- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 14 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan <\/a><\/h3>
Setiap aktivitas atau proses pekerjaan yang dilakakukan di tempat kerja mengandung resiko untuk terjadinya kecelakaan kerja mulai dari level ringan, sedang, hingga berat. Berbagai upaya pencegahan dilakukan supaya kecelakaan kerja tidak terjadi dengan cara memberikan keterampilan melakukan tindakan pertolongan pertama untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, di setiap tempat kerja harus memiliki petugas P3K (First Aider) atau setidaknya setiap karyawan dibekali dengan keterampilan dalam melakukan pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan maupun kegawatan medik. \n\n \n\n Tujuan FIRST AID di tempat kerja adalah: \n\n Menyelamatkan jiwa di tempat kerja \n Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan \n Mencegah terjadinya hal yang lebih buruk pada korban \n Menenangkan penderita atau korban yang terluka di tempat kerja \n\n \n\n Prinsip-Prinsip Dasar Pertolongan Pertama: \n\n 1. Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka, terutama bila luka-lukanya terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan keras atau kekerasan lain. Pindahkan atau ubah posisi penderita hanya apabila tindakan anda adalah untuk menyelamatkan dari bahaya lain. \n\n 2. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita mengalami perdarahan, kesulitan bernapas, luka bakar, atau terkejut (syok). \n\n 3. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah pingsan. Cairan dapat memasuki saluran pernapasan dan mengakibatkan kesulitan bernapas bagi penderita. \n\n 4. Jangan berikan alkohol pada penderita yang mengalami luka parah. \n\n \n\n Penderita Syok/Terkejut \n\n Seseorang mengalami syok, wajahnya akan tampak pucat, tubuhnya dingin dan berkeringat, nafas cepat, jantung berdegup kencang. Cara penanganannya: \n\n 1. Usahakan untuk membaringkan dan menempatkan kakinya pada posisi yang lebih tinggi daripada kepala, kecuali terdapat luka di kepalanya \n\n 2. Selimuti tubuhnya agar hangat, tetapi jangan sampai terlalu panas \n\n 3. Berikan minuman gula kepada penderita apabila penderita dalam keadaan benar-benar sadar \n\n \n\n Tersedak Makanan \n\n 1. Berdirilah di belakang penderita peluklah pinggangnya dengan kedua tangan \n\n 2. Kepalkan tangan Anda dan tekan kepalan tangan pada perut bagian atas tepat dibawah tulang iga, dan diatas pusar \n\n 3. Tarik kuat-kuat kepalan tangan Anda ke arah atas ulangi beberapa kali hingga makanan keluar dari tenggorokan penderita. \n\n \n\n Bahan Kimia atau Serangga Mengenai Mata \n\n Baringkan korban dan tuangkan air steril ke dalam matanya untuk menghilangkan bahan kimianya, kemudian kompreslah dengan kain kassa steril dan segera kunjungi atau panggil dokter terdekat. \n\n \n\n Jika serangga yang mengenai mata, ambillah dengan ujung saputangan bersih, jangan sekali - kali mengusap dengan tangan telanjang, segeralah kunjungi dokter apabila mata masih dirasa tidak nyaman. \n\n \n\n Sengatan Serangga \n\n Apabila tersengat lebah dan muncul bengkak, kompreslah segera dengan es, tidak sedikit dari orang yang tersengat lebah akan timbul alergi, segerlah ke dokter agar diberikan pertolongan. \n\n \n\n Keracunan \n\n Berilah minum (air putih, susu tawar, air kelapa) sampai penderita bisa memuntahkan makanannya, akan tetapi tidak semua orang bisa memuntahkan makanannya. Segeralah dibawa ke rumah sakit agar ditolong oleh dokter. \n\n \n\n Luka Bakar \n\n Alirkan/siram dengan air biasa/air mengalir di tempat yang terbakar, jika lukanya masih di tahap pertama hingga rasa sakit hilang, Jika luka bakar sudah melepuh sebaiknya langsung dibawa ke dokter. \n\n \n\n Luka lecet/Gores/Tersayat \n\n Cucilah dengan air, dan tutuplh luka dengan plester, band aid. Namun, jika luka terlalu besar dan dalam segeralah dibawa ke dokter. \n\n \n\n Perdarahan \n\n Hentikan perdarahan dengan cara menekan luka atau secara luka. Tekan terus-menerus, jangan melepas tekanan tiap sebentar hanya untuk melihat perdarahan sudah berhenti. Apabila setelah dilakukan tekanan tetapi perdarahan tidak berhenti, memungkinkan nadi atau pembuluh darah balik akan teputus, tekan nadi yang di dekat luka untuk menghentikan alirah darah dari jantung ke tempat lain. Segeralah ke dokter. \n\n \n\n Patah Tulang \n\n Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan korban jika belum mahir melakukannya, jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung dengan hati-hati dengan posisi berbaring di atas alas keras. Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi atas dan bawah bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter. Untuk patah tulang tangan dan kaki gunakan tongkat atau setumpuk koran untuk menyangga lalu balutlah sebagai penyangga sebelum bertemu dengan dokter. \n\n \n\n Terkilir \n\n Letakkan bagian tubuh yang terkilir lebih tinggi dari bagian tubuh yang lain untuk mencegah pembengkakan, segeralah ke dokter agar tidak terjadi perburukan di kemudian hari. \n\n \n\n Hal-hal diatas merupakan langkah yang bisa dilakukan apabila mendapati hal tersebut terjadi di perusahaan atau di sekitar kita. Tindakan cepat dan tepat akan mengurangi resiko dan kemungkinan terburuk terjadi bagi penderita. Membawa korban ke Dokter Spesialis Orthopedi menjadi langkah yang tepat untuk mengatasi dan menangani kecelakaan yang terjadi pada tempat kerja. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 18 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
Manfaat Senam Hamil<\/a><\/h3>
Kehamilan adalah suatu fase yang sangat didambakan bagi setiap wanita yang telah menikah. Pada proses kehamilan, setiap ibu hamil memiliki gejala yang berbeda-beda pula. Tidak jarang salah satu yang dialami yaitu mual, muntah dan cepat merasa lelah. Kehamilan memang sering membuat tubuh lebih cepat merasa lelah dan ingin terus berbaring di tempat tidur. Namun, tidak bergerak secara aktif di masa kehamilan justru dapat membuat tubuh menjadi tidak bugar dan mempersulit proses persalinan. Salah satu jenis olahraga yang relatif aman dilakukan dan dapat dilakukan oleh sebagian besar ibu hamil adalah senam hamil. \n\n \n\n Senam hamil bertujuan uuntuk menjaga kebugaran ibu hamil, sambil mempersiapkan fisik untuk persalinan. Dokter akan menyarankan senam hamil selama Anda merasa nyaman untuk melakukannya dan tidak bertentangan dengan kondisi kesehatan dan kehamilan Anda. Secara psikologis, senam hamil membuat Anda berpikir lebih positif karena merasa jauh lebih siap menghadapi persalinan. Selain itu, setelah bayi lahir, senam hamil juga membantu Anda segera dapat kembali ke bentuk badan dan stamina semula. Selain itu, banyak manfaat melakukan senam hamil secara teratur, antara lain: \n\n - Meredakan nyeri, sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan di masa kehamilan \n\n - Mengencangkan otot \n\n - Memperkuat jantung dan paru \n\n - Membuat tidur lebih nyenyak \n\n - Membantu menghindari pertamabahan berat badan secara berlebihan \n\n - Meringankan nyeri akibat pertambahan beban pada tulang belakang \n\n - Memperkuat Sendi \n\n \n\n Jika sudah lama tidak berolahraga, Anda dapat memulai dengan melakukan gerakan senam hamil selama 5 menit sehari, kemudian tingkatkan menjadi 10 menit dan terus meningkat hingga setidaknya 30 menit per hari. \n\n \n\n Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Anda dapat bergabung dengan kelas senam hamil yang dibuka di RSIA Hermina Mutiara Bunda salatiga. Kelas Senam Hamil dipandu oleh Staf Personal Maternity Officer Bidan Alvina fitria eka putri yang sudah berpengalaman menangani senam hamil dan berbagai pasien-pasien yang konsultasi ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Dapatkan promo paket kelas senam hamil dengan menghubungi Personal Maternity Officer Personal Maternity Officer Bidan Alvina fitria eka putri 0858 7054 3729. Sehat Bersama RSIA Hermina Mutiara Bunda salatiga \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengenali Penyakit Paru-Paru Basah dan Penyebabnya<\/a><\/h3>
Menurut Pneumonia. National Heart, Lung, and Blood Institute, Paru-paru basah atau pneumonia adalah kondisi peradangan yang terjadi pada paru-paru sehingga menimbulkan penumpukan cairan pada jaringan paru. Biasanya, kondisi ini terjadi pada penyakit seperti pneumonia karena infeksi bakteri atau virus. Akibatnya, kantung udara pada paru-paru dipenuhi cairan atau nanah. \n\n Siapa saja bisa mengalami masalah ini, baik bayi, anak-anak, orang dewasa hingga lansia. Dalam beberapa kasus tertentu, penyakit ini tidaklah berat dan dapat sembuh dengan segera. Tapi, kondisi ini terkadang juga bisa membahayakan dan berakibat serius bagi para penderitanya terutama jika tidak segera dilakukan pengobatan oleh dokter spesialis paru. \n\n Penyebab Paru-Paru Basah \nAda beberapa hal yang bisa menyebabkan paru-paru basah. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan jamur. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri umumnya terjadi karena penularan orang lain, namun juga bisa karena penggunaan ventilator yang berkepanjangan. \n\n Infeksi yang disebabkan oleh virus umumnya terjadi pada balita dan biasanya lebih ringan serta dapat sembuh sendiri meski tanpa pengobatan. Namun, dalam beberapa kasus khusus, ada juga yang justru berkembang semakin berat. \n\n Infeksi yang disebabkan oleh jamur umumnya terjadi pada orang yang memang memiliki masalah sistem imun yang lemah. Selain itu bisa juga terjadi karena menghirup jamur dari tanah atau kotoran burung. \n\n Gejala Paru-Paru Basah \nSemakin cepat dikenali, maka semakin cepat pula penderita paru-paru basah mendapatkan penanganan sehingga mengurangi risiko penyakit tersebut semakin parah. Oleh karena itu, penting mengenali ciri-ciri paru-paru basah. Berikut ini beberapa diantaranya: \n\n \n Batuk kering ataupun berdahak dengan dahak yang berwarna kuning, coklat, hijau, atau kemerahan. \n Dada terasa nyeri dan semakin sakit saat batuk \n Napas terasa sesak dan berat, kadang napas menjadi cepat dan berbunyi \n Demam, menggigil dan berkeringat \n Nafsu makan hilang \n Lemas \n Mual, muntah, diare \n Jantung berdebar-debar \n \n\n Mengobati Paru-Paru Basah \nPenyakit paru-paru basah membutuhkan penanganan dari dokter spesialis paru. Jika terlambat ditangani, penyakit ini dapat semakin parah. Bahkan efek paru-paru basah berupa rusaknya paru-paru juga dapat terjadi pada penderitanya. \n\n Obat untuk penyakit paru-paru basah umumnya tergantung pada tingkat keparahan. Jika masih pada tahap awal, dokter mungkin hanya akan memberikan antibiotik saja. Namun jika hasil rontgen paru-paru basah sudah sangat berat dan terjadi gagal napas, maka pasien akan membutuhkan alat bantu napas dan diperlukan perawatan di ICU. \n\n Beberapa tanaman dipercaya sebagai obat paru-paru basah alami. Memang tidak bisa menyembuhkan secara total, namun setidaknya dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Beberapa tanaman tersebut antara lain adalah jahe, cabai rawit, daun peppermint, thyme, kunyit, hingga lemon. \n\n Pencegahan Paru-Paru basah \nPenyakit paru-paru basah dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat. Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan, diri, dan selalu menggunakan masker saat bepergian. Langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah dengan vaksinasi pneumonia (PCV) dan influenza. \n\n Jika anda atau orang terdekat menunjukkan beberapa gejala seperti di atas, segeralah menghubungi dokter RSIA HERMINA Mutiara bunda salatiga. Jangan menundanya karena jika dibiarkan, masalah ini dapat berkembang menjadi lebih berat, bahkan membahayakan nyawa. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
Tips Atasi Morning Sickness dan Jaga Kesehatan Kandungan<\/a><\/h3>
Morning sickness sering dialami oleh ibu hamil. Setengah dari seluruh ibu hamil pasti pernah mengalami morning sickness. Hal tersebut terjadi akibat peningkatan kuantitas hormon secara drastis sehingga menyebabkan tubuh mengalami perubahan fungsi. Tubuh mengeluarkan estrogen dan progesteron 15 sampai 40 kali lipat dari biasanya. \n\n Bagaimana cara untuk mengatasi morning sickness? \n\n \n\n \n Siasati dengan makanan yang tinggi protein seperti daging, keju, atau tempe \n Makan dengan prosi kecil, tetapi sering \n Minum sari buah-buahan atau jahe untuk mengurangi rasa mual \n \n\n Saat sedang hamil, calon ibu juga perlu memperhatikan hal berikut agar janin tumbuh dengan baik dan sehat, yaitu: \n\n 1. Menjaga pola hidup sehat. \n\n Menjaga pola hidup sehat, bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti: \n\n - Makan Makanan Bergizi. \n Makanan ibu hamil harus mencukupi kebutuhan gizi dan kalori. Kebutuhan kalori ibu hamil lebih tinggi dibandingan wanita normal, oleh karena itu seharusnya porsi makan ibu hamil lebih banyak dibanding ibu yang tidak hamil. Mudahnya, ibu hamil harus makan 3x sehari dengan menu yg seimbang ditambah snack berat 2 kali. \n Pada awal kehamilan, kebutuhan kalori belum terlalu tinggi. Oleh karena itu, porsi makan seperti biasa seperti sebelum hamil masih wajar, hanya saja kadang ibu hamil muda merasa mual. Namun hal tersebut dapat disiasati dengan makan sedikit tapi sering. \n - Konsumsi vitamin secara teratur. \n Untuk mencukupi kebutuhan ibu hamil, terutama untuk janin, dan untuk meningkatkan kekebalan ibu hamil agar tidak mudah terserang penyakit harus mengonsumsi tambahan asupan vitamin. \n - Tidak merokok dan minum minuman beralkolhol \n Rokok dan alkohol dapat membahayakan kesehatan dan perkembangan janin. \n - Belajar tenang dan cukup istirahat. \n Atur emosi agar selalu tenang dan sabar. Ubah pikiran atau kecemasan yang akan membawa pengaruh negatif ke janin, dan usahakan untuk selalu berpikiran positif. Jangan lupa berdoa agar selalu diberi kesehatan untuk ibu dan janin. Jangan memaksan diri dalam beraktivitas, saat tubuh merasa lelah cobalah untuk beristirahat guna memulihkan kondisi. \n\n 2. Lakukan Olahraga Ringan \n\n 3. Berhati-hati Dalam Konsumsi Obat \n Tidak semua obat aman untuk janin, apalagi obat yang dijual bebas. Agar lebih aman, konsultasikan kepada dokter sebelum mengonsumsi obat agar kesehatan dan pertumbuhan janin terjaga. \n\n 4. Rajin Membaca Artikel atau Buku \n Sempatkan membaca artikel atau buku tentang kehamilan dan seputar persiapan persalinan di waktu senggang agar memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas tentang kehamilan dan beberapa permasalahan tentang kehamilan. \n\n Morning Sickness memang tidak menyenangkan, tetapi dengan mengonsumsi makanan tinggi protein, makan dengan porsi kecil namun sering, dan minum sari buah, dapat membantu mengurangi morning sickness. Jangan lupa untuk selalu menjaga pola makan, berolahraga ringan, dan konsultasi dengan dokter selama kehamilan agar kesehatan ibu dan bayi tetap terjaga. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 15 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
ASI Eksklusif, Tips Melancarkan ASI dengan Relaksasi<\/a><\/h3>
Bagi ibu yang baru melahirkan, menyusui buah hati bisa menjadi salah satu pengalaman terbaik. Namun kadang terdapat masalah yang bisa menghambat pemberian air susu ibu. Masalah ini berpotensi menghambat program ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI kepada bayi sejak lahir hingga berusia enam bulan tanpa tambahan makanan dan minuman lain. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif untuk lebih mengoptimalkan tumbuh kembang dan kesehatan anak. \n\n Beberapa masalah dalam menyusui berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu yang memerlukan pemeriksaan oleh dokter untuk dapat diketahui sumber masalahnya dan berdiskusi bersama ibu untuk menemukan solusinya, misalnya lewat pengobatan. Namun ada pula faktor lain yang membuat programASI eksklusif tidak lancar. Salah satunya kondisi psikologis ibu. \n\n Kekhawatiran berlebih kerap mendorong munculnya kondisi psikologis yang dapat menghambat pemberian ASI eksklusif. Khawatir tak bisa memproduksi cukup ASI misalnya, padahal sesungguhnya produksi ASI ibu cukup namun menjadi terhambat karena stress ASI tidak cukup. \n\n Umumnya ibu dengan anak pertama yang mengalami masalah ini karena menjadi pengalaman baru. Kondisi psikologis ibu mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif, terutama terkait dengan produksi ASI. Meningkatnya tekanan psikologis bisa mengganggu aliran ASI. Untuk mengatasi masalah tersebut, ibu bisa mencoba menjalani relaksasi selama periode menyusui. \n\n Manfaat Relaksasi agar ASI Lancar \n\n Sebuah penelitian di Malaysia yang hasilnya dimuat di American Journal of Clinical Nutrition pada 2019 menemukan manfaat terapi relaksasi bagi ibu dan bayi. Dalam riset itu, peneliti membagi dua kelompok ibu dan bayi, yakni yang menjalani terapi relaksasi dan yang tidak. Hasilnya, bayi yang ibunya mengikuti terapi memiliki berat badan lebih tinggi. Kebiasaan tidur bayi itu juga lebih baik. Selain itu, tingkat stres ibu lebih kecil menurut indeks Perceived Stress Score. \n\n Penelitian tersebut menyebutkan, relaksasi bisa mempengaruhi volume dan/atau komposisi ASI yang berdampak positif pada pertumbuhan dan kebiasaan tidur bayi. Karena itu, sebaiknya ibu memastikan dirinya dalam kondisi rileks selama periode ASI eksklusif. Untuk mencapai kondisi tersebut, ibu dapat menjalani relaksasi baik lewat terapi secara khusus maupun secara mandiri di rumah. \n\n Cara Relaksasi untuk Melancarkan ASI \n\n Terdapat sejumlah cara relaksasi untuk keberhasilan ASI eksklusif. Banyak di antaranya yang bisa ibu lakukan sendiri di rumah ketika ada waktu senggang. \n\n 1. Latihan pernapasan \n\n Ibu bisa mencapai kondisi rileks dengan melatih pernapasan. Salah satunya dengan teknik pernapasan perut. Caranya, duduk dengan nyaman di lantai, lipat kaki, dan letakkan satu tangan di dada dan tangan lain di perut. Lalu tarik napas dalam-dalam dengan hidung, buang lewat mulut. Rasakan kontraksi otot perut selama proses ini sembari menutup mata. Lakukan kira-kira 10-15 menit. \n\n 2. Dengarkan musik \n\n Musik bisa membantu ibu rileks, terutama ketika menyusui atau memompa susu. Pilih musik yang menenangkan, seperti musik klasik. Pikiran akan tenang ketika mendengarkan musik jenis ini. Ibu bisa membangun mood atau suasana hati yang baik dengan mendengarkan musik favorit. \n\n 3. Meditasi \n\n Meditasi telah lama dikenal sebagai teknik relaksasi yang mumpuni. Bermeditasilah saat kondisi memungkinkan. Sebab, meditasi membutuhkan suasana yang sunyi dan tenang. Tidak ada cara khusus untuk bermeditasi. Ibu bisa berdiam diri sambil menutup mata dan berfokus pada satu hal yang menenangkan. Bisa pula sembari berdoa. \n\n 4. Membaca \n\n Membaca juga bisa menjadi cara relaksasi untuk melancarkan ASI. Bacalah buku yang disenangi, bisa novel ataupun majalah wanita. Membaca membantu mengalihkan pikiran menuju hal yang baru dan menarik. \n\n Lakukan teknik relaksasi yang dirasa paling sesuai dan mudah dilakukan. Bila perlu, temui dokter atau ahli terapi untuk mendapatkan masukan profesional demi kelancaran ASI eksklusif. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 15 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Menangani Konstipasi dan Sulit Makan pada Anak<\/a><\/h3>
Orang tua sering khawatir ketika anaknya tak kunjung buang air besar dalam sehari. Apalagi bila melihat perut sang buah hati menggembung seolah-olah banyak menampung sisa makanan yang belum terbuang. Namun sebetulnya setiap anak punya jadwal tersendiri untuk ke toilet. Yang patut menjadi perhatian adalah ketika ada gejala konstipasi alias sembelit yang membuat anak tak nyaman. Karena itu, orang tua perlu tahu cara menangani konstipasi pada anak. \n\n \n\n Mengenal Konstipasi Anak \n\n Konstipasi adalah masalah kesehatan yang umum sangat umum terjadi pada anak-anak. Orang tua tak perlu cemas berlebihan. Anak dianggap mengalami konstipasi bila buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu, sulit buang air besar, atau fesesnya keras, kering, dan amat besar. \n\n Menangani konstipasi pada anak tergantung penyebab dan kondisi yang dialami anak. Orang tua dapat mencegah konstipasi anak dengan menerapkan kebiasaan makan yang sehat serta mengajaknya beraktivitas fisik, termasuk berolahraga, secara rutin. \n\n Konstipasi terjadi ketika feses bergerak terlalu lambat di dalam usus besar. Usus besar merupakan organ yang berperan dalam pembuangan sisa makanan atau buang air besar. Usus besar menyerap air ketika akan mengeluarkan feses. Gerakan otot mendorong feses menuju rektum. Saat anak mengalami sembelit, gerakan otot di usus besar terlalu lambat dan usus besar menyerap terlalu banyak air. \n\n Walhasil, feses menjadi sangat keras dan kering sehingga susah bergerak. Tatkala mencapai rektum, sebagian besar air di usus besar sudah terserap dan feses sulit keluar. Anak akan merasa kesakitan ketika hendak mengeluarkan feses dan tidak nyaman beraktivitas. \n\n Gejala Konstipasi pada Anak \n\n Harus digarisbawahi bahwa setiap anak memiliki kebiasaan buang air besar yang berlainan. Seorang anak yang tidak buang air besar sekali pun dalam sehari belum tentu mengalami konstipasi. Secara umum, gejala konstipasi pada anak meliputi: \n\n \n Buang air besar lebih jarang ketimbang biasanya \n Merasa sakit saat buang air besar \n Susah payah untuk buang air besar \n Perut terasa kembung \n Terdapat darah di feses \n Terdapat noda bekas feses di celana \n Kehilangan nafsu makan \n \n\n Gejala konstipasi pada anak mungkin menyerupai masalah kesehatan lain. Untuk mendapatkan informasi yang valid, termasuk cara menangani konstipasi itu, kunjungi dokter untuk berkonsultasi. \n\n \n\n Penyebab Konstipasi \n\n Penyebab umum konstipasi adalah menu makan yang kurang memuat cukup air dan serat. Keduanya berperan penting untuk membantu otot usus besar bergerak mendorong feses ke rektum. Anak yang lebih banyak mengonsumsi karbohidrat dan protein lebih berpotensi mengalami sembelit. \n\n Sembelit juga bisa terjadi akibat penggunaan obat-obatan tertentu oleh ibu menyusui. Biasanya, obat antidepresan atau suplemen zat besi bisa menyebabkan konstipasi. Begitu juga ketika anak berpindah dari air susu ibu ke susu formula atau ke makanan padat. \n\n Anak cenderung menahan buang air besar ketika tengah asyik bermain, jauh dari rumah, atau takut minta izin untuk ke toilet. Hal ini juga dapat membuat anak mengalami konstipasi. \n\n Anak berusia lebih besar bisa terkena konstipasi ketika mengalami stres. Misalnya ketika akan memulai tahun ajaran baru dan bertemu dengan teman-teman baru. Demikian pula bila ada masalah di rumah yang membuat mereka tertekan secara emosional. \n\n Sebagian anak mengalami sembelit karena sindrom iritasi usus besar. Pemicunya antara lain makanan yang berlemak atau terlalu pedas. Dalam kasus yang jarang terjadi, konstipasi juga bisa disebabkan penyakit yang lebih serius. Itu sebabnya penting untuk memeriksakan anak bila curiga terjadi konstipasi. \n\n Penanganan yang tepat jika Anak mengalami Konstipasi \n\n Cara menangani sembelit anak tergantung kondisi yang dialami si anak itu sendiri. Dokter akan menentukan penanganan yang tepat dengan mempertimbangkan beberapa hal ini: \n\n \n Usia anak \n Kondisi kesehatan secara keseluruhan \n Riwayat kesehatan \n Seberapa parah konstipasi \n Apa penyebabnya \n Penerimaan anak terhadap pengobatan, prosedur, atau terapi tertentu \n \n\n Orang tua juga dapat menangani konstipasi pada anak sendiri bila memungkinkan, antara lain melalui: \n\n \n Perubahan pola makan menjadi lebih sehat dengan memperbanyak sayur dan buah serta minum cukup air putih \n Menghindari makanan cepat saji, camilan, dan gorengan \n Makan secara teratur dan tidak melewatkan sarapan \n Mengajak berolahraga rutin \n Batasi penggunaan gadget \n \n Hal penting lain dalam menangani konstipasi pada anak adalah orang tua jangan sampai terbawa emosi hingga memaksa anak ke toilet untuk buang air besar. Buatlah suasana senyaman mungkin bagi anak agar mereka lebih mudah buang air besar tanpa tekanan. Bila perlu, hubungi dokter untuk mengkonsultasikan kondisi anak. \n \n \n\n Apakah Konstipasi mempengaruhi sulit makan pada Anak? \n\n Bila mengalami konstipasi kronis, anak mungkin merasa amat tidak nyaman. Kadang anak juga mengalami kram perut yang hebat dan muntah-muntah. Selain itu, rasa sakit ketika hendak buang air besar dapat membuat anak kian tak nyaman. Anak mungkin merasa hendak buang air besar, tapi feses tak dapat keluar. Ketidaknyamanan ini pada akhirnya bisa menurunkan nafsu makan anak. \n\n Apalagi masih penuhnya perut membuat anak terus merasa kenyang atau kembung. Anak akan sulit makan atau bilapun mau makan, pasti akan banyak bersisa. Nafsu makan dapat kembali naik ketika anak dapat buang air besar, tapi lalu susah makan lagi ketika konstipasi kembali menyerang. \n\n \n\n Tips Mengatasi Anak yang Susah Makan \n\n Banyak orang tua bertanya-tanya apakah anaknya sudah cukup memakan makanan yang sehat. Terlebih bila anak pilih-pilih makanan atau susah makan. Patut diketahui bahwa anak balita umumnya makan dalam porsi sedikit dan wajar menolak makanan tertentu. Adapun anak yang lebih besar lebih menerima jenis makanan apa pun yang diberikan. \n\n Ketika anak susah makan, orang tua mesti mencari tahu sumber penyebabnya. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi anak susah makan, antara lain: \n\n \n Kurangi porsi makan, mungkin selama ini porsi dari orang tua berlebih \n Hindari memaksa anak makan hingga habis karena akan membuat anak tertekan ketika tiba waktunya makan \n Berikan pujian ketika anak sanggup menghabiskan makanan untuk menaikkan motivasi \n Ikuti kemauan anak, misalnya saat meminta air putih di sela makan \n Mencoba menu makanan baru \n Tanyakan kepada anak ingin makan apa \n \n\n Namun, jika anak susah makan dengan gejala konstipasi, ada baiknya orang tua mendatangi dokter. Terutama ketika upaya menangani konstipasi pada anak di rumah tidak berhasil. Dokter akan memeriksa anak dan memberikan penanganan yang tepat untuk memulihkan nafsu makan anak. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 15 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
Tips Menjaga Kesehatan Telinga<\/a><\/h3>
Tips Menjaga Kesehatan Telinga \n\n \nTelinga merupakan salah satu pancaindera yang menunjang fungsi tubuh manusia. Tanpanya, seseorang tidak akan mampu menikmati indahnya melodi dunia. Kendati demikian, tak sedikit pula orang yang mengabaikan kesehatan telinga. Orang-orang tersebut umumnya baru akan menyadari tentang pentingnya telinga saat organ tersebut terkena masalah. \n \nMerawat kebersihan dan kesehatan telinga penting dilakukan untuk mencegah berbagai masalah pada telinga, seperti infeksi telinga, telinga berdenging, hingga gangguan pendengaran atau bahkan tuli mendadak. \n \nSerumen atau kotoran telinga adalah gumpalan lunak yang dihasilkan secara alami dari kelenjar minyak di bagian luar liang telinga. Serumen tersebut berfungsi sebagai pelindung, mulai dari melindungi telinga dari debu, pertumbuhan kuman patogen, dan menjaga agar binatang tidak masuk dalam telinga. Pada dasarnya, serumen tidak berbahaya jika jumlahnya tidak berlebihan. \n \nNamun, produksi serumen yang terlalu banyak dapat berdampak pada kualitas pendengaran seseorang. Keluhan yang dapat timbul akibat kotoran yang memenuhi liang telinga antara lain telinga terasa penuh dan kadang disertai gangguan komunikasi dengan lawan bicara. Maka itu, penting untuk membersihkan kotoran telinga sebelum timbul keluhan lebih parah. \n \nPerlukah Bersihkan Telinga dengan Cotton Bud? \n\n \nTelinga otomatis membersihkan dirinya ketika kita berbicara, mengunyah atau kegiatan menggerakan rahang. Biasanya, jika sudah kotor, ear wax keluar dengan sendirinya bersama dengan gerakan rahang yang membuat otot pipi bergerak. Lalu, apakah masih perlu membersihkan telinga dengan cotton bud? Faktanya, membersihkan telinga dengan cotton bud adalah tindakan yang kurang tepat. Kamu boleh menggunakan cotton bud, namun hanya untuk bagian daun telinga saja. Hindari menggunakan cotton bud untuk bersihkan telinga bagian dalam. \n \nMengorek telinga dengan cotton bud membuat kotoran semakin masuk ke dalam dan menyebabkan kotoran malah mengendap pada bagian dalam telinga yang panjangnya 2,5-3 cm saja. Kotoran yang mengendap dapat menjadi keras dan menghambat sirkulasi dalam telinga. Kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami gangguan pendengaran. Pada dasarnya telinga memiliki mekanisme untuk membersihkan dirinya sendiri, sehingga kita tak perlu membersihkan sendiri bagian dalamnya. Sahabat Hermina hanya perlu mengusap bagian luar telinga dengan sabun dan air, lalu keringkan dengan kain atau handuk. \n \nKetahui Cara Menjaga Kesehatan Telinga yang Tepat \n\n \nMenjaga kebersihan tubuh dengan cara mandi setiap hari, terutama setelah bepergian ke luar rumah. Cara ini membantu melunakkan kotoran telinga akibat air yang mengalir dari kepala saat mandi atau mencuci rambut. \n \nSahabat Hermina juga dapat menghindari membersihkan telinga secara mandiri dengan cotton bud karena hal ini berpotensi mendorong kotoran telinga masuk lebih dalam. \n \nHindari mengorek telinga dengan alat yang tidak bersih serta benda tajam dan runcing karena dapat mengakibatkan luka pada liang telinga bahkan gendang telinga. Kerusakan yang ditimbulkan dapat bersifat sementara atau permanen. \n \nLalu, hindari juga memasukkan cairan atau obat tetes telinga tanpa rekomendasi dari dokter. Kesalahan dalam terapi dapat merusak pendengaran. \n \nSegera berkunjung ke dokter spesialis THT jika terjadi penumpukan kotoran telinga dan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan telinga secara berkala \n \nMari bersama tingkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan indera pendengaran kita. Pencegahan gangguan pendengaran yang dapat timbul hingga masalah ketulian bisa dilakukan sedini mungkin dengan menerapkan cara menjaga kesehatan telinga secara tepat. Konsultasikan masalah kesehatan telinga Sahabat Hermina pada Dokter Spesialis THT RSIA HERMINA Mutiara Bunda Salatiga. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 06 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
TOILET TRAINING<\/a><\/h3>
Salah satu tahapan penting dalam perkembangan anak adalah Kemampuan anak untuk buang air sendiri di toilet. Menjadi tantangan bagi orangtua dan pengasuh dalam membantu anak dalam toilet training Keberhasilannya diukur dari seberapa jauh anak mengerti penggunaan toilet untuk buang air, bukan dari kemahiran penguasaan proses belajarnya. Berbagai metode dapat digunakan dalam mengupayakan keberhasilan toilet training. Perlunya kepekaan orangtua dan pengasuh dalam mengenali isyarat dan kesiapan anak untuk belajar, konsistensi, serta tidak dipaksakan. \n\n Tidak ada usia yang pasti untuk memulai toilet training pada seorang anak. Dapat dilihat dari kematangan fisik dan psikologis yang secara umum timbul sekitar usia 18 bulan sampai 2,5 tahun. \n\n \nBeberapa tanda buah hati sudah siap belajar antara lain: \n\n \n 1.Mampu menirukan Anda dan menunjukkan rasa tertarik untuk belajar, misalnya mengikuti Anda ke kamar mandi. \n 2.Mampu mengembalikan benda-benda ke tempatnya, baik diminta ataupun tidak. \n 3.Mampu menunjukkan tanda kemandirian dengan berkata tidak. \n 4.Mampu berjalan dan duduk dengan baik. \n 5.Mampu menyampaikan rasa ingin buang air (kecil atau besar). \n 6.Mampu melepas dan mengenakan pakaiannya. \n\n \nMelaksanakan Toilet Training \n\n \n Perlunya perencanaan yang disepakati seluruh pihak dan keterlibatan pengasuh dalam melaksanaan toilet training yang konsisten, seperti anggota keluarga besar atau petugas tempat penitipan anak. Penting untuk memperhatikan bagaimana perilaku dan temperamen anak, waktu dalam sehari yang kira-kira tepat untuk mulai berkenalan dengan penggunaan toilet, serta dukungan yang ia perlukan setiap saat. Dokter Anda dapat membantu menentukan kesiapan anak serta rencana pendekatan yang akan dilakukan. \n\n \n Tahap toilet training meliputi penyampaian maksud buang air, melepas pakaian atau celana, buang air di toilet, membersihkan bagian tubuh sekitar tempat buang air, mengenakan pakaian kembali, menyiram toilet, dan mencuci tangan. Buatlah pengalaman belajar ini sebagai kegiatan yang bersifat alami dalam hidup sehari-hari. Dorong rasa percaya diri anak bahwa ia mampu melakukannya sendiri. Berikan pujian apabila ia berhasil pada setiap tahap. Pendekatan yang baik akan membuat anak tidak merasa dipaksa buang air di toilet. Apabila anak merasa tertekan atau tidak nyaman, ia mungkin akan menahan buang airnya. Demikian juga halnya apabila sikap Anda menunjukkan kecemasan dan harapan bahwa ia harus segera mampu mandiri. \n\n \n Pada waktu-waktu tertentu, sesekali anak masih akan buang air di celana. Saat sedang sakit atau mengalami perubahan besar dalam hidup sehari-hari, kemajuan yang dicapai mungkin akan berkurang. Hal ini wajar terjadi, dan sikap terbaik adalah tetap mendukung seperti biasa. Hindari reaksi berlebihan atau tekanan pada kemunduran kemampuannya. Apabila keadaan sudah kembali normal, anak akan segera kembali pada kemampuan yang sudah dicapainya. \nSetelah buang air besar, jangan lupa melihat apakah kotoran yang dikeluarkan anak padat dan keras. Hal ini menyebabkan rasa sakit saat buang air dan menghambat proses belajar, karena anak akan menahan buang airnya. Ketika hal ini terjadi, perbanyak serat dalam asupan makanan anak serta minum air dalam jumlah yang cukup. Yakinkan anak bahwa buang air besar tidak menyakitkan lagi apabila kotoran yang dikeluarkan melunak. \n\n \nBeberapa hal lain yang mungkin perlu diingat ketika buah hati sedang dalam proses toilet training adalah: \n\n \n 1.Kenali isyarat ketika anak akan buang air, seperti ekspresi wajah, perilaku, atau posisi tertentu. Tanyakan apakah ia ingin ke toilet saat isyarat itu timbul. \n 2.Selalu berikan contoh, baik tentang cara duduk di toilet maupun dalam kebiasaan makan banyak serat. \n 3.Pada awal toilet training, anak laki-laki perlu belajar buang air kecil dalam posisi duduk dulu. Belajar buang air kecil langsung dalam posisi berdiri mungkin dapat \n\n menyulitkan proses belajar duduk di toilet untuk buang air besar. Anak laki-laki juga umumnya butuh waktu lebih lama dalam proses belajar ini. \n\n 4.Latihan buang air dapat dimulai satu kali sehari pada waktu yang sama, seperti setelah makan atau saat mandi, ketika anak tidak berpakaian. \n 5.Ketika anak sudah mulai belajar mengendalikan proses buang airnya, Anda dapat mengurangi pemakaian diaper secara bertahap. Mulai kenakan celana kain biasa pada \n\n siang hari ketika anak bangun dan bermain. Kendali buang air saat tidur mungkin baru akan timbul setahun setelah anak mampu menahan buang air di siang hari. \n 6.Ajari anak untuk buang air di malam hari sebelum tidur. Apabila ia masih sering buang air kecil di malam hari, mungkin Anda perlu mengajaknya buang air di tengah \n\n malam satu kali lagi. \n 7.Berkonsultasilah dengan dokter anak apabila anak Anda belum dapat mengendalikan buang air saat ia berusia 7 tahun. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 06 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 November 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Desember 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Januari 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Februari 2022<\/li><\/ul><\/div>