- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 25 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Persalinan Operasi Sesar, Persiapan, Prosedur, Serta Efek Sampingnya<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina metode persalinan operasi sesar atau bedah sesar, disebut juga dengan seksio sesarea atau SC merupakan proses persalinan dengan melalui pembedahan di mana dokter membuat sayatan di perut ibu dan dinding rahim untuk mengeluarkan bayi. Oleh karena itu, pada proses operasi ibu akan diberikan obat bius spinal yang disuntikkan ke bagian tulang belakang, sehingga ibu tidak akan merasakan nyeri pada bagian pinggang hingga kaki. \n\n Tetapi, ibu hamil yang menjalani operasi sesar biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk masa pemulihan dibandingkan dengan persalinan normal (persalinan spontan). Pada umumnya pasien operasi sesar diperbolehkan pulang ke rumah setelah 3 sampai 5 hari menjalani perawatan di rumah sakit hingga dokter memastikan kondisi ibu stabil. \n\n \n\n \n\n Tujuan dan indikasi operasi caesar ialah sebagai penanganan darurat apabila ibu tidak memungkinkan untuk dilakukan persalinan normal atau jika terjadi komplikasi kehamilan yang membahayakan nyawa ibu maupun janin. Biasanya, dokter akan menyarankan untuk metode persalinan operasi sesar apabila terdapat infeksi, seperti infeksi dalam rahim, persalinan normal gagal atau tidak berjalan dengan baik disertai adanya perdarahan hebat, kehamilan kembar, terjadi plasenta previa (posisi plasenta terlalu turun), jika mengalami preeklamsia berat (tekanan darah meningkat tinggi dan terkandung protein dalam urine) hingga eklamsia (kejang dalam kehamilan), pernah menjalani operasi caesar di kehamilan sebelumnya, serta malpresentasi janin letak lintang atau sungsang, bayi mengalami terlilit tali pusar lebih dari 1, bisa juga dilakukan apabila ibu hamil menghendakinya dan lain sebagainya. \n\n \n\n \n\n Adapun persiapan Operasi Sesar, sebagai berikut : \n\n - Konsultasikan dahulu dengan dokter spesialis kandungan/obgyn \n\n - Melakukan pemeriksaan tes darah, karena untuk mengetahui golongan darah serta kadar hemoglobin, sehingga dokter dapat melakukan persiapan lebih awal jika ibu memerlukan untuk transfusi darah selama proses operasi. \n\n \n\n \n\n Tindakan operasi caesar prosedur yang biasanya dilakukan memakan waktu antara 40 dan 60 menit. Berikut beberapa prosedurnya, yaitu antara lain : \n\n - Langkah pertama setelah pasien memasuki ruang operasi, dokter akan melakukan anestesi spinal yang bertujuan agar membuat tubuh bagian bawah mati rasa. Sehingga, selama proses operasi, ibu hamil akan berada dalam keadaan sadar, namun tidak akan merasakan nyeri selama prosedur operasi sesar. \n\n - Kemudian proses persalinan akan dimulai dengan membuat sayatan di dinding perut di dekat garis rambut area kemaluan berbentuk horizontal. Dokter juga bisa membuat sayatan vertikal di bawah pusar hingga di atas tulang kemaluan. Biasanya, jenis sayatan disesuaikan dengan posisi terakhir janin di dalam kandungan. Dokter juga akan melihat apakah ada komplikasi pada kehamilan seperti kelahiran prematur atau plasentaprevia. \n\n - Lalu dokter akan mengambil bayi dari rahim pasien dan akan membersihkan cairan pada bagian mulut serta pada hidung bayi kemudian memotong tali pusar. Proses terakhir operasi caesar ialah memastikan tidak ada titik perdarahan dalam tubuh ibu, dan kemudian menutup sayatan. \n\n \n\n \n\n Berikut beberapa efek samping yang dapat terjadi pada ibu pasca operasi caesar, yaitu : \n\n - Mengalami perdarahan pada area operasi \n\n - Mengalami reaksi alergi terhadap obat, seperti mual dan gatal \n\n - Mengalami cedera operasi \n\n - Terjadi infeksi pada luka operasi \n\n - Adanya gumpalan darah dalam rahim atau rongga perut \n\n - Terjadi gangguan kehamilan berikutnya, seperti perlengketan pada rahim atau rongga perut \n\n - Mengalami peningkatan risiko ruptur uteri \n\n \n\n \n\n Jadi Sahabat Hermina, jika ingin mengetahui informasi seputar metode persalinan operasi Sesar lebih lanjut atau membutuhkan layanan kehamilan, persalinan, hingga pasca persalinan yang lengkap, dapat langsung mengunjungi Rumah Sakit Hermina Solo dan kosultasikan segera dengan Dokter Spesialis Kandungan/Obgyn kami ya. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Karawang<\/a><\/li>
- 09 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bumil, Kenali Metode dan Kelebihan Persalinan ERACS<\/a><\/h3>
Apa saja Kelebihan dari Metode ERACS? \n\n Seperti yang dikutip dari salah satu media daring nasional, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr Zeissa Rectifa Wismayanti, SpOG mengatakan, setidaknya ada tiga kelebihan metode ERACS dalam persalinan. Yakni meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien, berkurangnya risiko komplikasi dan durasi rawat pasien, serta meningkatkan bonding antara ibu dan bayi. \n\n Di samping itu, ibu juga dapat pulang ke rumah dalam rentang waktu yang lebih singkat. Pendekatan operasi caesar dengan protokol ERACS juga telah terbukti memiliki beragam kelebihan lainnya, yaitu: \n\n Waktu puasa yang lebih pendek \nTak seperti operasi caesar pada umumnya, waktu puasa dengan pendekatan ERACS memiliki waktu yang lebih pendek. Sebab, ibu hanya perlu berhenti makan enam jam sebelum operasi dan berhenti minum dua jam sebelum operasi. \n\n Mencegah Mual \nPasca operasi caesar biasa, banyak ibu yang kerap merasakan mual akibat efek samping obat bius yang diberikan. Nah, pendekatan ERACS menerapkan terapi cairan infus dan kombinasi obat antimual. \n\n Keduanya terbukti dapat menghilangkan rasa mual pasca operasi. Selain itu, ibu juga akan diberikan petunjuk makanan dan minuman yang sebaiknya dikonsumsi untuk mencegah mual. \n\n Dapat Kembali Bergerak Lebih Cepat \nProses persalinan menggunakan pendekatan ERACS dapat membuat ibu bebas bergerak lebih cepat. Sebab, pemberian cairan infus dan pelepasan kateter urine akan dilakukan lebih awal pada pendekatan ERACS bila dibandingkan dengan operasi caesar biasa. \n\n Operasi Nyaman & Minimal Rasa Sakit \nPada pendekatan ERACS, tim dokter akan memberikan obat-obatan pereda nyeri seperti tylenol dan ibuprofen terjadwal atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lainnya. Selain itu, dokter juga mungkin akan memberikan dosis kecil obat nyeri long-acting di tulang belakang atau epidural pasien selama di ruang operasi. Tujuannya untuk memaksimalkan penghilang rasa sakit sambil mengurangi efek samping seperti gatal dan mual. \n\n Meminimalkan Risiko Kerusakan Jaringan \nPendekatan ERACS dilakukan dengan pisau berukuran kecil dengan ketajaman khusus. Pisau tersebut dapat mencapai lapisan fascia dengan sekali sayatan, sehingga meminimalkan risiko kerusakan jaringan. \n\n Nah, itulah penjelasan mengenai persalinan dengan operasi caesar melalui pendekatan ERACS. Selain dapat mempercepat proses pemulihan pada tubuh ibu, pendekatan ERACS juga memiliki berbagai kelebihan lain. Salah satunya adalah mencegah timbulnya mual pasca terjadinya operasi caesar. \n\n Sumber Halodoc \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 21 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit Dengan Metode ILA<\/a><\/h3>
Proses persalinan identik dengan rasa sakit yang tak tertahankan. Setiap wanita memiliki hak untuk terbebas dari rasa nyeri saat persalinan.Pada umumnya kebanyakan para ibu ingin melahirkan dengan cara normal dan sebagian lainnya ingin melahirkan dengan prosedur caesar saja agar rasa sakit tidak terlalu terasa.Lalu, Bisakah persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit ? \n\n \n\n Pada persalinan normal, Bunda pasti akan merasakan rasa sakit dan nyeri yang hebat. Namun jangan khawatir, kami bisa memberikan solusi terbaik untuk Bunda. Sudah pernah mendengar istilah ILA atau intrathecal labour analgesia? Metode ini direkomendasikan untuk Bunda yang ingin melakukan persalinan normal tanpa rasa sakit. \n\n \n\n Metode ILA (Intrathecal Labour Analgesia) , merupakan metode yang dilakukan dengan menyuntikan obat anestesi local dengan dosis minimal (lebih kecil dibandingkan dosis pembiusan untuk operasi) ke dalam ruang intrathecal/subarachnoid di tulang belakang. Kemudian diberikan pada saat persalinan sudah di fase aktif (pembukaan >4) untuk mengurangi nyeri pada kontraksi yang frekuensinya sudah semakin sering. Waktu terbaik untuk melakukan persalinan normal dengan metode ILA sebenarnya bervariasi. Tergantung kondisi ibu dan respons bayi pada masa persalinan. Jadi, dengan metode ILA, para ibu bisa melahirkan normal dengan rasa nyeri yang minimal atau lebih ringan. Persalinan dengan metode ILA dapat menjadi cara yang efektif untuk melahirkan normal tanpa rasa sakit sekaligus mengurangi berbagai risiko yang dapat dialami oleh para ibu. \n\n \n\n Berikut ini manfaat pada persalinan dengan Metode ILA (Intrathecal Labour Analgesia) : \n\n - Membantu menyimpan energi dan mencegah ibu kelelahan sehingga dapat lebih fokus saat mengejan. \n\n - Mengurangi stress pada Ibu yang akan mempengaruhi kondisi janin. \n\n - Mengurangi rasa nyeri pada saat persalinan. \n\n \n\n Persalinan Normal dengan metode ILA ini juga harus dipertimbangkan dahulu sebelum persalinan, dan konsultasikan dahulu dengan Dokter Spesialis Kandungan atau Obgyn. Bagi Bunda yang ingin mengetahui informasi lebih lanjut terkait metode ini dapat berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Obgyn kami RSU Hermina Solo, dan bisa menghubungi 0821-3552-2454. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 16 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
Covid-19 pada Ibu Hamil<\/a><\/h3>
Ibu hamil merupakan salah satu golongan yang rentan terkena Covid-19. Hal ini disebabkan oleh imunitas ibu hamil cukup rendah, sehingga sangat mudah terkena infeksi virus. Perubahan yang terjadi pada tubuh selama kehamilan dapat meningkatkan risiko penyakit parah akibat infeksi Covid-19 dan dapat berlanjut setelah kehamilan. Misalnya, peningkatan risiko pembekuan darah selama kehamilan dapat berlanjut setelah kehamilan sehingga meningkatkan risiko penyakit parah. \n\n \n\n Faktor lain juga dapat meningkatkan risiko ibu hamil untuk mengalami penyakit parah akibat Covid-19, seperti diabetes, darah tinggi, dan kondisi medis lainnya. Orang hamil dengan Covid-19 juga memiliki peningkatan risiko kelahiran prematur (melahirkan bayi lebih awal dari 37 minggu). Selain itu, mungkin berisiko lebih tinggi untuk hasil buruk lainnya, yakni keguguran. \n\n \n\n Berdasarkan data dari Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia (POGI), dari April 2020-April 2021 terdapat 536 ibu hamil yang positif Covid-19. Efek Covid-19 dalam kehamilan yaitu dapat meningkatkan risiko infeksi, perubahan sistem imun fisiologis pada ibu hamil berhubungan dengan gejala infeksi Covid-19 yang lebih berat. Kebanyakan gejala cold/flu like symptoms ringan–sedang dan lebih dari 90% tidak memerlukan pengakhiran kehamilan, serta risiko meningkat pada kehamilan dengan komorbid. Ibu hamil juga lebih mungkin berisiko tinggi mengalami komplikasi saluran nafas yang lebih berat. \n\n \n\n Pengaruh Covid-19 terhadap Janin \n\n Temuan menunjukkan bahwa, kemungkinan transmisi vertikal Covid-19 semakin banyak ditemukan (April 2020) karena adanya transmisi transplasental tidak bisa disingkirkan. \n\n \n\n Skrining dan Diagnosis Covid-19 pada Ibu Hamil \n\n Dari 215 ibu hamil, 211 mengalami Covid-19 tanpa gejala, 29 orang (13,7%) positif Covid-19 dari hasil tes usap, dan 29 dari total 33 pasien positif Covid-19 tanpa gejala (87,9%), sehingga skrining universal untuk Covid-19 pada semua ibu hamil yang akan melahirkan perlu dilakukan secara rutin dengan metode skrining seperti gejala klinis, riwayat kontak/perjalanan, Rapid Test, tes darah lengkap (Limfopenia, NRL > 5,8), CT scan atau Foto Thorax. \n\n \n\n Rekomendasi Asuhan Antenatal \n\n Disarankan untuk melanjutkan asuhan antenatal rutin dengan beberapa modifikasi seperti tatap muka minimal 6X (TM 1 : 1X, TM 2 : 2X, TM 3 : 3X) dengan telemedicine, suplementasi Asam Folat, Kalsium, Vit D, Fe, TM3 (untuk merencanakan tempat persalinan), skrining Covid-19. \n\n \n\n Rekomendasi Metode Persalinan \n\n Belum ada bukti bahwa salah satu metode persalinan memiliki luaran yang lebih baik. Indikasi Induksi persalinan atau SC target indikasi obstetrik, indikasi medis atau indikasi kondisi ibu atau janin dan pertimbangkan sumber daya, fasilitas di rumah sakit, tata ruang perawatan rumah sakit, alat pelindung diri, kemampuan laksana, SDM dan risiko paparan. \n\n \n\n Perawatan Pascasalin \n\n Ibu dan bayi masing-masing dirawat di Ruang Isolasi Covid-19 secara terpisah, tidak dirawat gabung. Pada bayi akan dilakukan swab PCR 2x interval 24 jam. Bayi PCR negatif dengan Ibu bergejala berat/kritis akan dirawat oleh keluarga yang tidak menderita Covid-19 dengan pemberian ASI berdasarkan keputusan bersama tenaga kesehatan, ibu dan keluarga. \n\n \n\n Berdasarkan paparan di atas, ibu tidak perlu takut bayi akan tertular Covid-19 karena virus tidak ada dalam ASI. Ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan ibu menyusui dengan Covid-19. Pertama, ibu harus menaati protokol kesehatan, seperti mencuci tangan secara benar. Kedua, ibu harus mengenakan masker ketika menyusui dan saat berada dalam jarak 1 meter dengan bayinya. Ketiga, ibu bisa menggunakan cara pumping atau memompa ASI untuk menghindari kontak dengan bayi. Saat melakukan pumping, ibu juga harus mengenakan masker dan mencuci tangan agar virus tidak masuk ke susu atau peralatan pumping. Keempat, usahakan ada orang lain yang mengasuh bayi selama ibu masih positif Covid-19. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kontak dengan bayi. \n\n \n\n \n\n Sahabat Hermina tidak perlu lagi khawatir ketika hamil pada era pandemi. Tetap jaga kesehatan, patuhi prokes, dan rutin konsultasi dengan dokter mengenai kehamilan dapat mengurangi potensi ibu dan bayi terpapar Covid-19. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 17 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
Ingin Melahirkan Normal Setelah Caesar?<\/a><\/h3>
Jika sebelumnya Anda melahirkan dengan operasi caesar dan kemudian hamil lagi, Anda mungkin bertanya-tanya bolehkah melahirkan normal setelah caesar? \n\n \n\n Dalam istilah medis, prosedur melahirkan normal setelah caesar adalah Vaginal Birth After Caesarean (VBAC). VBAC adalah proses melahirkan yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh beberapa calon ibu. Bagi yang termasuk memenuhi syarat pun, ada beberapa faktor yang harus Anda perhatikan sebelum memutuskan melakukannya. \n\n \n\n \n\n Apa itu VBAC? \n\n \n\n VBAC adalah prosedur melahirkan normal setelah pernah menjalani operasi caesar atau c-section. Pada umumnya, ibu yang pernah melahirkan lewat operasi caesar lebih direkomendasikan untuk menjalani operasi caesar lagi jika kembali hamil. \n\n \n\n Meski begitu, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) melaporkan bahwa ibu boleh saja melahirkan normal setelah caesar asal memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan dokter. Jika dibolehkan dan berhasil, melahirkan bayi secara normal dapat memberi banyak keuntungan, di antaranya: \n\n \n Tidak memerlukan operasi lagi \n Pemulihan lebih cepat \n Lebih sedikit kehilangan darah \n Tidak akan menderita cedera pada kandung kemih atau usus \n Mengurangi kemungkinan infeksi \n Memiliki lebih sedikit masalah dengan persalinan kelak \n Mengurangi biaya persalinan \n Risiko bayi mengalami masalah pernapasan rendah \n Tidak menimbulkan jaringan parut pada rahim \n \n\n \n\n Prosedur VBAC hanya bisa dilakukan jika ibu akan melahirkan normal di rumah sakit atau bidan. Jika Anda ingin melahirkan secara normal pasca operasi caesar, Anda harus memilih rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap dan tenaga yang profesional. \n\n \n\n \n\n Siapa saja yang boleh melahirkan lewat VBAC? \n\n Beberapa ibu hamil yang diperbolehkan melahirkan normal setelah caesar atau VBAC adalah: \n\n \n Ibu yang memiliki bekas sayatan operasi caesar berbentuk garis horizontal \n Sedang mengandung satu bayi dan hanya pernah 1 kali operasi caesar sebelumnya (tetapi bukan dengan sayatan vertikal) dengan jarak >2 tahun \n Sedang hamil bayi kembar dan pernah operasi caesar sebelumnya, tetapi bukan dengan sayatan vertikal \n Persalinan terjadi spontan \n Tulang panggul Anda berukuran cukup besar \n Belum pernah melakukan operasi mayor pada rahim, seperti miomektomi \n Belum pernah mengalami rahim robek (ruptur uteri) di kehamilan sebelumnya. \n Tidak memiliki kondisi medis yang membuat persalinan melalui vagina menjadi berisiko, misalnya plasenta previa atau fibroid. \n \n\n \n\n \n\n Ibu hamil yang tidak disarankan melahirkan normal setelah caesar (VBAC) \n\n \n\n Keamanan Anda dan janin tentu menjadi hal utama yang harus dipertimbangkan. Agar dapat melahirkan secara normal setelah caesar, ibu dan janin harus dipastikan sehat dan mampu menjalani prosedurnya. Meski melahirkan normal pasca caesar dapat dilakukan, tapi VBAC adalah prosedur yang berisiko tinggi sehingga tidak semua wanita aman untuk melakukannya. Maka dari itu, selain mempertimbangkan bentuk bekas luka operasi, dokter pada umumnya tidak menganjurkan ibu hamil menjalani prosedur VBAC jika memiliki kondisi berikut: \n\n \n Preeklampsia (hipertensi selama kehamilan) \n Obesitas (indeks massa tubuh mencapai 30 atau lebih) \n Janin dengan berat >4 kg \n Melakukan operasi caesar dalam 19 bulan terakhir \n Pernah melakukan dua operasi caesar sebelumnya berturut-turut. \n Hamil kembar tiga atau lebih \n Persalinan macet \n Kehamilan yang melewati 40 minggu \n \n\n \n\n \n\n Risiko melahirkan normal setelah caesar \n\n \n\n Hal pertama yang harus Anda diskusikan bersama dokter sebelum memutuskan melahirkan normal pasca caesar adalah mengenai jenis bekas luka operasi caesar pada rahim.Jika bekas luka caesar yang Anda miliki melintang dan rendah, dokter mungkin akan mengizinkan untuk mencoba melahirkan secara normal. Tentu saja juga dengan pertimbangan kondisi Anda dan janin sehat. Sementara jika bekas luka caesar vertikal, Anda umumnya tidak dapat mencoba melahirkan secara normal. Ada risiko yang sangat tinggi bekas luka akan robek dan terbuka kembali ketika Anda mencoba melahirkan normal. Kondisi ini tentunya dapat membahayakan Anda maupun janin.Selain kemungkinan bekas luka caesar robek, ada kemungkinan risiko lain yang dapat terjadi jika melahirkan normal pasca caesar. Berikut risiko melahirkan normal pascacaesar yang perlu diwaspadai: \n\n \n Rahim robek. Jika rahim robek selama persalinan normal, maka operasi caesar darurat diperlukan untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa, seperti halnya pendarahan hebat pada ibu \n Jika persalinan tidak berjalan lancar, risiko terjadinya komplikasi persalinan akan semakin tinggi, seperti perdarahan dan infeksi \n \n\n \n\n Risiko masalah ini hanya terjadi kurang dari 1 persen dari seluruh kasus VBAC. Namun, Anda harus tetap berhati-hati karena melahirkan normal setelah operasi caesar tetap mungkin berpotensi membahayakan diri dan janin. Perlu Anda ketahui, sekitar 70 persen wanita berhasil melahirkan bayinya secara normal pasca operasi. Sementara, 30 persen lainnya memerlukan operasi caesar lagi karena adanya masalah yang muncul. \n\n \n\n \n\n Kapan waktu yang tepat untuk melahirkan normal setelah caesar? \n\n \n\n Jarak waktu ideal yang dianjurkan dokter untuk seorang ibu bisa melahirkan normal setelah caesar atau VBAC adalah minimal 2 tahun dari persalinan awal yang dilakukan dengan operasi caesar. Jarak ini direkomendasikan juga untuk waktu persalinan kembali setelah caesar maupun melahirkan normal. Jika ibu hamil setelah 1 tahun caesar atau kehamilan terjadi dalam jarak kurang dari 2 tahun, risiko kemungkinan terjadinya komplikasi akan semakin tinggi. Salah satu risiko VBAC yang paling fatal adalah ruptur uteri. \n\n \n\n \n\n Tips agar bisa melahirkan normal setelah caesar \n\n \n\n Ketika dinyatakan hamil kembali, sebagian ibu mungin ingin mencoba melahirkan normal setelah sebelumnya melakukan operasi caesar. Mulailah membicarakan hal tersebut pada dokter di kunjungan prenatal pertama Anda. Diskusikan segala kekhawatiran dan keinginan Anda mengenai melahirkan secara normal ini. Pastikan dokter memiliki riwayat medis lengkap Anda, terutama catatan operasi caesar sebelumnya. Dokter akan menggunakan catatan riwayat medis Anda untuk mempertimbangkan kemungkinan berhasilnya melahirkan normal pasca caesar. Selalu konsultasikan pada dokter mengenai risiko Anda melakukan VBAC. Jika Anda diperboleh melakukan persalinan normal oleh dokter, maka lakukanlah hal-hal berikut sebagai bentuk persiapan Anda untuk melahirkan normal pasca operasi: \n\n \n Mempelajari tentang Vaginal Birth After Cesarean (VBAC). Tanyakan pada dokter dan cari tahu informasi mengenai VBAC dari berbagai referensi terpercaya \n Cari rumah sakit yang dapat melakukan operasi caesar darurat. Ini sebagai bentuk antisipasi jika terjadi masalah saat persalinan \n Menjaga kehamilan dengan melakukan gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan yang bernutrisi dan olahraga ringan dapat membantu menciptakan kehamilan yang sehat \n Hindari stres. Stres dapat memicu masalah pada kehamilan \n \n\n \n\n \n\n Sebelum memutuskan untuk melahirkan secara normal pasca caesar, konsultasikan terlebih dahulu pada dokter. Jangan sampai Anda keliru karena dapat membahayakan Anda maupun janin. .Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter atau ingin meminta tips agar bisa melahirkan normal setelah caesar, Anda bisa langsung datang ke RS Hermina Galaxy ya. Dokter spesialis Obsgyn di RS Hermina Galaxy juga melayani konsultasi online. \n\n \n\n \n\n Pendaftaran konsultasi Online ke dokter spesialis Obsgyn klik disini \n\n Untuk pendaftaran ke dokter spesialis khususnya dokter spesialis Obsgyn, silahkan melakukan pendaftaran online melalui: \n1. Call Center: 1500 488 \n2. Mobile apps: PT. Medikaloka Hermina Tbk (tersedia untuk IOS download disini dan Android download disini) \n3. Website: www.herminahospitals.com \n \nSehat bersama RS Hermina Galaxy \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 12 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
Barang yang Harus Ada dalam Tas Persiapan Persalinan<\/a><\/h3>
Menjelang kelahiran, pasti Bunda mulai memikirkan barang-barang apa saja yang perlu dipersiapkan, baik itu untuk Bunda atau untuk Calon Bayi. \n\n \n\n Nah, kali ini RS Hermina akan memberikan tips untuk Bunda dalam mempersiapkan perlengkapan melahirkan. \n\n \n\n Melahirkan merupakan proses yang membutuhkan banyak persiapan. Apalagi jika dilakukan di fasilitas kesehatan yang jauh dari rumah. Persiapan melahirkan setidaknya dilakukan tiga minggu sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL). Persiapan yang matang akan membuat ibu menjadi lebih tenang dalam menjalani proses persalinan. Lantas, barang apa saja yang harus dipersiapkan dari rumah sebelum menjalani proses persalinan? \n\n \n\n \n\n Daftar Barang Bawaan untuk Ibu yang Perlu Dipersiapkan \n\n \n\n Kenali tanda-tanda mendekati hari persalinan. Pada beberapa ibu, mereka bisa saja mengalami kontraksi palsu, yang bukan merupakan tanda persalinan sesungguhnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempersiapkan barang bawaan jauh-jauh hari, agar tidak terburu-buru. Berikut ini daftar persiapan melahirkan yang perlu disiapkan: \n\n \n Kartu identitas seperti KTP atau SIM. Persiapkan juga kartu asuransi, dan dokumen penting, termasuk pemeriksaan rutin kehamilan \n Sarung, kain, atau rok berukuran besar untuk memudahkan gerak saat persiapan menjelang persalinan. Sarung atau kain ini biasanya dipakai ketika air ketuban mulai pecah, untuk mempermudah proses persalinan \n Perlengkapan mandi \n Sandal dan kaus kaki \n Daster atau baju berkancing depan, agar proses mengASIhi dapat lebih mudah \n Bra menyusui untuk 3 hari, atau lebih \n Stagen untuk 3 hari, atau lebih \n Celana dalam untuk 3 hari, atau lebih \n Pembalut nifas sebanyak yang diperlukan \n \n\n \n\n Selain beberapa barang seperti yang telah disebutkan, ibu juga dapat membawa barang apapun yang dapat digunakan untuk membantu meredakan kecemasan sebelum proses persalinan. Misalnya, bantal kesayangan, speaker atau headset, buku tentang persiapan persalinan, makanan ringan, dan lain-lain. \n\n \n\n Jika suami sedang tidak berada di luar kota, sebaiknya minta untuk ditemani. Kehadiran suami dapat membantu proses persalinan menjadi lebih mudah. Dengan memegang tangan istri dan menjaga kontak mata keduanya, dapat menjadi salah satu cara menghibur istri di tengah proses persalinan yang menyakitkan. Hal tersebut juga dapat menurunkan tingkat cemas dan rasa sakit yang dialami oleh istri. \n\n \n\n \n\n Daftar Barang Bawaan untuk Bayi yang Baru Lahir \n\n \n\n Setelah daftar barang bawaan ibu sebelum dan setelah proses persalinan siap, sekarang saatnya mempersiapkan untuk Si Kecil. Berikut ini daftar barang bawaan untuk bayi yang baru lahir: \n\n \n Baju bayi untuk 3 hari, atau lebih \n Popok bayi untuk 3 hari, atau lebih \n Topi bayi, agar kepala selalu hangat \n Kaus kaki untuk menjaga kaki tetap hangat \n Selimut untuk membedong bayi \n Tisu basah untuk bayi baru lahir \n Sarung tangan agar bayi tidak melukai wajahnya sendiri \n \n\n \n\n Itulah sejumlah barang persiapan melahirkan yang harus dibawa untuk ibu dan juga Si Kecil. Agar proses persalinan menjadi lebih lancar, ibu diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit terdekat agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jika ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan jauh dari gangguan, proses persalinan dapat berjalan sesuai harapan. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 10 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kelahiran Per Vaginam Pasca Operasi Caesar<\/a><\/h3>
Apa itu VBAC (Vaginal Birth After Cesarean)? \n\n \n\n VBAC atau persalinan per vaginam setelah sectio cesarea adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses persalinan normal setelah menjalani operasi caesar. Proses persalinan ini merupakan salah satu alternatif cara persalinan yang dapat dipertimbangkan, ditengah meningkatnya komplikasi akibat operasi caesar. \n\n \n\n Kemudian pertanyaannya, apakah semua ibu dengan riwayat SC dapat melakukan persalinan normal? Jawabannya tentu saja bisa, tetapi dengan syarat dan ketentuan persalinan normal. \n\n \n\n Apa sajakah syarat dan ketentuan untuk melahirkan normal dengan riwayat SC? Kondisi ibu hamil yang tidak diperbolehkan melahirkan normal setelah caesar atau VBAC adalah sebagai berikut: \n\n \n Pernah melakukan persalinan caesar dengan sayatan rahim vertikal \n Sayatan vertikal di bagian atas rahim atau sayatan klasik dengan bentuk huruf T akan menempatkan Anda pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami ruptur uterus (rahim robek) saat mengejan nanti \n Pernah melakukan persalinan caesar dengan jenis sayatan rahim yang tidak diketahui pasti, tetapi diduga merupakan sayatan vertikal (klasik) \n Pernah mengalami rahim robek di kehamilan sebelumnya \n Pernah melakukan operasi berat pada rahim sebelumnya, seperti pengangkatan tumor rahim jinak \n Hamil di usia yang sudah terlalu tua \n Hamil dengan berat badan berlebih \n Berat bayi yang lahir lebih dari 4.000 gram alias bayi makrosomia \n Usia kehamilan sudah lebih dari 40 minggu tanpa disertai adanya tanda persalinan \n Jarak antar kehamilan kurang dari 18 bulan \n Dicurigai adanya disproporsi kepala panggul (CPD) \n \n\n \n\n \n\n Lalu, apa saja ketentuan untuk melahirkan normal dengan riwayat SC? \n\n \n Ibu dan bayi memenuhi semua syarat persalinan normal \n Persalinan muncul secara alami tanpa adanya intervnsi medis \n Kemajuan persalinan sesuai dengan kurva persalinan atau partograf \n Tidak terdapat tanda kegawatan ibu dan bayi sepanjang persalinan \n Jika tidak sesuai maka akan dilakukan tindakan sectio cesarea untuk melahirkan bayi. \n \n\n \n\n \n\n VBAC memang dapat menjadi pilihan aman untuk Sahabat Hermina, tetapi jangan lupa konsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di RS Hermina Podomoro. Agar kehamilan anda dapat terpantau dan dilakukan di fasilitas kesehatan yang memadai. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 10 Maret 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 17 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 16 Agustus 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>