul ruam kulit \n \n\n Selanjutnya, DBD akan berlanjut ke fase kritis, yaitu pada hari ke-4 hingga hari ke-6. Pada fase ini, demam turun tetapi gejala perdarahan, seperti mimisan atau muntah darah, mudah terjadi. Trombosit yang menurun drastis juga bisa terjadi pada fase kritis ini. \n\n Jika tidak tertangani dengan baik, penderita demam berdarah pada fase kritis bisa mengalami komplikasi berupa penumpukan cairan pada rongga dada atau perut, perdarahan hebat, hingga gagalnya aliran darah ke organ-organ vital (syok) \n\n Jika tertangani dengan cepat dan tepat, penderita DBD akan sembuh dalam waktu 1−2 minggu. Namun jika kondisi demam berdarah parah, pembuluh darah bisa menjadi rusak dan bocor. Kondisi ini akan menyebabkan jumlah sel pembentuk gumpalan (trombosit) dalam aliran darah turun kondisi ini menyebabkan syok, perdarahan internal, kegagalan organ dan bahkan kematian. Kondisi demam berdarah yang parah biasanya dimulai satu atau dua hari pertama setelah demam hilang, tanda tandanya yaitu: \n\n \n Sakit perut parah. \n Muntah terus-menerus. \n Perdarahan dari gusi atau hidung. \n Darah dalam urin, tinja, atau muntahan. \n Pendarahan di bawah kulit, yang terlihat seperti memar. \n Pernapasan yang sulit atau cepat. \n Kelelahan. \n Iritabilitas atau kegelisahan. \n \n\n Pengobatan dan Pencegahan Demam Berdarah \n\n Jika mengalami dejala DBD segera periksakan diri ke dokter, terutama jika orang di sekitar Anda ada yang terdiagnosis penyakit ini. \n\n Pengobatan dapat di lakukan dengan segera melalui penanganan medis IGD Jika: \n\n \n Tampak lemas atau linglung \n Kulit teraba basah dan dingin \n Sakit perut parah \n Muntah parah, terutama jika disertai darah \n Sesak napas \n Mimisan dan gusi berdarah \n Buang air besar berwarna hitam atau berdarah \n \n\n Pencegahan Demam Berdarah \n\n Karena penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk maka pencegahan gigitan nyamuk dan pengendalian populasi nyamuk merupakan metode utama untuk mencegah penyebaran dan penularan demam berdarah. \n\n Jika sahabat hermina tinggal atau bepergian ke daerah yang sering terkena penyakit ini, bisa menerapkan tips berikut untuk mengurangi risiko gigitan nyamuk: \n\n \n Gunakan AC atau kelambu yang dipasang di ventilasi dan tempat tidur, karena nyamuk yang membawa virus dengue paling aktif dari fajar hingga senja, tetapi mereka juga dapat menggigit pada malam hari. \n gunakan pakaian pelindung saat pergi ke daerah yang dipenuhi nyamuk, seperti baju lengan panjang, celana panjang, kaus kaki, dan sepatu. \n Gunakan obat nyamuk yang dapat diaplikasikan pada pakaian, sepatu, perlengkapan berkemah, kelambu atau kulit. \n Mengurangi habitat nyamuk dengan menutup genangan air. Nyamuk yang membawa virus dengue biasanya hidup di dalam dan di sekitar rumah, berkembang biak di genangan air. Tutup atau buang wadah yang berisi genangan air \n \n\n Jadi, jika sahabat hermina mengalami gejla yang terindikasi mengarah kepada demam berdarah, segera lakukan pemeriksaan ke dokter agar dapat mendapatkan penanganan lebih awal dan lebih cepat. agar kondisi kesehatan dapat tetap terjaga dan terhindar dari demam berdarah kategori parah yang bisa menyebabkan kematian. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 21 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Penyebab Demam Dengue dan Pengobatannya<\/a><\/h3>
Penyakit dengue, merupakan penyakit infeksi yang sering terjadi di negara tropis termasuk di Indonesia. Penyakit ini masih sering ditemukan di negara kita, terutama meningkat di saat musim hujan. Penyakit dengue dapat berupa infeksi ringan hingga berat bahkan dapat menyebabkan kematian. Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk penyakit dengue ini, oleh karena itu perlu dilakukan beberapa pencegahan agar anak-anak kita terhindar dari penyakit tersebut. \n\n Apa penyebab penyakit Dengue? \n\n Penyakit dengue disebabkan oleh virus dengue, yang saat ini diketahui ada 4 jenis serotipe virus dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4). Oleh karena terdiri dari 4 serotipe, seseorang bisa terkena penyakit dengue lebih dari 1 kali. Penyakit dengue ini ditularkan melalui gigitan vektor nyamuk yang sering dikenal dengan nyamuk Aedes aegipty dan Aedes albopictus. \n\n Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya kejadian penyakit dengue, antara lain suhu lingkungan, kelembapan dan curah hujan. Selain itu, lingkungan terutama pemukiman yang tidak sehat juga berperan dalam penyebaran dan meningkatnya kasus penyakit dengue. Daya tahan tubuh dan faktor genetik individu juga ikut berperan dalam terjadinya penyakit dengue. \n\n Siapa saja yang dapat terkena penyakit Dengue dan apa gejalanya? \n\n Penyakit dengue dapat mengenai siapa saja mulai dari bayi hingga dewasa, namun anak-anak usia 4-10 tahun lebih sering terkena. Gejalanya dapat bervariasi mulai dari tidak ada gejala, demam dengue tanpa tanda bahaya, demam dengue dengan tanda bahaya dan demam dengue berat. \n\n Gejala demam dengue awal umumnya mirip gejala penyakit virus lainnya seperti demam yang tinggi dan timbul mendadak antara 2-7 hari, dan dapat disertai gejala penyerta seperti nyeri otot, sakit perut, mual, muntah, nyeri sendi, nyeri bola mata. Apabila tidak ada tanda bahaya, umumnya demam dengue bersifat ringan. \n\n Tanda bahaya yang harus diperhatikan adalah perdarahan mukosa (gusi, mimisan), muntah terus menerus, nyeri perut hebat, anak semakin lemas atau penurunan kesadaran, akumulasi cairan di tubuh, pembesaran hati dan dari pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan hematokrit. Tanda bahaya pada dengue menandakan bahwa ada risiko terjadinya demam dengue yang berat, sehingga harus dipantau secara ketat. \n\n Demam dengue yang berat adalah demam dengue dengan gejala perdarahan hebat dan jumlah banyak, perembesan plasma hebat yang menyebabkan renjatan hebat (kurangnya cairan dalam pembuluh darah yang mengganggu perfusi ke jaringan tubuh) serta kerusakan organ tubuh lainnya yang berat. Apabila terlambat diatasi, demam dengue berat dapat menyebabkan kematian. Gejala demam dengue berat terjadi pada hari demam ke 4-5. \n\n Oleh karena itu, orangtua harus memerhatikan kapan anak mulai demam dan aktivitas anak secara umum. Apakah anak masih bisa bermain, makan dan minum dengan baik, serta buang air kecil setiap 4-6 jam. Jika anak demam tinggi mendadak lebih dari 2 hari, lebih sering tidur, malas makan dan minum, mual dan muntah hebat, buang air kecil semakin jarang, sesak dan gelisah, ada tanda perdarahan, ataupun kejang, segera bawa anak ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat. \n\n Bagaimana mengobati penyakit dengue? \n\n Saat ini belum ditemukan obat spesifik untuk mengatasi demam dengue. Demam dengue merupakan infeksi yang self limiting disease atau infeksi yang akan sembuh tanpa pengobatan spesifik, meskipun demikian dapat terjadi risko demam dengue yang berat. Pengobatan demam dengue tanpa tanda bahaya umumnya hanya terapi untuk mengatasi gejala seperti demam dan nyeri sendi, serta cairan yang cukup. \n\n Cairan yang dianjurkan untuk penderita demam dengue adalah cairan yang mengandung mineral (cairan isotonik kaleng, air putih dengan garam dan gula, atau oralit). Pemberian jus jambu, angkak, atau kurma untuk penderita demam dengue belum terbukti bermanfaat secara ilmiah dan belum bisa dijadikan pedoman. \n\n Obat penurun panas dapat diberikan bila anak demam tinggi dan dapat dibantu dengan kompres hangat serta cairan yang banyak. Obat pereda nyeri juga dapat diberikan bila terdapat nyeri sendi atau otot yang hebat. Obat penurun panas dan pereda nyeri yang disarankan hanya parasetamol. Apabila terdapat salah satu tanda bahaya pada demam dengue, sebaiknya anak segera dibawa ke rumah sakit. \n\n Apakah penyakit Dengue bisa dicegah? \n\n Karena Indonesia merupakan negara endemis tinggi penyakit dengue, pencegahan merupakan langkah yang penting. Hal yang paling penting adalah dengan menghindari gigitan nyamuk, baik dengan menggunakan lotion/repellant anti nyamuk atau memasang kelambu di tempat tidur. \n\n Untuk mengurangi jumlah nyamuk dapat dilakukan dengan mengeliminasi tempat nyamuk bertelur yaitu di genangan-genangan air dengan melakukan gerakan 3 M yang dicanangkan oleh pemerintah: \n\n \n Menguras kamar mandi seminggu sekal \n menutup tempat-tempat penampungan air. \n mengubur tempat-tempat penampungan air bekas. \n \n\n Selain itu di lingkungan rumah juga dapat dilakukan penyemprotan abate berkala. Saat ini pencegahan melalui vaksinasi juga sudah dapat dilakukan pada anak usia 9-16 tahun. Harapan di masa datang demam dengue ini dapat sepenuhnya dicegah dengan vaksinasi di seluruh dunia, terutama di daerah-daerah endemis. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 26 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
Malaria: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan<\/a><\/h3>
Malaria adalah sebuah penyakit menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi oleh parasit Plasmodium. Penyakit ini menyebabkan penderita malaria akan mengeluhkan gejala menggigil dan demam. Jika tidak tepat dan cepat untuk ditangani dapat menimbulkan komplikasi berat yang dapat berujung pada kematian. \n\n \n\n Infeksi penyakit malaria dapat terjadi hanya dalam satu gigitan nyamuk saja. Malaria tidak menular secara langsung dari individu ke individu lainnya. Di Indonesia sendiri, jumlah penderita penyakit malaria cenderung menurun setiap tahunnya. Namun, beberapa daerah di Indonesia masih banyak yang menderita malaria, terutama di wilayah Indonesia Timur, yaitu daerah Papua dan Papua Barat. \n\n \n\n \n\n Penyebab Malaria \n\n \n\n Penyakit Malaria disebabkan oleh parasite Plasmodium. Parasit ini ditularkan dari gigiran nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Parasit Plasmodium ini mempunyai banyak jenisnya, tetapi hanya lima yang dapat menyebabkan infeksi pada tubuh manusia. \n\n \n\n Dari lima jenis parasite Plasmodium yang dapat menginfeksi manusia, paling banyak ditemukan kasusnya di Indonesia hanya dua jenis, yaitu: \n\n \n\n 1. Plasmodium Vivax \n\n Parasit ini menimbulkan gejala yang lebih sedikit ringan dari malaria yang ditimbulkan oleh parasite Plasmodium Falciparum. Namun, Plasmodium Vivax dapat membuat malaria kambuh kembali disebabkan dapat bertahan di dalam organ hati selama tiga tahun. \n\n \n\n 2. Plasmodium Falciparum \n\n Parasit ini adalah penyebab malaria paling umum dan menduduki urutan pertama sebagai penyebab kematian yang diakibatkan oleh malaria. \n\n \n\n \n\n Gajala Malaria \n\n \n\n Gejala malaria timbul setidaknya dalam kurun waktu 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Munculnya gejala dapat melalui tiga tahap selama 6-12 jam, yaitu mengigil, sakit kepala dan hingga demam, lalu banyak mengeluarkan keringat dan lemas. Gejala malaria timbul dengan mengikuti berapa siklus tertentu. Berikut beberapa gelaja malaria, seperti: \n\n \n Sakit kepala \n Demam tinggi \n Muntah-muntah \n Menggigil \n Berkering dan lemas \n \n\n \n\n \n\n Diagnosis Malaria \n\n \n\n Malaria dapat dipastikan dengan melihat gejala yang dialami penderita, tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test / RDT) dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan jenis parasit apa yang menyebabkan malaria, serta pemeriksaan fisik. \n\n \n\n Proses pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan sampel darah penderita, dan dalam 20 menit hasilnya sudah bisa didapatkan. Hasil RDT sangat penting dalam menentukan tipe pemberian obat antimalaria yang akan diberikan kepada penderita. \n\n \n\n Pemeriksaan darah juga dilakukan untuk mengetahui apakah pasein juga menderita anemia. Anemia adalah salah satu komplikasi yang terjadi akibat malaria. \n\n \n\n \n\n Pengobatan Malaria \n\n \n\n Penderita penyakit malaria dapat sembuh total jika malaria diobati dan ditangani secara cepat dan benar. Proses pengobatan segara dilakukan setelah diagnosis diketahui. Obat antimalaria yang diberikan dokter tergantung pada faktor-faktor berikut: \n\n \n Jenis parasit yang menginfeksi dan menyebabkan malaria \n Tingkat keparahan penderita malaria \n Penderita sedang dalam masa kehamilan \n \n\n \n\n Beberapa jenis malaria diketahui kebal atau resisten terhadap obat-obatan tertentu. Misalnya, di Indonesia banyak kasus malaria yang ditemukan tidak dapat sembuh jika diberikan obat antimalaria chloroquine karena sudah kebal. \n\n \n\n Jika demikian, dokter akan menyarankan untuk mengombinasikan obat antimalaria. Apabila kasus malaria yang diderita cukup parah terinfeksinya, obat akan diberikan dalam bentuk infus rumah sakit. \n\n \n\n Untuk mengatasi malaria yang disebabkan oleh parasit plasmodium falciparu, obat-obatan yang diberikan adalah: \n\n \n Kombinasi amodiaquine dan artesunate \n Kombinasi dihydroartemisinin dan piperquine \n Kombinasi artesnate, pyrimethamine dan sulfadoxine \n \n\n \n\n Sedangkan, untuk malaria yang disebabkan oleh jenis parasit Plasmodium vivax akan diobati dengan: \n\n \n Kombinasi amodiaquine dan artesunate \n Kombinasi piperaquine, dihydroartemisin, dan primaquine \n \n\n \n\n Untuk penderita yang sedang hamil, resiko terjadi malaria tingkat parah akan meningkat. Baik ibu dan janin yang dikandung dapat mengalami komplikasi yang lebih serius. Dokter yang merawat akan melibatkan dokter kandungan/obgyn agar pengobatan sesuai kondisi. \n\n \n\n Sahabat Hermina, jika mengalami kondisi atau gejala malaria seperti yang telah disebutkan di atas, segeralah ke rumah sakit terdekat untuk melakukan pemeriksaan dan mendapatkan penanganan sebelum gejala menjadi lebih parah, karena malaria dapat mematikan. Salam sehat. \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n Sumber: \n\n \n\n https://www.klikdokter.com/penyakit/malaria \n\n https://www.alodokter.com/malaria \n\n https://www.halodoc.com/kesehatan/malaria \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 21 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Demam Berdarah Dengue pada Anak<\/a><\/h3>
Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyebab kematian anak yang cukup tinggi di sebagian negara Asia, termasuk Indonesia. Penyakit ini dibawa oleh virus melalui perantara nyamuk betina dari jenis Aedes aegypti. \n\n \n\n DBD yang tergolong ringan pada anak seringkali berupa demam tanpa diikuti gejala tertentu. Jika muncul gejala, umumnya terjadi sekitar 4-7 hari setelah digigit nyamuk penyebab demam berdarah. \n\n \n\n Gejala DBD pada Anak \n\n Pada kasus DBD yang lebih berat, anak dapat mengalami gejala yang umumnya berupa: \n\n \n Demam tinggi hingga mencapai 40 derajat celcius \n Nyeri di bagian belakang mata \n Nyeri pada tulang, otot, dan sendi \n Sakit kepala \n Mual dan muntah \n Pembengkakan pada kelenjar \n Selain itu, anak dapat mengalami bintik-bintik merah pada beberapa bagian tubuh. \n \n\n \n\n Gejala-gejala tersebut umumnya akan berlangsung selama 7 hari. Namun pada situasi tertentu, gejala dapat memburuk sehingga memicu sindrom syok dengue. Kondisi ini dapat mengancam nyawa, karena terjadi kebocoran pembuluh darah dan penurunan jumlah trombosit. Jika tidak segera diatasi, dapat menimbulkan perdarahan dari gusi dan hidung, perdarahan di bawah kulit, sulit bernapas, lemah, muntah terus menerus, keringat dingin serta sakit parah pada bagian perut. \n\n \n\n Bagaimana Penanganan yang Tepat? \n\n Segera bawa ke dokter jika anak Anda mengalami beberapa gejala DBD di atas. Dokter akan melakukan pemeriksaan darah untuk memastikan diagnosis. \n\n Sebenarnya tidak ada penanganan khusus untuk DBD. Namun, dokter dapat membantu mengurangi tingkat keparahan gejala dan meningkatkan sistem imunitas untuk melawan virus tersebut, yaitu: \n\n \n Jika dokter memberi resep obat paracetamol untuk menurunkan demam, pastikan anak mengonsumsinya. Selain itu, dapat menggunakan kompres pada dahi untuk menurunkan demam \n Pastikan anak mendapat istirahat yang cukup \n Berikan banyak cairan pada anak untuk mencegah dehidrasi \n Berikan makanan yang kaya nutrisi \n Hindari memberikan obat pereda rasa sakit seperti aspirin dan ibuprofen karena dapat memengaruhi kadar trombosit dalam darah dan meningkatkan risiko perdarahan. \n \n\n \n\n Tidak jarang anak yang terkena DBD harus dirawat di rumah sakit. Sebagai langkah menggantikan cairan yang hilang karena diare, muntah atau kehilangan nafsu makan, dokter akan memberikan cairan melalui infus. Pada kasus anak yang kehilangan banyak darah, perlu dilakukan transfusi darah. \n\n \n\n Pemberian Vaksin DBD \n\n Saat ini sudah ada vaksin untuk mencegah DBD. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di beberapa negara, vaksin ini dapat digunakan. Namun, banyak faktor yang masih menjadi perhatian. Seperti harga vaksin ini yang masih belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Meski demikian, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengikutsertakannya dalam rekomendasi jadwal imunisasi anak sebagai salah satu langkah pencegahan DBD. \n\n \n\n Untuk mencegah demam berdarah pada anak, Anda dapat melakukan beberapa cara, yaitu mengoleskan lotion antinyamuk yang aman digunakan oleh anak-anak, pada pagi dan sore hari, ke bagian tubuh yang tidak tertutup pakaian. Cara ini dapat melindungi anak-anak dari gigitan nyamuk saat beraktivitas, baik di dalam dan luar ruangan. \n\n Selain itu, Anda bisa menggunakan pembasmi serangga, membersihkan penampungan air, memasang kawat antinyamuk, dan menggunakan pakaian yang tertutup sehingga melindungi dari gigitan nyamuk. \n\n \n\n Nyamuk tidak akan bersarang di tempat yang bersih. Oleh karena itu, jaga selalu kebersihan lingkungan agar Anda dan keluarga terhindar dari berbagai macam penyakit, Sahabat Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 18 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Bahaya Penyakit yang Sering Muncul Saat Musim Hujan<\/a><\/h3>
Memasuki musim hujan dan banjir melanda, daya tahan tubuh biasanya menurun akibat peralihan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan, sehingga berbagai penyakit menular sering menjangkit dan semakin mudah menyebar. Berikut penyakit-penyakit yang biasa muncul di musim hujan beserta pembahasannya: \n\n \n\n 1. Influenza \n\n Flu disebabkan akibat adanya infeksi virus influenza. Virus ini menyebar melalui tetesan cairan tubuh seperti ingus ataupun air liur pengidap yang dapat ditularkan melalui mulut, hidung, ataupun tangan yang menyentuh benda terkontaminasi. \n\n \n\n Penularan flu dapat dicegah dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan yang bergizi secara teratur dan menggunakan masker saat bepergian atau berada di tempat keramaian. Namun, jika Anda telah mengalami influenza, penanganan yang harus dilakukan adalah rutin meminum air putih untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, istirahat yang cukup dan segera konsultasi ke dokter jika gejala bertambah berat. \n\n \n\n 2. Demam Berdarah Dengue (DBD) \n\n Penyakit akibat virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti kerap terjadi di musim hujan saat perkembangbiakan nyamuk meningkat. Ketika musim hujan dating, akan semakin banyak genangan air dan sampah yang dapat memicu berkembang baiknya nyamuk pembawa virus dengue ini. Penyakit ini ditandai dengan gejala sakit pada sekujur tubuh dan demam tinggi ini dapat berakibat komplikasi. \n\n \n\n 3. Diare \n\n Diare adalah kondisi yang ditandai dengan gejala frekuensi buang air besar yang meningkat dibandingkan kondisi biasanya dan tekstur tinja yang dikeluarkan berbentuk encer. Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada saat musim hujan dengan curah hujan yang tinggi, maka potensi terjadinya banjir juga akan meningkat. Oleh karena itu, ketersediaan air bersih menjadi terbatas dan potensial menimbulkan penyakit diare dengan disertai penularan yang cepat. \n\n \n\n Dilansir dalam laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), untuk menanggulangi penyakit diare, masyarakat disarankan untuk tetap waspada dengan melakukan beberapa hal berikut, yaitu membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan dan setelah buang air besar (BAB), merebus air minum hingga mendidih menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal dan segera hubungi petugas kesehatan terdekat bila mengalami gejala diare. \n\n \n\n 4. Leptospirosis \n\n Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) banjir juga berpotensi menimbulkan penyakit menular lainnya seperti leptospirosis. Penyakit leptospirosis adalah salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira. Dalam kebanyakan kasus, leptospirosis sering disebarkan oleh hewan mulai dari tikus, sapi, anjinh dan babi. Bakterinya bisa disebarkan lewat urine atau darah dari hewan yang telah terinfeksi. \n\n \n\n Di Indonesia, hewan yang kebanyakan dapat menularkan penyakit tersebut adalah tikus, melalui kotoran air kencingnya. Jika seseorang berada di sekitar tanah atau air tempat hewan yang terinfeksi buang air, kuman dapat menyerang tubuh mereka melalui luka di kulit, seperti goresan, luka terbuka, termasuk luka yang sudah mulai kering. \n\n \n\n 5. Demam Typhoid \n\n Demam Typhoid dalah penyakit yang perlu juga diwaspadai oleh masyarakat saat memasuki musim hujan. Faktor kebersihan makanan memegang peranan penting dalam terjangkitnya seseorang terhadapt penyakit ini akibat infeksi bakteri Salmonella typhi. Gejala demam typhoid yaitu berupa sakit kepala, mual, demam, diare dan berkurangnya nafsu makan. \n\n \n\n \n\n Selain beberapa penyakit menular yang telah dijabarkan di atas, dapat terjadi perburukan penyakit kronik yang memang sudah diderita sebelumnya karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan yang menimbulkan banjir. Oleh karena itu, mari kita jaga bersama kebersihan lingkungan dan juga kebersihan diri sendiri, dan jangan lupa untuk menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 18 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 26 April 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 19 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 28 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 02 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>