- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 19 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Polio !!! Kenali Gejala, Penyebab, Pengobatannya dan Pencegahan<\/a><\/h3>
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi virus yang menular. Paparan virus ini dapat memicu cedera saraf yang sangat berisiko menyebabkan kelumpuhan, kesulitan napas, hingga bisa berujung menjadi kematian. \n\n Meskipun penyakit ini sangat rentan dialami oleh anak-anak, bukan berarti orang dewasa tidak berisiko terpapar penyakit polio. Melakukan pencegahan yang tepat dapat menjadi tindakan yang efektif untuk bisa menghindari paparan virus penyebab polio. \n\n Penyebab Polio \n\n Penyakit ini disebabkan oleh virus polio. Biasanya, penularan dapat terjadi melalui kontak langsung atau mengonsumsi air dan makanan yang telah terkontaminasi dengan feses yang mengandung virus polio. Meskipun tidak memiliki gejala, tetapi pengidap polio tetap bisa menularkan virus polio kepada orang lain. \n\n \n\n Faktor Risiko Polio \n\n Orang-orang yang sangat memiliki risiko tinggi terkena penyakit ini yaitu: \n\n \n Orang yang tinggal di daerah terpencil dengan sulitnya akses air mengalir yang bersih terutama untuk MCK \n Ibu Hamil dengan HIV Positif \n Anak anak yang tidak di vaksinasi \n \n\n bagi orang-orang yang tidak pernah divaksinasi, risiko tertular penyakit ini akan semakin tinggi, bila: \n\n \n Bepergian ke daerah yang baru saja terjadi wabah polio \n Tinggal atau merawat pengidap polio \n Bekerja dengan spesimen virus \n Sudah menjalani Tonsilektomi \n \n\n \n\n Gejala Polio \n\n Gejala penyakit polio dialami berbeda-beda oleh setiap pengidapnya. Bahkan, 95 hingga 99 persen pengidap polio tidak mengalami gejala. Berikut beberapa gejala polio yang perlu diwaspadai: \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n Gejala Polio dari Polio Tipe non-Paralisis \n\n \n Demam \n Nyeri Menelan \n Nyeri Kepala \n Muntah \n Lemas \n Meningitis \n \n\n \n\n Gejala Polio dari Polio Tipe Paralisis \n\n \n Kehilangan Refleks \n Kaki menjadi terkulai \n Paralisis yang terjadi tiba tiba hal ini dapat bersifat sementara maupun permanen \n \n\n \n\n Diagnosis Polio \n\n Diagnosis dari polio sendiri ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan dapat dibantu dengan pemeriksaan penunjang. Dalam anamnesis, dokter akan mencari gejala-gejala yang muncul, kemudian melalui pemeriksaan fisik dokter akan mencari tanda-tanda penyakit seperti adanya kaku kuduk, dan kelainan pada refleks. \n\n Pemeriksaan penunjang melalui pemeriksaan swab tenggorok, pemeriksaan feses dan analisis cairan sistem saraf pusat juga dapat dilakukan untuk mencari keberadaan dari virus polio. \n\n \n\n Pengobatan Polio \n\n Segera peeriksakan ke dokter mungkin Saat ini belum ada obat yang bisa mengobati penyakit polio. Namun, penyakit ini bisa diatasi dengan melakukan beberapa perawatan yang sesuai dengan anjuran dokter, seperti \n\n \n Memberikan obat mengurangi rasa nyeri \n Obat antispamodic untuk membuat otot menjadi rileks \n Antibiotik \n Fisioterapi \n \n\n \n\n Pencegahan Polio \n\n Pencegahan dari penyakit polio ini adalah dengan vaksinasi. Vaksinasi polio sendiri sudah ditemukan sejak tahun 1957 dan menjadi salah satu upaya pencegahan yang paling efektif. Vaksinasi diberikan sebanyak 3x dan ditambah dengan 1x booster. Vaksinasi perlu diberikan pada anak di usia 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan dan booster-nya di antara usia 4-6 tahun. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 29 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Penyebab dan Gejala Penyakit Polio<\/a><\/h3>
Polio merupakan jenis penyakit yang perlu diwaspadai. Selain akibatnya fatal, juga dapat cepat menular dan menyerang semua usia, namun penularan paling cepat pada anak di bawah usia 5 tahun. Pasien bisa mengalami gangguan syaraf, pernapasan sampai lumpuh permanen karena penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus tersebut. \n\n \n\n \n\n Tindakan preventif sangat diperlukan mengingat virus penyebab penyakit ini sangat mudah menyebar. Polio merupakan salah satu jenis penyakit yang perlu diwaspadai karena dampaknya bagi penderita sangat berbahaya. \n\n \n\n Penyebab \n\n Sampai saat ini tindakan pencegahan dengan memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang penyakit satu ini masih terus dilakukan. Virus yang menyebabkan Polio sangat mudah menyebar melalui mulut dan pernapasan, kemudian menyebar ke seluruh tubuh lewat aliran darah. \n\n Anak-anak yang bermain bersama penderita sangat mudah terjangkit. Kontak langsung dengan pasien, penggunaan alat makan bergantian, maupun percikan air liur bisa menjadi perantara penyebaran virus. Kelompok berikut ini sangat rentan terjangkit dan menderita polio: \n\n \n \n Orang yang tinggal di daerah kurang higienis atau mempunyai sanitasi buruk \n \n \n Ibu hamil \n \n \n Petugas kesehatan \n \n \n Keluarga yang salah satu anggotanya terjangkit \n \n \n Melakukan perjalanan ke daerah terjangkit \n \n \n\n \n\n Gejala \n\n Penyakit yang disebabkan oleh virus ini seringkali tidak disadari oleh pasien. Pada awal terjangkit dan perkembangan virus di dalam tubuh, belum muncul tanda. Hal yang menjadikan penanganannya tidak jarang terlambat. Pasien baru menyadari telah terjangkit penyakit setelah terjadi infeksi yang bisa menimbulkan dampak buruk dan menurunnya kondisi kesehatan. \n\n Sedangkan dari saat masuk, berkembang dan mengalami infeksi, pasien sangat mungkin menularkannya pada orang lain. Orang di sekitar pun tidak bisa langsung mengantisipasi karena memang tidak ada tanda yang ditunjukkan oleh pasien. Berdasarkan gejalanya, ada dua jenis penyakit polio: \n\n \n \n Non paralisis \n \n \n\n Jenis pertama ini termasuk kurang berbahaya karena dapat sembuh sendiri setelah penderita mengalami sakit selama 1-10 hari. Selain itu, non paralisis juga tidak menimbulkan dampak kelumpuhan. Gejala penyakit cukup lama muncul dari hari pertama virus masuk ke tubuh, yaitu sekitar 6-20 hari. Pasien biasanya mengalami: \n\n \n \n Demam \n \n \n Radang pada tenggorokan \n \n \n Sakit kepala \n \n \n Mati rasa pada bagian lengan atau tungkai \n \n \n Muntah \n \n \n Otot lemah \n \n \n Kaku pada leher dan sebagian punggung \n \n \n\n \n \n Paralisis \n \n \n\n Jenis kedua ini perlu diwaspadai karena dapat berdampak fatal. Pasien bisa mengalami lumpuh bagian saraf, otak dan tulang belakang secara permanen. Berbeda dengan jenis non paralisis, yang kedua ini cukup cepat terdeteksi karena pada masa 1 minggu sudah muncul gejala. Tanda serangan penyakit tersebut adalah: \n\n \n \n Tungkai dan lengan terasa lemah \n \n \n Reflek pada bagian tubuh hilang \n \n \n Otot tegang dan terasa nyeri \n \n \n\n Pasien yang segera mendapat pertolongan dokter kemungkinan untuk selamat dari kelumpuhan sangat besar. Pada saat pemeriksaan dokter tidak hanya memeriksa fisik, tetapi juga dengan beberapa sampel, seperti pada dahak, tinja dan cairan yang ada di otak. \n\n Sampai saat ini polio merupakan jenis penyakit yang diwaspadai karena belum ada obat efektif untuk menyembuhkannya. Sebagai pertolongan awal, dokter akan meminta pasien untuk memperbanyak minum dan memberikan beberapa jenis obat. Obat tersebut bukan untuk menyembuhkan namun mengatasi gejala yang muncul. \n\n Jenis yang diberikan bisa berupa anti biotik, pereda nyeri dan anti spasmodik yang berfungsi sebagai pelemas otot. Untuk mengatasi pasien yang mengalami gangguan pernafasan, tindakan yang dilakukan adalah dengan memasang alat bantu pernapasan. \n\n \n\n Cara Pencegahan Penyakit Polio \n\n Dampak yang bisa diderita oleh pasien polio sangat fata. Karena itu tindakan menghindari dan mencegah terjadinya penyebaran virus sangat penting. Permasalahan polio masih menjadi isu yang menarik perhatian banyak pihak. Selain kampanye kesehatan melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN), tindakan pencegahan sering dilakukan, yaitu dengan pemberian vaksin. \n\n Tujuan pemberian vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuh sehingga virus pembawa polio tidak mudah menyerang. \n\n Sahabat hermina dapat berkonsultasi seputar pencegahan Penyakit Polio kepada dokter spesialis Anak di RS. Hermina terdekat, atau sahabat hermina juga bisa berkonsultasi secara online dengan dokter spesialis RS. Hermina dengan aplikasi halo hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 29 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Oktober 2023<\/li><\/ul><\/div>