- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Dulu Lebih Dekat Penyakit Jantung Koroner<\/a><\/h3>
Penyakit Jantung Koroner merupakan penyakit yang bisa menyebabkan kematian Nomor 1 di Dunia, dibanding penyakit Jantung, penyakit infeksi, Penyakit paru, kanker dan Aids. Faktanya, di dunia, hampir setiap 3 detik ada yang mengakami kematian akibat dari Penyakit Jantung Koroner serta total biaya pelayanan yang dihabiskan dari penyakit Jantung Koroner ini sebanyak 7,4 Triliun. \n\n Penyakit Jantung Koroner merupakan Penyakit Jantung yang terjadi akibat Penyempitan pembuluh darah koroner di jantung yang bisa menyebabkan terjadinya serangan jantung secara tiba - tiba. Penyakit ini terjadi karena adanya penyumbatan aliran darah arteri koroner, sehingga bisa menyebabkan penurunan suplai oksigen ke otot jantung. Proses terjadinya Penyakit Jantung koroner tanpa disadari sudah mulai timbul gejalanya dari usia dini, dimana terjadi penyumbatan darah arteri melalui pola hidup yang kurang baik. \n\n Serangan Jantung atau yang sering dikenal dengan angin duduk ini ditandai dengan keluhan rasa tidak nyaman di dada, yang berlangsung selama lebih dari 20 menit saat istirahat atau aktifitas yang disertai gejala keringat dingin atau bahkan kematian mendadak. Selain itu, gejala lainnya seperti: \n\n \n Nyeri seperti ditekan pada daerah dada. Terasa berat didaerah dada bahkan terasa terbakar \n Nyeri menyebar pada lengan, punggung, bahu, leher atau rahang. \n Sulit bernafas, nafas terasa pendek \n Pusing bahkan berkeringat dingin \n Terasa Mual atau nyeri ulu hati \n Merasa Sangat lelah \n \n\n Penyakit Jantung koroner ini, bahkan bisa menimbulkan komplikasi apabila tidak ditangani, antara lain: \n\n \n Gagal Jantung, yaitu kondisi terjadi ketika jantung tidak bisa memompa darah secara efektif. Gagal jantung terjadi karena otot jantung telah rusak secara permanen akibat serangan jantung yang terjadi. \n Aritmia, yaitu kondisi ketika detak jantung berdebar secara tidak normal. Jantung berdegup sangat kencang hingga akhirnya berhenti berdetak dan terjadi henti jantung \n Syok kardiogenik, yaitu kondisi ketika otot jantung rusak parah dan tidak bisa lagi memasok darah ke tubuh dengan baik \n Jantung ruptur / retak, yaitu kondisi ketika otot dinding atau katup jantung sudah retak. \n \n\n Deteksi dini penyakit jantung sangat dianjurkan. Skrining yang bisa dilakukan yaitu \n1. Rekam jantung (elektrokardiografi) \n\n \n Treadmill Test \n Echocardiography (USG Jantung) \n CT Scan Jantung \n \n\n \n\n Bagi Sahabat Hermina, yang mau melakukan Skrining Jantung agar terhidar dari Penyakit Jantung Koroner, di RS Hermina Samarinda sudah tersedia dokter spesialis Jantung dan Pembuluh darah beserta Skrining Pencegahan Penyakit Jantung, sehingga Sahabat Hermina bisa merasakan aman dan tenang ketika berobat di RS Hermina Samarinda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Jangan Anggap Remeh Nyeri Dada : Mengenali Gejala dan Penyebab Nyeri Dada<\/a><\/h3>
Nyeri dada adalah gejala yang dapat menimbulkan kekhawatiran serius terkait kesehatan seseorang. Gejala ini dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga yang parah, dan dapat bersifat tumpul, tajam, atau sesak. Nyeri dada bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang serius, dan penting bagi kita untuk mengenali gejalanya serta memahami penyebabnya. \n\n Gejala Nyeri Dada \n\n Nyeri dada bisa disertai dengan berbagai gejala tambahan yang dapat memberikan petunjuk tentang penyebabnya. Beberapa gejala umum yang sering terkait dengan nyeri dada antara lain: \n\n \n Nyeri yang menjalar ke lengan, leher, atau punggung. \n Sesak napas atau kesulitan bernapas. \n Mual atau muntah. \n Keringat dingin atau berkeringat berlebihan. \n Rasa panas atau terbakar di dada. \n Pusing atau kehilangan kesadaran. \n \n\n Penyebab Nyeri Dada \n\n \n Serangan Jantung: Salah satu penyebab paling serius dari nyeri dada adalah serangan jantung. Gejalanya dapat termasuk nyeri yang menjalar ke lengan kiri, leher, atau punggung, serta disertai dengan sesak napas. \n Penyakit Jantung Koroner: Penyempitan pembuluh darah koroner dapat menyebabkan nyeri dada karena pasokan darah yang tidak mencukupi ke otot jantung. \n Infeksi Paru-paru: Infeksi paru-paru seperti pneumonia atau bronkitis dapat menyebabkan nyeri dada, terutama saat batuk atau bernapas dalam. \n Asam Lambung Naik (GERD): Refluks asam dari lambung ke kerongkongan dapat menyebabkan nyeri dada yang terkadang disalahartikan sebagai masalah jantung. \n Otot Tersaak atau Cedera: Cedera otot atau cedera pada tulang rusuk juga dapat menyebabkan nyeri dada yang terlokalisasi. \n \n\n Tindakan Pertama \n\n Jika Anda mengalami nyeri dada, penting untuk segera mencari bantuan medis. Namun, beberapa langkah pertama yang dapat diambil antara lain: \n\n \n Istirahat: Hindari aktivitas fisik berat dan beristirahatlah untuk mengurangi beban pada jantung. \n Minum Air: Dehidrasi dapat menyebabkan nyeri dada, jadi pastikan untuk minum cukup air. \n Bersenam Ringan: Beberapa latihan pernapasan ringan atau berjalan-jalan dapat membantu meredakan nyeri ringan. \n \n\n Kesimpulan \n\n Nyeri dada bukanlah gejala yang boleh diabaikan. Meskipun tidak semua nyeri dada berarti masalah jantung, sangat penting untuk mendapatkan evaluasi medis segera untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi serius. Mengenali gejala dan memahami penyebabnya adalah langkah pertama dalam menjaga kesehatan jantung dan mencegah masalah kesehatan yang lebih serius. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 06 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apakah Nyeri Dada Selalu Dari Jantung?<\/a><\/h3>
\n\n \n\n Nyeri dada seringkali menimbulkan kekhawatiran mendalam, karena sering dikaitkan dengan masalah jantung. Namun, tahukah Anda bahwa nyeri dada tidak selalu berasal dari jantung? Mari kita cek fakta-fakta menarik seputar hal ini. \n\n Penyebab Nyeri Dada \n\n \n \n Penyakit Jantung: Tentu saja, masalah jantung seperti serangan jantung atau angina (nyeri dada akibat suplai darah yang kurang ke otot jantung) dapat menyebabkan nyeri dada. \n \n \n Masalah Pernapasan: Infeksi saluran pernapasan, pneumonia, atau bahkan pneumonia yang menyebar ke dada bisa menghasilkan nyeri di daerah tersebut. \n \n \n Gangguan Pencernaan: Asam lambung yang naik ke kerongkongan (refluks asam) bisa menyebabkan sensasi terbakar di dada, sering disalahartikan sebagai nyeri jantung. \n \n \n Otot dan Tulang Rusak: Ketegangan otot, cedera, atau kondisi seperti osteoarthritis bisa menciptakan nyeri dada yang menyerupai nyeri jantung. \n \n \n Gangguan Kecemasan: Serangan panik atau gangguan kecemasan bisa menghasilkan nyeri dada yang terkadang sulit dibedakan dari nyeri jantung. \n \n \n\n Tidak jarang, ternyata nyeri dada yang mengkhawatirkan tidak berasal dari masalah jantung sama sekali. Salah satu penyebab yang mungkin, dan sering kali terlupakan, adalah gangguan pencernaan. Mari kita terus memahami sisi lain dari masalah ini. \n\n Mengenal GERD \n\n Refluks asam lambung, yang terkadang dikenal sebagai GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), bisa menjadi penyebab nyeri dada yang dapat menyerupai nyeri jantung. Ketika asam lambung naik ke kerongkongan, sensasi terbakar atau nyeri dapat dirasakan di dada, khususnya di sisi kiri. \n\n Mengapa GERD Menyebabkan Nyeri Dada? \n\n Ketika refluks asam terjadi, ia dapat memicu iritasi dan peradangan pada bagian atas perut dan kerongkongan. Inilah yang bisa menghasilkan nyeri atau sensasi terbakar yang terasa mirip dengan nyeri jantung. Namun, penting untuk dicatat bahwa kondisi pencernaan ini memiliki karakteristik sendiri yang bisa membantu dalam diagnosis. \n\n Tanda-tanda GERD \n\n \n \n Nyeri atau terbakar di bagian atas perut atau kerongkongan. \n \n \n Sensasi asam atau pahit di mulut. \n \n \n Batuk atau suara serak yang persisten. \n \n \n Perburukan gejala saat berbaring atau setelah makan. \n \n \n\n Kapan Harus Berkonsultasi \n\n Jika Anda mencurigai nyeri dada berasal dari gangguan pencernaan, segera konsultasikan dengan dokter. Mereka dapat melakukan evaluasi dan tes untuk mengkonfirmasi diagnosis. Jika memang terbukti sebagai masalah pencernaan, langkah-langkah perawatan yang sesuai dapat direkomendasikan. \n\n Jadi, ingatlah bahwa nyeri dada tidak selalu berasal dari jantung. Faktor lain seperti gangguan pencernaan juga bisa menjadi penyebabnya. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penjelasan dan perawatan yang tepat. Keselamatan dan kesehatan adalah prioritas utama kita. Periksakan dengan spesialis penyakit dalam di RS Hermina Podomoro untuk sahabat Hermina yang berada di Jakarta Utara dan sekitarnya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 29 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kaitan Jantung Koroner dan Serangan Jantung<\/a><\/h3>
Penyakit jantung koroner adalah suatu kondisi terjadinya gangguan aliran darah ke otot jantung akibat adanya penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner jantung. Kondisi ini terjadi akibat adanya plak aterosklerosis yang umumnya terbentuk dari lemak dan kolesterol. Terganggunya aliran darah akibat kondisi tersebut dapat menyebabkan nyeri dan jika dibiarkan dapat berujung pada kerusakan otot jantung. \n\n \n\n Serangan jantung terjadi ketika penyempitan pada pembuluh darah koroner terjadi dalam waktu yang relatif singkat dan dengan kondisi yang berat. Keluhan yang biasa timbul pada serangan jantung adalah nyeri dada seperti ditekan benda berat, diikat, atau panas, yang menjalar dari dada ke lengan, dagu, leher, perut hingga punggung. \n\n \n\n Penyakit jantung koroner dapat terjadi akibat dari beberapa faktor risiko, yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi. \n\n \n\n Faktor risiko yang tidak dapat diubah atau dimodifikasi: \n\n \n Usia \n Jenis Kelamin \n Faktor keturunan \n \n\n \n\n Faktor risiko yang dapat diubah atau dimodifikasi: \n\n \n Mengurangi komsumsi rokok \n Mengontrol Hipertensi, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi juga risiko seseorang tersebut terkena penyakit jantung, khususnya penyakit jantung koroner. Hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak selalu bergejala namun harus dikenali dan ditangani dengan baik. \n Mengontrol Kencing Manis/ Diabetes. Salah satu pemicu munculnya penyakit jantung koroner karena kadar gula darah yang tinggi dan tidak terkontrol. Kondisi ini tidak selalu bergejala namun beberapaga gejala klasik diantara ialah mudah lapar atau haus, penurunan berat badan yang signifikan dan sering buang air besar maupun buang air kecil. Kadar gula darah yang tidak terkontrol dengan baik dapat juga meningkatkan risiko berbagai penyakit komplikasi selain jantung. \n Dislipidemia, kelainan metabolisme lipid atau lemak yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol-LDL, trigliserida, serta penurunan kadar kolesterol-HDL. Gangguan metabolisme lipid dan tingginya kadar kolesterol mempunyai peranan penting dalam proses terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. \n \n\n Dari beberapa Faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu dengan mengubah pola hidup sehat, Olah raga, mengurangi konsumsi makanan cepat saji, dan kontrol ke dokter agar mendapatkan obat sesuai arahan. \n\n \n\n Deteksi dan diagnosis penyakit jantung koroner dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dokter dan dengan bantuan beberapa modalitas pemeriksaan penunjanng diantaranya: \n\n \n Rekam jantung (EKG) \n Pemeriksaan Laboratorium \n Treadmill test (Exercise ECG test) \n Echocardiography \n CT Koroner. \n \n\n \n\n Apabila gejala-gejala sudah sering terjadi segeralah konsul ke RS, lakukan tahapan penanganan jika pasien sudah mengalami serangan jantung, berikut tahapan yang akan dilakukan: \n\n \n Tahap penanganan fase akut (fase awal): Penanganan segera dilakukan di rumah sakit meliputi pemberian obat-obatan dan tindakan sesuai indikasi. \n Tahap perawatan di rumah sakit: Pemulihan dibawah pemantauan dokter dan staf medis. Beberapa penanganan lain yang mungkin diberikan antara lain: \n \n\n \n Pemasangan infus dan oksigen \n Pemberian obat melalui infus \n Katerisasi jantung dan pemasangan ring jantung bila perlu \n \n\n \n Tahap Penanganan Jangka Panjang: Kontrol dan konsumsi obat sesuai anjuran dokter anda. Terapkan gaya hidup sehat. Hindari dan kontrol faktor risiko serangan jantung. \n \n\n \n\n \n\n Jika Anda mengalami gejala nyeri dada yang dicurigai terjadi akibat masalah pada jantung, segera ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Jangan panik, bersikaplah tenang, namun jangan menunda kunjungan Anda ke dokter. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 28 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Nyeri Dada, Apakah Serangan Jantung?<\/a><\/h3>
Nyeri dada memang sering dikaitkan dengan penyakit jantung. Nyeri dada sendiri adalah kondisi ketika dada terasa seperti tertusuk, tertekan, terbakar, ataupun terasa seperti terikat. Selain itu, salah satu keluhannya ialah seperti pegal atau linu di sekitar pundak hingga pinggang. \n\n \n\n Nyeri dada bisa datang dari berbagai faktor bukan hanya karena sakit jantung. Penyebab dada sakit dan terasa nyeri pun tak boleh diabaikan karena memiliki berbagai kemungkinan. \n\n \n\n Nyeri dada sendiri memiliki berbagai macam pemicu dan dapat terjadi dari berbagai macam penyebab. \n\n \n\n Adapun beberapa penyebab pemicu munculnya nyeri dada, yaitu: \n\n \n\n - Aktivitas/olahraga \n\n Banyak orang yang memiliki keluhan nyeri dada pada saat melakukan aktivitas yang berlebihan ataupun sedang berolahraga berpikir ini merupakan salah satu gejala serangan jantung. Namun, belum tentu nyeri yang diakibatkan dari aktivitas ataupun olahraga ialah serangan jantung. Nyeri pada saaat beraktivitas ataupun olahraga bisa saja dapat di sebabkan oleh gangguan pencernaan, otot yang tegang, atau intensitas olahraga yang tinggi. \n\n \n\n - Emosi yang berlebihan \n\n Pada saat kondisi stres, sedih, marah, atau emosi, pembuluh darah di sekitar jantung akan mengkerut sehingga aliran darah tidak lancar, sehingga jantung jadi kekurangan oksigen yang menyebabkan timbulnya keluhan nyeri dada. Tekanan darah juga otomatis akan meningkat bila Anda melakukan pemeriksaan tekanan darah. Nyeri akan perlahan menghilang apabila kondisi tubuh atau emosi sudah mulai mereda. \n\n \n\n - Terlambat Makan \n\n Pola makan tidak teratur kemungkinan besar ada kaitannya dengan nyeri dada, yaitu peningkatan asam lambung yang terjadi akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan Di samping nyeri, penderita bisa juga merasakan mual, sesak, mengganjal, perih, panas, atau berbagai sensasi tidak nyaman lainnya. \n\n \n\n Dari beberapa penyebab pemicu nyeri dada dapat dilihat nyeri dada tidak selalu di sebabkan oleh jantung, tetapi apabila nyeri dada timbul sudah menyangkut ke bagian paru atau jantung segera konsultasikan keluhan ke bagian medis terdekat. \n\n Lalu nyeri dada seperti apa yang harus diwaspadai atau curiga serangan jantung? Gejala serangan jantung adalah sebagai berikut: \n\n \n Kesulitan menelan atau tersedak \n Keringat dingin \n Mati rasa atau ketidaknyamanan di tangan atau lengan \n Mual atau muntah \n Sesak napas \n Nyeri yang menyebar dari dada ke leher, rahang, lengan, atau bahu \n Denyut jantung cepat atau tidak teratur \n \n\n \n\n Jika memilki salah satu gejala nyeri dada yang mirip dengan gejala serangan jantung, segera hubungi dokter atau Unit Gawat Darurat terdekat, agar mendapatkan pertolongan pertama. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 15 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
Nyeri Dada, Apakah Berbahaya?<\/a><\/h3>
Nyeri dada merupakan keluhan yang dapat dialami oleh siapa saja. Keluhan ini merupakan salah satu keluhan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa nyeri tersebut dapat terasa seperti ditekan, ditusuk atau ada juga yang terasa seperti terbakar pada dada. \n\n \n\n Banyak orang yang mengkaitkan nyeri dada dengan penyakit jantung. Ternyata, tidak hanya jantung, ada masalah pada otot, rangka, pencernaan, pernapasan yang dapat menyebabkan nyeri. Apabila nyeri dada disebabkan oleh penyakit dari pernapasan atau jantung, masyarakat perlu segera mencari pertolongan medis di pelayanan kesehatan terdekat karena dapat mengancam jiwa. \n\n \n\n Adapun beberapa penyebab nyeri dada diantaranya adalah: \n\n \n\n 1. Serangan Jantung \n\n Hal ini menjadi penyebab tersering nyari dada yang dirasakan setiap orang. Serangan jantung merupakan kondisi aliran darah yang tersumbat dan menyebabkan jantung tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup. Sehingga, jantung akan mengalami kerusakan sel terutama pada otot jantung, dan membuat jantung tidak dapat bekerja secara optimal. \n\n \n\n Kerusakan sel ini akan menyebabkan dada terasa seperti ditekan atau ditindih dengan benda berat, umumnya dapat terasa menjalar sampai ke rahang, leher, lengan, hingga punggung. \n\n \n\n 2. Penyakit Jantung Lainnya \n\n Beberapa kondisi kerusakan jantung yang menyebabkan keluhan nyeri dada dapat berupa miokarditis (peradangani otot jantung), perikarditis (peradangan pada lapisan terluar jantung), diseksi aorta (robeknya pembuluh darah terbesar di sekitar jantung), \n\n \n\n 3. Penyakit pada Paru-paru \n\n Penyumbatan pembuluh darah di paru-paru (emboli paru), radang pada selaput yang terluar paru-paru (pleuritis), tekanan tinggi pada pembuluh darah di paru-paru (hipertensi pulmonal), abses paru, dan atelektasis atau paru-paru yang kempis (kolaps). Keluhan nyeri dada yang disebabkan penyakit diatas memiliki karakteristik seperti, nyeri dada saat menarik napas contohnya pada pleuritis atau keluhan penyerta seperti sesak, bengkak pada tungkai, dapat muncul pada penyakit yang berkaitan dengan organ paru-paru. \n\n \n\n 4. Penyakit pada Sistem Pencernaan \n\n Keluhan nyeri dada yang terasa seperti terbakar, dan disertai gejala lain seperti mual, muntah atau mulut terasa asam umumnya merupakan gejala dari GERD (naiknya asam lambung). \n\n \n\n Namun adapula penyakit pada pencernaan yang dapat menyebabkan keluhan tidak nyaman pada dada seperti kolesistitis, pankreatitis, batu empedu. \n\n \n\n 5. Penyakit pada otot dan tulang \n\n Nyeri dada yang terasa pada lokasi tertentu (dapat ditunjuk) dan hanya terasa saat beraktivitas, bisa saja merupakan tanda dari masalah otot seperti ketegangan otot atau adanya retak atau peradangan tulang dada. \n\n \n\n Tidak semua nyeri dada berbahaya. Namun, apabila Anda mengalami keluhan nyeri dada yang tak kunjung hilang dengan beristirahat, nyeri dada yang disertai keringat dingin, sesak, atau bisa saja mual, waspadalah kemungkinan serangan jantung. Maka segeralah ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan penanganan cepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 15 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>