- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 30 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mata Minus Apakah Bisa Disembuhkan Dengan Obat ?<\/a><\/h3>
Rabun jauh atau mata minus dapat diderita oleh siapa saja baik itu laki-laki maupun perempuan. Rabun jauh atau mata minus atau dalam bahasa medisnya miopi adalah suatu kelainan atau gangguan pada mata di mana dia kesulitan untuk melihat benda-benda atau objek yang jaraknya jauh terlihatnya blur dikarenakan ada Power dari warna yang terlalu kuat atau karena memang panjangnya bola mata yang melebihi dari normal sehingga bayangan yang harusnya itu terlihat di retina titik fokus retina jatuh di depannya sehingga buram kelihatannya saat melihat jauh. \n\n \n\n Penyebab Mata Minus atau Rabun Jauh \n\n \n Genetik \n \n\n Bila salah satu orangtua Sahabat Hermina mengalami rabun jauh, peluang untuk mengalami hal yang sama akan lebih besar. \n\n Semakin besar lagi risikonya jika kedua orangtua Sahabat Hermina sama-sama memiliki mata minus, Selain itu ada faktor resiko juga anak yang lahir prematur. \n\n \n Lingkungan \n \n\n Segala aktivitas jarak dekat seperti membaca dalam waktu panjang atau menulis membaca dengan komputer, handphone atau device lainnya. \n\n \n Kurangnya Kegiatan Outdoor \n \n\n Selama pandemi kita selalu di dalam ruangan yang pencahayaannya kurang sehingga itu faktor-faktor yang bisa membuat minus lebih cepat muncul atau juga mengakibatkan progresivitas minus bagi orang-orang yang sudah punya minus sebelumnya. \n\n \n\n Mengobati Rabun Jauh atau Mata Minus \n\n Cara yang bisa dilakukan untuk mengobati mata minus adalah melalui prosedur operasi refraksi yang paling populer adalah Lasik (laser in situ keratomileusis) dengan teknologi laser dan menghilangkan minus dengan mengubah bentuk kornea sehingga bisa memfokuskan cahaya pada retina. \n\n Namun, penting juga untuk diketahui bahwa pengobatan melalui operasi memiliki persyaratan yang perlu dikonsultasikan dahulu dengan dokter spesialis mata. \n\n Pemakaian obat tetes yang sering atau obat minum yang diminum banyak lalu minus dapat sembuh tentu hal tersebut tidak tepat karena mata minus adalah mekanik optical jadi pengobatannya dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. \n\n \n\n Mencegah Mata Minus \n\n \n Lakukan pemeriksaan screening pada anak terutama yang mempunyai faktor resiko orang tua dengan mata minus. \n Lakukan peraturan 20-20-20. Peraturan ini menyarankan setiap orang yang berada di depan komputer/handphone selama 20 menit untuk beristirahat selama 20 detik dan melihat objek jauh yang berjarak 20 kaki (6 meter). \n Lakukan kegiatan outdoor. Dalam seminggu lakukan sampai 14 jam di luar rumah untuk mencegah pertambahan minusnya terutama untuk anak-anak jangan dibiarin main gadget saja. \n \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami gangguan penglihatan yang menunjukan tanda-tanda rabun jauh seperti sulit melihat dengan fokus, pandangan buram, dan sakit kepala, segera berkonsultasi dengan dokter spesialis mata di Rumah Sakit Hermina Bekasi. Dokter kami akan membantu menentukan pengobatan mata minus yang terbaik. Sahabat Hermina bisa datang ke Klinik Mata Subspesialistik Rumah Sakit Hermina Bekasi. Cek jadwal dr. Lasmida Ruth, Sp.M disini. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Terlalu Muda Untuk Katarak, Mungkinkah?<\/a><\/h3>
Katarak pediatrik adalah penyebab utama kebutaan pada anak. Katarak yang tidak diobati pada anak menyebabkan beban sosial, ekonomi, dan emosional yang luar biasa bagi anak, keluarga, dan masyarakat. Kebutaan yang berhubungan dengan katarak pediatrik dapat diobati dengan identifikasi dini dan manajemen yang tepat. Sebagian besar kasus didiagnosis pada skrining rutin sedangkan beberapa mungkin didiagnosis setelah orang tua memperhatikan leukocoria atau strabismus. Etiologi katarak pediatrik bervariasi dan diagnosis etiologi spesifik membantu prognostik dan manajemen yang efektif. Operasi katarak pediatrik telah berkembang selama bertahun-tahun, dan dengan peningkatan pengetahuan tentang pergeseran miopia dan pertumbuhan panjang aksial, hasil dari pasien ini menjadi lebih dapat diprediksi. \n\n Katarak terbentuk ketika lensa bening alami di mata mulai berkabut dan menjadi berkabut. Awan ini membuat cahaya tidak mungkin masuk ke mata, yang menyebabkan kabur dan akhirnya kebutaan. Hal ini erat kaitannya dengan faktor genetik dan juga faktor lingkungan. \n\n Penyebab Katarak \n\n Meskipun katarak pada orang muda tidak umum, penting untuk mengetahui kemungkinan penyebabnya: \n\n \n Diabetes \n Hipertensi \n Cedera traumatis pada mata \n Miopia tinggi (rabun jauh) \n Penggunaan obat steroid \n Keturunan keluarga \n Kegemukan \n Merokok \n Konsumsi alkohol berlebihan \n Paparan sinar ultraviolet \n \n\n Meskipun anak-anak yang lahir dengan katarak dapat hidup penuh dan normal, beberapa akan memerlukan perawatan. Tergantung pada tingkat keparahan kekeruhan, ketajaman visual anak dan usia mereka, ada berbagai cara untuk menangani katarak. \n\n - Melakukan operasi katarak untuk menghilangkan lensa keruh dan menggantinya dengan lensa buatan \n\n - Kacamata \n\n - Lensa kontak \n\n - Kombinasi dari perawatan ini. \n\n Operasi katarak merupakan operasi rutin dan aman. Jika seorang anak lahir dengan katarak padat, yang terbaik adalah menghilangkannya dalam waktu 2 hingga 4 bulan. Menghapus katarak sesegera mungkin meningkatkan penglihatan jangka panjang yang baik pada anak. Untuk alasan ini, penting untuk menghadiri pemeriksaan bayi enam minggu untuk menilai refleks merah anak atau menemui dokter mata anak jika ada kekhawatiran. \n\n Jika memiliki cedera traumatis pada mata, hubungi dokter mata segera untuk perawatan dan untuk membantu mencegah kerusakan lebih lanjut. Pilihan makanan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko katarak pada usia berapa pun. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 18 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pakai Kontak 24/7? Risiko yang Terlibat Dengan Lensa Kontak Berwarna<\/a><\/h3>
Saat ini penggunaan lensa kontak makin meningkat terutama di kalangan remaja dan dewasa. Lensa kontak digunakan secara luas sebagai salah satu alternatif pengganti kacamata. Akan tetapi, tidak jarang penggunaan lensa kontak juga hanya bertujuan untuk estetika karena dapat mengubah warna mata sehingga terlihat lebih menarik. Pengguna lensa kontak sering memakainya tanpa indikasi dan petunjuk dokter. Penggunaan dan perawatan lensa kontak yang tidak sesuai sering berkaitan dengan komplikasi yang merugikan kesehatan mata. Salah satu komplikasi yang paling serius pada penggunaan lensa kontak adalah infeksi kornea atau sering disebut keratitis. \n\n Apakah Sahabat Hermina pernah tertidur menggunakan lensa kontak? Atau kurang menjaga kebersihan cairan pencuci lensa kontak dan tempat penyimpanannya? Atau pernah membeli lensa kontak secara bebas tanpa memperhatikan izin edar alat kesehatan yang dikeluarkan Kemenkes? \n\n Kebiasaan tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan mata kita. Lensa kontak yang digunakan harus steril, legal, dan dianggap aman digunakan. Hal ini dibuktikan dari adanya nomor izin edar yang dikeluarkan Kemenkes. Penggunaan lensa kontak dengan tidak steril dan kurang higienis dapat menyebabkan infeksi mata serius yang mengancam penglihatan. Infeksi kornea (keratitis) bisa disebabkan oleh bakteri maupun jamur. Tanda dan gejala yang muncul antara lain mata merah, berair, belekan, mengganjal, nyeri, hingga timbul lesi putih di bagian hitam mata. Kondisi seperti ini umumnya akan disertai keluhan penglihatan buram dan silau. Pada keadaan seperti ini, Sahabat Hermina harus segera menemui dokter spesialis mata untuk diperiksa secara lengkap dan mendapatkan pengobatan yang sesuai. Pengobatan yang terlambat dapat mengakibatkan kondisi infeksi yang makin berat. Akan tetapi jika ditangani secara cepat dan tepat, infeksi masih bisa sembuh dan tidak menimbulkan kerusakan yang permanen. \n\n Meskipun komplikasi mungkin saja terjadi akibat pengunaan lensa kontak, namun tidak jarang Sahabat Hermina tetap perlu menggunakan lensa kontak sebagai alternatif pengganti kacamata. Oleh karena itu, berikut ini adalah tips dan cara menggunakan lensa kontak yang aman. \n\n \n Tentukan jenis lensa kontak yang akan dipakai \n \n\n Terdapat 2 jenis lensa kontak, yaitu lensa kontak keras dan lunak. Lensa kontak keras (hard lens) lebih aman digunakan karena tidak mengganggu pertukaran oksigen ke kornea mata. Risiko infeksi pada lensa kontak keras juga lebih rendah. Akan tetapi, lensa kontak keras hanya bisa dibeli melalui resep dokter spesialis mata. Jenis lensa kontak yang sering digunakan saat ini adalah lensa kontak lunak (soft lens). Pertukaran oksigen ke kornea mata pada penggunaan soft lens agak terhambat sehingga tidak disarankan penggunaan rutin setiap hari dalam jangka waktu panjang. \n\n \n Jaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah memegang kontak lensa \n \n\n Lensa kontak akan menempel langsung pada kornea mata kita sehingga jika tidak steril akan berisiko infeksi oleh bakteri dan jamur. Oleh karena itu, selalu cuci tangan menggunakan sabun sebelum memegang lensa kontak untuk memasangkan maupun melepasnya. \n\n \n Patuhi anjuran durasi pemakaian lensa kontak \n \n\n Lensa kontak memiliki anjuran durasi pemakaian yang berbeda-beda. Ada soft lens yang dipakai harian, mingguan, dan bulanan. Dengan demikian soft lens harus diganti sesuai jadwal pemakaian yang ditentukan. Soft lens harian berisiko relatif lebih rendah menyebabkan infeksi karena hanya 1 kali pemakaian, tidak perlu dicuci dan disimpan setelah pemakaian. \n\n \n Jaga kebersihan tempat penyimpanan dan cairan pembersih kontak lensa \n \n\n Lensa kontak dengan durasi pemakaian mingguan dan bulanan tentunya harus dilepas pasang setiap hari. Setelah dilepas dan sebelum dipasangkan kembali ke mata, lensa kontak harus dicuci dengan cairan pembersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Selama tidak dipakai, lensa kontak disimpan pada tempat penyimpanan dalam keadaan terendam cairan pembersih. Jika tempat penyimpanan dan cairan pembersih ini jarang diganti dan kotor, tentunya kita berisiko memasang lensa kontak yang kotor ke kornea mata. \n\n \n Sesuaikan dengan kondisi mata \n \n\n Kondisi mata setiap orang berbeda-beda. Penggunaan lensa kontak dapat menyebabkan keluhan mengganjal seperti benda asing yang menempel di mata. Oleh karena itu disarankan penggunaan tetes air mata buatan (artificial tears) untuk mengurangi keluhan tersebut. Namun pada orang dengan kondisi mata kering dianjurkan untuk menggunakan tetes air mata buatan lebih sering atau bahkan tidak disarankan memakai lensa kontak jika sangat tidak nyaman. \n\n \n\n Sahabat Hermina, hati-hati sebelum memutuskan untuk menggunakan lensa kontak. Jika memang diperlukan, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi mata dan kebutuhan. Hal yang terpenting adalah penggunaan kontak lensa harus sesuai dengan indikasi. Jangan sampai Sahabat Hermina ingin terlihat cantik dan menarik namun malah mengakibatkan infeksi mata yang serius. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciledug<\/a><\/li>
- 02 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Lebih Jauh Tentang Mata Minus <\/a><\/h3>
Mata minus atau rabun jauh memiliki istilah medis miopia. Kondisi ini menyebabkan Anda kesulitan melihat benda jarak jauh. \n\n Gejala Mata Minus \n\n Perhatikan beberapa gejala mata minus di bawah ini. Jika Anda mengalami beberapa gejala ini, mungkin Anda perlu memeriksakan mata ke dokter. \n\n \n Kesulitan saat melihat sesuatu dari jarak jauh namun jelas saat melihat jarak dekat \n Memicingkan mata saat melihat sesuatu \n Kesulitan melihat saat mengendarai kendaraan \n Perlu duduk dekat dengan papan tulis (miopia pada anak) untuk melihat jelas \n Ketika menonton televisi harus dekat agar dapat terlihat jelas \n Mata terasa tegang \n Mata terasa lelah \n Sakit kepala \n Sering mengucek mata \n \n\n Kapan Harus Mulai Memeriksakan Mata? \n\n Semakin bertambahnya usia, ketajaman mata Anda akan semakin berkurang. Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, atau memiliki kemungkinan mengalami kerusakan mata, sebaiknya periksakan mata Anda. \n\n Cara Menjaga Kesehatan Mata \n\n Mata minus tidak dapat dicegah, namun dapat diperlambat perkembangannya. Jagalah Kesehatan Mata Anda dengan melakukan hal-hal berikut: \n\n \n Makan makanan yang sehat. \n Hindari rokok. \n Gunakan kacamata hitam dengan UV protector. \n Istirahatkan mata secara berkala. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 30 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Dekteksi glukoma dengan pemeriksaan Tonometri<\/a><\/h3>
\nGlaukoma Ialah kondisi dimana terjadi keerusakan pada saraf mata. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya tekanan pada bola mata. Tekanan ini meningkat akibat pada bola mata terjadi gangguan sistem aliran cairan mata. \n \nGejala yang muncul akan berbeda-beda pada setiap penderita glaukoma. Bisa tidak bergejala atau pada tahap tertentu dapat mengalami gangguan pada penglihatannya. \n \nFaktor-faktor yang memengaruhi terjadinya glaukoma ialah : \n\n \n Usia di atas 60 tahun. \n Keturunan pengidap glaukoma. \n Mengalami cedera mata atau operasi pada mata. \n Mengidap penyakit mata rabun. \n Mengkonsumsi obat tetes mata tertentu pada jangka waktu yang lama. \n Mengidap anemia, diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung. \n \n Pada pengobatannya akan ditangani oleh dokter spesialis mata, pengobatan dapat di lakukan untuk mencegah keparahan gangguan penglihatannya hingga kebutaan. Pada pemriksaannya dokter salah satunya dengan melakukan pengecekan tonometri. \n \n Pemeriksaan tonometri \n \n\n \nTes tonometri pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur tekanan di dalam mata, yang disebut tekanan intraokular (TIO). Tes ini digunakan untuk mendeteksi salah satu faktor risiko penyakit glaukoma, penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan dengan merusak saraf di bagian belakang mata (saraf optik). \n\n Pada kondisi ini penderita dapat merasakan gejala berupa \n\n \n Hilangnya penglihatan tepi secara bertahap \n Penglihatan seperti melihat terowongan \n Penglihatan kabur \n Terlihat bundaran jika melihat cahaya lampu \n \n\n Apa yang harus di lakukan sebelum menjalani Tonometri ? \n\n • Tidak menggunakan lensa kontak sebelum pengujian. \n\n • Informasikan kepada Dokter jika memiliki riwayat ulkus kornea/infeksi mata atau riwayat glaukoma dalam keluarga serta informasikan obat-obatan yang sedang di konsumsi. \n\n Bagaimana Proses Pemeriksaan Tonometri ? \n\n \n Proses pemeriksaan Tonometri hanya membutuhkan waktu beberapa menit. \n \n\n \n Saat pemeriksaan, pasien diminta untuk meletakkan dagu pada penopang empuk dan menatap lurus ke dalam mesin. \n Pasien akan merasakan adanya tiupan angin yang menandakan tekanan bola mata sedang diperiksa. \n Hasilnya berupa ukuran tekanan bola mata dan dapat langsung diketahui setelah pemeriksaan selesai. \n \n\n Pencegahan Glaukoma \nDengan melakukan pengecekan glaukoma sejak dini, di mana hal tersebut sangat penting untuk mencegah kehilangan penglihatan atau untuk memperlambat perkembangannya, mengonsumsi makanan yang menagndung vitamin A dan gunakan pelindung mata jika sedang mengalami cedera mata. \n\n Segera Konsultaasikan ke dokter jika mengalami gejala tekanan pada bola mata. Jika kamu atau anggota keluarga memiliki tanda dan gejala glaukoma di atas, segeralah berbicara dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 03 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
Mata Minus atau Rabun Jauh (Miopia)<\/a><\/h3>
Kacamata biasa digunakan jika mengalami masalah terkait penglihatan, tetapi tidak semua orang nyaman menggunakannya. Mungkin Sahabat Hermina pernah melihat iklan di TV, memperkenalkan alat atau terapi yang dapat menyembuhkan mata minus. Namun, bisakah mata minus disembuhkan? \n\n \n\n Dalam dunia medis, mata minus disebut rabun jauh atau miopia. Penderita mata minus atau rabun jauh sulit melihat objek jauh. Objek di kejauhan tampak buram, sedangkan objek di sekitarnya terlihat jelas. Kondisi kelainan refraksi ini paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Penderita mata minus dapat memiliki kondisi yang ringan (tidak memerlukan pengobatan) hingga parah (sangat mempengaruhi penglihatan seseorang). \n\n \n\n Penyebab utama dari kondisi ini belum diketahui, tetapi seringkali dikaitkan dengan faktor genetik dan gaya hidup. Kebiasaan melihat benda-benda seperti buku, handphone dan komputer terlalu dekat untuk waktu yang lama pada saat masa kanak-kanak. \n\n \n\n Apakah mata minus bisa disembuhkan? Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang mampu menyembuhkan mata minus. Mata minus atau rabun jauh ini bukanlah sebuah penyakit, melainkan kelainan refraksi mata. \n\n \n\n Kelainan refraksi ini diakibatkan pertumbuhan bola mata yang terlalu panjang di masa kanak-kanak. Hal ini menyebabkan sinar cahaya terfokus pada suatu titik di depan retina bukan langsung pada permukaan retina. Meskipun mata minus belum bisa disembuhkan, ada metode yang telah terbukti memperlambat perkembangan mata minus pada saat masa kanak-kanak. \n\n \n\n \n\n Perawatan pada Mata Minus \n\n \n\n Meskipun tidak ada obat untk mata minus, ada beberapa metode pengelolaan dan pengendalian yang terbukti berhasil. Perawatan ini biasanya disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan mata. \n\n \n\n Berikut beberapa metode yang biasa digunakan untuk menangani kondisi mata minus atau rabun jauh: \n\n \n\n 1. Lensa Korektif \nPenggunaan kacamata atau lensa kontak merupakan cara paling umum untuk memperbaiki mata minus atau rabun jauh. Untuk mendapatkan kacamata khusus mata minus, terlebih dahulu melakukan pemeriksaan dan konsultasi ke dokter. Dokter akan membantu menentukan jenis lensa yang sesuai dengan kondisi mata. Beberapa orang lebih memilih lensa kontak daripada kacamata karena ringan dan hampir tidak terlihat. Namun, beberapa orang merasa bahwa lensa kontak lebih merepotkan daripada memakai kacamata. \n\n \n\n 2. Operasi mata laser \n\n Operasi mata laser melibatkan penggunaan laser untuk membakar sebagian kecil kornea mata. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kelengkungan agar cahaya lebih terkonsentrasi pada retina. \n\n \n\n Ada 3 jenis operasi mata, seperti yang dijelaskan di bawah ini: \n\n \n\n Photorefactive Keratectomy (PRK) \n\n Dalam metode ini, sebagian kecil permukaan kornea diangkatkan. Kemudian laser digunakan untuk menghilangkan lapisan dan mengubah bentuk kornea. \n\n \n\n Laser Epithelial Keratomileusis (LASEK) \n\n Metode LASEK mirip dengan PRK, hanya saja bedanya dalam metode ini menggunakan alkohol untuk mengendurkan permukaan kornea sehingga dapat mengangkat lipatan jaringan. Kemudian laser digunakan untuk mengubah bentuk kornea. Setelah operasi laser selesai, lapisan kornea dikembalikan ke tempatnya. \n\n \n\n Laser In Situ Keratectomy (LASIK) \n\n Mirip dengan LASEK, tetapi dengan lapisan kornea yang diangkat lebih kecil. Ketiga teknik operasi mata laser ini dapat memberikan hasil yang serupa, tetapi seringkali memiliki waktu pemulihan yang berbeda. \n\n \n\n Prosedur Ortokeratologi \n\n Orthokeratology adalah prosedur pemasangan lensa kontak permeabel gas yang dirancang khusus (biasa disebut lensa oertho-k) untuk pemakaian semalaman. \n\n \n\n Lensa ini membentuk dan memperbaiki permukaan depan mata (kornea) pada saat tidur. Kemudian pada saat bangun tidur, mata bisa melihat dengan jelas tanpa memakai kacamata atau lensa kontak. \n\n \n\n Namun, ortho-k tidak bisa menyembuhkan mata minus. Pemakai lensa kontak ini harus secara rutin dilakukan pada malam hari. Jika tidak, masalah mata minus akan muncul kembali. \n\n \n\n Tetes Mata Atropin \n\n Tetes mata atropin telah terbukti secara signifikan memperlambat perkembangan mata minus atau rabun jauh pada anak-anak. Dua percobaan besar di Asia menemukan bahwa tetes mata atropin dapat memperlambat perkembangan rabun jauh pada anak-anak hingga 50-60%. \n\n \n\n Namun, karena mata minus tidak dapat disembuhkan, anak-anak yang menggunakan obat tetes mata atropin mungkin masih memerlukan kacamata atau lensa kontak. \n\n \n\n \n\n \n\n Mencegah Mata Minus \n\n \n\n Mata minus dapat dicegah sejak dini. Berikut caranya: \n\n - Tidak membaca dalam keadaan atau tempat yang kurang pencahayaan. Jika hendak membaca, pastikan membaca di tempat dengan pencahayaan yang baik. \n\n - Hindari menatap layar komputer atau laptop terlalu lama. Jika Lelah, istirahatkan mata sejenak. \n\n - Mengkonsumsi sayur-sayuran serta buah-buahan yang mengandung vitamin A, contohnya: wortel, brokoli, bayam, kangkung, belimbing, melon, pepaya. \n\n - Melakukan olahraga mata. \n\n - Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter mata. \n\n \n\n \n\n Sahabat Hermina, yuk jaga kesehatan mata sejak dini, karena mata adalah jendela dunia. Jangan ragu untuk segera memeriksakan kesehatan mata Anda sebelum gejala bertambah parah. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 10 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
Menjaga Kesehatan Mata<\/a><\/h3>
Mata adalah salah satu panca indera penting dalam tubuh kita. Oleh karena itu, kesehatan mata sangatlah penting. Mata yang sehat selalu menjadi dambaan orang-orang. Namun, fungsi penglihatan dapat berkurang akibat gaya hidup yang kurang baik. \n\n Adapun beberapa macam penyakit pada mata yang dapat mengurangi fungsi dari mata itu sendiri, berikut adalah macam-macam penyakit pada mata: \n\n 1. Myopia \n\n Myopia atau mata minus merupakan salah satu kelainan refraksi yang banyak kita jumpai saat ini. Pada penderita myopia, mata hanya dapat melihat benda-benda dekat secara jelas dan akan buram jika melihat benda yang letaknya jauh. Penyebab mata minus selain genetik atau diturunkan, salah satunya dapat disebabkan kebiasaan sehari-hari dan pola hidup yang tidak baik, seperti pola makan yang kurang sehat, kebiasaan membaca buku sambil tiduran, dan membaca buku di keadaan cahaya yang kurang. Kondisi mata yang kelelahan akibat terlalu lama di depan layar tv, komputer maupun bermain HP dapat menyebabkan mata menjadi minus \n\n 2. Presbiopia \n\n Presbiopia atau mata tua terjadi akibat hilangnya kekenyalan lensa, sehingga menyulitkan lensa untuk menjadi cembung saat melihat dekat. Keluhan yang sering timbul adalah sukar melihat tulisan kecil dalam jarak dekat sehingga penderita akan menjauhkan kertas yang akan dibaca untuk mendapatkan tulisan yang lebih jelas. Penderita presbiopia banyak terjadi pada usia > 40 tahun. Penderita presbiopia akan dikoreksi menggunakan kacamata lensa sferis (+)positif/plus untuk membantu mata berakomodasi. \n\n 3. Astigmatisma \n\n Astigmatisma atau silindris yaitu sinar yang masuk mata tidak dipusatkan pada 1 titik, tetapi tersebar. Hal ini dapat terjadi akibat permukaan kornea yang tidak merata. Permukaan kornea normal yaitu permukaannya licin dan memiliki kelengkungan yang sama pada setiap bagiannya. Penderita mata silindris sering mengalami keluhan seperti melihat cermin yang tidak rata. Kelainan refraksi jenis ini bisa didapat semenjak lahir maupun akibat adanya peradangan kornea. Koreksi kacamata dilakukan dengan kacamata silinder untuk mengimbangi kelengkungan kornea yang terganggu. \n\n 4. Glaukoma \n\n Glaukoma adalah suatu kondisi ketika tekanan bola mata lebih tinggi dari normalnya. Tekanan bola mata yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada saraf mata atau nervus optikus maupun lapang pandang penderitanya. Peningkatan tekanan bola mata dapat disebabkan karena terganggunya aliran humor aquous atau cairan bola mata. Glaukoma sering disebut sebagai “si pencuri penglihatan “, karena pada penderita glaukoma akan terjadi kerusakan bertahap pada lapisan serabut saraf. Kerusakan serabut saraf tersebut perlahan akan menyebabkan menyempitnya lapangan pandang dan berakhir dengan kebutaan. Penderita yang sudah terdiagnosa glaukoma, sebaiknya memeriksakan ke dokter secara berkala untuk terus mengevaluasi tekanan bola mata, saraf mata maupun lapang pandangnya. \n\n 5. Katarak \n\n Katarak adalah salah satu penyakit mata yang ditandai dengan perubahan lensa mata yang semula jernih dan bisa tembus cahaya menjadi keruh atau berkabut. Penderita katarak sering mengalami banyak keluhan, seperti penglihatan buram perlahan, seperti berkabut atau berasap, melihat dobel, lebih sensitif terhadap cahaya (merasa lebih silau), sehingga merasa lebih nyaman dengan penglihatan dimalam hari. Keluhan-keluhan yang muncul tergantung tingkat dan bentuk kekeruhan katarak. \n\n Katarak bisa terjadi sejak bayi dilahirkan (katarak kongenital), katarak senilis karena faktor usia degenerasi, maupun komplikata. Pengobatan katarak adalah dengan tindakan pembedahan yaitu dengan mengganti lensa mata yang sudah keruh dengan lensa buatan yang ditanam didalam mata. \n\n \n\n Menjaga Kesehatan Mata \n\n 1. Pemeriksaan rutin ke dokter mata \n\n Banyak orang tidak menyadari kalau penglihatan mereka berkurang, dan ini bisa terjadi karena beberapa faktor seperti glaukoma atau efek penuaan. Ada baiknya untuk memeriksakan mata ke ahli mata untuk mengetahui kesehatan mata Anda secara menyeluruh. \n\n 2. Memperhatikan posisi yang baik saat membaca \n\n Jangan membaca sambil tiduran dan ditempat yang terlalu terang atau terlalu gelap. Hal itu membuat mata harus bekerja lebih keras. \n\n 3. Beri waktu istirahat untuk mata \n\n Memandang benda-benda atau pemandangan jauh setelah membaca, menulis, atau menonton cukup lama. Cobalah aturan 20-20-20, yaitu kondisi setiap 20 menit, Anda melihat ke benda yang berjarak 20 kaki, dan istirahatlah selama 20 detik. Cara ini dapat membantu mengurangi kelelahan mata Anda. \n\n 4. Bersihkan tangan dan lensa kontak \n\n Untuk menghindari resiko terkena infeksi, selalu cuci tangan ketika akan memasang atau melepas lensa kontak. Pastikan untuk mendisinfeksi lensa kontak Anda sesuai yang di instruksikan dan menggantinya secara berkala. \n\n 5. Berhenti merokok \n\n Merokok tidak baik bagi kesehatan mata. Penelitian menunjukan merokok berkaitan dengan peningkatan resiko degenerasi, katarak dan kerusakan saraf optik, yang dapat menyebabkan kebutaan. \n\n 6. Konsumsi makanan yang baik untuk mata \n\n Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin A, Lutein, zeaxanthine, sangat baik untuk menjaga kesehatan mata. Beberapa sumber makanan yang banyak mengandung lutein dan zeaxantine diantaranya bayam, brokoli, jagung, melon, kiwi. Riset menunjukan dengan memakan makanan yang tinggi asam lemak omega-3 seperti salmon, tuna baik untuk kesehatan mata. \n\n 7. Menjaga Berat badan \n\n Memiliki berat badan berlebih atau obesitas meningkatkan resiko terkena diabetes dan kondisi sistemik lainnya. Kita bisa kehilangan penglihatan sebagai komplikasi akibat penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit diabetes. Jika Anda memiliki masalah dengan berat badan dan penglihatan, ada baiknya jika konsultasikan dengan dokter untuk memastikan. \n\n \n\n Jika mengalami masalah kesehatan mata jangan disepelekan. Segera periksakan mata ke dokter spesialis mata jika keluhan pada mata terus berlanjut. Mari kita menjaga kesehatan mata karena mata merupakan “Jendela Dunia”. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 10 November 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 02 Maret 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Mei 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 November 2022<\/li><\/ul><\/div>