- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 31 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Nyeri Dada Akibat Penyakit Jantung<\/a><\/h3>
Nyeri dada merupakan gejala yang umum terjadi pada penyakit jantung. Penyakit jantung adalah salah satu masalah kesehatan serius yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Nyeri dada yang terkait dengan penyakit jantung bisa menjadi tanda peringatan awal dari kondisi yang berpotensi mengancam nyawa, seperti serangan jantung atau angina pektoris. Artikel ini akan membahas pengaruh nyeri dada akibat penyakit jantung, termasuk penyebab, gejala, faktor risiko, dan tindakan yang perlu diambil untuk mengatasinya. \n\n \n\n Penyebab Nyeri Dada pada Penyakit Jantung: \n\n Nyeri dada pada penyakit jantung biasanya disebabkan oleh ketidakcukupan aliran darah ke otot jantung. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah koroner yang memasok oksigen dan nutrisi ke jantung mengalami penyempitan atau pemblokiran. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan nyeri dada akibat penyakit jantung meliputi: \n\n \n\n \n Serangan Jantung: Nyeri dada yang intens dan menetap bisa menjadi tanda serangan jantung, di mana aliran darah ke bagian jantung terhenti karena pembuluh darah tersumbat sepenuhnya. \n Angina Pektoris: Nyeri dada yang terjadi saat aktivitas fisik atau stres emosional, disebabkan oleh peningkatan permintaan oksigen oleh jantung akibat penyempitan pembuluh darah koroner. \n \n\n \n\n Gejala Nyeri Dada pada Penyakit Jantung: \n\n Nyeri dada akibat penyakit jantung biasanya digambarkan sebagai perasaan tertekan, nyeri tajam, atau sensasi terbakar di bagian dada. Beberapa gejala tambahan yang mungkin muncul termasuk: \n\n \n Nyeri atau ketidaknyamanan yang menyebar ke lengan kiri, bahu, leher, atau rahang. \n Sesak napas. \n Keringat berlebihan. \n Mual atau muntah. \n Pusing atau pingsan. \n \n\n \n\n Faktor Risiko: \n\n Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya nyeri dada akibat penyakit jantung antara lain: \n\n \n Kebiasaan merokok. \n Kadar kolesterol tinggi dalam darah. \n Tekanan darah tinggi (hipertensi). \n Diabetes mellitus. \n Obesitas atau kelebihan berat badan. \n Kurangnya aktivitas fisik. \n Riwayat keluarga dengan penyakit jantung. \n Usia lanjut. \n \n\n \n\n \n\n Tindakan yang Perlu Dilakukan: \n\n Jika seseorang mengalami nyeri dada yang mencurigakan, terutama jika nyeri tersebut berlangsung lebih dari beberapa menit atau tidak mereda dengan istirahat, segera mencari pertolongan medis darurat. Pengobatan untuk nyeri dada akibat penyakit jantung akan bervariasi tergantung pada kondisi spesifik yang didiagnosis oleh dokter. Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan meliputi: \n\n \n Pemberian obat-obatan untuk melancarkan aliran darah ke jantung atau mengurangi rasa nyeri. \n Penerapan prosedur invasif seperti angioplasti atau pemasangan stent untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat. \n Perubahan gaya hidup, seperti menghentikan kebiasaan merokok, menjalani diet sehat, dan rutin berolahraga. \n Terapi rehabilitasi jantung untuk memulihkan kekuatan jantung setelah serangan atau prosedur. \n \n\n \n\n Kesimpulan: \n\n Nyeri dada akibat penyakit jantung adalah gejala serius yang memerlukan perhatian segera. Penting untuk mengenali gejala-gejala ini dan segera mencari pertolongan medis guna mengurangi risiko komplikasi serius, seperti serangan jantung. Mengadopsi gaya hidup sehat dan menjalani perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko terjadinya nyeri dada akibat penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. \n\n Nyeri dada merupakan gejala yang umum terjadi pada penyakit jantung. Penyakit jantung adalah salah satu masalah kesehatan serius yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Nyeri dada yang terkait dengan penyakit jantung bisa menjadi tanda peringatan awal dari kondisi yang berpotensi mengancam nyawa, seperti serangan jantung atau angina pektoris. Artikel ini akan membahas pengaruh nyeri dada akibat penyakit jantung, termasuk penyebab, gejala, faktor risiko, dan tindakan yang perlu diambil untuk mengatasinya. \n\n \n\n Penyebab Nyeri Dada pada Penyakit Jantung: \n\n Nyeri dada pada penyakit jantung biasanya disebabkan oleh ketidakcukupan aliran darah ke otot jantung. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah koroner yang memasok oksigen dan nutrisi ke jantung mengalami penyempitan atau pemblokiran. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan nyeri dada akibat penyakit jantung meliputi: \n\n \n\n \n Serangan Jantung: Nyeri dada yang intens dan menetap bisa menjadi tanda serangan jantung, di mana aliran darah ke bagian jantung terhenti karena pembuluh darah tersumbat sepenuhnya. \n Angina Pektoris: Nyeri dada yang terjadi saat aktivitas fisik atau stres emosional, disebabkan oleh peningkatan permintaan oksigen oleh jantung akibat penyempitan pembuluh darah koroner. \n \n\n \n\n Gejala Nyeri Dada pada Penyakit Jantung: \n\n Nyeri dada akibat penyakit jantung biasanya digambarkan sebagai perasaan tertekan, nyeri tajam, atau sensasi terbakar di bagian dada. Beberapa gejala tambahan yang mungkin muncul termasuk: \n\n \n Nyeri atau ketidaknyamanan yang menyebar ke lengan kiri, bahu, leher, atau rahang. \n Sesak napas. \n Keringat berlebihan. \n Mual atau muntah. \n Pusing atau pingsan. \n \n\n \n\n Faktor Risiko: \n\n Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya nyeri dada akibat penyakit jantung antara lain: \n\n \n Kebiasaan merokok. \n Kadar kolesterol tinggi dalam darah. \n Tekanan darah tinggi (hipertensi). \n Diabetes mellitus. \n Obesitas atau kelebihan berat badan. \n Kurangnya aktivitas fisik. \n Riwayat keluarga dengan penyakit jantung. \n Usia lanjut. \n \n\n \n\n \n\n Tindakan yang Perlu Dilakukan: \n\n Jika seseorang mengalami nyeri dada yang mencurigakan, terutama jika nyeri tersebut berlangsung lebih dari beberapa menit atau tidak mereda dengan istirahat, segera mencari pertolongan medis darurat. Pengobatan untuk nyeri dada akibat penyakit jantung akan bervariasi tergantung pada kondisi spesifik yang didiagnosis oleh dokter. Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan meliputi: \n\n \n Pemberian obat-obatan untuk melancarkan aliran darah ke jantung atau mengurangi rasa nyeri. \n Penerapan prosedur invasif seperti angioplasti atau pemasangan stent untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat. \n Perubahan gaya hidup, seperti menghentikan kebiasaan merokok, menjalani diet sehat, dan rutin berolahraga. \n Terapi rehabilitasi jantung untuk memulihkan kekuatan jantung setelah serangan atau prosedur. \n \n\n \n\n Kesimpulan: \n\n Nyeri dada akibat penyakit jantung adalah gejala serius yang memerlukan perhatian segera. Penting untuk mengenali gejala-gejala ini dan segera mencari pertolongan medis guna mengurangi risiko komplikasi serius, seperti serangan jantung. Mengadopsi gaya hidup sehat dan menjalani perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko terjadinya nyeri dada akibat penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 22 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pelajari Gejala Serangan Jantung yang Perlu Diwaspadai<\/a><\/h3>
Sudah tahukah anda saat ini serangan jantung tidak memandang umur? Kasus serangan jantung yang menimpa mereka yang masih berusia muda sudah banyak terjadi. \n\n \n\n Menumpuknya lemak pada arteri atau disebut juga aterosklerosis bisa mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ jantung. Plak yang berlebihan bisa mengakibatkan terjadinya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah yang berujung pada serangan jantung, nyeri pada dada atau angina, dan stroke. \n\n \n\n Serangan jantung mendadak sejatinya tidak datang tanpa adanya peringatan terlebih dulu. Gejala-gejala yang jadi pertanda awal serangan jantung itu ada, tapi gejala-gejalanya seringkali tidak beda dengan gejala penyakit lainnya dan mungkin karena itulah banyak dari kita yang mengabaikan. Apa saja gejala-gejala serangan jantung yang tidak boleh diabaikan? Berikut adalah beberapa di antaranya. \n\n \n\n Sesak napas \n\n Jantung punya peran penting dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh sekaligus menyingkirkan karbondioksida dari jaringan sehingga kalau aliran darah ke organ jantung terhambat maka akan berpengaruh pada pernapasan. Saat tiba-tiba merasa terengah-engah dan napas sesak padahal cuma melakukan kegiatan yang biasa saja, ini bisa jadi salah satu tanda serangan jantung. Kalau merasa sesak napas setelah bangun itu juga bisa jadi tanda ada sesuatu yang salah. Walaupun sesak napas mungkin tanda serangan jantung, tidak menutup kemungkinan itu tanda atau gejala penyakit lainnya dan salah satunya adalah asma. \n\n Terasa nyeri di dada, lengan, dan punggung \n\n Rasa nyeri pada dada, lengan, dan punggung juga bisa jadi salah satu gejala serangan jantung. Ketika serangan jantung, sel-sel otot jantung mulai kehabisan oksigen, sehingga otak akan mengirim sinyal rasa sakit melalui sistem saraf. Organ otak mungkin bisa dibingungkan melalui sinyal yang muncul dari lengan (atau bahu, siku, rahang, leher serta punggung bagian atas) karena sistem saraf yang dekat. \n\n Rasa sakit dari gejala serangan jantung ini paling sering berlangsung lebih dari 20 menit. Mungkin rasa sakit akibat gejala serangan jantung ini bisa diatasi dengan obat atau istirahat. Akan tetapi, gejala bisa muncul kembali. \n\n Selain itu, ada pula gejala serangan jantung lainnya yang mesti diwaspadai. Misalnya: \n\n \n \n Kegelisahan \n \n \n Batuk. \n \n \n Pingsan. \n \n \n Sakit kepala ringan dan pusing. \n \n \n Mual dan muntah. \n \n \n Palpitasi (jantung berdetak terlalu cepat atau tidak teratur). \n \n \n Sesak napas. \n \n \n Mengeluarkan banyak keringat. \n \n \n\n Beberapa orang khususnya paruh baya (usia 40 tahunan ke atas), pengidap diabetes, dan wanita, mungkin mengalami sedikit atau tidak mengalami rasa sakit pada bagian dadanya. \n\n Dalam beberapa kasus, mereka mungkin mengalami gejala yang tidak biasa. Contohnya, sesak napas, kelelahan, dan kelemahan. Kondisi ini bisa dibilang sebagai silent heart attack, alias serangan jantung tanpa gejala. \n\n Hal yang perlu ditegaskan, segeralah temui dokter atau nomor telepon darurat ketika mengalami gejala serangan jantung di atas. Ingat, jangan menunggu hingga gejala serangan jantung makin berkembang. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 23 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Telinga Berdenging Tanda Sedang Digosipkan Orang Lain, Tetapi Karena...<\/a><\/h3>
Meskipun tinnitus sering dikaitkan dengan gangguan pendengaran, hal itu tidak menyebabkan gangguan tersebut, dan gangguan pendengaran juga tidak menyebabkan tinnitus. Faktanya, beberapa orang dengan tinnitus tidak mengalami kesulitan mendengar, dan dalam beberapa kasus mereka bahkan menjadi sangat sensitif terhadap suara (hiperakusis) sehingga mereka harus mengambil langkah untuk meredam atau menutupi suara dari luar. Paparan suara keras dalam waktu lama adalah penyebab paling umum dari tinnitus. Hingga 90% orang dengan tinnitus memiliki beberapa tingkat gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan. Kebisingan menyebabkan kerusakan permanen pada saraf pendengaran di koklea, organ berbentuk spiral di telinga bagian dalam atau sering disebut rumah siput. Tukang kayu, pilot, musisi rock, pekerja perbaikan jalan, dan penata taman termasuk di antara mereka yang pekerjaannya berisiko, seperti halnya orang yang bekerja dengan gergaji mesin, senjata api, atau perangkat keras lainnya atau yang berulang kali mendengarkan musik keras. Paparan tunggal terhadap suara yang sangat keras tiba-tiba juga dapat menyebabkan tinnitus. \n\n Kebanyakan orang yang mencari bantuan medis untuk tinnitus mengalaminya sebagai subjektif, suara konstan seperti dering konstan di telinga atau suara berdengung di telinga, dan sebagian besar memiliki beberapa derajat gangguan pendengaran. Hal-hal yang menyebabkan gangguan pendengaran (dan tinnitus) termasuk suara keras, obat-obatan yang merusak saraf di telinga (obat ototoksik), kotoran telinga, masalah telinga tengah (seperti infeksi dan tumor pembuluh darah), dan penuaan. Tinnitus juga bisa menjadi gejala penyakit Meniere, yaitu gangguan mekanisme keseimbangan di telinga bagian dalam. Tinnitus dapat muncul di mana saja di sepanjang jalur pendengaran, dari telinga luar melalui telinga tengah dan dalam ke korteks pendengaran otak, di mana ia diterjemahkan (dalam arti tertentu, dicetak). Salah satu penyebab paling umum dari tinitus adalah kerusakan sel-sel rambut di koklea (lihat "Jalur pendengaran dan tinnitus"). Sel-sel ini membantu mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik pada saraf. Jika jalur atau sirkuit pendengaran di otak tidak menerima sinyal yang mereka harapkan dari koklea, otak pada dasarnya mengkompensasi pada jalur tersebut untuk mendeteksi sinyal - dengan cara yang sama seperti Anda menaikkan volume radio mobil ketika Sahabat Hermina mencoba mencari sinyal stasiun. Kebisingan listrik yang dihasilkan berupa tinnitus — suara bernada tinggi jika gangguan pendengaran berada dalam rentang frekuensi tinggi dan bernada rendah jika berada dalam rentang frekuensi rendah. Tinnitus semacam ini menyerupai ilusi nyeri tungkai pada orang yang diamputasi - otak memproduksi sinyal saraf abnormal untuk mengkompensasi input yang hilang. \n\n Kebanyakan tinnitus adalah "sensorineural," yang berarti bahwa itu disebabkan oleh gangguan pendengaran pada tingkat koklea atau saraf koklea. Tapi tinnitus mungkin berasal dari tempat lain. Tubuh kita biasanya menghasilkan suara (disebut suara somatik) yang biasanya tidak kita sadari karena kita mendengarkan suara eksternal. Apa pun yang menghalangi pendengaran normal dapat membawa suara somatik ke perhatian kita. Misalnya, Sahabat Hermina mungkin mendapatkan suara bising saat kotoran telinga menyumbat telinga luar. Tinnitus yang lama dapatdampak emosional negatif pada Sahabat Hermina, sehingga tidak akan mempengaruhi hidup Sahabat Hermina. Deteksi tinitus sejak dini dapat meningkatkan angka kesembuhan. Sahabat Hermina akan melihat peningkatan dalam tidur Sahabat Hermina, kemampuan untuk berkonsentrasi, depresi dan kecemasan. \n\n Gangguan pada telinga merupakan masalah kesehatan yang serius karena dapat menimbulkan gangguan pendengaran dan komplikasi lainnya, seperti meningitis. Oleh karena itu, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter THT untuk mendapatkan pengobatan yang tepat jika Anda mengalami gejala gangguan pada telinga. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 23 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>