- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 13 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Panduan Waktu Minum Obat Saat Bulan Puasa<\/a><\/h3>
Bulan Ramadan adalah momen yang sangat dinantikan bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain sebagai bulan suci yang penuh berkah dan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bulan puasa juga merupakan waktu yang penuh tantangan bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu yang memerlukan minum obat secara teratur. Bagi orang-orang ini, menjaga kesehatan dengan mematuhi jadwal minum obat saat berpuasa menjadi suatu keharusan. \n\n \n\n Pentingnya Menjaga Kesehatan Saat Berpuasa \n\n Kesehatan adalah harta yang sangat berharga, dan menjaga kesehatan selama bulan puasa adalah prioritas bagi setiap individu. Kesehatan yang baik memungkinkan seseorang untuk menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan lebih bermakna. Namun, bagi mereka yang harus minum obat secara teratur, menjaga kesehatan saat berpuasa membutuhkan perhatian khusus terhadap jadwal minum obat. \n\n \n\n Panduan Waktu Minum Obat Saat Berpuasa \n\n \n Obat 1 kali sehari : Obat yang diminum satu kali sehari tidak ada perbedaan ketika diminum saat puasa, dapat diminum saat malam hari atau pagi hari saat sahur. \n Obat 2 kali sehari : Obat yang diminum dua kali sehari dapat diminum saat berbuka puasa dan pagi hari saat sahur \n Obat 3 kali sehari : Obat yang Diminum 3x Sehari Selama Bulan Puasa Diminum Setiap 5 Jam, Pukul 18.00, 23.00, dan 04.00 \n Obat 4 kali sehari : obat yang diminum empat kali sehari pada saat puasa dapat diminum dengan rentan waktu 4 jam sekali, Pukul 18.00, 22.00, 01.00, & 04.00. \n \n\n \n\n Menjaga kesehatan dan menjalankan ibadah puasa adalah dua hal yang penting dan dapat dilakukan secara bersamaan. Dengan mematuhi panduan waktu minum obat saat berpuasa, Sahabat Hermina dapat menjaga kesehatan Anda dengan bijak tanpa mengorbankan ibadah Anda. Ingatlah untuk selalu berkomunikasi dengan dokter atau ahli kesehatan Sahabat Hermina untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. Semoga kita semua diberikan kesehatan yang baik dan keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 12 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kiat Sehat Saat Berpuasa: Menjaga Kesehatan Ginjal dengan Tepat<\/a><\/h3>
Berpuasa adalah bagian penting dari praktik keagamaan bagi banyak orang di seluruh dunia. Namun, saat menjalani puasa, penting untuk tetap memperhatikan kesehatan tubuh, termasuk kesehatan ginjal. Ginjal memiliki peran yang sangat penting dalam membersihkan darah dari zat-zat beracun dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Oleh karena itu, menjaga kesehatan ginjal saat berpuasa menjadi hal yang sangat penting. \n\n \n\n Pentingnya Peran Ginjal saat Berpuasa \n\n Ginjal bertanggung jawab atas penyaringan darah dan pembuangan limbah melalui urin. Selama berpuasa, tubuh akan beradaptasi dengan pola makan yang berubah dan bisa mengalami perubahan volume dan komposisi cairan. Ini bisa mempengaruhi kerja ginjal dan menimbulkan risiko masalah kesehatan jika tidak dikelola dengan baik. \n\n \n\n Kiat-Kiat untuk Menjaga Kesehatan Ginjal \n\n \n Konsumsi Cairan yang Cukup: Salah satu aspek penting dari menjaga kesehatan ginjal adalah dengan memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Selama berpuasa, pastikan untuk minum air secukupnya saat berbuka dan sahur. Hindari minuman bersoda atau berkafein yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi. \n Pilihan Makanan Sehat: Pilih makanan yang seimbang dan bergizi saat berbuka dan sahur. Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Hindari makanan yang tinggi garam, lemak jenuh, dan gula tambahan yang dapat mempengaruhi kesehatan ginjal. \n Kurangi Konsumsi Garam: Garam dapat meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi keseimbangan elektrolit dalam tubuh, yang dapat menenangkan kerja ginjal. Usahakan untuk mengurangi konsumsi garam selama berpuasa dengan menghindari makanan yang banyak mengandung garam dan mengurangi penggunaan garam tambahan dalam masakan. \n Perhatikan Asupan Protein: Konsumsi protein dalam jumlah yang seimbang. Protein adalah bagian penting dari diet sehat, namun konsumsi protein secara berlebihan dapat meningkatkan beban kerja ginjal. Pilih sumber protein yang rendah lemak seperti ikan, daging tanpa lemak, atau tahu. \n \n\n \n\n Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), menjaga kesehatan ginjal saat berpuasa merupakan hal yang sangat penting. Mereka merekomendasikan untuk tetap menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan memperhatikan konsumsi cairan agar tetap terhidrasi dengan baik. \n\n \n\n Kesimpulan \n\n Berpuasa adalah waktu yang tepat untuk memikirkan dan memperbaiki kesehatan secara keseluruhan. Dengan memperhatikan kesehatan ginjal dan menerapkan kiat-kiat sehat saat berpuasa, kita dapat menjaga keseimbangan tubuh dan tetap bugar selama bulan suci ini. Ingatlah untuk selalu berkonsultasi dengan medis profesional jika mengalami masalah kesehatan yang serius atau membutuhkan saran khusus terkait kesehatan ginjal. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 31 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Jangan Sepelekan, Ini Bahaya Asam Lambung Bagi Kesehatan<\/a><\/h3>
Asam lambung adalah cairan asam yang diproduksi oleh kelenjar lambung untuk membantu dalam proses pencernaan makanan. Produksi asam lambung merupakan bagian penting dari sistem pencernaan, karena asam ini membantu dalam menguraikan makanan yang dikonsumsi, khususnya protein, sehingga nutrisi dapat diserap lebih efisien oleh tubuh. Namun, ketika produksinya berlebihan atau terjadi kebocoran dari lambung ke kerongkongan, asam lambung dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Artikel ini akan membahas bahaya asam lambung bagi kesehatan dan strategi untuk mengatasi masalah ini. \n\n 1. Penyakit Refluks Asam \n\n Asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat menyebabkan penyakit refluks asam (GERD), yang ditandai dengan gejala seperti sakit dada, rasa terbakar di dada (heartburn), dan regurgitasi. Jika tidak diobati, GERD dapat menyebabkan kerusakan kerongkongan dan meningkatkan risiko kanker kerongkongan. \n\n 2. Esofagitis \n\n Kontak berulang dengan asam lambung dapat merusak lapisan dalam kerongkongan, menyebabkan peradangan dan kondisi yang dikenal sebagai esofagitis. Esofagitis dapat menyebabkan nyeri dada, kesulitan menelan, dan bahkan pendarahan dalam kasus yang parah. \n\n 3. Barrett's Esophagus \n\n Barrett's esophagus adalah kondisi di mana lapisan sel kerongkongan mengalami perubahan abnormal akibat paparan kronis terhadap asam lambung. Ini merupakan faktor risiko untuk kanker kerongkongan. \n\n 4. Penyakit Ulkus Peptikum \n\n Asam lambung yang berlebihan juga dapat merusak lapisan lambung dan menyebabkan terbentuknya luka atau bisul, yang dikenal sebagai penyakit ulkus peptikum. Ulkus peptikum dapat menyebabkan nyeri perut, pendarahan, dan komplikasi serius jika tidak diobati. \n\n 5. Gangguan Pencernaan \n\n Asam lambung yang berlebihan juga dapat mempengaruhi fungsi pencernaan secara umum. Ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti perut kembung, rasa mual, dan diare atau konstipasi. \n\n Strategi Mengatasi Masalah Asam Lambung \n\n \n Perubahan Gaya Hidup: Menghindari makanan dan minuman yang memicu produksi asam lambung berlebihan, mengurangi konsumsi alkohol dan merokok, serta menjaga berat badan yang sehat. \n Pola Makan Sehat: Makan makanan rendah lemak, tinggi serat, dan hindari makan berlebihan. Makan dalam porsi kecil dan hindari makan sebelum tidur. \n Obat-obatan: Penggunaan obat-obatan seperti antasida, inhibitor pompa proton (PPI), atau H2 blocker untuk mengurangi produksi asam lambung dan mengurangi gejala GERD. \n Konsultasi dengan Dokter: Jika mengalami gejala refluks asam yang serius atau kronis, konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan pengelolaan yang tepat. \n \n\n Asam lambung yang berlebihan dapat memiliki dampak yang serius pada kesehatan jika tidak diatasi dengan baik. Dengan perubahan gaya hidup yang tepat dan pengobatan yang sesuai, banyak masalah terkait asam lambung dapat dikendalikan dan risiko komplikasi dapat diminimalkan. Konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi individu. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 26 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Musim Hujan, Waspada Penyakit Leptospirosis<\/a><\/h3>
Musim hujan yang seringkali disertai banjir dapat membawa risiko kesehatan yang perlu diwaspadai, salah satunya adalah penyakit leptospirosis. Leptospirosis adalah penyakit infeksi bakteri yang dapat ditularkan oleh air yang terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi. Kondisi ini dapat berkembang pesat dalam lingkungan yang lembab, membuat musim hujan menjadi waktu yang lebih potensial untuk penularannya. \n\n Apa itu Leptospirosis? \n\n Leptospirosis dapat menimbulkan gejala ringan hingga parah, termasuk demam, sakit kepala, mual, dan nyeri otot. Dalam kasus yang lebih serius, penyakit ini dapat menyebabkan masalah ginjal, hati, bahkan kegagalan organ. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan kewaspadaan selama musim hujan sangat penting. \n\n Gejala Penyakit Leptospirosis \n\n Leptospirosis dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari yang ringan hingga parah. Gejala penyakit ini dapat muncul dalam dua fase yang berbeda: \n\n Fase Awal (Fase Acute) \n\n \n Demam Tinggi: Peningkatan suhu tubuh yang signifikan merupakan gejala umum leptospirosis pada fase awal. \n Nyeri Otot dan Sendi: Anda mungkin mengalami nyeri otot dan sendi yang dapat membuat aktivitas sehari-hari terasa tidak nyaman. \n Sakit Kepala: Gejala ini seringkali menyertai fase awal penyakit. \n Mual dan Muntah: Beberapa orang dengan leptospirosis dapat mengalami mual dan muntah. \n Mata Kemerahan (Konjungtivitis): Infeksi dapat menyebabkan mata menjadi merah dan peradangan pada konjungtiva. \n \n\n Fase Lanjutan (Fase Weil) \n\n Jika penyakit tidak diobati, atau jika kondisi memburuk, gejala lebih serius dapat muncul, termasuk: \n\n \n Gangguan Fungsi Ginjal: Leptospirosis dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal yang dapat mengakibatkan urin berdarah dan penurunan produksi urin. \n Icterus (Kuning): Warna kuning pada kulit dan mata akibat masalah hati dan gangguan produksi bilirubin. \n Perdarahan: Leptospirosis dapat menyebabkan perdarahan di berbagai bagian tubuh, seperti kulit dan selaput lendir. \n Gangguan Pernapasan: Kesulitan bernapas dan batuk bisa terjadi pada beberapa kasus yang parah. \n \n\n Penting untuk diingat bahwa gejala leptospirosis dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dan beberapa orang mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali. \n\n 4 Langkah Mencegah Penyakit Leptospirosis \n\n \n Hindari Air Terkontaminasi: Jauhi genangan air, parit, atau sungai yang mungkin terkontaminasi oleh urin hewan, terutama hewan pengerat seperti tikus. \n Gunakan Peralatan Pelindung: Saat beraktivitas di area yang berpotensi tercemar, kenakan alas kaki tertutup, sarung tangan, dan pakaian pelindung. \n Membersihkan dengan Seksama: Pastikan membersihkan diri dengan seksama setelah berada di luar rumah, terutama jika terpapar air hujan atau air genangan yang mencurigakan. \n Menjaga Kebersihan Lingkungan: Jaga kebersihan sekitar rumah, termasuk memastikan tidak ada tempat-tempat yang dapat menjadi sarang tikus atau hewan pengerat lainnya. \n \n\n Kesimpulan \n\n Jika Anda mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, atau nyeri otot selama atau setelah musim hujan, segeralah berkonsultasi dengan dokter. RS Hermina Podomoro menyediakan pelayanan dari dokter spesialis dalam menangani berbagai penyakit menular, termasuk leptospirosis. \n\n Kesehatan adalah harta yang tak ternilai, dan tindakan preventif dapat menjaga Anda dan keluarga dari risiko penyakit. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika diperlukan. Bersama-sama, kita dapat menjaga kesehatan dan menghadapi musim hujan dengan lebih tenang. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 13 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sering Merasa Letih, Lesu dan Tiba-tiba Berat Badan Menurun tanpa Sebab ? | Hati-hati, bisa jadi Anda Mengalami Gangguan Metabolik !<\/a><\/h3>
Pengertian Gangguan Metabolik \n\n Gangguan metabolik adalah kelainan dalam proses metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi dari makanan yang masuk. Pada makanan terdapat protein, karbohidrat, dan lemak. Bahan kimia yang terdapat di dalam sistem pencernaan mampu memecah makanan tersebut menjadi energi tubuh. Energi tersebut dapat langsung digunakan atau disimpan di beberapa jaringan tubuh. \n\n Gangguan metabolik dapat terjadi saat adanya reaksi kimia abnormal pada tubuh terkait proses tersebut. Kelainan ini dapat membuat seseorang memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit berbagai zat yang dibutuhkan untuk tetap sehat. Ada banyak sekali gangguan metabolisme, termasuk pengaruh pada pemecahan asam amino, karbohidrat, hingga lipid. \n\n Gangguan ini umumnya terjadi akibat kelainan genetik mengakibatkan kelainan pada metabolisme. Dengan begitu, enzim yang berperan dalam proses metabolisme sel hilang atau rusak. Selain itu, dapat juga diakibatkan oleh kelainan non-genetik seperti akibat makanan, toksin, infeksi, dan lain-lain. \n\n Penyebab Gangguan Metabolik \n\n Metabolisme adalah proses yang kompleks pada tubuh. Maka dari itu, tinggi kemungkinannya untuk mengalami masalah, termasuk juga gangguan metabolik. Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab dari penyakit ini, seperti: \n\n \n Genetik: Gen diketahui dapat mempengaruhi proses metabolisme dengan banyak cara. \n Disfungsi organ: Gangguan pada organ yang terlibat dalam proses metabolisme. \n \n\n Meski begitu, tidak selalu jelas sesuatu yang menjadi penyebab dari gangguan ini. Contohnya, Diabetes mellitus tipe 1 yang diakibatkan penyakit autoimun, sehingga sel-sel imun tubuh menyerang pankreas. Namun, penyebab dari gangguan autoimun ini masih belum dapat dipastikan. \n\n Selain itu, kelainan genetik dapat menimbulkan masalah pada fungsi enzim yang penting pada metabolisme. Dengan begitu, racun yang ada di dalam aliran darah terus menumpuk karena sulit dibuang. Hal ini juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme. \n\n Faktor Risiko Gangguan Metabolik \n\n Perlu diketahui juga, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk alami gangguan ini, seperti: \n\n \n Usia: Risiko dari penyakit ini meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. \n Obesitas: Seseorang dengan berat badan berlebih, terutama di perut, memiliki risiko gangguan metabolik lebih tinggi. \n Alami diabetes: Seseorang dengan diabetes saat hamil atau memiliki riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2 juga memiliki risiko lebih tinggi. \n Penyakit lainnya: Beberapa penyakit yang dapat meningkatkan risiko gangguan ini, seperti penyakit hati berlemak non alkohol, sindrom ovarium polikistik, atau sleep apnea. \n \n\n Gejala Gangguan Metabolik \n\n Gangguan terkait metabolik ini dapat menimbulkan gejala yang berbeda pada setiap pengidapnya. Gejala dari gangguan metabolisme ini tergantung dari jenis yang dialami. Beberapa gejala umumnya, seperti: \n\n \n Nyeri pada perut. \n Letih dan lesu. \n Berat badan berkurang. \n Muntah. \n Nafsu makan rendah. \n Tidak normalnya aroma keringat, air liur, urine, ataupun napas. \n Keterlambatan perkembangan fisik. \n Kegagalan untuk meningkatkan berat badan atau tumbuh. \n Sakit kuning. \n Kejang-kejang. \n Koma. \n \n\n Gejalanya dapat terjadi secara tiba-tiba atau berkembang secara perlahan. Selain itu, gejalanya juga dapat timbul akibat makanan, obat-obatan, dehidrasi, atau faktor lainnya. Pada bayi, gejalanya dapat muncul beberapa minggu setelah dilahirkan. Semenara itu, pada gangguan metabolik bawaan gejalanya mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang. \n\n Diagnosis Gangguan Metabolik \n\n Untuk mendiagnosis gangguan metabolik, dokter akan bertanya terkait gejala dan memeriksa riwayat medis dan keluarga yang pernah dialami. Dokter akan mencari faktor genetik yang dapat menjadi penyebab dari penyakit ini. Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa tes medis berbeda untuk mengidentifikasi masalahnya, termasuk tes darah. Beberapa gangguan mungkin lebih sulit bagi dokter untuk didiagnosis. \n\n Pada bayi yang dilahirkan dengan gejala gangguan metabolik, tes skrining rutin sangat diperlukan untuk mendiagnosis penyebabnya. Jika gangguan ini tidak terdeteksi saat lahir, akan sulit terdiagnosis hingga gejalanya timbul. \n\n \n\n Pengobatan Gangguan Metabolik \n\n Sebagian besar jenis dari gangguan ini tidak dapat disembuhkan dan hanya dapat ditangani secara terbatas. Pengidapnya perlu menerapkan beberapa prinsip terkait penanganan gangguan metabolik, seperti: \n\n \n Mengurangi atau menghilangkan asupan makanan atau obat yang tidak dapat diolah tubuh secara normal. \n Mengeluarkan zat racun yang gagal dikeluarkan oleh tubuh. \n Mengganti enzim atau zat kimia lain yang hilang atau tidak aktif, sehingga metabolisme dapat mendekati normal. \n \n\n Konsumsi obat juga diperlukan untuk memenuhi beberapa hal di dalam tubuh, seperti insulin. Obat juga dapat dikonsumsi untuk mengendalikan gejala tertentu agar membuat seseorang merasa lebih baik dan menghindari keadaan darurat yang dapat mengancam nyawa. \n\n Sedangkan tindakan-tindakan pengobatannya bisa meliputi: \n\n \n Mengonsumsi suplemen pengganti enzim untuk membantu proses metabolisme. \n Mengeluarkan zat berbahaya hasil metabolisme dari darah menggunakan zat kimia tertentu. \n Diet khusus yang menghilangkan beberapa jenis nutrisi yang tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh. \n \n\n Seseorang dengan gangguan metabolik dengan gejala yang parah umumnya harus diobati di rumah sakit. Selain itu, pengidapnya juga membutuhkan alat-alat penunjang hidup. Untuk kasus ini, perawatan darurat dan perbaikan fungsi organ akan menjadi fokus utama dokter. \n\n Komplikasi Gangguan Metabolik \n\n Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pengidap gangguan metabolik, seperti: \n\n \n Diabetes tipe 2. \n \n\n Gangguan ini terjadi saat tidak ada perubahan gaya hidup untuk mengontrol kelebihan berat badan. Hal ini dapat mengembangkan resistensi insulin, sehingga kadar gula naik. Akhirnya, diabetes tipe 2 terjadi. \n\n \n Penyakit jantung dan pembuluh darah. \n \n\n Penumpukan plak pada arteri dapat menyebabkan kolesterol dan tekanan darah meningkat. Jika dibiarkan, kamu dapat mengalami serangan jantung atau stroke. \n\n \n Penyakit Ginjal. \n \n\n Penurunan fungsi ginjal atau adanya kebocoran ginjal dapat disebabkan karena gangguan metabolik \n\n \n Penyakit Hati. \n \n\n Penyakit karena gangguan metabolisme karbohidrat dan lemak dapat menyebabkan perlemakan pada hati \n\n \n\n Pencegahan Gangguan Metabolik \n\n Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan metabolik, seperti: \n\n \n Menghindari konsumsi makanan yang sulit untuk diproses oleh tubuh secara normal. \n Mengganti enzim yang terhilang dari tubuh dengan cara mengonsumsi suplemen pengganti enzim tersebut, agar proses metabolisme dapat membaik. \n Melakukan diet khusus yang dapat dikonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu. \n Menjaga berat badan tetap ideal. \n Mengonsumsi makanan yang sehat, seperti sayur dan buah. \n Pastikan untuk tetap aktif secara fisik. \n Perbanyak konsumsi air putih dibandingkan minuman dengan kandungan gula. \n \n\n Kapan Harus ke Dokter ? \n\n Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala gangguan metabolik seperti yang telah disebutkan di atas. \n\n Periksakan kondisi bayi atau anak ke dokter anak secara rutin. Hal ini penting untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya, serta sebagai deteksi dini jika ada kelainan yang mungkin ia alami. Pemeriksaan dapat dilakukan bersamaan dengan jadwal imunisasi anak. \n\n Jika mengalami gejala atau keluhan seperti di atas, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter Anda. Penanganan yang tepat dan segera dapat mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan dari kondisi ini. Untuk itu segeralah mengunjungi Rumah Sakit Hermina Pasteur. \n\n \n\n Dibuat oleh : dr. Tri Sasangka Putra \n\n Ditinjau oleh : dr.Affan Ahmadi, Sp.PD, M.Kes, FINASIM \n\n \n\n Referensi: \n\n National Institute of Health (2021). MedlinePlus. Metabolic Disorders. \n\n Intermountain Healthcare. 2022. Metabolic Disorders. \n\n Web MD. 2022. Inherited Metabolic Disorders. \n\n Medical News Today. 2022. What to know about metabolic disorders. \n\n Medline Plus. 2022. Metabolic Disorders. \n\n Regufe, V., Pinto, C., & Pedro, P. (2020). Metabolic Syndrome in Type 2 Diabetic Patients: A Review of Current Evidence. Porto Biomedical Journal, 5(6), pp. 1–6. \nSuastika, K. (2020). The Challenges of Metabolic Disorders in Indonesia: Focus on Metabolic Syndrome, Prediabetes, and Diabetes. Medical Journal of Indonesia, 29(4), pp. 350–3. \nAmerican Diabetes Association (2020). Diabetes Type 2. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Memahami Gastritis (Maag): Penyebab, Gejala, & Cara Mengelola Kesehatan Lambung Anda<\/a><\/h3>
Gastritis adalah kondisi umum yang melibatkan peradangan pada dinding lambung. Mengetahui penyebab, gejala, dan cara mengelola gastritis dapat membantu menjaga kesehatan lambung Anda dengan lebih baik. Berikut adalah informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber terpercaya, termasuk Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes). \n\n \n\n Gastritis terbagi menjadi dua jenis, yaitu gastitris kronis dan akut. Gastritis akut terjadi ketika radang di lapisan lambung berlangsung secara kondisi tiba-tiba, hal ini menyebabkan nyeri pada ulu hati yang hebat dengan sifat sementara. Namun, jika tidak ditangani secara segera, gastritis akut bisa berlanjut menjadi kronis. \n\n \n\n Penyebab Gastritis \n\n Gastritis dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu penyebab utama yang diidentifikasi oleh Kemenkes adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini dapat menyebabkan peradangan pada dinding lambung dan dapat ditemukan pada individu yang mengalami gastritis. Selain itu, konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin atau ibuprofen dalam dosis tinggi dan dalam jangka waktu yang lama, juga dapat merusak lapisan lambung dan menyebabkan gastritis. \n\n \n\n Gejala Gastritis \n\n Gejala gastritis dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Menurut Kemenkes, beberapa gejala umum termasuk nyeri perut, terutama di bagian atas, sensasi terbakar di dada, mual, muntah, dan perut kembung. Gejala ini dapat memburuk setelah makan atau minum. \n\n \n\n Diagnosa dan Pengobatan \n\n Jika Anda mengalami gejala gastritis, segera konsultasikan dengan dokter. Diagnosis biasanya melibatkan pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, dan mungkin tes tambahan seperti endoskopi atau tes darah untuk mendeteksi infeksi H. pylori. Pengobatan dapat mencakup antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri, obat antiasam, atau obat penahan asam. \n\n \n\n Cara Mengelola Kesehatan Lambung Anda \n\n \n Pola Makan Sehat: Hindari makanan pedas, asam, dan berlemak. Pilihlah makanan yang mudah dicerna dan tinggi serat. Makan dalam porsi kecil tetapi sering dapat membantu mengurangi tekanan pada lambung. \n Hindari Penggunaan NSAID yang Berlebihan: Jika Anda memerlukan obat antiinflamasi, konsultasikan dengan dokter untuk memilih dosis yang tepat dan memantau dampaknya pada lambung. \n Kelola Stres: Stres dapat memperburuk gejala gastritis. Temukan cara untuk mengelola stres seperti melalui olahraga, meditasi, atau aktivitas yang menyenangkan. \n Konsultasi dengan Dokter secara Berkala: Jika Anda memiliki riwayat gastritis atau gejala yang persisten, rutin berkonsultasi dengan dokter untuk pemantauan dan penanganan yang tepat. \n \n\n \n\n Melalui pemahaman menyeluruh tentang penyebab, gejala, dan pengelolaan gastritis, Anda dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan lambung Anda. Tetaplah berkomunikasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan panduan yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu Anda. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 27 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai Gejala dan Penyebab Diabetes Melitus<\/a><\/h3>
Pada umumnya diabetes mellitus disebut dengan sakit gula atau kencing manis. Dalam penjelasannya diabetes mellitus merupakan suatu penyakit metabolik di mana kadar gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh. \n\n \n\n Berikut ini penyebab diabetes mellitus, yaitu antara lain : \n\n \n Kekurangan Jumlah Insulin \n Tubuh tidak berespons baik terhadap insulin, karena terlalu banyak menerima asupan gula dengan jumlah berlebihan secara terus-menerus ( resisten insulin ) \n \n\n \n\n Yang dimaksud dengan insulin ialah : \n\n \n Hormon yang dihasilkan oleh pankreas \n Berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah, dengan cara memasukkan gula ke dalam sel \n Berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat,lemak dan protein \n \n\n \n\n Perlu di ketahui mengenai gejala-gejala diabetes mellitus : \n\n \n Mudah mengantuk \n Mudah merasa haus \n Mudah merasa lapar \n Kulit terasa gatal \n Pandangan menjadi kabur \n Luka akan sulit untuk sembuh \n Berat badan turun drastic \n Sering buang air kecil (BAK) \n \n\n \n\n Sahabat Hermina “Resiko Diabetes Type 2 pada orang obesitas 6x lebih tinggi” \n\n Generasi obesitas mengancam Indonesia pada usia : \n\n >15 tahun = 13,9% (Laki-laki) , 23,8% (Perempuan) \n\n 6-14 tahun = 9,5% (Laki-laki) , 6,4% (Perempuan) \n\n \n\n Penyebab obesitas bisa dikarenakan oleh faktor genetik, malas berolahraga, dan mengkonsumsi terlalu banyak makanan cepat saji. Lalu bahaya dari obesitas itu sendiri bisa menyebabkan penyakit stroke, penyakit hipertensi, dan penyakit diabetes mellitus.Tetapi perlu diketahui Sahabat Hermina,bahwa 80% komplikasi diabetes bisa dicegah dengan gaya hidup sehat dan gula darah terkontrol. \n\n \n\n 5 Pilar diabetes, yaitu : \n\n \n Edukasi \n \n\n Perluaslah wawasan secara terus menerus. Tak cukup hanya berhenti mengonsumsi gula. Ketahuilah tindakan pencegahannya \n\n \n Perencanaan Makanan \n \n\n Diet ala diabetes dilakukan dengan mempertahankan 3J : \n\n \n Jadwal makan yang tepat \n Jumlah asupan yang pas \n Jenis makanan yang sesuai takaran \n \n\n \n Cek Gula Darah \n \n\n Lakukan pemantauan kadar gula darah secara mandiri dan HbA1C setiap 1-3 bulan sekali di laboratorium \n\n \n Aktivitas Fisik \n \n\n Seorang penyandang diabetes harus aktif berolahraga seperti berenang, jogging, sepeda,yoga, dll, secara teratur. Konsultasilah terlebih dulu dengan dokter mengenai olahraga yang tepat untuk Anda \n\n \n Obat-obatan \n \n\n Disiplin dalam mengonsumsi obat-obatan atau insulin agar gula darah tetap terkontrol \n\n \n\n Sahabat Hermina Solo, ingin berkonsultasi atau memiliki keluhan dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami 0821-3552-2454. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 25 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala, Penyebab, dan Tips Pengobatan GERD<\/a><\/h3>
Penyakit GERD adalah kelainan saluran cerna kronis yang ditandai dengan regurgitasi isi lambung ke esophagus. Gejala klinis atau manifestasi yang dialami seseorang saat mereka terkena penyakit GERD adalah heartburn dan regurgitasi. Heartburn adalah rasa terbakar di dada disertai nyeri, sedangkan regurgitasi adalah rasa asam pahit dari lambung di lidah. Salah satu dari keduanya cukup untuk mendiagnosis GERD secara klinis. \n\n \n\n Peningkatan prevalensi GERD dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti : \n\n \n Usia tua \n Penggunaan analgesic \n Konsumsi makanan dan minuman tertentu \n Merokok \n BMI yang tinggi \n \n\n \n\n Berikut ini diagnosis banding GERD yaitu : \n\n \n Hiatus hernia \n Esophageal stricture \n Esophageal cancer \n Chest pain of cardiac origin \n Functional dyspepsia \n \n\n \n\n Berikut ini merupakan penentuan penyebab GERD : \n\n \n Konsultasi dengan dokter, secara bertahap \n Terapi sementara, jika tidak berhasil dilakukan pemeriksaan lanjutan \n Pemeriksaan endoskopi merupakan salah satu jenis pemeriksaan dengan nilai ketepatan yang tinggi untuk diagnostik dan terapi \n Endoskopi menentukan penyebab dan dapat dilanjutkan dengan pengobatan \n \n\n \n\n Tanda-tanda kegawatan pada GERD : \n\n \n Jika umur > 50 tahun dengan gejala pertama kali dispepsia \n \n\n \n Riwayat keluarga dengan kanker pencernaan \n Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas \n Susah menelan yang bersifat progresif \n Nyeri pada daerah dada pada saat menelan makanan \n Kurang darah tanpa penyebab yang jelas \n Muntah menetap \n Teraba tumor di perut atau pembesaran kelenjar getah bening \n Mata atau kulit terlihat kuning dan buang air kecil seperti teh \n \n\n \n\n Kapan kita perlu endoskopi? Berikut ini penjelasannya : \n\n \n Pengobatan biasa tidak ada perbaikan dalam kurun waktu 2-4 minggu \n Mengganggu aktifitas rutin akibat gejala penyakit \n Ada tanda-tanda kegawatan saluran cerna \n \n\n \n\n Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan endoskopi saluran cerna : \n\n Keuntungan : \n\n \n Menentukan bentuk kelainan secara jelas \n Menambah keyakinan pasien terhadap penyakitnya \n \n\n Kekurangan : \n\n \n Biaya lebih besar \n Semi Invasive \n \n\n Berikut merupakan tips untuk pengobatan Penyakit GERD : \n\n \n Pola makan sesuai anjuran dokter \n Lama pengobatan bervariasi sesuai penyebab \n Pengobatan definitif merupakan tujuan utama \n Endoskopi menentukan ketepatan dalam pengobatan \n Pengendalian proses pikir merupakan unsur penunjang keberhasilan terapi \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 13 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Penyakit Hepatitis Misterius yang Menyerang Anak<\/a><\/h3>
Awal Mula Kasus Hepatitis Misterius \nKasus pertama Hepatitis Misterius ditemukan pada tanggal 5 April 2022 di Inggris Raya. Pada tanggal 15 April 2022 WHO menetapkan penyakit Hepatitis Misterius sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Kemudian pada tanggal 16-30 April ditemukan kasus dugaan hepatitis akut pada anak di Indonesia. Tiga anak Indonesia meninggal dengan dugaan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya. Penyakit Hepatitis Misterius ini menyerang anak usia satu bulan sampai 16 tahun dan yang paling banyak menyerang usia dibawah 10 tahun. \n\n Klasifikasi Hepatitis Misterius \nUntuk mempermudah mitigasi, pelacakan, dan evaluasi, Kementerian Kesehatan menyusun definisi kasus, agar setiap Fasilitas Kesehatan yang menemukan kemungkinan kasus Hepatitis Akut Misterius dapat menjelaskannya secara jelas. Dikutip dari laman Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, adapun klasifikasinya Hepatitis Misterius terbagi ke dalam enam kategori sebagai berikut; \n\n \n\n \n Confirmed : Belum tersedia saat ini, sebab belum jelas penyebab Hepatitis Akut ini timbul. \n Suspect : Kemungkinan terpapar Hepatitis Akut (namun bukan salah satu dari Hepatitis A-E). kemudian jumlah SGOT atau SGPT > 100 IU/L. Suspek berusia < 16 tahun dan masuk dalam kriteria kasus yang ditetapkan yakni per 1 Oktober 2021 hingga saat ini \n Probable : Kemungkinan terpapar Hepatitis Akut (namun bukan salah satu dari Hepatitis A-E). jumlah SGOT atau SGPT > 500IU/L, berusia < 16 tahun, dan masuk dalam kriteria kasus yang ditetapkan yakni per 1 Oktober 2021 hingga saat ini. \n Epi-Linked : Seseorang yang kemungkinan terpapar Hepatitis Akut (namun bukan salah satu dari Hepatitis A-E) dari segala usia yang merupakan kontak dekat dari kasus kemungkinan sejak 1 Oktober 2021. \n Pending Classification : Yaitu terduga masuk ke dalam kriteria probable dengan jumlah SGOT atau SGPT > 500 IU/L, namun masih menunggu hasil Serologi dari Hepatitis A, B, C, E. \n Discarded : Jika salah satu hasil Serologi Hepatitis A, B,C, E ternyata positif atau ada etiologi lainnya. \n \n\n \n\n Penyebab Hepatitis Misterius \n\n Kemungkinan penyebab menurut UK Health Security Agency (UKHSA): \n\n \n Obat \n Paparan racun atau faktor lingkungkan \n Varian adenovirus baru \n Peningkatan kerentanan terhadap infeksi adenovirus normal akibat lockdown \n Varian baru penyebab Covid-19 (SARS-CoV-2) \n \n\n \n\n Tanda dan Gejala Hepatitis Misterius \n\n \n Urine berwarna gelap \n Feses berwarna pucat atau abu-abu \n Kulit gatal \n Sakit kuning atau kulit dan area putih mata menjadi kuning \n Nyeri otot serta sendi \n Demam tinggi \n Mual \n Merasa lelah sepanjang waktu \n Kehilangan nafsu makan \n Nyeri perut \n Peningkatan enzim hati (SGOT/SGPT), hingga 500 u/L \n \n\n \n\n Cara Mencegah Hepatitis Misterius \n\n Karena hepatitis misterius gejalanya menyerang saluran cerna sehingga untuk pencegahannya kita bisa melakukan hal yang mudah, antara lain: \n\n \n Mencuci tangan dengan sabun \n Mengonsumsi makanan yang bersih dan matang \n Sebaiknya tidak berganti alat makan dengan orang lain \n Menghindari kontak dengan pasien / penderita yang mengalami gejala hepatitis akut \n Menjalankan disiplin prokes Covid-19 : memakai masker, mejaga jarak, mencuci tangan \n \n\n \n\n Jika muncul gejala Hepatitis Misterius segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu fungsi hati seperti SGOT dan SGPT. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 22 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Gampang Sakit? Waspadai Tanda-tanda Imun Lemah<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, tanda-tanda imun lemah penting untuk diketahui. Pasalnya, orang yang memiliki sistem imun lemah mungkin lebih rentan mengalami infeksi dengan gejala yang parah. \n\n Imun adalah tameng untuk tubuh melawan virus, bakteri, radikal bebas, dan senyawa berbahaya lainnya supaya tetap aktif dan sehat. Ia diciptakan bukan tanpa alasan. Dikutip dari Medical News Today, imun diproduksi melalui sel darah putih antibodi, dan komponen lain, termasuk kelenjar getah bening sebagai bentuk dari sistem kekebalan tubuh. \n\n Namun, imun yang terlalu sering bekerja dapat menyebabkan seseorang alergi, asma, atau eksim. Alih-alih melindungi tubuh, imun yang bermasalah bisa berpotensi menyerang senyawa baik dan organ sehat lainnya. Kondisi ini dikenal dengan gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis, diabetes tipe 1, penyakit celiac, lupus, multiple sclerosis, psoriasis, dan psoriatic arthritis. \n\n Tanda-tanda Imun Lemah \n\n Berikut ini adalah tanda-tanda imun lemah yang harus diwaspadai: \n\n \n Tangan Dingin \n \n\n Jika pembuluh darah meradang, jari tangan dan kaki, telinga, serta hidung akan lebih sulit untuk tetap hangat pada suhu tubuh normal. bahkan, bagian tubuh tersebut bisa berubah menjadi putih, lalu biru karena aliran darah yang tidak normal. \n\n \n Masalah Buang Air \n \n\n Diare atau konstipasi (sembelit) muncul karena penumpukan bakteri dan virus sehingga sistem imun memaksa usus bekerja secara tidak normal. Jika masalah ini berlangsung lebih dari 2-4 minggu, sebaiknya harus berwaspada karena itu adalah tanda peringatan bahwa sistem kekebalan tubuh merusak lapisan usus kecil atau mengganggu kinerja saluran pencernaan. \n\n \n Mata Kering \n \n\n Pengidap autoimun biasanya memiliki gejala penyerta, seperti mata kering. Kondisi ini biasanya membuat perasaan tidak nyaman, layaknya pasir atau partikel lain masuk ke dalam mata. Kemudian, mata akan iritasi disertai dengan rasa nyeri, kemerahan, dan muncul cairan berserat. Bila dibiarkan, kualitas mata menurun dan penglihatan jadi buram. \n\n \n Kelelahan \n \n\n Kelelahan setelah berolahraga atau menjalani aktivitas yang berat adalah kondisi yang normal. Namun, rasa lelah yang berlebihan tanpa sebab bisa berarti sesuatu sedang terjadi dengan kekebalan tubuh. Akibatnya, muncul masalah lain, seperti tidur tidak nyenyak, nyeri sendi dan otot, serta flu. \n\n \n Ruam \n \n\n Kondisi gatal, kering, dan merah di kulit adalah gejala umum dari peradangan tubuh karena sistem imun melemah. Di beberapa temuan kasus, orang dengan penyakit lupus sering mengalami ruam berbentuk kupu-kupu di hidung dan pipi mereka. \n\n \n Rambut Rontok \n \n\n Rambut yang sehat dan kuat adalah dambaan semua orang, terutama wanita. Namun, kekebalan tubuh yang buruk dapat mengganggu pertumbuhan folikel rambut dan kerontokan. Kondisi ini dinamakan alopecia areata. \n\n \n Sering Kesemutan \n \n\n Setiap orang tentu pernah merasakan kesemutan atau mati rasa di kaki atau tangan. Umumnya, posisi duduk atau tidur yang salah sampai-sampai membuat saraf tertekan dan aliran darah tidak lancar menyebabkan sensasi kesemutan mengalir di bagian tubuh tertentu. \n\n \n Perubahan Berat Badan \n \n\n Angka timbangan tubuh yang turun mungkin jadi kabar baik bagi orang yang sedang menjalankan diet. Akan tetapi, berat badan yang berubah drastis tanpa alasan jelas merupakan salah satu gejala kerusakan kelenjar tiroid yang menyebabkan penyakit autoimun. \n\n \n\n Sahabat Hermina, ingat, tanda-tanda imun lemah di atas bukan penyebab pasti dari gangguan suatu penyakit. Periksakan kondisi tubuh bila mengalami tanda tertentu yang cukup signifikan dan sering berulang agar dokter dapat mendiagnosis dan merekomendasikan perawatan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 20 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Benarkah Bubble Tea (Boba) berbahaya bagi kesehatan ?<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, seminggu ini berapa kali kamu minum bubble tea? Adanya aplikasi online untuk membeli makanan ditambah juga ada promo-promo, makin membuat kita mudah mengkonsumsi bubble tea. Eits.. tapi pastikan kamu tahu ya kandungan nutrisi dan kalori dalam bubble tea, serta faktor resiko jika kamu konsumsi rutin. \n\n Bubble tea adalah minuman manis berasal dari asia yang sedang populer dan digemari oleh banyak kalangan muda. Bubble atau pearl atau boba terbuat dari tepung tapioka yang dikombinasikan dengan minuman manis dan disajikan dingin. Bubble memiliki tekstur yang kenyal saat digigit. \n\n Minuman Bubble Tea, itu apa? Bubble tea adalah minuman manis yang tidak berkarbonasi dan tidak beralkohol. Beberapa jenis minuman bubble tea: \n\n \n Teh beraneka rasa \n Minuman mengandung susu atau yang berbentuk creamy \n Mengandung pemanis \n Ada tambahan bola tapioka \n Minuman memiliki rasa buah-buahan \n \n\n Selain bubble, umumnya juga ada jenis lain yang ditambahkan dalam minuman seperti jeli dan pudding telur. Selain teh, juga ada minuman lain yang ditambahkan bubble adalah jus buah, kopi dan milk tea. \n\n \n\n Kandungan Nutrisi dalam Bubble tea \n\n Bahan utama bubble adalah tepung tapioka, sehingga kandungan utama dalam bubble adalah karbohidrat. Bubble memiliki kandungan vitamin dan mineral yang sangat rendah, bahkan bubble juga hanya mengandung sedikit serat. Konsumsi bubble terlalu banyak dapat meningkatkan resiko terjadinya konstipasi atau sembelit. \n\n Berikut rentang jumlah kandungan nutrisi dalam 1 wadah bubble tea: \n\n \n Kalori: 230-450 kalori \n Karbohidrat: 54-70 gram \n Gula: 30-70 gram \n \n\n Jika mengkonsumsi bubble dengan menggunakan teh, maka akan ada kandungan fenol dan polifenol dalam teh yang menguntungkan untuk kesehatan jantung. Namun, mengkonsumsi bubble tea demi manfaat tersebut maka tidak sepadan dengan jumlah asupan pemanis pada bubble tea. \n\n \n\n Apakah Bahaya Konsumsi Bubble tea Berlebihan? \n\n Sahabat Hermina berikut beberapa dampak negative mengkonsumsi boba dengan berlebihan. \n\n \n Peningkatan Berat Badan \n \n\n Konsumsi bubble tea secara teratur atau berlebihan tanpa penyesuaian asupan kalori harian dapat menyebabkan penambahan berat badan. Kombinasi antara sirup buah, susu dan tapioka dapat meningkatkan jumlah kalori hingga 350-400. \n\n \n Peningkatan Resiko Sembelit \n \n\n Seperti telah dijelaskan pada bagian atas, bubble tea mengandung sedikit serat. Hal ini dapat menyebabkan sembelit jika dikonsumsi secara rutin. \n\n \n Peningkatan Resiko Diabetes \n \n\n Kadar gula yang sangat tinggi dan kandungan karbohidrat dalam bubble yang tinggi maka menyebabkan minuman ini dapat meningkatkan resiko diabetes. Dan oleh karena itu, bubble tea perlu dihindari oleh penderita diabetes. \n\n \n\n Berapa Asupan Gula yang Disarankan? \n\n The American Heart Association (AHA) merekomendasikan untuk membatasi jumlah gula tambahan. Bagi wanita, asupan gula yang dianjurkan adalah 100 kalori per hari atau sekitar 6 sendok teh gula. Bagi pria, asupan gula yang dianjurkan adalah 150 kalori per hari atau sekitar 9 sendok teh. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 25 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Penyakit Asam Urat<\/a><\/h3>
Penyakit Asam Urat \n\n \n\n Penyakit asam urat atau disebut juga dengan gout adalah peradangan sendi yang terjadi karena kadar asam urat dalam tubuh terlalu tinggi. Gout sering terjadi di jempol kaki, tetapi bisa juga di sendi lainnya seperti di pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan, dan tangan. Gejala gout antara lain nyeri sendi mendadak yang sering terjadi pada pagi hari, sendi bengkak, kemerahan, hangat dan lunak ketika ditekan. Namun tidak semua asam urat tinggi menimbulkan gout. Penyebab asam urat adalah kadar asam urat terlalu tinggi di dalam tubuh. Dikatakan asam urat meningkat bila kadar asam urat darah > 6.8 mg/dl. Tubuh memproduksi asam urat ketika memecah purin, yaitu zat di tubuh yang berasal dari makanan yang dikonsumsi. Normalnya asam urat dikeluarkan oleh tubuh melalui air seni dan tinja, tetapi bila kadarnya berlebih, asam urat akan menumpuk dan membentuk kristal di sekitar sendi sehingga sendi meradang. Kadar asam urat yang terlalu tinggi bisa disebabkan beberapa hal seperti terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi purin ( seafood, kacang-kacangan, daging, jeroan dll) , pria lebih berisiko terkena gout, wanita lebih berisiko setelah menopause, riwayat keluarga dengan gout, berat badan berlebih, efek samping dari obat obatan tertentu, kondisi medis tertentu ( seperti diabetes, gangguan ginjal, hipertensi, sindrom metabolik, penyakit jantung), operasi pembedahan dan trauma. Penyakit gout muncul bila memiliki asam urat yang tinggi, maka dari itu baiknya melakukan cek asam urat dan melakukan pencegahan dengan cara menjaga berat badan tetap ideal, menerapkan pola makan sehat dan mengontrol makanan penyebab kadar asam urattinggi, mengonsumsi air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi dan olahraga secara rutin.Pengobatan asam urat yang dilakukan memiliki dua sasaran utama yaitu untuk meringankan gejala asam urat dan mencegah serangan kembali terjadi. Target penurunan asam urat yaitu menurunkan asam urat sampai < 6 mg/dl, dan pada gout berat diupayakan sampai < 5 mg/ dl. Bila memiliki beberapa gejala asam urat seperti yang disebutkan di atas selama beberapa minggu atau menjadi lebih parah, baiknya segera kunjungi dokter. Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindarkan berbagai komplikasiyang berbahaya. \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 25 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 20 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 31 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 13 Maret 2024<\/li><\/ul><\/div>