- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 28 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Sering Main HP ? kamu bisa mengidap penyakit ini lho!<\/a><\/h3>
Hallo Sahabat Hermina, segala aktivitas yang melibatkan komunikasi antar keluarga, teman sekolah, rekan bisnis, dan teman kerja dapat dilakukan lewat ponsel. Tidak hanya sebagai sarana komunikasi penting, HP juga berfungsi sebagai hiburan seperti untuk bermain game, mendengarkan lagu, dan membaca. Tak jarang ketika Anda lama bermain handphone, Anda merasakan sakit pada pergelangan tangan, jari, hingga sakit pada lipatan siku. Lalu, adakah solusi sakit tangan karena main HP? \n\n \n\n Mengapa kita tidak boleh terlalu sering mengetik di HP? \n\n Terlalu banyak mengetik dapat menyebabkan peradangan atau tendonitis, yang dapat menyebabkan rasa nyeri, kram, dan berdenyut-denyut di daerah lengan. Rasa nyeri tersebut mungkin akan hilang setelah Anda tidak lagi mengetik atau bermain HP. Rasa sakit tersebut hampir sama dengan sindrom ‘mommy thumb’, sindrom yang biasanya dialami oleh beberapa ibu baru ketika mereka baru mulai sering mengendong bayi. \n\n Pada dewasa muda, rasa sakit ini bisa dikenali sebagai gejala arthritis. Hal ini adalah hasil dari bermain game dan mengirim pesan singkat yang mereka lakukan dari menggunakan ponsel. Gejala dari kegiatan penekanan yang berulang (seperti mengetik) dapat berupa nyeri sendi parah pada jari, pergelangan tangan, siku, leher, punggung, disertai dengan rasa kebas, kaku, kesemutan, panas, dan kehilangan kekuatan. \n\n \n\n Bagaimana cara mengatasi sakit tangan karena main HP? \n\n Rasa sakit atau pegal di tangan mungkin memang tidak bisa dihindari saat main HP, tapi Anda bisa meminimalisir rasa sakit yang muncul tersebut dengan melakukan beberapa latihan peregangan. Hal ini mampu mengurangi gejala awal dan cedera gerakan berulang. Tahan peregangan selama 10 detik dan ulangi gerakan tersebut selama delapan kali. Apa saja yang perlu dilakukan? \n\n \n Satukan kedua telapak tangan Anda dengan cara menyatukan dan mengaitkannya jari jemari. Perlahan, biarkan telapak tangan menjauhi tubuh saat Anda memanjangkan tangan ke depan. Rasakan peregangan ini dari bahu hingga ke jari-jari Anda. \n Sama seperti gerakan pertama, jemari kedua tangan saling bertautan, namun kali ini bawa kedua tangan Anda ke atas kepala. Rasakan peregangan pada tubuh bagian atas dan dari bahu hingga ke tangan. \n Panjangkan tangan di depan Anda, pastikan siku benar-benar lurus. Posisikan telapak tangan menghadap ke bawah, kaitkan kedua tangan, dan bungkukkan tangan ke arah lantai. \n Putarkan telapak telapak tangan ke atas dan regangkan tangan ke atas tubuh Anda. Latihan ini ditujukan meregangkan lengan bawah dan otot pergelangan. \n Buka tangan selebar-lebarnya dan regangkan jari sejauh mungkin \n \n\n \n\n Bagaimana cara mencegah tangan sakit jika Anda sering main HP? \n\n Berikut ini ada beberapa cara yang direkomendasikan untuk menghindari rasa sakit di tangan akibat main HP, seperti: \n\n \n Jangan menekan terlalu keras – meskipun saat ini hampir seluruh layar sudah berganti touch screen, tetap saja hal tersebut dapat menekan saraf. \n Gunakan kuku untuk menggulir tampilan ke bawah daripada menggunakan ibu jari Anda sendiri. \n Jika harus mengirim pesan. Sebaiknya kirim pesan singkat dan jangan mengetik banyak pesan dalam waktu yang bersamaan. Jika Anda terus menerus berkirim pesan, istirahatkan jari dan tangan setiap 15 atau 20 menit. \n Ibu jari Anda terbiasa menjadi fokus utama saat memainkan ponsel. Ketika ibu jari Anda sudah pegal. Anda bisa gunakan alternatif jari lainnya. \n Jangan menggenggam terlalu lama ponsel Anda, ada baiknya taruh di meja, di tempat HP yang bisa disangga – saat ini sudah banyak dijual di pasaran. \n Entah itu aktivitas apa pun yang Anda lakukan, selalu atur postur tubuh yang baik. \n Ketika Anda beristirahat, ada baiknya gunakan untuk berjalan-jalan, meregangkan badan, memutar-mutar, atau melemaskan pergelangan tangan. \n Ketika Anda sedang beristirahat, jauhkan ponsel Anda dari jangkauan. Jangan biarkan kita diperbudak oleh ponsel. \n Hindari tekanan yang membuat bahu dan leher Anda pegal. \n Gunakan fitur voice-to-text jika terdapat pada ponsel Anda, sehingga ketika Anda capek mengetik, jari dan pergelangan tangan dapat beristirahat. \n \n\n \n\n Sahabat Hermina Itulah sedikit informasi mengenai kenapa kita terutama anak-anak tidak boleh terlalu sering memainkan ponsel karena bisa berakibat fatal terhadap Kesehatan anak tersebut. Jangan lupa konsultasikan Kesehatan anada dan keluarga ke Rumah Sakit Hermina Padang secara rutin. Karena RS Hermina Padang memberikan pelayanan yang professional bagi anda dan keluarga. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 24 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
Awas! Ketika Punggung Anda Menjerit Saat Bekerja<\/a><\/h3>
Jika Sahabat Hermina bekerja di kantor dan menghabiskan sebagian besar hari Sahabat Hermina dengan duduk, Sahabat Hermina mungkin tidak asing dengan sakit punggung. Duduk di meja selama delapan jam sehari dapat menyebabkan kekakuan dan ketegangan yang menyebabkan ketidaknyamanan serius saat bekerja. Jika pekerjaan Sahabat Hermina mengharuskan Sahabat Hermina untuk sering memutar atau membungkuk, Sahabat Hermina mungkin berisiko lebih tinggi mengalami sakit punggung. Sekitar 50 - 80 persen orang akan mengalami sakit punggung setidaknya sekali dalam hidup mereka, dan kurun waktu satu sekitar 20 persen orang dewasa menderita sakit punggung. \n\n Proyek Sahabat Hermina saat ini. Telefon kami sahabat Hermina, dan kami pastikan kamu akan siap 24 jam dalam melayani sahabat hermina dan punggung Sahabat Hermina tidak akan ada kendala lagi. \n\n \n\n Penyebab pasti nyeri punggung seringkali tidak jelas, tetapi nyeri punggung lebih sering terjadi pada peran pekerjaan yang melibatkan: \n\n \n Tugas yang berulang - seperti pengepakan barang secara manual \n Tenaga - tenaga kerja manual yang berat, menangani tugas, mendorong menarik atau menyeret beban berat \n Postur - postur yang buruk / canggung seperti membungkuk, membungkuk, berjongkok, meregangkan, memutar dan meraih \n Durasi - periode yang lama dalam satu posisi, misalnya bekerja dengan komputer atau mengemudi jarak jauh atau bekerja saat lelah secara fisik \n Getaran - mengoperasikan alat getaran \n Suhu dingin - bekerja di lingkungan suhu rendah mis. bekerja di luar ruangan saat musim dingin \n \n\n Cara Mengurangi Sakit Punggung di Tempat Kerja \n\n Sakit punggung kantor dapat dicegah dengan menciptakan ergonomi kantor yang tepat dan memperbaiki postur Sahabat Hermina. Mempraktikkan gerakan yang aman juga dapat mencegah sakit punggung sebelum dimulai. Jika sakit punggung benar-benar berkembang, meningkatkan tingkat aktivitas Sahabat Hermina dan menciptakan gaya hidup yang lebih sehat dapat memberikan sedikit kelegaan. Jika Sahabat Hermina ingin mencegah atau mengelola sakit punggung di tempat kerja, pertimbangkan enam tips ini untuk mengurangi sakit punggung kantor. \n\n \n Lihat layar komputer Sahabat Hermina dengan posisi leher lurus. \n Letakkan layar Sahabat Hermina menyamping ke jendela yang terang. \n Letakkan keyboard dan mouse atau touchpad Sahabat Hermina pada ketinggian yang nyaman di depan Anda. \n Bergantian antara mengetik/mousing dan menggunakan input suara. \n Saat duduk, istirahatkan kaki Sahabat Hermina rata di lantai atau penyangga kaki. \n Batasi waktu Sahabat Hermina bekerja di tempat tidur. \n \n\n Sebelum berkonsultasi dengan dokter orthopedi, Sahabat Hermina disarankan mencatat keluhan yang dialami. Mengingat apa yang Sahabat Hermina lakukan sebelum keluhan terasa, apakah Sahabat Hermina mengalami cedera atau tidak. Selain itu, kumpulkan riwayat medis yang lengkap, termasuk riwayat pengobatan atau riwayat penyakit tertentu. Hal ini berguna bagi dokter untuk mendiagnosis penyakit apa yang Sahabat Hermina alami. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 11 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
KANKER TULANG / TUMOR TULANG<\/a><\/h3>
KANKER TULANG / TUMOR TULANG \n\n Oleh dr. Irissandya Dyah Atisuksma, Sp.OT \n\n \n\n Arti kata untuk kanker sendiri adalah suatu bentuk penyakit dimana sel-sel tumbuh secara abnormal (tidak normal), pada pembahasan kali ini adalah sel pada tulang. \n\n \n\n Arti kata untuk tumor adalah suatu jaringan yang abnormal, bisa berupa benjolan, akibat dari pertumbuhan sel yang abnormal, pada pembahasan kali ini adalah benjolan yang berasal dari tulang. \n\n \n\n Tumor tulang dapat dibagi menurut tingkat keparahannya, secara umum dibagi menjadi : \n\n \n Benign atau jinak \n Malignant atau ganas \n \n\n Baik jinak maupun ganas masing-masing mempunyai tingkat derajat keparahan berdasarkan aktivitas sel tumor dan ukurannya. \n\n \n\n Selain dibagi berdasarkan tingkat keparahannya, tumor tulang juga dibagi berdasarkan usia, gambaran radiologi, lokasi, dan histologi (gambaran struktur jaringan yang dilihat secara miskroskopis) \n\n \n\n \n\n \n\n https://epomedicine.com/medical-students/primary-bone-tumors-systematic-pathology/ \n\n Gambar di atas merupakan ringkasan dari contoh-contoh jenis kanker/tumor tulang pada tulang panjang. \n\n \n\n Beberapa tanda dan gejala pada kanker/tumor tulang adalah, \n\n \n Mudah lelah yang berlebihan \n Teraba benjolan pada tulang \n Bengkak \n Nyeri hebat dari tulang \n Fracture (patah tulang) yang diakibatkan dari cedera ringan atau tanpa cedera \n Penurunan berat badan secara drastis \n \n\n \n\n Apakah bisa kanker/tumor tulang dilakukan deteksi dini? \n\n Untuk saat ini, belum ada rekomendasi deteksi dini untuk kanker/tumor tulang pada orang yang diketahui tidak memiliki risiko. Orang yang disebut memiliki risiko adalah yang ditemukan tanda dan gejala yang telah disebutkan di atas. \n\n \n\n Namun, kanker/tumor tulang dapat dideteksi sedini mungkin pada tahap awal sebelum sel-sel kanker menyebar ke bagian tubuh lainnya. Sehingga, sangat penting untuk diperhatikan bila terdapat benjolan pada tulang, terdapat bengkak, dan nyeri hebat pada tulang untuk segera memeriksakan diri ke dokter orthopaedi dan TIDAK melakukan tindakan-tindakan di luar rekomendasi medis seperti pemijatan pada area yang sakit atau bengkak. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 22 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Selamatkan Hari tuamu dari osteoporosis!<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina banyak di antara kita yang rentan terkena penyakit osteoporosis terutama setelah berusia 40 tahun ke atas. \n\n Pengertian Osteoporosis \n\n Osteoporosis adalah penyakit ketika tulang secara perlahan kehilangan kepadatannya, sehingga menjadi lemah dan rentan akan fraktur (patah tulang). Osteoporosis paling sering menyebabkan fraktur di panggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan. \n\n Gejala Osteoporosis \n\n Osteoporosis dikenal sebagai penyakit sunyi atau silent disease, sebab pengidap tidak merasakan gejala apapun sampai kecelakaan seperti terpeleset atau jatuh menyebabkan patah tulang. \n\n Penyebab dan Faktor Risiko Osteoporosis \n\n Faktor risiko osteoporosis meliputi banyak kondisi, di antaranya bisa dimodifikasi dan sebagian lainnya tidak dapat dimodifikasi. \n\n Faktor risiko yang dapat dimodifikasi: \n\n \n Hormon seks. Kadar estrogen yang rendah berkaitan dengan siklus menstruasi yang bolong-bolong maupun menopause dapat menyebabkan osteoporosis pada perempuan. Sedangkan pada laki-laki, kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan osteoporosis. Hal ini dapat dimodifikasi dengan perubahan pola makan dan juga terapi hormonal. \n Anoreksia nervosa. Pada anoreksia nervosa, tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang seharusnya, sehingga kekurangan komponen yang dibutuhkan untuk menjaga kepadatan tulang \n Konsumsi kalsium dan vitamin D yang kurang dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh. \n Penggunaan obat-obatan tertentu \n Kurangnya aktivitas fisik \n Merokok \n Alkohol \n \n\n Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi: \n\n \n Jenis kelamin. Perempuan lebih rentan mengalami osteoporosis daripada pria \n Usia. Sebagai penyakit degeneratif, osteoporosis menyerang individu dengan usia lanjut sekitar 40 tahun ke atas \n Ukuran tubuh yang kecil dan kurus pada perempuan \n Perempuan dengan etnis Kaukasia dan Asia memiliki risiko paling tinggi dibanding perempuan Hispanik dan kulit hitam \n Riwayat keluarga dengan osteoporosis \n \n\n Diagnosis Osteoporosis \n\n Diagnosis osteoporosis biasanya dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat medis lengkap dan melakukan pemeriksaan fisik, rontgen tulang, densitometri tulang, dan tes laboratorium khusus. Jika dokter mendiagnosis massa tulang yang rendah, dia mungkin ingin melakukan tes tambahan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang dapat menyebabkan keropos tulang, termasuk osteomalasia (penyakit tulang metabolik yang ditandai oleh mineralisasi tulang yang abnormal) atau hiperparatiroidisme (aktivitas berlebihan kelenjar paratiroid). \n\n Densitometri tulang biasanya dilakukan pada wanita yang menginjak usia menopause. Beberapa jenis densitometri tulang digunakan untuk mendeteksi keropos tulang di berbagai area tubuh. Dual-energi x-ray absorptiometry (DEXA) adalah salah satu metode yang paling akurat, tetapi teknik lain juga dapat mengidentifikasi osteoporosis, termasuk photon absorptiometry tunggal (SPA), computed tomography kuantitatif (QCT), absorptiometri radiografi, dan USG. Dokter dapat menentukan metode mana yang paling cocok untuk pengidap. \n\n Penanganan Osteoporosis \n\n Perawatan untuk osteoporosis meliputi: \n\n \n Diet seimbang kaya kalsium dan vitamin D \n Rencana latihan \n Gaya hidup yang sehat \n Obat-obatan, jika diperlukan. (terapi penggantian estrogen, modulator reseptor estrogen selektif, kalsitonin, dan bifosfonat.) \n \n\n Sahabat Hermina itulah informasi seputar osteoporosis, semoga dapat menambah pengetahuan sahabat Hermina seputar penyakit osteoporosis dan sahabat Hermina bisa melakukan pencegahan sedini mungkin. Salam sehat sahabat Hermina. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 13 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
Operasi Tulang Belakang<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, operasi tulang belakang merupakan prosedur pembedahan tulang belakang yang bertujuan untuk mengobati nyeri tulang belakang, serta keluhan lain seperti nyeri menjalar pada lengan atau tungkai akibat masalah saraf tulang belakang. \n\n Pada umumnya, operasi tulang belakang dilakukan sesuai dengan indikasi. Jika pengobatan konservatif (tanpa operasi) gagal maka operasi tulang belakang adalah prosedur yang harus dilakukan. \n\n Persiapan Operasi Tulang Belakang \n\n Persiapan operasi merupakan prosedur yang harus dilakukan sebelum operasi. Beberapa prosedur yang harus dilakukan antara lain adalah pemeriksaan laboratorium, rontgen thorax (dada), konsultasi dokter lain jika terdapat morbiditas atau penyakit sebelum nya (jantung, penyakit dalam dan anestesi). \n\n Beritahu dokter atau tenaga medis lainnya bila pasien memiliki kondisi berikut: \n\n \n Sedang mengonsumsi obat-obatan, vitamin, atau suplemen. \n Sedang hamil \n Memiliki alergi terhadap obat-obatan, anestesi (obat bius), lateks, atau plester. \n \n\n Sebelum operasi, dokter mungkin akan meminta pasien untuk: \n\n \n Stop obat pengencer darah seperti aspirin. \n Puasa selama 8 jam sebelum operasi. \n \n\n Prosedur Operasi Tulang Belakang \n\n \n Pasien berganti pakaian dengan pakaian khusus operasi serta melepaskan perhiasan yang dipakai. \n Saat dikamar operasi dilakukan pembiusan total sehingga pasien tidak sadar selama operasi tulang belakang dilakukan, dan diposisikan sesuai dengan jenis operasi. \n Insisi atau irisan kulit pada tulang belakang sesuai dengan lokasi penyakit (leher, punggung, atau pinggang) dan ukuran insisis sesuai dengan kebutuhan. \n Setelan insisi, beberapa prosedur operasi tulang belakang dilakukan diantaranya adalah dekompresi, stabilisasi tulang belakang dan fusi tulang belakang. \n \n\n \n Dekompresi adalah prosedur yang bertujuan untuk menghilangkan tekanan atau jepitan (kompresi) saraf, dengan cara membuang segmen tulang/laminectomy ataupun ligamentum flavum sehingga saraf terbebas dari tekanan/jepitan. \n Stabilasi adalah prosedur pemasangan implant pada tulang belakang yang bertujuan menstabilkan tulang setelah dilakukan dekompresi atau terdapat kerusakan tulang belakang yang menyebabkan nyeri tulang belakang. \n Fusi tulang belakang adalah prosedur penggabungan satu atau dua segmen tulang belakang dengan memberikan donor tulang (bone graft) pada tulang belakang. \n \n\n \n Setelah prosedur operasi selesai, luka operasi ditutup dengan jahitan dan perban steril. \n \n\n Setelah Operasi Tulang Belakang \n\n Beberapa hal yang dilakukan antara lain: \n\n \n Pasien akan dibawa ke ruang pemulihan pasca-operasi, sampai keadaan stabil. \n Jika sudah stabil akan dilakukan perawatan di ruang rawat inap dan fisioterapi. \n Pasien dapat pulang pada beberapa hari pasca-operasi dan kondisi pasien baik. \n Konsultasikan kepada dokter terkait aktivitas yang harus dihindari pasca-operasi. \n Konsumsi obat-obatan paska operasi antara lain antibiotik, antinyeri, dan vitamin. \n Awasi tanda-tanda infeksi luka operasi seperti kemerahan, bengkak, nyeri, bernanah, demam. \n Kontrol pasca-operasi. \n \n\n Hal yang terpenting, selalu konsultasikan ke dokter untuk mengetahui pengobatan yang sesuai dan tepat untuk mengatasi nyeri pada tulang belakang. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 24 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
Atasi Nyeri Tulang Belakang<\/a><\/h3>
Nyeri tulang belakang adalah nyeri yang dapat terjadi pada seluruh ruas tulang belakang seperti pada leher, punggung, pinggang, dan tulang ekor. Nyeri tulang belakang sering dikaitkan dengan pemilihan posisi duduk yang salah, akibat aktivitas atau angkat berat, atau karena posisi tidur yang tidak baik. Gejala yang dirasakan selain tulang belakang sakit, dapat berupa nyeri yang menjalar dari leher atau pinggang ke lengan atau kaki, kesemutan, kebas atau mati rasa pada lengan dan tungkai, serta adanya kelemahan anggota gerak atas dan bawah. \n\n \n\n Nyeri tulang belakang bisa terjadi di salah satu area spesifik pada tulang belakang atau di sepanjang ruas punggung. Nyeri bisa bersifat akut yang terjadi secara tiba-tiba karena cedera atau aktivitas berlebihan, nyeri tersebut bisa sembuh atau menetap (kronis). \n\n \n\n \n\n Tanda Nyeri Tulang Belakang \n\n \n\n Secara umum, berikut adalah tanda-tanda yang bisa dirasakan ketika tulang belakang sakit: \n\n \n Nyeri tulang belakang (leher, punggung, pinggang dan tulang ekor) \n Nyeri menjalar dari leher dan pinggang ke tangan atau kaki \n Kesemutan atau mati rasa \n Kelemahan pada tangan \n Postur tubuh terlihat tidak normal \n Terjadi kejang otot saat beraktivitas atau beristihat \n \n\n \n\n \n\n Apa Penyebab Nyeri Tulang Belakang? \n\n \n\n Nyeri tulang belakang umum terjadi akibat trauma atau cedera mendadak maupun penggunaan berlebihan dalam jangka waktu panjang. Hal ini membuat serat-serat otot (ligamen) meregang secara abnormal sehingga mungkin kram, menegang, terpelintir, atau sobek. Penyebab nyeri tulang belakang diantaranya: \n\n \n\n - Saraf terjepit (HNP dan Stenosis) \n\n Saraf terjepit pada bagian belakang menyebabkan nyeri menjalar ke lengan atau kaki, disertai dengan rasa kesemutan dan rasa tidak nyaman. \n\n \n\n - Infeksi tulang belakang (TBC tulang belakang/Spondylitis TB) \n\n Spondylitis TB adalah infeksi kuman tuberkulosa pada tulang belakang yang banyak terjadi. Gejala awal diawali dengan nyeri tulang belakang. Jika tidak dilakukan pengobatan bisa menyebabkan komplikasi berupa kelumpuhan akibat kerusakan tulang belakang dan saraf. \n\n \n\n - Kelainan bentuk tulang belakang (Scoliosis/ Kifosis) \n\n Bentuk tulang belakang yang normal adalah sejajar lurus ke bawah dan sedikit melengkung. Lengkungan alami ini membantu menopang postur dan menyeimbangkan tubuh Anda. Namun, ketika lengkungannya sangat ekstrem atau bahkan sampai membuatnya bengkok, ini adalah pertanda adanya kelainan pada tulang belakang, seperti lordosis, kifosis, atau skoliosis. Kelainan bentuk ini akan memberi tekanan yang berlebih pada ruas-ruas tulang belakang dan cakramnya, sehingga menyebabkan nyeri. \n\n \n\n - Trauma/ jatuh \n\n Cedera fisik yang menyebabkan patah tulang belakang bisa menimbulkan nyeri. \n\n \n\n - Osteoporosis \n\n Risiko patah tulang juga dapat meningkat akibat kondisi medis tertentu, seperti osteoporosis yang dapat membuat tulang melemah dan rapuh. \n\n \n\n \n\n Bagaiamana Cara Mengatasinya? \n\n \n\n Diperlukan pemeriksaan fisik dan penunjang untuk menentukan penyebab nyeri tulang belakang seperti rontgen dan MRI tulang belakang. Penanganan nyeri tulang belakang tergantung pada penyebabnya. Jadi, periksakan diri Anda sedini mungkin jika memiliki tanda-tanda nyeri tulang belakang. \n\n \n\n \n\n Hal yang terpenting, selalu konsultasikan ke dokter untuk mengetahui pengobatan yang sesuai dan tepat untuk mengatasi nyeri pada tulang belakang. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 18 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Clubfoot atau Kaki Bengkok pada Bayi<\/a><\/h3>
Clubfoot adalah suatu penyakit atau kecacatan bawaan dari kaki yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Clubfoot sendiri merupakan kelainan yang biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir, yaitu ketika kaki bayi bengkok ke dalam dari bentuk atau posisi yang normal. Clubfoot pada bayi sebenarnya dianjurkan untuk ditangani sedini mungkin sehingga tidak menghambat pertumbuhan bayi \n\n \n\n Bayi yang mengalami clubfoot memiliki gejala yang khas, yaitu kaki yang bengkok ke bawah dan ke dalam dengan telapak kaki saling berhadapan. Pada kasus ini, jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang (tendon) lebih pendek dari biasanya. Kaki cenderung menekuk. Tingkat keparahan clubfoot pada tiap bayi pengidap bisa berbeda–beda. \n\n \n\n \n\n Apa Penyebab Clubfoot? \n\n \n\n Penyebab dari clubfoot adalah kelainan genetik yang menyebabkan kekakuan otot dan tendon bagian dalam kaki sehingga tendon menjadi pendek dan menarik kaki ke arah dalam \n\n \n\n \n\n Bagaimana Gejala Penderita Clubfoot? \n\n \n\n Otot betis yang terasa lebih lemah, punggung kaki bengkok ke bawah dan biasanya kaki clubfoot lebih pendek dari kaki satunya. Bayi yang lahir dengan kondisi clubfoot, biasanya tidak memiliki masalah kesehatan tambahan. Tingkat keberhasilan untuk perbaikan clubfoot cukup tinggi. Setelah menjalani pembedahan, anak disarankan untuk melakukan aktivitas fisik ringan dan menjalani kehidupan normal. \n\n \n\n Jika tidak mendapatkan perawatan, anak-anak dengan clubfoot tidak akan bisa berjalan normal dan mengakibatkan kecacatan. \n\n \n\n \n\n Bagaimana Cara Pengobatan Penderita Clubfoot? \n\n \n\n Ada beberapa cara untuk mengobati atau mengatasi clubfoot, yaitu: \n\n \n\n 1. Pemasangan Gips \n\n Tindakan pemasangan gips ini bertujuan untuk memposisikan bentuk kaki menjadi bentuk yang benar. Dokter akan memberikan gips pertama pada satu atau dua minggu setelah bayi lahir. Sebagian besar bayi akan memakai serangkaian 5 hingga 7 gips selama beberapa minggu atau bulan supaya kondisinya membaik. \n\n \n\n 2. Melakukan Pembedahan Kecil \n\n Melakukan prosedur bedah kecil untuk memperpanjang tendon. Dokter dapat memperpanjang atau memposisikan tendon dan ligamen untuk membantu dan memudahkan kaki ke posisi yang lebih baik. Setelah dilakukan pembedahan, anak akan diberikan alat bantu selama setahun, agar clubfoot tidak kembali lagi. \n\n \n\n 3. Menggunakan Sepatu Khusus pada Si Kecil \n\n Menggunakan sepatu khusus atau disebut juga bracing, metode ini diaplikasikan apabila clubfoot kembali terjadi pada bayi meski kaki sudah terlihat normal. \n\n \n\n \n\n Kapan Harus Ke Dokter? \n\n \n\n Orangtua harus tahu bahwa clubfoot yang terjadi pada Si Kecil bukanlah kondisi yang menyakitkan. Sebagian besar kasus ini dapat disembuhkan ketika anak masih bayi. Perawatan harus dilakukan ketika bayi berusia satu atau dua minggu. \n\n \n\n Jika Anda melihat gejala Clubfoot pada buah hati dan ingin mengetahui lebih dalam tentang prosedur yang tepat untuk menangani bayi dengan clubfoot, Anda dapat berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Orthopedi di RSU Hermina Medan. \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Karawang<\/a><\/li>
- 30 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Nyeri Punggung dan Cara Mengatasinya<\/a><\/h3>
Nyeri punggung bagian bawah atau low back pain adalah kondisi nyeri yang dirasakan pada tulang punggung hingga ke paha dan bokong bahkan bisa menjalar ke bagian kaki. Keluhan nyeri ini merupakan keluhan yang sering dirasakan oleh semua orang. Rasa nyeri ini timbul karena terjadi tekanan pada saraf sehingga menyebabkan terjepitnya saraf. Nyeri Punggung bawah dapat menyebabkan aktifitas sehari hari terhambat, sehingga produktivitas kita menjadi menurun. \n\n \n\n Ada beberapa ciri ciri nyeri punggung bawah, yaitu: \n\n \n Punggung terasa sangat sakit \n Saat duduk terasa sakit \n Nyeri punggung setelah mengangkat sesuatu \n Nyeri otot \n \n\n \n\n Penyebab terjadinya nyeri punggung bagian bawah di antaranya adalah sebagai berikut: \n\n - Seringnya mengangkat beban berat \n\n Jika kita sering mengangkat beban yan terlalu berat, akan beresiko terkena nyeri punggung bagian bawah. Hal ini terjadi karena salah posisi saat mengangkat sesuatu yang berat, sehingga akibatnya urat saraf pinggang kita tertarik sehingga terjadi nyeri punggung. \n\n \n\n - Terlalu banyak beraktivitas \n\n Terlalu banyak beraktivitas membuat badan terasa letih sehingga dapat menimbukan nyeri pada punggung bagian bawah. \n\n \n\n - Cedera setelah terjatuh \n\n Ketika terjatuh dan salah posisi, sangat beresiko terjadinya nyeri punggung bagian bawah. \n\n \n\n - Pengeroposan tulang belakang \n\n Kelainan bentuk tulang belakang dapat menyebabkan saraf tertekan sehhingga menimbulkan rasa nyeri. \n\n \n\n \n\n Selain karena penyebab tersebut, nyeri punggung bagian bawah sangat rentan muncul pada orang yang: \n\n \n Jarang berolahraga \n Sering memakai sepatu hak tinggi \n Sering mengangkat beban yang berlebihan \n Memiliki berat badan yang berlebihan \n Salah posisi saat tertidur \n \n\n \n\n \n\n Untuk mengatasi nyeri punggung bagian bawah, Sahabat Hermina dapat melakukan cara berikut: \n\n \n\n - Memakai korset \n\n Jika duduk terlalu lama seperti sedang menyertir jarak jauh, dianjurkan untuk memakai korset agar terhindar dari nyeri punggung. \n\n \n\n - Rutin berolahraga \n\n Jenis olahraga yang dianjurkan untuk nyeri punggung bagian bawah adalah jogging (lari santai), berenang dan yoga. \n\n \n\n - Perbaiki posisi tidur \n\n Saat tertidur disarankan untuk mengangkat kaki lebih tinggi. \n\n \n\n - Selalu tegap \n\n Usahakan postur tubuh agar sealu tegap saat duduk maupun beridiri karena dapat mengurangi tekanan pada tulang belakang. \n\n \n\n - Jangan mengangkat beban terlalu berat \n\n Disarankan untuk jangan mengangkat beban yang terlalu berat karena akan memicu nyeri pada punggung dan apabila terjadi nyeri selama terus menerus, dapat berakibat fatal. \n\n \n\n \n\n Apabila nyeri pada punggung masih terasa secara terus menerus baiknya langsung periksakan diri Anda ke dokter spesialis bedah terdekat. Setelah pemeriksaan dilakukan, dokter akan melakukan pemeriksaan mulai dari pemeriksaan fisik, CT Scan, MRI dan foto rontgen. Jika rasa nyeri pada punggung bawah sudah terasa sangat sakit, tatalaksana terakhir yang harus diambil adalah tindakan operasi. Ada berbagai macam tindakan operasi tergantung tingkat nyeri punggung bagian bawah yang diderita. \n\n \n\n Agar tidak terkena nyeri punggung, sebaiknya kita dapat mencegah dengan olahraga secara teratur dengan porsi yang cukup atau tidak berlebihan. Kurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak. Diharapkan setelah melakukan upaya pencegahan tersebut, kita dapat terhindar dari nyeri punggung bagian bawah. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 08 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Dislokasi Sendi dan Mencegah Komplikasi Buruk pada Kasus Patah Tulang <\/a><\/h3>
\n \n Dislokasi sendi, seringkali dikenal sebagai suatu kondisi terlepasnya sebuah artikulasi pada bagian anggota gerak tubuh. \n\n \n\n \n\n \n\n Kondisi terlepasnya suatu artikulasi di anggota gerak tubuh sering kita kenal dengan nama dislokasi. Kasus yang terjadi pada keadaan ini selalu seringkali disebabkan oleh karena riwayat trauma atau benturan pada anggota pergerakan tubuh. \n\n \n\n Persendiaan pada anggota gerak yang sering kali mengalami dislokasi adalah sendi bahu, sendi panggul, dan sendi siku. Mekanisme trauma yang terjadi pun dapat membedakan jenis dan tipe dislokasi yang dihasilkan. Dalam hal ini sangat penting diperhatikan keterangan mengenai waktu trauma, mekanisme trauma dan juga posisi yang tampak terlihat dari anggota gerak tersebut pasca trauma. \n\n \n\n \n\n Penanganan Pertama Kasus Dislokasi \n\n \n\n Kasus ini termasuk kasus kegawatdaruratan, karena kasus ini sering kali berhubungan dengan gangguan vaskularisasi (pembuluh darah) dan penjepitan persarafan. \n\n \n\n Untuk penanganan pertama pada kasus dislokasi sendi yang sangat penting diperhatikan adalah mengutamakan immobilisasi anggota gerak selama proses transport ke rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas dokter spesialis bedah tulang (orthopedic surgeon). Dalam hal ini immobilisasi anggota gerak dapat menggunakan bidai ataupun karton dan kayu yg dijadikan sebagai bahan splinting (penyangga) pada anggota gerak yang mengalami cedera. \n\n \n\n Hal penting lainnya adalah timing (waktu penanganan) yang diharapkan kurang dari golden period (masa kritis) sampai dengan penderita mendapatkan penanganan reduksi oleh ahli Orthopedic di kamar tindakan dengan anestesi umum. Hal ini penting, karena penderita harus dalam keadaan pembiusan pada proses manuver reposisi sendi, agar menghilangkan nyeri dan merelaksasi jaringan lunak atau otot di sekitar persendian agar mempermudah dalam proses reposisi sendi. \n\n \n\n \n\n Komplikasi Patah Tulang \n\n \n\n \n\n Penanganan baik medis dan nonmedis pada kasus patah tulang bila tidak ditangani dengan prosedur yang baik dan benar akan menimbulkan sebuah komplikasi yang akan membawa kasus patah tulang tersebut menjadi semakin sulit dan berbahaya bagi keselamatan pasien. Patut diketahui langkah awal dalam mendeteksi dan mengetahui gejala pada kasus ini. Dimana kasus ini sering kali muncul dari kasus kasus kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja. \n\n \n\n \n\n \n\n Penanganan terapi patah tulang sendiri dapat dilakukan secara conservative (non operatif) dan operatif. \n\n \n\n \n\n \n\n Tanda-tanda Klinis Patah Tulang \n\n \n\n Tanda awal yang dapat diketahui pada kasus patah tulang akibat trauma antara lain: \n\n \n Keluhan nyeri pada daerah anggota tubuh yang mengalami trauma, pembengkakan, memar, angulasi/bengkok \n Tidak dapat menggerakan anggota tubuh, ditemukan adanya krepita, aliran pembuluh darah tepi yang menurun, rasa tebal dan kebas akibat dari penurunan sensasi pada anggota tubuh yang mengalami trauma. \n \n\n \n\n Derajat Keluhan Patah Tulang \n\n \n\n Kasus patah tulang dibagi menurut jenisnya menjadi; \n\n \n Patah tulang tertutup \n Patah tulang terbuka (disertai luka), sesuai derajatnya: \n \n\n \n Grade 1, luka terbuka ringan <1cm dengan perdarahan minimal dan simple fracture pattern \n Grade 2, luka terbuka sedang >1cm disertai perdarahan dan moderate fracture pattern \n Grade 3, luka terbuka besar, disertai perdarahan hebat dan gangguan vaskuler tepi sampai ditemukannya bone loss \n \n\n \n\n \n\n Mencegah Komplikasi \n\n \n\n Dalam mencegah perburukan yang akan terjadi pada kasus- kasus patah tulang yang paling penting adalah menangani kasus per kasus secara individual dan tidak melakukan manipulasi berlebihan yang dapat memperburuk keadaan (do no harm). \n\n \n\n Perlu diperhatikan mekanisme injury dan keluhan yang paling dirasakan oleh pasien tersebut. Langkah awal adalah memberikan antinyeri (pain management) dan antibiotik profilaksis pada kasus patah tulang dengan luka terbuka. Tindak lanjut penanganan kasus ini adalah dengan proses pembidaian anggota gerak pada posisinya serta yang harus diingat proses pembidaian tidak boleh terlalu kuat dan ketat sehingga dapat mengancam gangguan peredaran darah ke bagian tepi dari anggota gerak yang bertujuan mencegah munculnya kematian jaringan. \n\n \n\n Hal lainnya yang tidak kalah penting adalah melakukan kontrol perdarahan dan memonitor cappilary refill pada ujung anggota gerak bagian bawah (distal). Setelah hal ini ditangani maka perlu tindak lanjut dalam transportasi pasien tersebut ke fasilitas kesehatan terdekat, guna mendapatkan penanganan medis dan juga rujukan ke instansi kesehatan yg memiliki instalasi gawat darurat serta spesialis bedah tulang sebagai decision maker therapy. \n\n \n\n Untuk hal yang perlu di ingat, sekali lagi tidak diperkenankan memanipulasi trauma dengan cara diurut ataupun dipijat, hal ini selain akan meningkatkan penderitaan pasien juga dapat menghasilkan pergeseran pada tulang yang patah semakin besar yang akan berpengaruh pada keputusan terapi nantinya. Maka sangat diperlukan adanya pemeriksaan lanjutan berupa imaging dari anggota gerak yang mengalami trauma sehingga dapat membantu pemilihan tindak terapi. \n\n \n\n \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 13 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Osteoarthritis<\/a><\/h3>
Osteoatrhritis (OA) adalah ketika terjadinya penipisan dan kerusakan dari tulang rawan sendi yang biasanya disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada pinggiran atau tepi sendi yang dikenal dengan istilah osteofit. Penyakit ini oleh masyarakat sering disalah artikan dengan osteoporosis. Osteoporosis adalah suatu penyakit ketika terjadi penurunan kepadatan tulang atau dikenal dengan istilah pengeroposan tulang. Jadi sangat berbeda antara penyakit osteoarthritis dengan osteoporosis. \n\n Penyebab terjadinya OA antara lain usia tua (>50 tahun), genetik/keturunan, trauma/cedera sendi sebelumnya, kelainan peradangan sendi sebelumnya, kelainan bawaan bentuk sendi, peningkatan tekanan mekanik pada sendi berlebihan yang terus menerus, dan sebagainya. \n\n OA bisa mengenai semua jenis sendi di tubuh, baik pada wanita ataupun pria. Namun, wanita lebih mungkin terkena OA dibanding pria. OA lebih sering mengenai sendi jari, sendi panggul, sendi lutut dan tulang belakang dibandingkan dengan sendi siku, sendi pergelangan tangan dan sendi pergelangan kaki. \n\n Faktor resiko terjadinya OA antara lain pada pasien pasien dengan kelainan bawaan bentuk sendi, trauma/cedera sendi, aktifitas atau pekerjaan yang menimbulkan tekanan berulang dan terus menerus pada sendi (naik–turun tangga, dan lainnya), obesitas (kegemukan), dan sebagainya. \n\n Gejala yang bisa ditimbulkan oleh OA seperti nyeri (meningkat bila beraktifitas dan berkurang bila diistirahatkan), kaku sendi, bengkak, deformitas (kelainan bentuk sendi), keterbatasan gerakan/gangguan fungsi sendi \n\n \n\n \n\n Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada penanganan pasien OA, yaitu sendi yang terkena, tingkatan/derajat OA nya, tingkat keparahan gejala yang terjadi, usia pasien dan kebutuhan fungsi sendi yang diperlukan oleh pasien tersebut. \n\n Pada terapi fase awal antara lain: \n\n 1. Physical therapy \n\n Bisa dilakukan dengan fisioterapi yang bertujuan untuk mempertahankan mobilitas pergerakan sendi dan memperkuat otot–otot sekitar sendi. \n\n 2. Load reduction \n\n Melindungi sendi dengan mengurangi beban atau tekanan mekanik terhadap sendi yang mengalami OA, sehingga bisa memperlambat kerusakan sendi yang terjadi dan bahkan bisa mengurangi rasa nyeri. Hal ini bisa dilakukan diantarannya dengan menurunkan berat badan pada pasien yang obesitas, menggunakan sepatu yang elastis/empuk, menghindari aktifitas naik – turun tangga atau menggunakan tongkat. \n\n 3. Obat antinyeri \n\n Obat antinyeri sangat diperlukan untuk keberlangsungan aktifitas sendi berdasarkan derajat nyeri yang dirasakan dan tidak boleh dikonsumsi seumur hidup dan terus menerus. \n\n \n\n Pada terapi fase menengah: \n\n 1. Suntikan ke dalam sendi lutut \n\n \n Suntikan kortikosteroid (obat antiradang): obat ini dapat digunakan pada keadaan sendi yang sedang meradang dan bengkak. Dokter akan menyuntikan obat ini setelah mengeluarkan terlebih dahulu cairan berlebihan dari sendi yang bengkak, fungsinya sebagai antiradang. Penggunaan obat ini juga harus hati-hati, maksimal 3 kali dalam setahun. Karena jika terlalu sering, dapat berakibat kerusakan pada sendi itu sendiri \n Suntikan hyaluronat (cairan sendi): obat ini diberikan dalam bentuk suntikan langsung ke dalam rongga sendi lutut, berfungsi sebagai pelumas dan menambah cairan sendi. Penggunaannya harus hati-hati dan hanya boleh dilakukan oleh dokter bedah tulang yang ahli dalam menyuntikannya, karena jika tidak tepat maka akan berbahaya bagi pasiennya. Penyuntikan bisa dilakukan satu kali atau beberapa kali, tergantung jenis obat yang digunakan \n \n\n 2. Artroscopy (teropong sendi lutut): memasukan alat teropong kamera kedalam sendi lutut untuk melihat kondisi sendi sehingga bisa dilakukan tindakan berdasarkan temuan di dalam sendi. \n\n \n\n Pada terapi fase terakhir: \n\n Tindakan ini dilakukan pada beberapa kondisi sendi pasien, yaitu sendi yang sudah rusak secara progresif, nyeri yang meningkat terus menerus dan sudah terjadi kelainan bentuk sendi. Maka dilakukan tindakan operasi, antara lain: \n\n a. Realignment osteotomy (Pemotongan tulang) \n\n Dilakukan pemotongan sebagian pada tulang sekitar sendi dengan tujuan untuk mengembalikan bentuk sendi ke posisi normal. \n\n b. Joint Replacement (Ganti sendi) \n\n Dilakukan operasi penggantian sendi yang rusak dengan sendi yang baru berupa bahan metal atau sejenisnya. \n\n c. Arthrodesis (Menyatukan sendi) \n\n Dilakukan operasi dengan menyatukan sendi yang rusak pada posisi anatomis, sehingga pasien tidak nyeri lagi, dengan konsekuensi sendi tidak dapat digerakkan kembali. Biasanya dilakukan pada sendi-sendi kecil. \n\n \n\n \n\n \n\n Operasi ganti sendi umumnya memerlukan waktu operasi yang tidak lama, karena menggunakan teknologi penggantian sendi yang ringkas dan lebih presisi. Waktu pemulihan pasca operasi berakhir antara 3-5 hari, bergantung pada kondisi pasien. Jika Sahabat Hermina mengalami keluhan terhadap sendi bisa langsung di konsultasikan ke dokter agar dapat segera diberi penanganan yang tepat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 04 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Gejala Osteoarthritis dan Pengobatannya<\/a><\/h3>
Tubuh manusia mempunyai komponen penting yang memungkinkan untuk bergerak dan berpindah tempat. Gerakan diawali kerjasama yang harmonis antar organ tubuh jantung sebagai pemompa darah ke otak sebagai pengatur ritme dan tonus panca indera sebagai penerima rangsangan lingkungan, otot, tulang dan sendi sebagai penggeraknya serta beberapa organ lain. \n\n Tulang dan sendi merupakan bagian tubuh yang sangat penting untuk begerak keduanya merupakan komponen vital saat bergerak, berjalan atau berlari, serta memobilisasi tubuh kita dari satu tempat ke tempat yang lain. Permasalahan pada tulang dan sendi akan sangat mengganggu mobilitas Anda dan dapat mengurangi kualitas hidup secara signifikan. \n\n Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu permasalahan pada tulang rawan yang diakibatkan oleh faktor degeneratif atau penuaan. Masyarakat sering menyebutnya sebagai pengapuran sendi. Pada sendi yang sehat, tulang rawannya masih tebal dan halus, berbeda dengan OA, ketika tulang rawannya mulai kasar dan/atau menipis, bahkan hilang. Kondisi tersebut mengakibatkan gerakan sendi yang tidak mulus lagi. \n\n Gejala utama OA adalah nyeri, terutama dirasakan saat beraktifitas, seperti berjalan jauh atau berdiri lama. Selain sendi lutut, OA sering juga terjadi pada sendi panggul. Pada umumnya, OA disebabkan oleh pembebanan sendi yang berlebihan dalam jangka waktu lama, misalnya karena obesitas. \n\n Secara umum, ada 2 derajat atau tingkat keparahan OA, yaitu derajat ringan dan berat. \n\n - Pada OA derajat ringan seringkali ditandai dengan nyeri lutut terutama saat atau setelah beraktifitas. Pada foto ronsen didapatkan gambaran osteofit dengan celah sendi yang masih baik. Hal ini menandakan bahwa tulang rawan sendi masih cukup tebal walaupun permukaannya sudah tidak halus lagi. \n\n - Sedangkan pada OA derajat berat, nyeri lutut akan dirasakan lebih berat, dan dapat diamati adanya pembengkokan lutut. Pada foto ronsen ditemukan osteofit yang lebih besar, dengan celah sendi yang menipis atau bahkan hilang. \n\n Pengobatan OA sangat bervariatif, tergantung derajat keparahannya, dengan tujuan utama menghilangkan nyeri dan meningkatkan fungsi sendi lutut. Mulai dari memodifikasi aktifitas sehari-hari, latihan dan obat-obatan khusus, sampai ke tahap operasi. Nyeri sendi karena OA memang sangat mengganggu dan dapat mengurangi kualitas hidup, sehingga memerlukan penanganan yang tepat untuk mengatasinya. \n\n Klinik Tulang & Sendi di RS Hermina Tangkubanprahu Malang didedikasikan untuk membantu menyelesaikan permasalahan sendi lutut dan panggul Anda secara komprehensif yang didukung oleh dokter Orthopaedi, dokter Rehabilitasi Medik, dan Fisioterapis dan membantu mengembalikan gerakan sendi lutut dan panggul Anda, serta membantu mengembalikan mobilitas dan kualitas hidup Anda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 02 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Bengkak dan Nyeri Setelah Cedera, Apakah Boleh Diurut?<\/a><\/h3>
Cedera akibat jatuh, baik karena terpeleset, olahraga, atau kecelakaan lalu lintas, merupakan kejadian yang sering ditemui di sekitar kita. Kejadian demikian cukup sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan kadang cukup parah hingga mengakibatkan bengkak dan nyeri yang tak tertahankan. Nah, kalau sampai mengalami hal seperti itu, apakah boleh dibawa ke tukang urut? \n\n \n\n Pengobatan alternatif, khususnya dukun patah tulang, merupakan budaya atau tradisi yang sudah terlanjur berakar kuat dalam masyarakat Indonesia, tidak hanya di pedesaan tetapi juga di kota-kota besar termasuk Jakarta. Mengingat ini adalah artikel medis, mungkin Anda mengira kami akan melarang pergi ke tukang urut. Kenyataannya tidak begitu; kami punya jawaban yang cukup menarik: Boleh diurut, tetapi rontgen dulu.” Silakan disimak alasannya. \n\n \n\n Pastikan Tidak Ada Patah Tulang \n\n \n\n Kecuali ada luka dengan pecahan tulang keluar atau memar dengan bengkok parah, patah tulang seringkali tidak ketahuan sebelum dilakukan rontgen. Bengkak dan nyeri yang disebabkan karena tulang patah akan semakin parah (dan tidak akan sembuh tentunya) dengan pijat dan urut. Bahkan, biasanya semakin banyak dipijat dan diurut, bengkak akan semakin parah hingga pada saat itu barulah pasien memutuskan berobat ke dokter. Oleh karena itu, penting untuk memastikan adanya patah tulang atau tidak sebelum pergi ke tukang urut, yaitu dengan cara rontgen di rumah sakit atau klinik terdekat. \n\n \n\n Berobat ke Dokter Tulang Tidak Selalu Dipaksa Operasi \n\n \n\n Terkadang, orang enggan datang ke dokter karena takut diminta operasi. Padahal, tidak semua patah tulang harus selalu dioperasi. Dalam ilmu orthopaedi, sebagian kasus patah tulang dapat ditangani dengan baik dengan strategi lain seperti gips (plaster cast), bidai (slab), gendongan (arm sling), ikat jari (buddy taping), atau bahkan dengan istirahat saja. \n\n \n\n Pilihan tindakan sangat tergantung dari lokasi patah tulang, tingkat keparahan cedera, ada tidaknya luka terbuka, ada tidaknya cedera saraf atau pembuluh darah, dan beberapa faktor lainnya. Semua pertimbangan tersebut dimiliki oleh seorang dokter orthopaedi. Dengan kata lain, dokter orthopaedi mengetahui kasus mana yang seharusnya dioperasi dan kasus mana yang bisa ditangani tanpa operasi. Kemudian pada akhirnya, pasien dan keluarga-lah yang berhak menentukan tindakan apa yang akan diambil, sesuai dari keuntungan dan risiko masing-masing pilihan. \n\n \n\n Jadi, jika Sahabat Hermina mengalami cedera akibat jatuh atau kecelakaan hingga membengkak dan nyeri, tidak apa-apa diurut, asalkan sebelumnya konsultasikan dengan dokter dan dirontgen terlebih dulu agar dokter dapat memberikan pilihan pengobatan terbaik untuk dijalankan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 02 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 08 Februari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Mei 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Juni 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 13 September 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 11 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Juni 2022<\/li><\/ul><\/div>